RESUME BATUAN BATUAN
Batuan Beku Batu Batuan an Bek Beku
adal adalah ah batu batuan an yang yang tebe tebent ntuk uk lang langsu sung ng dari dari
pembekuan pembekuan magma. Proses pembekuan pembekuan tersebut tersebut merupakan merupakan proses proses perubahan fase padat. Pembekuan magma akan menghasilkan kristal – kristal mineral primer ataupun gelas. Proses pembekuan magma akan sangat sangat berpeng berpengaru aruh h terhad terhadap ap tekst tekstur ur dan strukt struktur ur primer primer batuan batuan,, sedang sedangkan kan kompo komposis sisii batuan batuan sangat sangat dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh sifat sifat magma magma asal. Pada saat penurunan suhu akan melewati tahapan perubahan fase fase
cair
ke
padat. padat. Apabila Apabila pada pada saat saat itu terdap terdapat at cukup cukup energi energi
pemben pembentuk tukan an kristal kristal maka maka akan akan terben terbentuk tuk kristal kristal– – krista kristall minera minerall berukuran berukuran besar. besar. Sedangkan Sedangkan bila energi energi pembentukan pembentukan rendah akan terbentuk terbentuk kristal kristal yang berukuran berukuran halus. halus. Bila pendinginan pendinginan berlangsung berlangsung sang sangat at cepa cepatt maka maka kris krista tall
tida tidak k
terbe erbent ntuk uk dan dan
cair cairan an magm magma a
membeku menjadi gelas. Seti Setiap ap mengkristal. mengkristal.
mine mineral ral
memili memiliki ki
kondis ondisii
Mineralminer Mineralmineral al ma!k
tert terten entu tu
umumnya umumnya
pada pada
saat saat
mengkristal mengkristal
pada
suhu yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mineral felsik. Bowen memberikan suatu seri reaksi menerus "#ontinous$ dan tidak menerus "discontinous$.
Gambar 1 Siklus Reaksi Bowen
%enesa Batuan beku
Diferensiasi Magma. Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersuhu antara &''' ((''' # dan berasal dari kerak bumi bagian bawah atau selubung bumi bagian atas ")ide *.*.%routs, (&+ - turner )erheogan, (&/' - 0.1illiams, (&/2$. Magma sebagai larutan silikat alam mengandung semua ionion yang bakal membentuk semua mineralmineral pembentuk batuan, namun
mineral
tersebut
tidak terbentuk bersamaan karena
tergantung pada fasa silikat dengan kondisi tertentu. 3alam arti mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur dan kondisi tertentu. Pada umumnya diterima pendapat bahwa magma asli bersifat basa "3ally, (&44 - 1inkler )ide 1.5. 0uang, (&/2$. 5etapi sifat magma dapat dirubah menjadi magma dengan sifat yang lain, oleh proses proses yang disebut 6 0ibridisasi - ialah pembentukan magma baru, karena pencampuran dua magma yang berlainan jenisnya.
6 Sinteksis - ialah proses pembantukan magma baru karena proses asimilasi dengan batuan samping atau terlarutnya batuan asing kedalam magma. 6 Anateksis - ialah pembentukan magma dari peleburan batuan pada kedalaman yang sangat besar. 3ari
magma
mengalami
dengan
kondisi
diperensiasi magnetik,
tertentu ialah
ini,
semua
selanjutnya proses
yang
mengubah magma homogen berskala besar menjadi batuan beku denagn komposisi yang berfariasi "1.5. 0uang, (&/2$. Prosesproses tersebut antara lain 6 *raksinasi - ialah pemisahan kristal dari larutan pada waktu terjadi pendinginan magma atau kristalkristal pada waktu pendinginan magma tidak 6dapat mengikuti perkembangan komposisi larutan magma yang baru. Proses fraksinasi ini merupakan proses diferensiasi yang paling utama. 6 %ra7itational Settling - ialah pengendapan kristalkristal oleh gaya gra7itasi, sehingga mineral yang berat akan memperkaya bagian dasarnya "waduk magma$ dan posisinya berada dibawah mineral yang lebih ringan. 68i9uid :mmissibility - ialah larutan magma yang mempunyai suhu dan tekanan tinggi, pada suhu rendah akan pecah menjadi fraksi larutan yang masingmasing membeku membentuk batuan yang heterogen
Klasikasi Batuan Beku
Batuan
beku
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan
cara
terjadinya,
kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya. a) Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut !senbusc" #$%&&-$'&() batuan beku dibagi menjadi *ffusi+e r!ck, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan. • Dike r!ck, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan. •
•
Deep seated r!ck, untuk batuan beku yang jau" di dalam bumi. Ole" .. uang #$'(2), jenis batuan ini disebut plut!nik, sedang batuan effusi+e disebut batuan +ulkanik. SiO2
b$ ;lasi!kasi berdasarkan kandungan Si<2 "#.8. 0ugnes, (&/2$, yaituBatuan beku asam, apabila kandungan Si<2 lebih dari //=. •
•
#ontohnya adalah riolit. Batuan beku intermediate, apabila kandungan Si<2 antara
•
>2= //=. #ontohnya adalah dasit. Batuan beku basa, apabila kandungan Si<2 antara +>=
•
>2=. #ontohnya adalah andesit. Batuan beku ultra basa, apabila kandungan Si<2 kurang dari
+>=. #ontohnya adalah basal. c$ ;lasi!kasi berdasarkan indeks warna " S.?. Shand, (&+4$, yaitu8eucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 4'= •
•
mineral ma!k. Mesococtik rock, apabila mengandung 4'= /'= mineral
•
ma!k. Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari /'=
mineral ma!k. d$ Menurut S.?.@llis "(&+$ juga membagi batuan beku berdasarkan indeks warnanya sebagai berikut. 0olofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang •
•
dari ('=. *elsic, untuk batuan beku dengan indeks warna ('= sampai
•
+'=. Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna +'=
•
sampai '=. Ma!k, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari '=.
Tekstur Batuan Beku 1) KRISTALINITAS
Kristalinitas adala" derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk
kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. /pabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan "alus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk am!rf. Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu •
!l!kristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun !le" kristal. ekstur "!l!kristalin adala" karakteristik batuan plut!nik,
•
yaitu mikr!kristalin yang tela" membeku di dekat permukaan. ip!kristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas
•
dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal. !l!"ialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. ekstur "!l!"ialin banyak terbentuk sebagai la+a #!bsidian),
dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebi" kecil dari tubu" batuan. 2) GRANULARITAS 0ranularitas didefinisikan sebagai besar butir #ukuran) pada batuan beku. 1ada umumnya dikenal dua kel!mp!k tekstur ukuran butir, yaitu $. anerik3faner!kristalin, Besar kristal-kristal dari g!l!ngan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megask!pis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi alus #fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari $ mm. • Sedang #medium), apabila ukuran diameter butir antara $ 4 5 mm. • Kasar #c!arse), apabila ukuran diameter butir antara 5 4 67 mm. • Sangat kasar #+ery c!arse), apabila ukuran diameter butir lebi" dari • 67 mm. 2. /fanitik, Besar kristal-kristal dari g!l!ngan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa se"ingga diperlukan bantuan mikr!sk!p. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun !le" kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisa mikr!sk!pis dapat dibedakan
•
8ikr!kristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikr!sk!p dengan ukuran butiran sekitar
•
7,$ 4 7,7$ mm. Kript!kristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikr!sk!p.
9kuran butiran berkisar antara 7,7$ 4 7,772 mm. /m!rf3glassy3"yaline, apabila batuan beku tersusun !le" gelas. • 3) BENTUK KRISTAL Bentuk kristal adala" sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluru"an. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu •
*u"edral, apabila batas dari mineral adala" bentuk asli dari bidang
•
kristal. Sub"edral, apabila sebagian dari batas kristalnya suda" tidak terli"at
•
lagi. /n"edral, apabila mineral suda" tidak mempunyai bidang kristal asli.
Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu •
*:uidimensi!nal, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama
•
panjang. abular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebi" panjang dari satu
•
dimensi yang lain. 1rismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebi" panjang dari dua
dimensi yang lain. ;rregular, apabila bentuk kristal tidak teratur. • 4) HUBUNGAN ANTAR KRISTAL ubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai "ubungan antara kristal3mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu •
*:uigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka e:uigranular dibagi menjadi tiga, yaitu
a) 1anidi!m!rfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineralmineralnya terdiri dari mineral-mineral yang eu"edral. b) ipidi!m!rfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineralmineralnya terdiri dari mineral-mineral yang sub"edral. c) /ll!tri!m!rfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineralmineralnya terdiri dari mineral-mineral yang an"edral. d$ ;ne:uigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. 8ineral yang besar disebut fen!kris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.