Salmonela Suatu genus bakteri enterobakteri gram-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifoid, para tifoid dan penyakit foodborne
Penemu
Theobald Smith (1885), pada tubuh babi
Kingdom
Phylum Class
•
Bacteria
•
Proteobacteria
•
Gamma Proteobacteria
•
Ordo Family Genus Spesies
Enterobacteriales, Salmonella sp
•
Enterobacteriaceae
•
Salmonella
•
e. g. S. enteric
μ –
Ukuran
:2
4μ
Habitat
: saluran pencernaan manusia dan
hewan Suhu optimum
: 37˚C
pH
: 6 – 8
Memiliki flagel (kecuali ) S. gallinarum dan S . p o l l o r u m Tidak berspora
•
•
•
•
•
•
•
Usus halus manusia dan hewan Daging yang dimasak tidak matang Air yang belum matang Es dari air yang belum dimasak Debu Sampah kering Alat makan yang dicuci dengan air yang tidak diganti
Menyediakan tempat pembuangan yang sehat dan higienis.
Mencuci tangan sebelum mengkonsumsi jajanan.
Menghindari jajanan ditempat yang kurang terjamin kebersihan dan kesehatannya.
Menjaga agar air yang digunakan tidak terkontaminasi oleh bakteri salmonella.
Jangan menggunakan air yang sudah tercemar.
Melakukan vaksinasi untuk memberi kekebalan tubuh.
Cara mengobati penyakit yang disebabkan oleh salmonella salah satunya adalah dengan antibiotik Antibiotik yang seri diberikan antara lain:
Kloramfenikol : Dosis : 4 x 500mg/hari . Diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas.
Tiamfenikol: Dosis ; 4×500 mg.
Kotrimoksazol : Dosis : 2 x 2 tablet (1 tablet mengandung sulfametoksazol 400 mg dan 80 mg trimetoprim) diberikan selama 2 minggu.
Ampisilin dan amoksisilin : dosis : 50-150 mg/kgBB dan digunakan selama 2 minggu.
Sefalosporin generasi ketiga : dosis 3-4 gram dalam dektrosa 100 cc diberikan selama ½ jam perinfus sekali sehari, diberikan selama 3 hingga 5 hari.
Detail Hasil Pencarian
Judul Sebagai salmonella.
: Seleksi Fragmen DNA Spesifik Pelacak Untuk Deteksi
Pengarang Yuswanto,
: Ambar Pertiwiningrum, Ag. Widya Asmara
Jurnal
: Buletin Peternakan 1999, XXIII(3)
Tahun
:
1999
Summary : INTISARI
Salmonella sp. merupakan organisme patogen pada bahan pangan. Penelitian irri dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan Fragmen DNA spesifik dari Salmonella typhimurium yang dapat digunakan sebagai pelacak dalam pengujian terhadap Salmonella sp. Salah satunya adalah teknologi hibridisasi dengan menggunakan pelacak berlabel non radioaktif yang mempunyai keuntungan yang lebih dibandingkan dengan pelacak berlabel radioaktif yang berbahaya. Dalam penelitian ini digunakan pelacak berlabel non radioaktif untuk deteksi terhadap Salmonella sp. Pelacak dibuat dan fragmen DNA spesifik dengan berdasarkan pada konstruksi pustaka genom Salmonella typhimurium, rnelalui strategi kloning dengan E coli DH5-a sebagai inang dan pUC19 sebagai vektor. Hasil klon yang positif diseleksi untuk dibuat pelacak. Seleksi terhadap fragmen DNA yang akan dibuat pelacak dengan cara melabel fragmenfragmen DNA dan dihibridisasikan dengan beberapa isolat Salmonella sp. dan beberapa isolat patogen yang lain. Pelacak yang terpilih adalah pelacak yang melakukan hibridisasi terhadap Salmonella sp. saja dan tidak terhadap bakteri patogen yang lain. Metode hibridisasi yang digunakan adalah hibridisasi kotoni. Basil penelitian ini menunjukkan fragmen DNA yang melakukan hibridisasi dengan Salmonella sp. saja dan tidak dengan yang lainnya adalah fragmen dengan ukuran 580 bp. Fragmen DNA yang melakukan hibridisasi dengan Salmonella sp. dan E. coil yaitu fragmen DNA dengan ukuran 310 bp, 700 bp, 3020 by dan 3250 bp.