SISTEM TRANSMISI FIBER OPTIK PADA JARINGAN LOKAL AKSESS FIBER DI PT TELEKOM KANDATEL MALANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi adalah hal mutlak yang dibutuhkan manusia serta pasti dilakukannya dalam berbagai aktivitas yang dilakukan. Ada 2 faktor penting yang menjadi peran utama dalam hal ini yakni bahasa serta target atau tujuan yang hendak dicapai dalam berkomunikasi (Kee, dkk. 2007). Begitu juga dalam media yang digunakan sebagai jembatan untuk berkomunikasi menjadi hal yang tidak kalah penting, karena komunikasi merupakan sarana manusia untuk berinterkasi dan berhubungan dengan manusia lainnya. Adanya komunikasi yang efektif maka arus informasi akan berjalan lancar dan memudahkan dalam segala hal salah satunya dalam dinamika kerja (Lestari, dkk. 2006). Namun seringkali jarak menjadi alasan untuk tak tersampaikan sebuah informasi penting yang seharusnya segera didapat. Seiring perkembangan global serta ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini bukan menjadi sebuah masalah lagi karena telah berkembang media-media yang tak terbatas ruang dan waktu (Suraya, 2003). Banyak sekali media-media informasi dan komunikasi berbasis teknologi yang merebak, seperti internet, telepon, televisi. Salah satu perusahaan jasa di Indonesia yang menyediakan layanan jasa informasi dan komunikasi adalah PT TELKOM INODONESIA. Dengan memahami berbagai modal komunikasi yang dimiliki manusia seperi modal visual, auditorial serta kinestetik sebagai modal komunikasi efektif (Rambe, dkk. 2002). PT TELKOM hadir dengan berbagai fasilitasnya untuk menunjang kebutuhan manusia akan komunikasi. Berbagai inovasi pun dilakukan untuk menarik pelanggan dengan layanan yang semakin beragam, mulai dari layanan berupa voice (telepon), data, dan cable TV. Kehadiran jaringan internet di Indonesia tak lagi hanya mengandalkan sistem dialup menggunakan Modem yang terhubungkan melalui pesawat telepon, tetapi mulai menuju ke akses berkecepatan tinggi seperti menggunakan teknologi Asymmetric Digital Subscribe Line (ADSL) yang sudah banyak digelar PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (PT. TELKOM) sebagai bagian dari perluasan usahanya dengan menawarkan salah satu produknya, Speedy menuju ke era jaringan pita lebar (broadband). (Nugroho, 2011). Dengan adanya perkembangan dalam berbagai bidang yang merambah ke media penyalur data atau kabel menjadikan kawat tembaga yang dulu dipakai telah beralih ke media serat optik. Tak ketinggalan PT. TELKOM saat ini sedang membangun infrastruktur sehingga ke depannya PT. TELKOM memiliki jaringan kabel fiber optik sampai ke pelanggan. (Suherman, 2006). Dalam dunia perkuliahan serat optik hanya dipelajari sambil lalu dalam mata kuliah optik nonlinier karena bukan pokok bahasan dalam mata kuliah tersebut. walaupun penguasaan materi sempat dibahas secara mendetail dengan analisa dan teori yang rumit namun hal ini belum mencukupi karena hal ini bukan menjadi jaminan mahasiswa akan benar-benar menguasainya. Karena mahasiswa hanya tahu lewat penjelasan dosen dikelas serta buku penunjang yang ada. Sangat relevan jika mahasiswa tahu diatas kertas, mahir dalam penyelesaian soal serta vokal http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
dalam penyampaian materi namun nol besar dalam praktek di lapangan. Terutama bagaimana aplikasi teori yang dipunyai dengan realitas dunia kerja yang ada. Karena itulah kami melakukan Praktek Kerja Lapangan di PT TELKOM KANDATEL MALANG yang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan bagaimana teori yang pernah didapat khususnya tentang serat optik dengan aplikasi dalam dunia kerja. Praktek kerja lapangan inilah yang selanjutnya akan memberi bekal untuk menambah wawasan, serta pengalaman untuk mahasiswa serta memberi kesempatan mahasiswa untuk keluar dari cangkangnya menuju dunia kerja diluar sana. 1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah: 1. Menambah wawasan dan pengalaman secara langsung pada dunia kerja terutama dalam bidang teknologi dan informasi, 2. Membandingkan korelasi antara teori yang telah diperoleh dalam bangku perkuliahan dengan pelaksanaan teknis dilapangan, 3. Untuk memenuhi syarat kelulusan oleh mahasiswa strata 1 Universitas Negeri Malang Jurusan Fisika Program Studi Fisika. 1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan Manfaat yang diperoleh dari Praktek Kerja Lapangan di PT.TELKOM KANDATEL, Malang antara lain: 1. Berperan aktif dalam berinteraksi antara dunia kerja dan pendidikan, 2. Meningkatkan kemampuan yang sudah diperoleh di bangku kuliah dengan praktek langsung ke lapangan, 3. Mengetahui kinerja dan pengoperasian secara langsung di PT.TELKOM 1.4. Ruang Lingkup Pada laporan ini ruang lingkup yang akan dibahas dalam laporan ini adalah akan dikhususkan mengenai segala kegitan selama Praktek Kerja Lapangan meliputi Jaringan Lokal Fiber Optik, teknik penyambungan pada fiber optik(spicing), dan pengaruh lebar pita frekuensi (bandwidth) terhadap redaman pada fiber optik. 1.5. Metodologi Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut: a. Wawancara Pada metode wawancara ini penulis mengumpulkan informasi dan data dengan melakukan tanya jawab kepada Pembimbing Lapangan dan pihak-pihak dari PT.TELKOM yang terkait saat Praktek Kerja Lapangan berlangsung, b. Pengamatan Pengumpulan data dan informasi dengan mengamati hal-hal sekeliling yang terjadi dikeliling dan observasi lapangan pada saat tim diva area harus turun menangani, http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
c.
Metode Literatur Metode literature ini digunakan sebagai sumber penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan dengan berpedoman pada buku dan artikel yang terkait dengan Jaringan Lokal Acces Fiber (Jarlokaf).
1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada laporan ini adalah sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, Tujuan, Manfaat, ruang lingkup, metodologi, dan sistematika penulisan. BAB 11 TINJAUAN UMUM PT.TELKOM INDONESIA tbk. Membahas tentang tinjauan umum, sekilas tentang PT.TELKOM, sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, serta visi dan misi perusahaan. BAB III DASAR TEORI Membahas teori fiber optik dan cara penyambungan dengan teknik spicing BAB IV ANALISIS HASSIL KEGIATAN PKL Membahas tentang kegitan selama Praktek Kerja Lapangan berlangsung. BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh saat Praktek Kerja Lapangan.
BAB II TINJAUAN UMUM PT.TELKOM INDONESIA, Tbk 2.1. Sejarah PT.TELKOM PT. TELKOM, Tbk adalah Suatu Badan Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa Telekomunikasi. PT TELKOM menyediakan sarana dan jasa layanan http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
a) b) c) d) e)
Telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai kepelosok daerah di seluruh Indonesia. Sejarah PT. TELKOM di Indonesia pertama kali berawal dari sebuah badan usaha swasta penyediaan layanan pos dan telegrap yang didirikan kolonial Belanda pada tahun 1882. Pada tahun 1905 pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan Telekomunikasi sebanyak tiga puluh delapan perusahaan. Kemudian Pada tahun 1906 pemerintah Hindia Belanda membentuk suatu jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post, Telegraph en Telephone Dienst/ PTT). Pada tahun 1961 status jawatan diubah menjadi perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965 pemerintah memisahkannyamenjadi perusahan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) danperusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Pada tahun 1974 Perusahaan Negara Telekomunikasi disesuaikan menjadi perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL) yang menyelenggarakan jasa Telekomunikasi Nasional dan Internasional. Pada tahun 1980 Indonesia mendirikan suatu badan usaha untuk jasa Telekomunikasi Internasional yang bernamaPT. Indonesian Satelite Corporation (INDOSAT) yang terpisah dari PERUMTEL. Pada tahun 1989 pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No.3/ 1989 mengenai Telekomunikasi, yang isinya tentang peran swasta dalam penyelenggaraan Telekomunikasi. Pada tahun 1991 PERUMTEL berubah bentuk menjadi perusahaan perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP No.25/ 1991 sampai sekarang. Perubahan di lingkungan PT. TELKOM Indonesia, Tbk terus berlanjut mulai dari perusahan jawatan sampai perusahaan public. Perubahan-perubahan besar terjadi pada tahun 1995 meliputi (1) Restrukturisasi Internal; (2) Kerjasama Internal; (3) Intial Publik Offering (IPO). Jenis usaha PT. TELKOM Indonesia, Tbk adalah penyelenggara jasa Telekomunikasi dalam negeri dan bidang usaha terkait seperti jasa sistem Telepon Bergerak (STBS) sirkuit pelanggan, teleks, penyewaan transpoder satelit, VSAT(Verry Small Apenture Terminal) dan jasa nilai tambah tertentu. Jasa Telekomunikasi yang disediakan oleh TELKOM terbagi atas dua kelompok, yaitu jasa Telekomunikasi dasar dan non dasar. Pelaksanaan dari pembagian kelompok ini belum maksimal dan tegas, karena perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat. Bisnis TELKOM sampai sekarang bergerak dalam jasa Telekomunikasi. Jenis Telekomunikasi yang bergerak sampai tahun 1995 adalah: Jasa Interkoneksi kepada penyelenggara Telekomunikasi lain, Jasa telepon bergerak seluler, Jasa telepon dalam negeri, Jasa satelit, Jasa lainnya.. Pada tanggal 1 Juli 1995 organisasi PT. TELKOM Indonesia, Tbk berhasil menrekstruktur jenis jasa Telekomunikasi menjadi tujuh divisi regional dan satu divisi network http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
yang keduanya mengelola bidang usaha utama. Divisi regional sebagai pengganti struktur WITEL yang memiliki daerah teritorial tertentu, namun hanya menyelenggarakan jasa telepon lokal dan mendapat bagian dari jasa SLJJ dan SLI. Divisi network menyelenggarakan jasa Telekomunikasi jarak jauh. Unit-unit bisnis PT. TELKOM Indonesia, Tbk terdiri dari Divisi, Centre, Yayasan dan Anak Perusahaan. Adapun divisi yang tersedia di PT. TELKOM yaitu: 1. Divisi Long Distance 2. Carrier dan Interconnection Service 3. Divisi Multimedia 4. Divisi Fixed Wireless Network 5. Enterprise Service 6. Divisi Regional I – Sumatera 7. Divisi Regional II – Jakarta 8. Divisi Regional III – Jawa Barat 9. Divisi Regional IV – Jawa Tengah dan Yogyakarta 10. Divisi Regional V- Jawa Timur 11. Divisi Regional VI - Kalimantan 12. Divisi Regional VII – Kawasan Timur Indonesia 13. Maintenance Service Centre 14. Training Centre 15. Carrier Development Support Centre 16. Management Consulting Centre 17. Construction Centre 18. I/ S Centre 19. R and D Centre 20. Community Development Centre (CDC) Divisi Multimedia dan Divisi Pembangunan ditetapkan 31 Dsember 1996 berdasarkan keputusan direksi PT. TELKOM Indonesia, Tbk. Seiring dengan diberlakukannya pasar bebas maka PT. TELKOM Indonesia, Tbk membentuk kerja sama dengan para investor dan operator kelas dunia yang disebut dengan Pola Kerja Sama Operasi (KSO). Tujuan dibentuknya KSO adalah : 1. Mempercepat pembangunan Telekomunikasi, karena pendanaan disediakan oleh mitra KSO. 2. Memperoleh ahli teknologi kelas dunia yang bergabung dalam mitra KSO. 3. Meningkatkan kemampuan berkompetensi dalam era pasar bebas. 2.2 DIVA (Divisi Acces) Area Malang PT. TELKOM Malang 2.2.1 VISI dan MISI DIVA (Divisi Acces) PT. TELKOM KANDATEL Adapun Visi dan Misi yang ingin dicapai oleh DIVA area Malang PT. TELKOM KANDATEL yaitu:
http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
1. VISI “To Become a Leading InfoCom Player In The Region”. TELKOM berusaha menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka dikawasan Asia Tenggara, Asia yang akan dilanjutkan ke Asia Pasifik. 2. MISI “One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and Competitiev Price and To Be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation”. Memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan dengan harga yang kompetitif , pelayanan terbaik, produk dan jaringan yang berkualitas, dan bekerjasama dengan para pemegang saham yang saling menguntungkan dan sinergi. 2.2.2
1. 2.
1. 2. 3. 4.
DIVA (Divisi Acces) dan Struktur Organisasinya DIVA adalah unit organisasi TELKOM yang focus pada fungsi pengelolaan jaringan akses untuk mendukung penyelenggaraan dan jasa T.I.M.E (Telecomunication, Information, Media & Edutainment) yang bertanggung jawab kepada direktur network dan solution. Setiap keputusan, perencanaan strategis untuk perkembangan perusahaan, senantiasa selalu bekerja sama dengan devisi yang terkait dengan fungsi dan peranannya. 2.2.3 Peta Proses Bisnis DIVA Terdapat dua proses utama DIVA yaitu: Pengembangan infrastruktur jaringan akses (infrastruktur development) yang meliputi acces planning & design dan acces development & optimalitation, Acces operation, pengelolaan jaringan akses yang meliputi fulfillment (pelayanan dan pemenuhan produk) dan assurance.Untuk mendukung kelancaran core process DIVA di atas, maka dikelola fingsi pendukung operasional (access operation support), meliputi logistik, kesekretariatan, legal, pengadaan, pengelolaan kinerja, pengelolaan mutu, pengelolaan inovasi, dan lain-lain. DIVA memiliki peran untuk memenuhi permintaan pelanggan yang diwakili oleh unit Distribution Chanel (close order). Adapun unit Distribution Channel yang dilayani oleh DIVA adalah : DIVES (Divisi Enterprise Service), pemenuhan layanan pelanggan segmen enterprise. DBS (Divisi Business Service), pemenuhan layanan pelanggan segmen small and medium enterprise. DCS (Divisi Consumer Service), pemenuhan layanan pelanggan segmen retail. DIVCIS (Divisi Carrer and Interconection Service) pemenuhan layanan pelanggan segmen OLO (Other Licence Operator) DIVA berhubungan langsung dengan pelanggan dalam memberikan layanan pasang baru (provisioning) dan penyelesaian gangguan (fault handling). Dalam menjalankan perannya DIVA berkoordinasi dan saling mendukung dengan unit lainnyaantara lain DIV INFRATEL, http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
DIV MULTIMEDIA, DTF, MSC, ISC, RDC, LC, HRC, FC dan unit lainnya di Kantor Perusahaan.
1. 2. 3. 1.
2.
3. 1. 2. 3. 4. 5.
2.3.4 Infrastruktur Jaringan Akses dan Teknologi Akses A. Infrastruktur Jaringan Akses Infrastruktur jaringan akses yang dikelola DIVA meliputi : Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat). Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf). Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar). Jaringan Akses Tembaga Struktur jaringan akses tembaga untuk POTS dapat dijabarkan komponennya sebagai berikut: (1) Sentral Telepon. (2) Kabel primer (KAT, KAF, KAR). (3) Rumah Kabel. (4) Kabel Sekunder (KAT, KAF). (5) Kotak Pembagi. (6) Kabel/Saluran Penanggal. (7) Terminal Pembatas/Splitter. (8) Kabel Rumah. (9) Daerah Catuan Langsung (DCL). (10) MDF. (11) Terminal Pelanggan Jaringan Lokal Akses Fiber Konfigurasi dasar Jarlokaf terdiri dari empat bagian yaitu : 1) Perangkat di sisi Service Node 2) Perangkat di sisi User Node 3) Jaringan kabel serat optik 4) Sistem Manajemen jaringan akses Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar) Konfigurasi dasar teknologi Jarlokar terdiri dari lima elemen dasar , yaitu : Service Node (SN). Controller sebagai pengendali sistem Jarlokar . Radio Base Station yang berfungsi sebagai pengirim dan penerima radio ke dan dari radio termination. Network management System (NMS). User Node.
http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
1. 2. 3. 4.
B. Teknologi Jaringan Akses Rincian teknologi secara umum sebagai berkut : Multi Service Optical Access Network (MSOAN) CB/V51, merupakan teknologi yang sudah obsolute di mana layanan broadband dapat dilayani melalui DSLAM. MSOAN V52 (Non upgradable), merupakan teknologi masih disupport vendor, narrowband dan untuk broadbandmelalui DSLAM. MSOAN V52 (updradable), merupakan teknologi yang masih di-support vendor, layanan Speedy card broadband, dapat di-up grade ke Multi Service Access Network (MSAN). Multi Service Access Network (MSAN) yang merupakan teknologi yang telah disiapkan dengan multi layanan. Teknologi tersebut sedang diproses untuk dilakukan migrasi ke MSAN dan Gigabit Passive Optical Network (GPON) untuk menuju bisnis TIME.
BAB III DASAR TEORI 3.1. Pengenalan Sistem Komunikasi Serat Optik Pada abad 30, telah dikembangkan sebuah teknologi baru yang menawarkan kecepatan data yang lebih besar, dengan jarak yang lebih jauh, harga yang lebih rendah dibanding sistem dengan kawat tembaga. Teknologi baru ini dikenal dengan serat optik. Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari tempat yang satu ke lainnya. Kemudian cahaya digunakan untuk mengirimkan data (informasi). Cahaya yang membawa ini dipandu dengan fenomena fisika yang disebut dengan http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
total internal reflection(pemantulan sempurna). Cahaya yang digunakan adalah laser, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Informasi dibawa sebagai kumpulan gelombanggelombang elektromagnetik terpadu yang disebut dengan mode. Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi (Prasetya, 2009). Gambar 3.1 Bagian-bagian serat optik
3.1.1 Pembagian Serat Optik Pembagian serat Optik dapat dilihat dari dua perbedaan (Fadillah, 2008): 3.1.1.1 Berdasarkan sifat karakteristiknya maka jenis serat optik secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Multimode Serat optik multimode merambatkan lebih dari satu mode, dapat merambatkan lebih dari 100 mode. Jumlah mode yang merambat bergantung pada ukuran inti dan numerical aperture (NA). Jika ukuran inti dan NA bertambah maka jumlah mode bertambah. Ukuran inti dan NA biasanya sekitar 50 – 100 µm dan 0,20 – 0,229. Ukuran inti dan NA yang lebih besar memberikan beberapa keuntungan, cahaya yang diumpankan ke serat optik multimode menjadi lebih mudah, koneksi antara serat juga lebih mudah. Penjalaran cahaya dari satu ujung ke ujung lainnya terjadi melalui beberapa lintasan cahaya. Diameter inti (core) sesuai dengan rekomendasi dari CCITT G.651 sebesar 50 mm dan diameter cladding-nya sebesar 125 mm. Gambar 3.2 menunjukan transmisi multimode.
Gambar 3.2 Serat Optik multimode
2. Single Mode Serat optik single mode/monomode mempunyai diameter inti (core) yang sangat kecil 3 – 10 mikron atau berdiameter 0.00035 inchi, sehingga hanya satu berkas cahaya saja yang dapat melaluinya. Oleh karena hanya satu berkas cahaya maka tidak ada pengaruh indek bias terhadap perjalanan cahaya atau pengaruh perbedaan waktu sampainya cahaya dari ujung satu sampai ke ujung yang lainnya (tidak terjadi dispersi). Fungsi dari singlemode itu sendiri sebagai pengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 1300-1550 nanometer). Serat mode tunggal hanya merambatakan satu mode karena ukuran inti mendekati ukuran panjang gelombang. Nilai normalized frequency parameter (V) menghubungkan ukuran inti dan propagasi mode. Pada mode tunggal, V lebih kecil atau sama dengan 2,405. Ketika V = 2,405, serat optik mode tunggal merambatkan fundamental mode pada inti serat, sedangkan orde-orde yang lebih tinggi akan hilang di kulit. Untuk V rendah (1,0), kebanyakan daya dirambatkan pada http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
kulit, power yang ditransmisikan oleh kulit akan dengan mudah hilang pada lengkungan serat, maka nilai V dibuat sekitar 2.405. Serat optik mode tunggal memiliki sinyal hilang yang rendah dan kapasitas informasi yang lebih besar (bandwidth) daripada serat optik multi mode. Serat optik mode tunggal dapat mentransmisikan data yang lebih besar karena dispersi yang lebih rendah. Gambar 2.1 menunjukan transmisi single mode. Dengan demikian serat optik singlemode sering dipergunakan pada sistem transmisi serat optik jarak jauh atau luar kota (long haul transmission system). Sedangkan graded index dipergunakan untuk jaringan telekomunikasi lokal (local network).
Gambar 3.3 a) single mode, b) Singlemode Step Index
Singlemode step index memiliki keuntungan yaitu dispersi minimum, BW lebar, dan sangat efisien. Selain itu juga mempunyai kekurangan diantaranya yaitu NA kecil, butuh terminasi dan mahal. 3.1.1.2 Berdasarkan susunan indeks biasnya serat optik multimode memiliki dua profil yaitu: a) Graded index Pada jenis serat optik multimode graded index ini. Core terdiri dari sejumlah lapisan gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias tertinggi terdapat pada pusat core dan berangsur-angsur turun sampai ke batas core-cladding. Akibatnya dispersi waktu berbagai mode cahaya yang merambat berkurang sehingga cahaya akan tiba pada waktu yang bersamaaan. Multimode graded index juga mempunyai kelebihan yaitu Dispersi lebih kecil dibanding dengan Multimode Step Index, Digunakan untuk jarak menengah dan lebar pita frekuensi besar dan juga mempunyai kekurangan diantaranya yaitu Harga relatif mahal dari SI, karena faktor pembuatannya lebih sulit. b) Step index Serat optik mempunyai index bias cahaya sama. Sinar yang menjalar pada sumbu akan sampai pada ujung lainnya dahulu (dispersi). Hal ini dapat terjadi karena lintasan yang melalui poros lebih pendek dibandingkan sinar yang mengalami pemantulan pada dinding serat optik, sehingga terjadi pelebaran pulsa atau dengan kata lain mengurangi lebar bidang frekuensi. Oleh karena hak ini, maka yang sering dipergunakan sebagai transmisi serat optik multimode adalah graded index. Multimode Step Index memiliki kelebihan yaitu mudah terminasi, kopling efisien, tidak mahal. Tetapi disamping kelebihan, multimodde step index ini juga mempunyai kekurangan yaitu dispersi lebar, BW minimum. 3.1.2 Struktur Dasar Serat Optik http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
Mulia (2003) menjelaskan bahwa struktur dasar dari sebuah serat optik yang terdiri dari 3 bagian : core (inti) ,cladding (kulit), dan coating (mantel) atau buffer (pelindung).
Gambar 3.4 Serat Optik
a.
b.
c.
a. b. c. d.
Bagian - bagian serat optik antara lain : Inti (core), bagian yang paling utama Terbuat dari kaca (bahan silica, SiO2). Inti (core) mempunyai diameter yang bervariasi antara 8 – 62,5 mikron tergantung jenis serat optiknya. Indeks bias lebih besar daripada cladding, Pada inti inilah tempat perambatannya cahaya. Lapisan selimut / selubung (cladding ), bagian kedua Bagian ini mengelilingi bagian inti dan mempunyai indeks bias lebih kecil dibanding dengan bagian inti agar cahaya tetap berada dalam core, dan terbuat dari kaca. Cladding mempunyai diameter yang bervariasi antara 125 mm (untuksiglemode dan multimode step index) dan 250 mm (untuk multimode gradeindex), Jaket (Coating), bagian ketiga Bagian ini merupakan pelindung lapisan inti dan selimut yang terbuat dari bahan plastik elastik (PVC). Walaupun pada dasarnya cahaya merambat sepanjang inti serat, namun kulit memiliki beberapa fungsi Mengurangi loss hamburan pada permukaan inti. Melindungi serat dari kontaminasi penyerapan permukaan. Mengurangi cahaya yang loss dari inti ke udara sekitar. Menambah kekuatan mekanis. 3.1.3 Prinsip Kerja Serat Optik Prinsip kerja dari serat optik yaitu sinyal awal yang berbentuk sinyal listrik pada transmitter diubah oleh transducer elektrooptik (Dioda / Laser Dioda) menjadi gelombang cahaya yang kemudian ditransmisikan melalui kabel serat optik menuju penerima / receiver yang terletak pada ujung lainnya dari serat optik, pada penerima sinyal optik ini diubah olehtransducer Optoelektronik (Photo Dioda / Avalanche Photo Dioda) menjadi sinyal elektris kembali (Prasetya, 2009). Dalam perjalanan sinyal optik dari transmitter menuju receiver akan terjadi redaman cahaya di sepanjang kabel optik, sambungan-sambungan kabel dan konektor-konektor di perangkatnya, oleh karena itu jika jarak transmisinya jauh maka diperlukan sebuah atau beberapa repeater yang berfungsi untuk memperkuat gelombang cahaya yang telah mengalami redaman sepanjang perjalanannya. http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
Gambar 3.5 Prinsip Kerja Serat Optik untuk komunikasi
Gambar 3.6 Komponen dalam transmisi serat optik
a. b. c. d. e. f. g. h. i.
3.1.3.1 Komponen – komponen yang diperlukan dalam transmisi serat optik antara lain : Optical Transmitter Light Emitting Diode (LED), Laser Diode (LD), Injection Laser (IL), laser. Optical Receiver APD (Avalanche Photo Diode), PIN-diode (P intrinsic N Diode). Fiber Optik Cable Step atau Graded Index, Single atau Multi mode Glass, Plastic Clad Silica, plastik. Connector SC, DIN, ST (Straight Tail), SMA, FOC (Fibre Optik Connector), Bionic . Sambungan Mekanik, Thermal, perekat Accecories T connector, star connector, through connector, copling Coupler and Branches Alat untuk mencabangkan cahaya ke dalam dua jalur atau lebih (wavelength multiplexer) Repeater Terdiri atas optical receiver, elektronik, dan opticel transmitter Optical Amplifier Gain 20-30 dB
http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
a.
b.
Dalam pentransmisian melalui serat optik ada beberapa hal yang menjadi karakteristik atau komponennya,yaitu: Sambungan (Connection) Coupler MRP Spesification (Minimum Required Power) Ada 2 jenis koneksi pada serat optik, yaitu: Connector diperlukan apabila fiber dalam pentransmisiannya harus disambung/diputus. Beberapa jenis connector antara lain : Fiber to fiber; Fiber to source ; Fiber to detector ; Multiport coupler connection. Splices diperlukan pada sistem fiber optik bila ada 2 fiber yang akan dihubungkan secara permanen. Bentuknya ada 2 macam antara lain : Outside plant splice dan Pigtail splice. 3.1.4 Transmisi Cahaya pada Serat Optik Serat optik mengirmkan data dengan media cahaya yang merambat melalui serat kaca. Lintasan cahaya yang merambat di dalam serat : Sinar merambat lurus sepanjang sumbu serat tanpa mengalami gangguan. Sinar mengalami refleksi, karena memiliki sudut datang yang lebih besar dari sudut kritis dan akan merambat sepanjang serat melalui pantulan-pantulan. Sinar akan mengalami refraksi dan tidak akan dirambatkan sepanjang serat karena memiliki sudut datang yang lebih kecil dari sudut kritis.
Gambar 3.7 Lintasan cahaya dalam serat optik
Pemanduan cahaya dalam serat optik menggunakan pantulan internal total yang terjadi pada bidang batas antara 2 media dengan indek bias yang berbeda yaitu n1 dan n2. Bila indek bias n1 dari medium pertama lebih kecil dari indek bias medium kedua, maka sinar akan dibiaskan pada media berindeks bias besar dengan sudut i2 terhadap garis normal, hubungan antara sudut datang i1 dan sudut bias i2 terhadap indeks bias dielektrik dinyatakan oleh hukum Snell: sinI1sinI2 = n2n1 ………………………….(1)
http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
Gambar 3.7 Sinar cahaya datang pada antar muka indek bias
Dari gambar terlihat bahwa cahaya dibiaskan menjauhi garis normal.Jika sudut datang terus diperbesar sehingga sudut bias sejajar dengan bidang batas (sudut bias 90°) maka apabila sudut datang terus diperbesar setelah sudut bias 90°, maka tidak ada lagi cahaya yang dibiaskan tetapi dipantulkan sempurna. Sudut datang pada saat sudut biasnya 90° disebut sudut kritis dan pada saat ini pemantulan yang terjadi adalah pemantulan total (sempurna). Dari persamaan (2.1) nilai sudut kritis diberikan oleh : I1 lim = arc sin n2n1 ………………………………………(2) 3.1.5 Karakteristik Serat Optik a. Numerical Aperture (NA) Numerical Aperture merupakan parameter yang merepresentasikan sudut penerimaan maksimum dimana berkas cahaya masih bisa diterima dan merambat didalam inti serat. Sudut penerimaan ini dapat beraneka macam tergantung kepada karakteristik indeks bias inti dan selubung serat optik (Joseph, 2009).
Gambar 3.8 Prose masuknya cahaya kedalam serat optik
Jika sudut datang berkas cahaya lebih besar dari NA atau sudut kritis maka berkas tidak akan dipantulkan kembali ke dalam serat melainkan akan menembus cladding dan akan keluar dari serat (loss). Semakin besar NA maka semakin banyak jumlah cahaya yang diterima oleh serat. Akan tetapi sebanding dengan kenaikan NA menyebabkan lebar pita berkurang, dan rugi penyebaran serta penyerapan akan bertambah. Oleh karena itu, nilai NA besar hanya baik untuk aplikasi jarak-pendek dengan kecepatan rendah. Besarnya Numerical Aperture (NA) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : ……………………(3) Dimana:
n1 = Indeks bias inti n2 =Indeks bias cladding Δ = Beda indeks bias relative
http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
b. Redaman Redaman atau atenuasi adalah besaran pelemahan energi sinyal informasi dari fiber optik yang dinyatakan dalam dB. Redaman/atenuasi serat optik merupakan karakteristik penting yang harus diperhatikan mengingat kaitannya dalam menentukan jarak pengulang (repeater), jenis pemancar dan penerima optik yang harus digunakan. Besarnya atenuasi atau rugi-rugi daya dinyatakan oleh persamaan berikut : ………………..(4) Dimana:
L = Panjang serat optik (km) P =Daya yang masuk kedalam serat P out =Daya yang keluar dari serat Redaman serat biasanya disebabkan oleh karena absorpsi, hamburan (scattering) dan mikro-bending. Semakin besar atenuasi berarti semakin sedikit cahaya yang dapat mencapai detektor dan dengan demikian semakin pendek kemungkinan jarak span antar pengulang. • Absorpsi. Absorpsi merupakan sifat alami suatu gelas. Pada daerah-daerah tertentu gelas dapat me ngabsorpsi sebagian besar cahaya seperti pada daerah ultraviolet. Hal ini disebabkan oleh adanya gerakan elektron yang kuat. Demikian pula untuk daerah inframerah, terjadi absorpsi yang besar. Ini disebabkan adanya getaran ikatan kimia. Oleh karena itu sebaiknya penggunaan fiber optik harus menjauhi daerah ultraviolet dan inframerah. Penyebab absorpsi lain adanya transmisi ionion logam dan ion OH. Ion OH ini ternyata memberikan sumbangan absorpsi yang cukup besar. Semakin lama usia suatu fiber maka bisa diduga akan semakin banyak ion OH di dalamnya yang menyebabkan kualitas fiber menurun. • Hamburan Seberkas cahaya yang melalui suatu gelas dengan variasi indeks bias di sepanjang gelas tadi, sebagian energinya akan hilang dihamburkan oleh benda benda kecil yang ada di dalam gelas. Hamburan yang disebabkan oleh tumbukan cahaya dengan partikel tersebut dinamakan hamburan Rayleigh. Besarnya hamburan Rayleigh ini berbanding terbalik dengan pangkat empat dari pangjang gelombang cahaya yaitu : 1/ λ . Sehingga dapat disimpulkan untuk lamda kecil, hamburan Rayleigh besar dan sebaliknya. • Mikro-bending Atenuasi lainya adalah atenuasi yang disebabkan mikro-bending yaitu Pembengkokan fiber optik untuk memenuhi persyaratan ruangan. Namun pembengkokan dapat pula terjadi secara tidak sengaja seperti misalnya fiber optik yang mendapat tekanan cukup keras sehingga cahaya yang merambat di dalamnya akan berbelok dari arah transmisi dan hilang. Hal ini tentu saja menyebabkan atenuasi. c. Dispersi Dispersi adalah pelebaran pulsa yang terjadi ketika sinyal merambat sepanjang serat optik. Dispersi akan membatasi lebar pita (bandwidth) dari serat. Dispersi yang terjadi pada serat http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
secara garis besar ada dua yaitu dispersi intermodal dan dispersi intramodal dikenal dengan nama lain dispersi kromatik disebabkan oleh dispersi material dan dispersi wavegiude. 3.2. Praktek Penyambungan dan Pemeliharaan Fiber Optik 3.3.1 Cara Pengukuran dan Penyambungan Kabel Fiber Optik Cara Pengukuran Kabel Fiber Optik Kabel dari serat optik cenderung memiliki panjang berkilo-kilo meter, jadi untuk pengukurannya diperlukan alat yang efisien, mudah, dan menjangkau semua kawat. Alat yang digunakan adalah OTDR (Optical Time Domain Reflectometer) dalam satuan decibel (dB) dan power meter (dBm). 3.2.2 Cara Pengoperasian OTDR (Optical Time Domain Reflectometer) OTDR memiliki dua prosedur pengoperasian baik secara manual maupun otomatis, tetapi secara umum cara pengoperasiannya adalah sebagai berikut: 1. Memilih mode SETUP 2. Memilih menu MEASUREMENT (Putar tombol rotary untuk memilih menu) 3. Window pengaturan pengukuran akan ditampilkan. Pilih Auto setup untuk mengatur cara pengoperasian. Untuk pengukuran otomatis pilih AUTO RANGE (AUT), untuk pengukuran manual pilih OFF. 4. Untuk Pengukuran manual, atur range jarak (DISTANCE RANGE), lebar pulsa (PULSE WIDTH), dan menekannya pada item yang dipilih 5. Akhiri Setup Kondiri pengukuran dengan memilih item CLOSE dan Menekan tombol rotary pada item tersebut. 6. Mulai averaging atau pendeteksian saluran dengan menekan tombol AVERAGING [START/STOP]. 7. Untuk melihat daftar kondisi saluran, tekan tombol AUTO SEARCH. Akan segera ditampilkan table kejadian pada saluran yang dideteksi. 3.2.3 Cara Pengukuran Panjang jarak serat optik 10 km Akhir Awal Panjang fiber 10 Km Gambar 3.8 Set up pengukuran Serat Optik
1. Menghubungkan kedua fiber, 10 km/5 km kepada titik awal. 2. Memilih range jarak 20 km pada SETUP mode / MEASUREMENT. 3. Memilih 500 ns untuk PULSE WIDTH. 4. Tekan AVERAGING [START/STOP] 5. Pada layar akan muncul gelombang, 6. Buka menu MARKER pada mode DISPLAY. 7. Fungsi dari knob Rotary akan terhubung dengan cursor. http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
8. Putar Knob Rotary sesuai dengan arah jarum jam untuk menggerakan kursor ke arah kanan. 9. Gerakan kursor ke konektor titik point koneksi. 10. Tekan MARKER 2 pada software.. 4 marker akan muncul di sekitar kursor. (1,2,Y,3) tekan MARKER 2 lagi dan 1 serta 3 akan mendekati kursor dengan kursor terletak ditengah. 11. Ukur data yang muncul antara MARKER 1 dan MARKER 2 serta MARKER 2 dan 3 di bawah dari layar utama gelombang. Loss dari splice dan Loss Return akan ditampilkan di sebelah kanan tampilan jarak. 12. Tekan MARKER 2 sehingga loss dari jarak perunit antara MARKER 1 dan 2 akan approximated. 13. ’dB’ antara MARKER 1 dan 2 merepresentasikan Loss (redaman) 1 dan 2 ’Km’ menunjukkan jarak antara 1 dan 2. dB/km antar 1 dan 2 merepresentasikan loss per unit jarak antara 1 dan 2. Hasil dari pengukuran dapat di save langsung, dan dilihat lagi recall, dan diprint out langsung, dengan cara sebagai berikut: 1. Cara nge-Save Pilih Mode File, kemudian Menu Save a. Setting DRIVE Pilih DRIVE dengan meggunakan tombol dan Tekan tombol rotary pada DRIVE yang dipilih. b. Setting DIRECTORY c. Setting FILETYPE d. Setting FILE No e. Membatalkan SAVE f. Mengeksekusi SAVE 2. Cara Recall Pilih Mode File, kemudian Menu Recall a. Setting DRIVE Tekan tombol Pilih DRIVE yang dituju dengan rotary, tekan tombol pada DRIVE yang dituju Pilih CANCEL untuk menggagalkan pemilihan DRIVE b. Setting DIRECTORY c. Setting FILETYPE Jika langkah 1 sampai dengan 3 telah dikerjakan, tekan tombol 3. Cara Print out a. Tentukan format printout pada Menu SYSTEM dalam mode SETUP b. Tentukan Port interface untuk printout pada Menu SYSTEM dalam mode SETUP c. Yakinkan hubungan antara kabel dan printer terpasang dengan baik dan printer dalam keadaan online d. Panggil file yang akan diprint e. Tekan tombol untuk mendapatkan hasil printout. http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
3.3.Praktek Penyambungan Dan Pemeliharaan Fiber Optik Sistem penyambungan yang kita pelajari selama pelaksanaan PKL di PT. TELKOM Kandatel ini adalah sistem penyambungan Fusion Splicing. Metode ini merupakan salah satu metode sederhana untuk penyambungan serat optik, tetpi juga memiliki banyak kendala bila pada saat pemotongan tidak rata dan hati-hati, karena inti dalam serat optik mudah patah. Dengan demikian penyambungan kabel serat optik harus mengikuti prosedur yang sesuai dengan petunjuk pelaksanaannya. 1. Peralatan yang dibutuhkan: a. Fiber stipper. Alat untuk mengupas pelindung serat optik (clading). b. Fiber cleaver. Alat untuk memotong serat optik. c. Fusion splicer. Alat untuk penyambungan jika menggunakan teknik peleburan. d. Re opening tool. Alat untuk membuka mot apabila terjadi kerusakan sehingga sambungan harus diperbaiki. 2. Peralatan umum a. Kabel serat optik b. Alkohol kadar minimal 95 % c. Tissue d. Sleve/conector e. Penyambung Kabel Optik f. PVC tape 3.3.1. Langkah-langkah Fusion Splicing 1. Terlebih dahulu masukkan plastic khusus (protection sleeve). 2. Kupas core dari jaketnya dengan menggunakan tang pengupas (fiber stripper) dengan cara memposisikan tang agak miring agar core tidak patah pada saat coating ditarik, tahan lalu tarik keujung core secara perlahan. 3. Setelah terkupas bersihkan core dengan tissue yang sudah dibasahi dengan alkohol sampai gesekannya mengeluarkan bunyi, yang menandakan bahwa core sudah steril. 4. Lalu masukkan ke dalam pemotong core (fiber cleaver) dimana kita menempatkan ujung jaket pada skala antara 15 dan 20 mm, lalu potong. Pemotongan diusahakan core tidak terbentur agar core terhindar dari kepatahan atau dapat menyebabkan ujungna tidak rata yaitu dengan menjepit core menggunakan ibu jari.
http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html
Gambar 3.9 pemotongan core dengan fiber clever
5. Setelah itu kita masukkan ke dalam splicer yang berfungsi menyambung core dengan teknik fusion. Penyambungan spilcer dengan cara memasukkan masing-masing ujung core yang akan disambungkan secara perlahan agar ujung core tidak terbentur dengan menjepitkan masingmasing core berhadapan dengan jarak sekitar 1 cm, Kemudian tutupsplicer.
Gambar 3.10 penyambungan core dengan menggunakan splicer
6. Tekan tombol set maka secara otomatis splicer akan meleburkan kedua core dan menyambungnya. Tunggu sampai layar menunjukkan estimasi redaman lalu tekan reset maka layar akan kembali ke tampilan awal. Didalam layar akan terlihat berapa loss yang diperlihatkan oleh layar. 7. Setelah itu keluarkan core tersebut lalu geser plastik khusus tadi ke sisi core yang telah mengalami proses splice. Kemudian masukkan ke bagian splicer yang berfungsi untuk memanaskan plastik tersebut dan tekan heat. Tunggu sampai splicer mengeluarkan bunyi lalu keluarkan. 8. Kemudian letakkan core kembali ke dalam kaset, sesuai dengan warnanya,
http://ngestie-oetami.blogspot.com/2012/07/sistem-transmisi-fiber-optik-pada.html