Kata pengantar Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberi rahmat
dan
hidayah-Nya
sehingga
saya
dapat
menyusun
dan
menyelesaikan tugas makalah, yang membahas tentang pemeriksaan sitohisto Shalawat salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada .
junjungan kita Baginda tercinta Rasulullah SAW. Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya ilmiah yang berupa makalah ini. Untuk itu, saran dan sumbangan ide yang bersifat membangun dan dapat meningkatkan mutu makalah dalam pembuatan atau cetakan selanjutnya di masa yang akan datang. Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dan yang telah memberi dorongan dan motivasi serta bimbingan kepada saya. Makassar, 23 Desember 2012
Penyusun
sitohistoteknologi
Daftar isi Kata pengantar ……………………………………………………… i Daftar isi
………………………………………………………. ii
Bab I pendahuluan……………………………………………………1 I.1 latar belakang …………………………………………………… 1 I.2 rumusan masalah ……………………………………………….. 1 Bab II Pembahasan …………………………………………………..2 II.1 Pengertian sitologi dan histology ………………………………..2 II.2 Tehnik pemeriksaan sitologi dan histology ……………………. 2 II.3 Pengambilan sampel…………………………………………….. 3 II.4 Pembuatan preparat……………………………………………....3 II.5 Pemeriksaan mikroskopik ……………………………………….11 II.6 Kanker ( sel dan jaringan abnormal )…………………………….11 Bab III Penutup……………………………………………………….14 III.1 kesimpulan………………………………………………………14 III.2 Saran…………………………………………………………….14 Daftar pustaka……………………………………………………….. 15
sitohistoteknologi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang
Sitohistoteknologi terdiri dari : Sito berarti sel dan Histo berarti jaringan. Jadi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sel dan jaringan Sel merupakan komponen yang bersifat hidup dalam j aringan dan merupakan unit struktural dan fungsional yang terkecil dari organisme. Sedangkan jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk, ukuran dan fungsi yang sama Pemeriksaan sel dan jaringan adalah salah satu jenis pemeriksaan yang penting dalam dunia kedokteran. Pemeriksaan sel dan jaringan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat suatu keabnormalan pada sel dan jaringan, baik itu berupa kerusakan structural maupun kerusakan fungsional. Adanya pemeriksaan sito dan histo ini sangat penting untuk mendiagnosa maupun mencegah semakin meluasnya suatu keabnormalan pada sel atau jaringan yang akan mengarah pada keganasan atau kanker. Screening adalah salah satu pemeriksaan dalam sitologi maupun histology yang digunakan untuk pemeriksaan awal ada atau tidaknya perubahan atau keabnormalan pada sel atau jaringan. Pemeriksaan ini dilakukan pada orang yang sehat. Hal ini bertujuan sebagai pencegahan, jika pada proses scr eening ditemukan sel atau jaringan yang abnormal, maka penanganan atau penyembuhan akan lebih mudah sekaligus mencegah terjadinya suatu proses keganasan. Kanker yang berawal dari keabnormalan sel atau jari ngan , saat ini telah banyak merenggut nyawa. Semakin awal keabnormalan dideteksi, maka semakin cepat pula penanganan dapat diberikan dan kemungkinan untuk sembuhpun menjadi lebih besar.
I.2 Rumusan masalah
Apa itu sitologi dan histology ? Jelaskan tehnik-tehnik dalam pemeriksaan sitologi dan histology ? Bagaimana langkah-langkah dalam pembuatan preparat untuk pemeriksaan sitohisto ?
sitohistoteknologi
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Pengertian sitologi dan histology sitologi adalah bidang biologi yang mempelajari tentang morfologi
sel.Histologi adalah bidang biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis. Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Bidang biologi ini amat berguna dalam keakuratan diagnosis tumor dan berbagai penyakit lain yang sampelnya memerlukan pemeriksaan histologis. II.2 Tehnik pemeriksaan sitologi dan histology
Teknik Sitohistologi adalah tahapan-tahapan dalam melakukan teknik sitohistologi dimulai dari mendapatkan jaringan sampai dihasilkan preparat yang siap diperiksa secara mikroskopis Tahapan Teknik Sito-Histologi
1. Mendapatkan Jaringan 2. Fiksasi 3. Dehidrasi 4. Clearing 5. Embedding 6. Sectioning/Cutting 7. Mounting 8. Staining 9. Labeling 10. Pemeriksaan mikroskopik 11. Hasil pemeriksaan
sitohistoteknologi
II.3 Pengambilan sampel
Pembuatan sediaan dari suatu jaringan dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Selain itu, Jaringan juga dapat diperoleh dengan jalan usapan atau smear. Jaringan yang diambil kemudian diproses. Biopsy, operasi, atau otopsi adalah suatu proses pengambilan atau pengangkatan suatu jaringan tubuh manusia. Smear adalah salah satu cara pengambilan sampel dengan cara usapan untuk memperoleh suatu jaringan baik yang berupa cairan atau bukan cairan. II.4 Pembuatan preparat A. metode pembuatan preparat
1. Metode Oles (Smear Methods) Adalah suatu pembuatan sediaan dengan jalan mengoles / membuat selaput (film) dari substansi yang berupa cairan atau bukan cairan diatas gelas benda yg bersih dan bebas lemak, untuk selanjutnya difiksasi, kemudian diwarnai dan ditutup dengan gelas penutup. Bahan yang sering dibuat sediaan oles : darah, nanah / jaringan-jaringan tertentu. Cara ini sangat baik untuk mempelajari : sitologi darah, sumsum tulang merah, eksudat dari bermacam-macam jaringan yg meradang. Contoh pembuatan sediaan oles : - Pembuatan sediaan darah tipis - Pembuatan sediaan oles dari jaringan - Pembuatan sediaan darah tebal - Pembuatan sediaan nanah yang tebal (nanah diencerkan dahulu dgn serum / cairan lain, bila keruh, disentrifugasi, endapan diencerkan lagi, siap dioleskan) Beberapa pewarnaan sediaan oles : Pewarnaan Giemsa, Pewarnaan May Grunwald (larutan eosin-methylen blue dlm methyl alkohol), Pewarnaan Pappenheim, Pewarnaan Wright. 2. Metode Rentang (Spread) Adalah suatu metode pembuatan sediaan dengan cara merentangkan suatu jaringan pada permukaan gelas benda sehingga dapat diamati dengan mikroskop.
sitohistoteknologi
Bahan yang dibuat jaringan yang tipis, misal : pleura, mesenterium, peritoneum, pericardium, dsb. Dapat diamati tanpa pewarnaan / dengan pewarnaan MalloryAcid Fuchsin : Hematoksilin ; Azure II-Eosin. 3. Metode Pencet (Squash) Adalah metode untuk mendapatkan suatu sediaan dengan cara memencet suatu potongan jaringan atau suatu organisme secara keseluruhan sehingga didapatkan suatu sediaan yang tipis yang dapat diamati dengan mikroskop. Digunakan untuk jaringan yang sel-selnya mudah lepas, misal : lien, sumsum tulang, tumor seluler dll. Diambil ± 1 mm. Pewarnaan yang digunakan : Larutan Carmine. 4. Metode Supravital Adalah metode untuk mendapatkan sediaan dari sel / jaringan yang hidup. Zat warna : Janus Green, Neutral Red, Methylen Blue dengan konsentrasi tertentu. Bahan : darah, epithelium mukosa mulut. 5. Metode Irisan Suatu metode pembuatan sediaan dengan jalan membuat suatu irisan dengan tebal tertentu sehingga dapat diamati dengan mikroskop. Ada 2 macam metode irisan : - Metode irisan dengan tangan - Metode irisan dengan mikrotom Metode Irisan dengan Mikrotom Keuntungan : tebal irisan dapat diatur menurut tujuan dan kehendak pemeriksa. Macam-macam Mikrotom 1. Mikrotom geser (Sliding Microtome) Disini jaringan tetap pada tempatnya sedangkan pisaunya yang bergerak. Jaringan yang akan dipotong adalah jaringan yang tanpa penanaman (embedding) terlebih dahulu. Irisan dikumpulkan pada wadah berisi air, disini pisau dan kuas harus basah. 2. Mikrotom beku (Freezing Microtome) Alat dihubungkan dengan tabung yg berisi CO2 dingin melalui suatu pipa karet. Disini jaringan tetap berada pada tempatnya, sedang pisau yang bergerak ke muka dan ke belakang. Digunakan dalam sediaan irisan dengan metode beku. 3. Mikrotom putar (Rotary Microtome) Disini pisau tetap pada tempatnya sedangkan jaringan yang bergerak keatas dan kebawah. Digunakan untuk pembuatan sediaan irisan dengan metode paraffin.
sitohistoteknologi
Cara ini banyak digunakan karena irisan yang diperoleh lebih tipis dibanding metode lain dan hampir semua jaringan dapat diiris dengan mikrotom ini. Disini irisan jaringan yang terjadi satu sama lain saling bergandengan sehingga terbentuk pita yang panjang. B. Fiksasi
Merupakan suatu usaha untuk mempertahankan elemen-elemen sel / jaringan agar tetap pada tempatnya dan tidak mengalami perubahan bentuk dan ukuran. Zat yang digunakan : fiksatif. Fungsi fiksatif : - Mempunyai kemampuan mengubah indeks bias bagian sel sehingga mudah dilihat dengan mikroskop. - Membuat jaringan mudah menyerap zat warna. Sifat zat fiksatif Alkohol
- Mengeraskan jaringan. - Daya penetrasi kuat. - Melarutkan kromatin Asam Asetat Glasial- Melunakan jaringan. - Daya penetrasi kuat. - Memfiksasi kromatin
Manfaat Fiksasi : Sel & jar keadaannya seperti hidup Membunuh Bakteri Mematikan sel secara serentak Mengeraskan jaringan Melindungi sel dari proses selanjutnya Mempermudah pengecatan Melindungi sel/jar dari autolysis dan putrefaction
Lama fiksatif tergantung : - Macam jaringan - Tebal tipisnya jaringan - Macam fiksatif yang dipergunakan. Macam-macam fiksatif a. Larutan fiksatif sederhana Hanya mengandung satu macam zat saja. Misal : etanol 70-100% ; Formaldehyde 4-10% ; Asam asetat 0,3-5% ; Asam pikrat ; asam Chromiat 0,5-1 % dll. b. Larutan Fiksatif Majemuk / campuran
sitohistoteknologi
Mengandung lebih dari satu macam zat. Misal : larutan Bouin (asam pikrat, formalin dan asam asetat glasial) ; Larutan Zenker (merkuri chlorida, potassium dichromate, aquadest) dll. Larutan Zenker : Nuklei dan jaringan pengikat sangat terpulas baik terutama jaringan tumor. Berdasar Cara Kerja : Precipitant fixatives (mengkoagulasikan protein) ex : Mercuri klorida, alkohol Non Precipitant fixatives (mendenaturasikan protein) ex : Potassium diphosphat
Berdasar Tujuan Pemakaian : Micro Anatomical Fixatives (melihat komponen jar scr keseluruhan) ex : susa, Bouin, Zenker Cytological Fixatives : melihat komponen inti, ex : Fleming, Corney, Sanpelice. o o melihat komponen sitoplasma, ex : Formaldehida (5% Formal saline), Fleming dikurangi asam asetat galsial,
Berdasarkan komposisinya Simple fixative (Zat fiksatif yang dipakai tunggal) ex : Mercuri Chlorida, Alkohol, Picric Acid, Chromic Acid Compound fixatives (Zat fiksatif yang digunakan secara gabungan) ex : NaCl Formalin, Suza, Zenker, dsb.
Kecepatan penetrasi zat Fiksatif Berbeda-beda Paling cepat : asam acetat glacial Paling lambat : Osmium Tetraoksida (OsO4)
C. Dehidrasi Adalah penarikan molekul air dari dalam jaringan. Dilakukan setelah proses fiksasi, kegagalan / ketidaksempurnaan pada proses ini menyebabkan kegagalan pada langkah selanjutnya. Sel pada jaringan hidup mengandung air ± 85% , air tidak tercampur dengan paraffin / seloidin sehingga perlu dehidrasi. Kemikalia yang digunakan : ethanol, Dioxane, Acetone dsb. Dehidrasi menggunakan alkohol bertingkat mulai konsentrasi rendah sampai absolut. Proses Dehidrasi digunakan untuk memudahkan proses infiltrasi parafin ke dalam jaringan menggunakan alkohol dari konsentrasi rendah-tinggi
sitohistoteknologi
Contoh Proses Dehidrasi alkohol 70%.......... 1 hari alkohol 80%........... 1 hari alkohol 90%........... 1 hari alkohol 95% .......... 1 hari alkohol 95% .......... 1 hari alkohol 100% ........ 1 hari alkohol 100% ........ 1 hari Alkohol dapat dimurnikan kembali dengan cuprisulfat (CuSO4) Cuprisulfat putih (tak mengandung air) akan berubah menjadi biru (mengandung air). Ganti cuprisulfat beberapa kali hingga warnanya tetap putih walaupun telah disimpan beberapa hari. Cuprisulfat yang telah bewarna biru karena mengandung air dapat di hilangkan airnya dengan cara memanaskan.
D. Penjernihan / clearing - Penjernihan / Kemikalia berfungsi membuat jaringan menjadi jernih dan transparan. - Merupakan perantara antara proses dehidrasi dengan proses penanaman. - Bila memakai alkohol pada dehidrasi perlu dilakukan dealkoholisasi. - Waktu yang dipergunakan tergantung dari : tebal jaringan/besar kecilnya jaringan, konsentrasi jaringan, macam zat fiksasi yang dipakai, sifat clearing agent yang dipakai . - Macam-macam zat penjernih : - Xylol / Xylene Kebaikan : prosesnya cepat, mudah didapat. Kejelekan : jaringan dapat dipindahkan ke kemikalia ini hanya dari alkohol absolut. - Toluol / Toluene Kebaikan : harga murah, mudah didapat, prosesnya cepat dan jaringan menjadi jernih. Kejelekan : Bila terlalu lama dalam toluen jaringan menjadi keras dan sukar diiris, jaringan dapat dipindahkan kesini dari alkohol absolut. - Minyak Cedar Kebaikan : hanya sedikit mengerutkan jaringan. Kejelekan : prosesnya lambat. - Chloroform Kebaikan : hanya sedikit pengerutan, dapat digunakan untuk jaringan-jaringan yang besar. Kejelekan : mahal dan sukar dipindahkan ke paraffin - Minyak Cengkeh Kebaikan : proses cepat, jaringan dapat dipindahkan langsung dari alkohol 95 % , hanya sedikit pengerutan. Kejelekan : mahal harganya, sukar untuk memindahkan jaringan ke paraffin. - Minyak Anilin Kebaikan : proses cepat, dapat dipindahkan langsung dari alkohol 70 % dan hanya sedikit mengerutkan jaringan. Kejelekan : sukar dipindahkan ke parafin. - n – Butyl Alkohol
sitohistoteknologi
Kebaikan : sangat baik untuk objek-objek yang keras dan padat. Kejelekan : memerlukan waktu lama. E. Embedding Embedding adalah Proses memasukkan jaringan ke dlm parafin cair untuk dibuat blok yg padat Meliputi :
Impregnation. proses penggantian larutan toluen dengan parafin cair Blocking. Memasukkan jaringan ke dalam parafin cair - dipadatkan (menurunkan suhu parafin)-dicetak Trimming. Meratakan/merapikan jaringan yg telah diblock parafin dengan menggunakan pisau atau langsung dengan mikrotome, sehingga pada saat pemotongan didapatkan potongan bentuk jaringan yang baik Proses F. Sectioning / cutting Sectioning adalah proses pemotongan jar dengan mikrotom-ukuran sangat tipis 410 µ-tembus cahaya saat diperiksa dg mikroskop Diperhatikan : Pisau harus tajam Blok jaringan harus dingin Ketebalan pemotongan harus disesuaikan dengan jenis jaringan Proses Sectioning Dinginkan pada lemari es / cold plate - akan terlepas dari cetakan bloknya dan tempatkan pada hold mikrotome untuk dipotong (ketebalan 3 – 5 µ) -membentuk lembaran pita G. Mounting Menempelkan potongan jaringan yg baik ke obyek glass Proses Mounting Obyek glass diberi albumin agar Jar menempel dg baik Dimasukkan ke dalam water bath suhu 30 0C - lembaran pita tidak melipat Bila sudah menempel dikeringkan/ diriskan (Bisa dg Hot Plate) Stretching tissue in warm water. H. Staining mewarnai preparat Staining Macam pewarnaan berdasarkan asal zat warna : Natural Dyes, Acid Carmine : ekstrak serangga betina yang hidup di pohon kaktus di daerah tropis.
sitohistoteknologi
Hematoxyline : getah pohon Haematoxylinecampechianum Syntetic Dyes Benzene, Quinone, Anilline. Staining Prinsip Kerja Pewarnaan : Secara umum zat warna yang bersifat asam akan mewarnai bagian sel yang bersifat basa dan sebaliknya cat netral (gugus asam dan gugus basa keduanya berwarna) Misal : Romanowsky ,(Camp methylen Blue & Eosin)
Staining Berdasarkan waktu :
Direct Staining, molekul zat warna langsung ditangkap oleh jaringan, misalnya Eosin Indirect Staining, molekul zat warna baru bisa ditangkap oleh jaringan jika menggunakan zat perantara yang disebut Mordant, misalnya Haematoxyline menggunakan Potasium Alum sebagai mordantnya.
Pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE) Menggunakan 2 macam zat warna yaitu Hematoksilin -memulas inti sel dan memberikan warna biru ( basofilik) Eosin yang merupakan counterstaining hematoksilin, memulas sitoplasma sel dan jaringan penyambung dan memberikan warna merah muda dengan nuansa yang berbeda.
sitohistoteknologi
Langkah-langkah pewarnaan hematoxilin : - Deparafinasi dengan xylene - Kelebihan xylene diisap dengan kertas filter melalui tepi gelas benda. - Celup sebentar dalam alkohol 96%, kemudian 80%, 70%, 50%, 30%, aquadest. - Masukkan kedalam larutan Hematoxylin dengan waktu tertentu : 3-7 detik. - Air mengalir : 10 menit. Cuci aquadest sebentar. - Masukkan sebentar saja berturut-turut mulai dari alkohol 30%, 50%, 70%. - Kemudian kedalam larutan eosin 0,5% (dalam alkohol 70%) 1-3 menit. - Pewarnaan selesai, tetapi jaringan tidak dapat ditutup langsung dengan Canada balsam, karena Canada balsam dilarutkan dalam xylene, sedangkan jaringan masih berada dalam media alkohol 70% sehingga jaringan harus dibawa ke media xylene dulu. - Dari larutan eosin 0,5% (dalam alkohol 70%) selanjutnya berturut-turut masukkan ke alkohol 70%, 80%, 96%, alkohol absolut, masing-masing sebentar saja. - Masukkan xylene ± 10 menit (xylene berfungsi untukl mengantar ke canada balsam juga berfungsi untuk menjernihkan jaringan yang sudah terpulas). - Jarigan ditutup dengan gelas penutup setelah ditetesi dengan Canada balsam terlebih dahulu.
I.Pelabelan
Label dituliskan : nama spesies, nama organ / jaringan, potongan melintang / membujur, pewarnaan yang digunakan, tanggal pembuatan.
sitohistoteknologi
II.5 Pemeriksaan mikroskopik Preparat yang telah melalui serangkaian proses kemudian diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif kecil. II.6 Kanker ( sel dan jaringan abnormal )
Kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cendrung menginvasi jaringan disekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat jauh. Kategori kanker - Karsinoma adalah kanker jaringan epitel termasuk sel-sel kulit, testis, ovarium, kelenjar penghasil mukus, sel penghasil melanin, payudara, serviks, kolon, rektum, lambung, pankreas dan esophagus. - Limfoma adalah kanker jaringan limfe yang mencakup kapiler limfe, limpa, berbagai kelenjar limfe dan pembuluh limfe. Timus dan sumsum tulang juga dapat dipengaruhi. Limfoma spesifik antara lain penyakit Hodgkin (kanker kelenjar limfe dam limpa) dam Limfoma Malignum. - Sarkoma adalah kanker jaringan ikat, termasuk sel-sel yang ditemukan di otot dan tulang. - Glioma adalah kanker sel-sel glia (penunjang) di susunan saraf pusat. - Karsinoma in situ adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih dianggap lesi pra invasif. Patogenesa : Etiologi tidak jelas, ada beberapa teori : - Genetik - Hormon - Lingkungan - Virus Teori Genetik Keganasan terjadi akibat dari mutasi gen yang mempengaruhi proses pertumbuhan kemudian berkembang abnormal (ganas). Teori Lingkungan Keadaan lingkungan bisa mendorong/merangsang terjadinya keganasan. Misal : lingk. Pabrik banyak menghasilkan bahan carcinogenik. Teori Hormon Hormon dapat menyebabkan keganasan . misal : estrogen pada pil KB dikombinasi dgn progesteron sehingga tidak begitu bahaya. Teori Virus
sitohistoteknologi
- Virus dalam tubuh mempunyai efek lisis steady state effect, incorporated. - Incorporated : terjadi ikatan antara DNA/RNA virus dengan DNA sel sehingga ganas. Sel yang ganas pada keadaan yang memungkinkan : Inisiator dan Promotor - Inisiator : bahan /jasad renik yang menyebabkan carcinogenesis - Promotor : Bahan dari lingkungan / jasad renik / sesuatu yang dapat mendorong terjadinya carcinogenesis. - Promotor dan inisiator pada proses carcinogenesis bekerja satu sama lain. Carcinogenesis cervic
Cervic merupakan pertemuan antara epitel columnar (dalam uteri) dan Squamosa vagina, seringterjadi keganasan. Carsinoma Cervic dapat dideteksi dengan metode PAP Smear. Faktor insidense adalah : - Sex terlalu muda (<17 tahun) - Ganti-ganti pasangan. - Wanita yang banyak melakukan perkawinan - Tingkat sosial ekonomi yang berhubungan hygiene sanitasi. Deteksi : 1. PAP Smear 2. Schiller Test 3. Biopsi Kemudian diperiksa secara Patologi Anatomi Keterangan : Schiller Test adalah suatu cara dgn pengecatan biasa dgn larutan Iodium dab Potassium Chlor. Prinsip : Pada sel yang mengalami keganasan jumlah glikogennya kecil, hasilnya pucat. Pada sel-sel normaljumlah glikogen banyak (warna coklat : normal, tidak berwarna ganas) tapi ada juga positif palsu yaitu pada hiperplasia dan displasia. Jumlah glikogen kecil sekali namun juga merupakan gejala dini dari suatu keganasan. Pewarnaan papanicolaou (gurr, 1960)
Reagen yang diperlukan : a. Hematoxylin Ehrlich / Harris b. Orange G - Phosphotungstic Acid 1 % aquosa 1,5 ml
sitohistoteknologi
- Alkohol absolut 95 ml - Aquadest 3,5 ml c. Papanicolaou 0,7 gram Alkohol 95 % 100 ml Letakkan dalam botol dan sumbatlah botol dengan kain katun kemudian panaskan dalam bak yang berisi air panas hingga larut. Dinginkan kemudian saring dengan kertas saring. Prosedur 1. Sediaan apus yang masih basah, difiksasi dalam campuran eter + alkohol absolut (dalam volume yang sama) selama 5-15 menit. 2. Cuci berturut-turut dalam alkohol 90%, 70% dan 50%. 3. Cuci dalam aquadest 4. Warnai dalam Hematoxylin Ehrlich / Harris selama 5-10 menit. 5. Cuci lagi dalam aquadest 6. Diferensiasi dalam 0,5% HCl, cuci dalam aquadest. 7. Celup dalam aquadest dimana ditambahkan 3 tetes Lithium Carbonat jenuh dalam setiap 100 ml aquadest. 8. Cuci seluruhnya dalam aquadest 9. Cuci berturut-turut dalam alkohol 50%, 70% dan 90% 10. Warnai selama 1 menit dalam larutan Orange G 11. Cuci seluruhnya dalam alkohol 95% untuk menghilangkan kelebihan zat warna. 12. Warnai selama 2 menit dalam Papanicolaou 13. Cuci selama 5-10 menit dalam setiap Staning Jar yang berisi alkohol 95% (disini ada 3 buah Staining-Jar yang berisi alkohol 95%. 14. Cuci dalam alkohol absolut 15. Jernihkan dalam xylene dan tutup dalam Dpx atau Crystalite.
sitohistoteknologi
BAB III Penutup III.1 kesimpulan sitologi adalah bidang biologi yang mempelajari tentang morfologi sel. Histologi adalah bidang biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan secara
detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis. Tahapan Teknik Sito-Histologi
1. Mendapatkan Jaringan 2. Fiksasi 3. Dehidrasi 4. Clearing 5. Embedding 6. Sectioning/Cutting 7. Mounting 8. Staining 9. Labeling 10. Pemeriksaan mikroskopik 11. Hasil pemeriksaan Pemeriksaan sitologi dan histology sangat penting dalam mendiagnosa maupun mencegah semakin meluasnya suatu keabnormalan pada sel atau jaringan yang akan mengarah pada keganasan atau kanker. Semakin dini suatu kanker dideteksi maka penanganan dan kemungkinan sembuhpun akan semakin besar.
III.2 Saran Screening adalah salah satu tindakan pencegahan yang baik, oleh karena itu setiap orang yang beresiko maupun yang tidak beresiko s ebaiknya melakukan screening untuk pencegahan.
sitohistoteknologi
DAFTAR PUSTAKA
http://ripanimusyaffalab.blogspot.com/2010/01/metode-pembuatan-sediaanfiksasi.html
sitohistoteknologi