B. Lumpur Air Asin (Salt Water Mud) Lumpur ini mempunyai kadar garam tinggi, lebih dari 10.000 ppm. Adanya kadar garam ini baik unsaturated salt water mud (lumpur yang dijenuhi oleh NaCl/garam) dapat menimbulkan sifat fluida/lumpur yang konduktif, sehingga menyebabkan pengukuran resistivity yang rendah. Lumpur ini antara lain dicirikan dengan adanya filtrat loss yang besar sekali, kecuali ditreated dengan organic colloid sehingga membentuk mud cake yang tebal. Meskipun pengaruh terhadap logging sangat buruk, lumpur ini biasanya digunakan pada kondisi yang khusus seperti pada pemboran formasi garam. Sea water mud Adalah
lumpur lignosulfonate yang
mempergunakan prehydrated prehydrated
bentonite untuk dasar pengental didalam air asin, formulasinya berkisar 2 ppb caustic soda, 1.5 ppb kapur (lime), 2-4 ppb lignosulfonate, 1-2 ppb lignite dan
larutan prehydrated
bentonitesecukupnya. bentonitesecukupnya.
Biasanya
alkalinity pf 1.3-3.00 cc dijaga dengan caustic soda, pm 3.0-8.0 cc dengan kapur dan tapisan dipembuat lumpur. Konsentrasi garam dalam air laut berkisar 30-35,000 ppm dengan berbagai ion-ion lain (Mg+2, Ca+2). http://stefanuschristian121190.blogspot.com/2012/11/lumpurpemboran_1805.html Air Garam Pemboran Lumpur
Dikirim pada Maret 2, 2011 oleh admin Air asin lumpur pemboran adalah cairan pengeboran yang memiliki air garam sebagai dasar fluida. Kami biasanya mengklasifikasikan jenis air asin dengan konsentrasi klorida. Daftar di bawah ini menunjukkan berapa banyak konsentrasi garam untuk setiap jenis air garam. Air payau: air payau adalah air yang memiliki kandungan klorida lebih dari air tawar, kurang dari air laut dan biasanya berisi antara 5,000 untuk 30,000 mg garam per liter.
Air laut: Ini adalah air dari laut dan memiliki salinitas +/- 35,000 mg garam per liter. Jenuh air asin: Air garam jenuh atau Anda mungkin sebut sebagai “air garam” berisi banyak konten klorida sampai mencapai keadaan jenuh. Ini telah dilarutkan garam > 50,000 mg garam per liter. Lumpur air garam biasanya digunakan untuk alasan tertentu seperti mencegah hidrat di laut dalam aplikasi, dan pengeboran ke dalam formasi garam. Lagi pula, khususnya pengeboran lepas pantai, menggunakan air garam (air laut) sebagai fluida dasar dan operasional sangat mengurangi biaya logistik. Khas, air payau dan air laut yang digunakan sebagai fluida dasar untuk membuat lumpur kentang, polimer lumpur, etc. Mereka yang hemat biaya dan praktis untuk operasi pengeboran. Lagi pula, mereka masih bertindak sebagai inhibitor serpih. Saya pribadi menggunakan mereka untuk membuat beberapa jenis lumpur air lumpur kentang dasar seperti, rendah padat non-tersebar lumpur, lumpudllolimer PHPA, tinggi membubarkan lumpur, KCL lumpur, etc. Mereka dapat dimanfaatkan secara efektif dan memenuhi tujuan pengeboran Anda. http://yogadaryawan.wordpress.com/2011/08/02/air-garam-pemboranlumpur/ Salt base mud adalah jenis lumpur yang biasa digunakan pada operasi pemboran dilakukan pada reservoir batuan garam (salt dome). Hal ini diperlukan untuk mengatasi masalah hilang lumpur (loss circulation) yang kerap terjadi pada formasi ini. Sifat-sifat dasar lumpur atau rhelogi lumpur yang dianalisa dan dievaluasi pada penulisan ini adalah berat jenis, viskositas, yield point, gel strength dan besar laju tapisan (water loss). Analisa dilakukan melalui serangkaian percobaan yang dilakukan di laboratorium dan dianalisa dengan temperature 80°F, 200°F, dan 300°F menggunakan peralatan hot rolling. Percobaan dilakukan dengan menggunakan sejumlah peralatan seperti mud balance, mursh funnel, fann VG meter, dan filter press. Mud balance digunakan untuk mengukur
berat jenis lumpur, viskositas diukur dengan mursh funnel. Plastic viscosity, apparent viscosity, yield point dan gel strength diukur dengan alat fann VG meter, sedangkan filter press digunakan untuk mengukur laju tapisan (water loss). Komposisi dari system lumpur bahan dasar air asin adalah attapulgite, soda abu, caustic soda, starch, drispac R, lignite dan barite. Pengujian dilakukan dengan membuat system lumpur menjadi 6 komposisi, yang mengandung 22.5 gr attapulgite (lumpur dasar). Pada lumpur dasar dilakukan penambahan soda abu 0.3 gr, caustic soda 0.5 gr, starch 2 gr, drispac R 2 gr, lignite 5 gr, dan barite 50 gr, setiap penambahan ini sifat-sifat fisik lumpur kembali diukur. Dari hasil pengujian didapat, pada setiap penambahan additive diukur berat jenis, viscositas, plastic viscosity, yield point, apparent viscosity, dan gel strength selalu mengalami kenaikan. Sedangkan water loss yang terjadi mengalami penurunan sehingga mud cake yang terbentuk semakin tebal. Hal ini terjadi pada keempat dan keenam dari system lumpur attapulgite berbahan dasar air asin.