GAMBARAN UMUM RUSUNAWA KALIGAWE KOTA SEMARANG
Disusun guna Memenuhi Tugas Semester Pendek Mata Kuliah Teknologi Informasi
Disusun oleh: Nalurita Laraswati
122110405 T
Supriyadi
31201200416
Muh. Radhitya A.
31201200418
Ajie Dewantoro
31201200431
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2013
1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dengan semakin padatnya penduduk sebuah kota, maka semakin terasa bahwa peruntukan tanah bagi suatu permukiman semakin berkurang (Bambang Sutrisno, 1991). Permukiman dan perkembangan penduduk adalah dua faktor yang tidak saling terlepas, ditambah lagi faktor keterbatasan lahan kota telah menyebabkan permukiman menjadi suatu yang sangat mahal bagi manusia. Untuk menolong kaum menengah ke bawah, dalam hal permukiman, pemerintah mencoba mencontoh kota-kota lainnya, seperti Kuala Lumpur, Singapura, Mexico City, untuk membangun rumah tinggal susun atau flat. Di Jakarta sendiri, perumahan yang layak dan sehat dirasakan semakin sedikit diperoleh. Hal ini disebabkan karena lahan untuk permukiman yang terbatas dan harga semakin tinggi, sementara pertambahan penduduknya penduduknya cukup besar. Keadaan ini memaksa sebagian warga kota terutama warga kota golongan bawah menempati tanah yang dianggap kosong, sehingga membentuk kantong-kantong kumuh yang akhirnya mudah menimbulkan kerawanan; sehingga di Jakarta kehadiran rumah susun tidak bisa dihindarkan akan menjadi tempat hunian tetap yang dibutuhkan untuk mengatasi kebutuhan akan tempat tinggal bagi penduduk kota. Di Indonesia, sejarah rumah susun telah dimulai sejak tahun 1980, berawal dengan didirikannya rumah susun di Kelurahan Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Abang Jakarta, letaknya benar-benar di pusat kota. Pembangunan rumah susun ini kemudian menyebar ke berbagai kota besar lainnya di Indonesia seperti kota Surabaya, kota Bandung, kota Palembang, kota Semarang dan kota-kota lainnya. Ide dasar membangun rumah susun ini adalah merombak kampung-kampung kota yang sangat padat penduduknya yang dinilai sudah tidak memenuhi syarat lagi untuk dihuni, sementara lahan yang ada sangat terbatas. Kota Kota Sema Semara rang ng seba sebaga gaii Ibuk Ibukot otaa prov provin insi si Jawa Jawa Teng Tengah ah.. Deng Dengan an ting tingka katt pertumbuhan penduduk sebesar 1,65% dari setiap masing-masing kecamatan yang ada sampai tahun 2010, maka dapat diprediksikan bahwa penduduk kota Semarang pada tahun tersebut akan mencapai 1.633.711 jiwa (RTRW kota Semarang, Bappeda kota Semarang, 2005). Penduduk kota Semarang tersebar di 16 kecamatan, yaitu kecamatan Semarang Tengah, Semarang Timur, Semarang Selatan, Gajahmungkur, Candisari, Semarang Barat, Semarang Utara, Genuk, Gayamsari, Pedurungan, Tembalang, Banyumanik, Gunungpati, Mijen, Ngaliyan, dan Kecamatan Tugu.
Salah satu wilayah sub – urban di kota Semarang yang memiliki permasalahan dalam bidang penyediaan lahan permukiman yang layak huni adalah kelurahan Kaligawe Kecamatan Gayamsari. Kelurahan Kaligawe memiliki luas wilayah 108,88 Ha. Kelurahan Kaligawe terbagi atas 7 Rukun Warga dan 53 Rukun Tetangga. Pada wilayah Kelurahan Kaligawe Kecamatan Gayamsari Semarang terdapat sebuah tanah bengkok yang dihuni secara liar oleh sekelompok masyarakat setempat karena mereka tidak memiliki rumah tinggal. Keadaan rumah-rumah liar di atas tanah ini tidak layak dengan sistem sanitasi yang buruk sehingga tingkat kesehatan para penghuni tidak terjamin. Disamping itu rumah-rumah ini tidak memiliki legalisasi karena berdiri tanpa izin di atas tanah milik Pemerintah Kota. Selain rumah-rumah liar tersebut, sebagian masyarakat Kelurahan Kaligawe yang tinggal di bantaran Kali Tenggang beberapa tahun ini terkena banjir akibat luapan Kali Tenggang pada musim penghujan. Hal ini mengakibatkan rumah-rumah di bantaran Kali Tenggang semakin kumuh dan tidak layak dihuni. Sementara di bantaran sungai Banjir Kanal Timur terdapat kios-kios pedagang kaki lima yang sebagian dipergunakan sekaligus sebagai rumah tinggal oleh para pedagang karena pedagang tersebut tidak memiliki rumah tinggal sendiri. Hal ini menimbulkan permasalahan di bidang tata guna lahan, karena bantaran Sungai Banjir Kanal Timur tidak direncanakan untuk lahan permukiman. Beberapa kenyataan di atas perlu segera mendapatkan solusi berupa adanya permukiman baru yang selain dapat menampung keberadaan masyarakat tersebut juga diharapkan mampu memberikan fasilitas serta sistem sanitasi yang lebih memadai dan keberadaan tanah yang legal kepemilikannya secara hukum.
1.2
Rumusan Masalah
Perkotaan dengan kompleksitas permasalahan yang ada ditambah laju urbanisasi membuat kebutuhan perumahan di perkotaan semakin meningkat, sementara itu ketersediaan lahan menjadi semakin langka. Kelangkaan ini menyebabkan semakin mahalnya harga lahan di pusat kota, sehingga mendorong masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah tinggal di kawasan pinggiran kota yang jauh dari tempat kerja. Kondisi ini menyebabkan meningkatkan biaya transportasi, waktu tempuh, dan pada akhirnya akan menurunkan mobilitas dan produktivitas masyarakat. Sedangkan sebagian masyarakat tinggal di kawasan yang tidak jauh dari pusat aktivitas ekonomi, sehingga
menyebabkan ketidak-teraturan tata ruang kota dan dapat menumbuhkan kawasan kumuh baru. Untuk mendekatkan kembali masyarakat berpenghasilan menegah ke bawah ke pusat aktivitas kesehariannya dan mencegah tumbuhnya kawasan kumuh di perkotaan, maka direncanakan suatu pembangunan hunian secara vertical berupa rumah susun. Wilayah
Kelurahan
Kaligawe
Kecamatan
Gayamsari Semarang memiliki
permasalahan yang juga dialami oleh wilayah lain di Semarang yaitu keterbatasan lahan permukiman. Disamping keterbatasan tersebut, harga tanah yang mahal menyebabkan kesulitan dalam penyediaan luasan lahan yang memadai bagi kebutuhan rumah tinggal masyarakat. Dengan kondisi semacam ini, pembangunan rumah tinggal dengan sistem vertikal (rumah susun) menjadi alternatif yang paling memungkinkan baik secara teknis maupun secara ekonomis.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum Rusunawa Kaligawe yang mencakup kondisi fisik rumah, lingkungan, utilitas, dan karakteristik warga yang bertempat tinggal di Rusunawa Kaligawe.
2.
KAJIAN TEORI
2.1
Dasar Hukum Rumah Susun
Aturan dasar yang mengatur “Rumah Susun” adalah Undang-undang nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun. Selain itu ada perangkat peraturan perundangundangan yang secara emplisit mengatur mengenai rumah susun adalah Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1990 tentang Peremajaan Pemukiman Kumuh yang Berada di Atas Tanah Negara, atas dasar Instruksi Presiden tersebut, Menteri Dalam Negeri mengeluarkan suatu Surat Edaran No. 04/SE/M/1/1993 tanggal 7 Januari 1993 kepada para Gubernur Keapla Daerah Tingkat I dan Bupati/ Walikotamadya Daerah Tingkat II untuk melaksanakan Pedoman Umum Penanganan Terpadu Perumahan dan Pemukiman Kumuh, antara lain dilakukan melalui upaya peremajaan dan pembangunan rumah susun (rusun) (Imam Kuswahyono, S. H., M. Hum., 2003: 3-4). Namun sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 ada beberapa pengaturan yang mengatur rumah susun, peraturan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1975 tentang Pendaftaran Hak Atas Tanah Kepunyaan Bersama dan Pemilikan Bagian-Bagian Bangunan yang ada di atasnya Serta Penerbitan Sertifikatnya. b. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 4 Tahun 1977 tentang Penyelenggaraan Tata Usaha Pendaftaran Tanah mengenai Hak Atas Tanah Yang Dipunyai Bersama dan Pemilikan Bagian-bagian Bangunan yang ada di Atasnya. c. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 10 Tahun 1983 tentang Tata Cara Permohonan dan Pemberian Izin Penerbitan Sertifikat Hak Atas Tanah Kepunyaan Bersama yang Disertai dengan Pemilikan Secara Terpisah Bagian-Bagian pada Bangunan Bertingkat.
2.2
Definisi Rumah Susun
Definisi Rumah Susun menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun yang terdapat dalam Pasal 1 ayat (1) adalah: “Bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertical dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan dipergunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.” Sejalan dengan perubahan dan perkembangan keadaan, maka rumah susun juga mengalami perubahan pengertian seperti dalam praktik adalah: “Suatu pemilikan bangunan yang terdiri atas bagian-bagian yang masing-masing merupakan satu kesatuan yang dapat digunakan dan dihuni secara terpisah serta dimiliki secara individual berikut bagian-bagian lain dari bangunan itu dan tanah yang merupakan tempat berdirinya bangunan (gedung) itu yang karena fungsinya digunakan bersama, dimiliki secara bersama-sama oleh pemilik bagian yang dimiliki secara individual tersebut” (Imam Kuswahyono, S. H., M. Hum., 2003: 6).
2.3
Tujuan Pembangunan Rumah Susun
Pembangunan rumah susun yang dilakukan oleh pemerintah ataupun pengelola (developer) bertujuan untuk memberikan solusi bagi pemerintah pusat maupun pemerintah
di ibukota provinsi dalam menangani masalah peningkatan permintaan akan kebutuhan rumah serta menghadapi permasalahan yang sangat erat hubungannya dengan luas daerah dan kependudukan seperti jumlah penduduk yang semakin bertambah membuat permintaan akan kebutuhan rumah dan membuka lahan baru untuk pemukiman penduduk yang baru pun akan terjadi. Selain pembangunan rumah susun juga dapat dianggap sebagai solusi untuk mengatur daerah pemukiman kumuh, pembangunan rumah susun juga dapat membantu dalam memberikan solusi mengatasi kemacetan di jalan raya dan menghemat biaya operasional transportasi, pemerataan kebutuhan perumahan rakyat khususnya yang berpenghasilan rendah, meningkatkan manfaat lingkungan masyarakat.
2.4
Manfaat Pembangunan Rumah Susun
Pembangunan rumah susun dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat antara lain :
−
Terciptanya lapangan kerja
−
Terpenuhinya unit hunian masyarakat yang layak bagi masyarakat golongan menengah ke bawah
−
Peningkatan produktivitas
−
Peningkatan kesejahteraan
−
Sebagai sarana yang mendukung kegiatan edukasi.
2.5
Kendala Pembangunan Rumah Susun
Pengadaan rumah susun di kota kota besar menjadi masalah yang cukup kompleks dan sering menghadapi banyak kendala. Menurut Bambang Panudju dalam bukunya yang berjudul ”Pengadaan Perumahan Kota dengan Peran Serta Masyarakat Berpenghasilan Rendah”, yang dikutip oleh R. Lisa Suryani dan Amy Marisa, kendala-kendala s ecara garis besar adalah sebagai berikut : a. Kendala Pembiayaan Hampir seluruh negara berkembang memiliki kemampuan ekonomi nasional yang rendah atau sangat rendah. Sebagian besar anggaran biaya pemerintah yang tersedia
untuk
pembangunan
dialokasikan
untuk
kegiatan-kegiatan
yang
menunjang perbaikan ekonomi seperti industri, pertanian, pengadaan infrastruktur,
pendidikan. Dan sebagainya. Anggaran pemerintah untuk pengadaan perumahan menempati prioritas yang rendah sehingga setelah dipakai untuk membayar makanan, pakaian, keperluan sehari-hari dan lainlain, hanya sedikit sekali yang tersisa untuk keperluan rumah. Sementara itu harga rumah terus meningkat sehingga pendapatan penduduk semakin jauh di bawah harga rumah yang termurah sekalipun. b. Kendala ketersediaan lahan Lahan untuk perumahan semakin sulit di dapat dan semakin mahal, di luar jangkauan sebagian besar anggota masyarakat. Meskipun kebutuhan lahan sangat mendesak, terutama untuk pengadaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, usaha-usaha positif dari pihak pemerintah di negaranegara berkembang untuk mengatasi masalah tersebut belum terlihat nyata. Mereka cenderung menolak kenyataan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah memerlukan lahan untuk perumahan dalam kota dan mengusahakan lahan untuk kepentingan mereka. c. Kendala ketersediaan prasarana untuk perumahan Ketersediaan prasarana untuk perumahan seperti jaringan air minum, pembuangan air limbah, pembuangan sampah dan transportasi yang merupakan persyaratan penting bagi pembangunan perumahan. Kurangnya pengembangan prasaranan, terutama jalan dan air merupakan salah satu penyebab utama sulitnya pengadaan lahan untuk perumahan di daerah perkotaan. d. Kendala bahan bangunan dan peraturan pembangunan Banyak negara berkembang belum mampu memproduksi bahan-bahan bangunan tertentu seperti semen, paku, seng gelombang , dan lain-lain.Barang-barang tersebut masih perlu diimpor dari luar negeri sehingga harganya berada di luar jangkauan sebagian besar anggota masyarakat. Selain itu, banyak standar dan peraturan-peraturan bangunan nasional di negara-negara berkembang yang meniru negara-negara maju seperti Inggris, Jerman, atau Amerika Serikat yang tidak sesuai dan terlalu tinggi standarnya bagi masyarakat negara-negara berkembang. Kedua hal tersebut menyebabkan pengadaan rumah bagi atau oleh masyarakat berpenghasilan rendah sulit untuk dilaksanakan.
2.6
Masalah Pembangunan Rumah Susun
Seiring dengan tujuan negara yakni menyejahterakan kehidupan bangsa, pembanguan rumah susun yang diharapkan mampu memberikan solusi yang tepat bagi masyarakat tidak semua berjalan dengan yang semestinya.Fasilitas rumah susun yang kurang memadai seperti :
− Akses air bersih − Jaringan listrik − Akses transportasi − Akses keterjangkauan − Pengelolaan air limbah rumah tangga − Pembuangan sampah − Pencahayaan dan ruang ventilasi udara yang tidak cukup. − Kualitas dan kelayakan utilitas bangunan sebagai hunian jauh dari yang diharapkan − Sarana dan prasarana kesehatan dan keselamatan rumah susun
2.7
Kriteria Rumah Susun Sehat dan Sederhana
Dalam suatu lingkungan rumah susun, beberapa aspek kriteria berikut dapat acuan rumah susun sebagai hunian masyarakat yang aman, sehat dan nyaman : 1)
Aspek Luar Merupakan aspek yang menjadi kriteria rumah susun untuk mendukung kegiatan warga rumah susun sehari hari.
− Jalan Klasifikasi jalan pada lingkungan rusunawa perlu disesuaikan dengan lokasi dimana rusunawa itu dibangun.
− Air Minum Lingkungan rusunawa ini harus menyediakan sumber air bersih bagi penghuninya. Sumber air bersih ini sedapat mungkin disediakan per unit atau per lantai dan tidak secara sentral untuk seluruh area rusunawa. Kebutuhan air bersih dari tiap rumah tangga yaitu 100 liter/hari untuk setiap anggota keluarga, dengan kualitas jernih, tidak berasa dan tidak berbau.
− Pengelolaan Air Limbah
Lingkungan rusunawa harus memiliki sarana pengolahan air limbah, baik yang berasal dari air bekas cucian, mandi ataupun kakus. Karena rusunawa memiliki fungsi yang hampir sama dengan perumahan, maka air limbah rumah tangga pengelolaannya cukup dengan menyediakan septic tank dan sumur resapan.
− Pembuangan Sampah Dari hasil pengamatan, salah satu kebiasaan masyarakat tepian sungai adalah membuang sampah di sungai. Agar rusunawa tetap terjaga kebersihannya, maka sarana pembuangan sampah harus diperhitungkan dalam perencanaan dan perancangan rusunawa terkait dengan kesehatan lingkungan.
− Jaringan Listrik Pada lingkungan rusunawa pasokan listrik diperhitungkan dengan standar minimal 450 VA per hunian. 2)
Aspek dalam Merupakan aspek dari dalam rumah susun.Dalam arti lain aspek ini merupakan kriteria aspek interior rumah susun.Berikut adalah layout interior sederhana dari rumah susun sehat dan sederhana :
− Penambahan jendela atau ventilasi mengurangi kelembaban dan gas beracun serta menambah cahaya matahari.
− Sering membuka jendela dan pintu. − Menjemur pakaian di luar ruangan. − Pembersihan genangan air.
− Pemakaian produk pembunuh bakteri dan pemakaian produk anti serangga. 3.
GAMBARAN UMUM RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA KALIGAWE
Rumah susun sederhana sistem sewa (RUSUNAWA) Kaligawe berada di kelurahan Kaligawe, kecamatan Gayamsari Kota Semarang. Dibangun di atas lahan seluas ± 5 hektar milik Pemerintah Kota Semarang. Tahun pembangunan rusunawa ini dimulai pada tahun 2009 dan selesai serta mulai ditempati tahun 2010.
Tujuan dibangunnya rusunawa Kaligawe ini adalah diperuntukkan kepada para pekerja atau pun kaum buruh yang berpenghasilan rendah. Terlebih khusus lagi bagi mereka yang
terkena normalisasi Kaligarang. Dengan penghasilan pas-pasan diharapkan mereka tetap memiliki kesempatan tinggal di tempat yang teduh dengan sewa yang terjangkau.
−
Kondisi Fisik Lingkungan Rusunawa Kaligawe
Rusunawa Kaligawe ini terdiri dari 7 blok (A, B, C, D, F, dan G) dengan total unit hunian 672 unit ( 1 blok = 96 unit). Khusus untuk blok A, B, dan C terdiri dari 4 lantai dengan lantai dasar sebagai unit usaha dan tempat parkir, setiap lantainya terdapat 32 unit rumah. Sedangkan untuk blok D, E,F, dan G terdiri dari 5 lantai dengan lantai dasar digunakan sebagai unit usaha dan tempat parkir, setiap lantainya terdapat 24 unit rumah. Rusunawa Kaligawe ini terdiri dari 2 tipe rumah, yaitu tipe 21 dengan ukuran luas rumah 3 x 6 ditempatkan di blok A, B, dan C. dan yang kedua tipe 24 dengan ukuran luas rumah 4 x 6 ditempatkan pada blok D, E, F, dan G. Fasilitas yang terdapat di rusunawa Kaligawe ini adalah mushola yang terdapat pada tiap blok, tempat parkir, PAUD dan TPQ. Utilitas yang memenuhi di Rusunawa Kaligawe ini yaitu jaringan listrik, persampahan, pipa saluran air (hidrant), dan lain-lain.
(A)
Keterangan : (A) Kondisi lingkungan bangunan Rusunawa Kaligawe (B) Kondisi lingkungan jalan Rusunawa Kaligawe
(B)
(A)
(B) Keterangan : (A) Hidrant di Rusunawa Kaligawe (B) Kondisi tempat pembuangan sampah di Rusunawa Kaligawe
−
Karakteristik Warga Rusunawa Kaligawe
Dari kegiatan survei yang kami lakukan, kami mengambil 40 warga rusun untuk dijadikan sample. Biodata responden bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
NAMA RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
AGUS
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.5
2.5
2.5
AISA
1
2.5
2.5
5.0
ANSORI
1
2.5
2.5
7.5
ASRI
1
2.5
2.5
10.0
BUDI
1
2.5
2.5
12.5
CICI
1
2.5
2.5
15.0
DWI
1
2.5
2.5
17.5
EKO
1
2.5
2.5
20.0
FIKAR
1
2.5
2.5
22.5
GUNTUR
1
2.5
2.5
25.0
KARDI
1
2.5
2.5
27.5
LENA
1
2.5
2.5
30.0
LIA
1
2.5
2.5
32.5
LIN
1
2.5
2.5
35.0
NUR
1
2.5
2.5
37.5
PARJO
1
2.5
2.5
40.0
RANI
1
2.5
2.5
42.5
RIF'AN
1
2.5
2.5
45.0
RINI
1
2.5
2.5
47.5
ROFIK
1
2.5
2.5
50.0
RUKIN
1
2.5
2.5
52.5
SADI
1
2.5
2.5
55.0
SARI
1
2.5
2.5
57.5
SIDIN
1
2.5
2.5
60.0
SITI
1
2.5
2.5
62.5
SOLIKIN
1
2.5
2.5
65.0
SONY
1
2.5
2.5
67.5
SRI
1
2.5
2.5
70.0
SUMIATI
1
2.5
2.5
72.5
SURIPAH
1
2.5
2.5
75.0
UMUR RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
13
1
2.5
2.5
2.5
19
2
5.0
5.0
7.5
20
1
2.5
2.5
10.0
21
2
5.0
5.0
15.0
23
4
10.0
10.0
25.0
24
3
7.5
7.5
32.5
25
1
2.5
2.5
35.0
27
1
2.5
2.5
37.5
29
3
7.5
7.5
45.0
30
1
2.5
2.5
47.5
31
2
5.0
5.0
52.5
33
1
2.5
2.5
55.0
35
2
5.0
5.0
60.0
37
1
2.5
2.5
62.5
38
2
5.0
5.0
67.5
40
1
2.5
2.5
70.0
41
1
2.5
2.5
72.5
42
2
5.0
5.0
77.5
43
1
2.5
2.5
80.0
44
1
2.5
2.5
82.5
45
2
5.0
5.0
87.5
47
3
7.5
7.5
95.0
49
1
2.5
2.5
97.5
58
1
2.5
2.5
100.0
40
100.0
100.0
Total
JENIS KELAMIN RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Laki-laki
20
50.0
50.0
50.0
Perempuan
20
50.0
50.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
AGAMA RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Islam Khatolik Total
Percent
Valid Percent
Percent
38
95.0
95.0
95.0
2
5.0
5.0
100.0
40
100.0
100.0
ASAL DAERAH SEBELUM DI RUSUNAWA RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
AMBARAWA
1
2.5
2.5
2.5
BAMBAKAN
1
2.5
2.5
5.0
BOJA
1
2.5
2.5
7.5
BOYOLALI
1
2.5
2.5
10.0
BREGAS
1
2.5
2.5
12.5
BULUS TALAM
1
2.5
2.5
15.0
CITARUM
1
2.5
2.5
17.5
CITARUNG
1
2.5
2.5
20.0
COMAL
1
2.5
2.5
22.5
CONDRO REJO
1
2.5
2.5
25.0
DEMAK
2
5.0
5.0
30.0
GENUK
1
2.5
2.5
32.5
GUNUNG PATI
2
5.0
5.0
37.5
JAMBU
1
2.5
2.5
40.0
JEPARA
1
2.5
2.5
42.5
KALIGAWE
1
2.5
2.5
45.0
KARANG GEDE
1
2.5
2.5
47.5
KELATEN
1
2.5
2.5
50.0
KENDAL
1
2.5
2.5
52.5
KRAPYAK
1
2.5
2.5
55.0
KUDUS
1
2.5
2.5
57.5
MIJEN
1
2.5
2.5
60.0
NGALIYAN
2
5.0
5.0
65.0
PEDURUNGAN
1
2.5
2.5
67.5
PEMALANG
1
2.5
2.5
70.0
SAYUNG
2
5.0
5.0
75.0
SINGOROJO
1
2.5
2.5
77.5
SOLO
3
7.5
7.5
85.0
TAMBAAN
1
2.5
2.5
87.5
TAMBAKAN
1
2.5
2.5
90.0
PEKERJAAN RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
PNS
Percent
Valid Percent
Percent
5
12.5
12.5
12.5
16
40.0
40.0
52.5
WIRASWASTA
3
7.5
7.5
60.0
PELAJAR
4
10.0
10.0
70.0
PENSIUN
5
12.5
12.5
82.5
LAIN-LAIN
7
17.5
17.5
100.0
40
100.0
100.0
BURUH
Total
Dari kegiatan survei yang kami lakukan, kami memilih 40 sampel warga rusunawa untuk mendapatkan informasi. Dari tabel di atas kami dapat menyimpulkan bahwa paling banyak pekerjaan buruh. Paling sedikit wiraswasta. PENDIDIKAN TERAKHIR RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
SD
Percent
Valid Percent
Percent
9
22.5
22.5
22.5
SMP
13
32.5
32.5
55.0
SMA
13
32.5
32.5
87.5
AKADEMI
2
5.0
5.0
92.5
PERGURUAN TINGGI
3
7.5
7.5
100.0
40
100.0
100.0
Total
Dari tabel pendidikan, kami dapat mengetahui ada 3 orang yang berpendidikan terakhir sampai perguruan tinggi, 2 berpendidikan terakhir Akademik, paling banyak adalah berpendidikan SMP dan SMA.
STATUS RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
KEPALA KELUARGA
18
45.0
45.0
45.0
ISTRI
19
47.5
47.5
92.5
ANAK
3
7.5
7.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Dari tabel di atas bisa mendapatkan informasi tentang status responden. Paling sedikit adalah sebagai anak. Dan paling banyak kita temui di asrama adalah istri dan kepala keluarga . TINGGAL DI RUSUNAWA BLOK LANTAI RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
BLOK A LANTAI 1
5
12.5
12.5
12.5
BLOK A LANTAI 2
3
7.5
7.5
20.0
BLOK A LANTAI 3
3
7.5
7.5
27.5
BLOK B LANTAI 1
4
10.0
10.0
37.5
BLOK B LANTAI 2
2
5.0
5.0
42.5
BLOK B LANTAI 3
2
5.0
5.0
47.5
BLOK C LANTAI 1
4
15.0
15.0
62.5
BLOK C LANTAI 2
2
5.0
5.0
67.5
BLOK C LANTAI 3
5
12.5
12.5
80.0
BLOK D LANTAI 1
2
5.0
5.0
85.0
BLOK D LANTAI 2
5
7.5
7.5
92.5
BLOK D LANTAI 3
3
7.5
7.5
100.0
40
100.0
100.0
Total
Dari tabel di atas dari 40 orang yang kita jumpai paling banyak menempati BLOK A lanti 1 sebanyak 5 orang dan BLOK C lantai 3 sebanyak 5 orang, dan paling sedikit di BLOK B LANTAI 2 dan 3, BLOK C lantai 2, dan BLOK D LANTAI 1 masing-masing terdapat 2 orang yang kita jumpai.
LAMA TINGGAL DI RUSUNAWA RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
KURANG LEBIH 1 TAHUN
11
27.5
27.5
27.5
KURANG LEBIH 2 TAHUN
16
40.0
40.0
67.5
KURANG LEBIH 3 TAHUN
9
22.5
22.5
90.0
KURANG LEBIH 4 TAHUN
4
10.0
10.0
100.0
40
100.0
100.0
Total
Tabel di atas menunjukkan dari 40 orang yang menjadi sampel, yang paling lama tinggal di rusunawa kurang lebih 4 tahun dengan jumlah 4 orang. Dan paling sedikit kurang lebih 1 tahun dengan jumlah 11 orang HAL APA YG MEMBUAT ANDA MEMILIH DI RUSUNAWA RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
MURAH
Percent
Valid Percent
Percent
23
57.5
57.5
57.5
1
2.5
2.5
60.0
12
30.0
30.0
90.0
LOKASI STRATEGIS
2
5.0
5.0
95.0
LAIN-LAIN
2
5.0
5.0
100.0
40
100.0
100.0
FASILITAS MEMADAI DEKAT DENGAN TEMPAT KERJA
Total
Alasan penghuni rusunawa kaligawe memilih tempat tinggal di rusunawa di karenakan MURAH terdapat 23 orang dari 40 orang, dan paling sedikit 1 orang dengan alasan FASILITAS MEMADAI. TIPE RUMAH YG ANDA TEMPATI RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
TIPE 21
30
75.0
75.0
75.0
TIPE 24
10
25.0
25.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Terdapat dua tipe ruangan di rusunawa adalah tipe 21 dan tipe 24, tabel di atas menunjukkan paling banyak memilih ruangan tipe 21 sebanyak 30 orang dan paling sedikit
10 orang yang memilih tipe 24 dari 40 orang. LUAS UKURAN RUMAH ANDA RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
<20m
30
75.0
75.0
75.0
>20m
10
25.0
25.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Untuk tipe 21 dengan ukuran luas rumah adalah 3 x 6 terdapat di blok A, blok B, dan blok C, sedangkan untuk tipe 24 dengan ukuran luas rumah 4 x 6 terdapat di blok D, E, F, G. TINGKAT KEAMANAN RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
AMAN
17
42.5
42.5
42.5
KURANG AMAN
17
42.5
42.5
85.0
6
15.0
15.0
100.0
40
100.0
100.0
TIDAK AMAN Total
Dari kuesioner sample warga yang kami lakukan, kondisi keamanan di rusunawa nilai aman dan kurang amannya seimbang sama – sama bernilai 42% karena menurut persepsi warga di blok B memang tidak pernah terjadi kasus criminal pencurian, namun bagi persepsi warga rusun blok D bisa dikatakan kurang aman karena sering terjadi kasus pencurian helm di tempat parkir. KONDISI LINGKUNGAN RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
BAIK
14
35.0
35.0
35.0
KURANG BAIK
16
40.0
40.0
75.0
BURUK
10
25.0
25.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
KONDISI PERSAMPAHAN RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
BAIK
11
27.5
27.5
27.5
KURANG BAIK
19
47.5
47.5
75.0
BURUK
10
25.0
25.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
Menurut persepsi sample warga rusun sebesar 40% mengatakan bahwa kondisi lingkungan di rusunawa kurang baik dikarenakan masih terdapat sampah yang berserakan. Hal itu bisa dilihat dari hasil kuesioner responden tentang kondisi persampahan ditujukan dengan angka 47% mengatakan kurang baik. Sampah berceceran di lantai bawah Blok G Rusunawa Kaligawe. Selokan di bawah rusunawa itu juga nampak mampet sehingga aliran air dari kamar mandi tidak terserap. Selain itu tercium bau tak sedap yang menyengat. KONDISI SALURAN DRAINASE RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
BAIK
Percent
Valid Percent
Percent
5
12.5
12.5
12.5
KURANG BAIK
23
57.5
57.5
70.0
BURUK
12
30.0
30.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
KONDISI AIR BERSIH RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
BAIK
27
67.5
67.5
67.5
KURANG BAIK
12
30.0
30.0
97.5
1
2.5
2.5
100.0
40
100.0
100.0
BURUK Total
Kondisi saluran drainase di lingkungan rusunawa Kaligawe sebanyak 23 re sponden dari 40 sample mengatakan kurang baik, karena sering terjadi genangan air/ banjir saat musim penghujan. Walaupun begitu, mereka tetap mendapatkan air bersih yang layak untuk
digunakan kebutuhan sehari-hari dari PDAM. KONDISI BANGUNAN RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
BAIK
11
27.5
27.5
27.5
KURANG BAIK
29
72.5
72.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Kondisi bangunan rumah di rusunawa Kaligawe menurut persepsi warga 72% mengatakan kurang baik dikarenakan banyaknya cat dinding rumah yang mengelupas, lantai rusak, dan sering terjadi kebocoran pada atap.
DAYA LISRIK YG DIGUNAKAN RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
450 VA
32
80.0
80.0
80.0
900 VA
8
20.0
20.0
100.0
40
100.0
100.0
Total
BIAYA LISTRIK PERBULAN RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
<50000 50001-100000 Total
Percent
Valid Percent
Percent
37
92.5
92.5
92.5
3
7.5
7.5
100.0
40
100.0
100.0
Daya listrik yang digunakan warga rusunawa 80% hanya dipasang sebesar 450 VA. Namun ada juga warga yang menambah daya menjadi 900 VA. Dan rata – rata biaya listrik yang dikeluarkan adalah Rp 50.000,00 per bulan.
ANGGOTA KELUARGA DI RUSUN RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
KURANG DARI 5
21
52.5
52.5
52.5
LEBIH DARI 5
19
47.5
47.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
Dari survei kuesioner yang kami lakukan, di dapat 52,5% satu unit rumah susun ditinggali keluarga yang kurang dari sama dengan 5 orang, dan 47,5% satu unit rumah ditinggali lebih dari 5 orang. CARA PENJAGGAN ANAK DI KELUARGA RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
JAGA SENDIRI
38
95.0
95.0
95.0
BABY SITTER
2
5.0
5.0
100.0
40
100.0
100.0
Total
Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa 95% warga rusun yang mempunyai balita, cara penjagaannya adalah dijaga sendiri tanpa menyewa jasa orang lain. RERATA PENDAPATAN PERBULAN RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
500RIBU-1JUTA
37
92.5
92.5
92.5
1JUTA-1,5JUTA
3
7.5
7.5
100.0
40
100.0
100.0
Total
PENGELUARAN KEBUTUHAN PERBULAN RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
500RIBU-1JUTA <1JUTA Total
Percent
Valid Percent
Percent
37
92.5
92.5
92.5
3
7.5
7.5
100.0
40
100.0
100.0
Dari hasil kuesioner, bisa dilihat bahwa rata-rata pendapatan warga rusun 92,5% adalah 500ribu hingga 1 juta, dan sebanding juga dengan rata-rata pengeluaran tiap bulannya. ALAT KOMUNIKASI YG DIGUNAKAN RESPONDEN
Cumulative Frequency Valid
HANDPHONE
40
Percent
Valid Percent
100.0
100.0
Percent 100.0
Karena tidak adanya fasilitas jaringan telepon, hampir seluruh warga rusun menggunakan handphone untuk berhubungan dengan rekannya.
Kesimpulan
Dilihat dari hasil kegiatan survey yang kami lakukan, Rusunawa Kaligawe dengan kondisi fsik bangunan yang memprihatinkan dan kondisi lingkungan yang sering terjadi banjir dibangun di atas lahan yang potensial terkena banjir. Mungkin pertimbangan awalnya adalah lokasi itu relatif dekat dengan konsentrasi pabrik-pabrik di sekitar Kaligawe. Area berdirinya rumah susun itu sering diibaratkan sebagai danau tepian tol yang cukup bisa memberikan gambaran tentang Semarang yang akrab berkawan dengan air. Rawa yang cukup luas untuk menampung luberan air tiba-tiba berdiri bangunan bersusun tinggi. Hal ini akan mengakibatkan kerusakan yang memicu kekumuhan Rusunawa Kaligawe semakin menjadi-jadi. Kurangnya koordinasi dan keseriusan pemerintah dalam membuat perencanaan sebelum dan sesudah Rusunawa Kaligawe dibuat, memberi dampak yang besar atas kerusakan yang mengakibatkan kekumuhan di Rusunawa tersebut. Jadi, sudah seharusnya pemerintah mengkaji ulang mengenai kebijakan yang dibuat untuk Rusunawa Kaligawe tersebut agar Rusunawa tersebut berfungsi sesuai dengan fungsi dan tujuan awal pemerintah ketika merencanakan pembuatannya, yaitu memberikan hunian yang layak huni, nyaman dan terjangkau oleh masyarakat berkelas menengah kebawah.
LAMPIRAN
FORM KUESIONER
Berikan tanda A.
untuk jawaban yang Anda kehendaki (jawaban boleh dari satu)
Identitas Responden
1)
Nama
:
2)
Umur
:
3)
Jenis Kelamin
: □ Laki-Laki
4)
Agama
: □ Islam
□ Kristen
□ Hindu
□ Budha
5)
Pekerjaan
: □ PNS □ Pelajar
□
Perempuan
□ Khatolik
□ Buruh
□ Wiraswasta
□ Pensiunan
□ Lainnya (sebutkan)
□ SMA
□ Perguruan Tinggi
□ Akademi
□ Lainnya (sebutkan)
… 6)
Pendidikan Terakhir
: □ SD □ SMP …
7)
Status
: □ Kepala Keluarga □
□ Anak
Lain-Lain (sebutkan)…
8)
Asal Daerah sebelum menempati RUSUN
:
9)
Tinggal di RUSUN blok / lantai
:
10) Lama tinggal di RUSUN
B.
□ Istri
:
Persepsi Penghuni terhadap Kondisi Rumah Susun
1.
2.
Hal apa yang membuat Anda memilih untuk menempati RUSUN Kaligawe ini? □ Murah/ terjangkau
□ Fasilitas Memadai
□ Lokasi Strategis
□ Akses transportasi mudah
□ Dekat dengan tempat kerja
□
Lainnya (sebutkan)…
□
Tipe 24
Berapa tipe rumah yang Anda tempati? □
Tipe 21
3.
Berapa luas ukuran rumah Anda? □
4.
< 20 m²
□
≥ 20 m²
Menurut Anda, bagaimana tingkat keamanan di RUSUN Kaligawe ini? □
Aman
□
Kurang Aman
□
Tidak Aman
Alasan…………………………………………………………………………… 5.
Menurut Anda, bagaimana kondisi lingkungan di dalam maupun sekitar RUSUN Kaligawe secara keseluruhan? □ Baik
□ Kurang Baik
□ Buruk
Alasan…………………………………………………………………………… 6.
Menurut Anda, bagaimana kondisi persampahan di RUSUN Kaligawe ini? □ Baik
□ Kurang Baik
□ Buruk
Alasan……………………………………………………………………………... 7.
Menurut Anda, bagaimana kondisi saluran drainase di RUSUN Kaligawe ini? □ Baik
□ Kurang Baik
□ Buruk
Alasan……………………………………………………………………………... 8.
Menurut Anda, bagaimana kondisi fasilitas air bersih di RUSUN Kaligawe ini? □ Baik
□ Kurang Baik
□ Buruk
Alasan…………………………………………………………………………… 9.
Bagaimana kondisi bangunan (lantai, tembok, dll) di rumah susun yang Anda tempati? □ Baik
□ Kurang Baik
□ Buruk
Alasan…………………………………………………………………………… 10. Berapa daya listrik yang anda gunakan? □ 450 VA
C.
□
900 VA
□
1300 VA
□
Ada
Aktivitas Kehidupan Penghuni RUSUN Kaligawe
1.
Berapa jumlah anggota keluarga Anda di rumah susun ini? □
2.
<5
□
≥5
Bagaimana cara penjagaan anak di keluarga Anda? □
Jaga sendiri
sitter
□
Dititipkan
baby
3.
Berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan listrik anda dalam satu bulan (Rp) □ < 50000
4.
□
50001 – 100000
□
6.
> 100000
Berapa jumlah rerata pendapatan anda per bulannya? □ < 500ribu
5.
□
□ 500ribu – 1 juta
1 juta – 1,5 juta
□
> 1,5 juta
Berapa jumlah rerata pengeluaran untuk kebutuhan hidup anda per bulannya? □ < 500ribu
□ 500ribu – 1 juta
□ 1 juta – 1,5 juta
□ > 1,5 juta
Keluarga anda menggunakan alat komunikasi apa? □ Telepon Rumah
□ Handphone
□ dua-duanya ada