KANTOR SEWA DI MARGO UTOMO, YOGYAKARTA “DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK”
RENTAL OFFICE IN MARGO UTOMO, UTOMO, YOGYAKARTA “BASED ON BIOCLIMATIC ARCHITECTURE APPROACH” PROYEK AKHIR SARJANA
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur
Disusun Oleh : Dea Rakasiwi 11512076 Dosen Pembimbing : Ir.Etik Mufida, M.Eng
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2015/2016
i
[DEA RAKASIWI l 11512076] |
ii
[DEA RAKASIWI l 11512076] |
iii
[DEA RAKASIWI l 11512076] |
iv
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir Sarjana yang berjudul “ Kantor Sewa di Margo Utomo, Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik”. Karya ini sebagai langkah akhir dalam menempuh pendidikan
kuliah dan merupakan pertanggung jawaban atas apa yang telah diterima selama masa perkuliahan, serta langkah awal penulis dalam melangkah untuk jenjang selanjutnya. Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. Dalam Proses pembelajaran yang telah dijalankan penulis selama proses hingga terselesaikannya proyek akhir sarjana ini, penulis telah banyak mendapatkan dukungan, doa, bimbingan, dan ilmu dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Noor Cholis Idham, S.T., M.Arch, Ph.D, IAI selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia. 2. Ibu Ir.Etik Mufida, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing, terima kasih telah mencurahkan waktu, tenaga, ilmu, dan kesabarannya dalam membimbing kami. Ibu adalah seorang guru serta orang tua penulis selama perkuliahan dan proses penyusunan proyek akhir sarjana. 3. Ibu Ir.Hastuti Saptorini , M.A. , selaku Dosen Penguji. Terima kasih atas bimbingan, kritik, saran, dan ilmu yang telah banyak diberikan kepada kami sehingga kami mendapatkan pandangan lebih dalam menyusun proyek akhir sarjana agar menjadi lebih baik. 4. Ibu Johanita Anggia Rini, S.T., M.T. , selaku koordinator PAS. Terima kasih atas informasi yang telah ibu berikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan proyek akhir sarjana ini. 5. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Arsitektur FTSP UII dan Jajaran Petugas Jurusan, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih
ilmu dan pengalaman yang bapak/ibu berikan kepada kami. Semoga ilmu [DEA RAKASIWI l 11512076] |
v
dan pengalaman tersebut menjadi amal ibadah bapak/ibu sekalian, serta bermanfaat kepada kami. 6. Papah Eri Kustari & Mamah Mariasih, sebagai orang tua tercinta. Terima kasih atas doa, dukungan, tenaga, dan materiil yang papah dan mamah berikan, terima kasih telah menjadi orang tua yang memberikan kebebasan dalam bertindak dan berpikir kepada penulis, sehingga penulis mempunyai pertanggung jawaban atas perbuatannya secara dewasa. Semoga papah dan mamah diberikan kemudahan dan kekuatan dalam setiap urusan dan dalam lindungan serta ridho Allah SWT. 7. Gadis Saktika (Adis), sebagai adik tercinta. Terima kasih atas doa, dukungan, dan senyuman maupun “kejudesannya”. Semoga engkau diberikan kemudahan dan kekuatan dalam setiap urusannmu dan dalam lindungan serta ridho Allah SWT. 8. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan satu bimbingan, Aulia, Kholid, Tantri, dan teman-teman satu grup evaluasi, Kiki, Meli, Dinar, Arep, Galuh, Ikah, Dira . Semoga apa yang kita kerjakan ini menjadi
bermanfaat untuk kedepannya. 9. Terima kasih kepada sahabat selama perkuliahan, Faiz Abiyoso, M. Choirul Anas. Terima kasih telah menjadi teman penulis selama
perkuliahan dan semoga seterusnya. Amin 10. Terima kasih kepada sahabat selama perkuliahan yang lain, Endra Dewatama, Rahmadian Ade. Terima kasih telah menjadi teman penulis
selama perkuliahan dan semoga seterusnya. Amin 11. Teman Archieleven (Arsitektur 2011), (Arsitektur 2012). Terima kasih kalian telah menjadi teman penulis selama perkuliahan 12. Teman selama studio PAS berlangsung, Bang Dani, Ganang, Mas Beni, Beata, Aziz, Wan Habib. Semoga waktu yang kita habiskan di studio
menjadi berkah selanjutnya. Amin 13. Teman BIMA (IPA 5). Terima kasih teman semasa SMA yang sampai sekarang masih tetap keep in touch walaupun dalam dunia maya maupun berkumpul satu tahun sekali.
[DEA RAKASIWI l 11512076] |
vi
14. Bapak Sarjiman selaku petugas studio PAS. Terima kasih pak atas waktu dan tenaganya. 15. Untuk calon istriku dan anakku tercinta, semoga ketika kalian melihat karya ini kalian telah menjadi doa dan harapan calon suami dan ayahmu ini sebelum kita dipersatukan. Kita harus menjadi keluarga yang hangat dan keren. Amin Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan proyek akhir sarjana ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan guna penyempurnaan Proyek Akhir Sarjana ini. Akhir kata, semoga laporan Proyek Akhir Sarjana ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk Proyek Akhir Sarjana yang akan datang. Wassalamualaikum Wr. Wb Yogyakarta, 25 Juli 2016
Dea Rakasiwi
[DEA RAKASIWI l 11512076] |
vii
ABSTRAK Kantor Sewa di Margo Utomo, Yogyakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik Oleh :
Dea Rakasiwi 11512076 Investasi dikota Yogyakarta dinilai menarik oleh beberapa kalangan, kemudian pemerintah kota Yogyakarta membuka lebar untuk berinvestasi terutama dibidang sektor telekomunikasi. Yogyakarta menduduki peringkat ke enam dalam kemudahan kota untuk memulai bisnis property. Pertumbuhan ekonomi Yogyakarta meningkat dari tahun 2010-2014 terutama dibidang komunikasi dan real estate. Yogyakarta dikenal sebagai kota pariwisata sehingga akan mudah mendirikan bisnis parawisata di Yogyakarta. Margo Utomo adalah jalan yang memiliki nilai historical di Yogyakarta sehingga sangat cocok menjadi business district , dan fasilitas-fasilitas yang terpenuhi. Dalam isu lingkungan Indonesia adalah importir BBM terbesar kedua didunia, dan konsumsi minyak di Indonesia tahun 2025 selisihnya mencapai 2,5 juta barel perhari, dan itu banya digunakan untuk tenaga bangunan. Sehingga bioklimatik adalah sebuah strategi desain untuk mengurangi energi bangunan terutama dalam energi opersional bangunan, sehingga cocok untuk diterapkan dibangunan kantor sewa. Metode yang digunakan dalam penulisan proyek akhir sarjana ini adalah menggunakan metode problem seeking oleh William Pena. Dalam metode tersebut penulis melihat permasalahan yang ada kemudian diarahkan menjadi persoalan desain yaitu persoalan tata ruang, gubahan massa, dan selubung bangunan. Setelah mendapatkan persoalan desain setelah itu pemecahan persoalan desain dengan menganalisis yang kemudian di synthesis menjadi konsep bangunan. Konsep bangunan kantor sewa ini adalah efisiensi dalam perancangan ruang yang dijabarkan dengan penggunaan koridor yang menjadi pembatas aktifitas sehingga tidak ada ruang terbuang, unit kantor ditempatkan dalam sisi luar di bangunan, lalu selaras dengan pattern bangunan kawasan di Margo Utomo namun tetap kontras sebagai bangunan komersial. Massa bangunan yang menggunakan self shading, dan penggunaan shading sesuai dengan arah mata angin bangunan sehingga sinar matahari langsung tidak dapat masuk ke bangunan dan terpantulkan menjadi daylighting sebagai sumber pencahayaan kantor. Evaluasi bangunan menggunakan software ecotech untuk mendapatkan data daylighting yang masuk dalam bangunan, kemudian software excel untuk mendapatkan data efisiensi koridor, dan perhitungan manual untuk menghitung cooling load .
Kata kunci : Kantor Sewa, Bioklimatik, Margo Utomo.
[DEA RAKASIWI l 11512076] |
viii
ABSTRACT Kantor Sewa di Margo Utomo, Yogyakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik Oleh :
Dea Rakasiwi 11512076 Investment in Yogyakarta are rated by some quarters, the Yogyakarta City Government then opens wide to invest mainly in the telecommunications sector. Yogyakarta was ranked the sixth in the city to ease of starting a business property. Yogyakarta's economic growth increased from 2010-2014, particularly in the field of communications and real estate. Yogyakarta is known as the city of tourism so that it will easy set up business tourism in Yogyakarta. Margo Utomo is the path value is historical in Yogyakarta so that it fits perfectly into business district, and facilities that are met. Environmental issues in Indonesia is the world's second largest importer of FUEL, and oil consumption in Indonesia by 2025 the difference reached 2.5 million barrels per day, and it's only used to power the building. So bioclimatic is a strategy energy building design to reduce energy operating primarily in the building, making it suitable for the applied in rental office lease. The methods used in the writing of the final Bachelor's degree project this is using the method of the problem seeking by William pena. In these methods the author look at existing problems later in the point at issue, namely design issues into spatial composition of mass, and the veil of the building. After getting the design issues after that solving problems by analyzing the design that later became the synthesis concept of the building. The concept of office building lease are efficiencies in the design space described with the use of corridors that bordered activity so there is no wasted space, office units are placed in the outer side in the building, and then aligned pattern with the building department at Margo Utomo but still contrasts as commercial buildings. Mass buildings that use self shading, and the use of shading in accordance with the cardinal directions of the building so that direct sunlight can not enter the building and bounced into daylighting as office lighting source. Evaluation EcoTech building using software to get the data daylighting included in the building, then excel software to get the data efficiency of the corridor, and the manual calculation to calculate the cooling load.
Key Word : Rental Office,Bioclimatic, Margo Utomo.
[DEA RAKASIWI l 11512076] |
ix
DAFTAR ISI Halaman Judul .................................................................................................... i CATATAN DOSEN PEMBIMBING .................. Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN ............................. Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............... Error! Bookmark not defined. Kata Pengantar ....................................................................................................v Abstrak ........................................................................................................... viii Abstract ..............................................................................................................ix Daftar Isi .............................................................................................................x Daftar Tabel .....................................................................................................xiv Daftar Gambar ..................................................................................................xv BAB 1 Pendahuluan ............................................................................................ 1 1.1
Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.1.1
Pertumbuhan Ekonomi Yogyakarta ................................................1
1.1.2
Kebutuhan Kantor Sewa................................................................. 2
1.1.3
Business Districk Margo Utomo..................................................... 3
1.1.4
Konsumsi Energi Terhadap Bangunan ............................................ 4
1.1.5
Arsitektur Bioklimatik Untuk Mereduksi Energi ............................ 6
1.1.6
Kesimpulan Latar Belakang Permasalahan ..................................... 6
1.2
Rumusan Permasalahan......................................................................... 7
1.3
Tujuan dan Sasaran ............................................................................... 7
1.4
Lingkup Pembahasan ............................................................................ 8
1.5
Metode Perancangan .............................................................................8
1.5.1
Problem Seeking ............................................................................ 9
1.5.2
Problem Solving........................................................................... 10
1.5.3
Design..........................................................................................11
1.6
Kerangka Berpikir ............................................................................... 12
1.7
Keaslian Penulisan .............................................................................. 13
BAB 2 Penulusuran Persoalan ........................................................................... 16 2.1
Kajian Konteks Margo Utomo............................................................. 16
2.1.1
Peta Penggunaan Lahan & Rencana Pengembangan ..................... 16 [DEA RAKASIWI l 11512076] |
x
2.1.2
Pemilihan Lahan, Kondisi Lahan & Data Ukuran Lahan .............. 18
2.1.3
Peraturan Bangunan & Data Iklim ................................................ 19
2.1.4
Kajian Arsitektur Infill ................................................................. 23
2.1.5
Pendekatan Arsitektur Infill.......................................................... 23
2.2
Kajian Tipologi Fungsi Kantor Sewa & Preseden ................................ 25
2.2.1
Definisi Kantor Sewa ................................................................... 25
2.2.2
Definisi Efisiensi Terhadap Kantor Sewa ..................................... 25
2.2.3
Jenis Kantor Sewa ........................................................................ 26
2.2.4
Kantor Sewa Berdasarkan Bentuk Usaha Penyewa ....................... 26
2.2.5
Klasifikasi Kantor Sewa Berdasarkan Jumlah Penyewa ................ 27
2.2.6
Gedung kantor Sewa Berdasarkan Kelasnya ................................. 27
2.2.7
Klasifikasi Modul Ruang Sewa .................................................... 28
2.2.8
Jenis Ruangan Kantor .................................................................. 29
2.2.9
Bentuk Tata Ruang Kantor ........................................................... 40
2.2.10 Standar Tata Ruang Kantor & Massa Bangunan .......................... 41 2.2.11 Standar Pencahayaan Dalam Ruang Kantor .................................. 46 2.2.12 Preseden Kantor Sewa.................................................................. 47 2.3
Kajian Arsitektur Bioklimatik & Preseden ........................................... 49
2.3.1
Definisi Arsitektur Bioklimatik .................................................... 49
2.3.2
Paparan Teori Arsitektur Bioklimatik ........................................... 49
2.3.3
Pencahayaan Alami ...................................................................... 50
2.3.4
Kontrol Thermal........................................................................... 52
2.3.5
Rancangan Pasif Daerah Tropis Basah ......................................... 54
2.3.6
Kontrol Iklim Mikro ..................................................................... 55
2.3.7
Strategi Ventilasi ..........................................................................55
2.3.8
Strategi Shading device ................................................................ 58
2.3.9
Kesimpulan Kajian Bioklimatik ................................................... 60
2.3.10 Preseden Bangunan Bioklimatik ................................................... 60 2.4
Kesimpulan Kajian .............................................................................. 63
2.4.1
Peta Problematika ........................................................................63
2.4.2
Data Klien & Property Size .......................................................... 65
BAB 3 Pemecahan Persoalan ............................................................................ 70 [DEA RAKASIWI l 11512076] |
xi
3.1
Analisis dan Konsep Tata Ruang Kantor Sewa .................................... 70
3.1.1
Analisis Kegiatan Pengguna Kantor Sewa .................................... 71
3.1.2
Property Size................................................................................ 71
3.1.3
Analisis Efisiensi Ruang Kantor ................................................... 71
3.1.4
Analisis Efisiensi Pada Zonasi Ruang Kantor Sewa ...................... 73
3.1.5
Analisis Daylighting Pada Zonasi Ruang ...................................... 76
3.1.6
Synthesis dan Konsep Ruang ....................................................... 77
3.2
Analisis dan Konsep Massa Kantor Sewa ............................................ 78
3.2.1
Analisis Massa Terhadap Bangunan Heritage ............................... 78
3.2.2
Analisis Pemanfaatan Daylighting Pada Massa Kantor ................. 79
3.2.3
Synthesis dan Konsep Massa ........................................................ 85
3.3
Analisis dan Konsep Selubung Bangunan ............................................ 85
3.3.1
Analisis Perangkat Pembayangan dan Selubung Bangunan dan
Bukaan 85 3.3.2
Synthesis dan Konsep Selubung ................................................... 87
BAB 4 Hasil Rancangan Skematik & Pembuktiannya ....................................... 89 4.1
Rancangan Skematik ........................................................................... 89
4.1.1
Rancangan Skematik Kawasan Tapak .......................................... 89
4.1.2
Rancangan Skematik Bangunan ................................................... 89
4.1.3
Rancangan Skematik Selubung Bangunan .................................... 91
4.1.4
Rancangan Skematik Interior Bangunan ....................................... 92
4.1.5
Rancangan Skematik Sistem Struktur ........................................... 93
4.1.6
Rancangan Skematik Akses Diffabel dan Keselamatan Bangunan 93
4.1.7
Rancangan Skematik Sistem Utilitas ............................................ 95
4.1.8
Rancangan Skematik Detail Arsitektural Khusus .......................... 95
4.2
Hasil Pengujian Rancangan ................................................................. 96
4.2.1
Evaluasi Lux Daylighting Dalam Ruang Dalam ........................... 96
BAB 5 Hasil Pengembangan Rancangan & Pembuktiannya .............................. 99 5.1
Pengembangan Rancangan .................................................................. 99
5.1.1
Property Size, KDB, KLB ............................................................ 99
5.1.2
Program Ruang .......................................................................... 104
5.1.3
Rancangan Kawasan Tapak Kantor Sewa ................................... 105 [DEA RAKASIWI l 11512076] |
xii
5.1.4
Rancangan Bangunan Kantor Sewa ............................................ 106
5.1.5
Rancangan Interior Bangunan Kantor Sewa ............................... 109
5.1.6
Rancangan Sistem Struktur ........................................................ 109
5.1.7
Rancangan Sistem Utilitas .......................................................... 110
5.1.8
Rancangan Sistem Akses Diffabel & Keselamatan Bangunan .... 110
5.2
Hasil Pengujian Rancangan ............................................................... 111
5.2.1
Evaluasi Lux Daylighting Dalam Ruang Dalam ......................... 111
5.2.2
Evaluasi Luas Koridor Sebagai Konsep Efisiensi ....................... 112
5.2.3
Evaluasi Cooling load ................................................................ 113
BAb 6 Evaluasi Rancangan ............................................................................. 115 6.1
Kesimpulan Review Evaluatif Pembimbing dan Penguji ................... 115
6.1.1
Operator Bangunan .................................................................... 115
6.1.2
Konsep Parkir ............................................................................ 115
6.1.3
Jumlah Unit Kantor Sewa........................................................... 115
Daftar Pustaka .................................................................................................117
[DEA RAKASIWI l 11512076] |
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Yogyakarta 2014 ............... 17 Tabel 2 Luas wilayah menurut kelurahan di kecamatan Jetis 2014..................... 17 Tabel 3 Perda RTRW No.2 Tahun 2010 ............................................................ 19 Tabel 4 Ukuran Standar Ruang Kantor .............................................................. 45 Tabel 5 Jenis-Jenis Shading ...............................................................................58 Tabel 6 Property Size ........................................................................................ 68 Tabel 7 Efisiensi Ruang Kantor ......................................................................... 73 Tabel 8 Perda RTRW No.2 Tahun 2010 ............................................................ 99
[DEA RAKASIWI l 11512076] |
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Blockplan Kawasan Jetis, (stupa 7) ..................................................... 3 Gambar 2 Peta Pemanfaatan Pola Ruang Kec. Jetis ............................................. 4 Gambar 3 Kawasan Margo Utomo dan Sekitarnya............................................... 4 Gambar 4 Proyeksi Konsumsi Energi Menurut Sektor Tahun 1950-2030............. 5 Gambar 5 Metode Perancangan William Pena ..................................................... 8 Gambar 6 Kerangka Berpikir ............................................................................. 12 Gambar 7 Lokasi site Terpilih ........................................................................... 16 Gambar 8 Peta Pemanfaatan Pola Kec. Jetis, Yogyakarta .................................. 16 Gambar 9 Peta Site Terpilih di Jalan Margo Utomo ........................................... 18 Gambar 10 Peta Ukuran Site ............................................................................. 19 Gambar 11 Suhu Udara Kota Yogyakarta .......................................................... 20 Gambar 12 Kelembaban Udara Kota Yogyakarta .............................................. 21 Gambar 13 Curah Hujan Kota Yogyakarta ........................................................ 21 Gambar 14 Kecepatan Angin Kota Yogyakarta ................................................. 22 Gambar 15 Sunchart Kota Yogyakarta .............................................................. 22 Gambar 16 Bangunan Sekitar Jalan Margo Utomo ............................................ 24 Gambar 17 Skema fasad bangunan heritage oleh MVRDV Architect................. 24 Gambar 18 Jenis Ruang Kerja Terbuka ............................................................. 29 Gambar 19 Aksonometri Jenis Ruang Kerja Terbuka ........................................ 29 Gambar 20 Aksonometri Jenis Ruang Tim ........................................................ 30 Gambar 21 Aksonometri Ruang Tim ................................................................. 30 Gambar 22 Tipe Ruang Cubicle ........................................................................31 Gambar 23 Jenis Ruang Kantor Pribadi ............................................................. 31 Gambar 24 Denah Ruang Kantor Bersama ........................................................ 32 Gambar 25 Aksonometri Ruang Kantor Kamar ................................................. 32 Gambar 26 Jenis Ruang Touch Down................................................................ 33 Gambar 27 Jenis Ruang Pertemuan Kecil .......................................................... 33 Gambar 28 Suasana Ruang Meeting Terbuka..................................................... 34 Gambar 29 Jenis Ruang Pertemuan Besar Terbuka ............................................ 34 Gambar 30 Jenis Ruang Brainstorming .............................................................34 [DEA RAKASIWI l 11512076] |
xv
Gambar 31 Jenis Ruang Filling ........................................................................35 Gambar 32 Jenis Ruang Filling.......................................................................... 35 Gambar 33 Jenis Ruang Fotocopy .................................................................... 36 Gambar 34 Jenis Ruang Email ...........................................................................36 Gambar 35 Jenis Ruang Pantry ........................................................................37 Gambar 36 Jenis Ruang Istirahat ....................................................................... 37 Gambar 37 Jenis Ruang Loker ........................................................................... 38 Gambar 38 Perspektif Ruang Merokok .............................................................. 38 Gambar 39 Jenis Ruang Perpustakaan ............................................................... 39 Gambar 40 Jenis Ruang Hiburan ....................................................................... 39 Gambar 41 Jenis Ruang Tunggu ........................................................................ 40 Gambar 42 Ilustrasi Ruang Kantor Single Loaded dan Panjang ......................... 41 Gambar 43 Ilustrasi Ruang Kantor Double Loaded ............................................41 Gambar 44 Ilustrasi Ruang kantor Three Row Layout ........................................41 Gambar 45 Ilustrasi Ruang Kantor Tanpa Koridor ............................................. 42 Gambar 46 Ilustrasi Ruang Kantor Kecil ........................................................... 42 Gambar 47 Ilustrasi Ruang Kantor Kombinasi................................................... 43 Gambar 48 Standar Ukuran Peralatan Kerja ...................................................... 43 Gambar 49 Potongan Perkantoran Dengan kegiatan komunal ............................ 45 Gambar 50 Tipologi Massa Bangunan Kantor ................................................... 46 Gambar 51 PH Midtown ................................................................................... 47 Gambar 52 Potongan Lantai PH Midtown ......................................................... 48 Gambar 53 Ground Floor PH Midtown ............................................................. 48 Gambar 54 Lantai Parki PH Midtown................................................................ 48 Gambar 55 Lantai Kantor PH Midtown ............................................................. 48 Gambar 56 Ilustrasi Pencahayaan Alami ........................................................... 51 Gambar 57 Tiga Tingkatan bangunan sustainable menurut Nobert Lechner ....... 52 Gambar 58 Suhu Nyaman dan Batasan Suhu Nyaman ....................................... 53 Gambar 59 Distribusi Sensasi Termis dari Seluruh Responden .......................... 54 Gambar 60 Development of Natural and Mechaninal Ventilation System .......... 55 Gambar 61Ilustrasi Ventilasi Horizontal ............................................................ 56 Gambar 62 Ilustrasi Penempatan Ventilasi Pada Bangunan Bioklimatik ............ 56 [DEA RAKASIWI l 11512076] |
xvi
Gambar 63 Ilustrasi Ventilasi Silang (Horizontal) Hasil Penelitian dari Texas Engineering Experiment Station ........................................................................ 57 Gambar 64 Ilustrasi Ventilasi Silang (Vertical) yang Mengalirkan Udara Dari .. 57 Gambar 65 Proyeksi Jenis Shading Overhang .................................................... 59 Gambar 66 Skema Potongan Untuk Penerapan Shading Terhadap Sinar Matahari Langsung ..........................................................................................................59 Gambar 67 RB12 Offices .................................................................................. 60 Gambar 68 Gambaran Suhu Bangunan .............................................................. 61 Gambar 69 Denah Lantai RB12 ......................................................................... 61 Gambar 70 Modul kaca fasade RB12 ................................................................ 61 Gambar 71 Potongan Parsial Fasad depan ......................................................... 62 Gambar 72 Peta Permasalahan........................................................................... 63 Gambar 73 Peta persoalan ................................................................................. 64 Gambar 74 Presentase Luasan Lantai Berdasarkan Fungsi ................................. 68 Gambar 75 Skema Kajian Konsep Bangunan Kantor Sewa ................................ 70 Gambar 76 Analisis Kegiatan Pengguna Kantor ................................................ 74 Gambar 77 Hubungan Antar Ruang................................................................... 75 Gambar 78 Organisasi Ruang ............................................................................ 76 Gambar 79 Diagram Penerimaan Daylighting Dalam Satu Tahun ...................... 77 Gambar 80 Konsep Ruang yang Efisien dan Dapat menerima Daylighting ........ 78 Gambar 81 Analisis Pattern Heritage Pada Kantor Sewa ................................... 79 Gambar 82 Sunchart Kota Yogyakarta .............................................................. 79 Gambar 83 Sudut Pembayangan Massa Awal Pada Bulan Desember jam 09:00 80 Gambar 84 Sudut Pembayangan Massa Awal Pada Bulan Desember jam 12:00 80 Gambar 85 Sudut Pembayangan Massa Awal Pada Bulan Desember jam 15:00 81 Gambar 86 Sudut Pembayangan Massa Awal Pada Bulan Juni Jam 09:00 ......... 81 Gambar 87 Sudut Pembayangan Massa Awal Pada Bulan Juni Jam 12:00 ......... 81 Gambar 88 Sudut Pembayangan Massa Awal Pada Bulan Juni Jam 15:00 ......... 82 Gambar 89 Perspektif Massa Kantor Sewa Pada Sisi Barat-Selatan di Bulan Desember Jam 09:00 ......................................................................................... 82 Gambar 90 Perspektif Massa Kantor Sewa Pada Sisi Barat-Utara di Bulan Desember Jam 12:00 ......................................................................................... 83 [DEA RAKASIWI l 11512076] |
xvii
Gambar 91 Perspektif Massa Kantor Sewa Pada Sisi Timur di Bulan Desember Jam 15:00..........................................................................................................83 Gambar 92 Perspektif Massa Kantor Sewa Pada Sisi Barat-Selatan di Bulan Juni Jam 09:00..........................................................................................................83 Gambar 93 Perspektif Massa Kantor Sewa Pada Sisi Barat-Utara di Bulan Juni Jam 12:00..........................................................................................................84 Gambar 94 Perspektif Massa Kantor Sewa Pada Sisi Timur di Bulan Desember Jam 12.00..........................................................................................................84 Gambar 95 Massa Ideal dan Kontekstual Kantor Sewa Margo Utomo ............... 85 Gambar 96 Ilustrasi Pemakaian Shading Devices Pada Massa Arah Barat Bulan Juni Jam :15:00 ................................................................................................. 86 Gambar 97 Ilustrasi Pemakaian Shading Devices Pada Massa Arah Utara Bulan Juni Jam 12:00 .................................................................................................. 86 Gambar 98 Ilustrasi Shading Devices Pada Massa Arah Timur Bulan Desember Jam 09:00..........................................................................................................86 Gambar 99 Ilustrasi Shading Devices Pada Massa Arah Selatan Bulan Desember Jam 15:00..........................................................................................................87 Gambar 100 Synthesis Selubung Bangunan Arah Utara & Barat ....................... 87 Gambar 101 Synthesis Selubung Bangunan Arah Selatan & Timur ................... 88 Gambar 102 Skematik Siteplan Kantor Sewa..................................................... 89 Gambar 103 Skematik Denah Kantor Sewa ....................................................... 90 Gambar 104 Skematik 1 Kantor Sewa ............................................................... 91 Gambar 105 Skematik 2 Kantor Sewa ............................................................... 91 Gambar 106 Skematik rancangan selubung kantor sewa .................................... 92 Gambar 107 Skematik Rancangan Interior Lobby ............................................. 92 Gambar 108 Skematik Sistem Struktur Kantor Sewa ......................................... 93 Gambar 109 Siteplan Skematik Akses Diffabel dan Tangga Darurat.................. 94 Gambar 110 Skematik Akses Diffabel & Keselamatan Bangunan...................... 94 Gambar 111 Rancangan Skematik Sistem Utilitas Kantor Sewa ........................ 95 Gambar 112 Skematik Detail Selubung Kantor Sewa ........................................ 96 Gambar 113 Uji Desain Lux Lantai Upper Ground ............................................ 97 Gambar 114 Uji Desain Lux Lantai 1 & 3 ......................................................... 97 [DEA RAKASIWI l 11512076] |
xviii
Gambar 115 Uji Desain Lux Lantai 2, 4, & 6..................................................... 98 Gambar 116 Uji Desain Lux Lantai 5 & 7 ......................................................... 98 Gambar 117 Hubungan Antar Ruang ............................................................... 104 Gambar 118 Organisasi Ruang ........................................................................ 104 Gambar 119 Situasi Kantor Sewa Bioklimatik ................................................. 105 Gambar 120 Siteplan Kantor Sewa Bioklimatik............................................... 105 Gambar 121 Lantai Upper Ground ................................................................. 106 Gambar 122 Lantai (1, 3, 5), Lantai (2, 4, 6), Lantai Semi Basement, & Lantai Basement 1...................................................................................................... 107 Gambar 123 Potongan A-A’, & Potongan B-B’ ............................................... 107 Gambar 124 Tampak Bangunan ...................................................................... 108 Gambar 125 Detail Selubung Bangunan Kantor Sewa ..................................... 108 Gambar 126 View Interior Lobby Kantor Sewa ............................................... 109 Gambar 127 Aksonometri Sistem Struktur ...................................................... 109 Gambar 128 Skema Rancangan Utilitas Air Bersih & Air Kotor ...................... 110 Gambar 129 Skema Diffabel dan Keselamatan Bangunan ............................... 110 Gambar 130 Rancangan Diffabel dan Keselamatan Bangunan ......................... 111 Gambar 131 Hasil Pengujian Daylighting Lantai 6, 4, & 2 .............................. 112 Gambar 132 Hasil Pengujian Daylighting Lantai 5, 3, &1 ............................... 112 Gambar 133 Presentase Luasan Koridor .......................................................... 113 Gambar 134 Hasil Pengujian Cooling Load Lantai 5, 3, &1............................. 113
[DEA RAKASIWI l 11512076] |
xix
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah
1.1.1
Pertumbuhan Ekonomi Yogyakarta
Investasi dikota Yogyakarta dinilai menarik. Pemkot Yogyakarta membuka lebar untuk investasi di bidang sektor unggulan yaitu pariwisata, jasa, angkutan, dan telekomunikasi, (tribunjogja.com 2015). Dengan terbukanya peluang bisnis di Yogyakarta, dan Yogyakarta dinilai sebagi kota nomor satu dengan kemudahan memulai bisnis, serta kemudahan mendaftarkan peringkat 6 untuk usaha dan ijin pendaftaran properti, (Doing Business 2015). Sektor ekonomi yang berkontribusi ialah sektor penyediaan akomodasi dan makan minum (12,87%), informasi dan komunikasi (10,83%), administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (9,70%), dan real estate (9,33), ( BPS Kota Yogyakarta 2015). Struktur ekonomi ini menempatkan sektor akomodasi dan makan minum dihasil teratas, namun ada pergerakan yang meningkat yaitu sektor Informasi komunikasi, dan real estate. Walaupun peran akomodasi dan makan minum membantu peningkatan perekonomian Yogyakarta, namun sektor real estate, dan informasi komunikasi di nilai cukup membantu kenaikan nilai ekonomi Yogyakarta. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
kegiatan
wisata, termasuk usaha dalam objek wisata dan usaha yang mendukung wisata tersebut. Pariwisata didalamnya adalah usaha pariwisata, usaha pemberdayaan, objek dan daya tarik wisata serta berbagai dan jenis usaha pariwisata, (Manalo 2012). Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar dikenal juga sebagai kota budaya dan kota wisata dengan jumlah wisatawan pada tahun 2014 mencapai 5.251.352 pengunjung, ( BPS Kota Yogyakarta 2015). Sehingga potensi terhadap usaha dalam pariwisata Yogyakarta cukup berpotensi. Jadi adanya peluang untuk melakukan bisnis di Yogyakarta, sehingga pasar yang dibidik adalah pasar usaha pariwisata, telekomunikasi dan informasi untuk menjadi dasar dalam perancangan kantor sewa di Margo Utomo.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
1
1.1.2
Kebutuhan Kantor Sewa
Kota Yogyakarta dari tahun 2010 hingga tahun 2014 menunjukan peningkatan ekonomi yang baik. Salah satu sektor yang menunjukan peningkatan setiap tahunnya yaitu sektor real estate, dari tahun 2010 dengan angka (9,22%) hingga tahun 2014 (9,33%), terutama dari segi pembangunan kantor sewa, ( BPS Kota Yogyakarta 2015). Meskipun ada penurunan angka dari tahun 2013 ke 2014, namun dengan adanya dukungan pemerintah untuk keterbukaanya kesempatan berinvestasi maka kebutuhan kantor juga akan semakin meningkat, (BPS Kota Yogyakarta 2015). Menurut Hunt (Marlina 2008) dalam merancang kantor sewa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu tingginya kegiatan ekonomi di wilayah tersebut, tinggi harga lahan karena keterbatasan lahan diikuti dengan kebutuhan terhadap lahan khususnya di area-area strategis. Yogyakarta mempunyai iklim investasi yang kodusif, karena pemerintah telah memberikan kejelasan dan kepastian kepada calon investor atas pemanfaatan lahan dengan Perda Nomor 2 Tahun 2010 tentang RTRW kota Yogyakarta tahun 2010-2029 yang menjabarkan status kawasan, pemanfaatan lahan dan intensitas pemanfaatan ruang. Dan prosedur perizinan yang mudah, (Bag. P3ADK 2015). Maka Kantor sewa adalah solusi bagi pelaku bisnis atas keterbatasan lahan. Dengan kantor sewa, pelaku bisnis dapat mendapatkan fasilitas yang baik dengan citra bangunan yang tepat sesuai dengan fungsi bangunan tersebut. Lalu akan banyak para pelaku bisnis yang terwadahi dalam satu bangunan sehingga akan memudahkan interaksi satu sama lainnya sehingga memudahkan untuk pengembangan bisnis, (Ray, Tri, Mira 2013) .
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
2
1.1.3
Business Districk Margo Utomo
Gambar 1 Blockplan Kawasan Jetis, (stupa 7) Sumber : Rakasiwi, stupa 7, 2016
Menurut data statistik, luas wilayah kecamatan Jetis seluas 170,3 km². Luas tersebut terbagi menjadi tiga kelurahan yaitu kelurahan Bumijo dengan luas 58 km², kecamatan Gowongan dengan luas 46 km², dan yang terakhir adalah kecamatan Cokrodiningratan dengan luas 66,3 km², (BPS Kota Yogyakarta 2015). Dengan data tersebut kecamatan Jetis tidak begitu luas di bandingkan dengan kecamatan lain, namun karena wilayahnya yang historical dan di pertegas dengan banyaknya bangunan komersial, sehingga menjadi wilayah strategis bagi pengembangan bisnis. Dari strategisnya kecamatan Jetis terutama jalan Margo Utomo sebagai wilayah komersial. Lalu pemerintah Kota Yogyakarta memberikan aturan rencana tata ruang bahwa daerah Margo Utomo sebagai wilayah Pusat Administrasi Kota/Kecamatan, perdagangan jasa dan pemasaran, dan pusat perhubungan dan administrasi, (Pemerintah Kota Yogyakarta 2010).
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
3
Gambar 2 Peta Pemanfaatan Pola Ruang Kec. Jetis Sumber : BAPPEDA kota Yogyakarta, 2015
Margo Utomo berada di kecamatan Jetis,
Kota Yogyakarta.
Margo
Utomo adalah jalan historical di kota Yogyakarta yang mempertegas garis axis antara Gunung Merapi, Kraton Yogyakarta, dan pantai laut Parang tritis. Dengan berkembangnya ekonomi di Yogyakarta dan daya tarik Yogyakarta terhadap pariwisata, sehingga jalan Margo Utomo menjadi daerah yang prestigious untuk mendirikan bangunan komersial terutama kantor sewa. Karena lokasi yang strategis dekat dengan fasilitas transportasi seperti stasiun Tugu, halte trans Yogyakarta, dan Malioboro sebagai pusat pedagangan dan pariwisata.
Gambar 3 Kawasan Margo Utomo dan Sekitarnya Sumber : Dokumentasi penulis. 2016
Jadi dari data yang sudah di lampirkan, menunjukan pemilihan site di daerah Margo Utomo adalah pilihan yang baik. Dan memang untuk peruntukan fungsi daerah Margo Utomo sebagai daerah bisnis. 1.1.4
Konsumsi Energi Terhadap Bangunan
Indonesia adalah importir BBM terbesar kedua di dunia, jika tidak di tangani dengan serius, Indonesia akan menduduki peringkat pertama, Sudirman [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
4
Said, (Dhani 2015). Dan di prediksi selisih angka produksi dan konsumsi minyak di Indonesia pada tahun 2025 mencapai 2,5 juta barel per hari, Indonesia Pertroleum Association, (Duta 2014). Dari data dan fakta tersebut dapat di pastikan salah satu faktor adalah konsumsi BBM terhadap operasional bangunan untuk konsumsi listrik. Karena Indonesia adalah negara terboros energi listrik di asia, ASEAN Centre for Energy, (Chandra 2016) . Arsitek harus mempunyai perhatian khusus terdahap krisis energi di Indonesia karena terjadi degradasi antara kelangsungan lingkungan yang terjaga dan pembangunan bangunan dengan material industry, (Suryabrata -). Data yang di keluarkan oleh organisasi internasional architecture 2030, menunjukan sektor penggunaan energi BBM terbesar pada tahun 2013 yaitu sektor bangunan yang mencapai (47%) , lebih tinggi dari sektor trasnportasi sekitar (28,1%), dan sektor industri (24,4%) (architecture2030 2015). 60
Projected Buildings
50 ) u t B Q ( n o i t p m u s n o C y g r e n E
40
Transportation
30
Industry
20
10
0 1950
1960
1970
1980
1990
2000
2010
2020
2030
Gambar 4 Proyeksi Konsumsi Energi Menurut Sektor Tahun 1950-2030 Sumber : Architecture2030.org
Menurut (architecture2030 2015) memproyeksikan konsumsi energi menurut sektor dari tahun 1950 hingga tahun 2030, data menunjukan angka yang signifikan pada sektor bangunan. Fakta bahwa bangunan adalah sektor paling banyak mengkonsumsi energi. Dan salah satu energi yang paling banyak menggunakan BBM ialah energi listrik, dan sub energi di dalam bangunan yang paling banyak menggunakan listrik adalah penghawaan mekanik mencapai angka 35%, dan penerangan buatan mencapai angka 20% dari total konsumsi energi bagi semua sektor dalam suatu bangunan (Sangkertadi 2008). Menurut (Suryabrata -) untuk bangunan gedung di Indonesia seminimal mungkin dapat mengefisiensi operasional energi bangunan sekitar 30-40% apabila menerapkan [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
5
desain yang merespon lingkungan setempat. Sebagai benchmark di Jakarta sudah mempunyai peraturan tentang green building yang intinya mengharuskan mengefisiensi energi bangunan tersebut, sehingga tidak menutup kemungkinan Yogyakarta akan mempunyai peraturan untuk green building yang mengharuskan setiap gedung harus mampu mengefisien energi bangunannya. Maka perlu ada strategi desain khususnya untuk mengatur iklim mikro dan mengefisiensi energi. Salah satu strategi yang baik untuk mengurangi dampak tersebut adalah penekanan arsitektur bioklimatik pada kantor sewa yang tanggap dengan iklim dan konteks sekitar. 1.1.5
Arsitektur Bioklimatik Untuk Mereduksi Energi
Bioklimatik adalah sebuah strategi desain, dimana ruang, struktur, dan konstruksinya menjamin kenyamanan bagi penghuninya namun efisien terhadap energy operasional. Penekanan yang di utamakan adalah pengurangan perangkat elektro-mekanik dan energi tak terbarukan seminim mungkin, dengan memanfaatkan potensi energi dari iklim sekitar bangunan. Yang artinya bahwa arsitektur bioklimatik menekankan dua hal yang mendasar untuk menentukan strategi desain yang tanggap lingkungan global yaitu dengan mengutamakan kenyamanan terhadap manusia sebagai penghuni dan penggunaan energi pasif. Arsitektur bioklimatik juga termasuk dalam green architecture yang diterapkan pada bangunan perkotaan dengan sistem alami kebutuhan ventilasi sebagai jalannya penghawaan
dan
pencayahaan
bangunan sebagai
penerangan,
(Sangkertadi 2008). Jadi Strategi desain yang tepat untuk menghemat energi operasional dengan menggunakan arsitektur bioklimatik. Penekanan utama pada “bentuk bangunan, arah hadap bangunan, sistem bayangan, dan ventilasi”, menurut Yeang, (Zahnd 2009). 1.1.6
Kesimpulan Latar Belakang Permasalahan
Jadi dari lampiran latar belakang permasalahan tersebut terdapat beberapa permasalahan. Dapat disimpulkan permasalahan isu pertumbuhan ekonomi dan isu krisis energi menjadi background untuk merancang “kantor sewa di Margo Utomo, Yogyakarta dengan pendekatan arsitektur bioklimatik”. Dari isu tersebut di dapatkan sub permasalahan awal yaitu, pertumbuhan usaha informasi [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
6
telekomunikasi dan pariwisata, peluang bisnis di Yogyakarta terbuka lebar, kemudahan memulai bisnis dan perizinan mendirikan bangunan, serta keterbatasan lahan yang memicu kebutuhan kantor sewa. Sub permasalahan selanjutnya adalah business districk Margo Utomo, yang dimana dua sub permasalahan tersebut yang berguna sebagai dasar perancangan kantor sewa. Dan sub permasalahan yang terakhir adalah Indonesia importis BBM kedua di dunia dan terboros listrik kedua di Asia, degradai antara bangunan industrial dan lingkungan, dan konsumsi energi bangunan terhadap listrik yang implikasinya terhadap BBM, yang dimana itu sebagai dasar awal untuk menggunakan strategi desain arsitektur bioklimatik. 1.2
Rumusan Permasalahan
Permasalahan Umum Bagaimana merancang bangunan kantor sewa dengan menggunakan
strategi bioklimatik di jalan Margo Utomo untuk efisiensi energi terhadap bangunan? 1.3
Tujuan dan Sasaran
Tujuan •
Merancang bangunan kantor sewa dengan menggunakan strategi bioklimatik di jalan Margo Utomo yang bisa mengendalikan iklim mikro bangunan namun kontekstual dengan kawasan Margo Utomo.
•
Merancang bangunan kantor sewa sebagai banguan komersial, yang bisa menarik para pelaku bisnis untuk bisa melakukakan usaha bisnis dengan tujuan mendapatkan keuntungan bagi pelaku bisnis.
Sasaran •
Mampu merancang kantor sewa dengan layout ruang yang efisien, sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penggunannya.
•
Mampu merancang kantor sewa yang menerapkan strategi bioklimatik khususnya pengendalian iklim mikro.
•
Mampu merancang kantor sewa yang kontekstual dengan kawasan Margo Utomo.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
7
•
Mampu merancang kantor sewa yang menarik para pelaku bisnis untuk usaha di kantor sewa Margo Utomo.
1.4
Lingkup Pembahasan
Lingkup Waktu Pengembangan kantor sewa di Margo Utomo, Yogyakarta akan dilakukan
dalam proyek akhir sarjana tahun ajaran 2015/2016, dengan kurun waktu Maret 2016 hingga Juni 2016.
Lingkup Kawasan Batasan perencanaan pada kantor sewa ini terletak di jala Margo Utomo
kecamatan Jetis, Yogyakarta.
Lingkup Arsitektural Batasan perancangan meliputi merancangan tata ruang kantor sewa
dengan menggunakan arsitektur bioklimatik sebagai tema bangunan. 1.5
Metode Perancangan
.
Dalam perancangan kantor sewa di Margo Utomo akan timbul
pertanyaan-pertanyaan terkait dengan fungsi bangunan, tema bangunan, dan kontekstual bangunan terhadap bangunan, hingga kenyamanan terhadap penggunaan. Maka metode yang digunakan untuk perancangan bersumber dari metode perancangan William Pena.
Gambar 5 Metode Perancangan William Pena Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
8
1.5.1
Problem Seeking
I.
Metode Perumusan Permasalahan Metode perumusan permasalahan yaitu pengumpulan data sebagai dasar
mengapa dibuat kantor sewa di Margo Utomo, Yogyakarta dengan menggunakan tema bangunan bioklimatik. Berikut adalah dari isu makro yang terbagi menjadi dua isu besar, yaitu:
Isu Ekonomi
Pertumbuhan sector informasi & real estat
Peluan investasi di Yogykarta terbuka lebar
Kemudahan memulai bisnis dan membangun property di Yogyakarta
Isu Lingkungan
Indonesia importer BBM kedua didunia
Degradasi antara bangunan industrial & lingkungan
Konsumsi Energi listrik berlebihan terhadapa bangunan
Sehingga didapatkan rumusan permasalahannya adalah : Bagimana merancang bangunan kantor sewa dengan menggunakan strategi bioklimatik di jalan Margo Utomo untuk efisiensi energi terhadap bangunan? II.
Metode penelusuran Persoalan Metode penelusuran persoalan yaitu studi kajian literature maupun kajian
faktual yang berkaitan dengan konteks, tipologi fungsi, dan tema. Berikut adalah garis besar kajiannya:
Kajian Konteks
Peta penggunaan lahan & rencana pengembangan
Pemilihan lahan, kondisi lahan & data ukuran lahan
Peraturan bangunan & data iklim
Kajian arsitektur infill
Pendekatan arsitektur infill
Kajian Tema
Definisi arsitektur bioklimatik
Paparan teori arsitektur bioklimatik
Pencahayaan alami
Kontrol Thermal [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
9
Rancangan pasif daerah tropis basah
Strategi ventilasi
Strategi shading device
Preseden bangunan bioklimatik
Kajian Tipologi Fungsi
Definisi kantor sewa
Definisi efisiensi terhadap kantor sewa
Jenis kantor sewa
Kantor sewa berdasarkan bentuk usaha penyewa
Klasifikasi kantor sewa berdasarkan jumlah penyewa
Gedung kantor sewa berdasarkan jumlah penyewa
Klasifikasi modul ruang sewa
Jenis ruangan kantor
Tata ruang kantor
Bentuk tata ruang kantor
Standar tata ruang kantor & massa bangunan
Standar pencahayaan dalam ruang kantor
Preseden kantor sewa
Setelah melakukan kajian persoalan tersebut, maka didapatkan persoalan desainnya yaitu: tata ruang, tata massa, selubung bangunan. 1.5.2
Problem Solving
III.
Metode Pemecahan Persoalan
Setelah didapatkan persoalan desain yang akan diselesaikan, maka pada tahapan pemecahan persolan yaitu menganalisis apa saja persoalan desainnya. Dari tiga variabel persoalan desain terdapat konflik-konflik yang harus dianalisis. Yaitu :
Tata ruang : Bagaimana menciptakan layout ruang yang efisien dan mewadahi fungsi kantor Dalam memberikan potensi daylighting dapat masuk kedalam bangunan ?
Gubahan Massa : Bagaimana merancangan bentuk massa yang merespon bangunan cagar budaya sekitar, namun meminimalkan radiasi matahari dan memaksimalkan daylighting ?
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
10
Selubung Bangunan : Bagaimana menciptakan selubung bangunan dengan
elemen-elemen perangkat pembayangan untuk mereduksi radiasi dan pemantul
cahaya
langsung
matahari,
serta
bukaan-bukaan
yang
memaksimalkan daylighting ? IV.
Metode Perumusan Konsep Metode perumusan konsep adalah konsep untuk bangunan kantor sewa
berdasarkan sintesis dari hasil analisis persoalan arsitektural yang kemudian menjadi konsep makro maupun mikro bagi bangunan kantor sewa. 1.5.3
Design
V.
Tahap Skematik Tahapan skematik adalah desain awal yang menunjukkan hubungan antar
ruang, fungsi ruang maupun desain gambar eksterior bangunan yang sudah terukur. Gambaran skematik pada kantor sewa meliputi :
Blockplan
Siteplan
Denah
Potongan
Tampak
VI.
Pengujian Desain Uji desain untuk menguji daylighting, efisiensi ruang dan cooling load
pada kantor dengan menggunakan aplikasi ecotech 2011, dan excel. VII.
Pengembangan Rancangan Tahapan pengembangan desain ini sudah meliputi gambar skematik yang
sudah matang kemudian ditambah dengan gambar-gambar rencana yang sesuai dengan kebutuhan. Gambar rencana meliputi
Rencana sistem struktur
Rencana utilitas
Rencana aksesibilitas diffabel dan tangga darurat
Detail arsitektural
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
11
1.6
Kerangka Berpikir
Gambar 6 Kerangka Berpikir
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
12
Sumber : Analisis penulis, 2016
1.7
Keaslian Penulisan
Tipe
: Proyek Akhir Sarjana
Nama
: Fasnan Wismara Agni
Judul
: Gedung Perkantoran Sewa di Kotabaru, Penerapan Curtain Wall-
Stick System Pada Kawaasan Indische Tahun
: 2014/2015
Institusi
: Universitas Islam Indonesia
Statement
: Pada karya proyek akhir sarjana ini memiliki jenis fungsi yang
sama namun dengan pendekatan merespon kawasan
indische ,
dengan
memperhatikan bentuk tata ruang fleksibel dan mendapatkan pencahayaan sinar matahari sebagai kontrol cahaya bangunan melalui penggunaan curtain wall-stick system. Sedangkan permasalahan yang akan diselesaikan penulis yaitu merancang
dengan pertimbangan iklim sebagai aspek dasar dalam merancang bangunan bioklimatik dengan penekanan penghematan pada penghawaan mekanik, penerangan buatan dengan beberapa kriteria yaitu orientasi bangunan, sistem bayangan, strategi vegetasi, strategi ventilasi, serta efisiensi ruang sebagai faktor utama merancang bangunan komersial. Tipe
: Proyek Akhir Sarjan
Nama
: Fahman R. J. Salim
Judul
: Apartemen dan Kantor Sewa di Yogyakarta, Penekanan pada
Penataan Ruang dan Perancangan fasad Sebagai Pencahayaan alami yang Dapat Mengurangi Biaya Operasional Bangunan Tahun
: 2014/2015
Institusi
: Universitas Islam Indonesia
Statement
: Pada karya ini memiliki salah satu kesamaan fungsi dengan
penulis yaitu kantor sewa, namun karya ini menggunakan penekanan pencahayaan alami melalui fasad dengan menentukan orientasi pada “optimum daylighting ”. luas letak bukaan, dan shading device. Berbeda dengan apa yang
akan di selesaikan oleh penulis yaitu merancang dengan pertimbangan iklim sebagai aspek dasar dalam merancang bangunan bioklimatik dengan penekanan penghematan pada penghawaan mekanik, penerangan buatan dengan beberapa [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
13
kriteria yaitu orientasi bangunan, sistem bayangan, strategi vegetasi, strategi ventilasi, serta efisiensi ruang sebagai faktor utama merancang bangunan komersial. Tipe
: Pra Tugas Akhir
Nama
: Fitri Arifah Purnamarini
Judul
: Kantor Sewa di Surabaya Dengan pendekatan Arsitektur Hijau
Tahun
: 2013
Institusi
: Universitas Gadjah Mada
Statement
: Pada karya pra tugas akhir ini memiliki jenis fungsi yang sama
namun dengan pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan arsitektur hijau, yang dimana penekanan pada hemat energi tanpa penekanan khusus.
Sedangkan
permasalahan yang akan diselesaikan penulis lebih khusus dan menjurus sehingga mengetahui batasan-batasannya, yaitu merancang dengan pertimbangan iklim sebagai aspek dasar dalam merancang bangunan bioklimatik dengan penekanan penghematan pada penghawaan mekanik, penerangan buatan dengan beberapa kriteria yaitu orientasi bangunan, sistem bayangan, strategi vegetasi, strategi ventilasi, serta efisiensi ruang sebagai faktor utama merancang bangunan komersial. Tipe
: Pra Tugas Akhir
Nama
: Atika Nur Fitriana
Judul
: Kantor Sewa di Mega Kuningan Dengan Pendekatan Arsitektur
Hemat energi Tahun
: 2013
Institusi
: Universitas Gadjah Mada
Statement
: Pada karya pra tugas akhir ini memiliki jenis fungsi yang sama
namun dengan pendekatan hemat energi. Sedangkan permasalahan yang akan diselesaikan penulis lebih khusus dan menjurus sehingga mengetahui batasan batasannya, yaitu merancang dengan pertimbangan iklim sebagai aspek dasar dalam merancang bangunan bioklimatik dengan penekanan penghematan pada penghawaan mekanik, penerangan buatan dengan beberapa kriteria yaitu orientasi bangunan, sistem bayangan, strategi vegetasi, strategi ventilasi, serta efisiensi ruang sebagai faktor utama merancang bangunan komersial. [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
14
Tipe
: Proyek Akhir Sarjana
Nama
: Fahreza Ambraini
Judul
: Pasar Hunian Terpadu di Kawasan Baciro dengan Pendekatan
Bioklimatik Arsitektur Tahun
: 2015/2016
Institusi
: Universitas Islam Indonesia
Statement
: Pada proyek akhir sarjana ini memiliki fungsi yang berbeda
namun dengan pendekatan yang sama. Namun kebaruan dari karya penulis adalah pemanfaatan kantor sewa yang dengan biaya operasional energi yang tinggi namun akan dijawab dengan efisiensi energi. Dan merancang dengan pertimbangan iklim sebagai aspek dasar dalam merancang bangunan bioklimatik dengan penekanan penghematan pada penghawaan mekanik, penerangan buatan dengan beberapa kriteria yaitu orientasi bangunan, sistem bayangan, strategi vegetasi, strategi ventilasi, serta efisiensi ruang sebagai faktor utama merancang bangunan komersial. Sehingga karya penulis mempunyai nilai kompleksitas yang tinggi.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
15
BAB 2 PENULUSURAN PERSOALAN 2.1
Kajian Konteks Margo Utomo
Gambar 7 Lokasi site Terpilih Sumber : Penulis, stupa 7, 2016
2.1.1
Peta Penggunaan Lahan & Rencana Pengembangan
Gambar 8 Peta Pemanfaatan Pola Kec. Jetis, Yogyakarta Sumber : BAPPEDA Yogyakarta, 2015
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
16
Kecamatan Jetis adalah salah satu kecamatan dari empat belas kecamatan di Kota Yogyakarta. Menurut data statistik, luas wilayah kecamatan Jetis seluas 170,3 km². Luas tersebut terbagi menjadi tiga kelurahan yaitu kelurahan Bumijo dengan luas 58 km², kecamatan Gowongan dengan luas 46 km², dan yang terakhir adalah kecamatan Cokrodiningratan dengan luas 66,3 km² (BPS Jetis, 2015). Dengan fakta tersebut kecamatan Jetis tidak begitu luas dibandingkan dengan kecamatan lain, namun karena wilayahnya yang historical dan dipertegas dengan banyaknya bangunan komersial sehingga menjadi wilayah strategis.
Tabel 1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Yogyakarta 2014 Sumber : BPS Yogyakarta, 2015 Tabel 2 Luas wilayah menurut kelurahan di kecamatan Jetis 2014 Sumber : BPS Jetis, 2015
Menurut (Marlina 2008) salah kriteria perancangan kantor adalah tingkat aksesibilitas terhadap kantor pemerintah, area komersial dan area penting lainnya. Kawasan Margo Utomo dalam keterangan peta tata guna lahan dapat menjelaskan tingkat aksesibilitas terhadap kriteria diatas tersebut. Jadi dari strategisnya kecamatan Jetis terutama jalan Margo Utomo sebagai wilayah komersial. Hal tersebut juga diperkuat dengan rencana fungsi pusat pemukiman kota Yogyakarta dan rencana pemanfaatan pola ruang yang pada kecamatan Jetis memang di peruntukan untuk pusat
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
17
administrasi kota, pusat perdagangan, jasa dan pemasaran, dan pusat perhubungan dan komunikasi. 2.1.2
Pemilihan Lahan, Kondisi Lahan & Data Ukuran Lahan
2.1.2.1 Pemilihan Lahan, Kondisi Lahan Site terpilih berada di jalan Margo Utomo, dan di sebelah utara bekas
hotel tugu serta sebelah timur laut stasiun Tugu.
Gambar 9 Peta Site Terpilih di Jalan Margo Utomo Sumber : Google maps (modifikasi penulis), 2016
Batas batas site untuk setiap arah sebagai berikut: •
Utara : Gedung XL lama
•
Timur : Pemukiman warga
•
Selatan : Hotel Zurich
•
Barat : Jalan Margo Utomo
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
18
2.1.2.2 Data Ukuran Lahan
Gambar 10 Peta Ukuran Site Sumber : Google Maps (modifikasi penulis), 2016
Site terpilih memiliki luas lahan 2615,05 m² , dengan kondisi kontur tanah yang relatif datar. Site terpilih mempunyai orientasi menghadap jalan pada arah barat-timur. 2.1.3
Peraturan Bangunan & Data Iklim
2.1.3.1 Peraturan Bangunan & Gambaran Awal Luasan Lantai
Berikut adalah rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) no 2 tahun 2010 kota Yogyakarta. Peraturan tersebut mencakup aturan KDB, KLB, KDH, dan ketinggian bangunan.
Tabel 3 Perda RTRW No.2 Tahun 2010 Sumber : RTRW Kota Yogyakarta, 2010
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
19
Berdasarkan Perda RTRW no.2 tahun 2010, untuk aturan bangunan kantor sewa terdapat beberapa aturan, sebagai berikut: •
KDB maks : 70%
•
KLB maks : 4
•
KDH min : 15%
•
Ketinggian Bangunan (jumlah lantai) : 10
•
GSB (sempadan bangunan) : 3-6-3
•
RTH : 10 %
Dari data peraturan bangunan yang ada, didapatkan perhitungan yang digabungkan dengan luasan site. •
KDB : 70 % x 2615,05 m² = 1830,535 m²
•
KLB : 4 x 2615,05 m² = 10460, 2 m²
•
Tinggi Bangunan : 10460, 2 m² / 1830,535 m² = 5,7 Sehingga didapatkan lantai efektif apabila lantainya tipikal, yaitu 6 lantai.
2.1.3.2 Data Iklim
Suhu & Kelembaban a) Suhu Udara
Gambar 11 Suhu Udara Kota Yogyakarta Sumber : BPS Yogyakarta, 2015
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa suhu maksimal dan minimal Kota Yogyakarta mempunyai nilai rata-rata 25-27 ºC, kemudian suhu maksimal 32.7ºC di bulan Oktober dan suhu minimal 21.1 ºC di Agustus. [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
20
Gambar 12 Kelembaban Udara Kota Yogyakarta Sumber : BPS Yogyakarta, 2015
Kelembaban kota Yogyakarta untuk nilai minimal dan nilai maksimal berkisar 37-100. Untuk bulan dengan kelembaban tertinggi secara keseluruhan rata-rata adalah bulan Januari, Februari, November, Desember yaitu 100% dan Kelembaban terendah secara keseluruhan rata-rata adalah bulan Oktober yaitu 37%.
Curah Hujan
Gambar 13 Curah Hujan Kota Yogyakarta Sumber : BPS Yogyakarta, 2015
Dari Tabel di atas dapat dillihat bahwa bulan-bulan hujan adalah Januari hingga Juli dan November hingga Desember. Curah hujan tertinggi (MM) adalah 289 mm pada bulan Desember dan curah hujan terendah adalah 18 mm pada [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
21
bulan Juli. Untuk hari hari hujan (HH) paling banyak dalam satu bulan jumlah hujannya adalah bulan Januari, dan paling sedikit adalah bulan Juli pada musim penghujan.
Arah Angin, Kecepatan Angin, & Tekanan Udara
Gambar 14 Kecepatan Angin Kota Yogyakarta Sumber : BPS Yogyakarta, 2015
Dari Tabel di atas dapat dillihat bahwa kecepatan angin maksimal adalah 15 knot pada bulan Januari dan terendah adalah 6,3 knot di bulan Mei.
Matahari
Gambar 15 Sunchart Kota Yogyakarta Sumber : Gaisma, 2016
Sun chart berfungsi untuk menentukan sudut jatuh matahari sepanjang hari. Sun chart juga berfungsi untuk menentukan shading dan sistem selubung bangunan guna merespon pemanfaatan daylighting pada bangunan. Jadi kesimpulannya adalah suhu nyaman menurut SNI (20.5ºC27,1ºC), sehingga suhu luar di Yogyakarta tidak bisa mencapai titik nyaman
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
22
dalam rata-rata. Perlu adanya pengaturan suhu ke dalam ruangan kantor yang bisa dibuat secara passive ataupun mekanis. 2.1.4
Kajian Arsitektur Infill
Arsitektur Infill adalah sebuah pendekatan untuk merancang sebuah bangunan dengan memerhatikan kondisi lingkungan sekitarnya dari aspek fisik maupun non-fisik, (Agni 2015). Menurut Brent. C. Bloin dan Keith Ray, (Wirawan 2014) , arsitektur infill terdapat unsur-unsur yang mempengaruhi dalam perancangan bangunan, yaitu proporsi fasade, material, warna, komposisi bentu, skala dan ketinggian, dan garis sempadan. 2.1.5
Pendekatan Arsitektur Infill
2.1.5.1 Kontras
Kontras adalah salah satu strategi desain dalam pendekatan infill yang cukup berpengaruh bagi perancangan. Diperlukan pemahaman tentang lingkungan dan kawasan sekitar sehingga dapat menemukan sisi kontras dalam kawasan tersebut. 2.1.5.2 Selaras
Selaras dalam arsitektur adalah selaras dalam bangunan baru terhadap kawasan yang mempunyai karakter yang bertujuan menjaga keselarasan pada lingkungan yang sudah ada. Pendekatan dengan tipe selaras dapat mengadopsi beberapa kebutuhan dalam konteks kawasan seperti motif bangunan, bentuk bangunan, pola atau irama bangunan, ornament dll.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
23
2.1.5.3 Heritage di Margo Utomo
Gambar 16 Bangunan Sekitar Jalan Margo Utomo Sumber : Google Maps, 2016
Gambar diatas menunjukkan eksisting bangunan heritage yang ada di kawasan Margo Utomo. Terlihat bahwa pattern repetitif yang ditampilkan pada kolom, shading, dan sirip-sirip sangat kuat untuk membentuk massa dan fasad bangunan.
Gambar 17 Skema fasad bangunan heritage oleh MVRDV Architect Sumber : http://www.dezeen.com/2016/04/20/crystal-houses-amsterdam-chanel-store-mvrdvglass-facade-technology/
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
24
Pada gambar diatas menunjukkan bangunan eksisting dengan latar belakang heritage. Kemudian direnovasi oleh sang arsiteknya yang menunjukkan sisi kontras dengan penggunaan material kaca yang bergradasi, dan menyelaraskan dengan menggunakan bentuk yang aslinya namun dengan material kaca bukan dengan material yang asli pada bangunan tersebut. Jadi penulis menganalisis bahwa sesungguhnya penggunaan metode kedua yaitu selaras dan kontras dalam merancang kantor sewa dengan latar belakang heritage dapat digunakan. Alasan penggunaan metode keduanya adalah agar tetap mendapatkan dua poin yang diharapkan yaitu tetap menangkap
karakteristik
sekitar
namun
tetap
menonjolkan
sisi
bangunannya sebagai bangunan komersial. 2.2
Kajian Tipologi Fungsi Kantor Sewa & Preseden
2.2.1
Definisi Kantor Sewa
Menurut pusat bahasa (Ray, Tri, Mira 2013) kantor adalah balai (gedung, rumah, ruangan) tempat mengurus pekerjaan atau tempat bekerja, sedangkan sewa adalah meminjam atau membayar karena memakai sesuatu. Menurut Hunt (Marlina 2008), kantor sewa adalah bangunan yang mewadahi transaksi bisnis dengan pelayanan secara profesional. Menurut (Marlina 2008) ruang kantor sewa didalamnya terdiri dari ruang-ruang dengan fungsi yang sama, yaitu ruang kantor dengan status sewa atas ruang yang digunakannya. 2.2.2
Definisi Efisiensi Terhadap Kantor Sewa
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), efisiensi adalah ketepatan dalam menjalankan dan menempatkan sesuatu sehingga dapat menghemat biaya dan tenaga. Menurut (Hidayatullah 2014), efisiensi adalah penggunaan sumber daya yang minimum untuk mendapatkan hasil yang maksimum. Efisiensi dapat dievaluasi dengan penilaian relative, membandingkan masukan dan luaran yang diterima. Sehingga efisiensi terhadap kantor sewa adalah pencapaian kualitas dan kuantitas ruang yang maksimum dengan keadaan luasan lahan kantor dalam gedung kantor yang minimum.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
25
2.2.3
Jenis Kantor Sewa
Dalam sebuah usaha diperlukan sebuah kantor untuk mewadahi kegiatannya, kemudian dalam pengembangan bisnis selalu berkaitan dengan kantor yang digunakan dan jenis-jenisnya. Sehingga menurut (Agni 2015) terdapat beberapa jenis kantor yang berfungsi sebagai ruang pengembangan suatu usaha, yaitu : 2.2.3.1 Kantor Pusat
Kantor pusat menandakan suatu kantor inti dalam sebuah organisasi perusahaan. Biasanya kantor pusat adalah pusat dari pengelolaan keseluruhan organisasi bisnis tersebut. Kantor sewa biasanya terdapat di kota besar atau kota pusat ekonomi. 2.2.3.2 Kantor Cabang
Kantor cabang adalah kantor pembantu yang mengurus bisnis suatu perusahaan di suatu daerah. Kantor pembantu berkedudukan dibawah kantor pusat, dan lokasinya berada di kota-kota berkembang suatu negara. 2.2.3.3 Kantor Perwakilan
Kantor perwakilan merupakan kantor pembantu namun tidak memiliki kewenangan untuk mengatur bisnis suatu perusahaan namun hanya membantu mengurus masalah administrasi suatu kantor. 2.2.4
Kantor Sewa Berdasarkan Bentuk Usaha Penyewa
2.2.4.1 Kantor untuk usaha sejenis (Single used building)
Kantor yang disewakan untuk usaha atau perusahaan sejenis. Hal ini karena
kecenderungan
suatu
perusahaan
yang
mengelompok,
karena
kecenderungan ingin berhubungan satu sama lain. 2.2.4.2 Kantor untuk usaha campuran (Mixed used building)
.
Jenis kantor yang disewakan dengan jenis usaha atau perusahaan yang
berbeda. Jenis kantor ini sudah banyak ditemui, sehingga dari segi bentuk memungkinkan terjadinya hubungan antara berbagai jenis perusahaan dalam satu bangunan, (Marlina 2008). Jadi berdasarkan kajian diatas, maka untuk peruntukkan kantor sewa di Margo Utomo adalah jenis kantor untuk usaha campuran ( Mixed
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
26
used building). Hal ini karena disebabkan target jenis usaha yang akan diwadahi beragam seperti usaha pari wisata, dan informasi komunikasi. 2.2.5
Klasifikasi Kantor Sewa Berdasarkan Jumlah Penyewa
Menurut time-saver standars for building types (Marlina 2008) kantor sewa tujuannya adalah untuk penyewaan ruang kantor. Sesuai tujuannya, ruangruang dalam sebuah kantor dapat disewa oleh satu atau sejumlah penyewa sesuai kemampuan penyewa. Sebaliknya penyewa dapat menyewa satu atau beberapa unit sekaligus. Maka dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah konsumen yang menyewa ruangnya : 1.
Penyewa Bangunan Tunggal
Bangunan kantor yang hanya disewa oleh satu penyewa saja dalam keseluruhan bangunan. 2.
Penyewa Lantai Tunggal
Kantor sewa yang setiap lantainya hanya dimiliki satu penyewa saja. Fungsi yang ditampung pada kantor sewa ini bisa hanya satu jenis fungsi saja atau fungsi yang bervariasi. Untuk sistem sewa jenis ini memudahkan dalam pengelolaan bangunan yang terkait dengan fasilitas seperti sirkulasi vertikal, penghawaan, penerangan, dll. 3.
Penyewa Lantai Majemuk
Kantor sewa yang setiap lantainya disewa oleh banyak penyewa/unit kantor. Karena dalam satu lantai disewakan banyak penyewa sehingga modul ruang sewa merupakan aspek penting pada perancangan. 2.2.6
Gedung kantor Sewa Berdasarkan Kelasnya Building owners and managers association international (BOMA)
menjelaskan bahwa ada tiga jenis tipe kantor berdasarkan kelasnya yaitu kelas A, B, dan C. Yang membedakannya salah satunya adalah fasilitas dalam bangunan seperti food facilities, tempat foto copy, pusat kebugaran, dan penitipan anak. Selain itu juga mencakup kualitas bangunan seperti material bangunan, kecepatan kinerja lift . Salah satu menentukan kelas pada bangunan kantor adalah kemudahan akses transportasi, taman, dan dekat pusat perbelanjaan atau pusat ekonomi. Perbandingan kantor berdasarkan kelasnya adalah kelas A (bangunan kantor kelas A biasanya mempunyai harga sewa diatas rata-rata dan bergengsi [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
27
disuatu daerah), kelas B (bangunan kantor kelas B biasanya mempunyai harga sewa rata-rata disuatu daerah), dan kelas C (bangunan kantor sewa kelas C biasanya mempunyai harga sewa dibawah rata-rata disuatu daerah) (boma.org, 2016). Untuk kriteria bangunan kantor kelas B adalah : a. Bangunanya di bawah kelas A b. Mempunyai manajemen yang baik, mempunyai tenant yang berkualitas c. Kualitas bangunan yang baik d. Sistem pada bangunan yang baik namun bukan seperti bangunan kelas A e. Menjadi kantor target investor. f. Bangunan yang terawat dan fungsional g. Tarif sewa yang rata-rata Jadi dalam perancangan kantor sewa di Margo Utomo, akan memilih menggunakan kelas B karena memang target pasarnya adalah perusahaan perusahaan
yang
bergerak
di
bidang
pariwisata,
informasi
dan
telekomunikasi. Karena perusahaan tersebut biasanya bersifat regional dalam konteks Yogyakarta sehingga pemilihan kelas B dinilai cukup tepat. 2.2.7
Klasifikasi Modul Ruang Sewa
Menurut (Marlina 2008) inti dari rancangan kantor sewa adalah rancangan ruang-ruang pada modul ruang kantor sewa. Terdapat tiga jenis bentuk-bentuk ruang pada kantor sewa, yaitu :
Small Space
Jenis modul ruang small space terdapat beberap kriteria sebagai berikut : a. Berkapasitas 1-3 orang b. Luas area minimal 8 m² dan maksimal 40 m²
Medium Space
Modul ruang medium space terdapat beberapa kriteria sebagai berikut : a. Kapasitas memadai untuk grup kerja b. Luas area minimal 40m² dan maksimal 150m²
Large Space
Kriteria modul ruang large space, sebagai berikut : a. Kapasitas memadai untuk banyak grup kerja [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
28
b. Luas area di atas 150m² 2.2.8
Jenis Ruangan Kantor
Ruang kantor adalah sarana yang mendukung kegiatan kerja dalam suatu bangunan yang digunakan oleh pekerjanya. Ada tiga macam ruang dalam kantor adalah: 2.2.8.1 Ruangan Kerja
Aktifitas pada ruang kantor konvensional seperti membaca, menulis, kerja di dengan komputer. Berikut disertakan sembilan jenis ruang kerja general, yang masing-masing mendukung kegiatan yang berbeda. •
Kantor Terbuka Jenis ruang kerja yang berisi lebih dari sepuluh orang, sehingga cocok
untuk kegiatan berdiskusi atau berkomunikasi. Ruang ini cocok untuk pekerjaan yang relatif sedikit konsentrasi.
Gambar 18 Jenis Ruang Kerja Terbuka Sumber : entrawood.co.za/portfolio/open-plan-office/
Gambar 19 Aksonometri Jenis Ruang Kerja Terbuka Sumber : acoustics.org/pressroom/httpdocs/155th/danielsson.html
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
29
•
Ruang Tim Jenis ruang kerja yang berisi dua sampai delapan orang untuk kerja sama
tim yang menuntut komunikasi yang lebih intensif. Ruang ini cocok untuk tingkat konsentrasi tingkat menengah.
Gambar 20 Aksonometri Jenis Ruang Tim Sumber : www.octopusinteriors.com/wp-content/uploads/Space-Plan-2-3D.gif
Gambar 21 Aksonometri Ruang Tim Sumber : teamofficetalk.files.wordpress.com/2013/05/layouts-space-planning.jpg •
Cubicle Jenis ruang kerja untuk satu orang. Ruang ini cocok untuk konsentrasi
menengah.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
30
Gambar 22 Tipe Ruang Cubicle Sumber : www.cubesolutions.com/used_pages/used_images/UCUBE693-24766-PLAN-525.jpg •
Kantor Pribadi Jenis ruang kerja untuk satu orang yang tertutup, dan biasanya
kegiatannya bersifat rahasia. Ruang ini cocok untuk pekerjaan yang menuntut konsentrasi.
Gambar 23 Jenis Ruang Kantor Pribadi Sumber : entrawood.co.za/portfolio/open-plan-office/ •
kantor bersama Jenis ruang kerja tertutup yang diperuntukan untuk dua sampai tiga orang
dengan menuntut pekerjaan kolaboratif. Pekerjaan di ruangan ini bersifat konsentrasi menengah.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
31
Gambar 24 Denah Ruang Kantor Bersama Sumber : troyfarrell.com/blog/post/Office-Space-vs-The-Programmer •
Tim kamar Jenis ruang kerja yang tertutup untuk 4-10 orang. Ruang ini cocok untuk
kerja sama tim yang bersifat rahasia, dan menuntut komunikasi yang intensif.
Gambar 25 Aksonometri Ruang Kantor Kamar Sumber : binaofficefurniture.com/projects/floor-plan-example/fred3-color.jpg •
Stan studi Jenis ruang kerja untuk satu orang dengan kegiatan jangka pendek. Ruang
ini cocok untuk pekerjaan konsentrasi tinggi dan rahasia. •
Ruang lounge Jenis ruang kerja yang bersifat lounge yang berisi dua sampai enam orang.
Ruang ini cocok untuk kegiatan jangka pendek dan bersifat kerja sama tim, dan memungkinkan untuk interaksi dadakan. •
Touch down Jenis ruang kerja terbuka untuk satu orang, dan bersifat jangka pendek
yang memerlukan sedikit konsentrasi dan interaksi rendah.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
32
Gambar 26 Jenis Ruang Touch Down Sumber : slate.com/blogs/the_eye/2015/04/27/steelcase_s_new_brody_worklounge_office_pods_designed_ by_markus_mckenna.html
2.2.8.2 Ruang Pertemuan
Ruang pertemuan adalah ruang yang biasa digunakan untuk interaksi, biasanya untuk pertemuan dengan relasi atau brainstroming ide. Terdapat enam jenis ruang generik dari ruang pertemuan, dan masing masing mendukung kegiatan yang berbeda. •
Ruang rapat kecil Jenis ruang pertemuan tertutup berkapasitas dua sampai empat orang,
cocok untuk pertemuan formal atau informal.
Gambar 27 Jenis Ruang Pertemuan Kecil
Sumber : www.gsa.gov/ •
Ruang rapat kecil terbuka Jenis ruang pertemuan terbuka untuk 2-4 orang, cocok untuk pertemuan
informal. [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
33
Gambar 28 Suasana Ruang Meeting Terbuka Sumber : designcentralks.com/blog2/wp-content/uploads/2014/06/Campfire-Lounge-alight-lamp papertable-screen-bigtable.jpg •
Ruang pertemuan besar
Jenis ruang pertemuan terbuka untuk 5-12 orang, cocok untuk pertemuan informal.
Gambar 29 Jenis Ruang Pertemuan Besar Terbuka Sumber : https://www.jenkinslaw.org/services/room-rental/large-conference-room •
Brainstroming room Jenis ruang pertemuan tertutup untuk 5-12 orang, cocok untuk
brainstroming ide dan lokakarya.
Gambar 30 Jenis Ruang Brainstorming Sumber : graduatelifecenter.vt.edu/images/glc_c_layout.gif •
Meeting point Jenis ruang pertemuan terbuka untuk 2-4 orang, cocok untuk ad hoc, dan
pertemuan informal. [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
34
2.2.8.3 Ruang Pendukung
Ruang pendukungan adalah jenis ruang sekunder. Terdapat dua belas jenis ruang pendukung, sebagai berikut. •
Ruang filing Jenis ruang terbuka atau tertutup untuk menyimpan file-file yang sering di
gunakan.
Gambar 31 Jenis Ruang Filling Sumber : lawfirmshelving.thestorageteam.com/wp-content/uploads/2013/03/reducing-footprintopt-2-rotary.jpg
Gambar 32 Jenis Ruang Filling Sumber : spacesaver.com/wp-content/uploads/2014/04/mobilej.jpg •
Ruang penyimpanan Jenis ruang terbuka atau tertutup, ruangan ini digunakan untuk
menyimpan barang barang kantor yang sering digunakan. •
Cetak & copy area jenis ruang terbuka atau tertutup untuk fasilitas mencetak, memindai, atau
menyalin. [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
35
Gambar 33 Jenis Ruang Fotocopy Sumber : itservices.nie.edu.sg/printing/photocopy.php •
Daerah mail Jenis ruang pendukung terbuka atau semi-terbuka, dimana karyawan
dapat mengambil atau mengirim email mereka.
Gambar 34 Jenis Ruang Email Sumber : dehnco.com/work/in-line-config-1.cfm •
Pantry area Jenis ruang terbuka atau tertutup dimana orang-orang dapat mengambil
atau membuat minuman atau makanan mereka.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
36
Gambar 35 Jenis Ruang Pantry
Sumber : annahape.files.wordpress.com/2010/08/denah-pantry-mewah-001.jpg •
Area istirahat Jenis ruang semi terbuka untuk orang-orang bisa beristirahat.
Gambar 36 Jenis Ruang Istirahat Sumber : s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/5c/5f/f5/5c5ff50c5f3caf11529fa8710af43a26.jpg •
Locker area Jenis ruang terbuka atau semi-terbuka yan terdiri dari beberapa loker
untuk meyimpan barang-barang pekerja.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
37
Gambar 37 Jenis Ruang Loker Sumber : schoollockers.com/media/upload/image/cms%20pages/diagram.jpg •
Ruang merokok Jenis ruang tertutup untuk pekerja yang merokok, sehingga asap rokok yang tidak keluar ruang.
Gambar 38 Perspektif Ruang Merokok Sumber : japan365.files.wordpress.com/2014/12/smorking_img01.jpg •
Perpustakaan Jenis ruang tertutup atau semi-terbuka dan terdapat buku-buku bacaan
yang dapat dibaca dan semi terbuka untuk orang-orang bisa beristirahat.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
38
Gambar 39 Jenis Ruang Perpustakaan Sumber : orig07.deviantart.net/cee2/f/2010/259/2/f/office_design__library_by_aeriimd2yuiyo.png •
Ruang hiburan Jenis ruang tertutup dimana orang-orang mendapatkan hiburan seperti
bermain game.
Gambar 40 Jenis Ruang Hiburan Sumber : s-media-cacheak0.pinimg.com/736x/02/99/0f/02990f1679d6b93c995f993ddfda953c.jpg •
Ruang tunggu jenis ruang terbuka atau semi-terbuka, dimana pengunjung kantor dapat
diterima dan menunggu karena janji mereka.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
39
Gambar 41 Jenis Ruang Tunggu Sumber : orig07.deviantart.net/cee2/f/2010/259/2/f/office_design__library_by_aeriimd2yuiyo.png •
Ruang sirkulasi Dukungan ruang untuk dan dibutuhkan untuk sirkulasi di area kantor yang
menghubungan terhadap setiap ruang utama. 2.2.9
Bentuk Tata Ruang Kantor
Terdapat beberapa jenis ruang kantor yang mendukung kegiatan kantor. Berikut adalah tiga jenis bentuk tata ruang kantor, yaitu:
Kantor Tertutup ( Private Offices) Tata ruang dengan penempatan ruang kantor yang dibagi-bagi ke dalam ruang kerja yang biasanya jenis pekerjaan yang rahasia ( high confidential), (Som -).
Kantor terbuka ( open-plan-offices ) Tata ruang kantor dengan ruangan yang besar dan ditempati oleh banyak pegawain tanpa ada pemisah, (Som -).
Kantor semi tertutup (semi-private ) Tata ruang kantor semi tertutup hanya berupa sekat setinggi 1,5 meter sebagai pembatas ruang, (Agni 2015). Jadi sebagai acuan dalam perancangan kantor sewa dalam kasus ini
menggunakan tipe tertutup, terbuka, dan semi tertutup karena banyaknya jenis perusahaan yang dituju sehingga jenis sifat tata ruangnya akan berbeda.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
40
2.2.10 Standar Tata Ruang Kantor & Massa Bangunan 2.2.10.1 Standar Tata Ruang Kantor
Penataan tata ruang kantor adalah tahap yang penting, karena hal itu berdampak bentuk bangunan, efisiensi atau penghematan, dan keberlanjutan pada sebuah kantor. Berikut adalah pola dan perbandingan luasan ruang menurut Erns Neufert.
Gambar 42 Ilustrasi Ruang Kantor Single Loaded dan Panjang Sumber : Neufert, Architecs’ Data
Pola ruang dengan menggunakan sistem single loaded atau single row layout . Penataan ruang ini ekonomis dengan ruang kantor yang panjang.
Gambar 43 Ilustrasi Ruang Kantor Double Loaded Sumber : Neifert, Architecs’ Data
Pola ruang dengan menggunakan sistem double loaded dengan satu koridor, penataan ruang yang saling berhadapan sehingga berpotensi penerimaan cahaya alami ke koridor diantara dua sisi.
Gambar 44 Ilustrasi Ruang kantor Three Row Layout Sumber : Neufert, Architecs’ Data
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
41
Pada three row layout biasanya terdapat sistem core yang digunakan untuk sirkulasi vertikal atau ruang pendukung lain. Layout ini biasanya untuk gedung bertingkat banyak.
Gambar 45 Ilustrasi Ruang Kantor Tanpa Koridor Sumber : Neifert, Architecs’ Data
Penataan ruang kantor dengan tanpa koridor memungkinkan untuk mendapatkan supply cahaya dari 3 sisi ruangan, lalu penataan ruang ini memungkinkan layout yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan kantor. Dan penempatan core pada sisi samping bangunan.
Gambar 46 Ilustrasi Ruang Kantor Kecil
Sumber : Neifert, Architecs’ Architecs’ Data Tipe ruang kantor dengan ukuran kecil cocok untuk jenis kantor yang tidak memiliki banyak pegawai dan jenis pekerjaan konsentrasi tinggi.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
42
Gambar 47 Ilustrasi Ruang Kantor Kombinasi
Sumbert : Neifert, Architecs’ Architecs’ Data Tipe ruang kantor kombinasi ini mempunyai standar ukuran per-ruangnya 6-8 m. Jenis ruang kantor ini cocok dengan aktifitas dan kebutuhan kantor yang yang lumayan banyak namun dengan ketersediaan luas ruang yang ada. 2.2.10.2 Standar Ukuran Peralatan Kerja
Gambar 48 Standar Ukuran Peralatan Kerja Sumber : Neifert, Architecs’ Data
Gambar diatas menunjukan standar peralatan pada kantor. Gambar tersebut menunjukan standar furniture terhadap penggunan dan sirkulasi, dan penentuan layout kantor kantor tersebut tergantung ter gantung pada jenis ruang kantor. [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
43
2.2.10.3 Standar Ukuran Ruang Kantor Sumber
Ukuran
Komponen
(Luas
ruang
2
(m )
termasuk
sarana)
Pembantu kantor dan bidang
10,00 m2
pelayanan sekretaris. Schnelle Luas ruang per orang di ruangan rapat. Penanggung jawab
2,30 m
Penanggung jawab bisnis umum Dr. Rosenkrang
2 m2
1,90 m2
Karyawan
4-6 m
Karyawan
7-12 m2
Berkomunikasi Guna Simplifikasi Administrasi
Minimum
Ruang kerja
8 m2
Peraturan Ketenagakerjaan
Ruang
gerak
bebas
karyawan
Peraturan Keamanan untuk Tempat
per
1,5 m2 atau lebar 1 m2
Ruangan kantor kecil
8-10 m
Ruang kantor besar
12-15 m2
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
44
Kerja Perkantoran
Asuransi Jiwa (Amerika Serikat)
Kantor karywan
4,46 m2
Sekretaris
6,70 m2
Pimpinan bagian
9,30 m
Direktur
13,40 m
Wakil direktur
18,54 m
Tabel 4 Ukuran Standar Ruang Kantor Sumber : Data Arsitek, Jilid 2 (Agni, 2015), modifikasi penulis
Gambar 49 Potongan Perkantoran Dengan kegiatan komunal Sumber : Neufert, Architecs’ Data
Dalam gambar potongan diatas menunjukan hubungan ruang kerja dan koridor, serta ruang kerja dengan ruang komunal. Standar ukuran koridor untuk kapasitas 3 orang minimal adalah 2,5m, dan ruang kerja penyesuaian kebutuhan dan jumlah pengguna. Kemudian tinggi floor to ceiling minimal 3m sehingga kualitas pencahayaan bisa maksimal, dan space untuk utilitas di atas ceiling minimal 28 cm sehingga instalasi utilitas dapat maksimal.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
45
2.2.10.4 Standar Massa Bangunan
Gambar 50 Tipologi Massa Bangunan Kantor Sumber : Neifert, Architecs’ Data
` antara system transportasi vertikal dan koridor kantor. Jarak maksimal dengan lift adalah 25m, dengan berbagi macam peletakan liftnya yang ada di sisi luar bangunan dan sisi dalam bangunan. Peletakan sirkulasi vertikal tersebut mempertimbangkan aspek sistem grid struktur dan modul unit kantor. Aspek kemudahan akses harus menjadi pertimbangan penting, sehingga kinerja bangunan dan pengguna menjadi maksimal. 2.2.11 Standar Pencahayaan Dalam Ruang Kantor
Pencahayaan pada ruangan kerja merupakan perkerjaan visual sedang yang tidak memerlukan ketepatan dan ketelitian tinggi. Menurut (Nurul Jamala 2013) menjelaskan bahwa menurut standar nasional Indonesia SNI -03-65752001 tentang cara perancangan pecahayaan pada bangunan gedung, pada bangunan gedung adalah 350 lux. Sehingga dapat mendapatkan kenyamanan dalam kantor. [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
46
Kemudian pada ruangan kerja, merupakan perkerjaan visual sedang yang tidak memerlukan ketepatan dan ketelitian tinggi. Sehingga didapatkan persyaratan minimum untuk penerangan alami yang di standarkan: A. Menurut Manguwijaya (Wardhana, 1999) menjelaskan untuk ruang kerja perkantoran merupakan aktivitas visual halus, dengan standar kuat pencahayaan yang disyaratkan 150 lux. B. Menurut Soegijanto (Wardhana, 1999) menjelaskan untuk ruang kerja perkantoran merupakan pekerjaan visual sedang yang tidak memerlukan ketepatan dan ketelitian tinggi, dengan standar kuat pencahayaan yang disyaratkan sebesar 200 lux. C. Menurut Guide on Interior Lighting, CIE (Wardhana, 1999), ruang kerja perkantoran merupakan pekerjaan visual yang tidak membutuhkan ketelitian tinggi, maka didapatkan standard kuat pecahayaan sebesar 200 lux. D. Menurut Siahaan (Wardhana, 1999), standar yang kuat pencahayaan yang disyaratkan 200 lux. Maka dapat disimpulkan bahwa pada ruang kerja, didapatkan beberapa sumber untuk kuat penerangannya sekitar 150-350 lux, perbedaan lux menjadi acuan tentang kualiatas kantor yang akan dibuat. 2.2.12 Preseden Kantor Sewa
PH MIDTOWN / Fémur Arquitectura Arsitek : Fémur Lokasi : San Francisco, Panama Architect in Charge : Ramón Zafrani, Gilberto Guardia Luas: 39000.0 sqm Tahun proyek : 2015 Gambar 51 PH Midtown Sumber : : www.archdaily.com
Bangunan kantor ini berada di San Fransisco, Panama. Kantor tersebut memiliki 21 lantai plus basement , yang terdiri dari 4 lantai parkir diatas ground floor , 15 lantai untuk kantor sewa diatas lantai parkir, dan 1 lantai basement
untuk utilitas. Pada lantai kantor setiap lantai memiliki tipe 4 unit kantor, [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
47
sehingga apabila ada 15 lantai kantor yang disewakan kemudian dikalikan dengan setiap lantai ada 4 unit, sehingga hasilnya 60 unit yang bisa dijual. Untuk ground floor difungsikan dengan public facility yang bisa digunakan oleh pengguna
bangunan.
Gambar 52 Potongan Lantai PH Midtown Sumber : archdaily.com Gambar 53 Ground Floor PH Midtown Sumber : archdaily.com
Gambar 54 Lantai Parki PH Midtown Sumber : archdaily.com Gambar 55 Lantai Kantor PH Midtown Sumber : archdaily.com
Manfaat
dari
preseden
PH
Midtown
ini
adalah
bagaimana
mengitegrasikan zona-zona ruang yang dibutuhkan kemudian membuatnya menjadi tertata dengan baik dan efisien. Penempatan core yang tepat sehingga aksesibiltas didalam kantor menjadi baik dan tidak terdapat ruang yang terbuang. [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
48
2.3
Kajian Arsitektur Bioklimatik & Preseden
2.3.1
Definisi Arsitektur Bioklimatik
Bioklimatik diambil dari bahasa latin yaitu bioclimatologi. Bioklimatik menurut Yeang adalah “Ilmu yang mempelajari hubungan antara iklim dan kehidupan terutama efek dari iklim pada kesehatan dan aktifitas sehari-hari”. Bangunan bioklimatik adalah bangunan yang pada bentuk bangunannya dirancang untuk mengutamakan penghematan energi, yang berhubungan dengan iklim setempat. Hasil dari respon terhadap iklim adalah bangunan yang berinteraksi dengan lingkungan, lalu operasinya dan tampilan bangunannya menghasilkan efisiensi energy operasional. Jadi
arsitektur
bioklimatik
adalah
prinsip
arsitektur
untuk
merancang suatu bangunan yang secara integrasi antara bangunan dengan lingkungan iklim sekitar. Dari proses integrasi antara bangunan dan lingkungan iklim sekitar tersebut, sehingga akan membuat bangunan memaksimalkan bentuk, ruang, dan fungsinya yang akan berdampak pada penghematan energi. 2.3.2
Paparan Teori Arsitektur Bioklimatik
Ilmu arsitektur bioklimatik mulai berkembang pada tahun 1990-an. Dasar dari arsitektur bioklimatik adalah keselarasan terhadap iklim dan arsitektur modern. Pada tahun 1990-an arsitek Kenneth Yeang menerapkan arsitektur bioklimatik pada bangunan bertingkat tinggi yang berfungsi sebagai kantor pusat IBM Malaysia di Subang Jaya, (Inggrid A.G Tumimomor 2011). Yeang menjelaskan empat kriteria dalam merancang arsitektur bioklimatik yaitu arah hadap bangunan, sistem bayangan, vegetasi, dan ventilasi (Zahnd 2009), maka dari itu Yeang merancang kantor tersebut dengan mengoptimalkan penggunaan ruang vertikal sesuai dengan fungsi kantor yang berdasarkan kriteria utama pada penyesuaian iklim setempat. Dari kriteria Yeang tersebut sebelumnya ia mengamati dua hasil utama: 1. Arsitektur yang dibangun menyesuaikan lingkungan tropis akan sangat menghemat energi dan biaya operasionalnya. 2. Kebanyakan pemakai bangunan mengutamakan pengontrolan iklim sejuk di dalam bangunan. [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
49
Maka dari hasil pengamatan tersebut memunculkan rancangan bangunan IBM Malaysia yang bisa mencapai efisiensi hingga 80% (Zahnd 2009). Frank lloyd Wirght menjelaskan tidak hanya persoalan efisiensi saja dalam merancang bangunan. Namun perlu ada ketenangan, keselarasan, kebijaksanaan, dan kekuatan yang sesuai dengan bangunannya. Yang sesungguhnya itu adalah interpretasi dari Vitruvius di dalam buku De Architectura, bangunan yang baik harus memiliki tiga unsur yaitu : estetika (venustas), kekuatan (Fermitas), dan fungsi (utilitas), (Inggrid A.G Tumimomor 2011). Maka arsitektur bioklimatik harus memiliki kearifan dalam merespon iklim dan konteks sekitar. Hal ini diperkuat menurut Prof. Sangkertadi, arsitektur bioklimatik adalah suatu konsep terpadu di dalam merancangan bangunan dimana ruang, struktur, dan konstruksi bisa menjamin kenyamanan bagi penghuninya. Dimana ada unsur yang harus minimalisir yaitu perangkat elektro-mekanik dan energi tak terbarukan. Sehingga sebaliknya memaksimalkan pemanfaatan energi dari alam sekitar bangunan tersebut. Maka sejatinya arsitektur bioklimatik yaitu strategi desain yang responsif terhadap kenyamanan manusia sebagai pengguna, dan penggunaan energi pasif. Maka dalam praktiknya, perancangan arsitektur bioklimatik menggunakan diagram bioklimatik sebagai bagian strategi teknik perancangan bangunan hemat energi. (Sangkertadi 2008). 2.3.3
Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah cahaya luar yang masuk kedalam ruang dalam yang berasal dari cahaya matahari. Sebelum cahaya alami ini masuk ke dalam ruangan, dapat di proses dengan menggunakan shading, Shading yang dimaksud adalah penyaring cahaya yang masuk ke dalam ruangan untuk menghasilkan kualitas penerangan yang diinginkan (Sihombing 2008).
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
50
Gambar 56 Ilustrasi Pencahayaan Alami Sumber : Bioclimatic Facades, n.d.
Daylighting adalah suatu sumber dengan spektrum cahaya berguna bagi
manusia. Suatu studi mengatakan bahwa daylighting terhadap suatu gedung dapat meningkatkan produktivitas, pengurangan waktu yang buruk, dan bahkan meningkatkan penjualan. Daylighting mempunyai dua manfaat utama: dapat meningkatkan cahaya di ruang dalam, dan mengurangi pencahayaan elektrik di dalam ruang (Hidayat -). Kemudian ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas penerangan, yaitu (Wardhana 1999) : •
Tingkat penerangan atau iluminasi Tingkat penerangan adalah jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan
bidang kerja, dan dengan satuan (lux). Lalu besarnya lux tergantung dari fungsi ruang tersebut, seperti lama pekerjaan yang dihadapi, jenis pekerjaan, tingkat ketelitian dan usia yang melaksanakan pekerjaan, menurut kentut (Wardhana 1999). •
Distribusi luminasi/brightness pada sudut pandang Untuk menghasilkan kenyamanan visual, cahaya tidak boleh memberikan
kontras yang tinggi dengan latar belakang cahaya tersebut. Cahaya yang menyebar kesegala arah akan mengenai dinding, plafond , lantai, dan perabot akan terbias dengan hasil yang berlainan karena jenis warna dan kekasaran bahan yang berbeda-beda, menurut Kentut (Wardhana 1999).
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
51
Silau/Glare
•
Pada daerah tropis lembab, disain bangunan banyak menggunakan bidang bukaan, karena kondisi ini menyebabkan panas dan silai dari sinar matahari langsung, karena pantulan bidang dasar bangunan maupun pantulan dari bidang permukaan disekitar bangunan akan menangkap sinar matahari masuk ke dalam ruang. Ketika cahaya sinar matahari langsung masuk ke dalam ruang dan tidak diatur akan menimbulkan silau di dalam ruang, menurut Maxwell (Wardhana 1999). Jadi, untuk pencahayaan alami dari sinar matahari baik bagi ruang dalam, sehingga perlu di perhatikan aspek yang dapat mengurangi kualitas di dalam ruang akibat paparan sinar matahari langsung. Sehingga perlu ada cara untuk menangkap pencahayaan alaminya, namun mereduksi radiasi sinar matahari. 2.3.4
Kontrol Thermal
Menurut Nugroho (2011) kenyamanan termal merupakan suatu kondisi dimana pikiran manusia menunjukkan kepuasan lingkungan termal. Menurut Karyono (2001) kenyamanan termal dalam bangunan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana dapat memberikan rasa nyaman dan menyenangkan bagi penghuninya.
Gambar 57 Tiga Tingkatan bangunan sustainable menurut Nobert Lechner Sumber : http://image.slidesharecdn.com/sustain-3-passive-110405165024-phpapp02
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
52
Gambar diatas adalah tiga tingkatan dalam merancang bangunan yang sustainable menurut Nobert Lechner. Pada tingkatan paling bawah adalah basic building design , tingkatan dimana merancang bangunan sesuai dengan kaidah
kaidah merancang yang baik sehingga diharapkan dapat efisien dalam pencahayaan dan peralatan bangunan. Ketika tingkatan pertama belum berhasil untuk mendapatkan kenyamanan termal bagi penghuninya sehingga digunakan tingkatan yang kedua yaitu passive system, tingkatan dimana merancang menggunakan item yang dapat mendukung natural energy, seperti penggunaan ventilation , shading devices dll, sehingga dapat mengoptimalkan daylighting ,
passive cooling . Dalam tingkatan kedua apabila belum memenuhi standar kenyamanan maka penggunaan tingkatan paling atas yaitu mechaninal equipment yang artinya penggunaan alat alat mekanikal pada bangunan seperti AC untuk memenuhi kenyamanan termal bagi penggunanya.
Gambar 58 Suhu Nyaman dan Batasan Suhu Nyaman Sumber : Penelitian Kenyamanan Termis Di Jakarta Sebagai Acuan Suhu Nyaman Manusia Indonesia, Tri Harso Karyono, 2001
Gambar diatas menunjukkan suhu nyaman Ta (suhu udara), To (Suhu Operasi) yang memiliki kenyaman suhu masing-masing yaiut 26.4ºC dan 26.7 ºC. Kemudian batas untuk batas suhu nyaman yang untuk Ta adalah 24.9 hingga [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
53
28.0, dan untuk batas suhu nyaman To adalah 25.1 hingga 27,9. Dari penilitian diatas Tri Harso Karyono mensurvei 596 koresponden di berbagai gedung kantor, bisa didapatkan kesimpulan kenyamanan setiap orang dari berbagai cara sistem udara. Berikut gambar penjelasannya.
Gambar 59 Distribusi Sensasi Termis dari Seluruh Responden Sumber : Penelitian Kenyamanan Termis Di Jakarta Sebagai Acuan Suhu Nyaman Manusia Indonesia, Tri Harso Karyono, 2001
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai nyaman termal di Indonesia memang memperlukan bantuan dari sistem mekanis atau bisa digabungkan dengan istilah hybrid . Pemakaian AC menjadi penting di Indonesia karena diperlukan sebagai alat bantu untuk mencapai nyaman termal yang diinginkan. 2.3.5
Rancangan Pasif Daerah Tropis Basah
Menurut (Karyono 2011) di Indonesia sebagai wilayah tropis basah, untuk strategi perancangan pasif menggunakan strategi yang berlawanan. Radiasi matahari harus dicegah tanpa tanpa mengurangi kebutuhan penerangan alami. Komponen Radiasi matahari yang terdiri dari cahaya dan panas hanya dimanfaatkan komponen cahayanya saja, yang disebut daylighting dan menepis [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
54
panas radiasi. Menurut (Karyono 2011) Gedung S. Widjojo merupakan rancangan pasif arsitektur tropis basah. Pemanasan matahari ditahan oleh sun shading yang menutup hampir seluruh selubung bangunan. Secara perhitungan
kisi-kisi ini dapat mengurangi sekitar 30% beban pendinginan AC dan daylighting masih dapat masuk melalui jendela dibalik kisi-kisi tersebut. 2.3.6
Kontrol Iklim Mikro
Gambar 60 Development of Natural and Mechaninal Ventilation System Sumber : Heiselberg, Per Kvols, 2000
Dalam penggunaan hybrid system, ada dua prinsip yang digunakan yaitu natural ventilatio n dan mechanical ventilation. Pada prinsip natural ventilation
udara masuk kedalam lubang celah atau jendela yang terbuka sehingga udara luar dapat masuk. Namun untuk untuk kenyamanan pada aktivitas kantor udara harus dibatasi agar tidak mengganggu aktivitas seperti kertas yang berterbangan atau yang lainnya, sehingga menjadi bersifat temporer. Sehingga perlu perpaduan dengan konsep mechanical ventilation yang konstan mengalirkan udara sesuai kenyamanan dan kebutuhan dalam ruang. Jadi penggunaan sistem hybrid untuk control termal ruangan akan dipakai sebagai dasar rancangan dalam penghawaan pada ruang kantor. 2.3.7
Strategi Ventilasi
2.3.7.1 Pengertian Ventilasi
Pada umumnya bangunan mempunyai ventilasi adalah menjauhkan bukaan dari radiasi matahari sehingga tidak terjadi peningkatan suhu pada ruangan pada jam jam tertentu. Menurut Kenneth Yeang pada bukaan jendela [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
55
atau ventilasi dapat menghadap utara atau selatan. Dan apabila opsi untuk kepentingan estetika dapat menggunakan curtain wall pada bangunan tinggi, yang tidak menghadap matahari langsung. Lalu salah satu opsi yang lain juga adalah penggunaan shading untuk menghidari radiasi matahari (Nurul Amalia 2014). Kebutuhan ventilasi adalah untuk mendapatkan kelembaban dan temperatur yang ideal. Ada dua permasalahan utama dalam penyediaan kelembaban adalah: •
Mendapatkan hawa yang sehat dan bersih.
•
Mendapatkan hawa yang nikmat.
Sebaiknya dua hal itu dapat terpenuhi sehingga kualitas ruang menjadi baik dan sehat bagi penggunannya. 2.3.7.2 Ventilasi Horizontal & Ventilasi Vertikal
Ventilasi yang baik adalah yang berjalan alamiah. Namun apabila ventilasi tidak berjalan dengan baik, dapat di bantu dengan pertolongan alat, namun penggunaanya harus seminimal mungkin untuk penghematan energi. Adapun prinsip ventilasi adalah “Udara mengalir dengan sendirinya dari bagian bagiannya yang bertekanan tinggi ke arah yang bertekanan rendah. Perbedaan tekanan dapat dicapai oleh perbedaan suhu yang – horizontal menimbulkan perbedaan tekanan dan vertikal menimbulkan perbedaan berat jenis”. Ventilasi horizontal disebabkan karena angin bergerak secara horizontal dari sumber angin. Gejala ini akan baik apabila ada sisi bangunan yang di buat relatif panas dan di sisi lain relatif sejuk.
Gambar 61Ilustrasi Ventilasi Horizontal Sumber : Handout perkuliahan fisika Bangunan, Hananto 2012 Gambar 62 Ilustrasi Penempatan Ventilasi Pada Bangunan Bioklimatik
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
56
Sumber : Rethingking The skryscraper, 2012
`
Berikut adalah hasil penelitian dari Texas Engineering Experiment Station
tentang ventilasi silang (horizontal): •
Tak ada arus, karena tak ada jalan keluar.
•
Lubang keluar sama dengan luas lubang masuk. Arus ventilasi yang baik adalah untuk daerah kedudukan tubuh manusia. Lebih baik lubang keluar diperluas.
•
Lubang masuk tinggi, lubang keluar rendah. Menimbulkan kantong udara mogok di bawah lubang masuk, justru pada tempat yang dibutuhkan oleh tubuh.
•
Lubang yang luas ventilasi baik sekali.
•
Penambahan lubang keluar tambahan pada situasi
memperbaiki pada
daerah tubuh. •
Dengan kisi kisi ventilasi lebih dapat diperbaiki lagi.
Gambar 63 Ilustrasi Ventilasi Silang (Horizontal) Hasil Penelitian dari Texas Engineering Experiment Station Sumber : Handout Perkuliahan Fisika Bangunan, Hananto. 2012
Ventilasi vertikal memanfaatkan perbedaan lapisan udara yang (baik di luar atau di dalam ruangan) yang berselisih dan berat jenisnya.
Gambar 64 Ilustrasi Ventilasi Silang (Vertical) yang Mengalirkan Udara Dari Bawah ke Atas Secara Silang dan Vertikal. Sumber : Handout Perkuliahan Fisika Bangunan, Hananto. 2012
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
57
2.3.8 •
Strategi Shading device
Shading devices
Pemakaian shading device seperti overhang horizontal dan sirip vertikal memeliki keunggulan yang berkontribusi untuk bangunan yang sustainable (John, Kerry, External Shading Devicesin Commercial Buildings ,2006). Ada beberapa tipologi shading devices menurut (Vida Yulia Dhira -), yaitu 1. Berdasarkan cara peletakan shading devices pada bangunan dapat permanen ( fixed ), atau dapat digerakka. 2. Berdasarkan letak pada bangunan dapat berupa natural shading devices, internal shading devices, dan external shading devices.
3. Berdasarkan struktur pembentuk dapat berupa horizontal shading device, dan vertical shading devices.
Tabel 5 Jenis-Jenis Shading Sumber : Vida, Jusuf, Beta, Motif ornamen Minangkabau sebagai desain shading devices pada kantor pemerintah, n.d.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
58
Gambar 65 Proyeksi Jenis Shading Overhang Sumber : Emil, Lubab, Fahmi 1451010018, n.d.
Gambar 66 Skema Potongan Untuk Penerapan Shading Terhadap Sinar Matahari Langsung Sumber : Emil, Lubab, Fahmi 1451010018, n.d.
Jadi rekayasa dalam mengantisipasi sinar matahari langsung yang masuk didalam bangunan banyak berbagai cara. Salah satu cara rekayasanya adalah penggunaan kaca yang dapat memantulkan radiasi dan menyerap sedikit suhu pada radiasi matahari. Kemudian penggunaan dinding yang dapat meninsulasi panas pada bidang bangunan yang menghadap radiasi. Dan yang terakhir adalah penggunaan shading devices untuk memantulkan panas dengan berbagai jenis shading dan tipologinya. Ketika sinar matahari langsung dapat dipantulkan kemudian dimanfaatkan untuk pencahayaan alami
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
59
2.3.9
Kesimpulan Kajian Bioklimatik
Jadi kesimpulan pada kajian bioklimatik ini adalah strategi untuk merespon iklim dan efisien terhadap energi operasional. Dalam tingkatan sustainable building yang diungkapkan oleh Nobert Lechner, terdapat tiga
tingkatan yang paling bawah adalah basic building system yang mendisain sesuai kaidah arsitektur yang sustainable , apabila belum mendapatkan kenyamanan yang diinginkan maka dapat menggunakan tingkatan yang kedua yaitu passive desain yang berfungsi untuk mendapatkan daylighting atau passive cooling yang diingikan, namun apabila belum didapatkan makan menggunakan tingkatan yang paling atas adalah mechanical equipment yang artinya menggunakan tenaga artificial untuk dapat mencapai nyaman thermal.
Kebutuhan pencahayaan didapatkan dari daylighting yang dimana radiasi matahari yang di pantulkan kemudia menjadi daylighting dan harus memenuhi standar kenyamanan pencahayaan kantor. Pengguna sistem hybrid dipakai untuk mengontrol nyaman thermal pada bangunan kantor. Penggunaan sistem ventilasi alami yang digabung dengan mechanical ventilation karena berbagai pertimbangan. 2.3.10 Preseden Bangunan Bioklimatik
RB12, Brazil Arsitek : TRIPTYQUE Location : Brazil
Gambar 67 RB12 Offices Sumber : triptyque.com
Lesson Learned : Bangunan adalah bangunan kantor dengan jumlah 24 lantai, bangunan terletak di lahan yang sempit dan berdimpitan dengan bangunan disampingnya, kemudian fasad depannya menghadap arah sinar matahari. Tantangan ada bangunan ini adalah bagaimana menciptakan ruang yang nyaman [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
60
namun menghadap paparan radiasi sinar matahari. Pada Fasad depannya menggunakan jendela yang menyudut satu sama lain dan shading overhang sehingga radiasi bisa dibiaskan dan dipantulkan namun mendapatkan daylighting .
Gambar 68 Gambaran Suhu Bangunan Sumber : triptyque.com
Gambar 69 Denah Lantai RB12 Sumber : triptyque.com
Gambar 70 Modul kaca fasade RB12 Sumber : triptyque.com
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
61
Gambar 71 Potongan Parsial Fasad depan Sumber : triptyque.com
Jadi penggunaan shading overhang yang dapat memantulkan radiasi dan penggunaan material fasad yang dapat mengurangi radiasi matahari kemudian menjadi daylighting menjadi acuan yang tepat.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
62
2.4
Kesimpulan Kajian
2.4.1
Peta Problematika
2.4.1.1 Peta Permasalahan
Gambar 72 Peta Permasalahan Sumber : Analisis penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
63
2.4.1.2 Peta Persoalan
Gambar 73 Peta persoalan Sumber : Analisis penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
64
Dari peta persoalan diatas dapat dirumuskan beberapa persoalan merancang kantor sewa di daerah Margo Utomo dengan menerapkan strategi bioklimatik, yaitu : •
Bagaimana menciptakan layout ruang yang efisien dan mewadahi fungsi
kantor Dalam memberikan potensi daylighting dapat masuk kedalam bangunan ? •
Bagaimana merancangan bentuk massa yang merespon bangunan cagar
budaya sekitar, namun meminimalkan radiasi matahari dan memaksimalkan daylighting ? •
Bagaimana menciptakan selubung bangunan dengan elemen-elemen
perangkat pembayangan untuk mereduksi radiasi rad iasi dan pemantul pe mantul cahaya ca haya langsung matahari, serta bukaan-bukaan bukaan-bukaan yang memaksimalkan daylighting ? 2.4.2
Data Klien & Property Size
2.4.2.1 Data Klien
Ada beberapa klasifikasi klien dan pengguna dalam kantor sewa. Secara garis besar adalah : •
Operator Bangunan
Operator bangunan adalah sebuah perusahaan jasa service pada bangunan kantor, yang berfungsi sebagai penanggug jawab dalam kegiatan service pada bangunan kantor. •
Penyewa Kantor
Penyewa kantor adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi informasi dan perusahaan parawisata seperti sepert i maskapai udara ataupun darat. •
Pengunjung Kantor
Pengunjung kantor adalah orang-orang yang mempunyai kebutuhan dalam penggunaan jasa telekomunikasi telekomunikasi dan jasa transpotasi tr anspotasi darat darat maupun udara.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
65
2.4.2.2 Property Size Property Size No
Ruang Fungsional
A
LOBBY, FOODCOURT, ATM CENTRE, MUSHOLA, DLL
Kapasitas
Luasan Satuan
Jumlah
Peletakan Total Luasan (m2)
B1
GF
UG
1
Lobby
1
100
2
Storage Space
9
135
3
Food Court
1
400
400
4
ATM Centre
1
60
60
15
15
Security
1
20
20
6
Print & Copy Area
1
30
30
7
Mushola + Wudhu CIRCULATION & SERVICE + PARKING
1
70
70
4
5
6
RT
15
15
15
15
15
15
Lift Lobby
2 3
Corridors R. Elevator (Passenger + Freight)
27
9
27
27
27
27
27
27
27
27
27
4
Tangga Darurat
24
9
24
24
24
24
24
24
24
24
24
4
4
4
4
4
4
4
4
4
443.75
443.8
Janitor
6
Parkir Mobil
9
3
1
5
27
2
200 15
5
B
1
4
9
12.5
71
887.5
27
27
27
27
27
27
27
27
27
80
80
50
50
50
50
50
50
50
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
66
24
7
Parkit Motor
C
RENTAL WORK SPACES
1
Large Office Area
2
Medium Office Area
3
Rest Area
4
Smoking Room
D
MEE Ruang Genset (Generator, Tanki BBM, Panel Utama, Transformator) Ruang Panel Utama
1 2 3
7
Ruang Pompa Air Bersih Tanki Air | Ground Tank (Raw Water & Clean Water) Instalasi Pengelolaan Air Limbah IPAL (Sewage Treatment Plant) Ruang Operator Sistem ME Central Communication System (CCTV, Sound System, PABX)
8
Shaft Sampah
9
Bak Sampah
4
5 6
1.7
200
340
162 Orang
650
6
3900
40 Orang
160
15
2400
32
9
15
9
32
58
0.5
7
340
32
650
650
650
650
650
650
320
480
320
480
320
480
32
32
32
32
32
32
32
15
15
15
15
15
15
15
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
58
75
75
15
15
50
50
50
50
20
20
20
20
3.5 4
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
4
67
ROOF SERVICE &
E
FUNCTION DECK
1
Tanki Air Bersih Atap (Roof tank)
18
18
2
Ruang mesin lift
16
16
3
Antenna IT
9
4
Penangkal Petir
4.5
9 4.5 940.75
992.8
978.5
1164.5
1325
1164.5
1324.5
1164.5
Total Luas Lantai
Tabel 6 Property Size Sumber : Analisis Penulis, 2016
Gambar 74 Presentase Luasan Lantai Berdasarkan Fungsi Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
68
1324.5
71.5 10450.5
Tabel dan grafik diatas menunjukkan luasan lantai dengan kebutuhan ruang yang diperlukan dan presentase luasan lantai berdasarkan fungsinya. Berdasarkan hasil survey langsung terhadap kebutuhan luasan kantor telekomunikasi dan kantor maskapai atau parawisata didapatkan hasil luasan berdasarkan survey, yaitu kantor telekomunikasi seperti Smartfren , XL sekitar 650 m² dengan jumlah pegawai sekitar 162 orang yang setiap orangnya 4 m² dan perusahaan maskapai seperti Garuda Indonesia sekitar 160 m² dengan jumlah pegawai sekitar 40 orang dengan yang setiap orangnya 4 m². Kebutuhan jumlah parkir untuk kantor sewa adalah perbandingan setiap 100 m² per slot parkir.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
69
BAB 3 PEMECAHAN PERSOALAN 3.1
Analisis dan Konsep Tata Ruang Kantor Sewa
Berikut adalah uraian awal tentang kajian konsep pada bangunan kantor sewa. Sebagai Berikut :
Gambar 75 Skema Kajian Konsep Bangunan Kantor Sewa Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
70
3.1.1
Analisis Kegiatan Pengguna Kantor Sewa
Pengguna kantor sewa terdiri sebagai berikut : 1.
Operator Bangunan Kantor
Operator kantor merupakan operator yang melayani penyewa kantor, namun memiliki pelayanan terbatas yaitu pelayanan pada kantor. Aktivitas yang dilakukan oleh operator kantor adalah pelayanan spesifik seperti layanan administrasi kantor, keamanan kantor, layanan informasi kantor, perawatan kantor. Operator bersifat dapat langsung berhubungan dengan pengguna maupun pengunjung kantor. 2.
Penyewa Kantor Tenant atau penyewa merupakan semua orang yang bekerja dalam suatu
instansi yang menyewa gedung, lantai maupun beberapa ruang dalam suatu lantai. Aktivitas yang dilakukan oleh penyewa kantor secara umum adalah bekerja dan istirahat. 3.
Pengunjung Kantor
Pengunjung adalah orang yang datang dengan maksud dan tujuan tertentu dikantor tersebut. Salah satu aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung yaitu bertamu, meeting kepada instansi terkait yang ada dalam bangunan kantor. 3.1.2
Property Size
Property size pada tabel di bawah ini menunjukan kebutuhan ruang kantor
dan ukurannya. •
Luas Lahan : 2615,05 m²
•
KDB : 70 % x 2615,05 m² = 1830,535 m²
•
KLB : 4 x 2615,05 m² = 10460, 2 m²
•
Tinggi Bangunan : 10460, 2 m² / 1830,535 m² = 5,7 Sehingga didapatkan lantai efektif apabila lantainya tipikal, yaitu 6 lantai, namun bisa memaksimalkan hingga 10 lantai menurut peraturan kota.
3.1.3
Analisis Efisiensi Ruang Kantor
Dalam perancangan gedung kantor, ruang efisiensi adalah hal yang utama. Ada
tiga
jenis
pengguna
dibangunan
kantor
sewa,
sehingga
dalam
perancangannya ruang yang mempunyai karakteristik yang sama dapat digabung [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
71
agar mengoptimalkan efisiensi ruang. Berikut adalah tabel ruang berdasarkan pengguna yang dapat digabungkan : Pengguna
Kebutuhan Ruang Front Office
Operator Bangunan Kantor
Ruang Rapat
Koordinasi
Ruang Kerja/Administrasi
Administrasi
Ruang Kerja
Promosi Ruang Sewa
Janitor & Gudang Ruang Kontrol Ruang Security Rest Room Mushola Parkir
Istirahat
Foodcourt
Makan Transaksi Uang Layanan Foto Copy
Print & Copy Area Ruang Kantor Sewa
Bekerja
Rest Room
Koordinasi Rapat Penyewa Ibadah Memarkir Kendaraan BAB/BAK
Smoking Room
Merokok
Work Lounge
Istirahat
Foodcourt ATM Centre
Makan Transaksi
Ruang Meeting Sewa Mushola Parkir
Pengujung
Layanan Kebersihan Layanan Keamanan Layanan Keamanan BAB/BAK Ibadah Memarkir Kendaraan
Ruang istirahat
ATM Centre
Penyewa
Aktivitas Layanan Penyewa/ pengunjung
Karakter Ruang
semiformal, interaktif, komunikatif semiformal, interaktif, komunikatif semiformal, interaktif, komunikatif Nonformal, Disiplin, Terkontrol Nonformal, Disiplin, Terkontrol Nonformal, Disiplin, Terkontrol Nonformal Nonformal Nonformal, Terkontrol Nonfomal, Santai, Rekreatif Nonformal, Santai Nonformal, Terkotrol Nonformal Semiformal, Terkontrol, Atraktif semiformal, interaktif, komunikatif Nonformal Nonformal, Terkontrol Nonformal Nonformal, terkontrol Nonformal, Santai, Rekreatif Nonformal, Santai Nonformal,
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
72
Uang Terkotrol Koordinasi semiformal, Ruang Meeting Rapat interaktif, Sewa Penyewa komunikatif Mushola Ibadah Nonformal Memarkir Nonformal, Parkir Kendaraan Terkontrol Rest Room BAB/BAK Nonformal Tabel 7 Efisiensi Ruang Kantor
Sumber : Analisis Penulis, 2016
3.1.4
Analisis Efisiensi Pada Zonasi Ruang Kantor Sewa
Dalam sebuah perancangan kantor sewa efisiensi ruang adalah hal yang utama, karena kantor adalah bangunan komersial. Berikut adalah analisis terhadap zonasi ruang yang efisien. 3.1.4.1 Diagram Kegiatan Pengguna Kantor
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
73
Gambar 76 Analisis Kegiatan Pengguna Kantor Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
74
3.1.4.2 Diagram Hubungan Antar Ruang
Hubungan ruang menunjukan kedekatan antar ruang, sehingga menjadi acuan terhadap tata ruang.
Gambar 77 Hubungan Antar Ruang Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
75
3.1.4.3 Diagram Organisasi Ruang
Organisasi ruang menunjukan efisiensi alur sirkulasi antar ruang dan klasifikasi jenis ruang.
Gambar 78 Organisasi Ruang Sumber : Analisis Penulis, 2016
Jadi pada kesimpulannya untuk mendapatkan efisiensi tata ruang, maka hubungan antar ruang dibatasi oleh adanya koridor yang mengarahkan langsung kepada setiap ruang dengan inti areanya adalah lobby lift . Dengan adanya zona koridor sebagai alur efisien ruang, maka tidak ada ruang yang tidak efisien. 3.1.5
Analisis Daylighting Pada Zonasi Ruang Daylighting adalah cahaya yang dipantulkan dari radiasi matahari
terhadap elemen bangunan. Kemudian zonasi ruang pada kantor harus dapat menerima daylighting dari luar bangunan. Berikut adalah penjelasan analisisnya.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
76
Gambar 79 Diagram Penerimaan Daylighting Dalam Satu Tahun Sumber : Analisis Penulis, 2016
Pada gambar diatas menunjukan analisis bahwa ruang-ruang sewa atau ruang kantor dan ruang rapat mendapatkan daylighting. Penempatan ruang-ruang yang disewakan berada disisi luar pada bangunan yang bertujuan untuk mendapatkan daylighting dalam satu tahun. 3.1.6
Synthesis dan Konsep Ruang
Dari uraian analisis diatas dapat disimpulkan bahwa elemen yang membuat kantor sewa menjadi efisien adalah penggunaan koridor yang terarah tanpa membuang space yang ada. Kemudian fungsi yang disewakan harus berada sisi luar pada bangunan sehingga memungkinkan mendapatkan daylighting dalam setahun dan adanya void menerus agar daylighting dapat masuk ke ruang sisi dalam bangunan. Maka penempatan core menjadi yang utama sebagai titik awal dalam sirkulasi setiap lantainya dan pengaruh terhadap ruang-ruang yang lain terutama ruang yang disewakan, sehingga menjadi efisien dan menerima daylighting .
Berikut adalah gambaran awal lantai tipikal yang efisien dan juga mendapatkan daylighting .
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
77
Gambar 80 Konsep Ruang yang Efisien dan Dapat menerima Daylighting Sumber : Analisis Penulis, 2016
3.2
Analisis dan Konsep Massa Kantor Sewa
3.2.1
Analisis Massa Terhadap Bangunan Heritage
Pendekatan selaras pada kantor sewa dapat mengambil pattern pada bangunan heritage yang dapat dikembangkan pada fasad bangunan, bentuk bangunan, pola dan irama bangunan. Pendekatan kontras juga di pakai agar dapat menonjolkan sisi bangunan kantor sewa yang sebagai bangunan komersial. Berikut adalah analisisnya.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
78
Gambar 81 Analisis Pattern Heritage Pada Kantor Sewa Sumber : Analisis Penulis, 2016
3.2.2
Analisis Pemanfaatan Daylighting Pada Massa Kantor
Sebagai dasar untuk menentukan bentuk massa kantor sewa sehingga dapat memanfaatkan daylighting, maka perlu untuk mengetahui koordinat kota Yogyakarta yaitu 7°46'48"S dan 110°22'12"E.
Gambar 82 Sunchart Kota Yogyakarta Sumber : Ecotect. 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
79
Berikut adalah sunchart kota Yogyakarta, sehingga penentuan massa bangunan dapat menggunakan acuan sunchart tersebut. Fasad depan bangunan kantor menghadap ke barat sedikit condong ke barat laut. Menurut perhitungan luas bangunan yaitu: •
KDB : 70 % x 2615,05 m² = 1830,535 m²
•
KLB : 4 x 2615,05 m² = 10460, 2 m²
•
Tinggi Bangunan : 10460, 2 m² / 1830,535 m² = 5,7 Sehingga didapatkan lantai efektif apabila lantainya tipikal, yaitu 6 lantai.
Namun peraturan kota tentang kawasan heritage yang mewajibkan setiap bangunan selain bangunan heritage harus dapat membuat sudut 45º dari as jalan. Maka jumlah lantai yang penulis gunakan adalah 6 lantai rent area, 1 lantai public area, 1 semi basement , dan 1 basement. Berikut adalah analisis masa awal
bangunan kantor sewa
Gambar 83 Sudut Pembayangan Massa Awal Pada Bulan Desember jam 09:00 Sumber : Sketch up, analisis penulis, 2016
Gambar 84 Sudut Pembayangan Massa Awal Pada Bulan Desember jam 12:00 Sumber : Sketch up, analisis penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
80
Gambar 85 Sudut Pembayangan Massa Awal Pada Bulan Desember jam 15:00 Sumber : Sketch up, analisis penulis, 2016
Di Kota Yogyakarta untuk bulan Oktober, November, Desember, dan Januari untuk sisi selatan akan menerima sinar matahari sepanjang waktu.
Gambar 86 Sudut Pembayangan Massa Awal Pada Bulan Juni Jam 09:00 Sumber : Sketch up, analisis Penulis, 2016
Gambar 87 Sudut Pembayangan Massa Awal Pada Bulan Juni Jam 12:00 Sumber : Sketch up, analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
81
Gambar 88 Sudut Pembayangan Massa Awal Pada Bulan Juni Jam 15:00 Sumber : Sketch up, analisis Penulis, 2016
Di kota Yogyakarta untuk Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September pada sisi utara akan menerima sinar matahari sepanjang waktu. Maka setelah pengujian model untuk mendapatkan massa yang ideal dengan mempertimbangkan orientasi arah hadap bangunan didapatkan massa sebagai berikut:
Gambar 89 Perspektif Massa Kantor Sewa Pada Sisi Barat-Selatan di Bulan Desember Jam 09:00 Sumber : Analisis Penulis, Ecotect, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
82
Gambar 90 Perspektif Massa Kantor Sewa Pada Sisi Barat-Utara di Bulan Desember Jam 12:00 Sumber : Analisis Penulis, Ecotect, 2016
Gambar 91 Perspektif Massa Kantor Sewa Pada Sisi Timur di Bulan Desember Jam 15:00 Sumber : Analisis Penulis, Ecotect, 2016
Gambar 92 Perspektif Massa Kantor Sewa Pada Sisi Barat-Selatan di Bulan Juni Jam 09:00 Sumber : Analisis Penulis, Ecotect, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
83
Gambar 93 Perspektif Massa Kantor Sewa Pada Sisi Barat-Utara di Bulan Juni Jam 12:00 Sumber : Analisis Penulis, Ecotect, 2016
Gambar 94 Perspektif Massa Kantor Sewa Pada Sisi Timur di Bulan Desember Jam 12.00 Sumber : Analisis Penulis, Ecotect, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
84
3.2.3
Synthesis dan Konsep Massa
Dari uraian analisis terhadap massa maka dapat disimpulkan bahwa massa yang ideal dan kontekstual adalah massa sebagai berikut. Karena mempunyai garis pengubung dengan bangunan heritage sekitar yaitu pada garis kolom curve maupun pendekatan kontras karena bangunan kantor sewa adalah bangunan komersial, dan massa yang dapat menangkap daylighting adalah massa yang dapat menjadi self shading dengan lantai dibawahnya lebih menjorok kedalam.
Gambar 95 Massa Ideal dan Kontekstual Kantor Sewa Margo Utomo Sumber : Analisis Penulis, 2016
3.3
Analisis dan Konsep Selubung Bangunan
3.3.1
Analisis Perangkat Pembayangan dan Selubung Bangunan dan
Bukaan
Bukaan pada bangunan bertujuan untuk memasukkan sinar matahari kedalam ruangan, namun apabila radiasi matahari juga masuk kedalam ruangan akan mengakibatkan glare / silau cahaya serta thermal bangunan yang meningkat. Maka dibutuhkan shading dan sirip untuk mereduksi radiasi matahari dan menangkat daylighting yang berasal dari pemantulan sinar matahari terhadap shading devices. Berikut adalah analisis pemakaian shading terhadap bangunan
kantor sewa.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
85
Gambar 96 Ilustrasi Pemakaian Shading Devices Pada Massa Arah Barat Bulan Juni Jam :15:00 Sumber : Analisis Penulis, 2016
Gambar 97 Ilustrasi Pemakaian Shading Devices Pada Massa Arah Utara Bulan Juni Jam 12:00 Sumber : Analisis Penulis, 2016
Gambar 98 Ilustrasi Shading Devices Pada Massa Arah Timur Bulan Desember Jam 09:00 Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
86
Gambar 99 Ilustrasi Shading Devices Pada Massa Arah Selatan Bulan Desember Jam 15:00 Sumber : Analisis Penulis, 2016
3.3.2
Synthesis dan Konsep Selubung
Dari uraian analisis diatas dapat disimpulkan bahwa setiap arah hadap massa memiliki tinggi dan jumlah shading devices sendiri, karena berhubungan dengan seberapa intensitas radiasi yang mengenai bukaan tersebut, serta menyesuaikan dengan konteks desain kantor sewa. Berikut adalah diagram selebung bangunan kantor sewa.
Gambar 100 Synthesis Selubung Bangunan Arah Utara & Barat
Sumber : Analisis Penulis, 2016 [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
87
Gambar 101 Synthesis Selubung Bangunan Arah Selatan & Timur
Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
88
BAB 4 HASIL RANCANGAN SKEMATIK & PEMBUKTIANNYA 4.1
Rancangan Skematik
4.1.1
Rancangan Skematik Kawasan Tapak
Luas site 2615,05 m² dengan KDB maksimal 70% namun rancangan kantor menggunakan menggunakan KDB 44% dan RTH 30%. Akses Akses utama untuk masuk masuk ke bangunan kantor sewa adalah jalan Margo Utomo dengan jalur satu arah yaitu jalur dari arah utara. Drop off untuk pengguna bangunan langsung diantara tangga off untuk dan ramp yang menuju upper ground sebagai area publik. Kemudian jalur kendaraan melalui sirkulasi dua arah menuju ground floor sebagai parkir dan dibawahnya basement 1. 1.
Gambar 102 Skematik Siteplan Kantor Sewa Sumber : Analisis Penulis, 2016
4.1.2
Rancangan Skematik Bangunan
Dari analisis pada bab 3, maka dihasilkan plotting layout denah. Zona ruang publik berada di lantai Upper ground kemudian diatasnya terdapat 7 lantai kantor sewa dengan jumlah ruang yang disewakan 21 unit kantor dengan tipe yang ang disewakan dengan jumlah small, medium, dan large. Lalu ruang meeting y ruang meeting 25 ruang meeting , dengan tipe small dengan kapasitas 4 orang, [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
89
medium kapasitas 12 orang, large kapasitas 100 orang untuk pertemuan loka
karya atau seminar. Kemudian jumlah kapasitas kendaraan mobil yaitu 72 slot parkir.
Gambar 103 Skematik Denah Kantor Sewa Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
90
Gambar 104 Skematik 1 Kantor Sewa Sumber : Analisis Penulis, 2016
Gambar 105 Skematik 2 Kantor Sewa Sumber : Analisis Penulis, 2016
4.1.3
Rancangan Skematik Selubung Bangunan
Skematik dari selubung bangunan dominan menggunakan shading dan sirip menggunakan material GRC ( Glassfiber Reinforced Concrete ) yang di lapisi dengan bahan yang reflected agar cahaya dapat terpantulkan , yang sebagai shading devices untuk mereduksi radiasi sinar matahari. Kemudian pada bagian
untuk mengalirkan udara dan cahaya kedalam bangunan. roof top terdapat void untuk [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
91
Lalu pada bagian upper ground untuk kolom yang terekspos diberi balok curve untuk menselaraskan dengan pattern bangunan heritage di sekitarnya.
Gambar 106 Skematik rancangan selubung kantor sewa Sumber : Analisis Penulis, 2016
4.1.4
Rancangan Skematik Interior Bangunan
Rancangan Skematik Interior pada kantor sewa mempunyai konsep elegant dengan desain yang membuat pengguna menjadi nyaman.
Gambar 107 Skematik Rancangan Interior Lobby Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
92
4.1.5
Rancangan Skematik Sistem Struktur
Skematik sistem struktur pada kantor sewa menggunakan sistem struktur rangka dengan material beton site cast . Ukuran kolom menggunakan besaran 70x 85 cm, 60x70 cm dengan tebal balok 45x90 cm, 50x100 cm, 20x40 cm. berdasarkan perhitungan estimasi kemudian dibantu oleh mahasiswa teknik sipil.
Gambar 108 Skematik Sistem Struktur Kantor Sewa Sumber : Analisis Penulis, 2016
4.1.6
Rancangan Skematik Akses Diffabel dan Keselamatan Bangunan
Skematik akses diffabel dan keselamatan bangunan menggunakan akses ramp dan tangga darurat yang dapat diakses dari seluruh arah bangunan dengan mudah, kemudian lift dan parkir yang digunakan pengguna diffabel. Untuk ramp diffabel menggunakan perbandingan 1:10.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
93
Gambar 109 Siteplan Skematik Akses Diffabel dan Tangga Darurat Sumber : Analisis Penulis, 2016
Gambar 110 Skematik Akses Diffabel & Keselamatan Bangunan Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
94
4.1.7
Rancangan Skematik Sistem Utilitas
Perancangana sistem utilitas pada bangunan kantor sewa. Pada sistem air bersih menggunakan sistem down feed yang dimana air dipompa dari GWT ke WT yang berada di roof top, kemudian disaluran melalui shaft ke keran-keran. Air kotor di turunkan ke bawah lalu sebagaian diolah kedalam IPAL selain dari air hujan. Berikut adalah gambar skematiknya.
Gambar 111 Rancangan Skematik Sistem Utilitas Kantor Sewa Sumber : Analisis Penulis, 2016
4.1.8
Rancangan Skematik Detail Arsitektural Khusus
Skematik detail arsitektur khusus tersebut menampilkan salah satu det ail bukaan pada kantor sewa yang menggunakan shading devices. Berikut adalah gambar skematiknya.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
95
Gambar 112 Skematik Detail Selubung Kantor Sewa Sumber : Analisis Penulis, 2016
4.2
Hasil Pengujian Rancangan
Evaluasi desain kantor sewa menggunakan aplikasi ecotect. Tujuan untuk dari evaluasi tersebut adalah •
Mengevaluasi jumlah lux dari daylighting yang tersedia dalam ruang dalam kantor sewa.
4.2.1
Evaluasi Lux Daylighting Dalam Ruang Dalam
Standar kenyamanan cahaya kantor menurut beberapa literatur adalah 150-350 lux, sehingga uji desain pada kantor sewa di Margo Utomo harus memenuhi standar tersebut, berikut adalah hasil uji desainnya secara rata-rata perhari.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
96
Gambar 113 Uji Desain Lux Lantai Upper Ground Sumber : Analisis Penulis, 2016
Gambar 114 Uji Desain Lux Lantai 1 & 3 Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
97
Gambar 115 Uji Desain Lux Lantai 2, 4, & 6 Sumber : Analisis Penulis, 2016
Gambar 116 Uji Desain Lux Lantai 5 & 7 Sumber : Analisis Penulis, 2016
Hasil dari uji desain tentang lux dari daylighting sudah memenuhi standar. Penulis membuat simulasi, untuk indikator warna kuning adalah 500 lux yang artinya 100%, dan biru 0%, kecuali pada gambar 118 maksimal untuk nilai kuning adalah 80% yaitu 400 lux. Jadi yang dihasilkan untuk setiap denah ratarata warna merah yang artinya 60-50 persen, apabila di konversikan maka sekitar 250-300 lux dan itu memenuhi standar kenyamanan pencahayaan pada kantor. [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
98
BAB 5 HASIL PENGEMBANGAN RANCANGAN & PEMBUKTIANNYA 5.1
Pengembangan Rancangan
5.1.1
Property Size, KDB, KLB
Berikut adalah peraturan bangunan untuk merancang bangunan kantor yang disertai dengan perhitungan KDB (Koefisien Dasar Bangunan), KLB (Koefisien Luas Bangunan), dan Property Size.
Tabel 8 Perda RTRW No.2 Tahun 2010 Sumber : RTRW Kota Yogyakarta, 2010
Berdasarkan Perda RTRW no.2 tahun 2010, untuk aturan bangunan kantor sewa terdapat beberapa aturan, sebagai berikut: •
KDB maks : 70%
•
KLB maks : 4
•
KDH min : 15%
•
Ketinggian Bangunan (jumlah lantai) : 10
•
GSB (sempadan bangunan) : 3-6-3
•
RTH : 10 %
Dari data diatas didapatkan perhitungan sebagai berikut: •
KDB : 70 % x 2615,05 m² = 1830,535 m² [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
99
•
KLB : 4 x 2615,05 m² = 10460, 2 m²
•
Tinggi Bangunan : 10460, 2 m² / 1830,535 m² = 5,7 Sehingga didapatkan lantai efektif apabila lantainya tipikal, yaitu 6 lantai.
Namun peraturan kota tentang kawasan heritage yang mewajibkan setiap bangunan selain bangunan heritage harus dapat membuat sudut 45º dari as jalan. Maka jumlah lantai yang penulis gunakan adalah 6 lantai rent area, 1 lantai public area, 1 semi basement , dan 1 basement.
Dari hasil perhitungan terhadap peraturan bangunan terutama untuk gedung kantor maka penulis menghitung kebutuhan ruang yang ada dalam kantor sewa, sebagai berikut :
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
100
Property Size No
Ruang Fungsional
A
LOBBY, FOODCOURT, ATM CENTRE, MUSHOLA, DLL
Kapasitas
Luasan Satuan
Jumlah
Peletakan Total Luasan (m2)
B1
GF
UG
1
Lobby
1
100
2
Storage Space
9
135
3
Food Court
1
400
400
4
ATM Centre
1
60
60
15
15
Security
1
20
20
6
Print & Copy Area
1
30
30
7
Mushola + Wudhu CIRCULATION & SERVICE + PARKING
1
70
70
27
9
2
3
4
5
6
RT
200 15
5
B
1
15
15
15
15
15
15
1
Lift Lobby
2 3
Corridors R. Elevator (Passenger + Freight)
27
9
27
27
27
27
27
27
27
27
27
4
Tangga Darurat
24
9
24
24
24
24
24
24
24
24
24
5
Janitor
4
9
4
4
4
4
4
4
4
4
4
443.75
443.8
650
650
650
650
650
650
6
Parkir Mobil
12.5
71
887.5
7
Parkit Motor
1.7
200
340
C
RENTAL WORK SPACES
1
Large Office Area
650
6
3900
162 Orang
27
27
27
27
27
27
27
27
27
80
80
50
50
50
50
50
50
50
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
340
101
24
2
Medium Office Area
160
15
3
Rest Area
32
9
4
Smoking Room
15
9
D
MEE Ruang Genset (Generator, Tanki BBM, Panel Utama, Transformator) Ruang Panel Utama
1 2 3
7
Ruang Pompa Air Bersih Tanki Air | Ground Tank (Raw Water & Clean Water) Instalasi Pengelolaan Air Limbah IPAL (Sewage Treatment Plant) Ruang Operator Sistem ME Central Communication System (CCTV, Sound System, PABX)
8
Shaft Sampah
4
5 6
9
Bak Sampah
40 Orang
2400 32
58
0.5
7
32
320
480
320
480
320
480
32
32
32
32
32
32
32
15
15
15
15
15
15
15
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
58
75
75
15
15
50
50
50
50
20
20
20
20
3.5 4
4
ROOF SERVICE &
E
FUNCTION DECK
1
Tanki Air Bersih Atap (Roof tank)
18
18
2
Ruang mesin lift
16
16
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
102
3
Antenna IT
9
4
Penangkal Petir
4.5
9 4.5 940.75
992.8
978.5
1164.5
1325
1164.5
1324.5
1164.5
Total Luas Lantai
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
103
1324.5
71.5 10450.5
5.1.2
Program Ruang
Berikut adalah diagram hubungan sntsr ruang kantor sewa dengan pendekatan bioklimatik.
Gambar 117 Hubungan Antar Ruang Sumber : Analisis Penulis, 2016
Organisasi ruang menunjukan efisiensi alur sirkulasi antar ruang dan klasifikasi jenis ruang.
Gambar 118 Organisasi Ruang Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
104
5.1.3
Rancangan Kawasan Tapak Kantor Sewa
Gambar 119 Situasi Kantor Sewa Bioklimatik Sumber : Analisis Penulis, 2016
Gambar 120 Siteplan Kantor Sewa Bioklimatik Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
105
Luas site 2615,05 m² dengan KDB maksimal 70% namun rancangan kantor menggunakan KDB 51,5% dan RTH 40%. Akses utama untuk masuk ke bangunan kantor sewa adalah jalan Margo Utomo dengan jalur satu arah yaitu jalur dari arah utara. Drop off untuk pengguna bangunan langsung diantara tangga dan ramp yang menuju upper ground sebagai area publik. Kemudian jalur kendaraan melalui sirkulasi dua arah menuju semi basemen sebagai parkir dan dibawahnya basement 1. 5.1.4
Rancangan Bangunan Kantor Sewa
Dari analisis pada bab 3, maka dihasilkan plotting layout denah. Zona ruang publik berada di lantai Upper ground kemudian diatasnya terdapat 6 lantai kantor sewa dengan jumlah ruang yang disewakan 21 unit kantor dengan tipe small, medium, dan large. Kemudian jumlah kapasitas kendaraan mobil yaitu 51
slot parkir.
Gambar 121 Lantai Upper Ground Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
106
Gambar 122 Lantai (1, 3, 5), Lantai (2, 4, 6), Lantai Semi Basement, & Lantai Basement 1 Sumber : Analisis Penulis, 2016
Gambar 123 Potongan A-A’, & Potongan B-B’ Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
107
Gambar 124 Tampak Bangunan Sumber : Analisis Penulis, 2016
Gambar 125 Detail Selubung Bangunan Kantor Sewa Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
108
5.1.5
Rancangan Interior Bangunan Kantor Sewa
Gambar 126 View Interior Lobby Kantor Sewa Sumber : Analisis Penulis, 2016
Rancangan Interior pada kantor sewa mengedepankan sisi elegan dalam layout furniture di interior kantor sewa : 5.1.6
Rancangan Sistem Struktur
Gambar 127 Aksonometri Sistem Struktur Sumber : Analisis Penulis, 2016
Skematik sistem struktur pada kantor sewa menggunakan sistem struktur rangka dengan material beton site cast . Ukuran kolom menggunakan besaran 60x 40 cm, 70x50 cm dan 75x60 cm dengan tebal balok 50x250 cm, 66x33 cm. Berdasarkan perhitungan estimasi kemudian dibantu oleh mahasiswa teknik sipil. [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
109
5.1.7
Rancangan Sistem Utilitas
Gambar 128 Skema Rancangan Utilitas Air Bersih & Air Kotor Sumber : Analisis Penulis, 2016
Perancangan sistem utilitas pada bangunan kantor sewa. Pada sistem air bersih menggunakan sistem down feed yang dimana air dipompa dari GWT ke WT yang berada di roof top, kemudian disaluran melalui shaft ke keran-keran. Air kotor di turunkan ke bawah lalu sebagaian diolah kedalam IPAL selain dari air hujan. Berikut adalah gambar skematiknya. 5.1.8
Rancangan Sistem Akses Diffabel & Keselamatan Bangunan
Skematik akses diffabel dan keselamatan bangunan menggunakan akses ramp dan tangga darurat yang dapat diakses dari seluruh arah bangunan dengan mudah, kemudian lift dan parkir yang digunakan pengguna diffabel. Untuk ramp diffabel menggunakan perbandingan 1:10.
Gambar 129 Skema Diffabel dan Keselamatan Bangunan Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
110
Gambar 130 Rancangan Diffabel dan Keselamatan Bangunan Sumber : Analisis Penulis, 2016
5.2
Hasil Pengujian Rancangan
Evaluasi rancangan kantor sewa menggunakan aplikasi ecotect untuk menghitung daylighting dan cooling load , kemudian aplikasi Microsoft excel untuk menghitung efektifitas koridor. 5.2.1
Evaluasi Lux Daylighting Dalam Ruang Dalam
Standar kenyamanan cahaya kantor menurut beberapa literature adalah 150-350 lux, sehingga uji desain pada kantor sewa di Margo Utomo harus memenuhi standar tersebut, berikut adalah hasil uji desainnya secara rata-rata perhari.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
111
Gambar 131 Hasil Pengujian Daylighting Lantai 6, 4, & 2 Sumber : Analisis Penulis, 2016
Gambar 132 Hasil Pengujian Daylighting Lantai 5, 3, &1 Sumber : Analisis Penulis, 2016
Hasil dari uji desain tentang lux dari daylighting sudah memenuhi standar. Penulis membuat simulasi, untuk indikator warna kuning adalah 500 lux yang artinya 100%, dan biru 0%. Jadi yang dihasilkan untuk setiap denah ratarata warna merah yang artinya 60-50 persen, apabila di konversikan maka sekitar 250-300 lux dan itu memenuhi standar kenyamanan pencahayaan pada kantor. 5.2.2
Evaluasi Luas Koridor Sebagai Konsep Efisiensi
Pengujian dengan menggunakan Microsoft excel untuk menghitung presentase luasan koridor kantor sewa. [DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
112
Gambar 133 Presentase Luasan Koridor Sumber : Analisis Penulis, 2016
5.2.3
Evaluasi Cooling load
Gambar 134 Hasil Pengujian Cooling Load Lantai 5, 3, &1 Sumber : Analisis Penulis, 2016
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
113
Hasil Pengujian Cooling Load Lantai 6, 4, & 2 Sumber : Analisis Penulis, 2016
Hasil pengujian cooling load didapatkan hasil perkalian antara : luas ruang x tinggi ruangx 200= x btu, 9000 btu artinya 1 pk. Sehingga hasil pengujian cooling load adalah seperti gambar diatas, penyesuaian jangka lama menggunakan AC selama 7 jam dalam satu hari, karena kantor sewa tersebut menggunakan sistem hybrid yang dimana penggunaan AC hanya pada jam-jam keritis. setelah itu dikalikan selama satu bulan hari kerja sekitar 22 hari. Maka hasil dapat dilihat pada gambar diatas.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
114
BAB 6 EVALUASI RANCANGAN 6.1
Kesimpulan Review Evaluatif Pembimbing dan Penguji
6.1.1
Operator Bangunan
Operator bangunan untuk kantor sewa sangat diperlukan guna untuk perawatan bangunan, manajemen bangunan, dan mengatur aktivitas bangunan. Operator adalah sebuah perusahaan tersendiri yang memberikan jasa untuk mengatur bangunan tinggi dalam hal ini adalah kantor sewa. Dalam evaluasi pada tanggal 22 Juli 2016, penguji menanyakan apakah bangunan kantor yang sudah penulis rancang sudah menentukan siapa operator kantor sewanya. Namun penulis belum menentukan secara pasti siapa operator kantor sewanya sehingga kurang menguatkan dalam proses presentasi ujian. Seharusnya penulis sudah dapat menjelaskan siapa perusahaan operator bangunan yang dipilih. Sehingga dalam setiap proses merancang bangunan komersial harus ditentukan terlebih dahulu siapa operator bangunan sesuai dengan jenis bangunannya. Sehingga akan lebih terarah dalam penentuan standar kebutuhan dalam ruang yang sudah ditentukan oleh operator bangunan tersebut. 6.1.2
Konsep Parkir
Menurut standar bahwa jumlah parkir kantor sewa adalah setiap 100 m² terdapat 1 slot parkir. Sehingga penulis mengikuti standar yang sudah ditentukan dalam merancang parkir yaitu sekitar 72 slot parkir mobil. Dalam evaluasi pada tanggal 22 Juli 2016, penguji menanyakan apakah kebutuhan parkir sudah terpenuhi. Penulis menjelaskan bahwa sudah memenuhi sesuai standar, namun terdapat konflik bahwa apakah dalam setiap kantor hanya terdapat 1-6 slot parkir, sehingga perlu dikaji kembali untuk penentuan jumlah slot parkir yang proporsional dengan jumlah pegawai yang ada. 6.1.3
Jumlah Unit Kantor Sewa
Penulis merancangan jumlah kantor sewa yang tersedia berjumlah 21 unit dengan dua jenis modul luasan sewa. Penentuan itu berdasarkan perbandingan luasan yang bisa dijual dalan kantor sewa tersebut.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
115
Dalam evaluasi pada tanggal 22 Juli 2016, penguji mengkritik kenapa hanya berjumlah 21 unit yang bisa dijual, apakah tidak terlalu sedikit. Namun dalam analisis dan tinjauan preseden oleh penulis, bahwa untuk rata-rata luasan bangunan sekitar 10.000 m² hanya terdapat 20-25 unit yang tersedia, karena mengingat proporsi luasan kantor yang dibutuhkan.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
116
DAFTAR PUSTAKA BPS Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta Dalam Angka. Yogyakarta: BPS Kota Yogyakarta, 2015. Agni, Fasna Wismara. "Gedung Perkantoran Sewa di Kotabaru, Penerapan Curtain Wall-stick System Pada Kawasan Indische." -, 2015: -. architecture2030. energy produced in the United States. - -, 2015. http://www.architecture2030.org (accessed 2 16, 2016). Asnar,
Zaid
Habibie.
"PENGARUH
TATA
RUANG
KANTOR
TERHADAPPRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI PUSAT ." eJournal Ilmu Pemerintahan, 2013: 1489.
Bag. P3ADK. "Iklim Investasi yang Kondusif." Iklim Investasi yang Kondusif , 11 17, 2015: 1. BPS Kota Yogyakarta. Jetis Dalam Angka. Yogyakarta: BPS Kota Yogyakarta, 2015. Chandra, Mulyady. "10 Peringkat Indonesia di Dunia." 10 Peringkat Indonesia di Dunia, 2 18, 2016: 1.
Dhani, Rista Rama. "RI Importir BBM Terbesar No 2 Dunia." RI Importir BBM Terbesar No 2 Dunia , Mei 22, 2015: 1.
Doing
Business.
Starting
a
Business-Indonesia.
-
-,
2015.
http://www.doingbusiness.org (accessed 2 18, 2016). Duta, Diemas Keisna. "2025, Selisih Produksi dan Konsumsi Minyak 2,5 Juta Barel." 2025, Selisih Produksi dan Konsumsi Minyak 2,5 Juta Barel , Desember 11, 2014: 1. Dwi Kustianingrum, Fikri Salahudin, Annas Yusuf, Anthony Mulyana. "KAJIAN TATANAN MASSA DAN BENTUK BANGUNAN TERHADAP KONSEP EKOLOGI DI GRIYO TAWANG, SOLO." -, 2012: 17. Hananto, Sidik. "Handout Perkuliahan Mata Kuliah Fisika Bangunan." -, 2010: -. Hidayat, M. Syarif. "Penghawaan di Dalam Bangunan." -, -: 1. Hidayatullah, Muhammad. "Analisis Efektifas dan Efisiensi pada Rusunawa Mranggen (Gemawang 3)." -, 2014: 6.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
117
Inggrid A.G Tumimomor, Hanny Poli. "ARSITEKTUR BIOKLIMATIK." MEDIA MATRASAIN , 2011: 105.
Karyono, Tri Harso. "Bangunan Hemat Energi: Strategi Penghematan Energi Bangunan di Kawasan Sub Tropis dan Tropis Basah." B2TE , 2011. M Sahid Indraswara, Yulanda Rifan. "Pengaruh Sistem Pembayangan Pada Bentuk Fasade Bangunan Perkantoran yang Hemat Energi (Studi Kasus Bangunan Kolonial di Kota Lama Semarang)." Modul, 2013: 41. Manalo, Roy Anto. "Potensi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Sebagai Peluan Bisnis." -, 2012: 3. Marlina, Endy. Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta: Andi Offset, 2008. Nurul
Amalia,
Agung
Murti
Nugroho,
Damayanti
Asikin.
"FASAD
BIOKLIMATIK PADA RANCANGAN PERPUSTAKAAN UMUM." -, 2014: -. Nurul Jamala, Nindyo Soewarno, Jatmika Adi Suryabrata, Arif Kusumawanto. "Kenyamanan Visual Ruang Kerja Kantor." Forum Teknik , 2013: 12. Pemerintah Kota Yogyakarta. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta tentang RTRW Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Pemerintah Kota Yogyakarta, 2010.
Ray, Tri, Mira. "STUDI TENTANG PERANCANGAN KANTOR SEWA." JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2, 2013: 228.
Sangkertadi. "Arsitektur Bioklimatik : Hemat Energi, Nyaman dan Ramah Lingkungan." Pidato Ilmiah Pengukuhan Guru Besar FT Universitas Sam Ratulangi. Manado: -, 2008. 1.
Sihombing, Ferry Anderson. "Studi Pemanfaatan Cahaya Alami Pada Beberapa Rancangan Kelas Perguruan Tinggi di Medan." -, 2008: 113. Som, Syarnubi. "TEKNIK PENATAAN RUANG KANTOR." Widyaiswara Utama Balai Diklat Keagamaan Palembang , -: 5.
Suryabrata, Jatmika Adi. "Priciples and Applications Green Design." UII. Yogyakarta: -, -. 3. tribunjogja.com. "Pemkota Buka Lebar Pintu untuk Investor Asing." January 18, 2015: 1.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
118
Vida Yulia Dhira, Jusuf Thojib, Beta Suryokusumo Sudarmo. "Motif Ornamen Minangkabau sebagai Desain Shading Devices pada Kantor Pemerintah (Studi Kasus pada Kantor Gubernur Provinsi Sumatra Barat)." -, -: -. Wardhana, Ronny Adiyanandra Baskara. "Pengendalian Cahaya Alami Sebagai Upaya Penghematan Energi Pada Bangunan Perkantoran." -, 1999: -. Wirawan, I Made Yuridha. "Penerapan Konsep Arsitektur Infill Pada Bangunan Museum Dalam Kawasan Heritage di Banjarmasin Studi Kasus, Memorial Park Soekarno, Blitar, dan Museum Nasional, Jakarta." E-Journal Graduate Unpar , 2014: 213. Yuuwono,
A.Bamban.
"PENGARUH
ORIENTASI
BANGUNAN
TERHADAP." -, 2007: -. Zahnd, Markus. Pendekatan Dalam Perancangan Arsitektur. Semarang: Kanisius, 2009.
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
119
[DEA RAKASIWI l PAS 2016] |
76