Sistem Struktur Tube in Tube
Beberapa macam rancangan sistem struktur tabung yang dipakai dalam beberapa rancangan gedung bertingkat banyak, dapat dibedakan menjadi : · Tabung kosong · Tabung rangka ( frame tube). tube). · Tabung truss ( truss (trussed trussed tube) tube) - Tabung rangka kolom diagonal - Tabung rangka lattice rangka lattice A. ·Tabung dengan pengaku interior -Tabung dengan dinding geser geser sejajar -Tabung dalam tabung ( tube in tube ) tube ) -Tabung yang dimodifikasi ( modified tube ) tube ) a.Tabung rangka dengan rangka kaku & b.Tabung dalam semi tabung - Tabung modular ( modular tube ).
A. Fungsi
Dalam perencanaan bangunan bertingkat tinggi, masalah yang dihadapi adalah penentuan sistem struktur yang akan dipakai. Pemilihan sistem struktur harus dilakukan tanpa mengenyampingkan nilai-nilai arsit ekturnya. Suatu fungsi kantor dalam sebuah gedung bertingkat tinggi biasanya memerlukan ruang yang bebas kolom dengan lebar bersih ruangan yang effektif adalah sekitar 10 s/d 12 meter panjang. Dengan ruang yang bebas kolom tersebut maka pembagian ruang-ruang dan pengaturan interior akan mudah, ruang menjadi lebih fleksibel untuk diubah. Disamping itu, fungsi kantor juga menghendaki adanya core yang berisi ruang-ruang service. Dipertimbangkan bahwa core lebih menguntungkan bila dindingnya terdiri dari dinding geser yang struktural. Dari beberapa kemungkinan perletakan core pada lantai, maka berdasarkan beberapa
persyaratan struktur letak yang paling baik adalah di tengah-tengah lantai/ bangunan. Sedangkan kolom dapat diletakkan disekeliling lantai, sehingga ruang kantor yang diperlukan dapat berada diantaranya. Ruangan ini yang terjadi akan cukup mendapat cahaya yang diperlukan dari jendela yang dipasang di antara kolom-kolom tersebut. Kondisi kebutuhan kantor dari uraian di atas adalah sangat sesuai dengan bentuk bangunan Tube in Tube. Pendekatan tabung dalam tabung (Tube in Tube) telah dicoba pada Brunswick Building berlantai 38 di Chicago dan One Shell Plaza Building berlantai 52 di Houston. Dengan mengamati konsep sistem tabung ini lebih jauh, para perancang sebuah bangunan kantor berlantai 60 di Tokyo menggunakan tabung berlapis tiga. Pada sistem ini tabung eksterior menahan sendiri beban angin, tetapi ketiga tabung tersebut disambung dengan sistem lantai, berinteraksi untuk memikul beban gempa, sebagaimana kita ketahui beban gempa merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan struktur di Jepang
System Struktur Tabung Berlapis tiga (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
Tabung dalam tabung (Tube-in-tube) (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
Kekakuan sistem tabung kosong sangat ditingkatkan apabila digunakan inti tidak hanya untuk menahan beban gravitasi, tetapi juga untuk menahan beban lateral. Struktur lantai mengikat tabung interior bersama eksterior dan berlaku sebagai satu kesatuan terhadap gaya-gaya lateral. Reaksi suatu sistem tabung dalam tabung (Tube in Tube) terhadap angin menyerupai struktur rangka dengan dinding geser. Akan tetapi, tabung rangka eksterior lebih kaku dari pada tabung interior.
Core sebagai Tabung dalam
Hull/kolom luar sebagai Tabung luar
Contoh system Tabung dalam tabung (Tube-in-tube) (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
Contoh system Tabung dalam tabung (Tube-in-tube) (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
B. Sistem Struktur
Kekakuan sistem tabung kosong sangat ditingkatkan apabila digunakan inti tidak hanya untuk menahan beban gravitasi, tetapi juga untuk menahan beban lateral. Struktur lantai mengikat tabung interior bersama eksterior dan berlaku sebagai satu kesatuan terhadap gaya gaya lateral.
Reaksi suatu sistem tabung dalam tabung (Tube in Tube) terhadap angin menyerupai struktur rangka dengan dinding geser. Akan tetapi, tabung rangka eksterior lebih kaku dari pada tabung interior. Bangunan ’Tube in Tube’ strukturnya terdiri dari penggabungan komponenkomponen struktur yaitu: pondasi, basemen, kolom, balok spanderel, lantai (dan balok), serta core. - Mengingat jarak kolom rapat, maka pondasi yang sesuai adalah pondasi rakit karena paling dapat mencapai kesatuan. Walaupun demikian bukan berarti pondasi yang lain tidak boleh digabungkan sebagai tambahannya. Pada pondasi rakit sangat menguntungkan bila ruang rakitnya dimanfaatkan untuk basement. - Kolom bentuk profilnya perlu dipilih yang mudah dijajarkan. Jarak antar kolom dan dimensinya adalah fungsi dari ketinggian bangunan. Jarak kolom antara 1,2 s/d 3 meter panjang. (Sebagai gambaran: bangunan Apartemen De Witt Chestnut di Chicago tinggi 43 lantai jarak as kolom ke-kolom 1,65 meter. - Dinding luar sistem struktur tube in tube adalah deretan kolom exterior yang rapat dan membentuk bidang datar, sehingga celah-celah kolom merupakan lubanglubang teratur untuk jendela. Dinding dalam dapat berupa kolom-kolom yang rapat, dapat merupakan dinding masif atau merupakan kolom sebagai rangka dari dinding pengisi yang tipis. - Balok spandrel adalah balok yang mengikat semua kolom dan merupakan pengikat bangunan secara keseluruhan, inilah yang menjadikan kehomogenan seluruh struktur. Selain mengikat kolom juga sebagai tempat bertumpunya pelat pelat lantai. - Atap bangunan strukturnya dapat disamakan dengan struktur lantai bangunan untuk kemudahannya. Dari gambaran bentuk bangunan tube in tube ini dapat disusun beberapa potensi penerapan sistim struktur tersebut kedalam bangunan tinggi dalam uraian berikut ini
C. Potensi Arsitektur
Terdapat 3 macam potensi dari segi arsitektur yang dapat ditonjolkan yaitu : – Ruang dalam yang memungkinkan pengaturan secara fleksibel. – Beberapa alternatif tampak bangunan yang dimungkinkan. – Pengembangan bangunan yang memungkinkan untuk dilakukan.
Penggunaan Ruang Dalam
Unit dasar bangunan sistem ‘tube in tube’ yang efektif adalah jika unit itu berbentuk simetris (bujur sangkar, lingkaran, dsb.). Bentuk-bentuk ini sangat menguntungkan karena dengan bentuk simetris ini ruang memiliki orientasi yang netral ke segala arah.
Orientasi Ruang ke segala arah (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
Penempatan kolom pada sisi ruang (kolom-kolom exterior) dan kolom-kolom interior sangat menguntungkan, karena luas lantai yang dipakai akan sangat efektif, dan ruang-ruang dalam yang terjadi sangat fleksibel, dapat dipergunakan sebagai ruang serba-guna (multi function purpose).
Pembagian Ruang dalam Fleksibel Multi Function Purpose (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
Sistem sirkulasi dan transportasi dalam ruang yang terbentuk oleh sistem struktur ‘Tube in Tube’ ini sangat efektif, karena ruang dapat dibagi dalam luas lantai untuk pelayanan secara merata, sehingga tidak terjadi ‘cross’.
Sistem sirkulasi dan transportasi ruang dalam
(sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
D. Bentuk fasad bangunan
Bangunan-bangunan besar sangat tergantung kepada sistem strukturnya, sehingga
sistem
struktur
sangat
diharapkan
dapat
menjadi
ekspresi
arsitekturnya. Pada sistem struktur ‘Tube In Tube ini bentuk luar menampilkan ’
kolom-kolom rapat yang terlihat bersifat jujur sebagai struktur pengokoh bangunan, sedang lubang-lubang diantaranya berfungsi sebagai jendela. Estetika bangunan dapat dicapai dengan permainan kolom-kolom dan dinding secara sederhana dalam skala vertikal yang sangat tinggi.
Secara sepintas akan terlihat bahwa tampak bangunan merupakan gabungan antara garis vertikal yang sangat kuat dan garis horizontal dari lantai maupun jendela yang dapat diatur penampilannya. Ada dua kemungkinan tampak yang terjadi disini, yaitu: - kolom perimeter/ vertikal dari atas sampai ke bawah jumlahnya tetap. - kolom perimeter dari atas sampai ke bawah berkurang jumlahnya, dengan bantuan transferred beam gaya-gaya disalurkan ke kolom dibawahnya yang lebih besar. Contoh gambar 4 di bawah ini dapat menjelaskan hal tersebut.
Ekspresi bentuk luar bangunan
(sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
E. Pengembangan Bangunan
Sistem struktur berkembang menghendaki unit bangunan dapat berkembang baik secara horizontal maupun vertikal. Perkembangan ini dilakukan dapat secara bertahap atau simultan. Syarat dalam pengembangan ini dalam segala arah harus tidak mengganggu struktur bangunan lama. Pada sistem struktur ‘Tube in Tube’, kemungkinan untuk berkembang kearah vertikal dapat diselesaikan dengan mudah, karena kemampuan strukturnya sendiri yang dapat menopang beban langsung dari atas. Sedangkan untuk pengembangan ke arah
horizontal harus dilakukan
pemecahan secara khusus, yaitu dengan bantuan elemen/ unit penghubung.
Unit dasar dan unit penghubung
(sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
Terdapat dua hal yang spesifik pada pengembangan bangunan ini, yaitu : Masalah fleksibilitas dan sirkulasi. A. Fleksibilitas
-
Fleksibilitas pengembangan struktur dan sistem bangunan hanya dapat dilakukan ke arah vertikal, karena pengembangan ke arah horizontal terbentur masalah kolom perimeter/ vertikal.
-
Pengembangan ke arah horizontal menyebabkan
antara satu massa
bangunan dengan massa bangunan lainnya terpisah atau ada jarak. -
Penyelesaian hubungan antar massa bangunan dapat dibantu dengan selasar struktur atap selasar mamakai kantilever.
-
Modul pengembangan ke arah horizontal merupakan penggabungan antara unit dasar dengan selasar.
Unit dasar dan unit penghubung
(sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
B. Sirkulasi
-
Sistem sirkulasi di luar dan di dalam bangunan (unit dasar) terpisah.
-
Sistem sirkulasi vertikal berada dalam core, kecuali jika dibutuhkan dapat di luar core, misalnya: tangga umum, tangga darurat, escalator, dsb.
-
Sirkulasi horizontal yang terjadi tergantung perletakan pembukaan core dan pemakaian ruangan untuk memenuhi fungsinya.
Sirkulasi pada Core
Sirkulasi vertical pada bangunan
(sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
(sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
Sirkulasi antara unit massa bangunan
(sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
F. Potensi Struktur
Bangunan Tube in Tube’ sebagaimana bangunan lainnya dapat berdiri, ‘
apabila persyaratan struktur untuk berdirinya bangunan itu terpenuhi. Terdapat tiga macam persyaratan struktur untuk berdirinya bangunan yaitu: 1. Keseimbangan, Stabilitas dan Kekuatan Dalam merencanakan sistem
‘tube
in
tube’
juga harus
memperhatikan beban-beban yang bekerja pada bangunan, yaitu berupa
beban statis dan beban dinamis. Semua beban-beban tersebut terdiri dari: beban hidup, beban mati, beban konstruksi, beban angin/ lateral, beban gempa dan tekanan tanah & air tanah. Berdasarkan persyaratan struktur dan gaya-gaya yang bekerja seperti tersebut di atas maka dapat disusun hal-hal mengenai struktur yang merupakan potensi struktur tube in tube.
2. Penyaluran gaya Sebagaimana bangunan tinggi yang lain struktur ini dapat menyalurkan gaya-gaya yang bekerja, yang timbul disebabkan beban lateral maupun, beban gravitasi. Penyaluran gaya-gaya tersebut disebarkan melalui elemen-elemen struktur dengan cara: mulai dari sistem struktur lantai, kemudian melalui balok-balok horizontal atau balok-balok induk dan spandrel beam, selanjutnya disalurkan ke komponen-komponen struktur vertikal yaitu kolom-kolom yang letaknya sangat berdekatan (yang membentuk tabung/ outer tube dan core/ inner tube). Penyaluran gaya ini diteruskan sampai kepondasi dan akhirnya ke tanah.
Penyaluran Gaya dari kolom-kolom
(sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
3. Pengaku Bidang Horizontal dan Bidang Vertikal Struktur bangunan harus dapat menahan bermacam-macam gaya luar yang bekerja pada bangunan. Oleh sebab itu maka struktur harus dilengkapi dengan pengaku-pengaku pada bidang horizontal maupun bidang vertikal bangunan. Pada umumnya sistem struktur lantai bereaksi sebagai pengaku bidang horizontal bangunan Sedangkan sistem struktur vertikal (kolom, dinding dan core) bereaksi sebagai pengaku bidang vertikal bangunan. Bidang pengaku horizontal berfungsi sebagai pencegah deformasi yang terjadi pada arah horizontal, sedang bidang pengaku vertikal mencegah deformasi pada arah vertikal. Hubungan struktur pengaku horizontal dan vertikal inilah yang menyalurkan gaya-gaya tersebut di atas sampai ke pondasi dan akhirnya ke tanah. Untuk bangunan dengan sistem tubular, pengaku bidang vertikal ditempatkan di bagian luar bangunan (structural facade). Pada sistem struktur ‘Tube in Tube’ yang bereaksi sebagai pengaku bidang horizontal adalah sistem struktur lantainya sendiri yaitu: concrete sla b dan balok-balok horizontal (spandrel beams). Yang bereaksi sebagai pengaku bidang vertikal adalah kolom-kolom luar berbentuk tabung (outer tube) dan core (inner tube ).
Lantai sebagai pengaku bidang horizontal (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
Core Sebagai pengaku bidang vertical.
(sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
Dinding luar sebagai pengaku bidang vertical. (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
G. Studi Kasus bangunan Petronas Twin Tower 1. Lokasi
Lokasi dari Petronas twin tower (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
Petronas Twin Tower terletak di Kuala Lumpur City Centre, 50088 Kuala Lumpur, Federal Territory of Kuala Lumpur, Malaysia, Suria KLCC 2. Informasi Objek
Petronas tower, yang juga dikenal sebagai Menara Kembar Petronas (Malay: Menara Petronas, atau Menara Berkembar Petronas) adalah gedung pencakar langit kembar di Kuala Lumpur, Malaysia. Menurut definisi resmi dan peringkat Dewan Tinggi Bangunan dan Bangunan (CTBUH), bangunan tersebut merupakan
bangunan tertinggi di dunia dari tahun 1998 sampai 2004 dan merupakan menara kembar tertinggi di dunia.
Petronas twin tower (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
Menara ini dirancang oleh Cesar Pelli dan selesai dibangun setinggi 88 lantai pada 1998 dengan desain yang merefleksikan budaya Islam yang mengakar di Malaysia. Pada 17 Oktober 2003, Taipei 101 mengambil rekor menara kembar ini sehingga sekarang klaim promosi menara ini adalah bahwa Menara PETRONAS adalah menara kembar tertinggi di dunia. Menara PETRONAS berdiri setinggi 452 meter atau 1483 kaki dihitung sampai paling atas. Bentuk lantainya berupa dua buah persegi yang berpotongan membentuk bintang berujung delapan dan pada tiap titik perpotongannya ditambahkan sepotong lingkaran. Desain Cesar Pelli ini menggunakan motif yang lazim digunakan dalam Seni Islam mengingat budaya Islam sudah menjadi ciri khas Malaysia.
Official Name Nama Bangunan Nama Lain Tipe Struktur Status Negara Kota Alamat Jalan Kode Pos Fungsi Bangunan Material Struktur Mulai di bangun Completion
Petronas Twin Tower 1 Petronas Towers Tower 1, Petronas Twin Tower Kuala Lumpur City Centre, Petronas Tower 1 Building Completed Malaysia Kuala Lumpur Jalan Ampang 50088 office composite 1992 1998
Tinggi bangunan (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
Perbandingan tinggi bangunan (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
3. Sejarah Bangunan dan Profil
Menara tersebut dirancang oleh arsitek Argentina Cesar Pelli. Mereka memilih gaya postmodern yang khas untuk menciptakan ikon abad ke-21 bagi Kuala Lumpur. Merencanakan Menara Petronas dimulai pada tanggal 1 Januari 1992 dan termasuk uji ketat dan simulasi beban angin dan struktur pada rancangan. Tujuh tahun konstruksi diikuti di lokasi bekas Club Tur Selangor asli, dimulai pada tanggal 1 Maret 1993 dengan penggalian, yang melibatkan memindahkan 500 truk bumi setiap malam untuk menggali 30 meter (98 kaki) di bawah permukaan. Pembangunan suprastruktur dimulai pada tanggal 1 April 1994. Interior dengan perabotan selesai pada tanggal 1 Januari 1996, menara Tower 1 dan Tower 2 selesai pada tanggal 1 Maret 1996, dan pekerja Petronas pertama pindah ke gedung tersebut pada tanggal 1 Januari 1997. Bangunan ini dibuka secara resmi oleh Perdana Menteri Malaysia Tun Dr. Mahathir bin Mohamad pada tanggal 1 Agustus 1999. Menara 1, menara barat (tepat di foto kanan atas) dibangun oleh Menara Petronas foto diambil tahun 2009 (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
sebuah
konsorsium
Jepang
yang
dipimpin oleh Hazama Corporation (JA
Jones Construction Co., MMC Engineering Services Sdn Bhd, Ho Hup Construction Co. Bhd dan Mitsubishi Corp) sementara Menara 2, menara timur (kiri di foto kanan atas) dibangun oleh sebuah konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh Samsung C & T Corporation (Kukdong Engineering & Construction and Syarikat Jasatera Sdn Bhd). Ekovest Berhad, dengan Tan Sri Datuk Lim Kang Hoo di kemudinya juga memainkan peran integral dalam
pembangunan serta penyelamatan terakhir menara dan pusat perbelanjaan di bawah menara (Suria KLCC). 4. Arsitek
César Pelli (lahir 12 Oktober 1926 di
San Miguel de Tucumán, Argentina) adalah seorang
Argentina
arsitek
terkenal
untuk
merancang beberapa bangunan tertinggi di dunia dan kota besar lainnya Landmark. Desain Leonardo terkenal karena melengkung fasad dan elemen logam. César Pelli, Arsitek Petronas Tower (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
Pada 1991,
American Institute of
Architects (AIA) Pelli terdaftar di antara sepuluh hidup paling berpengaruh arsitek
Amerika. Nya banyak penghargaan termasuk tahun 1995 Medali Emas AIA yang mengakui tubuh karya pengaruh yang berkelanjutan pada teori dan praktek arsitektur. Barangkali karyanya yang paling terkenal adalah Petronas Twin Towers, yang untuk sementara waktu di gedung tertinggi di dunia. Dia juga merancang World Financial Center kompleks di pusat kota Manhattan, yang mengelilingi sekarang-jatuh World Trade Center. 5. Struktur Bangunan Sistem Struktural (untuk beban gravitasi dan lateral) Menara Petronas
rencananya akan dibangun di lokasi bekas Klub Selangor Turf yang datar, lahan hijau. Namun studi tanah menunjukkan bahwa tempat bangunan awalnya direncanakan, terbukti tidak sesuai untuk pondasi karena penyimpangan batuan dasar batu kapur di bawahnya yang dikenal dengan tanah Kenny Hill. Oleh karena itu, pondasi di tanam berkisar antara 60 sampai 114 meter (197 sampai 374 kaki), yang dimana sangat jauh dikubur kedalam tanah. Bangunan itu dibangun di tempat terdalam di dunia. Sistem struktural Petronas Towers adalah "tabung dalam desain
tabung" atau “tube-in-tube” design , design ini ditemukan oleh Insinyur bangalorehi "Fazlur Rahman Khan". Menerapkan struktur tabung untuk bangunan tinggi yang ekstrem adalah fenomena umum. Tube-in-tube design pada Struktur
Tube-in-tube struktur yang ada pada petronas tower. (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
System struktur tube-in-tube desain diterapkan pada bangunan ini agar dapat merancang ruang dalam yang memungkinkan pengaturan secara fleksibel. Dalam Petronas Twin tower Keseimbangan, Stabilitas dan Kekuatan sangat di perlukan dikarenakan petronas twin tower terdapat dua tower sehingga membuat
beban pada bangunan lebih tinggi. Selain itu struktur tube-in-tube ini dapat menyalurkan gaya-gaya yang bekerja, yang timbul disebabkan beban lateral maupun, beban gravitasi. Yang dapat membantu menahan beban dari Petronas Twin tower. Selain itu ada terdapat beberapa system struktur seperti di bawah ini : - Sistem struktur terdiri dari 75-by-75 kaki beton dan cincin luar kolom super jarak jauh. - Struktur inti setiap menara terdiri dari cincin enam belas kolom silinder beton bertulang kekuatan tinggi. - Kolom dengan ukuran bervariasi dari 2,4 diameter di daerah bawah hingga 1,2 meter dengan diameter di bagian atas. - Kolom dihubungkan dengan serangkaian dinding inti beton dan balok cincin. Struktur bebas gerakan dan peredam bebas ini dapat digambarkan sebagai sepasang "tabung lunak". Sebenarnya ada dua inti bertekanan konsentris dalam struktur, dan kedua inti bersatu di lantai 38 setiap menara. Kerangka Bangunan
Tube-in-tube struktur yang ada pada petronas tower. (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
Proses Konstruksi
Sistem pondasi menara terdiri dari rakit bertumpuk setinggi 4-5 meter yang didukung pada tumpukan gesekan persegi panjang (barret) yang bervariasi secara mendalam dari 40 meter sampai 105 meter, untuk mengendalikan penyelesaian yang diprediksi dengan ketebalan yang berbeda dari formasi bukit Kenny yang dilapisi oleh batu kapur. Setiap pondasi terdiri dari 104 jepit (tumpukan in-situ persegi panjang hingga 1,2 x 2,8 meter)
Proses Konstruksi (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
Bahan yang Digunakan
- Beton kekuatan tinggi digunakan di inti tengah, kolom perimeter, balok cincin perimeter, dan balok cadik - Menara dan alasnya dibalut dengan ekstrusi stel stainless dan kaca polos hijau dilapisi 20,38 milimeter. Sistem Pondasi
Survei geoteknik menemukan bahwa lokasi konstruksi sebenarnya terletak sebagian di atas endapan batu kapur yang membusuk dan terletak di atas batu lunak.
Setelah menemukan ini, struktur dipindahkan untuk menghindari deposisi batu kapur. Seluruh pondasi diletakkan di atas 104 tumpukan. Untuk mencapai batuan tempat tidur yang aman, tumpukan diperluas sampai kedalaman mulai dari (200374) kaki. Untuk mencapai kedalaman ini, Menara PETRONAS menjadi struktur yang memiliki pondasi terdepan di dunia.
Sistem Pondasi (sumber : Google.com diakses 10/10/2017)
Skybridge adalah komponen fungsional penting yang menghubungkan Menara Kembar untuk memfasilitasi pergerakan di antara dua menara. Langit berlapis empat setinggi 58,4 meter ini terletak di tingkat 41 dan 42 bergabung dengan lobi langit yang terletak di kedua menara tersebut Sistem struktur yang dipilih menggunakan lengkungan 'dua engsel' yang meluncur dari penopang pada level 29 dan naik pada 63 derajat untuk mendukung sepasang balok jembatan paralel dua rentang sejajar di Level 41. Struktur jembatan adalah framing konvensional yang terbuat dari baja struktural dengan balok momen-terhubung ke kolom yang beruang pada tingkat 41 balok berulang. Jembatan itu panjangnya 58,4 m dan beratnya sekitar 750 ton. Arus dua engsel yang menopang jembatan memiliki pin rotasi (bantalan bola) di ujung setiap kaki atau 'titik pegas' dan di bagian atas atau 'mahkota' lengkung (bantalan). Balok jembatan utama memiliki pin rotasi (berpusat) langsung di atas mahkota lengkung untuk memungkinkan mahkota naik dan turun saat Menara bergerak lebih dekat atau jauh.