I. LAT LATAR BELA BELAKA KANG NG
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia. dunia. Pada tahun 1992, World Health Assosiation Assosiation (WHO) telah mencanangkan TB seba sebaga gaii Global Global Emergenc Emergencyy. Perk Perkir iraan aan kasu kasuss TB secar secaraa glob global al pada pada tahu tahun n 2011 2011 adalah1 − − − −
!nsidensi kasus Pre'alensi kasus asu asuss men menin ing ggal gal (! (!* * neg negat ati+ i+)) asus sus meni eninggal (!* positi+)
",# $uta (".%& 9.0 $uta) 12 $uta (10& 1% $uta) 1 1 $u $uta (0, (0,"- & 1. 1.1 $u $uta ) 0,-% $uta (0, (0,-0&0,- $ut $uta)/ a)/ 0.%"
$uta (0.%2&0.- $uta) pada 20092 i !ndonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. ari data hasil 3 tahun 2011, lima negara dengan insiden kasus terbanyak yaitu !ndia (2,0 &2. $uta), 4hina (0,9 &1.1 $uta), 5+rika 6elatan (0.-&0. $uta), !ndonesia (0,- 7 0, $uta) dan Pakistan (0.%& 0. $uta) 1. TB paru mencakup "08 dari keseluruhan ke$adian penyakit
tuberkulosis,
sedangkan
208
selebihnya
merupakan
tuberkulosis
ekstrapulm ekstrapulmonar onar 2. iperkirakan baha sepertiga penduduk dunia pernah terin+eksi kuman M. kuman M. Tuberculosis Tuberculosis % . 6eda 6edang ngka kan n masa masala lah h !*: !*: 5!6 !6 send sendir irii adal adalah ah masa masala lah h besa besarr yang ang mengancam !ndonesia dan banyak negara di seluruh dunia. ;<5!6, badan 3 yang yang mengur mengurusi usi masala masalah h 5!6, 5!6, memperk memperkirak irakan an $umlah $umlah 35 35 (3rang (3rang dengan dengan !*:5!6) !*:5!6) di seluruh seluruh dunia pada esember 200- adalah %,9&--,% %,9&--,% $uta orang. orang. 6aat ini tidak ada negara yang terbebas dari !*: 5!6 -. !* dan TB merupa merupakan kan kombin kombinasi asi penya penyakit kit memati mematikan kan2. 6eseor 6eseorang ang yang yang terin+ terin+eks eksii !* akan akan mender menderita ita in+eks in+eksii oportu oportunis nistik tik selama selama per$ala per$alanan nan alamiah alamiah penyakit. TB adalah salah satu in+eksi oportunistik yang tersering pada kasus in+eksi !* dan mungk mungkin in mendah mendahulu uluii ter$adi ter$adiny nyaa perkem perkemban bangan gan 5!6, 5!6, tapi tapi seringn seringnya ya keduanya terdiagnosis secara bersamaan. Pada akhir tahun 2011, sekitar 1,1 $uta orang dari ",# yang terin+eksi TB di seluruh dunia terdapat koin+eksi engan !*. !* . #98 yang mengalami koin+eksi di 5+rika 6ub&sahara, sisanya berada di 5sia Tenggara dan di 5merika =atin dan aribia 1
. enaik enaikan an $umlah $umlah pasien pasien TB akibat akibat mening meningkat katny nyaa $umlah $umlah seropo seropositi siti++ !* telah telah
dilaporkan ter$adi di berbagai negara, termasuk negara ma$u seperti 5merika 6erikat, demi demiki kian an
$uga $uga
di
nega negara ra&n &neg egar araa
berk berkem emba bang ng
sepe sepert rtii
>epu >epubl blik ik
Tan?an n?ania ia,,
;ganda,@i ;ganda,@iare, are, dan $uga Brunei. Brunei. i !ndonesia !ndonesia menurut data ementerian ementerian esehatan
hingga akhir esember 2010, secara kumulati+ $umlah kasus 5!6 yang dilaporkan ber$umlah 2-.1%1 kasus dengan in+eksi penyerta terbanyak adalah TB yaitu sebesar 11."% ."% kasu kasuss (-98 (-98). ). 6eda 6edang ngka kan n in+e in+eks ksii !* !* pada pada pasi pasien en TB di !ndo !ndone nesi siaa diperk diperkirak irakan an sekitar sekitar %8/ di Tanah anah Papua Papua dan di popula populasi si risiko risiko tinggi tinggi termasuk termasuk populasi di =apas:>utan angkanya diperkirakan lebih tinggi . Perlu diketahui baha apabil apabilaa seseora seseorang ng dengan dengan seropos seropositi iti++ !* terin+ terin+eks eksii kuman kuman TB maka maka ia mudah mudah men$adi 5!6 dibanding mereka yang seronegati+ #.
II.
TINJAUAN KE KEPUSTAKAAN I.
TUBERKULOSIS 5. e+i e+ini nisi si Tuber Tuberkul kulosi osiss adalah adalah penya penyakit kit yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh in+eks in+eksii
Mycobacterium
tuberculosis
complex2.
Tuberk berkul ulos osis is
paru paru
adal adalah ah
penyakit radang parenkim paru karena in+eksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuber uberku kulo losi siss paru paru term termasu asuk k suat suatu u pneu pneumo moni nia, a, yaitu yaitu pneumonia yang disebabkan oleh oleh M.tuberculosis M.tuberculosis ". B. Atiologi TB Paru Paru diakib diakibatk atkan an oleh oleh in+eks in+eksii Mycobacterium tuberculosis comple. Bakteri ini merupakan basil tahan asam yang ditemukan oleh >obert >obert och och pada pada tahun tahun 1""2 1""2 9. Mycoba Mycobacte cteriu rium m tuberc tuberculo ulosis sis adalah kuman penyebab TB yang berbentuk batang ramping lurus atau sedikit bengkok dengan kedua u$ungnya membulat. oloninya yang kering dengan permukaan berbentuk bunga kol dan berarna kuning tumbuh secara lambat alaupun dalam kondisi optimal. iketahui baha p optimal untuk pertumbuhannya adalah antara ,"&",0. ;ntuk memelihara 'irulensiny 'irulensinyaa harus dipertahankan dipertahankan kondisi kondisi pertumbuhan pertumbuhannya nya pada p ," 10
. M.
tuberculosis
tipe
humanus
dan
bo'ines
adalah
mikoba mikobakter kterium ium yang yang paling paling banya banyak k menimb menimbulk ulkan an penya penyakit kit TB pada pada manusia. Basil tersebut berbentuk batang, bersi+at aerob, mudah mati pada air mendidih ( menit pada suhu "0 ° 4 dan 20 menit pada suhu 0°4), dan mudah mati apabila terkena sinar ultra'iolet (sinar matahari).
2
Basil Basil tuberk tuberkulo ulosis sis tahan tahan hidup hidup berbul berbulan&b an&bula ulan n pada pada suhu suhu kamar kamar dan dalam ruangan yang lembab 11. 4. Pato Patoge gene nesi siss 1.Tuberkulosis Primer uman TB yang masuk melalui saluran napas akan bersarang di $aringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang pneumoni, yang disebu disebutt sarang sarang primer primer atau a+ek a+ek primer primer disebi disebitt sebagai sebagai +okus +okus Chon. Chon. 6arang primer ini mungkin timbul di bagian di mana sa$a dalam paru, berbeda dengan sarang reakti'asi. ari sarang primer akan terlihat peradangan pembuluh lim+e menu$u hilus (lim+angitis lokal). Peradangan Pera dangan terse tersebu butt diik diikut utii oleh oleh pemb pembes esara aran n lim+ lim+on onod odii di hilu hiluss (lim+ (lim+ad aden enit itis is regional). 5+ek primer bersama&sama dengan lim+angitis regional dikenal sebagai kompleks primer. ompleks primer ini akan mengalami salah satu nasib sebagai berikut 12 a. 6embuh 6embuh deng dengan an tidak tidak mening meninggal galkan kan cacat cacat sama sama sekali, sekali, b. 6embuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang Chon, garis +ibrotik, sarang perkapuran di hilus), c. Deny Denyeb ebar ar den denga gan n cara cara 1) Perk Perkon onti tinu nuat atum um 6alah satu contoh contoh adalah epitutuberkulo epitutuberkulosis, sis, yaitu suatu ke$adian penekanan penekanan bronkus, biasanya bronkus lobus lobus medi medius us oleh oleh kele kelen$ n$ar ar hilu hiluss
yang ang
memb membes esar ar sehi sehing ngga ga
menimb menimbulk ulkan an obstru obstruksi ksi pada pada saluran saluran napas napas bersan bersangku gkutan tan,, dengan akibat atelektasis. uman tuberkulosis akan men$alar sepa sepan$ n$an ang g bron bronku kuss yang ang ters tersum umba batt ini ini ke lobu lobuss yang ang atelekt atelektasis asis dan menimb menimbulk ulkan an perada peradanga ngan n pada pada lobus lobus yang yang atelektasis tersebut, yang dikenal sebagai epitutuberkulosis 12.
2) Penye Penyebar baran an secara secara bronko bronkogen gen Penye Penyebar baran an secara secara bronko bronkogen gen berlan berlangsu gsung ng baik baik di paru bersangkutan maupun ke paru sebelahnya atau tertelan 12
. %) Penye Penyebar baran an secara secara hemato hematogen gen dan dan lim+og lim+ogen en Penyebaran ini berkaitan dengan daya tahan tubuh, $umlah dan 'irulensi kuman. 5da beberapa kuman yang menetap sebagai EpersistenF atau Edormant Edormant F, F, sehingga daya
3
tahan tubuh tubuh tidak
dapat menghe menghentikan ntikan perkemb perkembangbi angbiakan akan
kuman, akibatnya yang bersangkutan akan men$adi penderita TB dalam beberapa bulan. Bila tidak terdapat imunitas yang adekuat, penyebaran ini akan menimbulkan keadaan cukup gaa gaatt sepert sepertii TB milie milier, r, meni mening ngit itis is TB, TB, Typhobacillosis landouy. landouy. Penyebaran ini $uga dapat menimbulkan TB pada organ organ lain, misalnya misalnya tulang, tulang, gin$al, gin$al, anak gin$al, genitalia dan sebagainya12. 2. Tuberk berku ulosi losiss !asca !rimer (Tuberkulosis (Tuberkulosis 6ekunder) uman yang persisten pada TB primer akan muncul bertahun& tah tahun kemud emudia ian n
sebag ebagai ai
in+e in+eks ksii
endo endoge gen n
men$a en$adi di
TB
deas easaa
(tuberkulosis post (tuberkulosis post primer G G TB pasca TB pasca primer G G TB sekunder). Dayoritas rein+eksi mencapai 908. TB sekunder ter$adi karena imunitas menurun seperti malnutrisi, alkohol, peyakit maligna, diabetes, 5!6, gagal gin$al. TB sekunder ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di region atas paru (bagian apical apical"po "poster sterior ior lobus lobus superi superior or ata atau in#erior ). ). !n'asinya adalah ke daerah parenkim parenkim paru&paru dan tidak ke nodus nodus hiler paru. TB pasca primer $uga dapat berasal dari in+eksi eksogen dari usia muda men$adi TB usia tua 1%. Patogenesis dan mani+estasi patologi TB paru merupakan hasil respon imun seluler (cell ( cell mediated immunity) dan reaksi hipersensiti'itas tipe lambat terhadap antigen kuman TB12.
Per$alanan in+eksi TB ter$adi melalui tahap. Tahap ahap 1 dimula dimulaii dari dari masukn masuknya ya kuman kuman TB ke al'eol al'eoli. i. uman uman akan akan di+ag di+agos osit itos osis is oleh oleh makr makro+ o+ag ag al'e al'eol olar ar dan dan umum umumny nyaa dapa dapatt dihancurkan. Bila daya bunuh makro+ag rendah, kuman TB akan berproli+erasi
dalam
sitoplasma
makro akro+a +ag g. Pad Pada umum umumny nyaa
dan
menyebabkan
lisis
pada ada tah tahap ini ini tida tidak k ter$ ter$ad adii
pertumbuhan kuman. Tahap 2 tahap simbiosis, kuman tumbuh secara logaritmik dalam non" acti acti$a $ate ted d macr macrop opha hage ge yang yang gaga gagall mend mendest estru ruks ksii kuma kuman n TB hing hingga ga mako mako+ag +ag hanc hancur ur dan dan kuma kuman n TB di+a di+ago gosit sitos osis is oleh oleh
4
makr makro+ o+ag ag lain lain yang masu masuk k ke tempat tempat radan radang g karen karenaa +akto +aktor r kemotaksis
komponen
komplemen
4a
dan
monocyte
chemoatractant protein (DP4&1). =ama kelamaan makin banyak makro+ag dan kuman TB yang berkumpul di tempat lesi. Tahap % ter$adi nekrosis kaseosa, $umlah kuman TB menetap karena pertumbuhannya pertumbuhannya dihambat oleh respon
imun tubuh terhadap
tuberculi tuberculin"li%e n"li%e antigen. antigen. Pada tahap ini, dela delaye yed d type type o# hyperse hypersensi nsiti$ ti$ity ity (T) (T) merupa merupakan kan respon respon imun imun utama utama yang yang mampu menghancurkan makro+ag yang berisi kuman. >espon ini terbentuk terbentuk -&" minggu minggu dari saat in+eksi. in+eksi. alam solid caseous center yang terbentuk, kuman ekstraseluler tidak dapat tumbuh, dikelilingi
non"a on"act cti$ i$at ated ed
makro+ag
dan partly
acti$ated
macro#a macro#ag. g. Pertumbuhan kuman TB secara logaritmik terhenti, namun namun respon imun T ini menyebabkan menyebabkan perluasan perluasan caseous necr necro osis sis tapi tapi tida tidak k dapa dapatt berk berkem emba bang ng biak biak kare karena na kead keadaa aan n anoksia, anoksia, penurunan penurunan p dan adanya adanya inhibitory inhibitory #atty acid. acid. Pada keadaan dorman ini metabolism kuman minimal sehingga tidak sensiti+ terhadap terapi. &aseous necrosis ini merupakan merupakan reaksi T yang berasal dari lim+osit T, khususnya T sitotoksik (Tc), yang ang meli meliba batk tkan an clot clotti ting ng #act #actor or'' sitokin sitokin T
5
macrophage menyelimuti tepi caseous necrosis untuk mencegah terl terlep epas asny nyaa
kuma kuman. n. Pada Pada kead keadaa aan n
dima dimana na 4D! 4D!
lema lemah, h,
kemamp kemampuan uan makro+ makro+ag ag untuk untuk mengha menghancu ncurka rkan n kuman kuman hilang hilang sehin sehingg ggaa kuma kuman n dapa dapatt berk berkem emba bang ng biak biak di dala dalamn mnya ya dan dan sean$utnya akan dihancurkan oleh respon imun T, sehingga caseou caseouss necro necrosis sis makin makin luas. luas. uman uman TB yang yang terlepa terlepass akan akan masuk ke dalam kelen$ar lim+e trakheobronkial dan menyebar ke organ lain. Tahap ter$adi likui+ikasi caseous caseous center dimana untuk pertama kalinya ter$ ter$ad adii mult multip ipli lika kasi si kuma kuman n TB ekst ekstra rase selu lule lerr
yang ang
dapa dapatt
mencapai $umlah besar. >espon imun 4D! sering tidak mampu mengendalikannya. eng engan an prog progre resi' si'it itas as peny penyak akit it ter$a ter$adi di perl perlun unak akan an caseous necrosis, necrosis, membe embent ntuk uk ka'i ka'ita tass dan dan eros erosii dind dindin ing g bron bronku kus. s. Perlun Perlunaka akan n ini disebab disebabkan kan oleh oleh en?im en?im hidrol hidrolisis isis dan respon respon T terhadap tuberkuloprotein, menyebabkan makro+ag tidak dapat hidup dan merupakan media pertumbuhan yang baik bagi kuman. uman TB masuk ke dalam cabang&cabang bronkus, menyebar ke bagian paru lain dan $aringan sekitarnya 12. . iag iagn nosis osis iagnosis pada TB dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis baik dan pemerik pemeriksaan saan +isik +isik yang yang teliti, teliti, diagno diagnosis sis pasti pasti ditega ditegakka kkan n melalu melaluii pemeriksaan kultur bakteriologi, pemeriksaan sputum BT5, BT5, radiologi dan pemeriksaan penun$ang lainnya 2. 1. Ce$a Ce$ala la lin linis is Ce$ala Ce$ala klinis klinis tuberk tuberkulo ulosis sis dapat dapat dibagi dibagi men$ad men$adii 2 golong golongan, an, yaitu ge$ala lokal dan sistemik. Bila organ yang terkena adalah paru maka ge$ala lokal adalah ge$ala respiratori respiratori (ge$ala (ge$ala lokal sesuai organ yang terlibat) 2. a. Ce$ala respiratori 1) Batuk Batuk I 2 mingg minggu u 2) emopt emoptisis isis %) ysp yspne neu u -)
6
2) Ce$ala sistemik sistemik lain / malaise, keringat keringat malam, anoreksia, anoreksia, dan berat badan menurun. c. Ce$ala TB ekstra paru Ce$ala TB ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat, misalny misalnyaa pada pada lim+ad lim+adenit enitis is TB akan akan ter$adi ter$adi pembes pembesaran aran yang yang lamb lambat at dan dan tida tidak k nyer nyerii dari dari kele kelen$ n$ar ar geta getah h beni bening ng.. Pada Pada meningitis TB akan terlihat ge$ala meningitis. Pada pleuritis TB terdapat ge$ala sesak napas dan kadang nyeri dada pada sisi yang 2.
rongga pleuranya terdapat cairan 2. Pemeriksaan Hisik Pada Pada pemerik pemeriksaan saan +isik, +isik, kelain kelainan an yang yang di$ump di$umpai ai tergan tergantun tung g dengan dengan organ organ yang yang terliba terlibat. t. Pada Pada TB paru, paru, kelain kelainan an yang yang didapa didapatt terga tergant ntun ung g luas luas kelai kelaina nan n stru strukt ktur ur paru paru.. Pada Pada perm permul ulaa aan n (aal (aal)) perkembangan
penyakit
umumnya
tidak
(atau
sulit
sekali)
menemu menemukan kan kelain kelainan. an. elain elainan an paru paru umumny umumnyaa terleta terletak k di daerah daerah lobus superior terutama daerah apeks dan segmen posterior (61 dan 62) serta daerah apeks lobus in+erior (6). Pada pemeriksaan +isik dapat dapat ditemu ditemukan kan antara antara lain lain suara suara napas napas bronch bronchial ial,, am+ori am+orik, k, suara suara napas melemah, ronki basah, tanda&anda penarikan paru, dia+ragma dan mediastinum2. %. Pemeriksaan Bakteriologi Pemeriksaan bakteriologi untuk menemukan kuman tuberkulosis mempunya mempunyaii arti yang sangat penting dalam menegakkan menegakkan diagnosis. diagnosis. Bahan untuk pemeriksaan bakteriologi ini dapat berasal dari dahak, caira cairan n pleu pleura ra,, =46, =46, bilas bilasan an bron bronku kus, s, bilas bilasan an lamb lambun ung, g, kura kurasan san bronkoal'eolar, urin, +eses, dan $aringan biopsi2. !nterpretasi hasil pemeriksaan dahak dari % kali pemeriksaan ialah bila a. % kali kali positi positi++ atau 2 kali kali positi positi+, +, 1 kali kali negat negati+ i+ BT5 positi+ positi + b. 1 kali positi+, 2 kali negati+ ulang BT5 % kali, kemudian, bila 1 kali positi+, 2 kali negati+ negati+ % . Denu Denuru rutt
BT5 positi+
reko rekome mend ndas asii
3, 3,
bila % kali negati+
inte interp rpre reta tasi si
BT5
peme pemeri riks ksaa aan n
mikr mikros osko kopi piss diba dibaca ca deng dengan an skal skalaa !nte !ntern rnat atio iona nall ;nio ;nion n 5gain gainst st Tuberculosis and =ung isease (!;5T=). 6kala !;5T= - Tidak ditemukan BT5 dalam 100 lapang pandang, disebut negati+
7
itemukan 1&9 BT5 BT5 dalam 100 lapang lapang pandang, pandang, ditulis $umlah $umlah - itemukan kuman yang ditemukan. - itemukan 10&99 BT5 dalam 100 lapang pandang disebut J (1J) la pang pandang, disebut JJ (2J) - itemukan 1&10 BT5 dalam 1 lapang - itemukan K 10 BT5 dalam 1 lapang pandang, disebut JJJ(%J) 2. -. Pemeriksaan Pemeriksaan >adiologi >adiologi Pemeriksaan standar ialah +oto toraks P5. Pemeriksaan lain atas indi indika kasi si yaitu yaitu +oto +oto later lateral, al, top"lo top"lord rdoti otic' c' oblik oblik atau 4T& 4T&scan. scan. Pada Pada pemeriksaan +oto toraks, TB dapat memberi gambaran bermacam& macam macam bent bentuk uk (mul (multi ti+o +orm rm). ). Camb Cambara aran n radio radiolo logi gi yang yang dicu dicurig rigai ai sebagai lesi TB akti+ adalah a. Bayang Bayangan an beraa beraan:n n:nodu odular lar di segmen segmen apikal apikal dan posterio posteriorr lobus lobus atas paru dan segmen superior lobus baah. b. a'itas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak beraan atau nodular. c. Bayang Bayangan an bercak bercak milier milier.. d. A+usi pleura pleura unilateral (umumny (umumnya) a) atau bilateral ($arang). ($arang). Cambaran radiologi yang dicurigai lesi TB inakti+ a. Hibrotik. b. alsi+ikasi. c. charte atau penebalan pleura . Pemeriksaan Pemeriksaan Penun$ang Penun$ang =ain a. 5nal 5nalis isis is caira cairan n pleu pleura. ra. b. Pemeriksaan histopatologi $aringan. c. Pem Pemerik eriksa saan an dara darah h2.
8
Cambar 1. 5lur iagnosis TB paru
%
A. Pena Penata tala laks ksan anaa aan n Pengobatan TB Paru diberikan dalam 2 tahap yaitu tahap intensi+ dan lan$utan. Pada tahap intensi+ (aal) penderita mendapat obat setiap hari hari dan dan diaa diaasi si lang langsu sung ng untu untuk k menc mencega egah h ter$a ter$adi diny nyaa keke kekeba bala lan n terhadap semua 35T terutama ri+ampisin. Bila pengobatan tahap intensi+ tersebut diberikan secara tepat biasanya penderita menular men$adi tidak menular dalam kurun aktu 2 minggu sebagian besar penderita TB4 BT5 BT5 positi positi++ men$adi men$adi BT5 BT5 negati negati++ (kon'e (kon'ersi rsi)) pada pada akhir akhir pengob pengobata atan n intensi+ %. Tabel 1 berikut menun$ukkan $enis, si+at dan dosis 35T. Tabel Tabel 1. Lenis, L enis, si+at dan dosis 35T% Lenis 35T
osis yang direkomendasikan (mg:kg)
6i+at
arian
% seminggu
!sonia?id ()
Bakterisid
(-&)
10 ("&12)
>i+ampisisn ( >)
Bakterisid
10 ("&12)
10 ("&12)
Pyra?inamid (@)
Bakterisid
2 (20&%0)
% (%0&-0)
9
6treptomycin (6)
Bakterisid
1 (12&1")
1 (12&1")
Athambutol (A)
Bakterostatik
1 (1&20)
%0 (20&%)
6edangkan kategori penggunaan 35T di !ndonesia, adalah sebagai berikut. 1. ategori&1 ategori&1 (2>@A (2>@A:: -%>%), -%>%), diberikan diberikan untuk untuk pasien pasien dengan dengan kriteria kriteria a. Pasie Pasien n baru baru TB paru paru BT5 BT5 posit positi+ i+.. b. Pasien TB paru BT5 BT5 negati+ +oto toraks positi+ c. Pasie sien TB TB ek ekstr stra par paru u Tabel 2. osis untuk paduan 35T T untuk ategori 1 % Berat Badan
Tahap intensi+ tiap hari selama hari
Tahap =an$utan % kali seminggu selama 1 minggu
>@A (10:#:-00:2#)
> (10:10)
%0&%# kg
2 tablet -T
2 tablet 2T
%"&- kg
% tablet -T
% tablet 2T
kg
- tablet -T
- tablet 2T
I #1 kg
tablet -T
tablet 2T
Tabel %. osis paduan 35T&ombipak untuk ategori 1 % osis per hari : kali Tahap
=ama
Tablet
aplet
Lumlah
Tablet
Tablet
hari:kali
Pengobatan Pengobatan !soniasid M >i+ampisin M Pira?inamid M Atambutol M menelan !ntensi+ =an$utan
2 Bulan - Bulan
%00 mgr
-0 mgr
00 mgr
20 mgr
1 2
1 1
% &
% &
obat -"
2. ate atego gori ri 2 (2> (2>@A @A6: 6: >@A: >@A: %>% %>%A% A%), ), diberikan untuk pasien BT5 positi+ yang telah diobati sebelumnya a. Pasi Pasien en kambu ambuh h b. Pasien gagal c. Pasien Pasien deng dengan an pengo pengobat batan an setelah setelah putu putuss berobat berobat (de#ault (de#ault )
Tabel -. osis untuk paduan 35T T ategori 2 Berat Badan
Tahap Tahap Intensif tiap hari RHZE(!"#$!#%""#&$!' Se,a-a !0 hari Se,a-a &1 hari
%
Tahap Lan)tan * +a,i se-in) RH (!"#!"'/ E (%""'
10
Se,a-a &" -in)
2 tab -T J %0 7 %# kg
00 mg
2 tab 2T J 2 tab
2 tab -T
6treptomisin
Atambutol
in$ % tab -T J %0 7 - kg
#0 mg
% tab 2T J % tab
% tab -T
6treptomisin
Atambutol
in$ J 1000 mg 7 #0 kg
6treptomisin
- tab -T
- tab Atambutol
in$ tab -T 7 I #1 kg
1000 mg
tab 2 T J tab
tab -T
6treptomisin
Atambutol
in$
II.
HI2# AI3S 5. e+i e+ini nisi si !* ( Human *mmunode#iciency +irus +irus)) adalah adalah suatu suatu retro' retro'iru iruss
dengan materi genetik asam ribonukleat (><5). >etro'irus mempunyai kemampuan yang unik untuk mentrans+er in+ormasi genetik mereka dari ><5 ><5 ke <5 <5 deng dengan an mengg enggun unak akan an en?i en?im m yang ang dise disebu butt re$erse transcriptase' setelah masuk ke tubuh hospes. *irus ini menyerang dan merus erusak ak sel& sel& sel sel lim lim+osi +ositt T"help helper er (4(4-J) J) sehi sehing ngga ga siste sistem m imun imun penderita turun dan rentan terhadap berbagai in+eksi dan keganasan 1-. 5!6 5!6 ( Ac,uired *mmunode#iciency yndrome) yndrome) dapat diartikan diartikan seba sebaga gaii
kum kumpula pulan n
ge$a ge$ala la
atau atau
peny penyak akit it
yang ang
dise diseba babk bkan an
oleh oleh
menuru menurunny nnyaa kekeba kekebalan lan tubuh tubuh akibat akibat in+eks in+eksii oleh oleh 'irus 'irus !* ( Human ( Human *mmunode#iciency +irus) +irus) yang yang termasuk termasuk +amily +amily retro'i retro'irid ridae. ae. 5!6 5!6 merupakan tahap akhir dari in+eksi !* -. B. Pato Patoge gene nesi siss !* mengin mengin+ek +eksi si sel dengan dengan mengik mengikat at permu permukaa kaan n sel sasaran sasaran yang memi memili liki ki resep resepto torr memb membran ran 4-, 4-, yaitu aitu sel T"help helper er (4-J). Clikop Clikoprot rotein ein en$elope 'iru 'irus, s, yakn yaknii gp12 gp120 0 akan akan beri berika kata tan n deng dengan an permukaan sel lim+osit 4-J, sehingga gp-1 dapat memperantarai +usi membran 'irus ke membran sel. 6etelah 'irus ber+usi dengan lim+osit 4-J, ><5 'irus masuk ke bagian tengah sitoplasma 4-J. 6etelah
11
nukleokapsid dilepas, ter$adi transkripsi terbalik (re$erse (re$erse transcription) transcription) dari satu untai tunggal ><5 men$adi <5 salinan (c<5) untai&ganda 'iru 'irus. s. c<5 c<5 kemu kemudi dian an berm bermig igra rasi si ke dala dalam m nukl nukleu euss 4-J 4-J dan dan berintegrasi dengan <5 dibantu en?im H*+ integrase. integrase. !ntegrasi dengan <5 sel pen$amu menghasilka menghasilkan n suatu pro'irus pro'irus dan memicu memicu transkripsi transkripsi m><5. m><5 'irus kemudian ditranslasikan men$adi protein struktural dan en?im en?im 'irus. 'irus. ><5 genom genom 'irus 'irus kemudi kemudian an dibeba dibebaska skan n ke dalam dalam sitopla sitoplasma sma dan bergab bergabung ung dengan dengan protei protein n inti. inti. Tahap ahap akhir akhir adalah adalah pemotongan dan penataan protein 'irus men$adi segmen& segmen kecil oleh en?im H*+ en?im H*+ protease. protease. Hragmen&+ragmen 'irus akan dibungkus oleh sebagian membran sel yang terin+eksi. *irus yang baru terbentuk ('irion) kemudi kemudian an dilepa dilepaskan skan dan menye menyerang rang sel&sel sel&sel rentan rentan sepert sepertii sel 4-J 4-J lainny lainnya, a, monos monosit, it, makro+ makro+ag, ag, sel < ( natural natural %iller ), ) , sel endo endote tel, l, sel epitel, sel dendritik (pada mukosa tubuh manusia), sel =angerhans (pada kulit), sel mikroglia, dan berbagai $aringan tubuh 1. 6el lim+os lim+osit it 4-J (T helper ) berperan sebagai pengatur utama respo respon n imun imun,, teru teruta tama ma mela melalu luii sekre sekresi si lim+ lim+ok okin in.. 6el 6el 4-J 4-J $uga $uga mengeluarkan +aktor pertumbuhan sel B untuk menghasilkan antibodi dan dan meng mengelu eluark arkan an +akt +aktor or pert pertum umbu buha han n sel T untu untuk k meni mening ngkat katka kan n akti'itas sel T sitotoksik (4"J). 6ebagian ?at kimia yang dihasilkan sel 4-J ber+ungsi sebagai kemotaksin dan peningkatan ker$a makro+ag, monosit, dan sel -atural sel -atural iller (<). erusakan sel T"helper oleh !* menye menyebab babkan kan penuru penurunan nan sekres sekresii antibo antibodi di dan ganggu gangguan an pada pada sel&sel sel&sel imun lainnya 1. Pada sistem imun yang sehat, $umlah lim+osit 4-J berkisar dari 00 sampai 1200: Nl darah. 6egera setelah in+eksi 'irus primer, kadar lim+ lim+os osit it 4-J 4-J turu turun n di baa baah h kada kadarr norm normal al untu untuk k oran orang g terseb tersebut ut.. Luml Lumlah ah sel kemu kemudi dian an meni mening ngkat kat teta tetapi pi kada kadarn rnya ya sedi sediki kitt di baa baah h normal. normal. 6eiring 6eiring dengan dengan aktu, aktu, ter$adi penurunan penurunan kadar 4-J secara perlahan, berkorelasi dengan per$alanan klinis penyakit. Ce$ala&ge$ala imunos imunosupr upresi esi tampak tampak pada pada kadar kadar 4-J 4-J di baah baah %00 sel:Nl. sel:Nl. Pasien Pasien
12
dengan kadar 4-J kurang dari 200:Nl mengalami imunosupresi yang berat dan risiko tinggi ter$angkit keganasan dan in+eksi oportunistik 1. 4. Penu Penula laran ran !* !*:: 5! 5!6 6 Penularan 5!6 ter$adi melalui 1. ubungan kelamin (homo maupun heteroseksual)/ 2. Penerimaan darah dan produk darah/ %. Penerimaan organ, $aringan atau sperma/ -. !bu kepada bayinya (selama atau sesudah kehamilan). emungkinan penularan melalui hubungan kelamin men$adi lebih besar bila terdapat penyakit kelamin, khususnya yang menyebabkan luka atau ulserasi pada alat kelamin. !* telah diisolasi dari darah, sperma, air liur, air mata, air susu ibu, dan air seni, tapi yang terbukti berperan dalam penularan hanyalah darah dan sperma. ingga saat ini $uga tidak terdapat bukti baha 5!6 dapat ditularkan melalui udara, minuman, makanan, kolam kolam renang renang atau kontak kontak biasa biasa (casual) dalam (casual) dalam keluarga, sekolah atau tempat tempat ker$a. Luga peranan peranan serangga serangga dalam penularan penularan 5!6 tidak dapat dibuktikan1#. . iag iagn nosis osis Terdapat dua u$i yang khas digunakan untuk mendeteksi antibodi terhadap !*. Pertama, Pertama, tes A=!65 (enyme"lin%ed (enyme"lin%ed immunosorbent assay) assay ) yang yang bereak bereaksi si terhad terhadap ap antibo antibodi di dalam dalam serum. serum. 5pabi 5pabila la hasil hasil A=!65 A=!65 positi+, dikon+irmasi dengan tes kedua yang lebih spesi+ik, yaitu Western blot . Bila hasilnya $uga positi+, dilakukan tes ulang karena u$i ini dapat memberikan memberikan hasil positi+&palsu positi+&palsu atau negati+&palsu negati+&palsu.. Bila hasilnya tetap positi+, pasien dikatakan seropositi+ !*. !*. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan klinis dan imunologik lain untuk menge'aluasi dera$at penyakit dan dimulai usaha untuk mengendalikan mengendalikan in+eksi 1. 3 mengembangkan sebuah sistem staging sistem staging (untuk (untuk menentukan prognosis), berdasarkan dari kriteria klinis, sebagai berikut1#.
Tabel bel . WHO clinic clinical al stagin staging g system system #or H*+ in#ectio in#ection n and related disease in adult (/0 years or older) Tahap 4
& 5simptomatik & =im+adenopati menyeluruh
13
1#
!er#ormance scale 1 asimtomatik, akti+itas normal Tahap &4
&Penurunan berat badan 108 berat badan sebelumnya & Dani+estasi mukokutaneus minor (misal ulserasi oral, in+eksi $amur di kuku) & erpes ?oster dalam tahun terakhir & 5ngular cheilitis & seboroik dermatitis & !n+eksi saluran napas atas rekuren (misal sinusitis bakterial) an: atau !er#ormance scale 2 simptomatik, akti'itas normal
Tahap *4
- Penurunan berat badan K 108 dari berat badan sebelumnya - iare kronis tanpa sebab K 1 bulan - emam berkepan$angan berkepan$angan tanpa sebab K 1 bulan - 4andidiasis oral - 3ral hairy leukoplakia - TB paru - !n+eksi bakteri berat (pneumonia, pyomiositis) an:atau !er#ormance scale % bedrest 08 dlm sehari 1 bulan terakhir Tahap %4
- !* asting syndrome syndrome (penurunan bb K 108, diareK1n bl atau lemah lesu dan demam K 1 bln)
- Pneumonisitis carina pneumonia - Tooplasmosis otak - riptosporidiosis dengan diare, lebih dari sebulan - riptokokosis, ekstra paru - TB ekstra paru - Penyakit disebabkan oleh 4D* - andidiasis - Dikobakteriosis atipikal - =ymphoma - aposi sarcoma - !* encephalopati - !n+eksi 'irus herpes lebih dari 1 bulan
14
- =eukoense+alopati multi+okal yang progresi+ - !n+eksi $amur endemik yang menyebar an:atau !er#ormance scale - bedrest K08 dlm sehari 1 bulan terakhir
A. Terapi erapi 5nti 5nti >etro' >etro'iru iruss (5>T (5>T) 5ntiretro'irus (5>*) yang ditemukan pada tahun 199, mendorong suatu re'olusi dalam peraatan penderia !*:5!6. Deskipun belum mampu menyembuhkan penyakit dan menambah tantangan dalam hal e+ek sampin samping g dan resisten resistensi, si, obat obat ini secara secara dramat dramatis is menun$ menun$ukk ukkan an penurunan angka mortalitas dan morbiditas morbiditas akibat !*:5!6 1. Pemberian 5>* bergantung pada tingkat progresi+itas penyakit, yang dapat dinilai melalui kadar 4-J dan kadar ><5 !* serum. Terdapat tiga $enis antiretro'irus antiretro'irus yang digolongkan digolongkan berdasarkan berdasarkan cara ker$anya, ker$anya, yang dapat dilihat pada tabel di baah ini 1.
Tabel . 55>T ( Highly Acti$e Antiretro$iral Antiretro$iral Therapy), Therapy), golongan dan dosis 2 G5,5nan O6at
35sis
N)+,e5side Re7erse Trans8riptase Trans8riptase Inhi6it5r (NsRTI' •
A6a+a7ir (AB9'
%00mg 2:hari atau -00mg 1:hari
•
3idan5sin (ddI'
20mg 1:hari (bb0kg)
•
La-i7)dine (*T9'
10mg 2:hari atau %00mg 1:hari
•
Sta7)din (d%T'
-0mg 2:hari (%0mg 2:hari bila bb0kg)
•
Zid57)din (Z32'
%00mg 2:hari
N)+,e5tide Re7erse Trans8riptase Trans8riptase Inhi6it5r (NRTI' •
%00mg 1:hari
T3:
N5n;N)+,e5sideRe7erse Trans8riptase Trans8riptase Inhi6it5r (NNRTI' •
Efa7iren< (E:2'
00mg 1:hari
•
Ne7irapine (N2P'
200mg 200mg 1:har 1:harii untuk untuk 1- hari hari kemudi kemudian an 200mg 2:hari
15
Pr5tease Inhi6it5r (PI' •
Indina7ir#rit5na7ir (I32#r'
"00mg:100mg 2:hari
•
L5pina7ir#rit5na7ir (LP2#r'
-00mg:100mg 2:hari
•
Ne,fina7ir (N:2'
120mg 2:hari
•
Sa=)ina7ir#rit5na7ir (S>2#r'
1000 1000mg mg:: 100m 100mg g 2:h 2:har arii atau atau 100 100mg mg:: 200mg 1:hari
•
Rit5na7ir (RT2#r'
apsul 100mg, larutan oral -00mg:ml
O >itona'ir dalam hal ini digunakan untuk booster : memperkuat !rotease *nhibitor -ucleoside 1e$erse Transcriptase *nhibitor (<>T!) Denghambat re$erse transcriptase H*+ , sehingga sehingga pertumbuhan pertumbuhan rantai <5 dan replikasi replikasi !* terhenti. terhenti. -onnucleoside 1e$erse Transcriptase *nhibitor (<<>T!) Denghambat transkripsi ><5 !* men$adi <5. !rotease *nhibitor (P!) Denghambat protease H*+ , yang mencegah pematangan 'irus !*. !*.
Pad)an Pad) an Lini Lin i Perta-a Pert a-a &
akni suatu kombinasi obat yang digunakan pasien yang belum pernah mendapatkan 5>* 5>* sebelumnya, umumnya lini pertama yang diberikan terdiri dari 2 <>T! dan 1 <<>T!. 5da - paduan ;tama untuk lini pertama −
5@T&%T4&<*P
−
5@T&%T4&AH*
−
-T&%T4&<*P
−
-T&%T4&AH*
%T4 %T4 sela selalu lu digu diguna naka kan n dan dan dima dimasu sukk kkan an ke dalam dalam - regi regime men n (selalu dicantumkan di tengah). 3bat yang pertama adalah 5@T atau -T (tidak boleh diberikan bersamaan). 3bat yang terakhir
III.
TUBE UBERKUL RKULOS OSIS IS HI2 HI2 (TB TB;H ;HI2 I2'' 5. ubung ubungan an TB dan !* etika etika in+eks in+eksii !* berlan berlan$ut $ut dan imuni imunitas tas menuru menurun, n, pasien pasien
men$adi men$adi rentan terhadap berbagai berbagai in+eksi. in+eksi. Beberapa Beberapa di antaranya adalah
16
TB, pneumonia, in+eksi $amur di kulit dan oro+aring, serta herpes ?oster. !n+e !n+eks ksii terse tersebu butt dapa dapatt ter$ad ter$adii pada pada berb berbag agai ai tahap tahap in+e in+eks ksii !* !* dan dan imunosupresi 1#. Haktor Haktor yang mempengaru mempengaruhi hi kemungkin kemungkinan an seseorang seseorang men$adi men$adi pasien TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, di antaranya in+eksi !*: 5!6 dan malnutrisi (gi?i buruk). !* merupakan +aktor risiko paling kuat bagi yang terin+eksi TB men$adi sakit TB %. Denurut 3, in+eksi in+eksi !* terbukti merupakan merupakan +aktor +aktor yang memudahkan memudahkan ter$adinya ter$adinya proses pada orang yang telah terin+eksi TB, meningkatkan risiko TB laten men$adi TB akti+ dan kekambuha kekambuhan, n, menyulitkan menyulitkan diagnosis, diagnosis, dan memperburuk stigma. TB $uga meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada pasien pengidap !* #. Haktor risiko ke$adian TB, secara ringkas digambarkan pada Cambar 2.
transmisi transmisi
Jumlah kasus TB BTA + akt!r lin"kun"an# $%ntilasi &%'a(atan )alam ruan"an akt!r '%rilaku
)ia"n!sis t%'at (an c%'at %n"!batan t%'at (an l%n"ka' &!n(isi k%s%hatan m%n(ukun"
*isik! m%na(i TB bila (%n"an ,$# 5-10 s%tia' tahun / 30 lifetime
,$ +
T*AJA
&!ns%ntrasi &uman ama &!ntak
B. Pato Patoge gene nesi siss Pada
&
B:,
TB
AT
10 &%t%rlambatan (ia"n!sis (an '%n"!batan alnutrisi Tatalaksana tak m%ma(ai %nakit ) % &!n(isi k%s%hatan Cambar 2. imun!su'r%san Haktor >isiko e$adian TB
orang
yang
imunokompeten,
ketika
teri erin+ek +eksi M.
tuberculosis' organi organisme sme disa$ik disa$ikan an kepada kepada makro+ makro+ag ag melalu melaluii ingesti ingesti
17
dimana setelah diproses, antigen mikobakteri disa$ikan ke sel&T. 6el 4mengeluark mengeluarkan an lim+okin lim+okin yang yang meningkatk meningkatkan an kapasitas kapasitas makro+ag makro+ag untuk untuk menelan dan membunuh mikobakteri. Pada sebagian besar orang ter$adi in+eksi dan TB tidak berkembang, meski se$umlah basil tetap dorman tubuh. tubuh. anya anya 108 dari dari kasus kasus yang yang berkem berkemban bang g men$ad men$adii TB klinis klinis,, segera segera setelah setelah in+eks in+eksii primer primer atau atau bertah bertahun& un&tah tahun un kemudi kemudian an sebaga sebagaii reakti'asi reakti'asi TB. al ini memungkinkan memungkinkan ter$adinya ter$adinya kerusakan kerusakan pada +ungsi dari sel T dan makro+ag . eplesi dan dis+ungsi sel 4- yang progresi+, ditambah dengan adanya kerusakan pada +ungsi makro+ag dan monosit, membentuk ciri in+eksi !*. is+ungsi ini pada odha (orang dengan !* dan 5!6) seba sebaga gaii pred predis ispo posi sisi si ter$ ter$ad adin iny ya in+e in+eks ksii TB baik baik prim primer er maup maupun un reakt reakti' i'as asi. i. Bukt Buktii epid epidem emio iolo logi giss menu menun$ n$uk ukka kan n bah bahaa in+e in+eks ksii !* !* meni mening ngkat katka kan n risik risiko o reakt reakti' i'as asii late laten n TB dan dan $uga $uga risik risiko o peny penyaki akitt progresi+ dari in+eksi baru. 4. iag iagn nosis osis Tuber Tuberkul kulosi osiss pada pada pasien pasien dengan dengan !* mempun mempunya yaii ge$ala ge$ala dan gambaran klinis yang berbeda dengan orang tanpa terin+eksi !*. al ini disebabkan karena rendahnya reaksi imunologik penderita 5!6. 6eperti dike diketa tahu huii
mani mani+e +est stas asii
klin klinis is
TB
sebe sebena narn rny ya
meru merupa paka kan n
reak reaksi si
imunol imunologi ogik k terhad terhadap ap Mycobacterium tuberculosis#. Banyak ditemukan diagno diagnosis sis TB pada pada pasien pasien !* berbeda berbeda dengan dengan diagno diagnosis sis TB pada pada umumn umumnya, ya, dimana dimana ge$ala ge$ala TB pada pada pasien pasien !* tidaklah tidaklah spesi+i spesi+ik. k. TB ekst ekstra ra paru paru lebi lebih h
seri serin ng
dite ditem mukan kan
pada pada pasi pasien en deng engan !* !*
dibanding dibandingkan kan pasien tanpa !* sehingga bila ditemukan ditemukan TB ekstraparu ekstraparu harus dipikirkan kemungkinan adanya !*. Tb ekstraparu yang sering ditemukan adalah lim+adenopati pada leher, abdomen atau aksila/ e+usi pleura/
e+usi
pericardial/
e+usi
peritoneal/
meningitis
dan
Tb
mediastinum. eteksi dini !* pada pasien TB $uga harus dilaksanakan den dengan gan baik aik dan tela telah h diatu iaturr dala dalam m *nternational tandards tandards #or Tuberc Tuberculosi ulosiss &are &are (*T&) (*T&) yaitu aitu E ;$i ;$i !* !* dan dan kons konsel elin ing g haru haruss direkomendasikan pada semua pasien yang menderita atau yang diduga menderita TBF 1".
18
eti etika ka in+ek in+eksi si !* !* berl berlan an$ut $ut,, lim+ lim+os osit it T 4-J 4-J meng mengala alami mi penurunan baik dalam $umlah maupun +ungsinya. 6el ini memerankan peranan penting dalam pertahanan tubuh terhadap M. tuberculosis. tuberculosis. eng engan an demi demiki kian an,,
kema kemamp mpua uan n sist sistem em imun imunit itas as menur enurun un dala dalam m
mencegah pertumbuhan dan penyebaran lokal bakteri tersebut 1#. Berikut ini adalah hal&hal yang perlu diketahui dalam diagnosis i.
pada pasien TB dengan !*1" Cambar Cambaran an klin klinis is TB TB paru paru,, gamb gambaran aran klinis klinis TB paru paru secara secara umum umum dia diaali ali deng dengan an batu batuk k lebi lebih h dari dari 2&% 2&% ming minggu gu,, sedan sedangk gkan an TB pada pada pasi pasien en !*:5!6 batuk bukan merupakan ge$ala umum. Pada TB dengan !*
ii.
demam dan penurunan berat badan merupakan ge$ala yang penting. 6putum 6putum BT5, BT5, karena karena suli sulitny tnyaa diagno diagnosis sis TB TB paru paru pada pada pasien pasien !* !* secara secara klinis klinis dan pemerik pemeriksaan saan sputum sputum BT5 BT5 lebih lebih sering sering ditemu ditemuaka akan n BT5 BT5 negati+, maka diperlukan pemeriksaan kultur BT5. Pemeriksaan biakan sput sputum um meru merupa paka kan n baku baku emas emas untu untuk k mend mendia iagn gnos osis is TB paru paru.. Pada Pada 35 5 deng engan ge$al e$alaa klin klinis is TB paru aru yang ang hasil asil pemer emerik iksa saan an mikroskopik dahak BT5 nya negati+, pemeriksaan biakan dahak sangat dian$urkan karena hal ini dapat membantu diagnosis TB paru. 6elain itu, pemeriksaan biakan dan resistensi $uga dilakukan untuk mengetahui adanya D>&TB, dimana pasien !* merupakan salah satu +aktor risiko D>&TB D>&TB.. alam alam rangka rangka memper memperbaik baikii tata laksan laksanaa pasien pasien TB&!* TB&!*,, akhir&akhir ini telah ditemukan alat penun$ang TB secara tepat yakni kultur resistensi BT5 dengan Cenepert, namun alat tersebut belum ada dise diseti tiap ap layan layanan an keseh kesehat atan an,, hany hanyaa ada ada pada pada sent sentral ral laya layana na
iii. iii.
yang
direkomendasi. Hoto Hoto thora thoraks, ks, gambara gambaran n +oto +oto thor thoraks aks ber'ar ber'ariasi iasi dalam dalam hal hal loka lokasi si maup maupun un bentuknya. ;mumnya gambaran +oto thoraks pada TB terdapat di apeks, namun pada TB&!* bukan diapeks terutama pada !* lan$ut. Pada !* yang masih aal gambaran +oto thoraks dapat sama pada gambaran +oto thoraks pada umunya, namun pada !* lan$ut gambaran +oto thoraks sangat sangat tidak tidak spesi+i spesi+ik. k. Pada Pada pasien pasien TB&!* TB&!* tidak $arang $arang ditemu ditemukan kan
i'. i'.
gambaran TB milier. Peme Pemeri riks ksaan aan Te Tes Dantou Dantou. . Pemeri Pemeriks ksaan aan tes tes mant mantou ou dapat dapat memban membantu tu pada suspek TB dengan BT5 negati+ dan +oto thoraks yang tidak khas
19
dan gambaran klinis yang kurang menun$ang. Pada pasien suspek TB pada umumnya, tes mantou dinyatakan positi+ apabila diameter KG 10mm, namun pada pasien dengan !* positi+ diameter K mm sudah '.
dapat dinyatakan positi+. Camb Cambara aran n klinis klinis TB ekstr ekstrap apar aru. u. TB ekstr ekstrap apar aru u perlu perlu dias diaspa pada daii pada pada odha karena ke$adiannya lebih sering dibandingkan pada TB dengan !* negati+. iagnosis pasti dari TB ekstraparu sangat kompleks dan sulit terutama di daerah dengan +asilitas yang terbatas. Berdasarkan !6T4, diagnosis TB ekstraparu dapat dilakukan dengan mengambil lesi dan pemeriksaan patologi untuk menemukan BT5 dari $aringan apabila memu memung ngki kink nkan an..
'i. 'i.
penyakitnya sudah lan$ut. Peng Penggu guna naan an antib antibio ioti tik k pada pada pasie pasien n susp suspek ek TB deng dengan an !* posi positi ti+. +. Pember Pemberian ian antibi antibiotic otic pada pada pasien pasien suspek suspek TB paru paru sebaga sebagaii alat bantu bantu diag diagno nosi siss
TB
paru aru
tida tidak k
dire direko kom menda endasi sik kan
lag lagi
karen arenaa
dapa dapatt
menyebabkan diagnosis TB terlambat dengan konsekuensi pengobatan $uga terlambat sehingga meningkatkan risiko kematian. Penggunaan antibiotik kuinolon sebagai terapi in+eksi sekunder pada TB dengan !* positi+ harus dihindari sebab golongan antibiotik ini respons terhadap mikoba mikobakter kterium ium TB sehingg sehinggaa dikha dikhaati atirka rkan n menghi menghilan langka gkan n ge$ala ge$ala sementara. isamping itu dikhaatirkan timbulnya resistensi, sementara antibiotic golongan kuinolon dicadangkan sebagai 35T lini kedua. 5lur pendiagnosisan TB paru pada 35 yang berobat $alan, secara ringkas digambarkan pada Cambar %.
20
Cambar %. 5lur diagnosis TB paru pada 35 yang berobat $alan 1" eterangan a. Tanda& anda&tan tanda da bahay bahayaa yaitu yaitu bila bila di$um di$umpa paii salah salah satu satu dari dari tanda tanda&& tanda tanda berik berikut ut +reku +rekuen ensi si pernapasan pernapasan %0 kali:menit, kali:menit, demam K %90 %90 4, denyut nadi nadi K 120 kali:menit, kali:menit, tidak dapat ber$alan ber$alan bila tdk dibantu. b. ;ntuk daerah dengan angka pre'alensi pre'alensi !* pada orang deasa K 18 atau pre'alensi pre'alensi !* diantara pasien TB K 8, pasien suspek TB yang belum diketahui status !*&nya maka perlu ditaarkan untuk tes !*. ;ntuk pasien suspek TB yang telah diketahui status !*&nya maka tidak lagi dilakukan tes !*. c. ;ntuk ;ntuk daerah yang yang tidak tersedia tersedia test !* atau status status !* tidak diketah diketahui ui (misalny (misalnyaa pasien pasien menolak utk diperiksa) tetapi ge$ala klinis mendukung kecurigaan !* positi+. d. BT5 Positi+ G sekurang&kurang sekurang&kurangnya nya 1 sediaan hasilnya hasilnya positi+/ BT5
Tabel # menun$ukkan perbedaan pada gambaran klinis, hasil sputum dan radiologi antara pasien in+eksi !* dengan TB paru tahap aal dan tahap lan$ut 2,1#.
21
Tabel Tabel #. Perbedaan TB paru pada in+eksi !* tahap aal (dini) dan lan$ut 2,1#
Ga-6aran +,inis
Tahap Infe+si HI2 5al (93%?&""#--*' 5khir (93%@&""#--*' Bias Biasan anya ya meny menyer erup upai ai Biasa Biasanya nya menye menyerup rupai ai TB
Hasi, sp)t)- BTA Ga-6aran radi5,5is
TB paru primer paru post&primer post&primer Biasanya positi+ Biasanya negati+ Biasanya terdapat Biasanya Biasanya terdapat terdapat in+iltrat in+iltrat
Ga-6aran TB Par)
ka'itas, ka'itas, >eakti'asi >eakti'asi TB,
tan tanpa
ka'i ka'ita tass,
ka'itas di puncak
primer
T6 e+strapar)
Larang
interstitial ;mum: banyak
i+56ateri-ia
Tidak ada
5da
T)6er8),in
Positi+
Aden5pati hi,)s# -ediastin)-
Tidak ada
5da
Ef)si p,e)ra
Tidak ada
5da
TB
Tipika pikall milier:
. Pena Penata tala laks ksan anaa aan n Pada dasarnya, prinsip pengobatan TB dengan !*:5!6 sama dengan pengobatan tanpa !*:5!6.
meny menyeb ebab abka kan n
peng pengob obat atan an
men$ men$ad adii
lebi lebih h
pan$ pan$an ang g
sert sertaa
kepatuhan pasien sering terganggu 1". Prinsip Prinsip pengobatan pengobatan adalah menggunak menggunakan an kombinasi kombinasi beberapa beberapa $enis obat dalam $umlah cukup dan dosis serta $angka $ angka aktu yang tepat 2. Prinsip pengobatan pasien TB&!* adalah adalah dengan mendahulukan pengobatan TB. Pengobatan 5>* 5>* ( Antiretro$iral Antiretro$iral ) dimulai berdasarkan stadium klinis !* dengan standar 3 %.
22
& Pen56ata Pen5 6atan n OAT pada TB;HI2 TB; HI2 4
Pemberian tiaseta?on pada pasien !*:5!6 !*:5!6 sangat berbahaya berbahaya karena karena - Pemberian akan menyebabkan e+ek toksik berat pada kulit. !n$eksii strepto streptomis misin in hanya hanya boleh boleh diberi diberikan kan $ika $ika tersedi tersediaa alat alat suntik suntik - !n$eks sekali pakai yang steril. esensit sitas asii obat obat (!< (!<,, ri+am ri+ampi pisin sin)) tida tidak k bole boleh h dila dilaku kuka kan n kare karena na - esen mengakibatkan toksik yang serius pada hati. Pada pasien pasien TB dengan dengan !*:5! !*:5!6 6 yang yang tidak tidak memberi memberikan kan respon respon - Pada untuk pengobatan, selain dipikirkan terdapat resistensi terhadap obat, $uga harus dipikirkan terdapatnya malabsorpsi obat. Pada pasien !*:5!6 !*:5!6 terdapat korelasi korelasi antara imunosupresi imunosupresi yang berat dengan dera$at penyerapan, penyerapan, karenanya dosis standar standar 35T 35T yang diterima sub optimal sehingga konsentrasi obat rendah dalam serum. & Intera+si Inter a+si 56at TB denan den an AR2 4 Pemakaian obat !*:5!6 !*:5!6 misalnya misalnya ?ido'udin ?ido'udin akan meningkatk meningkatkan an - Pemakaian
kemungkinan ter$adinya e+ek toksik 35T 35T. Tidak ada interak interaksi si bermak bermakna na antara antara 35T 35T dengan dengan 5>* 5>* golong golongan an - Tidak nukleotid nukleotida, a, kecuali kecuali idanosin idanosin (ddl) yang harus diberikan selang 1 $am dengan 35T karena bersi+at bersi+a t sebagai bu##er antasida. !nterak aksi si deng dengan an 35T 35T teru terutam tamaa ter$a ter$adi di deng dengan an 5>* golo golong ngan an - !nter nonn nonnuk ukleo leoti tida da dan dan inhibitor inhibitor protease. protease. >i+ampisin >i+ampisin $angan diberikan diberikan bersama dengan nel+ina'ir karena ri+ampisin dapat menurunkan kadar nel+ina'ir sampai "28. TB&!*, segera diberikan 35T 35T dan pemberian - Pasien dengan koin+eksi TB&!*, 5>* dalam " minggu tanpa mempertimbangkan kadar 4-. - Pertimbangan pemberian 5>* segera setelah diagnosis TB ialah baha angka kematian pada pasien TB&!* ter$adi umumnya pada 2 bulan pertama pada pemberian 35T 35T. Deskipun demikian pemberian secara bersamaan membuat pasien menelan obat dalam $umlah yang banyak sehing sehingga ga dapat dapat ter$adi ter$adi ketida ketidakpa kpatuh tuhan, an, kompli komplikas kasi, i, e+ek e+ek sampin samping, g, interaksi obat dan *mmune dan *mmune 1econstitution *n#lamatory yndrome yndrome (!>!6)/ (!>!6)/ 6indrome 6indrome Pemulihan Pemulihan ekebalan (6P) atau dikenal dengan *mmune 1econstitution *n#lammatory yndrome atau atau !>!6 !>!6 adalah adalah +enomena +enomena imuno imunolog logii berupa berupa perbur perburuk ukan an klinis klinis serta serta timbul timbulny nyaa ge$ala ge$ala in+eks in+eksii oportunist oportunistik ik akibat pemulihan pemulihan imun yang berlebihan berlebihan pada saat 35
23
menga mengalam lamii penuru penurunan nan $umlah $umlah 'irus 'irus !* setelah setelah pemberi pemberian an 5>* 5>*, contoh tersering dari mani+estasi !>!6 adalah herpes ?oster atau TB yang ter$adi. TB&!* harus diberikan diberikan pro+ilaksis pro+ilaksis kotrimoksaso kotrimoksasoll - 6etiap penderita TB&!* dengan dosis 90 mg:hari (dosis tunggal) selama s elama pemberian 35T. 35T. HO -enetap+an pentinnCa stratei se6e,)- pe-6erian ARTD stratei ini dina-a+an Three IFs Ca+ni
1
4
/) *ntensi#ied *ntensi#ied Tuberc Tuberculosi ulosiss &ase 2inding 2inding , yaitu mendeteksi secara akti+ kemungkinan adanya in+eksi TB pada pasien pasie n !*. 3) *sonia *soniaid id !re$e !re$enti nti$e $e Therap Therapyy, yaitu yaitu memberi memberikan kan !< pada pada pasien pasien !*(J) !*(J) dengan dengan TB (&)untu (&)untuk k penceg pencegaha ahan n in+eks in+eksii TB (di !ndone !ndonesia sia belum diimplementasikan) 4) *n#ecti *n#ection on &ontro &ontrol' l' yaitu mengontrol dan mengendalikan in+eksi TB di Hasyankes :Hasilitas pelayanan kesehatan
*nternational Standar Standar Unt)+ Penananan Penananan TB 3enan 3enan Infe+si Infe+si HI2 ( *nternational tandard 2or Tuberculosis &are )2 6tandar 1;$i !* dan konseli konseling ng harus harus direko direkome menda ndasik sikan an pada pada semua semua pasien yang menderita atau yang diduga menderita TB. Pemeriksaan ini merupakan bagian penting dari mana$emen rutin bagi semua pasien di daerah dengan pre'alensi in+eksi !* yang tinggi dalam populasi umum, pasien dengan ge$ala dan:atau tanda kondisi yang berhubungan !* dan pasien dengan riayat risiko tinggi terpa$an !*. !*. arena terdapat hubungan yang erat antara TB dan in+eksi !*, pada daerah dengan pre'alensi
!*
yang
tinggi
pendekatan
yang
terintegrasi
direkomendasikan untuk pencegahan dan penatalaksanaan kedua in+eksi.
6tandar 1 6emua.pasien dengan TB dan in+eksi !* seharusnya die'aluasi untuk untuk menentukan menentukan perlu: perlu: tidaknya tidaknya pengobatan pengobatan 5>* diberikan diberikan selama pengobatan TB. Perencanaan yang tepat untuk mengakses obat
24
antiretro'iral seharusnya dibuat untuk pasien yang memenuhi indikasi. Bagaimanapun $uga pelaksanaan pengobatan TB tidak boleh ditunda. Pasien TB dan in+eksi !* $uga seharusnya diberi kotrimoksa?ol sebagai pencegahan in+eksi lainnya.
6tandar 1 Pasien Pasien dengan dengan in+eks in+eksii !* yang, yang, setelah setelah die'al die'aluas uasii dengan dengan seksama, tidak menderita TB akti+ seharusnya diobati sebagai in+eksi TB laten dengan isonia?id selama &9 bulan. (belum diterapkan di indonesia, alaupun !ndonesia adalah negara endemik TB)
Pad)an OAT pada pasien pasi en +5infe+si +5i nfe+si TB;HI2 14
6emua pasien (termasuk yang terin+eksi !*) yang belum pernah diobat diobatii harus harus diberi diberi paduan paduan 35T 35T lini pertam pertamaa yang yang disepa disepakat katii secara secara internasional dan termasuk dalam !6T4. :ase aa, 4 & 6),an INHD RI:D PZAD dan EB :ase ,an)tan 4 % 6),an INH dan RI:D ata) 0 6),an INH dan EB
O pemberian !< dan ADB selama bulan untuk +ase lan$utan tidak tidak direko direkomen mendasi dasikan kan untuk untuk pasien pasien TB&!* TB&!* karena karena mudah mudah ter$adi ter$adi kegagalan pengobatan atau kambuh.
Pad)an pen56atan AR2 pada O3HA denan TB
Tabel Tabel ". Terapi Terapi 5ntiretro'iral pada 35 dengan koin+eksi TB 2 O6at AR2 ,ini Perta-a#Ked)a Lini perta-a
Pad)an Pen56atan AR2
Pi,ihan 56at AR2
pada a+t) TB didian5sis 2<>T!JAH*
Teruskan
2<>T!J<*P
<>T!JAH* <>T!JAH* Canti dengan 2<>T!JAH* atau
Lini +ed)a
2<>T!JP!
dengan
ganti
2
dengan
2<>T!J=P*:r Canti atau te teruskan (bila semen sementar taraa
mengg mengguna unakan kan))
paduan mengandung =P*:r =P*:r •
Pilihan <>T! <>T! sama untuk semua orang dengan !*:5!6
25
•
Pilihan <<>T!
−
AH* AH* adalah adalah piliha pilihan n pertam pertamaa dari dari <<>T! <<>T!.. adar adar AH* dalam darah akan menurun bila ada ri+ampisin. osis AH* 00mg:hari
−
adar adar <*P menurun menurun $ika $ika ada ri+amp ri+ampisi isin. n. T 5>T..
Prinsi Prinsip p tatalak tatalaksan sanaa koin+e koin+eksi ksi TB&!* TB&!*,, berdas berdasark arkan an rekome rekomenda ndasi si dalam guidelines 31". 1.
Pember Pemberian ian terap terapii 5>* 5>* pada pada semua semua pasie pasien n !* deng dengan an TB akti+ akti+ tanpa melihat nilai 4-.
2.
35T 35T dibe diberik rikan an terlebih terlebih dahulu dahulu,, diiukuti diiukuti dengan dengan pember pemberian ian terapi terapi 5>* sesegera mungkin (dalam 2&" minggu pemberian 35T)
%.
A+a'iren?
(AH*)
merupakan
golongan
<<>T!
yang
direko direkomen mendas dasika ikan n dalam dalam pemberi pemberian an terapi terapi 5>* 5>* pada pada pasien pasien dala dalam m
tera terapi pi
35T 35T.
A+a' A+a'ir iren en??
dire direko kome mend ndas asik ikan an
kare karena na
memp mempun uny yai inte interak raksi si deng dengan an ri+am ri+ampi pisi sin n yang yang lebi lebih h ring ringan an dibandingkan
Dengingat Dengingat terkadang terkadang sulit mendiagnosis mendiagnosis TB pada !*, !*, terapi empiris empiris sebaik sebaikny nyaa diinis diinisiasi iasi pada pada !* dimana dimana dicuri dicurigai gai TB sampai sampai semua semua hasil hasil pemerik pemeriksaan saan TB (sputu (sputum, m, kultur kultur,, dan pemerik pemeriksaan saan lain) lain) leng lengka kap. p. 6etel 6etelah ah didi didiag agno nosis sis atau atau dicu dicurig rigai ai TB akti akti+, +, 35T 35T haru haruss diberikan diberikan segera. irectly 3bser'ed 3bser'ed Treatmen Treatmentt 6hort&cours 6hort&coursee (3T6) (3T6) direko direkomen mendasi dasikan kan pada pada semua semua pasien pasien TB&! TB&!* *. 6emua 6emua pasien pasien yang yang mendapat !< harus mendapatkan suplementasi piridoksin:'itamin B 2&0 mg:kgBB:hari untuk mencegah neuropati peri+er
Tata,a+sana TB E+stra Par) pada pasien HI2
!.
-
1"
.
1
6ecara ;mum Pasien Tb ekstraparu regimen &9 bulan direkomendasikan.
26
-
;ntuk TB pada 6istem sara+ pusat (tuberkuloma atau meningitis) dan TB tulang dan sendi direkomendasikan 9&1- bulan terapi.
!! .
-
TB pada 3tak ;ntuk meningitis TB diberikan 2>@A:#&12> dan deamethason untuk mengurangi in+lamasi di otak (tidak untuk !* positi+).
-
!ndikasi pemberian kortikosteroid untuk meningitis TB peningkatan tekanan intrakranial, edema serebri, de+isit neurologis +okal, hidrose+alus, in+ark dan adanya meningitis basalis.
-
Bila terdapat putus obat diberikan 35T kategori 2 yakni 2>@A6:#&12> lalu nilai respon secara klinis
Penananan Keaa,an Terapi
1
>ekomendasi terapi TB yang resisten terhadap 35T pada pasien !* sama dengan pasien tanpa !*
Efe+ Sa-pinD Intera+si O6at dan PenananannCa
&
Tanda Gea,a An5re An5re+si +siaD aD -)a, -)a, dan nCeri nCeri
Penananan Telan obat setelah makan. Lika paduan obat 5>T
per)t
mengandung 5@T, $elaskan kepada pasien baha ini biasanya akan hilang sendiri. 5tasi keluhan ini simtomati simtomatis. s. Tablet Tablet !< dapat dapat diberikan diberikan malam malam
NCeri sendi Rasa +ese-)tan
sebelum tidur. Beri analgetik, misalnya aspirin atau parasetamol. A+ek ini oleh karena !< diberi bersama dd! atau -T. -T. Berikan Berikan tambahan tambahan 'itamin 'itamin B (piridoks (piridoksin) in) 100m 100mg g:ha :hari.
Ken8in arna +e-erahan Sa+it +epa,a
Lika Lika
tidak idak
ber berhasi hasil, l,
guna unakan kan
amitriptilin atau diru$uk. Lelaskan karena pengaruh obat dan tidak berbahaya. Beri Beri analge analgetik tik,, periks periksaa tanda tanda mening meningiti itis. s. Bila Bila terdapat pengobatan @* atau AH* $elaskan baha hal ini biasa ter$adi dan akan hilang, $ika K2 mg,
3iare
ru$uk. Beri oralit dan tatalaksana untuk diare, yakinkan kalau kalau karena karena obat, obat, akan akan memba membaik ik dalam dalam bbrp bbrp minggu.
27
Piki Pikirk rkan an anem anemia ia,, teru teruta tama ma oleh oleh kare karena na @* @*.
Ke,e,ahan
Periksa Periksa B, kelelahan kelelahan biasa ter$adi ter$adi -& minggu sete setela lah h peng penggu guna naan an @* @*, $ika $ika K -& -& ming minggu gu diru$uk. Dungkin disebabkan oleh AH*, lakukan konseling
TeanD -i-pi 6)r)+
dan dukungan, dukungan, dapat dapat hilang hilang % minggu minggu.. >u$uk >u$uk pasien apabila ada gangguan mood atau psikosis, masa masa sulit sulit aal aal atasi atasi dengan dengan amitr amitript iptili ilin n pada pada K)+) +e6ir)an#+ehita-an Per)6ahan da,a- distri6)si
malam hari. akinkan pasien sebagai akibat pengobatan @*. iskusika iskusikan n dengan dengan pasien, pasien, sebagai sebagai e+ek samping
,e-a+ Gata, ata) +e-erahan pada
-T. Lika menyeluruh menyeluruh atau mengelupas, mengelupas, stop obat TB
+),it
dan 5>T, ru$uk pasien. Lika dalam pengobatan <*P periksa
dan
teliti
apakah
lesinya
kering
(kemungki (kemungkinan nan alergi) alergi) atau basah basah (kemungki (kemungkinan nan Gan Gan) )an an
pend penden ena ara ran n
ste'en Lohnson syndrome ), minta pendapat ahli. entikan streptomisin, ru$uk ke unit 3T6.
ata) +esei-6anan I+ter)s
=akukan =akukan pemeriksa pemeriksaan an +ungsi +ungsi hati, hentikan hentikan 35T 35T
I+ter)s dan nCeri per)t
dan 5>T, minta pendapat ahli. entikan 35T dan 5>T, periksa +ungsi hati, nyeri perut
dapat
dikarenakan
pankreatitis
yang
disebabkan oleh dd! atau -T. Periksa Periksa penyebab penyebab muntah, muntah, lakukan lakukan pemeriksa pemeriksaan an
)ntah 6er),an
+ungsi hati, $ika ter$adi hepatotoksik hentikan 35T Pen,ihatan 6er+)ran 3e-a-
dan 5>T, ru$uk pasien. entikan ADB, minta pendapat ahli:ru$uk. Periksa Periksa penyebab penyebab demam demam dapat disebabka disebabkan n oleh e+ek samping samping obat, in+eksi oportunist oportunistik, ik, in+eksi in+eksi baru atau !>!6, beri parasetamol parasetamol dan minta
P)8atDane-ia
pendapat ahli. ;kur ;kur kadar kadar B singki singkirka rkan n in+eks in+eksii oportu oportunis nistik, tik,
ata)
pasien diru$uk dan stop @*:diganti @*:diganti -T. -T. +es),itan emungkinan !>!6 atau in+eksi oportunistik, minta
6ernafas Li-faden5pati
pendapat ahli. emungkinan !>!6 atau in+eksi oportunistik, minta
Bat)+
pendapat ahli.
28
29
III. III. KE KESI SIP PUL ULAN AN
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di duni dunia, a, maup maupun un di !ndo !ndone nesi sia. a. Dunc Duncul ulny nyaa
pand pandem emii
!*: !*: 5!6 !6
mena menamb mbah ah
permasalahan TB. !* merupakan +aktor risiko paling kuat bagi yang terin+eksi TB men$adi sakit TB. 6edangkan TB $uga meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada pasien pengidap !*. !*. ombinasi TB dengan !*:5!6 merupakan kombinasi yang mematikan. TB pada pasien dengan !* mempunyai ge$ala dan gambaran klinis yang berbeda dengan orang tanpa terin+eksi !*. !*. Daka diagnosis yang tepat sangat diperlukan. Penatalaksanaan pasien TB dengan !*:5!6 pada dasarnya sama dengan pasien TB tanpa !*: 5!6, namun harus memperhatikan beberapa +aktor, di antaranya reaksi obat (alergi, e+ek samping s amping dan interaksi) interaksi ) 35T maupun maupun 5>* 5>*.
30
I2. I2. 3A:TAR 3A:TAR PUSTAK PUSTAKA A
1. orld ealth 3rgani?ation. Clobal Tuberculosis control 2012 epidemiology, strategy, 2. %. -. . .
#. ". 9. 10. 11. 12. 1%. 1-.
1.
1. 1#. 1".
+inancing. 3:TD:TB:2012.. Cene'a, 6it?erland 3/ 2012. !sbaniyah, H. dkk. Tuberkulosis Pedoman iagnosis dan Penatalaksanaan di !ndonesia. Lakarta PP!/ 2011. 5ditama, T., T., dkk. Pedoman !/ 2011. $oerban, @. 6amsurid$al, . !*: 5!6 di !ndonesia, dalam Buku 5$ar !lmu Penyakit alam. Lakarta H;!/ 2009. Bhatia, >.6.. !* and Tuberculosis The 3minous 4onnection. !L4P. 2001/ 2 (-) 2&9. ADA ADA A>!5 !5< < A6A A6A5 5T T5< >! (201 (2011 1). >enc >encan anaa 5ksi ksi espirologi (>espiratory Dedicine). Lakarta AC4/ 2009. 4ro+ton, L., orne, <., Diller, H. Tuberkulosis linis 2nd ed. Lakarta idya Dedika/ 2002. Disnadiarly. Pemeriksaan =aboratorium Tuberkulosis dan Dikobakterium 5tipik. Lakarta ian >akyat/ 200. 5lsaga++, . 5bdul D. asar&asar !lmu Penyakit Paru. 6urabaya 5irlangga ;ni'ersity Press/ 2009. asan, . Tuberkulosis Paru, dalam Buku 5$ar !lmu Penyakit Paru. 6urabaya 5irlangga ;ni'ersity Press/ 2010 5min, @. 5sril B. Tuberkulosis Paru, dalam Buku 5$ar !lmu Penyakit alam. Lakarta H;!/ 2009. 6imbolon, A. Pola elainan ulit pada Pasien !*:5!6 di >umah 6akit ;mum Pusat a$i a$i 5dam dam Dali Dalik k Ded Dedan. an. ;ni' ;ni'er erssitas itas 6um 6umatra atra ;tar ;tara/ a/ 2011 011. iak iakse sess dari ari http::repository.usu.ac.id:handle:12%-#"9:21--". =an, *.D. *irus !munode+isiensi Danusia (!*) dan 6indrom !munode+isiensi idapat (5!6). alam artanto,. (eds). Pato+isiologi onsep linis Proses&Proses Penyakit. *ol !. Ad.. LakartaAC4/ L akartaAC4/ 200. p. 22-&2-. Durtiastutik, . 5!6. alam Barakbah, L. (eds). Buku 5$ar !n+eksi Denular 6eksual. Ad.2. 6urabaya 5irlangga ;ni'ersity Press/ 200".p. 211&220. 3. TB: !* 5 4linical Danual/ 200-. iakses dari h,libdoc.ho.int5publications536675837/079477.pd#. 6yam, 6yam, 5.H. 5.H. dkk. Tatalaksan Tatalaksanaa !*:5!6 !*:5!6 Pedoman Pedoman ! onsorsium ;paya esehatan/ 2011.
31