BAB I PENDAHULUAN
Swamedikasi atau pengobatan sendiri merupakan kegiatan pemilihan dan penggunaan obat baik itu obat modern, herbal, maupun obat tradisional oleh seorang individu untuk mengatasi penyakit atau gejala penyakit (WHO, 1998! "ahal "ahalny nyaa biaya biaya dokte dokterr menga mengakib kibatk atkan an masya masyarak rakat at lebih lebih #ende #enderun rung g memilih pengobatan sendiri (swamedikasi sebagai alternati$ penanganan pertama ketika ketika sakit sakit (%tmoko (%tmoko dan &urnia &urniawati wati,, '9! '9! Swamedi Swamedikasi kasi menjadi menjadi alterna alternati$ ti$ yang diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan! )ada pelaksanaannya pelaksanaann ya swamedikasi dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) karena keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan penggunaannya! "asyarakat #enderung hanya tahu nama dagang obat tanpa tahu *at berkhasiatnya (%riastuti, '11! )engeta )engetahuan huan merupakan merupakan hasil hasil dari tahu, dan ini terjadi terjadi setelah setelah orang orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu! )engetahuan meliputi + tingk tingkat atan an yaitu yaitu tahu, tahu, mema memaham hami, i, aplik aplikasi asi,, analis analisis, is, sinte sintesis sis,, dan dan evalu evaluasi asi!! )engetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang! indakan yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada yang tidak didasari pengetahuan (Supratman, ''! Swamedikasi banyak dipilih masyarakat untuk meredakan-menyembuhkan keluhan kesehatan ringan atau untuk meningkatkan keterjangkauan akses terhadap pengobatan! %dapun dalam $enomena swamedikasi, peresepan sendiri (termasuk pembelian obat tanpa tan pa resep resep ini disebabkan oleh beberapa be berapa hal, diantaranya diantar anya adalah ad alah perkembangan teknologi in$ormasi, dengan semakin berkembangnya teknologi, masy masyara arakat kat menja menjadi di lebih lebih mudah mudah dalam dalam menga mengakse ksess in$or in$orma masi, si, terma termasuk suk di dalamnya in$ormasi mengenai kesehatan! %lasan swamedikasi, peresepan sendiri, atau atau pembel pembelia ian n obat obat tanpa tanpa resep resep di masya masyarak rakat at .ndone .ndonesia sia,, adala adalah h karena karena penyakitnya dinilai ringan (/+0, harga yang lebih murah (1+0, dan obat ob at mudah didap didapat at (90! (90! erliha rlihatt bahw bahwaa $akto $aktorr biaya biaya dan waktu waktu menja menjadi di alasa alasan n yang yang melatarbelakangi swamedikasi (&artajaya, '11!
paya peningkatan kesehatan di masyarakat yang berkembang saat ini adalah Self Medication! "aka dari itu penggunaan berbagai jenis obat2 obatan baik generik maupun obat paten sangat beredar luas! )enggunaan obat yang tidak rasional merupakan masalah global! 3iperkirakan kurang dari 40 semua obat diresepkan, diserahkan (dispensed atau dijual tidak sesuai aturan, dan kurang dari 40 pasien mendapatkan obat dari peresepan atau dispensed ! )enggunaan obat se#ara tidak rasional dapat membahayakan masyarakat karena dapat menimbulkan pengobatan kurang e$ekti$, resiko e$ek samping dan tingginya biaya pengobatan! )engobatan penyakit yang dapat ditangani dengan #ara swamedikasi diantaranya seperti, batuk, selesma, nyeri, diare, konstipasi, gastritis, #a#ingan, dan penyakit ringan lainnya yang bisa ditangani tanpa resep dokter! "akalah ini akan membahas tentang salah satu penyakit yang bisa ditangani dengan #ara swamedikasi yaitu selesma!
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Selesma
1! 3e$inisi Selesma adalah iritasi atau peradangan selaput lendir hidung akibat in$eksi dari suatu virus! Selaput lendir yang meradang memproduksi banyak lendir sehingga hidung menjadi tersumbat dan sulit berna$as! andanya di antaranya pilek, mata mengeluarkan banyak air, kepala pusing dan seringkali demam ringan! 5endir yang terbentuk mengakibatkan batuk dan bersin! 6irus yang menyebabkan adalah rhinovirus (dalam bahasa yunani 7hino adalah hidung, dan virus adalah jasad renik terke#il dengan ukuran ,' , mikron jauh lebih ke#il dari bakteri biasa (jay dan 7aharja, '+!
'! :tiologi Selesma 7hinovirus adalah penyebab selesma! 40 selesma terjadi pada anak dan dewasa! )enyebab lain selain rhinovirus antara lain respiratory sin#itial virus, #oronaviruses, virus in$luen*a, virus parain$luen*a parain$luen*a, adenovirus, e#hovirus, dan #o;sa#kie virus! )roses transmisinya dapat melalui inokulasi mukosa hidung dengan virus yang berada pada benda hidup (tangan atau benda mati (gagang pintu dan telepon (
! )ato$isiologi selesma 7hinovirus mengikat molekul intraseluler 1 reseptors yang melekat pada sel2sel ephitelial pernapasan di hidung dan naso$aring sehingga dapat bereplikasi dan menyebar! Sel yang terin$eksi melepaskan #hemokine =sinyal bahaya> dan sitokin yang mengakti$kan mediator in$lamasi dan re$leks neurogenik, sehingga ada tambahan mediator in$lamasi,
vasodilatasi,
transudasi plasma, sekresi kelenjar, stimulasi sara$ nyeri, re$leks bersin dan batuk! 7hinovirus berada dalam naso$aring selama 1+ sampai 18 hari setelah in$eksi awal! .n$eksi virus berakhir dengan antibodi penetral (sekretori
imunoglobulin % atau serum imunoglobulin ? masuk ke dalam mukosa sampai akhir replikasi virus (
/! anda dan gejala selesma ?ejala selesma mun#ul 1 sampai hari setelah in$eksi! Hidung tersumbat adalah gejala pertama diikuti dengan, rhinorrea, bersin, sakit tenggorokan dan batuk! )asien kadang merasa kedinginan, sakit kepala, malaise, mialgia, batuk, atau demam ringan! ?ejala biasanya terjadi selama ' atau hari!
4! erapi selesma idak ada obat khusus untuk pilek! ujuan terapi ini adalah untuk mengurangi gejala yang mun#ul dan dirasa mengganggu! erdapat ' terapi pada selesma yaitu $armakologi dan non $armakologi! a! erapi Aon Barmakologi erapi tanpa obat men#akup peningkatan retensi #airan, istirahat #ukup, makan bernutrisi, termasuk hati2hati membersihkan saluran hidung, meningkatkan kelembaban udara atau penguapan hangat, larutan garam, dan larutan nasal! 5arutan garam dapat membantu membran mukosa mengeluarkan mukus! "akanan dan minuman seperti teh dengan lemon dan madu, sop ayam, dan air daging hangat membantu meredakan pilek dan meningkatkan retensi #airan! "engkonsumsi sop hangat mempunyai akti$itas sebagai anti in$lamasi! erapi tanpa obat untuk anak harus hati2hati! Cika menggunakan semprotan, anak harus posisi tegak untuk melan#arkan aliran hidung, menjaga asupan #airan, meningkatkan kelembaban udara, dan mengairi hidung dengan tetes garam (
dapat mengurangi bersin, sedangkan batuk biasanya sembuh sendiri, tetapi dapat diobati dengan de;tromethorpan atau antitusi$ dan demam, diobati dengan antipiretik! a! 3ekongestan 3ekongestan dapat mengobati sinus dan hidung tersumbat! )enggunaan dekongestan dosisnya harus dan dibatasi tidak lebih dari sampai 4 hari untuk menghindari rhinitis medi#amentosa! 3ekongestan
adalah
agonis
adrenergik
(simpatomimetik!
"ekanisme aksinya, stimulasi dari reseptor D2adrenergik menarik pembuluh darah, sehingga menurunkan pembengkakan pembuluh sinus
dan
edema
(phenylephrine,
mukosa!
%ksi
o;ymeta*oline,
langsung
dekongestan
tetrahydro*oline
mengikat
reseptor adrenergik (
ntuk $armakokinetiknya, dekongestan sistemik dengan #epat dimetabolisme oleh monoamine o;idase dan katekol2O2 methyltrans$erase di gastrointestinal (?. mukosa, hati, dan jaringan lain! )seuodoephedrine diserap dengan baik setelah pemberian oral, penylephrine memiliki bioavailabilitas oral rendah!
)seuodoephedrine
dan
penylephrine
memiliki
distribusi volume besar (',+24 5-kg dan durasi pendek (+ jam untuk pseudoe$edrin dan ',4 jam untuk phenylephrine, konsentrasi pun#ak untuk kedua obat terjadi pada ,4 jam sampai
'
jam
setelah
pemberian
oral!
.ndikasi
dari
dekongestan untuk mengurangi rasa sakit dari hidung serta untuk hidung tersumbat! dekongestan
seperti
berlebihan,
aritmia
:$ek samping yang ditimbulkan
takikardi
($reuensi
(penyimpangan
denyut irama
janting jantung,
peningkatan tekanan darah atau stimulasi! %turan pemakaian 1! Benilpropanolamina •
3ewasa E maksimal 14 mg per takaran 2/ kali sehari
•
%nak2anak +21' tahun E maksimal @,4 mg per takaran 2/ kali sehari
'! Benile$rin •
3ewasa E 1 mg, kali sehari
•
%nak2 anak + 1' tahun E 4 mg, kali sehari
! )seudoe$edrin •
3ewasa E + mg, / kali sehari
•
%nak2anak '24 tahun E 14 mg, 2 / kali sehari
•
+21' tahun E mg, 2 / kali sehari
/! :$edrin • •
3ewasa E '4 mg, setiap / jam %nak2anak E sehari mg-kg berat badan, dibagi dalam / + dosis yang sama!
b! %ntihistamin Obat tanpa resep antihistamin penenang dapat mengurangi rhinorrhea yang berhubungan dengan pilek dan mengurangi bersin (
umur +21' 12' mg sehari (3epkes 7., '@! 3alam pengobatan, antihistamin biasanya terdapat dalam #ampuran dekongestan, obat penekan batuk, pereda nyeri (South2)aul dkk, '/!
#! %nalgesik %nalgesik e$ekti$ untuk nyeri atau demam yang berhubungan dengan pilek! )ada pilek jarang terjadi demam diatas @,8GF! %ntipiretik tanpa resep seperti aspirin, asetamino$en, ibupro$en, napro$en, atau ketopro$en merupakan obat yang e$ekti$ untuk mengurangi demam (
e! 6itamin Suplemen yang dapat diberikan seperti vitamin F, jus lemon, teh herbal! 6itamin F pada dosis tinggi (121,4 mg berkhasiat meringankan gejala, mempersingkat lamanya in$eksi dan sebagai stimulan sistem imun!
BAB III PENUTUP
Kesimpulan •
)emberian obat dekongestan merupakan pilihan pertama dalam mengobati sinus dan hidung tersumbat!
•
erapi non $armakologi dapat dengan istirahat #ukup, makanan bernutrisi, termasuk
hati2hati
membersihkan
saluran
hidung,
meningkatkan
kelembaban udara atau penguapan hangat, larutan garam, dan larutan nasal! •
)eranan apoteker dalam swamedikasi yaitu memberikan saran mengenai obat yang digunakan dan mampu memberikan in$ormasi penting yang dibutuhkan serta sebagai promotor kesehatan!
•
)eran apoteker sebagai penyedia obat yaitu harus dapat menjamin, bahwa obat2obatan yang disediakannya berasal dari sumber resmi yang dapat diper#aya serta mempunyai kualitas yang baik!
DAFTAR PUSTAKA
•
Supratman, '', Buku Ajar Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan,
•
Bakultas .lmu &esehatan, "S, Surakarta! &artajaya, H!, '11, Self Medication, 21', ) "ark)lus .ndonesia, Cakarta
•
Selatan! %riastuti, 7!, '11, Profil Swamedikasi dan Hubungan antara ingkat
•
Pengetahuan dengan Swamedikasi !"eri Kepala pada mas"arakat di kecamatan Ban"udono Kabupaten Bo"olali, Skripsi, Bakultas Barmasi, nivesitas "uhammadiyah Surakarta
•
)harma#ist %ssosiation, %merika! %tmoko,
•
perilaku konsumen di masa krisis% Bisnis dan Kewirausahaan, 6ol! ' Ao! ', hal '2'/+ 3epkes 7.! '@! Profil Kesehatan &ndonesia! Cakarta
•
jay, an Hoan, dan 7ahardja, &irana, '@, 'bat'bat Penting , Cakarta, )enerbit )! :le; "edia &omputindo
•
WHO, 1998! he ole of he Pharmacist in Self*are and SelfMedication ! he Hague, he AetherlandsE WHO, p!1211!