ANALISA GANGGUAN SUTM SAIDI SAIFI DAN DAMPAKYA TERHADAP KEANDALAN PT. PLN (Persero) RAYON LUBUK ALUNG
TUGAS AKHIR
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya dari Politeknik Negeri Padang
RIVAN TRY JONES Bp. 1401031005
PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI PADANG 2017
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas akhir yang berjudul Analisa Gangguan SUTM SAIDI SAIFI dan Dampaknya terhadap Keandalan PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung ini telah disidangkan atau dipertanggungjawabkan di depan tim penguji sebagai berikut, pada hari Selasa 03 Oktober 2017 di Program Studi D3 Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang.
No
Nama
Jabatan
1. H. Efendi Muchtar, S.T., M.T. NIP.19600825 198903 1 002
Ketua
2. Yefriadi, S.T., M.T. NIP.19710124 200112 1 003
Sekretaris
3. Herisajani, S.T., M.Kom. NIP. 19660130 19660130 199003 1 001
Anggota
4. A. Fadli, S.T., M.T. NIP. 19590419 19590419 198803 1 002
Anggota
Tanda Tangan
.......................
.......................
.......................
.......................
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Elektro
Ketua Program Studi D3 Teknik Listrik
Dr. H. Afrizal Yuhanef, S.T.,M.Kom NIP. 19640429 199003 1 001
Herisajani, S.T., M.Kom NIP. 19660130 199003 1 001
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas akhir yang berjudul Analisa Gangguan SUTM SAIDI SAIFI dan Dampaknya terhadap Keandalan PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung ini telah disidangkan atau dipertanggungjawabkan di depan tim penguji sebagai berikut, pada hari Selasa 03 Oktober 2017 di Program Studi D3 Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang.
No
Nama
Jabatan
1. H. Efendi Muchtar, S.T., M.T. NIP.19600825 198903 1 002
Ketua
2. Yefriadi, S.T., M.T. NIP.19710124 200112 1 003
Sekretaris
3. Herisajani, S.T., M.Kom. NIP. 19660130 19660130 199003 1 001
Anggota
4. A. Fadli, S.T., M.T. NIP. 19590419 19590419 198803 1 002
Anggota
Tanda Tangan
.......................
.......................
.......................
.......................
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Elektro
Ketua Program Studi D3 Teknik Listrik
Dr. H. Afrizal Yuhanef, S.T.,M.Kom NIP. 19640429 199003 1 001
Herisajani, S.T., M.Kom NIP. 19660130 199003 1 001
ABSTRAK Saluran udara tegangan menengah (SUTM) merupakan jaringan tenaga listrik yang tidak dapat dihindarkan dari gangguan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Gangguan tersebut menyebabkan kerugian dari pihak PT. PLN (Persero) sebagai penyedia tenaga listrik dan pelanggan sebagai konsumen energi listri k. Akibat gangguan tersebut dapat diukur secara kuantitatif dalam bentuk SAIDI, SAIFI dan energi tak tersalurkan (kWh). Untuk menekan angka kerugian yang ditanggung oleh kedua belah pihak, maka dilakukan penelitian terhadap fatorfaktor yang menyebabkan peluang terjadinya gangguan. Hasil dari penelitian ini akan diketahui penyebab gangguan mana yang memiliki pengaruh yang dominan terhadap akibat yang ditanggung oleh PT. PLN (Persero) dan konsumen energi listrik. Penelitian i ni memanfaatkan data gangguan SUTM di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung untuk setiap bulan dari bulan januari tahun 2017 hingga bulan april tahun 2017. Sehingga dapat dijadikan referensi untuk pihak PLN agar penanganan gangguan SUTM dapat l ebih terencana dan lebih efisien.
Kata kunci (ky words) : JTM, SAIDI, SAIFI,Gangguan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat diselesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya. Tugas akhir yang berjudul Analisa Gangguan SUTM SAIDI SAIFI dan Dampaknya terhadap Keandalan PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung ini penulis
buat sebagai salah syarat untuk memperoleh gelar sarjana muda ahli madya dari Politeknik Negeri Padang khususnya Jurusan Elektro Program Studi DIII Teknik Listrik. Dalam penulisan tugas akhir ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan serta saran dari berbagai pihak, karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Orang tua dan saudara-saudara yang penulis cintai, terima kasih atas segala dukungan dan bantuannya, baik dalam segi finansial, pengertian serta dukungan semangat kepada penulis. 2. Bapak Afrizal Yuhanef, S.T., M.Tselaku Ka.Jur Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang. 3. Bapak Herisajani,S.T.,M.T selaku Ka.Prodi Teknik Listrik Politeknik Negeri Padang. 4. Bapak A. Fadli, S.T.,M.T selaku pembimbing 1 tugas akhir di Politeknik Negeri Padang.
i
5. Bapak Junaidi Asrul,S.ST.,M.T selaku pembimbing 2 tugas akhir di Politeknik Negeri Padang. 6. Bapak Ibu Pegawai PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung 7. Serta seluruh keluarga dan teman-teman penulis yang telah banyak membantu dalam penulisan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap agar laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, terutama bagi pembaca yang mempunyai bidang keahlian yang sama dengan penulis. Amin ya rabbal ’alamin.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Padang, 03 Oktober 2017
Rivan Try Jones NIM.1401031005
ii
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………….....v DAFTAR ISI………………………………………………………………......…vii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………...x DAFTAR TABEL………………………………………………………………..xii BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………………………….....………..................1 1.2 Rumusan Masalah ………..…...................................................2 1.3 Batasan Masalah…..…………………...……...........................3 1.4 Tujuan………….…………………..……….............................3 1.5 Manfaat……….…......................……………………………...4 1.6 Sistematika Penulisan………………................……………….4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik…...……………………….....................6 2.2 Proses Penyaluran Energi Listrik Ke Pelanggan.......................6 2.3 Klasifikasi Sistem Distribusi….……………….......................14 2.3.1 Konfigurasi Jaringan Primer…………………………….9 2.3.2 Konfigurasi Jaringan Sekunder………………………..13 2.4 Macam - macam Saluran………………..................................14 2.4.1 Saluran Udara………………………………………….15 2.4.2 Saluran Bawah Tanah………………………………….16
vii
2.5 Gangguan Pada Jaringan Distribusi….……............................15 2.5.1 Jenis Gangguan SUTM………………………………...17 2.5.2 Penyebab Gangguan Pada Jaringan SUTM……………18 2.6 Pengenalan Aplikasi Minitab………………………………...20 2.7 Perhitungan Indeks Keandalan SUTM………………………21 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN DAN KONDISI WILAYAH 3.1 Metodologi Penelitian……………...………..........………….23 3.2 Pemilihan Variabel Pengolahan Data….…………………….23 3.3 Kondisi Umum Wilayah…………………….………………29 3.3.1 Kondisi Umum Kabupaten Padang Pariaman…………29 3.3.2 Wilayah Layanan PT PLN (Persero) Ra yon Lubuk Alung…………………………………………………..30 3.4 Data Aset Rayon Lubuk Alung Secara Keseluruhan..………32 3.5 Bagan Penelitian……………………………..………………34 3.6 Penggunaan Aplikasi Minitab…………………………….…35
BAB IV
PEMBAHASAN 4.1 Data Gangguan PT PLN (Persero) Ra yon Lubuk Alung.........43 4.1.1 Diagram Perbandingan Jumlah Gangguan Antar Kantor Jaga…………………………………………….46 4.1.2 Diagram Penyebab Gangguan………………………….48 4.2 SAIDI dan SAIFI Wilayah Kerja Rayon Lubuk Alung..........53 4.2.1 SAIDI………………………………………………….53
viii
4.2.2 SAIFI…………………………………………………..54 4.2.3 Perhitungan SAIDI dan SAIFI Per Bulan……………..55 4.2.3.1 SAIDI………………………………………….55 4.2.3.2 SAIFI………………………………………….58 4.3 Kerugian Akibat Gangguan Yang Terjadi….…………..........61 4.4 Analisis Tindakan…………………………………………….61 4.4.1 Hasil Temuan Inspeksi ROW………………………….61 4.4.2 Tindak Lanjut Pemeliharaan Inspeksi ROW…………..62 4.4.3 Pemeliharaan Material…………………………………63 4.4.4 Pemeliharaan Proteksi…………………………………63 4.4.5 Inspeksi Thermovision………………………………...64 4.4.6 Penanganan Pihak ke-3………………………………..65 4.4.7 Evaluasi Pemeliharaan…………………………………65 BAB V
PENUTUP 5.1 Kesimpulan..............................................................................66 5.2 Saran.........................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sistem tenaga listrik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 Gambar 2.2 Konfigurasi jaringan radial. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 Gambar 2.3 Konfigurasi jaringan Loop. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7 Gambar 2.4 Konfigurasi Jaringan Tie-line . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 Gambar 2.5 Konfigurasi jaringan spindel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 Gambar 2.6 Konfigurasi jaringan kluster. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10 Gambar 2.7 Jaringan Distribusi Sekunder. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12 Gambar 2.8 Gangguan satu fasa ke tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13 Gambar 2.9 Gangguan Fasa ke fasa. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . 14 Gambar 2.10 Gangguan 2 fasa ke tanah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14 Gambar 2.10 Gangguan 3 fasa ke tanah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . 14 Gambar 3.1 Contoh gangguan yang disebabkan komponen JTM . . . . . . . . . . . 33 Gambar 3.2 Contoh gangguan yang disebabkan oleh gardu. . . . . . . . . . . . . . . . 34 Gambar 3.3 Contoh gangguan yang disebabkan tiang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35 Gambar 3.4 Contoh gangguan yang disebabkan oleh pohon . . . . . . . . . . . . . . . 35 Gambar 3.5 Contoh gangguan yang disebabkan oleh pihak ke-3. . . . . . . . . . . . 36 Gambar 3.6 Contoh gangguan yang disebabkan oleh binatang . . . . . . . . . . . . 36 Gambar 3.7 Contoh gangguan yang disebabkan oleh layang-layang . . . . . . . . 37 Gambar 3.8 Peta Kabupaten Padang Pariaman . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . 33 Gambar 3.9 Single Line Wilayah Kerja PLN Rayon Lubuk Alung. . . . . . . . . . . 34 Gambar 3.10 Fishbone Gangguan Penyulang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35 Gambar 3.11 Tampilan Awal Minitab………………………………………….37
x
Gambar 3.12 Tampilan Minitab Setelah Data Diinputkan……………………….38 Gambar 3.13 Tampilan Window Session………………………………………...39 Gambar 3.14 Pemilihan Menu Descriptive Statistic……………………………..40 Gambar 3.15 Tampilan Menu Descriptive Statistic……………………………...41 Gambar 3.16 Pemilihan Variabel………………………………………………...42 Gambar 4.1 Gambar Window Session Setelah Diproses Terhadap Penyebab Gangguan…………………………………………………………...44 Gambar 4.2 Gambar Window Session Setelah Diproses Terhadap Akibat Gangguan…………………………………………………………...45 Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Jumlah Gangguan………………………….47 Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Penyebab Gangguan Masing – masing Feeder……………………………………………………………….49 Gambar 4.5 Diagaram Perbandingan Jumlah Penyebab Gangguan……………... 51 Gambar 4.6 Peta Dan Diagram Perbandingan Jenis Wilayah…….……………...52 Gambar 4.7 Foto Sebelum dan Sesudah Inspeksi ROW…………………………62 Gambar 4.8 Pemeliharaan Isolator dan Arrester…………………………………63 Gambar 4.9 Pemeliharaan Recloser……………………………………………...64 Gambar 4.10 Thermovision ABSW……………………………………………...64
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Nama-nama Kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman. . . . . . . . . . . 16 Tabel 3.2 Data Aset PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung. . . . . . . . . . . . . . . . 17 Tabel 3.3 Data JTM PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung. . . . . . . . . . . . . . . . 19 Tabel 4.1 Data Gangguan Berdasarkan Kantor Jaga . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29 Tabel 4.2 Data Gangguan Berdasarkan Jenis Penyebab . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 39 Tabel 4.3 Data SAIDI Rayon Lubuk Alung . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46 Tabel 4.4 Data SAIFI Rayon Lubuk Alung . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
xii
48
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permasalahan yang mendasar pada distribusi daya listrik adalah mutu, kontinuitas, keandalan dan ketersediaan penyediaan listrik untuk pelanggan. Keandalan sistem pada jaringan 20 kV ini merupakan salah satu hal yang penting dalam
penyaluran
listrik
pada
pelanggan
sehingga
harus
dilakukannya
pemeliharaan secara rutin, sehingga apabila kurangnya pemeliharan mengakibatkan usia dari peralatan yang bersangkutan berkurang yang menyebabkan turunnya tingkat keandalan sistem. Kinerja mutu pelayanan dari suatu Area terlihat dari nilai SAIDI dan SAIFI dari Area tersebut bila dibandingkan dengan nilai SAIDI dan SAIFI pada periode sebelumnya. Nilai SAIDI menunjukan lama padamnya penyulang akibat gangguan yang terjadi. Sedangkan nilai SAIFI menunjukan kali gangguan yang terjadi pada penyulang. Hasil dari penelitian ini akan diketahui penyebab gangguan mana yang memiliki pengaruh yang dominan terhadap akibat yang ditanggung oleh PT. PLN (Persero) dan konsumen energi listrik. Penelitian ini mema nfaatkan data gangguan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung untuk setiap bulan dari bulan Januari tahun 2017 hingga bulan Juni tahun 2017 dengan delapan faktor penyebab gangguan SUTM yaitu: Komponen JTM, Peralatan JTM, trafo, tiang, pohon, pihak ke-3 atau binatang, dan layang-layang. Akibat dari gangguan yaitu: Lama padam dan energi tak tersalurkan.
1
2
Maka berdasarkan hal tersebut, PT PLN Rayon Lubuk Alung harus memiliki rencana yang jelas untuk meminimalisir gangguan tersebut. Sehingga tujuan dari PT PLN (Persero) untuk meningkatkan mutu, efisiensi dan kualitas pelayanan distribusi tenaga listrik semakin optimal. Dari hal tersebut maka muncul pertanyaan “Bagaimana caranya untuk meminimalisir gangguan tersebut?”. Pertanyaan tersebut cukup menantang untuk dicari jawabannya. Karena mengingat PT PLN (Persero) merupakan perusahaan listrik negara yang mana menjadi salah satu tonggak kekuatan pertumbuhan ekonomi di negara Indonesia yang ingin meningkatkan kualitas efisiensi penyaluran tenaga listrik. Maka berdasarkan hal tersebut penulis ingin mencari solusi untuk menyelesaikan masalah ini. Dengan data yang didapatkan dari PT PLN Rayon Lubuk Alung nanti akan diolah dengan menentukan faktor gangguan yang menimbulkan akibat paling dominan dari segi lama padam dan jumlah energi yang tidak tersalurkan. Hasil pengolahan data dari data te rsebut nantinya dapat diurutkan gangguan-gangguan yang perlu dijadikan prioritas terlebih dahulu sehingga nantinya bisa membantu PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung dalam meminimalisir gangguan yang terjadi dengan penanganan yang optimal dan lebih efisien.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana menentukan faktor dominan gangguan SUTM ?
3
2. Bagaimana dampaknya terhadap SAIDI dan SAIFI? 3. Bagaimana tindakan untuk meminimalisir gangguan tersebut?
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam Laporan akhir ini adalah: 1. Membahas faktor dominan gangguan yang ada di wilayah kerja PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung 2. Membahas dampak gangguan terhadap presentase SAIDI dan SAIFI. 3. Membahas tindakan untuk meminimalisir gangguan yang ada di wilayah kerja PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan faktor dominan gangguan yang ada di wilayah kerja PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung. 2. Menentukan index SAIDI dan SAIFI yang disebabkan oleh gangguan. 3. Menentukan
tindakan untuk mengurangi peluang terjadinya gangguan di
wilayah kerja PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung.
4
1.5 Manfaat
Dalam pembuatan tugas akhir ini diharapkan bisa memberi manfaat sebagai berikut: 1. Dapat mengetahui ganguan SUTM mana yang memiliki dampak yang paling besar terhadap kedua belak pihak (PT. PLN (Persero) dan Konsumen) 2. Dapat dijadikan sebagai acuan bagi PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung untuk usaha penurunan gangguan SUTM lebih optimal.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan ii penulis menggunakan sistematika penulisan laporan yang baik dan benar sehingga mudah dimengerti. Sistematika yang digunakan adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas penjelasan tentang latar belakang, tujuan, perumusan masalah, batasan masalah, manfaat, metode penyelesaian TA dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan tentang teori – teori yang penulis gunakan sebagai dasar pemikiran pada penulisan tugas akhir ini, seperti jaringan distribusi tenaga listrik, saluran udara tegangan menengah, gangguan pada SUTM. BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN KONDISI WILAYAH
Bab ini berisi tentang bgaimana cara atau proses studi gangguan SUTM dengan melihat variabel pemilihan pengolah data, melihat penyebab dan akibat dari gangguan pada PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung.
5
BAB IV PENGOLAHAN DATA
Meliputi pengolahan data dari data yang telah dikumpulkan sebelumnya, didapatkan hasil penelitian faktor penyebeb mana yang memiliki akibat yang paling besar nantinya. Dan juga nantinya akan diberi analisis tindakan yang akan dilakukan. BAB V PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan dari pembuatan tugas akhir ini berdasarkan rumusan yang ditentukan dan saran yang diperlukan untuk pengembangan lebih lanjut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Tenaga Listrik
Sistem tenaga listrik secara umum terbagi menjadi 4 bagian yaitu pembangkit tenaga listrik, transmisi, saluran distribusi, dan pelanggan. Pada bagian pertama yakni pembangkit tenaga listrik, tegangan awal yang dibangkitkan adalah tegagan menengah (TM) yang berlanjut ke bagian kedua dimana tegangan akan ditingkatkan menjadi tegangan tinggi (TT) atau ekstra tinggi (TET) yang selanjutkan akan disalurkan melalui saluran transmisi ke bagian tiga yaitu saluran distribusi. Saluran distribusi dibagi menjadi dua yaitu saluran primer dengan tegangan menengah (TM) dan saluran sekunder dengan tegangan rendah (TR). Bagian keempat yakni pelanggan, umumnya pelanggan akan menggunakan tegangan pada saluran distribusi. Pelanggan yang menggunakan beban rendah atau kelistrikan rumah tangga akan menggunakan tegangan rendah, dan untuk tegangan menengah biasanya digunakan oleh industri atau pabrik.
2.2 Proses Penyaluran Tenaga Listrik ke Pelanggan
Dalam sistem tenaga listrik, pelayanan kebutuhan energi listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu: 1. Pembangkit 2. Sistem Transmisi 3. Sistem Distribusi
6
7
Tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat-pusat listrik seperti: Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Tegangan yang dibangkitkan awalnya berupa tegangan menengah yang kemudian dinaikkan dengan trafo penaik tegangan (step-up transformer) yang selanjutnya teganga akan melewati saluran transmisi. PLN kebanyakan menggunakan tegangan 66 kV, 150 kV, dan 500 kV. Sebelum melalui saluran distribusi, tegangan dari saluran transmisi yaitu tegangan tinggi atau ekstra tinggi akan diturunkan kembali menjadi tegangan menengah melalui gardu induk mengguankan trafo penurun tegangan (step down transformer). Umumnya tegangan menengah yang digunakan oleh PLN adalah 20 kV, 12 kV, dan 6 kV. Setelah tenaga listrik disalurkan jaringan distribusi primer maka kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah dengan tegangan 380/220 volt, kemudian disalurkan melalui jaringan tegangan rendah untuk selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah pelanggan (konsumen). Jaringan ini juga disebut dengan Jaringan Distribusi Sekunder. Pada gambar di bawah ini merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari pembangkit sampai ke pelanggan.
8
Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik Sistem distribusi pada gambar 2.1 di atas dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu sistem distribusi primer (tegangan menengah) dan sistem distribusi sekunder (tegangan rendah). Saluran distribusi yang dipakai dapat berupa saluran udara dan saluran bawah tanah. Karena saluran kabel udara jauh lebih murah dibandingkan saluran kabel bawah tanah maka sa luran distribusi PLN kebanyakan memakai saluran kabel udara. Kerugian yang sering terjadi pada saluran kabel udara adalah bahwa saluran ini rentan atau mudah terganggu misalnya terkena petir, layang-layang, terkena ranting pohon dan lain-lain, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan.
9
2.3 Klasifikasi Sistem Jaringan Distribusi
Jaringan distribusi dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis sebagai berikut : 2.3.1 Konfigurasi jaringan primer
1.
Jaringan distribusi pola radial Jaringan distribusi pola radial merupakan salah satu jenis jaringan distribusi
yang paing sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang yang menyuplai beberapa Gardu yang terkoneksi secara radial.
Gambar 2.2 Jaringan Distribusi Pola Radial
Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk konsumen. Gardu distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam bangunan beton atau diletakan diatas tiang. Keuntungan dari sistem ini adalah sistem ini tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan sistem yang lain.Namun keandalan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem lainnya. Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama yang menyuplai gardu
10
distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam.
2.
Jaringan distribusi pola loop
Gambar 2.3 Jaringan Distribusi Pola Loop
Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti Gambar dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga dengan demikian tingkat keandalannya relatif lebih baik.
3.
Jaringan distribusi pola Hantaran Hubung (Tie-Line) Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar digunakan untuk pelanggan penting
yang tidak boleh padam. Contohnya Bandara, Rumah Sakit, Industri, dan lain-lain.
11
Gambar 2.4 Jaringan Distribusi Pola Tie - Line
Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan tambahan Automatic Change Over Switch / Automatic Transfer Switch , setiap penyulang terkoneksi ke gardu pelanggan khusus, apabila salah satu penyulang mengalami gangguan, maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang lain, sehingga konsumen tidak mengalami pemadaman listrik terlalu lama atau tidak mengalami pemadaman sama sekali.
4.
Jaringan distribusi pola spindle Sistem Spindel seperti pada Gambar 2.5 adalah suatu pola kombinasi
jaringan dari pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu Hubung (GH).
12
Gambar 2.5 Jaringan Distribusi Pola Spindle
Pada sebuah jaringan spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung. Pola Spindel biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang menggunakan kabel tanah/saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM). Namun pada pengoperasiannya, sistem Spindel berfungsi sebagai sistem Radial. Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan rendah (TR) atau tegangan menengah (TM).
5.
Jaringan Distribusi Pola Gugus atau Klutster Konfigurasi Gugus seeperti pada Gambar 2.6 banyak digunakan untuk kota
besar yang mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam sistem ini terdapat Saklar Pemutus Beban, dan penyulang cadangan.
13
Gambar 2.6 Jaringan Distribusi Pola Gugus
Dimana penyulang ini berfungsi bila ada gangguan yang terjadi pada salah satu penyulang konsumen maka penyulang cadangan inilah yang menggantikan fungsi suplai kekonsumen.
2.3.2 Konfigurasi Jaringan Distribusi Sekunder
Sistem distribusi sekunder pada Gambar di bawah, merupakan skema sistem distribusi, yaitu mulai dari gardu trafo sampai pada pemakai akhir ata u konsumen.
14
Gambar 2.7 Jaringan Distribusi Sekunder
Melihat letaknya, sistem distribusi ini merupakan bagian yang langsung berhubungan dengan konsumen, selain berfungsi menerima daya listrik dari sumber daya (trafo distribusi), juga akan mengirimkan serta mendistribusikan daya tersebut ke konsumen. Mengingat bagian ini berhubungan langsung dengan konsumen, maka kualitas listrik selayaknya harus sangat diperhatikan.
2.4 Macam – Macam Saluran
Saluran pada sistem kelistrikan umumnya terbagi menjadi dua yaitu saluran udara dan saluran bawah tanah. Pemilihan jenis saluran pada suatu sistem bergantung pada beberapa faktor, antara lain kepentingan tingkat kontinuitas pelayanan, biaya, estetika, dan sebagainya.
15
2.4.1 Saluran Udara
Saluran
udara
digunakan
pada
pemasangan
di
luar
bangunan,
direnggangkan pada isolator-isolator di antara tiang-tiang, dimana fasa satu dengan fasa lainnya diberi jarak yang sama sampai sepanjang beban yang dilalui suplai tenaga listrik, mulai dari gardu induk sampai ke beban ujung akhir.
Saluran udara direncanakan untuk kawasan dengan kepadatan beban r endah atau sangat rendah, misalnya pinggiran kota, desa atau kota-kota kecil, dan tempattempat yang jauh serta luas dengan beban tersebar. Ditinjau dari sisi ekonomisnya saluran udara seringkali digunakan untuk melayani daerah yang sedang berkembang sebagai tahapan sementara. Dan contoh riilnya kota-kota besar dengan mayoritas perumahan kebanyakan menggunakan saluran udara.
Bahan yang digunakan untuk kawat penghantar saluran udara adalah tembaga dan aluminium. Secara teknis, tembaga memiliki daya hantar arus yang lebih tinggi dibandingkan dengan aluminium. Namun dikarenakan ada selisih harga antara kawat tembaga dengan kawat alumunium, maka penggunaan kawat berbahan aluminium menjadi lebih populer. Berikut adalah beberapa kelebihan dari saluran udara :
1.
Investasi atau biaya yang diperlukan untuk membangun saluran udara jauh lebih rendah dibandingkan dengan saluran bawah tanah.
2.
Kawat untuk daerah-daerah yang lahannya berbatu, lebih mudah untuk menggunakan saluran udara dibandingkan saluran bawah tanah.
3.
Untuk penggunaan tegangan extra tinggi, jarak antar fasa dapat diperpanjang.
4.
Pemeliharaan dan proses penemuan lokasi gangguan jauh lebih mudah.
16
5.
Memiliki frekuensi gangguan yang lebih tinggi karena mudah terganggu oleh kondisi cuaca dan lingkungan sekitar. Memiliki tingkat estetika yang lebih rendah karena dapat mengganggu pemandangan.
6.
Khusus untuk tegangan tinggi, medan elektromagnetik yang dipancarkan sering dianggap berbahaya untuk keselamatan manusia.
2.4.2 Saluran Bawah Tanah
Sistem penyaluran listrik untuk saluran bawah tanah dilakukan dengan menempatkan atau menanam kabel saluran di bawah tanah. Kabel yang digunakan untuk saluran bawah tanah biasanya berbahan tem baga atau aluminium, sedangkan bahan isolasi yang digunakan pada umumnya berupa kertas, serta perlindungan mekanikal yang berupa timah hitam. Untuk tegangan menengah, penggunaan minyak sebagai bahan isolasi juga dapat dilakukan. Jenis kabel yang sering digunakan untuk saluran bawah tanah adalah GPLK (Gewapend Papier Lood Kabel) atau NKBA (Normalkabel mit Bleimantel Ausenumheullung), kabel-kabel ini adalah kabel dengan bahan isolasi XLPE (Cross-Linked Polyethylene). Jaringan bawah tanah biasanya digunakan untuk kawasan dengan padat beban yang tinggi, misalnya kota-kota besar. Selain itu penggunaan kabel tanah juga dilakukan untuk daerah-daerah yang membutuhkan tingkat estetika yang lebih baik. Penanaman kabel tanah dapat dilakukan secara langsung ataupun dengan menggunakan pipa pelindung. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari saluran bawah tanah :
17
1.
Kabel tanah tidak terlihat, sehingga tidak mengganggu pemandangan lingkungan sekitar. Pengoperasian dari saluran bawah tanah jauh lebih mudah karena tidak terpengaruh oleh hujan, petir, dan angin.
2.
Beberapa kerugian dari saluran bawah tanah Harga instalasi awal jauh lebih tinggi. Pemeliharaan dan proses untuk menemukan gangguan lebih sulit dibandingkan saluran udara.
2.5 Gangguan Pada Jaringan Distribusi
Dalam operasi sistem tenaga listrik sering terjadi gangguan yang dapat mengakibatkan terganggunya penyaluran tenaga listrik ke konsumen. Gangguan adalah suatu keadaan dari sistem penyaluran tenaga listrik yang menyimpang dari keadaan normal. Berdasarkan ANSI/IEEE Std 100-1992 gangguan didefinisikan sebagai suatu kondisi fisis yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen atau suatu elemen untuk bekerja sesuai dengan fungsinya. Hubung singkat ialah suatu hubungan abnormal (termasuk busur api) pada impedansi yang relatif r endah terjadi secara kebetulan atau disengaja antara dua titik yang mempunyai potensial yang berbeda
2.5.1 Jenis Gangguan
Pada dasarnya gangguan yang sering terjadi pada sistem distribusi saluran 20 kV menjadi dua macam yaitu gangguan dari dalam sistem dan gangguan dari luar sistem. Gangguan yang berasal dari dalam sistem dapat berupa kegagalan dari fungsi peralatan jaringan, kerusakan dari peralatan jaringan dan kerusakan dari peralatan pemutus beban. Gangguan yang berasal dari luar sistem dapat disebabkan oleh sentuhan pohon atau ranting pada penghantar, sambaran petir, manusia,
18
binatang, cuaca dan lain-lain. Jenis gangguan yang terjadi pada jaringan distribusi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Gangguan permanen atau (stationary) Merupakan gangguan yang dapat disebabkan oleh kerusakan peralatan dan tidak hilang atau tetap ada apabila pemutus tenaga telah terbuka. Untuk menghilangkan gangguan permanen diperlukan tindakan perbaikan pada titik penyebab gangguan tersebut.
2. Gangguan sementara atau (temporary) Merupakan gangguan yang tidak akan lama dan dapat normal kembali baik secara otomatis maupun secara manual dengan penutupan kembali peralatan hubungnya. Apabila gangguan temporer sering terjadi maka hal ini akan menimbulkan kerusakan pada peralatan dan akhirnya meimbulkan gangguan yang bersifat permanen.
2.5.2 Penyebab Gangguan Pada Jaringan SUTM
Dalam pengoperasian sistem tenaga listrik, disamping kondisi operasi normal, terdapat kondisi lain yang tidak mungkin bisa ditiadakan sama sekali , yaitu kondisi abnormal ini biasanya disebut gangguan.
Jenis gangguan yang terjadi pada saluran distribusi antara lain : 1.
Hubung singkat, terjadi karena :
a.
Petir Impuls tegangan petir yang sangat besar dapat menyebabkan terjadinya
flash over melalui sisi isolator. Akibatnya arus fault akan menuju tanah dan
19
sebagian lagi akan diredam oleh Lightning Arrester kemudian arus fault hasil redaman ini bisa memasuki jaringan listrik dan menyebabkan terbukanya Pemutus. Gangguan petir ini bersifat temporer.
b.
Tanaman : Dahan atau pohon dapat menyentuh kawat fasa dan mengakibatkan
gangguan short circuit antara satu fasa dengan tanah atau fasa-fasa dengan tanah. Gangguan ini dapat bersifat temporer maupun permanent.
c.
Binatang : Binatang yang sering menjadi penyebab gangguan adalah ular, burung,
tikus. Gangguan ini kebanyakan bersifat temporer.
d.
Manusia : Dapat disebabkan oleh permainan laying-layang yang bisa menyentuh
kawat line atau kesalahan peng-tanah-an peralatan.
e.
Kerusakan peralatan : Seperti Isolator bocor, isolator trafo bocor, bushing bocor. Gangguan ini
umumnya bersifat permanen
2.
Beban lebih Terjadi ketika daya yang diminta lebih besar dibanding daya yang disuplai.
3.
Kerusakan Peralatan Kerusakan peralatan seperti circuit breaker, relay, fuse atau kerusakan pada
perlatan tegangan tinggi.
20
4.
Kesalahan operasi relay Dari hasil pengamatan, penyebab gangguan SUTT (Saluran Udara
Tegangan Tinggi) yang terbanyak adalah petir, sementara penyebab gangguan SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) yang terbanyak adalah pohon.
2.6 Pengenalan Aplikasi Minitab
Minitab adalah sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya. Beberapa aktivitas dapat dilakukan dengan mudah dengan menggunakan pointing dan clicking mouse. Pada awalnya Minitab dibuat untuk keperluan pengolahan data statistik untuk ilmu-ilmu social, sehingga kepanjangan Minitab itu sendiri cenderung digunakan oleh orang – orang yang ingin mengolah data di bidang sosial secara statistik. Sekarang kemampuan Minitab diperluas untuk melayani berbagai jenis pengguna (user), seperti untuk proses produksi di pabrik, riset ilmu sains peramalan, perencanaan dan lain-lain. Dengan demikian, saat ini Minitab sudah sangat banyak digunakan oleh orang – orang dari berbagai kalangan dan berbagai macam profesi. Minitab dapat membaca berbagai jenis data atau memasukkan data secara langsung ke dalam Minitab Data Editor. Bagaimanapun struktur dari file data mentahnya, maka data dalam Data Editor Minitab harus dibentuk dalam bentuk baris (cases) dan kolom (variables). Case berisi informasi untuk satu unit analisis, sedangkan variable adalah informasi yang dikumpulkan dari masing-masing kasus.
21
2.7 Perhitungan Index Kehandalan SUTM
Dengan adanya kesalahan pada distribusi daya maka arus yang mengalir lewat bermacam-macam elemen dalam setiap rangkaian akan berubah, ini harus diputus dengan alat pelindung. Penggunaan alat pelindung yang berguna untuk mengetahui arus yang mengalir ke konsumen dapat diatur pada harga arus yang tepat, selain itu dapat mengetahui tingkat kesalahan dari seluruh rangkaian dan membatasi tingkat kesalahan yang boleh terjadi pada peralata n tersebut.
Berdasarkan peralatan diatas maka diketahui data-data dari kesalahan rangkaian yang terjadi, berdasarkan data tersebut akan dihitung indikator kehandalan dari peralatan tersebut. Oleh sebab itu data-data yang harus diketahui, adalah sebagai berikut :
a.
Jumlah pemadaman persemester.
b.
Lama pemadaman persemester.
c.
Jumlah konsumen yang dilayani.
d.
Jumlah konsumen yang mengalami pemadaman.
Data tersebut berdasarkan laporan operasi Distribusi perbulan untuk pertahun. Berdasarkan data tersebut akan dihitung kehandalan jaringan.
Adapun rumus yang digunakan dalam menghitung kehandalan jaringan : 1. SAIFI (Sistem Average Interruption Frequency Index ) SAIFI adalah banyaknya gangguan setiap pelanggan yaitu jumlah lamanya pemadaman yang dialami konsumen dalam satu tahun dibagi dengan jumlah konsumen yang dilayani.
22
∑ Total Jumlah Pelanggan Padam Permanen
∑ Total Jumlah Pelanggan Dalam Satu Unit Pelayanan
2. SAIDI (Sistem Average Interruption Duration Index) SAIDI adalah lamanya gangguan setiap pelanggan yaitu jumlah banyaknya gangguan (pemadaman) yang dialami konsumen dalam satu tahun dibagi dengan jumlah konsumen yang dilayani.
∑ Total Lamanya Padam Permanen
∑ Total Jumlah Pelanggan Dalam Satu Unit Pelayanan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN KONDISI WILAYAH
3.1
Metodologi Penelitian
Pembahasan
“
Analisis Gangguan SUTM Dan SAIDI SAIFI Serta
Dampaknya Terhadap Keandalan PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung ”
dilakukan untuk mengetahui faktor gangguan apa yang paling memiliki dampak paling besar bagi pihak PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung yang dilihat dari segi lama padam dan energi tak tersalurkan. Sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung untuk usaha penurunan gangguan SUTM lebih optimal. Penelitian dan pengumpulan data-data dilakukan di wilayah kerja PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung. Data – data yang dikumpulkan merupakan data hasil laporan gangguan – gangguan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) yang telah terjadi selama satu semester dari bulan Januari 2017 sampai bulan Juni 2017.
3.2 Pemilihan Variabel Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, penulis memilih faktor-faktor penyebab gangguan yang terjadi pada SUTM sebagai variabel bebas (independent variabel / X) dan akibat yang ditimbulkan oleh gangguan SUTM sebagai variabel terikat (dependent variabel/ Y), dengan rincian sebagai berikut: 1.
Faktor penyebab gangguan SUTM
a)
Komponen JTM (X 1) Gangguan yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada bahan-bahan listrik yang digunakan pada jaringan tegangan menengah, seperti kawat penghantar,
23
24
Fuse cut out, arrester, isolator dan sebagainya.
Gambar 3.1. Contoh gangguan yang disebabkan komponen JTM
b) Gardu Tiang (X 2) Gangguan yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada komponen komponen gardu seperti trafo, obstijk kabel, NH Fuse, dan sebagainya.
Gambar 3.2. Contoh gangguan yang disebabkan oleh gardu
25
c) Tiang (X3) Gangguan yang disebabkan oleh adanya kejanggalan pada tiang seperti tiang miring dan roboh yang diakibatkan oleh beberapa faktor seperti longsor tertimpa benda lain, kondisi tanah dan lain-lain. Kondisi Tiang yang telah bergeser dari tempat yang sebenanarnya ini dapat mengganggu jaringan listrik disekitarnya, seperti berkurangnya andongan penghantar yang disebabkan oleh tarikan dari tiang yang miring. Bahkan bisa menyebabkan penghantar tersebut putus.
Gambar 3.3. Contoh gangguan yang disebabkan tiang
d) Pohon (X4) Gangguan yang disebabkan oleh adanya bagian dari pohon yang mengenai jaringan SUTM, seperti penghantar SUTM yang mengakkibatkan terjadinya hubung singkat antar fasa pada penghantar SUTM. Sehingga dapat menimbulkan gangguan yang dapat berakibat padamnya aliran listrik pada jaringan tersebut
26
Gambar 3.4. Contoh gangguan yang disebabkan oleh pohon
e) Pihak ke-3 (X 5) Gangguan yang disebabkan oleh adanya kegiatan/perbuatan manusia yang menyebabkan terganggunya jaringan SUTM.
Gambar 3.5. Contoh gangguan yang disebabkan oleh pihak ke-3
27
f) Binatang (X6) Gangguan yang disebabkan oleh adanya binatang yang mengenai bagian penghantar yang bertegangan pada jaringan SUTM seperti kelelawar atau monyet.
Gambar 3.6. Contoh gangguan yang disebabkan oleh binatang
g) Layang-layang (X7) Penyebab gangguan ini dikarenakan adanya layang-layang yang mengenai bagian yang bertegangan pada jaringan SUTM. Tidak menutup kemungkinan juga disebabkan oleh adanya benang layang-layang yang tersangkut pada jaringan sehingga antara penghantar satu dengan yang lainnya terhubung.
Gambar 3.7. Contoh gangguan yang disebabkan oleh layang-layang
28
h) Sesaat (X8) Gangguan ini dapat terjadi meliputi keadaan-keadaan sebagai berikut: a.
Ketika Pemutus Tenaga (PMT) pada suatu penyulang Gardu Induk (GI) mengalami trip, kemudian operator GI akan mencoba memberi tegangan pada penyulang tersebut, ternyata kondisi jaringan aman sehingga penyulang dapat beroperasi kembali. Hal seperti ini mengakibatkan penyebab gangguan tidak diketahui.
b.
Ketika Pemutus Tenaga (PMT) pada suatu penyulang di Gardu Induk (GI) mengalami trip, kemudian operator GI akan memberikan tegangan pada penyulang tersebut, tetapi proses ini gagal. Setelah itu petuga PT PLN (Persero) akan menelusuri jaringan untuk mencari lokasi/titik gangguan. Setelah ditelusuri ternyata gangguan tidak ditemukan. Berdasarkan laporan ini, operator GI akan mencoba memberikan tegangan pada penyulang yang terganggu tadi untuk ke-2 kalinya dan berhasil. Hal seperti ini mengakibatkan penyebab gangguan tidak diketahui.
2. Akibat yang ditimbulkan a) Lama Padam (Y1) Lama padam adalah lama waktu yang tercatat pada saat terjadi gangguan sampai gangguan tersebut dinormalkan kembali. b) Energi Tak Tersalurkan Energi tak tersalurkan adalah jumlah energi yang tidak tersalurkan pada saat terjadi gangguan.
29
3.3
Kondisi Umum Wilayah
3.3.1 Kondisi Umum Kabupaten Padang Pariaman
Posisi astronomis Kabupaten Padang Pariaman yang terletak antara 0°11' – 0°49' Lintang Selatan dan 98°36' – 100°28' Bujur Timur, dengan luas wilayah sekitar 1.328,79 km² dan panjang garis pantai 60,50 km². Luas daratan daerah ini setara dengan 3,15 persen dari luas daratan wilayah Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Padang Pariaman memiliki 17 kecamatan terdiri sebagai berikut: Tabel 3.1. Nama-nama kecamatan di kabupaten Pariaman
No.
Nama Kecamatan
Luas (km2)
1
Batang Anai
180,39
2
Lubuk Alung
111,63
3
Sintuk Toboh Gadang
25,56
4
Ulakan Tapakis
38,85
5
Nan Sabaris
29,12
6
2x11 Enam Lingkung
36,25
7
Enam Lingkung
39,20
8
2x11 Kayu Tanam
228,70
9
VII Koto Sarik
90,93
10
Patamuan
53,05
11
Padang Sago
32,06
12
V Koto Kampung Dalam
61,41
13
V Koto Timur
64,80
14
Sungai Limau
70,38
15
Batang Gasan
40,31
16
Sungai Garingging
99,35
17
IV Koto Aur Malintang
126,30
Total
1.328,79
30
Tata letak wilayah yang terdapat pada kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.8. Peta Kabupaten Padang Pariaman 3.3.2 Wilayah Layanan PT. PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung
PT PLN Rayon Lubuk Alung berada dibawah PT PLN (Persero) Area Padang. Wilayah kerja atau yang dilayani oleh PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung meliputi hamper seluruh wilayah Kabupaten Padang Pariaman. Wilayah kerja PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung terihat pada gambar single line diagram sistem distribusi PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung di bawah ini :
32
3.4
Data Aset Rayon Lubuk Alung Secara Keseluruhan
Berdasarkan wilayah layanan PT PLN (Persero) Area Padang Rayon Lubuk Alung, Rayon ini memiliki asset jaringan listrik seperti pada table di bawah ini :
Tabel 3.2 Data Aset PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung No.
Jenis Data
Keterangan
1.
Pelanggan
42.856 Pelanggan
2.
Penyulang
7 Buah
3.
JTM
235.536 Km
Pada table diatas merupakan asset dari PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung Area Padang, berdasarkan data dari Kantor Teknik Rayon Lubuk Alung
32
3.4
Data Aset Rayon Lubuk Alung Secara Keseluruhan
Berdasarkan wilayah layanan PT PLN (Persero) Area Padang Rayon Lubuk Alung, Rayon ini memiliki asset jaringan listrik seperti pada table di bawah ini :
Tabel 3.2 Data Aset PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung No.
Jenis Data
Keterangan
1.
Pelanggan
42.856 Pelanggan
2.
Penyulang
7 Buah
3.
JTM
235.536 Km
Pada table diatas merupakan asset dari PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung Area Padang, berdasarkan data dari Kantor Teknik Rayon Lubuk Alung pada tanggal 25 Agustus 2017. 3.4.1
Data Jaringan Tegangan Menengah Rayon Lubuk Alung
PT PLN (Persero) Area Padang Rayon Lubuk Alung memiliki tujuh buah feeder dengan masing – masing kantor pelayanan di setiap feeder. Berikut data Feeder dan jumah penyulang serta panjang jaringan tegangan menengah masing – masing feeder dalam wilayah kerja PT PLN (Persero) Area Padang Rayon Lubuk Alung :
33
Tabel 3.3 Data JTM PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung Jumlah No
Rayon/Kantor Jaga
(Unit)
Jumlah Panjang JTM (Kms)
Penyulang
1 1
2 Feeder 3 Tapakis
3 1
4 42.732
2
Feeder 4 Pasar Usang
1
27.122
3
Feeder 5 Pauh Kamba
1
58.930
4
Feeder 6 Aie Tajun
1
62.855
5
Feeder 2 Bumi Kasai
1
29.516
6
Feeder 5 Ketaping
1
8.818
7
Feeder 6 Industri
1
5.563
TOTAL
7
235.536
Dari 7 penyulang tersebut, pelayanan akan energi listrik tidak lepas dari gangguan – gangguan yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, gangguan internal dan eksternal. Dimana gangguan internal merupakan gangguan yang disebabkan oleh kegagalan/kerusakan material dan peralatan, sedangkan eksternal merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor cuaca, pohon, binatang dan gangguan yang tidak diketahui. Permasalahan gangguan merupakan faktor utama dalam mempengaruhi nilai SAIDI ( System Average Interruption Duration Index ) dan SAIFI ( System Average Interruption Frequency Index ), dimana hal ini sangat berpengaruh terhadap nilai kinerja perusahaan. Permasalahan gangguan ini mengakibatkan sejumlah energi listrik tidak dapat disalurkan kepada pelanggan, yang tentunya akan berdampak pada kerugian baik di sisi pelanggan maupun perusahaan penyedia tenaga listrik. Dan sesuai
34
dengan SPLN 59:1985 tentang keandalan sistem distribusi 20 kV dan 6 kV, maka PLN tidak hanya berusaha memenuhi permintaan daya yang meningkat tetapi juga memperbaiki mutu keandalan pelayanan tenaga listrik. Permasalahan yang mendasar pada distribusi daya listrik adalah mutu, kontinuitas, keandalan dan ketersediaan penyediaan listrik untuk pelanggan. Keandalan sistem pada jaringan 20 kV ini merupakan salah satu hal yang penting dalam
penyaluran
listrik
pada
pelanggan
sehingga
harus
dilakukannya
pemeliharaan secara rutin, sehingga apabila kurangnya pemeliharan mengakibatkan usia dari peralatan yang bersangkutan berkurang yang menyebabkan turunnya tingkat keandalan sistem. Kinerja mutu pelayanan dari suatu Area terlihat dari nilai SAIDI dan SAIFI dari Area tersebut bila dibandingkan dengan nilai SAIDI dan SAIFI pada periode sebelumnya. Nilai SAIDI menunjukan lama padamnya penyulang akibat gangguan yang terjadi. Sedangkan nilai SAIFI menunjukan kali gangguan yang terjadi pada penyulang. 3.5
Bagan Penelitian
Untuk mencapai tujuan project dengan dasar permasalahan yang ada, dibutuhkan suatu metode untuk mengetahui akar permasalahan dan solusinya. Metode yang dipilih yaitu dengan menggunakan metode Fish Bone. Metode ini melihat dari 4 aspek, yaitu Manusia, Material, Alam dan ROW . Hal tersebut dapat dilihat pada Fish Bone di bawah ini
35
Gambar 3.10 Fishbone Gangguan Penyulang
3.6
Penggunaan Aplikasi Minitab
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini telah menciptakan perangkat yang memudahkan dan mempersingkat kerja manusia dalam berbagai hal seperti pengolahan data statistik. Minitab merupaka salah satu perangkat lunak yang dibuat untuk mempermudah proses peramalan jika data yang digunakan sangat banyak. Penggunaan software minitab dalam kegiatan ini bertujuan agar proses peramalan mudah dilakukan dan hasil peramalan yang diperoleh juga lebih akurat.
36
Minitab merupakan perangkat lunak yang digunakan sebagai media pengolahan data yang dapat menyediakan berbagai jenis perintah. yang menyediakan perintah dalam proses pemasukan data, manipulasi data, pembuatan grafik, penganalisaan numerik, dan analisis statistik. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan aplikasi minitab untuk membantu dalam melakukan pengolahan data dengan outputnya adalah data statistik. Metode yang penulis ambil adaah dengan melakukan pengolahan data dengan metode Basic Descriptive Statistic pada aplikasi Minitab. Metode Basic Descriptive pada aplikasi Minitab sendiri banyak digunakan untuk pengolahan data dengan output berupa deskripsi perbandingan beberapa jenis data. Metode ini dapat menghasikan output berupa data jumlah total, rata -rata, nilai minimum, nilai maksimum, dan lain – lain. Data yang telah penulis kumpulkan dan diproses dengan menggunakan aplikasi Minitab, maka hasil dari olahan data tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk data tabel dan juga berupa diagram. Proses pengolahan data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan menu descriptive statistic pada aplikasi Minitab. Adapun langkah – langkah dalam melakukan pengolahan data dengan menggunakan menu descriptive statistic pada aplikasi Minitab adalah sebagai Berikut :
37
(Proses Minitab)
46
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Data Gangguan PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung
Gangguan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) pada wilayah kerja PT PLN Rayon Lubuk Alung disebabkan oleh beberapa faktor seperti komponen JTM (kabel putus, loss kontak pada sambungan terminal, dan lain lain), Peralatan, tiang, pohon, pihak ke-3 atau binatang, layang-layang dan sesaat. Gangguan-gangguan yang terjadi menyebabkan kerugian dari pihak PT PLN (Persero) sebagai penyedia energi listrik dan juga pihak pelanggan sebagai konsumen listrik. Akibat gangguan SUTM dapat dilakukan pengukuran secara kuantitatif dalam bentuk jumlah lama padam (jam) dan energi tidak tersalurkan (kWh). Pemadaman yang terjadi akibat gangguan akan mengganggu kenyamanan konsumen sebagai pemanfaat listrik. Tidak hanya itu, akibat gangguan juga akan menyebabkan energi yang seharusnya tersalurkan (kWh) dan menjadi pendapatan (income) bagi PT PLN (Persero) Ra yon Lubuk Alung, harus terbuang sia-sia seiring lamanya waktu pemadaman. Apabila akibat dari gangguan-gangguan tersebut tidak diatasi dengan cepat, maka kerugian yang ditanggung oleh PT PLN (Persero) dan konsumen pemanfaat listrik akan semakin meningkat. Berdasarkan data-data yang telah diproses Minitab, didapatkan rekapan data gangguan SUTM dalam wilayah kerja PT PLN Rayon Lubuk Alung selama satu semester atau enam bulan adalah sebagai berikut :
46
Gambar 4.1 Tampilan Window Session setelah diproses terhadap penyebab gangguan
45
Gambar 4.2 Tampilan Window Session setelah diproses terhadap akibat gangguan
45
Gambar 4.2 Tampilan Window Session setelah diproses terhadap akibat gangguan
46
4.1.1
Diagram Perbandingan Jumlah Gangguan Antar Kantor Jaga
PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung memiliki kantor jaga yang berjumlah 7 buah kantor. Kantor jaga ini tersebar di seluruh wilayah kerja PLN Rayon Lubuk Alung. Ketika ada terjadi gangguan, maka dengan adanya kantor ja ga terdekat dapat langsung menangani gangguan tersebut tanpa harus menunggu petugas dari kantor rayon. Berikut data gangguan berdasarkan kantor jaga yang ada:
Tabel 4.1 Data Ganggua Berdasarkan Kantor Jaga
No
1
Kantor Jaga
2
Jumlah
Jumlah
Panjang JTM
Gangguan
(Kms)
(Kali)
3
4
46
4.1.1
Diagram Perbandingan Jumlah Gangguan Antar Kantor Jaga
PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung memiliki kantor jaga yang berjumlah 7 buah kantor. Kantor jaga ini tersebar di seluruh wilayah kerja PLN Rayon Lubuk Alung. Ketika ada terjadi gangguan, maka dengan adanya kantor ja ga terdekat dapat langsung menangani gangguan tersebut tanpa harus menunggu petugas dari kantor rayon. Berikut data gangguan berdasarkan kantor jaga yang ada:
Tabel 4.1 Data Ganggua Berdasarkan Kantor Jaga
No
Kantor Jaga
Jumlah
Jumlah
Panjang JTM
Gangguan
(Kms)
(Kali)
1
2
3
4
1
Feeder 3 Tapakis
42.732
9
2
Feeder 4 Pasar Usang
27.122
30
3
Feeder 5 Pauh Kamba
58.930
12
4
Feeder 6 Aie Tajun
62.855
58
5
Feeder 2 Bumi Kasai
29.516
27
6
Feeder 5 Ketaping
8.818
0
7
Feeder 6 Industri
5.563
1
235.536
137
TOTAL
47
Perbandingan Jumlah Gangguan Pada Kanja
58
30 9
27 12
FEEDER 3 TAPAKIS
FEEDER 4 FEEDER 5 FEEDER 6 AIE FEEDER 2 PASAR USANG PAUH KAMBA TAJUN BUMI KASAI
0
2
FEEDER 5 KETAPING
FEEDER 6 INDUSTRI
Jumlah Gangguan
Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Jumlah Gangguan Pada Kanja Dalam wilayah kerja PT PLN Rayon Lubuk Alung memiliki tujuh kantor pelayanan yang tersebar diberbagai daerah wilayah kerja seperti yang ada pada diagram di atas. Kantor pelayanan ini sangat berguna untuk meningkatkan efektifitas waktu penanganan gangguan SUTM. Dengan adanya kantor pelayanan ini maka petugas akan lebih cepat mendatangi titik gangguan yang terdekat dengan kantor pelayanan yang ada, sehingga dapat menghemat waktu transportasi ke tempat titik gangguan. Berdasarkan diagram perbandingan gangguan antar kantor pelayanan di atas dapat dilihat data gangguan per feeder yang ada, dapat disimpukan bahwa, pada Feeder 6 Aie Tajun mengalami gangguan terbanyak dibandingkan Feeder yang lainnya yaitu dengan jumlah gangguan 58 kali gangguan.
48
4.1.2
Diagram Penyebab Gangguan
Berdasarkan data-data penyebab gangguan di wilayah kerja Rayon Lubuk alung yang telah penulis kumpulkan, dapat ditampilkan diagram penyebab gangguan-gangguan tersebut, agar untuk melihat perbandingannya dengan data pada table di bawah ini :. Tabel 4.2 Data Gangguan Berdasarkan Jenis Penyebab
JUMLAH NO
JENIS PENYEBAB
GANGGUAN (BUAH)
1
2
3
1
I – 1 Komponen JTM
9
2
I – 2 Peralatan JTM
15
3
I – 3 Trafo dan Lainnya
0
4
I – 4 Tiang
1
5
E – 1 Pohon
54
6
E – 2 Bencana Alam
5
E – 3 Pekerjaan Pihak 7
46 ke-3 / Binatang E – 4 Layang – Layang /
8
7 Umbul – Umbul TOTAL
137
49
a.
Diagram Perbandingan Penyebab Gangguan Pada Masing-Masing Feeder
total penyebab gangguan masing-masing feeder
4
21
3 2 1 9 10 22 1 16 2 1 4 2
FEEDER 3 TAPAKIS
2 1
5 4 1
7
5
1 4
2
3
3
1 1
FEEDER 4 FEEDER 5 FEEDER 6 AIE FEEDER 2 PASAR USANG PAUH KAMBA TAJUN BUMI KASAI
FEEDER 5 KETAPING
Komponen JTM
Peralatan JTM
Trafo
Tiang
Pohon
Bencana Alam
Pihak Ke-3/Binatang
Layang-layang/Umbul-umbul
FEEDER 6 INDUSTRI
Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Penyebab Gangguan Masing-masing Feeder
Berdasarkan data diagram perbandingan penyebab gangguan antar feeder yang dilayani oleh PT PLN Rayon Lubuk Alung, dapat dilihat bahwa pada intesitas gangguan tertinggi terdapat pada feeder Aie Tajun dengan jumlah total gangguan
50
sebanyak 58 kali gangguan. Factor – factor penyebab gangguan Saluran udara Tegangan Menengah (SUTM) tersebut dapat diuraikan seperti di bawah ini :
1. Komponen JTM
= 3 kali gangguan
2. Peralatan JTM
= 4 kali gangguan
3. Trafo
= 0 kali gangguan
4. Tiang
= 1 kali gangguan
5. Pohon
= 22 kali gangguan
6. Bencana Alam
= 3 kali gangguan
7. Pihak ke-3 atau binatang = 21 kali gangguan 8. Layang – laying
= 4 kali gangguan
Pada data gangguan di Feeder 6 Aie tajun dapat dilihat bahwa terdapat dua factor dominan yang menyebabkan gangguan pada saluran udara tengan menengah (SUTM) pada feeder 6 Aie Tajun ini. Dua factor penyebab gangguan tersebut adalah factor yang disebabkan oleh pohon sebanyak 22 kali dan factor yang disebabkan oleh pihak ke-3 atau binatang sebanyak 21 kali. b.
Diagram Perbandingan Penyebab Gangguan Keseluruhan Berdasarkan data – data jenis penyebab gangguan di atas, dapat ditentukan
jenis penyebab gangguan dengan jumlah ganggua yang paling banyak seperti yang terlihat di diagram di bawah ini :
51
Jumlah Penyebab Gangguan Komponen Peralatan Trafo Tiang Pohon Bencana Alam Pihak ke-3/Binatang Layang-layang/umbulumbul
Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Jumlah Penyebab gangguan
Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa penyebab – penyebab gangguan dari SUTM ini lebih didominasi oleh pohon sebanyak 54 kali gangguan dan pihak ketiga atau binatang sebanyak 46 kali gangguan Dominasi dua factor penyebab gangguan SUTM ini disebabkan oleh struktur daratan wilayah kerja PT PLN Rayon Lubuk Alung yang melayani hampir seluruh wilayah daerah kabupaten padang pariaman. Dari total wilayah kabupaten Padang Pariaman terdapat 65% wilayah dengan potensi gangguan yang disebabkan oleh pohon dan binatang. Wilayah tersebut adalah hutan belukar, perkebunan rakyat dan perkebunan campuran. Oleh karena itu kemungkinan gangguan yang disebabkan oleh patahan dahan, tumbangnya pohon dan juga karena binatang yang merupakan hutan sebagai habitatnya. Sehingga luasnya kawasan hutan sangat berpengaruh terhadap
52
persentase gangguan SUTM pada wilayah kerja PT PLN Rayon Lubuk Alung ini . Hal tersebut dapat dilihat dari peta wilayah Kabupaten Padang Pariaman di bawah ini :
Luas Wilayah Kabupaten Padang Pariaman Hutan Belukar 11%
Pemukiman 7%
Sawah 27% Perkebunan Rakyat 37% Tegalan 1% Kebun Campuran 17% Pemukiman
Sawah
Tegalan
Kebun Campuran
Perkebunan Rakyat
Gambar 4.6 Peta Wilayah Kabupaten Padang Pariaman
Hutan Belukar
53
4.1.3 Diagram Penyebab Gangguan Berdasarkan Lama Padam
Menentukan faktor penyebab dominan dalam mengakibatkan gangguan SUTM Rayon Lubuk Alung juga dapat dilihat berdasarkan lama padam yang disebabkan oleh masing – masing penyebab gangguan. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil olahan aplikasi Minitab dan diagram di bawah ini :
Perbandingan Berdasarkan Lama Padam 822 652 535 436 229
34
0
14
Jumlah Gangguan
Gambar 4.7 Perbandingan Faktor Gangguan Berdasarkan Lama Padam
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa faktor penyebab gangguan yang menyebabkan listrik padam paling lama adalah gangguan yang disebabkan oleh Pohon selama 822 menit dan Pihak ke-3/Binatang adalah selama 652 Menit.
54
4.2
SAIDI dan SAIFI Wilayah Kerja Rayon Lubuk Alung
Berdasarkan data gangguan pada BAB III maka dapat ditentukan Index dari SAIDI dan SAIFI JTM Rayon Lubuk Alung sebagai berikut : 4.2.1
SAIDI
Untuk menentukan
Index
SAIDI dapat ditentukan dengan perhitungan
menggunakan rumus sebagai berikut :
SAIDI =
ℎ ℎ ℎ
Tabel 4.3 Data SAIDI Rayon Lubuk Alung Semester 1
No
Bulan
SAIDI (Jam Per Pelanggan)
1
Januari
14,151
2
Februari
12,103
3
Maret
17,833
4
April
0,71
5
Mei
15,366
6
Juni
18,818
Rata – rata
13,164
55
4.2.2
SAIFI
Untuk menentukan
Index
SAIFI dapat ditentukan dengan perhitungan
menggunakan rumus sebagai berikut :
SAIFI =
ℎ ℎ ℎ ℎ
Tabel 4.4 Data SAIFI Rayon Lubuk Alung Semester 1
No
Bulan
SAIFI (Kali Per Pelanggan)
1
Januari
1,45
2
Februari
1,74
3
Maret
1,286
4
April
0,82
5
Mei
1,9
6
Juni
1,39
Rata – rata
1,43
Berdasarkan table di atas, dapat dilihat bahwa Index SAIDI dan SAIFI PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung yaitu 13,161 dan 1,43.
56
(PERHITUNGAN SAIDI SAIFI)
57
(PERHITUNGAN SAIDI SAIFI)
58
(PERHITUNGAN SAIDI SAIFI)
59
(PERHITUNGAN SAIDI SAIFI)
60
(PERHITUNGAN SAIDI SAIFI)
61
(PERHITUNGAN SAIDI SAIFI)
62
4.3.3.3Karakteristik SAIDI Dan SAIFI Selama Semester 1 2017
Berdasarkan hasil dari perhitungan SAIDI dan SAIFI dapat dilihat karakteristik dari kedua indeks tersebut. Karakteristik dari kedua indeks tersebut dapat dilihat di bawah ini :
Chart Title 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Januari
Februari
Maret SAIDI
April
Mei
Juni
SAIFI
Gambar 4.8 Karakteristik SAIDI dan SAIFI selama semester 1 2017 Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa indeks SAIDI selama semester 1 ini memiliki fluktuasi yang signifikan. Hal ini terlihat pada bulan april grafiknya sangat jauh menurun. Sedangkan SAIFI grafiknya cenderung datar dengan fluktuasi yang tidak begitu terlihat. Hal ini berarti indeks SAIFI pada semseter 1 2017 cenderung konstan.
63
4.3
Kerugian Akibat Gangguan yang Terjadi
Ketika terjadinya gangguan pada suatu jaringan tenaga listrik akan mengakibatkan kerugian – kerugian yang didapatkan. Kerugian tersebut tidak hanya dari sisi pelanggan yang rugi karena padamnya listrik di tempatnya, tapi juga ada kerugian dari pihak PLN. Kerugian yang didapatkan oleh pihak PLN yaitu energi yang tidak tersalurkan dan biaya perbaikan kerusakan. Jumlah energi yang tidak tersalurkan Rayon Lubuk Alung di semester 1 adalah sebesar 84.562 kWh. Besarnya nilai rupiah energi tidak tersalurkan pada semester 1 Rayon Lubuk Alung adalah sebagai berikut Berdasarkan Data DISSUMBAR tahun 2017, kWh jual rata – rata (Rp/kWh) adalah Rp.1.467 Sehingga Rupiah kWh jual yang tidak tersalurkan pada semester 1 tahun 2017 adalah = 84.562 kWh x Rp1.467 Rp/kWh = Rp. 124.052.454
4.4
Analisis Tindakan
Seperti yang telah diketahui gangguan – gangguan yang terjadi pada jaringan tenaga listrik menyebabkan banyak kerugian baik dari sisi pelanggan maupun dari sisi PLN sendiri. Untuk itu sangat diperlukan upaya – upaya pencegahan terjadinya gangguan. Beberapa upaya untuk pencegahan terjadinya gangguan pada Jaringan Tegangan Menengah adalah sebagai berikut :
4.4.1
Hasil Temuan Inspeksi ROW
Inspeksi pohon dilakukan untuk mengetahui pohon jaraknya tidak sesuai dengan standar ROW yaitu 2,5 meter. Pohon pohon tersebut dapat menyebabkan gangguan dari fasa ke tanah ketika terjadi sentuhan dari ranting pohon ke konduktor
64
telanjang pada SUTM. Selain itu apabila sudah menggunakan kabel maka rantingranting pohon tersebut dapat mengikis kabel jika bergesekan dengan pohon sehingga menyebabkan arus ground fault, ini akan menyebabkan ground fault relay berjalan sehingga menyebabkan penyulang trip.
4.4.2
Tindak Lanjut Pemeliharaan Inspeksi ROW
Pohon-pohon yang tidak sesuai standar ROW (Right of Area) harus dilakukan pemangkasan agar sesuai dengan standar.berikut adalah hasil dari ROW tersebut. Prosedur dari pemangkasan pohon pohon tersebut adalah melakukan inspeksi terlebih dahulu kemudian meminta izin kepada pemilik pohon kemudian melakukan perabasan pohon. Perabasan tanpa adanya izin merupakan sebuah tindakan pelanggaran. Pelaksanaan ROW sebenarnya dilakukan rutin oleh petugas ROW. Namun tetap saja ditemukan pohon pohon yang tidak sesuai standar ROW. Berikut beberapa hasil kegiatan ROW yang telah didokumentasikan.
Gambar 4. 9 Foto Sebelum dan Sesudah Pemeliharaan ROW
65
4.4.3
Pemeliharaan Material
Inspeksi Material ini dilakukan untuk mengetahui lokasi-lokasi dari material yang rusak sehingga sudah harus dilakukan pemeliharaan.
Gambar 4.10 Inspeksi Material Isolator dan Arrester
4.4.4
Pemeliharaan Proteksi
Peralatan proteksi merupakan salah satu bagian penting karena bertujuan untuk menanggulangi gangguan yang terjadi. Potensi gangguan yang biasanya terjadi disebabkan oleh petir. Kemudian peralatan proteksi seperti LBS, Recloser juga berperan sangat penting. Untuk itu pemeliharaan untuk peralatan ini perlu dilakukan secara rutin. Dan penyetingan kurva kerja juga harus disesuaikan dengan kebutuhan.
66
Gambar 4. 11 Pemeliharaan Recloser
4.4.5
Inspeksi Thermovision
Inspeksi kamera
thermovision
adalah inspeksi yang dilakukan dengan
menggunakan termovisi pada titik-titik sambung yang berada pada jaringan yang dimaksudkan untuk mengetahui temperature dari titik-titik sambung tersebut. Dalam Inspeksi kali ini tidak ditemukan adanya titik panas yang melebihi standar. Titik panas yang melebihi standar biasanya dikarnakan
lost contac dan
pengepresan join yang kurang maksimal.
Gambar 4. 12 Thermovision ABSW
pada saat
67
4.4.6
Penanganan Pihak ke-3
Pihak ke-3 merupakan gangguan yang disebabkan oleh non teknis seperti orang bukan petugas dan juga oleh binatang yang menyebabkan
sistem
pendistribusian listrik terganggu. Untuk mengatasi gangguan ini perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat umumnya tentang jaringan listrik. Diperlukan kerja sama dan saling mengerti antara PLN dengan masyarakat untuk dapat sama – sama mengawasi jaringan listrik sekitar. Hal ini diperlukan agar jaringan listrik terhindar dari gangguan pihak ke-3 seperti binatang – binatang yang hinggap di jaringan listrik yang akan berdampak terhadap padamnya listrik pelanggan.
4.4.7
Evaluasi Pemeliharaan
Setelah melakukan berbagai macam pemeliharaan, perlu dilakukan evaluasi pemeliharaan sebagai tindak lanjut hasil inspeksi. Sehingga dapat diketahui efektifitas pemeliharaan jaringan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil dari evaluasi pemeliharaan ini dapat ditinjau tindakan selanjutnya yang harus dilakukan untuk meminimalisir gangguan – gangguan yang terjadi di Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dalam wilayah kerja PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung.
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang penulis lakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1.
Faktor dominan penyebab gangguan berupa lama padam di wilayah kerja PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung yaitu: a. Pohon sebanyak 54 gangguan b. Pihak ketiga atau Binatang sebanyak 46 gangguan
2.
Akibat dari gangguan tersebut adalah : a.
Indeks SAIDI adalah 13,164 Jam Per Pelanggan
b.
Indeks SAIFI adalah 1,43 Kali Per Perlanggan
c.
Energi tak tersalurkan adalah sebesar 84.562 kWh
d.
Kerugian PLN akibat dari energi tak tersalurkan adalah sebesar Rp. 124.052.454
3.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir akibat gangguan SUTM di wilayah kerja PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung adalah: a. Pohon Memaksimalkan dan merutinkan pekerjaan inspeksi jaringan untuk membersihkan pohon-pohon yang tidak sesuai standar ROW (Right of Area) harus dilakukan pemangkasan agar sesuai dengan standar.
66
67
b. Pihak ke-3 Atau Binatang Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat umumnya tentang jaringan listrik. Dan untuk pekerja perlu dilakukan pengawasan dari pihak PT PLN (Persero) untuk mengawasi setiap pekerjaan yang dilakukan yang berhubungan langsung dengan jaringan saluran udara tegangan menengah. 5.2 Saran
1.
Pemeliharaan pada jaringan distribusi hendaknya dilakukan dengan cara inpeksi jaringan dan pemeriksaan secara berkala dan menyeluruh untuk meminimalisir
ganguan pada penyulang. Selain itu perlu dilakukan
pengawasan setiap pekerjaan distribusi yang harus sesuai standar. Hal ini dilakukan untuk menekan angka pemadaman listrik dan kerugian – kerugian baik dari pihak PLN maupun masyarakat. 2. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan untuk mengurangi penyebab terjadinya gangguan di wilayah kerja PT PLN (Persero) Rayon Lubuk Alung di prioritaskan untuk mengutamakan mengatasi 2 buah faktor dominan penyebab gangguan yaitu; Pohon dan pihak ke-3 atau binatang.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Suhaidi, Tri Wrahatnolo. 2008. Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. [2] Suhaidi, Tri Wrahatnolo. 2008. Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. [3] PT.PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan. Prajabatan S1 Bidang Distribusi. Semarang
[4] Mukhlis. 2016. Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka. Padang Pariaman: Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Pariaman.
LAMPIRAN 1 REKAPITULASI LAPORAN GANGGUAN HARIAN JTM
LAMPIRAN 2