RINORE
Rinore berasal dari bahasa yunani “rhinos” rhinos” yaitu hidung dan “-rrhea” -rrhea” yang berarti cairan.
Rinore atau hidung berair secara umum dapat diartikan sebagai keluarnya cairan dari hidung yang salah satunya disebabkan oleh adanya suatu proses inflamasi atau iritasi.
Cairan yang keluar dapat bewarna jernih, hijau ataupun coklat.
MEKANISME RINORE Allergen yang masuk tubuh melalui saluran pernafasan, kulit, saluran pencernaan dan lain-lain akan ditangkap oleh makrofag yang bekerja sebagai antigen presenting cells (APC). Setelah alergen diproses dalam sel APC, kemudian oleh sel tersebut, alergen dipresentasikan ke sel Th. Sel APC melalui penglepasan interleukin I (II-1) mengaktifkan sel Th. Melalui penglepasan Interleukin 2 (II-2) oleh sel Th yang diaktifkan, kepada sel B diberikan signal untuk berproliferasi menjadi sel plasma dan membentuk IgE. IgE yang terbentuk akan segera diikat oleh mastosit yang ada dalam jaringan dan basofil yang ada dalam sirkulasi. Hal ini dimungkinkan oleh karena kedua sel tersebut pada permukaannya memiliki reseptor untuk IgE. Sel eosinofil, makrofag dan trombosit juga memiliki reseptor untuk IgE tetapi dengan afinitas yang lemah.
Bila orang yang sudah rentan itu terpapar kedua kali atau lebih dengan alergen yang sama, alergen yang masuk tubuh akan diikat oleh IgE yang sudah ada pada permukaan mastofit dan basofil. Ikatan tersebut akan menimbulkan influk Ca++ ke dalam sel dan terjadi perubahan dalam sel yang menurunkan kadar cAMP.
Kadar cAMP yang menurun itu akan menimbulkan degranulasi sel. Dalam proses degranulasi sel ini yang pertama kali dikeluarkan adalah mediator yang sudah terkandung dalam granul-granul (preformed) di dalam sitoplasma yang mempunyai sifat biologik, yaitu histamin, Eosinophil Chemotactic Factor-A (ECF-A), Neutrophil Chemotactic Factor (NCF), trypase dan kinin. Efek yang segera terlihat oleh mediator tersebut ialah obstruksi oleh histamin.
Histamin menyebabkan Vasodilatasi, penurunan tekanan kapiler & permeabilitas, sekresi mucus
Sekresi mukus yang berlebih itulah yang menghasilkan pilek atau rinore.
MUKOID
Rinitis Vasomotor
gangguan pada mukosa hidung yang ditandai dengan adanya edema yang persisten dan hipersekresi kelenjar pada mukosa hidung apabila terpapar oleh beberapa rangsangan seperti perubahan kelembapan dan suhu atau iritasi di alam yang tidak spesifik.
a. Herediter b. Infeksi yaitu riwayat infeksi bakteri dan virus sebelumnya c. Psikologi dan emosional d. Obat-obatan yang menginduksi gejala dari rinitis seperti aspirin dan obat nonsteroidal antiinflammatory (NSAID), reserpin, hidralazin, guanetidin, pentolamin, metildopa, penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE), β-blocker , antagonis α -adrenoceptor , klorpromazin, kontrasepsi oral, nasal dekongestan topikal dan agen psikotropik. e. Pengaruh endokrin, rinitis vasomotor terjadi saat usia muda, pubertas, selama menstruasi, kehamilan serta rangsangan seksual.
Faktor pesipitasi dari rinitis vasomotor yaitu:
Keadaan cuaca, perubahan kelembapan dan suhu
Asap, asap rokok, debu, wangi-wangian dan alkohol
MUKOPURULEN 1. Rinosinusitis
Didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal.
Rinosinusitis yang terjadi pada orang dewasa diartikan sebagai inflamasi dari hidung dan sinus paranasal yang ditandai dengan dua atau lebih gejala, satu diantaranya harus ada penyumbatan pada hidung/obstruksi/kongesti atau discaj nasal (anterior/posterior/post nasal drip) ditambah dengan ada atau tidak nyeri tekan pada muka.
ETIOLOGI RHINOSINUSITIS 1. Infeksi Infeksi yang tersering pada rongga hidung adalah infeksi virus, kemudian diikuti oleh infeksi bakteri yang sekunder. Virus sangat mudah menempel pada mukosa hidung yang menganggu sistem mukosiliar rongga hidung dan virus melakukan penetrasi ke selaput lendir dan masuk ke sel tubuh dan menginfeksi secara cepat. Akibat dari infeksi virus dapat terjadi edema dan hilangnya fungsi silia yang normal, maka akan terjadi suatu lingkungan ideal untuk perkembangan bakteri. Bakteri aerob yang paling sering ditemukan, antara lain Staphylococcus aureus, Streptococcus viridians, Haemophilis influenze, Neisseria flavus, Staphylococcus epidermidis . Bakteri anaerob termasuk Corynebacterium, Peptostreptococcus dan Vellonela.
2. Alergi
Menyebabkan mukosa udem dan hipersekresi. Mukosa sinus yang udem dapat menyumbat muara sinus dan menganggu drainase sehingga menyebabkan timbulnya infeksi, selanjutnya dapat menghancurkan epitel permukaan dan siklus seterusnya berulang yang mengarah pada rinosinusitis kronis.
2. Korpus Alienum
Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair atau gas.
Benda asing endogen dapat berupa sekret kental, darah, bekuan darah, nanah, krusta, membrane difteri atau cairan amnion.
Benda asing hidup yang pernah ditemukan yaitu larva lalat, lintah dan cacing
Benda asing mati yang tersering yaitu manik-manik, baterai logam dan kancing baju.
3. Rinitis Atrofi (Ozaena)
Penyakit ini ditandai dengan adanya atrofi progresif pada mukosa dan tulang konka serta terdapat adanya pembentukan krusta yang berbau busuk.
ETIOLOGI RHINITIS ATROFI
Infeksi setempat atau kronik spesifik. Paling banyak disebabkan oleh Klebsiella ozaena. Kuman spesifik lainnya antara lain Stafilokokkus, Streptokokus, Pseudomonas dan Kokobasil.
Defisiensi Fe dan vitamin A
Infeksi sekunder seperti sinusitis kronis
Kelainan hormon
Penyakit kolagen termasuk penyakit autoimun
4. Rinitis Hipertrofi
Rinitis hipertrofi terjadi dikarenakan adanya proses inflamasi yang disebabkan oleh infeksi berulang dalam hidung dan sinus, kelanjutan dari rinitis alergi dan rinitis vasomotor serta akibat paparan bahan iritan kimiawi dan udara kotor
5. Rinitis Tuberkulosa
Rinitis tuberkulosa merupakan kejadian infeksi tuberkulosa ekstra pulmoner.
Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis ini berbentuk noduler atau ulkus pada hidung dan dapat mengenai tulang rawan septum bahkan dapat menyebabkan perforasi septum.
6. Rinitis Jamur
Rinitis akibat jamur dapat terjadi bersama dengan sinusitis dan bersifat invasive atau non invasif.
Rinitis jamur non invasif dapat menyerupai rinolith dengan inflamasi mukosa yang lebih berat, sedangkan rinitis jamur tipe invasive ditandai dengan ditemukannya hifa jamur pada lamina propria.
Adapun jamur penyebab rinitis jamur yaitu Aspergillus, Candida, Histoplasma, Fussarium dan Mucor.
Rinore yang disebabkan infeksi hidung biasanya bilateral jernih sampai purulen.
Sekret yg jernih seperti air dan jumlahnya banyak khas untuk alergi hidung, biasanya bukan karena infeksi.
Jika cairan kuning menunjukkan alergi atau infeksi, jika cairan hijau menunjukkan infeksi.
Bila sekretnya kuning kehijauan biasanya berasal dari sinusitis hidung
Jika rinore unilateral menunjukkan kebocoran CSF atau suatu malignansi.
Jika berwarna darah : bila unilateral menunjukkan tumor, benda asing; jika bilateral menunjukkan kelainan granulomatosa atau diathesis perdarahan.
Sekret dari hidung yang turun ke tenggorok disebut sebagai post nasal drip kemungkinan dari sinus paranasal.
Pada anak bila sekret yang terdapat hanya satu sisi dan berbau kemungkinan terdapat benda asing di hidung.