PENENTUAN KADAR KLORIDA Oleh: Rendhika Taufik Yudoseno (1112016200036) Aini Nadhokhotani Herpi,Annisa Etika Arum,Fikri Sholiha PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK Analisis kuantitatif memiliki berbagai macam cara untuk menetapkan suatu kadar sampel bergantung dengan kebutuhan. Diantaranya melalui analisa gravimetri, suatu analisa dengan berdasarkan bobot. Melalui pemanfaatan hasil titrasi argentometri dalam menentukan konsentrasi MgCl2 dilanjutkan melalui metode gravimetri untuk menentukan kadar klorida. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar klorida menggunakan analisis gravimetri dengan perhitungan menggunakan faktor gravimetri. Didapatkan hasil peritungan kadar klorida yaitu sebanyak 17,48 % INTRODUCTION Berbagai macam kebutuhan penelitian mengenai kualitas dan kuantitas suatu sampel. Analisa kuantitatif menyediakan bebagai jenis analisis untuk memenuhi kebutuhan masalah kuantitas suatu sampel mengenai bobot, konsentrasi, dan lain sebagainya. Salah satu jenis analisa kuantitatif adalah analisa gravimetri. Analisa gravimetri atau analisa kuantitatif berdasarkan bobot, adalah proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau suatu senyawaan tertentu dari unsur tersebut, dalam bentuk yang semurni mungkin. Unsur atau senyawaan ini dipisahkan dari suatu porsi zat yang sedang diselidiki, yang telah ditimbang. Sebagian besar penetapan-penetapan pada analisis gravimetri menyangkut pengubahan unsur atau radikal yang akan ditetapkan menjadi sebuah senyawaan yang murni dan stabil, yang dapat dengan mudah diubah menjadi satu bentuk yang sesuai untuk ditimbang. (Vogel : 1994) Metode-metode gravimetri berani bersaing dengan teknik-teknik analitis lain dalam hal ketetapan yang dicapai. Jika analitnya merupakan penyusun utama (> 1% dari sampel), dapatlah diharapkan ketepatan yang beberapa bagian tiap ribu, jika sampel itu tidak terlalu rumit. Jika analitnya berada dalam jumlah kecil atau runutan (kurangdari 1%), biasanya tidak digunakan metode gravimetri (A.L. Underwood: 1996). Kelebihan yang penting dari analisis gravimetri dibandingkan analisis titrimetri adalah bahwa bahan penyusun zat telah diisolasi, dan jika perlu dapat diselidiki terhadap ada atau
tidaknya zat pengotor dan di adakan koreksi, kekurangan metode gravimetri adalah bahwa metode ini umumnya lebih memakan waktu (Vogel : 1994) Pada umumnya metode-metode gravimetri tidaklah sangat khas (spesifik). Ahli-ahli kimia tertent pernah memikirkan bahwa kita akhirnya harus mempunyai suatu pengendap spesifik untuk tiap kation. Sementara hal ini tidak diharapkan, reagensian gravimetri bersifat selektif dalam arti mereka membentuk endapan hanya dengan kelompok-kelompok kation tertentu. Keselektifan zat pengendap itu pun sering masih dapat ditingkatkan faktor-faktor semacam pH dan konsentrasi zat-zat penopang tertentu (A.L. Underwood : 1996). Analisis gravimetri, atau analisis kuantitatif berdasarkan bobot, adalah proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau suatu senyawa tertentu dari unsur tersebut, dalam bentuk yang semurni mungkin. Unsur atau senyawa itu dipisahkan dari suatu porsi zat yang sedang diselidiki, yang telah ditimbang. Sebagian besar penetapan-penetapan pada analisis gravimetric menyangkut perubahan unsur atau radikal yang akan ditetapkan menjadi sebuah senyawaan yang murni dan stabil, yang dapat dengan mudah diubah menjadi satu bentuk yang mudah untuk ditimbang. Lalu bobot unsur atau radikal itu dengan mudah dapat dihitung dari pengetahuan kita tentang rumus senyawaanya serta bobot atom unsur-unsur penyusunnya (konstituennya) (J. Bassett : 1991). Anallisis Gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal ke M.senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara, seperti : metode pengendapan, metode penguapan, metode elektroanalisis. Pereaksi organik yang digunakan pada analisis gravimetri dikenal sebagai endapan organik. (S.M. Khopkar : 1990) Analisis gravimetri atau analisis kuantitatif berdasarkan bobot adalah proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau suatu senyawaan tertentu dari unsur tersebut dalam bentuk yang semuni mungkin. Unsur atau senyawaan itu dipisahkan dari suatu porsi zat yang sedang diselidiki yang telah ditimbang. Sebagian besar penetapan -penetapan pada analisis gravimetri menyangkut pengubahan unsur atau radikal yang akan ditetapkan menjadi sebuah senyawaan yang murni dan stabil, yang dapat dengan mudah diubah menjadi satu bentuk yang sesuai untuk ditimbang. Lalu bobot unsur atau radikal dengan mudah dapat dihitung dari pengetahuan kita tentang rumus senyawanya serta bobot atom unsur-unsur penyusunnya (konstituennya). (ebook vogel : 472)
MATERIAL AND METHODS A. Alat dan bahan
Neraca analitik
Gelas kimia
Corong
Penangas air
Termometer
Kertas saring
Krus porselen
Oven
Desikator
Akuades
Larutan AgNO3 0,3 M dan 0,05 N
Larutan HCl 0,1 N
B. Langkah kerja
Siapkan alat dan bahan
Panaskan larutan yang telah dititrasi pada penangas dengan suhu 50oC sambil diaduk
selama 5 menit
Diamkan pada 500C selama 2 menit sampai terjadi pemisahan endapan dan larutan
jernih
Uji kesempurnaan endapan dengan menambahkan 3 tetes AgNO3 0,3 M (hasil : masih terjadi endapan)
Simpan ditempat gelap selama 20 menit
Saring endapan dan cuci endapan dengan 10 mL HNO3 0,05 N dan filtratnya di cek
dengan larutan HCL 0,1 N (hasil : endapan menghilang)
Pindahkan residu kedalam krus porselen (massa krus = 57,0622 gram)
Panaskan kedalam oven dengan suhu 1050C selama 10 menit dan dinginkan kedalam desikator selama 20 menit
Timbang lakukan step sampai berat konstan maximal 3 kali
RESULTS AND DISCUSSION
Massa krus porselen kosong = 57,0622 gram Massa kertas saring = 1,0244 gram
Massa pemanasan I = 60,2238 gram Massa pemanasan II = 59,1323 gram Massa pemanasan III = 59,1343 gram
Massa MgCl = gr x 1000 = 0,03 gram Mr
mL
Kadar klorida = 1,4102 x 0,372 = 17,480,03
Pada percobaan penentuan kadar klorida ini melakukan dengan menggunakan metode gravimetri yang sebelumnya digunakan pada praktikum penentuan kadar air. Diketahui bahwa garam produksi mengandung sedikit klorida dikarenakan tidak dapat mengalami kristalisasi sempurna dan masih mengandung ion pengotor. Titrasi yang melibatkan reaksi pengendapan hampir tak sebanyak titrasi yang melibatkan reaksi asam basa dalam analisis titrimetri. Contoh titrasi semacam itu biasanya terbatas pada titrasi yang melibatkan pengendapan ion perak dengan anion seperti halogen dan tiosianat. Dalam beberapa kasus, terutama dalam titrasi larutan encer laju reaksi terlalu rendah sehingga titrasi merepotkan. (Underwood : 1996: 229) Suatu endapan umumnya lebih dapat larut dalam air murni daripada dalam suatu larutan yang mengandung salah satu ion endapan. Pentingnya efek ion sekutu dalam mengendapkan secara lengkap dalam analisis kuantitatif akan tampak dengan mudah. Dalam melakukan pengendapan analis selalu menambahkan zat pengendap agak berlebih untuk memastikan bahwa pengendapan itu lengkap. (Underwood : 1996: 239) Dalam hal ini HCl sebagai zat pengendap yang dibuat pengecekan pada filtrat ketika disaring dan residu dicuci menggunakan larutan AgNO3 apakah masih terjadi pengendapan, tetapi pada filtrat tidak terbentuk endapan artinya residu mengendap dengan sempurna. Dari hasil perhitungan diperoleh kadar klorida sebesar 17,48%
CONCLUSION Berdasarkan hasil daripercobaan yang telah dilakukan,maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pada proses penyaringan residu mengendap dengan sempurna sehingga pada saat penambahan HCl tidak terjadi pengendapan lagi 2. Dari percobaan diperoleh hasil kadar klorida sebesar 17,48%
REFERENCE
Basset, J dkk. 1994. Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press Underwood. A.L. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif Edidsi Kelima. Jakarta : Erlangga. Vogel. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. books.google.com/books?isbn=9794482285. Penerbit Buku Kedokteran Anonim . 2011. Analisis Gravimetri.(http://aprilawiguna27.files.wordpress.com/2011/02/gravimetri2.pdf) diakses tanggal 9 April 2014 pukul 20.30 WIB Darwindra, Haris D. 2010. Gravimetri. (http://harisdianto.files.wordpress.com/2010/01/gravimetri1.pdf) diakses pada tanggal 9 April 2014 pukul 20.35 WIB