PAPER ILMU UKUR WILAYAH
”SIMBOLISASI
PADA PETA”
OLEH : HUSNI ADI SOFYAN 05111002009
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2012
I.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ilmu ukur wilayah merupakan study ilmu yang mempelajari tentang dasardasar pengukuran dan pemetaan suatu wilayah. Hasil dari pemetaan suatu wilayah biasanya diinterpretasikan dalam bentuk peta. Peta merupakan hasil dari kegiatan pemetaan suatu daerah. Peta merupakan alat utama di dalam ilmu geografi, selain foto udara dan citra satelit. Melalui peta, seorang dapat mengamati kenampakan permukaan bumi lebih luas dari batas pandang manusia. Peta adalah gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala tertentu. Kartografi merupakan ilmu yang khusus mempelajari segala sesuatu tentang peta. Mulai dari sejarah, perkembangan, pembuatan, pengetahuan, penyimpanan, hingga pengawetan serta cara-cara penggunaan peta. Dalam proses pemetaan harus melalui beberapa tahapan mulai dari penyusunan ide hingga peta siap digunakan. Kesemua itu harus dilakukan dengan penuh hati-hati dan ketelitian agar diperoleh peta yang baik dan benar sera memiliki dilai artistik atau seni sehingga pengguna mampu menggunakan peta dengan maksimal dan pembuat dapat menghasilkan peta yang baik sehingga terjadi timbal balik antar pengguna dengan pembuat peta. Dalam pemberian simbol pada peta juga harus diperhatikan agar peta mudah diketahui dan dipahami isi dan maksud peta tersebut. Pemberian simbol ini juga menentukan nilai keartistikan sebuah peta sehingga peta tersebut enak dipandang dan lebih jelas. Dalam paper ini akan dibahas bagaimana proses simbol dibuat pada peta. 2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah agar mahasiswa dapat : 1) Mengetahui dan memahami simbol – simbol yang digunakan pada peta. 2) Agar dapat mendiskripsikan dan menjelaskan informasi yang terdapat pada peta. 3) Mengetahui penggunaan simbol dalam peta dan fungsi simbol yang digunakan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Simbol Peta.
Peta selalu dilengkapi dengan pemberian simbol-simbol yang merupakan generalisasi dari suatu benda atau bidang sebenarnya. Simbol peta merupakan salah satu bagian kelengkapan peta. Simbol digunakan untuk memudahkan pembaca peta agar bisa menafsirkan peta dan mengambil informasi yang ada di dalam peta tersebut. Simbol peta digunakan untuk merealisasikan semua penampakan – penampakan yang terdapat di alam. Simbol peta juga menerangkan informasi – informasi tertentu yang terdapat di suatu wilayah, misalnya lokasi penambangan di Indonesia. Simbol hendaknya mudah digambar dan dibaca oleh pembaca peta atau users serta usahakan dibuat semenarik mungkin. Untuk lebih membuat simbol dan peta le bih menarik biasanya simbol-simbol tersebut diberi warna atau colouring. Simbol-simbol yang ditempatkan pada sebuah peta dapat dianalisa dan dapat menentukan tema dari peta tersebut. Penjelasan mengenai simbol – simbol peta yang digunakan terletak pada legenda. Legenda pada peta menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat pada peta. Legenda itu harus dipahami oleh si pembaca peta, agar tujuan pembuatan peta itu mencapai sasaran. Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga diletakkan pada bagian lai n peta, sepanjang tidak mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan. Penggunaan simbol peta dari waktu ke waktu selalu berkembang mengikuti dan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan tentang perpetaan dan menyesuaikan pula dengan jenis peta sehingga memungkinkan simbol suatu seri peta berbeda dengan simbol seri peta lain. Simbol yang ada dalam sebuah peta hendaknya adalah simbol yang baik dan benar. Dalam buku “Desain dan Komposisi Peta Tematik” karangan Juhadi dan Dewi Liesnoor, disebutkan bahwa syarat simbol yang baik secara umum adalah: 1.
Sederhana
2.
Mudah digambar
3.
Mudah dibaca
4.
Mencerminkan data dengan teliti
5.
Berbentuk seragam dalam suatu peta ataupun peta seri
6.
Bersifat umum
Contoh simbol umum yang dipakai pada sebuah peta :
2. Jenis – Jenis Simbol
Agar pembuatan peta dapat dilakukan dengan baik, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu simbol dan warna. Sebelum dibahas mengenai simbol dan warna pada peta, silahkan perhatikan skema 1.1. di bawah ini.
Simbol – simbol pada peta memiliki banyak jenis. Penggolongan jenis – jenis simbol dibagi atas simbol berdasarkan bentuk, berdasarkan arti dan sifatnya, dan berdasarkan fungsinya. 2.1. Simbol berdasarkan bentuk.
Pembagian jenis – jenis simbol berdasarkan bentuknya ini membagi simbol – simbol peta berdasarkan perbedaan bentuknya. Berdasararkan ata s bentuknya, simbol peta dibagi atas lima jenis yaitu : a) Simbol titik b) Simbol garis c) Simbol luasan d) Simbol aliran e) Simbol batang a. Simbol titik
Simbol titik digunakan untuk menyatakan tempat atau data posisional, contohnya : kota, lokasi penambangan dan lain – lain. Simbol titik sendiri dapat terbagi menjadi tiga, yaitu: 1. Simbol Geometrik atau Abstrak, Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu kenampakan muka bumi dengan bentuk yang abstrak, yang mudah digambar namun agak sulit diketahui maksudnya. 2. Simbol Piktorial, Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu kenampakan muka bumi dengan bentuk yang mirip atau identik dengan bentuk asli kenampakan tersebut. 3. Simbol Huruf (Letter Symbol), Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu kenampakan muka bumi yang khas atau khusus dengan huruf. Penggunaan simbol tersebut disesuaikan pula dengan jenis peta. Simbol ini mempunyai bentuk yang sangat sederhana dan sangat mudah di pahami, namun kebanyakan simbol ini kurang memiliki nilai keindahan ataupun kurang begitu artistik.
b.
Simbol garis
Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis misalnya sungai, batas wilayah, jalan, dan sebagainya. Simbol garis dapat digolongkan menjadi 2, yaitu: 1. Simbol garis deskriptif, yaitu simbol garis yang digunakan untuk menyatakan unsur yang sesungguhnya ada, bentuknyapun biasanya mirip dengan sesungguhnya 2. Simbol garis abstrak, yaitu simbol garis yang digunakan untuk menyatakan unsur yang tak tampak, bentuknya menyesuaikan.
c. Simbol Luasan
Simbol luasan (Area), digunakan untuk menunjukkan kenampakan area misalnya rawa, hutan, padang pasir dan sebagainya. Simbol luasan dibagi lagi menjadi 2, yaitu : 1. Simbol luas yang deskriptif 2. Simbol luas yang abstrak d. Simbol Aliran
Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur dan gerak e. Simbol Batang Simbol batang, digunakan untuk menyatakan harga/dibandingkan harga lainnya/nilai lainnya. Contoh: Simbol batang (lihat gambar 1.8.). Berdasarkan simbol batang yang terdapat pada peta dan harga setiap ruasnya (1 ruas harganya 100.000 ton padi), dapat disimpulkan wilayah (provinsi) yang produksi padinya terbanyak adalah Kalimantan Selatan dan paling sedikit adalah Kalimantan Timur. f.
Simbol Lingkaran
Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk persentase. Contoh: simbol lingkaran (lihat gambar 1.9) Keterangan gambar 1.9. Berdasarkan simbol lingkaran pada gambar 1.9, dapat disimpulkan bahwa 1/4 bagian (25%) tanah digunakan untuk lain-lain (selain pertanian, perkebunan dan hutan). Sedangkan 3/8 bagian (37,5%) digunakan untuk pertanian, 3/8 bagian (37,5%)
lagi digunakan untuk perkebunan dan kehutanan. Pada simbol lingkaran, luas lingkaran mencerminkan jumlah data. 2.2. Simbol Berdasarkan Arti Dan Sifatnya a. Simbol kualitatif
Yaitu simbol yang menyatakan keadaaan sebenarnya apa yang digambarkan dengan bentuk yang lebih sederhana. Simbol ini hanya mewakili unsur yang dimaksud baik berupa titik, garis, maupun luasan. Simbol ini digunakan untuk membedakan persebaran benda yang di gambarkan. Misalnya untuk menggambarkan daerah penyebaran hutan, jenis tanah, penduduk dan ainnya. Lihat gambar 1.11.
Gambar 1.11. Simbol luasan yang bersifat kualitatif. Simbol ini hanya membedakan daerah A, B dan C saja. b. Simbol kuantitatif
Yaitu simbol yang menyatakan keadaaan sebenarnya apa yang digambarkan dengan bentuk yang lebih sederhana dengan disertai dengan nilai atau kuantitasnya. Nilai atau kuantitas tersebut dapat menunjukkan ketinggian, jumlah, luas, dan sebagainya. Simbol ini digunakan untuk membedakan atau menyatakan jumlah. Lihat gambar 1.12.
Gambar 1.12. Simbol luasan yang bersifat kuantitatif, untuk membedakan tingkat kepadatan yang makin tinggi dari C, B dan A.
Keterangan
gambar
1.12.
Peta
ini
menggambarkan
tingkat
kepadatan
penduduk. Makin rapat jarak antara titik menunjukkan daerah tersebut tingkat kepadatan penduduknya makin tinggi. Dapat disimpulkan daerah A memiliki kepadatan penduduk tertinggi dibandingkan dengan B dan C. Biasanya setiap titik mewakili j 2.3. Simbol Peta Berdasarkan Fungsinya
Penggunaan simbol pada peta tergantung fungsinya. Untuk menggambarkan bentuk-bentuk muka bumi di daratan, di perairan, atau bentuk-bentuk budaya manusia. Berdasarkan fungsinya simbol peta dapat dibedakan menjadi Simbol daratan, Simbol perairan, dan Simbol budaya. 1) Simbol Daratan Simbol daratan, digunakan untuk simbol-simbol permukaan bumi di daratan. Contoh: gunung, pegunungan, gunung api. Lihat gambar 1.13.
Gambar 1.13. Simbol daratan. 2) Simbol Perairan Simbol perairan, digunakan untuk simbol-simbol bentuk perairan. Contoh: simbol perairan. Lihat gambar 1.14.
Gambar 1.14 3) Simbol Budaya
Simbol budaya, digunakan untuk simbol simbol, bentuk hasil budaya. Contoh: simbol budaya. Lihat gambar 1.15.
Peta yang menggambarkan tinggi rendahnya pernukaan bumi disebut peta topografi. Dalam peta topogarafi, tinggi rendahnya permukaan bumi digambarkan dengan menggunakan simbol warna sebagai berikut. 1) Warna untuk menggambarkan penampakan daratan Warna yang digunakan untuk menggambarkan simbol-simbol yang ada didaratan sebagai berikut. a. Hijau menggambarkan dataran rendah. b. Kunung menggambarkan dataran tinggi. c. Coklat menggambarkan pegunungan. 2) Warna untuk menggambarkan penampakan perairan Warna yang digunakan untuk menggambarkan simbol-simbol yang ada diperairan sebagai berikut. a. Biru muda untuk melambangkan luar dangkal. b. Biru tua untuk melambangkan laut dalam. Uraian berikut ini akan menjelaskan satu demi satu mengenai pengertian simbol dan warna tersebut :
Simbol hitam digunakan untuk bentukan batuan (sebagai contoh batu besar, tebing, tanah berbatu) dan ntuk tampilan garis seperti jalan,jalan setapak, gang sama seperti bangunan bangunan buatan manusia (sebagai contoh, reruntuhan dan gedung-gedung)
Simbol coklat digunakan untuk bentukan tanah seperti garis kontur, retakan tanah, bukit kecil.
Biru digunakan untuk bentukan air: danau, kolam,sungai, jeram,rawa-r awa.
Kuning untuk menampilkan vegetasi - khususnya untuk tanah terbuka tanpa hutan. Kepadatan dari warna kuning menunjukkan : warna kuning terang untuk padang rumput, kuning pucat untuk padang rumput dengan rumput yang tinggi.
Hijau digunakan untuk menunjukkan vegetasi yang menghambat pergerakan dari seorang orienteer. Daerah yang berwarna paling hijau, disebut "fight", yang hampir tidak mungkin untuk dilalui.
Putih di peta orienteering menunjukkan hutan dengan sedikit atau tanpa tanaman dibawah pohon - hutan yang dapat dilaluio oleh orienteer dengan mudah.
Ungu (atau merah) digunakan untuk menandai jalur orienteering di peta. Kondisi yang spesifik untuk kegiatan orienteering (seperti tempat untuk outbound dimana tanaman pertanian tumbuh) juga didesain dengan warna merah.
3. Simbol Peta Sebagai Penampakan Geografis
Wilayah permukaan bumi terdiri atas berbagai fenomena geografis. Fenomena geografis ini bisa dijadikan dasar untuk menentukan proses pemetaan. Fenomena geografis yang timbul di permukaan bumi muncul akibat interaksi antar manusia dan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan bentang alam dan bentang budaya. Peranan manusia dalam interaksi sangat menonjol. Kota merupakan suatu fenomena geografis, yang muncul akibat interaksi manusia dengan lingkungannya. Secara umum kota merupakan tempat bermukimnya warga, tempat bekerja, tempat kegiatan ekonomi, pusat pemerintahan, dan pusat kegiatan lainnya yang telah mengalami banyak kemajuan pembangunan fisik. Studi geografi pada prinsipnya merupakan studi keruangan tentang gejalagejala geografi. Gejala geografi yang ada di sekitar kita merupakan hasil keseluruhan interelasi keruangan faktor alam dan faktor manusia. Dari hasil studi gejala yang nyata tersebut akan terbentuk suatu pola abstrak dalam diri kita yang disebut konsep. Pola abstrak tersebut berkenaan dengan gejala yang konkret tentang geografi dan sering disebut konsep geografi. Konsep geografi ini merupakan pola abstrak yang dapat digunakan untuk mengungkapkan berbagai faktor, gejala, dan masalah geografi.
Bentang alam suatu wilayah memiliki ciri yang beragam. Ada bentang alam yang berupa dataram rendah, dataran tinggi, lembah, pegunungn, dan sebagainya. Pola dan Bentuk Bentang Alam di Indonesia, yaitu : a. Bentang Alam Indonesia Bagian Barat b. Bentang Alam Indonesia Bagian Timur c. Bentang Alam Indonesia Bagian Tengah Permukaan bumi kita memang tidak rata, melainkan ada yang tinggi dan ada yang rendah. Tinggi rendahnya permukaan disebut relief. Relief dipermukaan bumi secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu relief darata dan relief dasar laut. Relief - relief tersebut digambarkan di peta dengan simbol-simbol. Bentuk permukaan bumi yang meliputi reliefnya di darat dan di dasar laut. Bentuk permukaan bumi bermacam-macam seperti : dataran, berbukit, bergelombang, pegunungan, cekungan, lereng dan lain-lain baik dalam bentuk bentang alam yang terjadi karena proses geologis dan bentang budaya hasil kar ya manusia. Penggambaran bentang alam dan bentang budaya tersebut dalam bentuk-bentuk muka bumi ini memiliki sebaran yang berbeda-beda antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kajian pola dan bentuk muka bumi merupakan kajian tentang macam-macam bentuk muka bumi dan obyek geografi lainnya serta sebaran dari masing-masing bentuk muka bumi dalam suatu wilayah Bentuk-bentuk muka bumi di dalam peta tidak digambarkan ke dalam bentuk yang sesungguhnya, tetapi digambarkan dalam bentuk simbol.
III.
PEMBAHASAN
Intepretasi Bentuk bumi dibedakan atas dua hal yakni bentang alam (kenampakan fisik) yang merupakan proses geologis dan bentang budaya (kenampakan budi daya manusia) yang merupakan hasil karya manusia. Penafsiran Kenampakan fisik tanpa menghubungkan dengan kehidupan manusia. Misalnya pola kontur mengindikasikan suatu permukaan bumi yang bergelombang. Karakter suatu wilayah yang dialiri sungai juga dapat ditafsirkan berdasarkan pola aliran tersebut. Penafsiran budi daya manusia dilakukan dengan menghubungkan kenampakan bumi dan hasil budi daya manusia. Misalnya, pola permukiman sepanjang alur sungai atau jalan mengindikasikan aksesibilitas yang tinggi dan terbukanya komunikasi antara wilayah tersebut dengan daerah lain. Berbagai simbol untuk memudahkan pengenalan bentuk bumi terdiri atas: a) Bentuk Alamiah
Kenampakan atau bentuk-bentuk alamiah, antara lain samudra/laut, sungai, danau, rawa, dan lain-lain. Hal ini diseuaikan dengan keadaan alami atau alam dari suatu keadaan peta yang di buat. Bagian ini harus menggambarkan keadaan sesungguhnya pada daerah yang digambarkan. Bagaimana bentuk-bentuk tersebut digambarkan melalui simbol – simbol : a. Samudra/Laut Samudra adalah perairan yang sangat luas di muka bumi. Dalam peta, samudra/lautan digambarkan dengan warna biru (dari biru muda hingga biru tua). Semakin tua warna biru, menunjukkan bahwa laut tersebut semakin dalam. 1. biru sangat muda : kedalaman 0 – 200 m 2. biru muda : kedalaman 200 – 2.000 m 3. biru tua : kedalaman >2.000 m Catatan: Rentang kedalaman sering kali berbeda antara satu peta dan peta lain. Oleh karena itu saat membaca peta harus dilihat penjelasan arti warna pada legenda peta.
b. Sungai Sungai adalah aliran air tawar di permukaan bumi dengan alur yang terbentuk secara alami. Aliran sungai berawal dari sumber air di hulu dan berakhir di muara. Hulu terdapat di daerah-daerah pegunungan, dan muara dapat berada di laut, danau, atau sungai yang lebih besar. Sungai digambarkan sebagai garis bebas (sesuai aliran) berwarna biru muda dilengkapi keterangan yang ditulis dengan huruf miring (italic). Garis tersebut akan selalu berakhir di batas lautan, danau, atau sungai besar lain. c. Danau Danau adalah cekungan luas di daratan yang digenangi oleh air. Danau, meliputi danau alami dan danau buatan yang digambarkan dengan warna biru. d. Rawa Rawa adalah dataran rendah yang selalu tegenang air (air hujan, air permukaan tanah, dan lainlain). Rawa dapat ditemui di tengah daratan ataupun di daerah pesisir pantai. Simbol rawa adalah beberapa baris garis putus-putus berwarna biru muda e. Dataran, perbukitan, dan pegunungan Kenampakan utama di daratan yang tidak tertutup oleh perairan adalah dataran, perbukitan, dan pegunungan. Dari daerah pesisir yang landai, daratan makin meninggi, dimulai dari dataran, perbukitan, hingga p egunungan. 1. Dataran Dataran dapat berupa dataran rendah ataupun dataran tinggi (plateau/plato). Dataran rendah merupakan daerah luas, rendah, dan relatif datar. Ketinggiannya beragam, permukaan bergelombang dengan bukit-bukit rendah. Namun, di antaranya dapat berupa dataran sempurna. Dataran dapat berupa padang sabana, gurun, dataran aluvial, dan sebagainya. 2. Bukit/Perbukitan Bukit adalah bagian permukaan bumi yang lebih tinggi dari dataran, tetapi lebih rendah dari gunung (± 200 – 300 m). Perbukitan adalah rangkaian bukit-bukit. 3. Pegunungan
Pegunungan adalah bagian permukaan bumi yang tinggi, jauh lebih tinggi dari dataran sekitarnya (>620 m), simbol dataran, perbukitan, dan pegunungan digambarkan dengan warna hijau hingga cokelat tua atau ungu kehitaman. - Hijau tua
: 0 – 100 m
- Hijau muda : 100 – 400 m - Kuning
: 400 – 1.000 m
- Cokelat muda
: 1.000 – 1.500 m
- Cokelat tua : 1.500 – 3.000 m Catatan: Rentang ketinggian seringkali berbeda antara s atu peta dan peta lain. Oleh karena itu, saat membaca peta harus dilihat penjelasan arti warna pada legenda peta. Deretan pegunungan yang paling tinggi pada umumnya memiliki warna paling tua (cokelat tua atau ungu kehitaman). Puncak-puncak bersalju digambarkan dengan warna putih. 4. Gunung Gunung adalah muka bumi berbentuk kerucut atau kubah yang berdiri sendiri. Gunung menjulang ke atas lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Ketinggian minimal sekitar 600 meter, gunung dibedakan atas gunung aktif (gunung api) dan gunung mati. Simbol gunung api pada peta adalah segitiga sama kaki berwarna merah. Gunung mati digambarkan dengan segitiga sama kaki berwarna hitam. b) Bentuk-bentuk buatan manusia
Kenampakan berupa bentuk-bentuk buatan manusia (budaya), antara lain jalan, jalan kereta api, bandara, dan sebagainya. 1. Jalan Jalan adalah jalur sirkulasi yang dibuat oleh manusia (untuk pejalan kaki atau kendaraan). Jalan berfungsi menghubungkan satu tempat dan tempat lain. Jalan dibedakan atas jalan besar (utama) dan jalan-jalan kecil (sekunder). Jalan digambarkan dengan garis berwarna merah. Ketebalan garis tergantung dari besar kecilnya jalan. Misalnya, jalan utama digambarkandengan garis merah tebal. 2. Jalan kereta api
Jalan/ rel kereta api adalah jalur untuk kereta api, yang menghubungkan satu tempat ke tempat lain. Dalam peta, rel kereta api digambarkan dengan garis lurus hitam/abu-abu atau garis hitam lebar beruas-ruas. 3. Berbagai tempat penting Beberapa simbol digunakan untuk menandai berbagai tempat yang dianggap penting, di antaranya ibukota negara/provinsi, bandara, pelabuhan, dan sebagainya. Permukaan bumi tidak rata. Di wilayah daratan dapat dijumpai dataran rendah, dataran tinggi, plato, gunung dan pegunungan, lembah, cekungan, dan sebagainya. Permukaan bumi yang tertutup air (dasar laut) juga memiliki perbedaan tinggi rendah. Di dasar laut juga dapat dijumpai gunung, lembah, jurang, dan lain-lain. Perbedaan tinggi rendah permukaan bumi disebut relief. Relief dapat dilihat dengan jelas, jika kalian melihat penampang melintang (irisan) daratan maupun dasar laut. 1. Penampang melintang daratan Jika suatu wilayah daratan diiris secara melintang (membuat penampang melintangnya), perbedaan ketinggian seluruh daratan akan terlihat jelas. Sebagai contoh Benua Australia ketika dipotong melintang, maka terdapat penampang melintang tersebut dapat dikenali adanya relief bumi berupa gunung, bukit, dan cekungan. Kenampakan dimulai dari Teluk Collier, yaitu: Gunung Ord (936 m), Plato Kimberly, Gunung Zeil (1511), Danau Eyre , Pegunungan Flinders, Danau Frone, Bukit Brokn, dan Gunung Kosciusko (2.228 m) 2. Penampang melintang lautan Di daratan garis kontur menghubungkan tempat-tempat berketinggian sama, sedangkan kontur pada batimetri menghubungkan tempat-tempat dengan kedalaman sama di bawah permukaan air. Bentuk relief dasar laut, 1. Paparan/selasar benua Paparan benua (continental shelf ) merupakan kelanjutan wilayah benua (kontinen). Kedalamannya ±200 m. Contohnya Dangkalan Sunda antara Kalimantan, Jawa, dan Sumatera yang berkedalaman ± 40 – 45 meter. Daerah tebing paparan benua disebut tebing benua/kontinen. 2. Dataran abisal
Dataran abisal (bassin floor ) adalah dasar laut yang luas setelah tebing benua, dan mengarah ke laut lepas. Dataran abisal merupakan bagian dari paparan benua. 3. Punggung laut (ridge/rise) Punggung laut atau punggung bukit lautan, adalah bentukan di dasar laut yang mirip tanggul raksasa. Panjangnya bisa ribuan kilometer. Punggung laut dibatasi oleh laut dalam di kanan kirinya.Punggung laut yang berlereng curam disebut ridge, sedangkan yang berlereng landai disebut rise. 4. Gunung laut Gunung laut adalah bagian yang berdiri sendiri, dan kakinya mulai dari dasar laut. Puncak gunung dapat muncul ke permukaan air. Contohnya Gunung Krakatau di Selat Sunda. 5. Lubuk laut/Basin Lubuk laut atau basin/bekken adalah cekungan di dasar laut berbentuk bulat atau lonjong (oval ). Basin terjadi akibat pemerosotan dasar laut. 6. Palung Laut (Trench / trog ) Palung adalah dasar laut sangat dalam dan berdinding curam, yang semakin ke dasar semakin menyempit. Palung sempit dan tidak terlalu curam disebut trench, sedangkan jika lebih lebar dan curam disebut trog. Kedalaman palung bisa mencapai ± 7.000 – 11.000 meter.
IV.
KESIMPULAN
Peta selalu dilengkapi dengan pemberian simbol-simbol yang merupakan generalisasi dari suatu benda atau bidang sebenarnya. Simbol merupakan salah satu unsur peta yang sangat penting. simbol mempu memberikan nyawa pada peta sehingga peta menjadi lebih mudah dimengerti. Symbol hendaknya mudah digambar dan dibaca oleh pembaca peta atau users serta usahakan dibuat semenarik mungkin. Simbol – simbol pada peta memiliki banyak jenis. Penggolongan jenis – jenis simbol dibagi atas simbol berdasarkan bentuk, berdasarkan arti dan sifatnya, dan berdasarkan fungsinya. Berdasararkan atas bentuknya, simbol peta dibagi atas lima jenis yaitu : Simbol titik, Simbol garis, Simbol luasan, Simbol aliran, dan Simbol batang. Simbol Berdasarkan Arti Dan Sifatnya, symbol dibedakan menjadi dua, yaitu Simbol kualitatif dan Simbol kuantitatif. Berdasarkan fungsinya simbol peta dapat dibedakan menjadi Simbol daratan, Simbol perairan, dan Simbol budaya. Wilayah permukaan bumi terdiri atas berbagai fenomena geografis. Fenomena geografis ini bisa dijadikan dasar untuk menentukan proses pemetaan. Fenomena geografis yang timbul di permukaan bumi muncul akibat interaksi antar manusia dan lingkungannya
DAFTAR PUSTAKA
Bakosurtanal.
2004.
Panduan
Membaca
Peta
Rupabumi
Indonsia. Cibinong Bakosurtanal. Bakosurtanal.2007. Atlas Pulau-Pulau Kecil Terluar . Cibinong : Bakosurtanal Dickinson, G.C. 1973. Statistical Mapping And The Presentation Of Statist ic. London : J.W Arrowsmith .L.Td Monmonier, Mark. 1982. Computer – Assisted Cartography Principles And Prospect. New York : Prentice-Hall,Inc. Purwani, Diana Endah. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Sengon Dan Kacang Tanah Di Daerah Aliran Sungai Samin Kabupaten Karanganyar Dan Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah. Skripsi. Fkip-Uns ( Program Studi P.Geografi ) Surakarta. Raisz, Erwin. 1948. General Cartography. New York : Mcgraw-Hill Book