SIFAT OPTIK MINERAL PEMBENTUK BATUAN BEKU
Bowen’s Raction Series
Sifat optik beberapa mineral 1. Olivine
Sifat Optik Yang Khas: Abu2 agak kehijauan-transparan kehijauan-transparan Relief tinggi Bentuk poligonal/prismatik Pecahan tak beraturan, tanpa belahan WI orde II Pada bidang pecahan/rekahan pecahan/rekahan sering teralterasi menjadi serpentin Data Optik : Biaxial (+), a=1.63-1.65, a=1.63-1.65, b=1.65-1.67, g=1.67-1.69, bire=0.0400,2V(Calc)=88, bire=0.0400,2V(Calc)=88, 2V(Meas)=46-98. Dispersi relatif lemah.
Gambar 2.3.1 Mineral Olivin
2. Clinopyroxene
Sifat Optik Yang Khas: Biru cyan colourless Relief sedang WI Orde 3 Birefringence: 0.002-0.022 RI: 1.674-1.764
Gambar 2.3.2 Mineral Klinopiroksen
3. Orthopiroxene
Sifat optik sama dengan klinopiroksen ( augit, diopsid )
Yang membedakan adalah gelapannya sejajar (klino=miring)
TO sumbu 2 (-) hipersten (+) enstatit
Sistem kristal: Orthorhombic
Relief: sedang
Warna: hijau muda / merah muda, colorless
RI: 1.658-1.788
Bire: 0.008-0.020
WI Orde 2
Gambar 2.3.3 Mineral Orthopiroksen
4. Hornblende
Sifat Optik Yang Khas : Warna kehijauan/kecoklatan, relief tinggi, pleokroisme kuat (dikroik/trikroik), o
belahan 1 arah atau 2 arah 120 , bentuk prismatik (biasanya memanjang), gelapan miring 12-30
o
Gambar 2.3.4 mineral hornblende
5. Biotite
Sifat Optik Yang Khas : Warna coklat, kemerahan, kehitaman Bentuk berlembar
Pleokroisme kuat Gelapan sejajar Umumnya teralterasi dengan klorit dan mineral – mineral lempung Data Optik:
Biaxial (-), a= 1.565-1.625, b= 1.605-1.675, g= 1.605-1.675, bire=
0.0400-0.0500,
2V(Calc)=
Dispersion r > v or r < v.
Gambar 2.3.5 Mineral Biotit
6. Muscovite
Sifat Optik Yang Khas : Warna colorless Biaxial negatif Warna colorless Bentuk berlembar Pleokroisme kuat Gelapan sejajar Bentuk dan sifat optik lain mirip biotit
0,
2V(Meas)=
0-25.
Gambar 2.3.6 mineral muskovit
7. Quartz
Sifat Optik Yang Khas : Colorless, relief rendah
●
-
Bentuk tak beraturan, dalam batuan umumnya anhedral
-
Tidak punya belahan Gelapan bergelombang
-
Warna interferensi abu2 orde1
-
TO sumbu I (+)
-
nw = 1.544
-
ne = 1.553 -
Orientasi optik: sumbu optik terletak pada sumbu c, perpanjangan kristal memotong ujung-
ujung sumbu yang berlengan pendek. Komposisi: kandungan dasarnya berupa SiO 2, meskipun bekas kandungan mineral dari Ti,
-
Fe, Mn, Al, kemungkinan dapat ditemukan. Sifatnya tidak mudah terubah dan sangat stabil pada lingkungan yang mudah mengalami
--
pelapukan
Gambar 2.3.7 mineral kuarsa
Genesa mineral yang bisa kita simpulkan dari pengamatan adalah ukurannya jika dilihat dari ukuran mineral yang kita amati, mineral ini mempunyai ukuran yang kecil, ini berarti menunjukan bahwa mineral ini paling akhir terbentuk oleh karena mineral ini tidak mempunyai cukup ruang untuk terbentuk sesudah mineral-mineral lain terbentuk. Dari bentuk mineral yang anhedral dapat diketahui mineral ini terbentuk paling akhir karena bidang batas mineral dipegaruhi oleh mineral lain sehingga bidang batasnya hampir tidak terlihat, kemudian terdapatnya sedikit pecahan pada mineral ini menunjukan bahwa mineral ini terletak pada di akhir oleh karena itu mineral ini mempunyai resistensi yang tinggi dan mineral ini terdapat pada batuan beku asam hal ini dikarenakan mineral ini terbentuk di akhir (semakin keatas sifatnya semakin basa dan semakin kebawah semakin asam). Berdasarkan deskripsi yaitu warna mineral colorless bentuk granular, belahan tidak ada, terdapat pecahan, relief rendah dan pleokrisme monokroik
8. Plagioclase
Sifat Optik Yang Khas : Colorless tapi agak keruh, relief rendah - sedang kembaran albit atau carlsbad-albit WI abu2 terang orde I TO sumbu 2 (-) dan (+) Terdapat belahan, terdapat pleokroisme monokroik
Gambar 2.3.8 mineral plagioklas
Proses pembentukan mineral Plagioklas berdasarkan Bowen Reaction Series terletak pada deret continuous. Deret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase. Dimulai dengan feldspar yang kaya akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO) dan berlanjut reaksi dengan peningkatan bertahap dalam pembentukan natrium yang mengandung feldspar (Ca – Na0
feldspar, CaNaAlSiO) sampai titik kesetimbangan tercapai pada suhu sekitar 900 C. Saat magma mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar didominasi oleh pembentukan 0
natrium feldspar (Na-Feldspar, NaAlSiO) hingga suhu sekitar 600 C feldspar dengan hampir 100% natrium terbentuk. Kemudian terdapatnya pecahan pada mineral ini menunjukan bahwa mineral ini terletak pada awal pembentukan karena pada awal pembentukan ini mineral belum mempunyai resistensi yang tinggi sehingga mudah terbentuk pecahan dan mineral ini terdapat pada batuan beku basa hal ini dikarenakan mineral ini terbentuk lebih dulu (semakin keatas sifatnya semakin basa dan semakin kebawah semakin asam).
9. Orthoclase
Sifat Optik Yang Khas : -
Pada sayatan 001 terlihat kembaran carlsbad
-
WI abu2 terang orde I -
TO sumbu 2 (-)
-
Colorles tapi agak keruh, relief rendah : nalpha = 1.514 - 1.526, n beta= 1.518 - 1.530, n gamma =
1.521 - 1.533 -
Bentuk : Umumnya sebagai anhedral sampai euhedral pada batuan beku.
-
Tidak terdapat pleokroisme
Gambar 2.3.9 mineral orthoklas
10. Sanidine
Sifat Optik Yang Khas : Warna colorless Bentuk tabular Relief rendah o
Gelapan miring 5
– 15
o
Tidak terdapat pleokroisme Umumnya teralterasi dengan mineral – mineral lempung dan sericite
Gambar 2.3.10 Mineral Sanidin
11. Serpentine
Sifat Optik Yang Khas: Sistem kristal: Trigonal, Monoclinic, Orthorhombic Relief: Rendah Warna: hijau, kuning, merah kecoklatan RI: 1.532-1.574 Bire: 0.004-0.017 WI orde 1
Gambar 2.3.11 Mineral Serpentin
12. Calcite
Sifat optik yang khas: Relief : bervariasi rendah-sedang, colorless RI: 1.658-1.486 Bire: 0.172 WI Orde 4
Gambar 2.3.12 mineral kalsit
13. Garnet
Sifat Optik Yang Khas: Sistem kristal: isometrik Relief: tinggi Warna merah muda pucat RI: 1.800 Bire: isotropic
Gambar 2.3.13 Mineral Garnet
14. Zicron
Sifat Optik Yang Khas: Sistem kristal: Tetragonal Relief: sedang colourless RI : 1.922-2.015 Bire: 0.042-0.065 WI Orde 3
Gambar 2.3.14 Mineral Zircon
15.
KUARSA
Colorless, relief rendah
Bentuk tak beraturan, dalam batuan umumnya anhedral
Tidak punya belahan
Gelapan bergelombang
Warna interferensi abu2 orde1
TO sumbu I (+)
nw = 1.54
ne = 1.553
Orientasi optik: sumbu optik terletak pada sumbu c, perpanjangan kristal memotong ujung-ujung sumbu yang berlengan pendek. Komposisi: kandungan dasarnya berupa SiO 2, meskipun bekas kandungan mineral dari Ti, Fe, Mn, Al, kemungkinan dapat ditemukan. Sifatnya tidak mudah terubah dan sangat stabil pada lingkungan yang mudah mengalami pelapukan
Gambar 1.1 Kenampakan Kuarsa Secara Optik
16.
ORTOKLAS
Colorles tapi agak keruh, relief rendah
Pada sayatan 001 terlihat kembaran carlsbad
WI abu2 terang orde I
TO sumbu 2 (-)
17.
PLAGIOKLAS
Colorles tapi agak keruh, relief rendah-sedang
kembaran albit atau carlsbad-albit
WI abu2 terang orde I
TO sumbu 2 (-) dan (+)
18.
OLIVIN
Abu2 agak kehijauan-transparan
Relief tinggi
Bentuk poligonal/prismatik
Pecahan tak beraturan, tanpa belahan
WI orde II
Pada bidang pecahan/rekahan sering teralterasi menjadi serpentin
Gambar 1.3 Kenampakan Olivin Secara Optik
5.
KLINO PIROKSEN (AUGIT, DIOPSID)
Warna bening, abu-abu kecoklatan, prismatik, sayatan//c belahan 1arah, sayatan tegak lurus c belahan 2 arah 90
o o
Gelapan miring, augit 45-54 diopsid 37-44
TO (+) sb2
19.
o
ORTOPIROKSEN (ENSTANTIN, HIPERSTEN)
Sifat optik sama dengan klinopiroksen
Yang membedakan adalah gelapannya sejajar (klino=miring)
TO sumbu 2 (-) hipersten (+) enstatit
20.
Sanidine Sifat Optik Yang Khas :
Warna colorless
Bentuk tabular
Relief rendah
Gelapan miring 5
Tidak terdapat pleokroisme
Umumnya teralterasi dengan mineral – mineral lempung dan sericite
o
o
– 15
Gambar 1.5 Kenampakan Sanidine Secara Optik
21.
HORNBLENDE
Warna kehijauan/kecoklatan,
pleokroisme kuat (dikroik/trikroik),
belahan 1 arah atau 2 arah 120 ,
bentuk prismatik (biasanya memanjang),
gelapan miring 12-30
o
o
Gambar 1.2 Kenampakan Hornblende Secara Optik
Mineral hornblende merupakan mineral pembentuk batuan beku yang berwarna kehijauan/kecoklatan. Kenampakan warna tersebut dapat dilihat melalui mikroskop polarisasi. Berdasarkan Proses pembentukan mineral pada Bowen Reaction Series mineral ini terletak pada deret discontinuous pada deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate dimana satu mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu dengan melakukan reaksi dengan sisa larutan magma. Mineral Hornblende (termasuk 0
mineral Amphibole) terbentuk setelah mineral Piroksen, sekitar 1100 C, mineral yang 0
mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan pada kisaran suhu 900 C. Pada proses pembentukan mineral Hornblende tekanan yang ada tidak terlalu besar, sedangkan mineral Hornblende bentuknya lebih prismatic atau memanjang. Sehingga mineral ini sering ditemukan berukuran lebih besar dibandingkan mineral lain yang ada disekitarnya. Hal
menunjukan bahwa mineral ini lebih dulu terbentuk oleh karena itu mineral ini mempunyai cukup ruang untuk terbentuk sebelum mineral-mineral lain terbentuk (belum terdapat ubahan). Dari bentuk mineral yang euhedral dapat diketahui (sejalan dengan ukuran) mineral ini terbentuk terlebih dahulu karena bidang batas mineral tidak dipegaruhi oleh mineral lain sehingga bidang batasnya terlihat tebal, kemudian terdapatnya pecahan pada mineral ini menunjukan bahwa pada deret discontinuous mineral ini terletak pada awal pembentukan karena pada awal pembentukan ini mineral belum mempunyai resistensi yang tinggi se hingga mudah terbentuk pecahan dan mineral ini terdapat pada batuan beku basa hal ini dikarenakan mineral ini terbentuk lebih dulu (semakin keatas sifatnya semakin basa dan semakin kebawah semakin asam).
3.Sayatan Batuan Beku
a.
Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 66%. Contohnya Granit, Riolit. Dari segi warna, batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih gelap dibanding yang komposisinya asam.
800 × 506 - Abb.: Dünnschliff eines Peridotit-Gesteins.
Granodiorit
300 × 221 - Kenampakan andesin pada sayatan tipis diorit (Anonim, http://www.aliakbarvelayati33499.wordpress.com
b. Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% - 52 %. Contohnya Gabro, Basalt.
1024 × 683 - Kenampakan bitownit pada sayatan tipis gabro (Anonim, 2007)
c.
Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara 52%-66 %. Contohnya Andesit dan Syenit.
Andesit
d.
Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%. Contohnya Dunit dan Peridotit.
DAFTAR PUSTAKA Nurul, Siti Q, 2010. Laporan Praktikum Mineralogi Semester II. Semarang http://nurulgeologist.blogspot.com/2011/06/sitat-sifat-optik-mineral-rfm-tekstur.html www.google.com