Tugas Sistem Manajemen Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja Kerja
A. K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja)
1. K3 dibagi menjadi 2 pengertian, yaitu:
Secara Filosofis Suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adl dan makmur.
Secara Keilmuan Ilmu
pengetahuan
dan
penerapannya
dalam
usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. 2. Tujuan K3 :
Melindungi kesehatan, keamanan dan keselamatan dari tenaga kerja.
Meningkatkan efisiensi kerja.
Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
3. Hambatan K3:
Hambatan dari sisi pekerja/ masyarakat :
Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar
Banyak pekerja tidak menuntut jaminan k3 karena SDM yang masih rendah
Hambatan dari sisi perusahaan: perusahaan:
Perusahaan yang biasanya lebih menekankan biaya produksi atau operasional dan meningkatkan efisiensi pekerja untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. sebesar-besarnya.
B. Pengertian SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja)
Sistem Manajemen Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara secara keseluruhan yang yang meliputi stuktur
SMK3
Page 1
Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. SMK3 adalah standar yang diadopsi dari standar Australia AS4801 ini serupa dengan Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001, standar ini dibuat oleh beberapa lembaga sertifikasi dan lembaga standarisasi kelas dunia. SMK3 merupakan alat bantu yang dapat digunakan untuk memenuhi tuntutan dan persyaratan yang ada dan berlaku yang berhubungan dengan jaminan keselamatan kerja dan kesehatan kerja. SMK3 merupakan sebuah sistem yang dapat diukur dan dinilai sehingga kesesuaian terhadapnya menjadi obyektif. SMK3 digunakan sebagai patokan dalam menyusun suatu sistem manajemen yang berfokus untuk mengurangi dan menekan kerugian dalam kesehatan, keselamatan dan bahkan properti.
C. Manfaat Penerapan SMK3
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, beberapa diantaranya adalah:
1. Melindungi Pekerja
Tujuan utama penerapan SMK3 adalah untuk melindungi pekerja dari segala bentuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Bagaimanapun pekerja adalah asset
perusahaan yang paling penting. Dengan
menerapkan K3 angka kecelakaan dapat dikurangi atau ditiadakan sama sekali, hal ini juga akan menguntungkan bagi perusahaan, karena pekerja yang merasa aman dari ancaman kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja akan bekerja lebih bersemangat dan produktif.
SMK3
Page 2
Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
2. Patuh Terhadap Peraturan dan Undang-Undang
Perusahaan-perusahaan yang mematuhi peraturan atau perundangundangan yang berlaku pada umumnya terlihat lebih sehat dan menonjol. Karena bagaimanapun peraturan atau perundang-undangan yang dibuat bertujuan untuk kebaikan semua pihak. Dengan mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku maka perusahaan akan lebih tertib dan hal ini dapat meningkatkan citra baik perusahaan itu sendiri. Berapa banyak perusahaan yang melakukan pembangkangan terhadap peraturan yang berlaku mengalami kebangkrutan atau kerugian karena mengalami banyak permasalahan baik dengan karyawan, pemerintah dan lingkungan setempat.
3. Meningkatkan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan
Penerapan SMK3 secara baik akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Betapa banyak pelanggan yang mensyaratkan para pemasok atau supplier mereka untuk menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001. Karena penerapan SMK3 akan dapat menjamin proses yang aman, tertib dan bersih sehingga bisa meningkatkan kualitas dan mengurangi produk cacat. Para pekerja akan bekerja secara lebih baik, karena mereka terlindungi dengan baik sehingga bisa lebih produktif. Kecelakaan dapat dihindari sehingga bisa menjamin perusahaan beroperasi secara penuh dan normal untuk menjamin kontinuitas supplai kepada pelanggan. Tidak jarang pelanggan melakukan audit K3 kepada para pemasok mereka untuk memastikan bahwa pekerja terlindungi dengan baik dan proses produksi dilakukan secara aman. Tujuan mereka tidak lain adalah untuk memastikan bahwa mereka sedang berbisnis dengan perusahaan yang bisa menjamin kontinuitas supplai bahan baku mereka. Disamping itu dengan memiliki sertifikat
SMK3
Page 3
Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
SMK3 atau OHSAS 18001 akan dapat meningkatkan citra perusahaan sehingga pelanggan semakin percaya terhadap perusahaan tersebut.
4. Membuat Sistem Manajemen Yang Efektif
Dengan menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001 maka sistem manajemen keselamatan akan tertata dengan baik dan efektif. Karena didalam SMK3 ataupun OHSAS 18001 dipersyaratkan adanya prosedur yang terdokumentasi, sehingga segala aktifitas dan kegiatan yang dilakukan akan terorganisir, terarah, berada dalam koridor yang teratur dan dilakukan secara konsisten. Rekaman-rekaman sebagai bukti penerapan sistem disimpan untuk memudahkan pembuktian identifikasi akar masalah ketidaksesuaian. Sehingga analysis atau identifikasi ketidaksesuaian tidak berlarut-larut dan melebar menjadi tidak terarah, yang pada akhirnya memberikan rekomendasi yang tidak tepat atau tidak menyelesaikan masalah. Dalam sistem ini juga dipersyaratkan untuk dilakukan perencanaan, pengendalian, tinjau ulang, umpan balik, perbaikan dan pencegahan. Semua itu merupakan bentuk sistem manajemen yang efektif. Sistem ini juga meminta komitmen manajemen dan partisipasi dari semua karyawan, sehingga totalitas keterlibatan line manajemen dengan pekerja sangat dituntut dalam menjalankan semua program yang berkaitan dengan K3. Keterlibatan secara totalitas ini akan memberikan lebih banyak peluang untuk melakukan peningkatan atau perbaikkan yang lebih efektif bagi perusahaan. Itulah beberapa manfaat dari sekian manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan SMK3. Semua manfaat penerapan SMK3 akan kembali kepada perusahaan. Namun seringkali manfaat tersebut tidak pernah diukur secara kuantitatif sehingga tidak terlihat benefit yang diperoleh dari penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja tersebut. Sistem pelaporan SMK3 yang banyak dilakukan adalah dalam
SMK3
Page 4
Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
bentuk pengukuran pencegahan kegagalan dan bukan dalam bentuk pencapaian kesuksesan atau keberhasilan. Sehingga manajemen hanya melihat K3 sebagai sistem support yang masih menjadi cost center dan belum bisa berkontribusi kepada profit perusahaan.
D. Penerapan SMK3
Penerapan
SMK3
dimaksudkan
agar
perusahaan
dapat
meminimalkan resiko dan mengurangi tingkat kecelakaan, serta sakit akibat hubungan kerja secara efektif dan efisien yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas perusahaan sesuai tuntutan dan persaingan bisnis global. SMK3 berisi pedoman pelaksanaan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Penerapan SMK3 memberikan gambaran tentang langkah-langkah dan hal-hal yang perlu dilakukan dalam membuat perencanaan pelaksanaan SMK3 mulai dari perencanaan awal, proses pelaksanaan sampai dengan kegiatan yang akan dilakukan dalam pemantauan, dan peninjauan kembali sistem yang telah dilaksanakan Diharapkan melalui penerapan sistem ini perusahaan dapat memiliki lingkungan kerja yang sehat, aman efisien dan produktif. SMK3 bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab dan potensi kecelakaan kerja sebagai acuan dalam melakukan tindakan mengurangi risiko. Selain itu, penerapan
SMK3
membantu
pimpinan
perusahaan
agar
mampu
melaksanakan standar K3 yang merupakan tuntutan masyarakat nasional dan internasional. Dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3) ada beberapa tahapan yang harus dilakukan agar SMK3 tersebut menjadi efeketif, karena SMK3 mempunyai elemen-elemen atau persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dibangun didalam suatu organisasi atau perusahaan. Sistem Manajemen K3 juga harus ditinjau ulang dan ditingkatkan secara
SMK3
Page 5
Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
terus menerus didalam pelaksanaanya untuk menjamin bahwa sistem itu dapat berperan dan berfungsi dengan baik berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan. Untuk lebih memudahkan penerapan standar Sistem Manajemen K3, berikut ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan dan langkah-langkahnya. Tahapan dan langkah-langkah tersebut menjadi dua bagian besar. 1. TAHAP PERSIAPAN. Merupakan tahapan atau langkah awal yang harus dilakukan suatu organisasi/perusahaan. Langkah ini melibatkan lapisan manajemen dan sejumlah personel, mulai dari menyatakan komitmen sampai dengan kebutuhan sumber daya yang diperlukan, adapun tahap persiapan ini, antara lain:
Komitmen manajemen puncak.
Menentukan ruang lingkup
Menetapkan cara penerapan
Membentuk kelompok penerapan
Menetapkan sumber daya yang diperlukan
2. TAHAP
PENGEMBANGAN
DAN
PENERAPAN
Dalam tahapan ini berisi langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
organisasi/perusahaan
personel,mulai melaksakan
dari
sendiri
dengan
melibatkan
menyelenggarakan kegiatan
audit
banyak
penyuluhan
internal
serta
dan
tindakan
perbaikannya sampai melakukan sertifikasi.
E. Penerapan SMK3 di Jalan Raya
SMK3 sangatlah penting dilaksanakan dalam setiap kegiatan khususnya kegiatan
konstruksi
untuk
menghindari
terjadinya
kecelakaan
yang
menyebabkan kerugian material, maupun nyawa. Contoh Penerapan SMK3 di Jalan Raya :
SMK3
Page 6
Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
Pentingnya K3 pada pekerjaan di Jalan Raya
Pada saat ini hampir di setiap perusahaan khususnya bidang teknik telah menerapkan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja termasuk PDAM Kota Malang. PDAM Kota Malang yang memiliki area kerja Se Malang Raya berupaya menerapkan K3 disetiap pekerjaannya baik yang berada di area milik PDAM maupun pekerjaan yang dilakukan di jalan raya sebagai upaya memberikan perlindungan setiap orang yang berada ditempat kerja, agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat. Meskipun
dari
awal
perencanaan
dan
proses
pengadaan
sudah
dipersyaratkan tentang K3 namun pada pelaksanaannya pekerja kurang memperhatikan dan hanya bersifat normatif yang tetap akan membahayakan orang disekitar lokasi pekerjaan. Hal tersebut terbukti pada tanggal 25 Juli 2013 terkait pembuatan manhole PRV (Paket I) sedalam ± 120 cm untuk lokasi DMA Wendit tepatnya di Jl. Urip Sumoharjo Kota Malang yang menyebabkan terjadi kecelakaan pada pengguna jalan dikarenakan tidak adanya penerangan jalan dan kurangnya pemasangan rambu-rambu K3 oleh pihak pelaksana. Setelah Tim Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PDAM Kota Malang melakukan pemeriksaan di lapangan dan supaya kecelakaan serupa dilokasi pekerjaan tidak terulang, maka pelaksana pekerjaan diminta untuk memindahkan rambu peringata “Hati hati ada galian” lebih maju 5 meter dari posisi semula + 10 meter dari galian, memasang barikade pengaman dari bahan seng di dekat lokasi pekerjaan, menambah safety line agar menjadi perhatian pengguna jalan, memasang kerucut lalu lintas/cone pengaman di sekitar lokasi pekerjaan, memasang lampu isyarat bahaya/lampu hazard pada malam hari, setiap pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD), dan menugaskan petugas untuk menjaga dan mengatur lalu lintas. Kejadian tersebut sekaligus menjadi perhatian serius PDAM Kota Malang sehingga guna mengantisipasi terjadinya kecelakaan serupa dan juga
SMK3
Page 7
Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
meminimalisir terjadinya korban akibat dari suatu pekerjaan yang dilakukan di jalan raya, maka setiap pekerjaan di jalan raya pelaksana dan pekerja di lapangan wajib memasang rambu-rambu dan papan peringatan di kedua arah antara lain rambu peringatan “mohon maaf perjalanan anda terganggu” dengan warga kuning dan hitam, rambu peringatan “hati hati 50 meter ada pekerjaan galian pipa PDAM Kota Malang” dengan tulisan dari stiker warna fosfor, barikade pengamanan (bahan dari seng/triplek) dengan warna kuning hitam dan diberikan stiker fosfor pada beberapa bagian, lampu isyarat bila pekerjaan pada malam hari atau pekerjaan lebih dari 1 hari, safety line disekitar lokasi pekerjaan.
F. Penerapan SMK3 di Perusahaan Jalan Tol (PT JASA MARGA Tbk)
PT Jasa Marga (Persero) Tbk adalah Perusahaan dalam bidang pengembangan dan pengoperasian jalan tol, dengan produk berupa jasa jalan tol yang pelayanan yang terdiri dari pelayanan konstruksi, pelayanan lalu lintas dan pelayanan transaksi. Kegiatan pengoperasian jalan tol mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat menimbulkan kerugian baik bagi perusahaan, karyawan dan mitra kerja. Sebagaimana dengan fungsi lainnya dalam perusahaan, seperti sumber daya manusia, keuangan, produksi, kualitas dan lainnya, aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam aktivitas pengoperasian jalan tol harus dikelola dengan baik melalui suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Jasa Marga. Untuk mencapai kinerja perusahaan yang memiliki daya saing yang tinggi di tingkat nasional dan regional, perusahaan mengembangkan sistem manajemen K3 mengacu ke persyaratan nasional dan internasional yang telah diakui. SMK3 Jasa Marga meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
SMK3
Page 8
Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan pengoperasian jalan tol. Sistem K3 Perusahaan mengadopsi standar OHSAS 18001;2007, terdiri dari elemen yang merupakan proses pokok sistem yang disusun secara sistematis dengan menggunakan pendekatan siklus PDCA (Plan-Do-CheckAction). Elemen Sistem K3 adalah bagian sistem yang merupakan standar proses dan menjadi landasan operasional penerapan sistem K3 di lingkungan Perusahaan. Setiap elemen memiliki ekspektasi penerapan yang diinginkan sesuai dengan sasaran K3, karakteristik bisnis dan budaya Perusahaan. SMK3 terdiri atas 16 elemen pokok yang saling terkait dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya dalam penerapan SMK3 untuk mencapai sasaran program.
SMK3
Page 9
Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) adalah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerja sama antara pengusaha dan karyawan untuk mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Pembentukan organisasi P2K3 merupakan amanat dalam Undang Undang No. 01 tahun 1970 dimana P2K3 bertugas memberikan pertimbangan dan dapat membantu pelaksanaan usaha pencegahan kecelakaan kerja dan sakit penyakit akibat kerja dalam Perseroan serta dapat memberikan penerangan efektif pada para pekerja. Dalam rangka memenuhi Undang Undang tersebut, maka Perseroan telah membentuk Organisasi P2K3 di lingkungan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Sampai dengan saat ini ada 8 Cabang, Kantor Pusat dan 1 Anak Perusahaan yang sudah membentuk P2K3, sedangkan Cabang Purbaleunyi belum membentuk P2K3 namun hanya memiliki Koordinator K3 pada struktur organisasi perbaikan mutu. Susunan pengurus P2K3 berasal dari unit yang bervariasi dan keterlibatan wakil dari pekerja . Sertifikasi OHSAS 18001:2008 dan Sertifikasi SMK3
Seluruh Cabang Jasa Marga (Kecuali Cabang Palikanci) Serta PT JLJ telah malaksanakan sertifikasi keselamatan berbasis OHSAS 18001: 2008, namun untuk sertifikasi SMK3 hanya PT JLJ yang baru melksanakan audit
G. Penerapan Manajemen Resiko di Perusahaan Jalan Tol (PT JASA MARGA Tbk)
Manajemen K3 dimasing-masing unit kerja Cabang, Kantor Pusat, dan Anak Perusahaan dilaksanakan dengan mengacu pada kategori risiko K3, yang diperoleh berdasarkan identifikasi bahaya dan assesmen risiko.
SMK3
Page 10
Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
Klasifikasi Risiko K3 terdiri dari Risiko Tinggi, Risiko Moderat, dan Risiko Rendah, yang ditetapkan mengacu pada Kriteria Risiko. Kriteria Risiko K3 terdiri dari 2 (dua) dimensi yaitu:
Dimensi pertama, Kemungkinan/Frekuensi terjadinya K3 yang dinyatakan dalam 5 tingkatan yaitu Sangat Kecil (SK), Kecil (K), Sedang (S), Besar (B), dan Sangat Besar (SB).
Dimensi kedua, Bahaya/Kerugian terhadap : Manusia, Harta Benda dan
Lingkungan.
Masing-masing
dimensi
Bahaya/Kerugian
dinyatakan dalam 5 tingkatan. Kriteria Risiko K3 dalam bentuk Tabel Rating Kemungkinan/Frekuensi dan Tabel Rating Dampak serta Klasifikasi Tingkat Risiko K3 dinyatakan dalam bentuk matriks sebagaimana terlampir.
SMK3
Page 11
Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
H. Investigasi Insiden Berbahaya & Kecelakaan di Perusahaan Jalan Tol (PT JASA MARGA Tbk)
Tujuan dari investigasi insiden maupun kecelakaan adalah untuk mengetahui akar penyebab (kondisi eksposur risiko) kecelakaan agar dapat di tetapkan dan dilakukan tindakan pencegahan yang efektif dengan cara menekan eksposure risiko sehingga kecelakaan sejenis dapat dihindari. Kecelakaan selalu didahului oleh suatu kondisi eksposur yang sangat random. Sulit dipastikan kondisi eksposur spesifik yang kemudian mengakibatkan insiden atau kecelakaan. Yang pasti insiden sangat potensial kemudian menjadi kecelakaan. Untuk itu harus ditetapkan toleransi eksposur yang dapat diterima untuk bisa memastikan tidak terjadi insiden sehingga bebas kecelakaan juga dapat dipastikan. Kedalaman dan kerincian investigasi sangat tergantung dengan potensi bahaya kecelakaan dan kerugian yang mungkin di timbulkan. Insiden kecil namun dengan potensi bahaya kecelakaan dan kerugian yang besar perlu investigasi yang mendalam dan rinci. Umumnya kecelakaan disebabkan oleh lebih dari satu akar penyebab. Investigasi ditujukan untuk menemukenali faktor dominan penyebab yaitu diantara:
Perilaku atau tindakan pekerja;
Perlengkapan atau peralatan yang tidak aman atau memadai;
Peraturan dan prosedur yang tidak sesuai dengan kondisi;
Kondisi tidak aman karena faktor luar.
Investigasi dilakukan dengan arah tahapan yang berlawanan dengan faktor penyebab.
SMK3
Page 12
Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
I. Hukum – Hukum yang terkait dengan K3
UU No. 33 Tahun 1947 jo. UU No. 2 Tahun 1951 tentang Kecelakaan;
UU No. 12 Tahun 1948 jo. UU 1 Tahun 1951 tentang Kerja;
UU No. 23 Tahun 1948 jo. UU. No. 3 Tahun 1951 tentang Pengawasan Perburuhan;
UU No. 23 Tahun 1951 tentang Kewajiban Melaporkan Perusahaan;
UU No. 21 Tahun 1954 tentang Perjanjian Perburuhan antara Serikat Buruh dengan Pengusaha;
UU No. 12 Tahun 1957 tentang Perselisihan Perburuhan;
UU No. 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan Kerja pada Perusahaan-perusahaan Swasta;
SMK3
Page 13
Tugas Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja
UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja.
UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Undang-Undang No. 20 Tahun 1999 Tentang usia minimum untuk diperbolehkan Bekerja/Concerning Minimum Age For Admission to Employment (Konvensi ILO No. 123 tahun 1973).
Undang-Undang
Nomor
21
Tahun
2000
tentang
Serikat
Pekerja/Serikat Buruh;
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri
SOURCE:
http://trainingsinergi.blogspot.com/2012/07/dasar-hukum-k3.html
http://www.academia.edu/5230856/TUGAS_K3_KESEHATAN_KESEH ATAN_KERJA_DI_JALAN_RAYA_LALU_LINTAS_DISUSUN_OLE H_LINGGA_KUSUMA_WARDANI_1013143033_FAKULTAS_ILMU_ KESEHATAN_MASYARAKAT_PROGRAM_PASCASARJANA_UNI VERSITAS_AIRLANGGA_SURABAYA
http://tiarasalsabilatoniputri.com/2012/03/24/sistem-manajemen-k3-smk3dan-audit-smk3/
SMK3
Page 14