PENGENDALIAN HAMA DENGAN MUSUH ALAMI PENGENDALIAN
HAMA
DENGAN
MUSUH
ALAMI
(REFOGIA)
Refugia Tanaman yang berfungsi sebagai microhabitat dari serangga musuh alami dan penarik hama tanaman disebut Refugia. Tanaman yang berbunga seperti kenikir, jengger ayam, tapak dara, bunga matahari, bayam dan kembang kertas masuk golongan tanaman refugia. Bunga tanaman tersebut akan mengeluarkan nectar yang baunya menarik serangga musuh alami maupun serangga hama tanaman untuk dating. Penanaman Refugia Penanaman refugia pada lahan sawah dan sayuran atau sekitarnya merupakan suatu usaha konservasi serangga musuh alami. Hal tersebut dimaksudkan supaya tercipta agroekosistem di lahan pertanian bisa terjaga. Apabila agroekosistem lahan pertanian stabil maka populasi hama akan seimbang dengan populasi serangga musuh alami. Penanaman tanaman refugia pada tanaman padi diusahakan sesaat pembuatan galeng selesai sehingga pada saat tanaman refugia berbunga padi sudah mulai tumbuh sehingga dapat terhindar dari hama tanaman. Untuk tanaman sayuran sebelum pengolahan lahan selesai dapat dilakukan penanaman refugia sehinggga s ehinggga pada saat tanaman sayuran sudah besar tanaman refugia sudah mulai berbunga. Serangga-serangga musuh alami dan hama sangat tertarik dengan tanaman yang berbunga. Serangga yang sering melakukan kunjungan adalah kumbang, lalat, lebah, semut, thrips dan kupu-kupu untuk mendapatkan nectar. Pemanfaatan tanaman refugia sebagai microhabitat serangga hama dan musuh – musuh musuh alami dapat diterapkan di lahan persawahan maupun lahan sayuran untuk mengendalikan hama secara almiah. Penanaman refugia akan mengurangi biaya usaha tani untuk pengendalian hama sehingga keuntungan petani dapat meningkat dan lingkungan terjaga secara berimbang. Selain menjaga keseimbangan lingkungan juga dapat menyejukkan mata manakala lahan pertanian yang subur dengan dikelilingi tanaman bunga yang mekar. Bilamana dalam luasan yang cukup tanaman refugia ini tumbuh bersanding dengan tanaman dilahan pertanian akan membuat suasana agrowitasa dan keadaan seperti ini akan membuat petani betah disawah. Tanaman bunga kertas (Zinnia) ternyata tidak hanya digunakan sebagai tanaman hias, tetapi tanaman bunga kertas (Zinnia) ini sangat berpotensi untuk dijadikan refugia karena mempunyai banyak keunggulan, yaitu: mudah ditanam (cepat tumbuh), warnanya beragam, bibit mudah diperoleh, regenerasi tanaman tergolong cepat dan kontinyu. Refugia tanaman bunga kertas ini merupakan salah satu jenis tumbuhan yang dapat menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan dan juga sumberdaya lain bagi musuh alami dari jenis predator maupun parasitoid. Refugia bunga kertas ini bisa menjadi
mikrohabitat
yang
diharapkan
bisa
menjadi
usaha
konservasi
musuh
alami.
Selain bermanfaat sebagai refugia, tanaman bunga kertas yang ditanam dengan rapi dan pemilihan warna bunga yang serasi akan memiliki nilai keindahan atau estetika didalamnya. Dengan menanam refugia bunga kertas ini petani akan mendapatkan manfaat ganda, tanamannya aman dari hama dan merasa tenang dan nyaman. Keindahan tanaman bunga kertas disawah akan membuat petani lebih sering berkunjung ke sawah yang secara tidak langsung juga melakukan pengamatan terhadap perkembangan tanamannya, mengetahui jika tanaman mengalami gejala-gejala tertentu seperti diserang hama ulat atau bercak-bercak terjangkit penyakit, sehingga akan lebih cepat melakukan antisipasi pengendaliannya. Tanaman bunga Matahari (Helianthus annus L.) juga sebagai tanaman refugia paling banyak dikunjungi oleh laba-laba dan lebah. Bunga matahari (Helianthus annus L) juga dapat menarik predator jenis Pirate bugs yang memangsa thrips, aphids, mites, scales, white flies dan beneficial nites yang memangsa thrips,spieder mite, fungus gnats. Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang kanibal yang saling memangsa. Mangsa utama laba-laba adalah serangga. Termasuk serangga hama yang menyebabkan gagal panen. Laba-laba (araneidae) bisa membuat jaring-jaring sutera yang ditempelkan didaun-daun dan juga ranting-ranting bunga matahari. Jaring ini bersifat lengket, yang berguna untuk menjebak serangga hama dan serangga lainnya yang terbang yang kemudian laba-laba segera menghampiri dan menusukkan taringnya kepada serangga untuk melumpuhkan dan memasukkan enzim pencerna ke dalam tubuh mangsanya. Labalaba ini juga sangat suka memangsa belalang, termasuk predator bagi belalang. Selain sebagai predator bagi belalang, Laba-laba juga predator bagi wereng. Sebagai contoh: Laba-laba srigala (Lycosa pseudoanulata) dapat memangsa hama wereng batang coklat (WBC) bisa mencapai 10 -¬ 20 ekor imago/hari atau 15 – 20 nimfa/hari, Laba-laba Laba-laba Bermata Jalang (Oxyopes javanus) dapat memangsa hama wereng 8 ekor/hari dan Laba-laba Berahang Empat (Tetragnatha spp) yang memangsa hama wereng dan serangga hama lain yang terperangkap di dalam sarang. Tidak semua laba-laba mampu membuat jaring yang digunakan untuk memerangkap mangsanya, akan tetapi jenis laba-laba ini menghasilkan benang sutera untuk membantu pergerakannya dari satu tempat ke tempat lainnya dengan cara berayun, menjerat mangsanya dan melindungi sarang. Benang sutera ini berupa serat protein yang tipis dan kuat dari kelenjar (spinneret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya. Selain laba-laba yang banyak mengunjungi bunga matahari adalah Lebah. Serangga musuh alami yang satu ini merupakan serangga Polinator yang berperan dalam proses polinasi atau proses penyerbukan karena
lebah mampu mengumpulkan polen dan nektar dalam jumlah yang sangat banyak yang selanjutnya akan dikonsumsi bersama-sama dengan koloninya. Prosesnya pada saat dalam perjalanan mencari makanan, lebah membantu terjadinya proses penyerbukan pada bunga. Proses penyerbukan Ini terjadi secara tidak sengaja karena lebah membawa polen yang melekat pada tubuhnya ke bunga lain. Mengingat peran dari serangga musuh alami yang mengguntungkan untuk membantu pengendalian hama dan penyakit ini, maka perlu ada usaha konservasi musuh alami dengan menanam tanaman refugia bersamaan atau mendahului tanaman utama. Pemanfaatan tanaman refugia ini akan mengurangi penggunaan pestisida (insektisida, fungisida, dan herbisida). Dan kalau memungkinkan beralih dari pestisida kimiawi ke penggunaan pestisida nabati. http://cybex.pertanian.go.id/materilokalita/detail/15871/pengendalian-hama-dengan-musuh-alami
Pengendalian hama serangga pada tanaman padi atau sayuran tak selamanya harus melakukan penyemprotan pestisida, pengendalian secara alami dengan m emanfaatkan serangga musuh alami terkadang lebih efektif, effisien dan ekonomis serta berdampak lingkungan yang lebih baik. Serangga musuh alami pada tanaman padi dan sayuran secara alamiah sebetulnya sudah ada namun karena lingkungan yang tidak m emadai, maka terjadi ketidakseimbangan perkembangan serangga musuh alami dan hama tanaman. Lambatnya perkembangan serangga musuh alami berdampak terjadi ledakan hama yang membutuhkan perlakukan penyemprotan menggunakan pestisida kimia, nabati maupun hayati. Penggunaan serangga musuh alami untuk mengendalikan hama tanaman saat ini sedang gencar dianjurkan. Serangga musuh alami hama tanaman maupun hama tanaman itu sendiri secara naluri menyenangi tanaman yang mengeluarkan nectar. Bau nectar akan menarik serangga musuh alami maupun hama tanaman sehingga pada tanaman yang mengeluarkan nectar akan berkumpul serangga musuh alami maupun hama tanaman yang berakibat serangga musuh alami t ersebut memakan hama tanaman. Pada tanaman yang mengeluarkan nectar tersebut terjadi pengendalian hama tanaman secara alamiah sehingga terjadi keseimbangan lingkungan. Refugia Tanaman yang berfungsi sebagai microhabitat dari serangga musuh alami dan penarik hama tanaman disebut Refugia. Tanaman yang berbunga seperti kenikir, jengger ayam, tapak dara, bunga matahari, bayam dan kembang kertas masuk golongan tanaman refugia. Bunga tanaman tersebut akan mengeluarkan nectar yang baunya menarik serangga musuh alami maupun serangga hama tanaman untuk datang. Penanaman Refugia Penanaman refugia pada lahan sawah dan sayuran atau se kitarnya merupakan suatu usaha konservasi serangga musuh alami. Hal tersebut dim aksudkan supaya tercipta agroekosistem di lahan pertanian bisa terjaga. Apabila agroekosistem lahan pertanian stabil maka populasi hama akan seimbang dengan populasi serangga musuh alami. Penanaman tanaman refugia pada tanaman padi diusahakan sesaat pembuatan galeng selesai sehingga pada saat tanaman refugia berbunga padi sudah m ulai tumbuh sehingga dapat terhindar dari hama tanaman. Untuk tanaman sayuran sebelum
pengolahan lahan selesai dapat dilakukan penanaman refugia sehinggga pada saat tanaman sayuran sudah besar tanaman refugia sudah mulai berbunga. Serangga-serangga musuh alami dan hama sangat tertarik dengan tanaman yang berbunga. Serangga yang sering melakukan kunjungan adalah kumbang, lalat, lebah, semut, thrips dan kupu-kupu. Ternyata dalam menggunakan metode kunjungan tidak didominasi penyuluh saja akan tetapi serangga juga m elakukan kunjungan rutin untuk mendapatkan nectar. Pemanfaatan tanaman refugia sebagai microhabitat serangga hama dan musuh – musuh alami dapat diterapkan di lahan persawahan maupun lahan sayuran untuk mengendalikan hama secara almiah. Penanaman refugia akan mengurangi biaya usaha tani untuk pengendalian hama sehingga keuntungan petani dapat m eningkat dan lingkungan terjaga secara berimbang. Selain menjaga keseimbangan lingkungan juga dapat menyejukkan mata manakala lahan pertanian yang subur dengan dikelilingi tanaman bunga yang mekar. Bilamana dalam luasan yang cukup tanaman refugia ini tumbuh bersanding dengan tanaman dilahan pertanian akan membuat suasana agrowitasa dan keadaan seperti ini akan membuat petani betah di lahan hatipun senang. ZAMRY FAHRIZAL, SP-Admin Cybex Kab. Pamekasan
engendalian hama serangga pada tanaman padi atau sayuran tak selamanya harus melakukan penyemprotan pestisida, pengendalian secara alami dengan m emanfaatkan serangga musuh alami terkadang lebih efektif, effisien dan ekonomis serta berdampak lingkungan yang lebih baik. Serangga musuh alami pada tanaman padi dan sayuran secara alamiah sebetulnya sudah ada namun karena lingkungan yang tidak m emadai, maka terjadi ketidakseimbangan perkembangan serangga musuh alami dan hama tanaman. Menurut berbagai sumber refugia merupakan suatu area yang ditumbuhi beberapa jenis tumbuhan yang dapat menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid. Refugia bisa merupakan bunga-bunga yang terdapat di galengan atau pinggir sawah. Tanaman yang berpotensi besar sebagai refugia antara lain tanaman bunga matahari, tanaman kenikir dan tanaman bunga kertas. Refugia bunga kertas sangat potensial sebagai refugia pada lahan tanaman padi. Kelebihan refugia bunga kertas antara lain mudah ditanam (cepat tumbuh), warnanya beragam, bibit mudah diperoleh, regenerasi tanaman tergolong cepat dan kontinyu. Refugia bunga kertas dapat menarik serangga musuh alami lebih banyak karena warna dari bunga kertas ini sangat beragam ada yang berwarna merah, pink, putih, biru, ungu dan orange bahkan penyerbukan silang oleh serangga polinator bisa m enghasilkan bunga kertas dengan warna yang lain. Refugia bunga kertas yang beraneka warna dan beragam membuat serangga yang mendatangi juga semakin banyak. Penanaman tanaman refugia pada tanaman padi diusahakan sesaat pembuatan galeng selesai sehingga pada saat tanaman refugia berbunga padi sudah m ulai tumbuh sehingga dapat terhindar dari hama tanaman. Untuk tanaman sayuran sebelum pengolahan lahan selesai dapat dilakukan penanaman refugia sehinggga pada saat tanaman sayuran sudah besar tanaman refugia sudah mulai berbunga. Hal yang harus
diperhatikan dalam penanaman tanaman refugia adalah jangan menanam tanaman refugia terlalu dekat dengan komoditas utama (tanaman padi) dan koordinasi dengan kelompok tani diperlukan agar penyemprotan hanya dilakukan saat populasi hama sudah tinggi. Manfaat Penanaman refugia selain sebagai salah satu upaya konservasi musuh alami, penanaman refugia juga akan mengurangi biaya usaha tani untuk pengendalian hama sehingga keuntungan petani dapat meningkat dan lingkungan terjaga secara berimbang. Selain menjaga keseimbangan lingkungan juga dapat menyejukkan mata manakala lahan pertanian yang subur dengan dikelilingi tanaman bunga yang mekar. Sejak setahun lalu UPTD V Ajung Dinas Tanaman Pangan,Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Jember terus menggalakkan penanaman refugia. Hampir semua wilayah yang meliputi Kecamatan Ajung, Jenggawah, dan Mumbulsari jadi tampak indah karena hadirnya refugia di sawah. Intensitas serangan OPT pun cenderung turun dibandingkan tahun sebelumnya. Tentunya ini dapat berjalan karena adanya kesadaran dan kerjasama yang baik antara PPL, POPT, Babinsa dan petani untuk meningkatkan produksi hasil pertanian melalui penanaman refugia.
Dalam Pengendalian OPT tak selamanya pengendalian harus dengan aplikasi pestisida.Pengendalian secara alami dengan memanfaatkan musuh alami terkadang lebih efektif, effisien dan ekonomis serta memberikan dampak yang baik bagi lingkungan. Upaya peningkatan produksi melalui operasional perlindungan tanaman perlu dilakukan secara profesional yaitu dengan strategi pengamanan produksi terhadap gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang sesuai dengan konsepsi PHT (Pengendalian Hama Terpadu) . Konsep PHT salah satunya adalah pelestarian musuh alami yang Salah satunya bisa dengan penanaman tanaman refugia. Refugia adalah tumbuhan (baik tanaman maupun gulma) yang tumbuh disekitar tanaman yang dibudidayakan, yang berpotensi sebagai mikrohabitat bagi musuh alami (baik predator maupun parasit) tentunya agar pelestarian musuh alami tercipta dengan baik. Manfaat tanaman Refugia yaitu sebagai mikrohabitat yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam usaha konservasi musuh alami dan juga sebagai sumber nektar bagi musuh alami sebelum adanya populasi hama di pertanaman. Selain gulma, tumbuhan liar yang berbunga di sekitar lahan pertanian juga berpotensi untuk dijadikan refugia, bisa menjadi habitat alternatif untuk serangga jenis predator maupun jenis parasitoid. Tumbuhan liar dapat menarik kumbang kubah, belalang sembah dan juga laba-laba.Serangga –serangga ini akan tertarik dan datang ke daerah dengan banyak bunga yang berwarna-warni. Jenisjenis tanaman yang berpotensi sebagai refugia 1. Tanaman hias Beberapa penelitian menyebutkan jenis tanaman hias yang berpotensi sebagai refugia antara lain bunga matahari (Helianthus annuus), bunga kertas zinnia (Zinnia peruviana), (Zinnia acerosa), (Zinnia bicolor), (Zinnia grandiflora), (Zinnia elegans), kenikir (Cosmos caudatus) dll. 2. Gulma Gulma yang selama ini terkesan sebagai tanaman pengganggu ternyata bisa dijadikan refugia. Terutama yang berasal dari famili asteraceae seperti babadotan (Ageratum conyzoides), Ajeran (Bidens pilosa L.), Bunga tahi ayam (Tagetes erecta) 3. Tumbuhan liar yang ditanam atau yang tumbuh sendiri di areal pertanaman Tumbuhan liar yang sengaja ditanam atau tumbuh dengan sendirinya di area
pertanaman antara lain, bunga legetan(Synedrella nodiflora),pegagan (Centella asiatica), rumput setaria (Setaria sp.), rumput kancing ungu (Borreria repens), dan kacang hias atau kacang pentoi (Arachis pentoi) 4. Sayuran Sayuran yang berpotensi sebagai refugia sekaligus bahan pangan antara lain kacang panjang (Vigna unguiculata ssp. sesquipedalis), bayam (Amaranthus spp.) , jagung (Zea mays) (Pujiastuti et. al2015). Yang terpenting dalam pemilihan tanaman refugia ini adalah mencari tanaman dengan warna bunga yang mennyolok, umur tanaman yang setara atau lebih l ama dari tanaman utama, benih mudah didapat dan mudah dibudidayakan. Dengan penanaman refugia yang tepat maka akan didapat manfaat sebagai berikut: 1. Mikrohabitat yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam usaha konservasi musuh alami, 2. sumber nektar atau pakan bagi musuh alami sebelum adanya populasi hama di pertanaman, 3. terciptanya agroekosistem yang seimbang, dimana jumlah hama yang ada dapat ditekan oleh keberadaan musuh alaminya, sehingga tidak menimbulkan kerugian secara ekonomi (di bawah ambang batas ekonomi). Sehingga untuk kedepannya akan mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan seperti yang biasanya dilakukan petani saat ini.
Manfaat Tanaman Refugia Untuk Tanaman Padi Sawah
Sumber Gambar: Dok. BPP Baktiya
Pengendalian hama serangga pada tanaman padi tidak hanya harus melakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida, pengendalian hama serangga pada tanaman padi juga dapat dikendalian secara alami dengan memanfaatkan serangga musuh alami. Cara ini terkadang lebih efektif, efisien dan ekonomis serta ramah lingkungan. Penggunaan serangga musuh alami untuk mengendalikan hama tanaman saat ini sedang gencar dianjurkan. Serangga musuh alami hama tanaman maupun hama tanaman itu sendiri secara naluri menyenangi tanaman yang mengeluarkan nektar. Bau nektar akan menarik serangga musuh alami maupun hama tanaman sehingga pada tanaman yang mengeluarkan nektar akan berkumpul serangga musuh alami maupun hama tanaman yang berakibat serangga musuh alami tersebut memakan hama tanaman. Pada tanaman yang mengeluarkan nektar tersebut terjadi pengendalian hama tanaman secara alamiah sehingga terjadi keseimbangan lingkungan. Refugia Tanaman yang berfungsi sebagai microhabitat dari serangga musuh alami dan penarik hama tanaman disebut Refugia. Tanaman yang berbunga seperti kenikir, jengger ayam, tapak dara, bunga matahari, bayam dan kembang kertas masuk golongan tanaman refugia. Bunga tanaman tersebut akan mengeluarkan nektar yang baunya menarik serangga musuh alami maupun serangga hama tanaman untuk datang. Penanaman tanaman refugia pada tanaman padi diusahakan pada saat pembuatan galeng selesai sehingga pada saat tanaman refugia berbunga padi sudah mulai tumbuh sehingga dapat terhindar dari hama tanaman. Pemanfaatan tanaman refugia sebagai mikrohabitat serangga hama dan musuh – musuh alami dapat diterapkan di lahan persawahan untuk mengendalikan hama secara almiah. Penanaman refugia akan mengurangi biaya usaha tani untuk pengendalian hama sehingga keuntungan petani dapat meningkat dan lingkungan terjaga secara berimbang.
REFUGIA Refugia merupakan suatu area yang ditumbuhi beberapa jenis tumbuhan yang dapat menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid. Tanaman yang berfungsi sebagai refugia bermacam-macam antara lain bunga pukul empat, bunga kenikir, bunga kertas dan bunga matahari. Dengan refugia, sawah menjadi penuh dengan bunga-bunga cantik. Musuh alami hama bawang merah yang bersarang di tanaman bunga akan menjadi predator atau parasitoid bagi hama bawang merah. Predator akan memangsa hama bawang merah. Hewan yang termasuk predator hama bawang merah antara lain capung, kupu-kupu, lalat, semut, tomcat, lebah, kepik, kumbang helm, dan laba-laba. Berbeda dengan predator, parasitoid adalah serangga yang hidup menumpang pada serangga lain. Parasitoid melumpuhkan hama dengan cara menanamkan telurnya pada telur hama bawang merah. Dengan begitu, telur hama bawang merah akan berubah menjadi parasitoid yang berguna bagi petani saat menetas. Penanaman refugia pada lahan pertanian atau sekitar lahan pertanian ini merupakan suatu usaha konservasi serangga musuh alami. Tujuannya adalah membuat agroekosistem di lahan pertanian bisa terjaga. Apabila agroekosistem lahan pertanian stabil maka populasi hama akan seimbang dengan populasi musuh alami.
MANFAAT REFUGIA UNTUK PENGENDALIAN OPT
Dalam Pengendalian OPT tak selamanya pengendalian harus dengan aplikasi pestisida. Pengendalian secara alami dengan memanfaatkan musuh alami terkadang lebih efektif, effisien dan ekonomis serta m emberikan dampak yang baik bagi lingkungan. Upaya peningkatan produksi melalui operasional perlindungan tanaman perlu dilakukan secara profesional yaitu dengan strategi pengamanan produksi terhadap gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang sesuai dengan konsepsi PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Salah satunya dengan penanaman tanaman refugia. Menurut para ahli definisi Refugia adalah pertanaman beberapa jenis tumbuhan yang dapat menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid (Nentwig, 1998; Wratten et al., 1998). Refugia dalam dunia pertanian ternyata berfungsi sebagai microhabitat dan penyedia sumber makanan atau sumber nectar dan tempat berlindung bagi musuh alami. Refugia adalah microhabitat buatan yang di tanam dalam lahan pertanian baik ditanam secara monoculture atau tumpang sari dengan tanaman yang lain. Penanaman refugia sebagai salah satu upaya konservasi musuh alami (Solichah, 2001). Penanaman refugia pada lahan pertanian atau sekitar lahan pertanian ini merupakan suatu usaha konservasi serangga musuh alami. Tujuannya adalah membuat agroekosistem di lahan pertanian bisa terjaga. Apabila agroekosistem lahan pertanian stabil maka populasi hama akan seimbang dengan populasi musuh alami. Serangga musuh alami sangat tertarik dengan tanaman yang berbunga. Yang paling banyak melakukan kunjungan adalah kumbang, lalat, lebah, semut, thrips dan kupukupu.. Kunjungan serangga ini untuk mendapatkan makanan berupa polen atau neknectarang mengandung 10-70% gula, lipid, asam amino dan mineral, 15-30% protein, lemak, vitamin dan unsur lain. Cara m endapatkan nectar ini dengan urutan bagian bawah bunga kemudian ke bagian atasnya. Ternyata serangga ini tahu loh mana bagian bunga yang memiliki nectar paling banyak yaitu bagian bawah. Dari kelompok seranga diatas lebah merupakan polinator yang paling penting karena memiliki kemampuan untuk mengumpulkan polen dan nektar dalam jumlah yang banyak yang selanjutnya akan dikonsumsi bersama dalam koloninya. Kenapa ya serangga musuh alami tertarik pada bunga?, hal ini dikarenakan Serangga termasuk serangga musuh alami mempunyai dua alat detector yang penerima rangsang cahaya yaitu mata tunggal (oseli) dan mata majemuk (omatidia). Mata serangga ini dibedakan berdasarkan jumlah lensa yang dipunyainya. Kalau mata t uggal mempunyai lensa kornea tunggal sedangkan mata majemuk mempunyai lensa kornea segi enam. Fungsi tiap mata inipun berbeda-beda, kalau mata tunggal berfungsi untuk membedakan intensitas cahaya yang diterima, sedangkan mata majemuk berfungsi sebagai pembentuk bayangan yang berupa mozaik. Dari penghilatan ini seranga bisa membedakan warna dari bunga. Ada yang bisa membedakan warna biru dan kuning seperti lebah madu. Ada juga yang hanya bisa mengetahi warna kuning saja seperti kutu daun dan lalat pengorok daun. Ada juga yang tidak bisa m embedakan warna apapun alias buta warna. Kemampuan membedakan warna pada seranga ini karena perbedaaan sel-sel retina mata pada serangga. Refugia tanaman berbunga tidak semuanya dapat digunakan sebagai usaha konservasi musuh alami, terkadang mendatangkan seranga hama yang tidak kita kehendaki. Dari hasil penelitian yang paling cocok digunakan tanaman bunga kertas (Zinnia) banyak dikunjungi serangga dari beberapa jenis ada kupu-kupu, semut, kumbang, laba-laba dan lebah. Hal ini dikarenakan bunga kertas (Zinnia) selalu mekar dan bunganya beraneka
warna. Bunga kertas ini dapat berinteraksi baik dengan musuh alami dibandingkan dengan tanaman yang lain. Makanya bunga kertas (Z innia) sangat potensial digunakan sebagai refugia pada lahan tanaman padi karena dapat mengundang banyak musuh alami dan mempunyai banyak keunggulan, yaitu: m udah ditanam (cepat tumbuh), warnanya beragam, bibit mudah diperoleh, regenerasi tanaman tergolong cepat dan kontinyu. Selain bunga kertas yang bagus sebagai refugia yaitu bunga matahari, bunga kenikir dan bunga tapak dara. Tanaman kacang panjang juga ternyata sangat cocok digunakan untuk usaha konservasi musuh alami. Tanaman kacang ini bisa diambil manfaat secara langsung (kacang dan lembanyung) dan secara tidak langsung (sebagai refugia). Gulma yang selama ini terkesan sebagai tanaman pengganggu ternyata bisa dijadikan refugia. Gulma tertentu mempunyai pengaruh yang mengguntungkan bagi tanaman pokok dan bisa menjadi alternative microhabitat bagi musuh alami. Hanya saja perlu dilakukan pengelolaan yang baik, untuk menghilangkan kesan gulma yang selam a ini melekat sebagai tanaman pengganggu. Ada beberapa jenis hama yang sangat suka hidup pada gulma. Hama jenis ini akan lebih senang hinggap digulma tersebut dibandingkan hinggap pada tanaman pangan dan hortikultura, tetapi apabila gulma ini tidak ada maka yang akan diserang adalah tanaman pokoknya. Adapun cara membuat refugia gulma adalah dengan memilih gulma dari jenis gulma yang berbunga seperti asteraceae kemudian gulma ini ditata dalam jalur khusus. Jenis gulma berbunga ini akan menarik serangga musuh alami. Pengaruh gulma pada tanaman tidak pokok tidak terlalu berarti, bahkan meningkatkan stabilitas ekologi pertanian. Selain gulma, tumbuhan liar yang berbunga di sekitar lahan pertanian juga berpotensi untuk dijadikan refugia, bisa menjadi habitat alternatif untuk serangga jenis predator maupun jenis parasitoid. Tumbuhan liar dapat menarik kumbang kubah, belalang sembah dan juga laba-laba. Tumbuhan liar yang berpotensi sebagai refugia adalah jenis Synedrella nodiflora, Centella asiatica, Setaria, Borreria repens, dan Arachis pentoi. Blok refugia baik tanaman hias, tanaman gulma dan tumbuhan liar yang ditanam atau tumbuh sendiri di sekitar maupun dalam lahan pertanian akan menarik j enis serangga tertentu. Karena serangga sendiri juga memiliki ketertarikan pada jenis refugia tertentu contoh serangga musuh alami jenis herbivore (pemakan tumbuhan) akan tertarik pada refugia yang memiliki nutrisi atau zat biokimia tertentu. Di Kecamatan Sungai Tabuk Blok refugia dapat dilihat disawah percontohan milik Laboratorium Balai Proteksi Tanaman. Disekitar areal persawahan ditanami refugia jenis bunga matahari, kenikir, tapak dara dan bunga kertas dan juga penanaman kacang panjang. Menurut Kasidal, SP penanaman refugia ini mengurangi serangan hama pada tanaman padi. Hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman tanaman refugia adalah jangan terlalu dekat dengan komoditas utama sehingga tanaman refugia tidak berebut unsure hara dan air dengan tanaman yang dibudidayakan. Untuk penanaman awal refugia sebaiknya berbarengan dengan dimulainya musim tanam. Selain itu, koordinasi dalam kelompok tani sangat diperlukan agar pengendalian dengan menggunakan pestida dilakukan hanya pada saat populasi hama sudah mencapai ambang pengendalian saja, agar serangga yang menguntungkan seperti musuh alami yang sudah ada dilahan tidak ikut terbunuh saat penyemprotan/aplikasi pestisida.
ANAMAN REFUGIA UNTUK PENANGGULANGAN HAMA TANAMAN PADI Pengendalian hama serangga padi tidak harus dilakukan dengan penyemprotan pestisida, pengendalian secara alami dengan cara musuh serangga alami terkadang
lebih efektif, efisien dan ekonomis serta berdampak lingkungan yang baik. Penggunaan serangga musuh alami untuk mengendalikan hama tanaman saat ini sedang dianjurkan. Serangga musuh alami padi secara naluri menyenangi tanaman yang mengeluarkan nectar. Bau nectar akan menarik musuh alami maupun hama tanaman sehingga pada tanaman yang mengeluarkan nectar akan berkumpul serangga musuh alami maupun hama tanaman yang berakibat seranngga musuh alami tersebut memakan hama tanaman. Refugia tanaman yang berfungsi sebagai mikro habitat dari serangga musuh alami dan penarik hama tanaman adalah sebagai berikut : Tanaman yang berbunga Seperti : Kenikir, jengger ayam, tapak doro, bunga matahari, bayam, kembang kertas. Bunga tanaman tersebut akan m engeluarkan nectar yang baunya menarik serangga musuh alami maupun serangga yang datang. Penanaman refugia pada lahan sawh atau sekitarnya, diusahakan saat pembuatan galeng selesai sehinnga pada saat tanaman refugia berbunga padi sudah tumbuh sehingga dapat terhindar dari hama tanaman. Tanaman refugia pada lahan sawh dan sekitarnya sebagai usaha konserfasi musuh alami supaya tercipta agrosistem dilahan pertanian terjaga dengan baik.
Refugia adalah tanaman yang memiliki fungsi sebagai microhabitat dari serangga musuh alami dan penarik hama tanaman. Tanaman yang termasuk refugia memiliki bunga, seperti jengger ayam, tapak dara, bunga matahari, kenikir, dan bunga kertas. Bunga pada tanaman refugia ini berfungsi sebagai penghasil nectar yang baunya menarik serangga serangga musuh alami maupun serangga hama tanaman. Serangga musuh alami akan memakan hama pada saat berkompetisi mendapatkan nectar. Pada tanaman berbunga inilah terjadi pengendalian hama tanaman secara alami sehingga mendukung keseimbangan lingkungan. Gulma yang selama ini terkesan sebagai tanaman pengganggu ternyata bisa dijadikan refugia. Gulma tertentu juga mempunyai pengaruh yang menguntungkan bagi tanaman pokok dan bisa menjadi alternatif microhabitat bagi serangga musuh alami. Namun perlu dilakukan pengelolaan yang baik untuk menghilangkan kesan Uma yang selama ini melekat
sebagai tanaman pengganggu. Terdapat beberapa hama yang menyukai gulma ini dibanding tanaman pangan atau holtikultura. Namun apabila gulma ini tidak ada maka hama akan langsung menyerang tanaman budidaya tersebut. Refugia dari gulma dibuat dengan memilih gulma yang mempunyai bunga seperti jenis asteraceae dan kemudian gulma ini ditanam pada jalur khusus di lahan. Jenis gulma berbunga juga akan menarik serangga musuh alami. Pengaruh gulma ini tidak terlalu berarti pada tanaman budidaya. Tanaman berbunga tidak semuanya dapat digunakan sebagai konservasi musuh alami karena bisa mendatangkan serangga yang tidak dikehendaki. Dari hasil penelitian yang paling cocok digunakan sebagai tanaman refugia pada tanaman padi adalah bunga kertas dan bunga jengger ayam. Tanaman kacang panjang juga ternyata cocok digunakan sebagai refugia, sehingga selain mendapat hasilnya secara langsung, dapat juga merasakan manfaatnya secara tidak langsung sebagai refugia. Refugia pada lahan budi daya sebenarnya merupakan suatu usaha konservasi serangga musuh alami. Hal tersebut agar menciptakan agroekosistem lahan pertanian tetap terjaga. Apabila agroekosistem lahan pertanian stabil maka populasi hama akan seimbang dengan populasi serangga musuh alami.
Bagaimana cara penanaman refugia? Cara penanaman refugia pada tanaman padi diusahakan pada saat pembuatangaleng selesai sehingga pada saat tanaman refugia berbunga padi sudah mulai tumbuh dan dapat terhindar dari hama tanaman. Untuk tanaman hortikultura penanaman
refugia bisa dilakukan sebelum pengolahan lahan selesai sehingga pada saat tanaman hortikultura sudah besar, tanaman refugia sudah memulai berbunga dan mampu mengendalikan serangga hama. Serangga musuh alami bisa tertarik pada bunga area serangga mempunyai dua alat detektor penerima rangsang cahaya, yaitu mata tunggal (oseli) dan mata majemuk (omatida). Mata serangga ini dibedakan berdasarkan jumlah lensa yang dipunya. Pada mata tunggal mempunyai lensa kornea tunggal yang berfungsi membedakan intensitas cahaya sedangkan mata majemuk mempunyai lensa kornea segi enam yang berfungsi sebagai pembentuk bayangan yang berupa mozaik. Dari penglihatan ini serangga bisa membedakan warna dari bunga. Kemampuan membedakan warna pada serangga ini karena perbedaan sel-sel retina mata yang dimiliki. Penanaman refugia akan mengurangi biaya usahatani untuk pengendalian hama, sehingga keuntungan petani akan meningkat dan ekosistem lingkungan dapat terjaga. Selain itu dengan tanaman refugia lahan akan semakin indah untuk dipandang. Bila tanaman refugia tumbuh cukup bersanding dengan tanaman budidaya di lahan pertanian juga akan membuat suasana aerowisata. Saat ini juga sudah banyak digalakkan penanaman refugia di lahan pertanian oleh pemerintah daerah di berbagai tempat