REND DAN ISSUE PERAWATAN PADA GANGGUAN MUSKULOSKLETAL DENGAN NYERI PINGGANG BAWAH / LOW BACK PAIN (LBP) A. Latar Belakang Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat. Keperawatan muskuloskletal sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi kesehatan alat, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai tren dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan. Aktivitas fisik merupakan salah satu upaya yang penting untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan atau kebugaran jasmani. Salah satu bentuk dari aktivitas fisik yaitu olahraga. Perkembangan teknologi saat ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan aktivitas fisik, selain masalah waktu dan biaya. Seseorang dengan gaya hidup duduk terus menerus saat bekerja atau kebiasaan aktivitas fisik yang rendah memiliki resiko mengalami low back pain yang biasa dirasakan pada usia 25-50 tahun. Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) adalah pengalaman universal yang pernah dialami oleh hampir semua orang. Nyeri yang dialami pada bagian ini bisa sangat intens. Nyeri punggung bawah dapat membaik dengan sendirinya namun tidak sedikit yang memberat sehingga perlu penanganan yang tepat. Kasus nyeri punggung bawah (LBP) memang bukan persoalan baru. Di Indonesia angka prevalensi kejadian LBP belum diketahui pasti, namun diperkirakan banyak dialami masyarakat antara 7,6 % - 37% dari populasi. Sejauh ini, pengobatan NPB masih bersifat kontroversial. Namun secara umum pengobatan tersebut bertujuan untuk menghilangkan rasa nyeri , mempertahankan fungsi punggung bawah , meningkatkan range of movement ( ROM), meningkatkan kekuatan punggung bawah , serta mencegah kekambuhan NPB. Ada beberapa terapi komplementer yang dapat dijadikan alternatif pengobatan low back pain yaitu terapi dengan massage dingin, terapi bekam kering dan terapi akupuntur. Terapi Akupuntur adalah teknik pengobatan tradisional dengan metode tusuk jarum pada titik-titik akupuntur pada bagian tubuh penderita yang bisa digunakan untuk meringankan rasa sakit, seperti nyeri punggung, lutut, bahu, dan saraf yang berasal dari negeri cina. Sekarang, akupunktur dipraktekkan di lebih dari 50 negara oleh lebih dari 9000 praktisi akupunktur, dengan setidaknya 4.000 tenaga dokter terlibat di dalamnya. Akupunktur telah menunjukkan keberhasilan yang tercatat dalam menangani banyak kondisi, dan lebih dari 15 juta rakyat Amerika telah menggunakannya sebagai solusi kesehatan mereka.
Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk membahas trend dan isu keperawatan muskuloskletal khususnya perawatan pada pasien dengan nyeri pinggang bawah / low back pain (LBP) serta implikasinya terhadap perawat di Indonesia. B. Tujuan 1. Mengetahui Konsep penyakit nyeri pinggang bawah / low back pain (LBP) 2. Mengidentifikasi tren dan issue keperawatan muskuloskletal khususnya nyeri pinggang bawah / low back pain (LBP) di indonesia. 3. Mengetahui tren keperawatan mandiri masa kini C. Konsep penyakit nyeri pinggang bawah / low back pain (LBP) 1. Pengertian Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai kaki. (Harsono, 2000) Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien. Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis walaupun sering jika ada trauma secara tiba-tiba dan dapat menjadi kronik pada masalah kehidupan seperti fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara). Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,1999). Low back pain dapat terjadi pada siapasaja yang mempunyai masalah pada muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut, ketidakmampuan ligamen lumbosacral,kelemahan otot,osteoartritis,spinal stenosis serta masalah pada sendi intervertebra dan kaki yang tidak sama panjang. Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain adalah nyeri kronik atau acut didaerah lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau terdesaknya otot para vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus pulposus,kelemahan otot,osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang. 2. Etiologi Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) 1.
Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.
a. Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan. b. Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis, stenosis spinal, spondilitis,osteoartritis. 2.
Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot.
3.
Proses degenerasi pada pasien lansia.
4.
Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.
5.
Kegemukan.
6.
Mengangkat beban dengan cara yang salah.
7.
Terlalu lama pada getaran.
8.
Gaya berjalan.
9.
Merokok.
10. Duduk terlalu lama. 11. Kurang latihan (olah raga). 12. Depresi /stress. 13. Olahraga (golf, tennis, sepak bola).
3. Faktor Resiko Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) Faktor resiko secara fisiologi. 1.
Umur ( 20 – 50 tahun ).
2.
Kurangnya latihan fisik.
3.
Postur yang kurang anatomis.
4.
Kegemukan.
5.
Scoliosis parah.
6.
HNP.
7.
Spondilitis.
8.
Spinal stenosis ( penyempitan tulang belakang ).
9.
Osteoporosis.
10. Merokok. Faktor resiko dari lingkungan. 1.
Duduk terlalu lama.
2.
Terlalu lama pada getaran.
3.
Keseleo atau terpelintir.
4.
Olah raga ( golp, tennis, gymnastik, dan sepak bola ).
5.
Vibrasi yang lama.
Faktor resiko dari psikososial. 1.
Ketidak nyamanan kerja.
2.
Depresi.
3.
Stress.
4. Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) Dilihan dari mekanisme terjadinya, nyeri pada Low Back Pain dibedakan menjadi 2 yaitu: § Nyeri Nosiseptif § Nyeri Neuropatik 1.
Mekanisme Nyeri Nosiseptik Pada LBP
Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum, 1/3 bangunan luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus intervertebralis) ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua banguan tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus(mekanik, termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab dengan pengeluaran sebagai mediator inflamasi dan substansia lainnya yang menyebabkan timbulnya persepsi nyeri., hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan untuk memungkinkan berlangsung proses penyembuhan. Salah satu mekanisme untuk mencegah kerusakan yang lebih berat adalah spasme otot yang membatasi pergerakan. Spasme otot ini menyebabkan iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik picu (trigger points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus syaraf juga, kaya akan nosiseptor yang merupakan akhiran dari nervi nervorum yang juga berperan sebagai sumber nyeri nosiseptif inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan sulit dilokalisir. Berbagai jenis rangsangan tadi akan mengantisipasi nosiseptor, langsung menyebabkan nyeri dan sensitisasi menyebabkan hiperalgesia. Nyeri yang diakibatkan oleh aktivitas nosiseptor ini disebut nyeri nosiseptif. 2.
Mekanisme Nyeri Neuropatik Pada LBP
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan pada LBP berupa penekanan atau jeratan radiks syaraf oleh karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP, penyempitan kanalis spinalis, pembengkaan artikulasio atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro (misalnya penderita osteoporosis), penekanan oleh tumor dan sebagainya. Penanganan pada radiks saraf, terdapat 2 kemungkinan: a. Penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus syaraf yang kaya nosiseptor dari nervi nervorum, yang menimbulkan inflamasi, nyeri dirasakan distribusi serabut syaraf tersebut. nyeri bertambah jika terdapat peperangan serabut syarap, misalnya karena pergerakan.
b. Penekanan sampai mengenai serabut syaraf, sehingga ada kemungkinan terjadi gangguan keseimbangan neuron sensorik melalui pelabuhan molekuler. Perubahan molekuler menyebabkan aktivitas SSA menjadi abnormal, timbul aktifitas ektopik (aktivitas di luar nosiseptor), akumulasi saluran ion Natrium (SI-Na dan saluran ion baru di daerah lesi). Penumpukan SI-Na naupun saluran ion baru didaerah lesi menyebabkan timbulnya mechsno-hot-sopt yang sangat peka terhadap rangsangan mekanikal maupun termal (hiperagesia mekanikal dan termal). Ditemukan juga pembentukan reseptor adrener menyebabkan stress psikologi yang mampu memperberat nyeri. Aktivitas ektopik menyebabkan timbulnya nyeri neuropatik baik yang sepontan seperti parestesia, disestisia, nyeri seperti kesetrum dan sebagainya, yang membedakan dengan nyeri inflamasi maupun yamg dibangkitkan seperti hiperal dan alodinia. Terjadinya hiperalgesia dan alodinia pada nyeri ncuropatik juga disebabkan oleh adanya fenomena wind-up, LTP dan perubahan fenotip AB. Pada nyeri nosiseptif, inhibisi meningkat sedang pada nyeri neuropatik terutama disebabkan penurunan reseptor opioid di neuron kornu dorsalis dan peningkatan cholesystokinin (CCK) yang menghambat kerja reseptor opioid.
5. Manifestasi Klinik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) Perubahan dalam gaya berjalan.
Berjalan terasa kaku.
Tidak biasa memutar punggung.
Pincang.
Persyarafan Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi pada kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah yang tidak dirangsang. ·
Tidak terkontrol Bab dan Bak.
Nyeri.
Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.
Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.
Nyeri otot dalam.
Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.
Nyeri pada pertengahan bokong.
Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.
4. Pemeriksaan Diagnostik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP) 1
Neurofisiologik
Electromyography (EMG)
Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih dari 3-4 minggu Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, pemeriksaan elektrofisiologik tidak dianjurkan. Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanal dan mielopati spinal. 2
Radiologik
Foto polos.
Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB. Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang. Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI) Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP perlengketan Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive 3
Laboratorium Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor rematoid, fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi) Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri
Likuor serebrospinal (atas indikasi)
D. Trend dan issue dalam perawatan nyeri pinggang bawah / low back pain (LBP) Bidang pelayanan kesehatan saat ini secara keseluruhan sedang berubah dan tidak satupun perubahan yang berjalan cepat lebih dibandingkan yang terjadi di bidang perawatan akut. Sekarang perawat dapat memberikan bantuan langsung baik untuk review pasien maupun keluarga yang menghadapi penyakit atau cedera, sesuai amanat dari UU no 38 tahun 2014 tentang Keperawatan. Hal ini memberikan suatu tantangan yang sangat menyenangkan dan nyata bagi perawat. Tanggung jawab untuk review mengkoordinasikan perawatan klien membutuhkan perencanaan dan pencatatan yang yang dengan jelas mengidentifikasi masalah-masalah dan intervensi-intervensi, juga perencanaan perawatan kesehatan jangka pendek dan panjang. Kami mencatat beberapa tren perawatan yang kami yakin akan mempunyai dampak berkepanjangan pada keperawatan dan perawatan pasien, yaitu: 1. Terapi medis penanganan LBP 2. Terapi komplementer LBP 3. Perawatan pada pasien LBP Berikut kami ulas secara detail sebagai berikut
1. Terapi medis penanganan LBP a. Farmakologi Secara farmakologi pengobatan LBP dapat menggunakan Asetaminofen atau Parasetamol merupakan obat bebas yang dapat membantu meredakan nyeri pinggang ringan, obat lainnya yang termasuk golongan non-steroid anti-inflammatory drugs (NSAID), seperti ibuprofen akan lebih efektif meredakan sakit pinggang. Gunakanlah dengan bijak, perhatikan aturan pakainya. Obat penghilang rasa sakit yang lebih kuat, seperti kodein (Harus dengan resep), juga merupakan obat pilihan dan terkadang dikombinasikan dengan parasetamol. Jika sakit pinggang disebabkan oleh spasme atau kejang otot, dokter akan meresepkan diazepam dalam penggunaan yang singkat.
b. Nerve Blok Pemblokiran akar saraf dengan cara menyuntikkan steroid atau anestesi diaerah punggung (sekitar tulang belakang) sesuai daerah pinggang mana yang sakit. Jika sakit pinggang disebabkan oleh saraf yang terjepit atau meradang di tulang belakang, suntikan dapat membantu meringankan rasa sakit sepanjang jalur saraf terkait, yakni pinggangkaki.
c. Suntikan sendi facet (Facet joint injections) Pada prosedur ini juga menggunakan suntikan anestesi atau steroid dalam sendi facet. Sendi facet merupakan sendi yang menghubungkan antar tulang belakang sehingga tetap selaras. d. Antidepresan Jika obat penghilang rasa sakit tidak mempan, Anda mungkin akan diresepkan antidepresan trisiklik (TCA), seperti amitriptyline . TCA awalnya ditujukan untuk mengobati depresi, tetapi juga efektif untuk mengobati beberapa kasus sakit yang persisten, termasuk sakit pinggang yang membandel. e. Operasi Prosedur Bedah atau operasi untuk mengatasi sakit pinggang biasanya hanya direkomendasikan ketika semua pilihan pengobatan lain gagal. Pembedahan mungkin disarankan jika sakit pinggang begitu parah sampai-sampai tidak dapat tidur atau melakukan kegiatan sehari-hari. Jenis operasi akan tergantung pada jenis sakit pinggang serta penyebabnya. Sebagai contoh, sebuah prosedur yang dikenal sebagai Disektomi mungkin digunakan jika Anda memiliki disc prolaps. Contoh lain Operasi fusi tulang belakang yang merupakan prosedur pembedahan kurang umum di mana sendi yang menyebabkan sakit dijadikan satu agar tidak bisa bergerak.
2. Terapi komplementer LBP Akupunkture Akupunktur adalah salah satu dari cabang utama kedokteran Tradisional Cina. Dalam praktiknya, sebuah terapi akupunktur melibatkan penggunaan jarum yang ditusukkan ke beberapa titik spesifik pada tubuh. Proses ini dipercaya dapat menyesuaikan dan mengubah aliran energi menuju pola yang lebih sehat, dan ini digunakan untuk mengatasi berbagai macam penyakit dan keluhan kondisi kesehatan. Legenda mengatakan bahwa Akupunktur dikembangkan saat dokter perintis di Cina meneliti efek tak terduga dari luka tusukan di tubuh seorang prajurit Cina. Kitab tertua Akupunktur yang diketahui adalah Sistematika Klasik Akupunktur yang diperkirakan terbit pada tahun 282. Pada awal masa 1900-an, hanya beberapa dokter Barat yang mengunjungi Cina dan tercengang kagum ketika bersentuhan dengan Akupunktur, namun bagi kalangan diluar komunitas Asia-Amerika, akupunktur masih belum terlalu dikenal sampai pada tahun 1970 saat Richard Nixon menjadi presiden Amerika Serikat pertama dan mengunjungi Cina. Pada perjalanan Nixon, para jurnalis terkagum-kagum
melihat sebuah operasi besar dilakukan pada pasien tanpa menggunakan anestesi. Malahan, pasien yang benar-benar terjaga dioperasi hanya dengan menggunakan penusukan jarum akupunktur untuk mengendalikan rasa sakit. Pada saat itu, seorang kolumnis terkenal dari New York Times, James Reston harus menjalani operasi dan memilih menggunakan akupunktur dibandingkan dengan pengobatan nyeri, dan kemudian dia menulis beberapa cerita yang meyakinkan mengenai efektivitas terapi akupunktur yang ia jalani. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengakui penggunaan akupunktur pada penanganan sejumlah masalah kesehatan seperti: Masalah pencernaan : gastritis, maag, tungkak lambung, spasme usus besar, konstipasi (sembelit), diare
Masalah pernafasan: sinusitis, radang tenggorokan, bronkhitis, asma, infeksi dada kambuhan
Masalah syaraf dan otot: sakit kepala, pusing, kedutan, nyeri leher, nyeri pada iga, bahu kaku, nyeri pada siku, berbagai macam peradangan otot, nyeri tulang belakang / pinggang bawah, skiatika, osteoarthritis
Masalah urinasi, menstruasi dan reproduksi.
Terapi akupunktur dalam perkembangannya sangat efektif sekali dalam penurunan nyeri bahkan mampu mengatasi nyeri bermacam penyakit termasuk nyeri punggung bawah dengan efek samping yang jauh lebih ringan dibandingkan pengobatan medis (Michael,2010). Sesuai dengan teori Michael (2010) yaitu teori gatecontrol dan endorphin theory, bahwa ada sebuah pintu yang menutupi jalan gerak saraf yang ditafsirkan sebagai rasa sakit. Teori endorphin mengutarakan bahwa zat seperti morfin dilepaskan di dalam tubuh melalui pengobatan akupunktur, sehingga dengan pemberian terapi akupunktur tingkat nyeri pasien akan menurun. Teori Potter dan Perry (2006), bahwa lama kerja berpengaruh terhadap nyeri karena faktor keletihan. Terapi akupunktur memberi efek tenang melalui pelepasan hormon endorphin, sehingga tingkat nyeri berkurang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lama kerja juga berpengaruh terhadap nyeri. Hal ini dikarenakan keletihan meningkatkan persepsi nyeri. Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping, apalagi jika kerja mengangkat beban maka tekanan pada tulang belakang menjadi semakin besar, sehingga kemungkinan terjadinya nyeri juga semakin besar. Menurut Michael (2010), bahwa ada beberapa perubahan pada aktivitas otak setelah akupunktur. Pemberian akupunktur dapat menurunkan gelombang delta dan theta telah dicatat dengan alat electroencephalogram selama menjalani akupunktur. Penurunan
gelombang tersebut menyebabkan kondisi tubuh yang rileks. Pemberian terapi akupunktur merangsang tubuh mengeluarkan hormon endorphin, hormon inilah yang menyebabkan kondisi tubuh terasa nyaman, sehingga mengurangi tingkat nyeri pasien Low Back Pain (LBP). Teori yang paling terkenal berkaitan dengan hal ini adalah gate control theory dan endorphin theory yaitu memberikan suatu dalil bahwa ada sebuah pintu yang menutupi jalan gerak saraf yang ditafsirkan sebagai rasa sakit. Teori endorphin mengutarakan bahwa zat yang seperti morfin dilepaskan di dalam tubuh dibawah pengobatan akupunktur. Pemberian akupunktur efektif menurunkan tingkat nyeri pasien, hal ini dikarenakan proses pelaksanaan akupunktur dilakukan pada titik meridian yang sesuai dengan penyakit yang dialami pasien. Pada penelitian ini juga terdapat pasien yang tidak mengalami penurunan tingkat nyeri, dari nyeri tingkat berat setelah diberi terapi tetap ditingkat berat, hal ini dikarenakan faktor psikologi pasien yang cemas dan tegang. Kondisi tersebut meningkatkan adrenalin pasien, menghambat kerja hormon endorphin, sehingga pengaruh terapi akupunktur tidak optimal.
3. Perawatan pada pasien LBP Perawatan LBP dapat dilakukan dengan menggunakan metode efektif yang terbagi menjadi tindakan perawatan jangka pendek maupun jangka panjang sebagai berikut a. Perawatan sakit pinggang jangka pendek Yang dimaksud dengan sakit pinggang jangka pendek disini yaitu sakit pinggang yang baru saja terjadi dan biasanya berlangsung tidak lebih dari enam minggu. Kondisi seperti ini dapat diobati dengan obat sakit pinggang yang dijual bebas dan perawatan sederhana di rumah. Uraiannya sebagai berikut; 1) Terapi panas dan dingin. Mandi air panas atau botol berisi air panas yang ditempelkan pada daerah pinggang yang sakit dapat membantu meringankan rasa sakit. Sementara itu kompres dingin juga dan membantu meringankan nyeri pinggang, seperti kompres es atau kantong tebal berisi es batu. Namun, jangan menaruh es langsung ke kulit karena dapat menyebabkan luka bakar dingin. Jadi bungkuslah es batu dengan kain sebelum menggunakannya. 2) Atur posisi tubuh Mengubah posisi tidur disini bertujuan untuk meregangkan punggung sehingga dapat meringankan rasa sakit. Caranya sebagai berikut: Jika Anda tidur miring, maka tariklah kaki (menekuk) sedikit ke arah dada dan menempatkan bantal di antara kaki. Jika Anda tidur telentang, letakkan bantal di bawah lutut. Hal ini akan membantu mempertahankan kurva normal punggung bawah. 3) Relaksasi
Relaksasi atau bersantai merupakan hal yang penting untuk mengurangi dan mengatasi sakit pinggang karena ketegangan otot yang disebabkan oleh faktor psikis atau pikiran tegang. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang selalu berprasangka atau berfikir positif meskipun sakit cenderung akan pulih lebih cepat dan menghindari sakit pinggang jangka panjang.
4) Tetap aktif Para ahli setuju bahwa sering bermalas di tempat tidur, berbaring atau tidak aktif dalam waktu yang lama tidak baik untuk kesehatan pinggang. Orang-orang yang tetap aktif cenderung pulih lebih cepat. Ini mungkin sulit pada awalnya jika sakit parah, tetapi cobalah untuk bergerak secepat yang Anda bisa, namun lakukan sedikit-sedikit secara bertahap. Seperti berjalan di sekitar rumah, taman, mall, dll. Hal ini juga dapat mengalihkan perhatian dari rasa sakit. 5) Latihan dan gaya hidup Hal ini sangat cocok dilakukan jika penyebab sakit pinggangnya adalah kelebihan berat badan, postur tubuh yang buruk dan stres. Olahraga teratur dan aktif setiap hari akan membantu menjaga punggung tetap kuat dan sehat. Kegiatan seperti berjalan kaki, berenang dan yoga adalah pilihan populer. b. Perawatan sakit pinggang jangka panjang Sakit Pinggang Jangka Panjang maksudnya adalah yang telah berlangsung selama lebih dari enam minggu (dikenal sebagai sakit pinggang kronis). Untuk mengatasi sakit pinggang yang seperti ini, dapat dilakukan terapi farmakologi sebagai penghilang rasa sakit dan merekomendasikan perawatan yang tercantum di bawah ini 1) Latihan dan olah raga Program latihan khusus akan diawasi oleh instruktur yang terlatih. Latihan atau olah raga yang dilakukan bertujuan untuk memperkuat otot dan memperbaiki postur tubuh, serta latihan aerobik dan peregangan. 2) Terapi Manual Ada berbagai jenis terapi manual termasuk manipulasi, mobilisasi dan pijat, biasanya dilakukan oleh ahli tulang, ahli osteopati atau fisioterapis. Terapi manual itu harus mencakup sampai sembilan sesi selama periode sampai dengan 12 minggu. 3) Akupuncture Merupakan pengobatan Cina kuno di mana jarum halus ditusukkan pada titik-titik yang berbeda dalam tubuh. Akupunktur telah terbukti membantu mengurangi sakit pinggang bawah. terapi ini harus mencakup hingga 10 sesi selama periode sampai dengan 12 minggu.
4) Nerve block Pemblokiran akar saraf dengan cara menyuntikkan steroid atau anestesi diaerah punggung (sekitar tulang belakang) sesuai daerah pinggang mana yang sakit. Jika sakit pinggang disebabkan oleh saraf yang terjepit atau meradang di tulang belakang, suntikan dapat membantu meringankan rasa sakit sepanjang jalur saraf terkait, yakni pinggang-kaki.
Referensi Mizan, Dian Miftahul.2011. Pengaruh Terapi Bekam Kering terhadap PerubahanTingkat Nyeri pada Lansia di Panti Werdha Budi Dharma Yogyakarta. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Kesehatan Madani Nurlis, E. 2012. Pengaruh Terapi Dingin Ice Massage Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pada Penderita Low Back Pain.Jurnal Ners Indonesia, Vol. 2, No. 2, Maret 2012 Purwanto, dkk. 2012. Pengaruh Terapi Akupunktur Terhadap Penurunan TingkatNyeri Pasien Low Back Pain (Lbp) Di Polineurologi Rsud Dr.Harjono Ponorogo. Nursing Faculty at STIKES Satria Bhakti Nganjuk ............, mediskus.com 2015. Cara Ampuh Mengatasi Sakit Pinggang