Resensi Novel Nama: Elsi Asmita Tamba Kelas : AB-2I
A. Identitas Judul
: Galau Pasti Berlalu
Pengarang
: Zukril Yuliadi
Nama Pena
: Zukril Yu
Penyunting
: Liana Threestayanti
Desain Sampul
: Narto
Penata Letak
: Taufiq Sholehudin
Cetakan
:I
Penerbit
: Boom
Kota Terbit
: Tangerang
Tahun Terbit
: 2015
Tebal Buku
: viii+162 hlm
Ukuran
: 13Cm×19 Cm
Harga
: Rp 20.000,-
ISBN
: 978-979-17990-7-2
B. Orientasi 1. Buku ini ditulis oleh Zukril Yuliadi, seorang berkelahiran Pesisir Selatan , Sumatera Barat, pada 20 Juli beberapa tahun silam. Yang walaupun lulusan dari Teknik Informatika di Universitas Lancang Kuning Pekanbaru ini, tak membuat dia kesulitan dalam berkecimpung di dunia tulis. Sudah banyak karyanya telah dimuat di beberapa media.
Pria
penyuka
suara
ombak
dan
senja
ini
dapat
Anda
jumpai
di
http://zukril.blogspt.com/ 2. Buku ini bergenre romansa anak perkuliahan yang sangat cocok dibaca oleh anak-anak remaja.
3. Buku ini tidak dianjurkan bagi pembaca yang berada dalam suasana hati galau, yang mengalami kisah cinta segitiga ataupun pernah merasakan istilah cinta datang terlambat. Karena pembaca akan turut merasakan dan terbawa oleh alur cerita yang diberikan, yang takutnya memberikan efek ‘baper’ (kebawa perasaan) setelah membaca novel ini.
C. Tafsiran Isi Novel bergenre romansa anak perkuliahan ini menceritakan tentang betapa peliknya kisah cinta yang mereka lalui. Bercerita tentang seorang pemuda yang sejak lahir diberikan nama Tara oleh kedua orang tuanya ini merupakan cowok polos, jomblo, belum pernah pacaran, memiliki sahabat sejak kecil bernama Aira, tetapi akhir-akhir ini dia mulai merasakan perasaan aneh kepada mahasiswi pindahan dari Jogjakarta bernama Liz dan dia mengklaim bahwa perasaan aneh itu adalah cinta. Tara yang baru pertama kali merasakan jatuh cinta mulai meminta bantuan kepada sahabatnya, Aira untuk menjalankan aksinya mendekati Liz. Aira yang notabene sahabat dari Tara ini tentunya akan membantu Tara untuk mendekatkan Tara dengan Liz. Walaupun dia tahu kalau apa yang dilakukannya itu akan membuat dia sakit. Aira menyukai sahabatnya sendiri dan merutuki ketidakpekaan sahabatnya akan perasaaanya ini. Namun kodrat sebagai perempuan membuat Aira tidak berani menunjukkan perasaanya tetapi hanya bisa memendam dan curhat di akun Facebooknya. Aira hanya ingin melihat Tara bahagia. Jika bahagia Tara bukan bersamanya, maka dia akan berusaha merelakan dan mengubur perasaannya dalam-dalam. Aira tidak mau kalau perasaannya ini akan menyusahkan Tara. Liz yang baru mengenal Aira mengatahui kalau Aira memiliki perasaan lebih kepada Tara. Tidak seperti Tara yang tidak kunjung peka. Liz juga mengetahui kalau Tara menyukainya. Meskipun Aira ngotot agar Liz melirik sahabatnya, tetapi Liz sadar kalau dia tidak akan bisa. Ada kalanya kita merasa lelah dengan perasaan terpendam yang kita miliki, lelah berpura-pura bahagia, dan lelah mengharapkan hal yang tidak pasti. Itu jugalah yang dirasakan oleh Aira. Pertahanan yang dibangunnya selama ini runtuh jua. Dia sudah tidak bisa lagi membendung perasaanya tetapi juga tidak bisa berkata jujur kepada Tara. Lambat laun Aira mulai menjauhi Tara. Aira yang dulunya periang berubah menjadi sosok yang pendiam. Aksi Aira ini membuat Tara merasa kehilangan. Tara yang setiap harinya selalu melihat senyuman dan kehebohan Aira, sekarag tidak lagi. Aira bagai ditelan bumi. Di tengah kegalauan Tara
akibat sikap Aira, Tara harus menghadapi kenyataan kalau Liz sudah bertunangan dengan Bam, anak sahabat papanya yang tinggal di Jogjakarta. Hal ini menambah kegalauan Tara. Disamping itu pula, setelah Tara tahu perasaan Aira , dia mendengar bahwa kini Aira tengah dekat dengan Karim yang menambah kegalauan dia menjadi berkali-kali lipat. Sosok yang diharapkan Tara keberadaannya saat ini untuk mengisi kekosongannya, malah berbalik menjauh dan membencinya. “Sejauh apapun kau melangkah pergi, rumah adalah tempat untuk kembali”. Ya. Sejauh dan sepanjang apapun perjalanan cinta, cinta akan menemukan rumahnya yang sesungguhnya. Begitu juga dengan cinta mereka. Tahu kemana akan berpulang.
“Seperti Badai, Galau Pasti Berlalu”
D. Evaluasi
Kelebihan Novel Cover yang disuguhkan cukup menarik konsumen untuk membelinya. Latar musim gugur dan warna pada cover menambahkan kesan mellow yang sangat pas dengan judul novel tersebut. Corak pada pinggir atas dan bawah pada tiap kertas menambah kenyamanan kita saat membacanya. Tidak seperti novel lain yang hanya memberikan kesan monoton pada kertas novelnya, sehingga membuat pembaca bosan saat membacanya. Tidak adanya kata sarkasme maupun vulgar pada novel, yang biasanya selalu digunakan novel lain apalagi bila menceritakan tentang romansa anak sekolah.
Kelemahan Alur cerita yang dipaparkan terlalu mainstream atau sudah sering kita baca. Sehingga minat baca agak sedikit berkurang. Endingnya juga mudah untuk ditebak. Dari segi penulisan, yang paling mencolok ada pada kata ‘atau’ yang ditulis dengan ‘atahu’. Ada juga alur cerita yang kurang nyambung dari satu cerita ke cerita selanjutnya. Padahal kalau tidak ada alur tersebut tidak akan mengurangi cerita yang sudah ada. Karena novel ini diambil dari sudut pandang pria, pengulas sebagai wanita kurang mendapat feel dari novel ini.
Nyatanya judul tidak segalau isinya. Tidak terlalu membuat baper seperti yang pengulas harapkan. Ceritanya terlalu apa adanya.
E. Rangkuman Novel Galau Pasti Berlalu karya Zukril Yu ini cocok bagi kalangan anak-anak remaja. Kenapa? Karena anak-anak remaja lah yang mengerti dan pernah merasakan istilah galau. Novel ini bisa jadi referensi bagi pembaca yang sedang berada di suasana hati galau. Apalagi bagi pembaca pria. Karena novel ini mengambil sudut pandang pria, sehingga pria akan langsung mendapatkan feel saat membaca cerita ini. Tapi bagi pembaca yang sudah galau akut, diharapkan jangan membaca. Takutnya terjadi hal yang tidak diinginkan.
Saran Agar penulis bisa lebih membuat kata-kata yang lebih puitis dan bermajas. Kata-kata yang digunakan pada novel terlalu mudah untuk dipahami, terlalu mengalir begitu saja. Tidak adanya quotes pendukung cerita ini.