BAB I PENDAHULUAN
Alat reproduksi reproduksi laki-laki laki-laki terdiri dari sepasang sepasang testis, saluran-saluran saluran-saluran kelamin, kelenja kelenjarr- kelanja kelanjarr tambah tambahan an (vesik (vesikaa semina seminalis, lis, kelenja kelenjarr prostat prostat,, kelenjar kelenjar cowper cowperii (bulbo (bulbouret uretrali ralis)), s)), dan penis. penis. Kelain Kelainan an –kelain –kelainan an pada pada penis penis antara antara lain lain fimosi fimosis, s, parafimosis, balanitis, kondiloma akuminata, dan karsinoma sel skuamosa. ada anak a nak laki-laki !ang sering terjadi patologi penis adalah fimosis dan parafimosis. "imosi "imosiss adalah adalah suatu suatu kelain kelainan an dimana dimana preput preputium ium penis penis !ang !ang tidak tidak dapat dapat di retra retraks ksii (dit (ditar arik ik)) ke prok proksi sima mall sampa sampaii ke koro korona na glan glandi dis. s. rep reput utiu ium m peni peniss merupa merupakan kan lipatan lipatan kulit kulit !ang !ang menutu menutupi pi glans glans penis. penis. #ormal #ormaln! n!a, a, kulit kulit preput preputium ium selalu melekat erat pada glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahn!a usia dan pertumbuhan pertumbuhan terjadi proses keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi antara glans penis dan lapis bagian dalam preputium sehingga akhirn!a kulit preputium terpisah dari glans penis.
$,%
&i 'epang, fimosis ditemukan pada ba!i !ang berusia $ hingga * bulan dan *+ pada balita berusia * tahun. nsidens fimosis adalah sebesar pada usia sampai tahun dan $ pada laki-laki usia $ sampai $ tahun. /eberapa penelitian mengatakan kejadian himosis saat lahir han!a 0 ba!i !ang preputiumn!a sudah bisa ditarik mundur sepenuhn!a sehingga kepala penis terlihat utuh. 1elanjutn!a secara perlahan terjadi des2uamasi sehingga perlekatan itu berkurang. 1ampai umur $ tahun, masih +3 !ang belum bisa ditarik penuh. /erturut-turut *3 pada usia % tahun, $3 pada usia 0-+ tahun, + pada umur $3 tahun, dan masih ada $ !ang bertahan hingga umur $-$ tahun. &ari kelompok terakhir ini ada sebagian kecil !ang bertahan secara persisten sampai dewasa bila tidak ditangani.$,% arafimosis merupakan kasus gawat darurat !ang merupakan kondisi dimana kulit preputium setelah ditarik ke belakang batang penis sampai di sulkus koronarius tidak dapat dikembalikan ke posisi semula ke depan batang penis. Kulit preptium !ang !ang tida tidak k bisa bisa kembal kembalii ke depa depan n bata batang ng peni peniss akan akan menj menjep epit it peni peniss sehin sehingg ggaa menimbulkan bendungan aliran darah !ang disebabkan gangguan aliran balik vena
1
superfisial sedangkan aliran arteri tetap berjalan normal. 4al ini men!ebabkan edema glans penis dan dirasakan n!eri. 'ika dibiarkan bagian penis disebelah distal jeratan makin membengkak !ang akhirn!a bisa mengalami nekrosis glans penis.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Reproduksi Pria
Alat reproduksi laki-laki terdiri dari5 a) 1epasang testis b) 1aluran-saluran kelamin ( vasa eferentia, epididimis, vas deferens, dan uretra) c) Kelenjar-kelenjar tambahan (vesika seminalis, kelenjar prostat, kelenjar cowperi (bulbouretralis)) d) enis
Anatomi sistem reproduksi pria dapat dibedakan menjadi % bagian 5 a. /agian luar6 terdiri dari penis dan skrotum (kantung 7akar). $. enis enis merupakan genitalia eksterna pada sistem reproduksi pria !ang berfungsi sebagai saluran keluar air kemih, cairan semen, dan sebagai alat senggama. %. 1krotum ( kantung 7akar) 3
1krotum atau kantong gonad terletak di bawah penis. 1elain berfungsi sebagai kantong gonad, skrotum juga berfungsi untuk melindungi dan mempertahankan suhu testis agar lebih rendah dari suhu tubuh. engaturan suhu diperlukan agar spermatogenesis dapat berjalan dengan normal. erbedaan antara suhu tubuh dann testis berkisar antara +- derajat celcius. "ungsi termoregulator ini dijalankan oleh selapis otot polos !ang terletak di subcutis !ang disebut otot dartos. 8tot ini berfungsi untuk menggerakkan skrotum agar mengerut dan menarik skrotum sehingga testis mendekati tubuh !ang hangat bila keadaan lingkungan dingin. 8tot ini juga akan mengendur apabila suhu lingkungan naik, sehingga mengakibatkan skrotum memanjang dan menjauhkan testis dari kehangatan tubuh. b. /agian dalam6 terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat, vesikula seminalis, dan testis. 1permato7oa !ang telah dihasilkan oleh testis selanjutn!a akan dialirkan ke dalam epididimis, !aitu saluran sepanjang meter !ang bertaut rapat di atas testis. 9pididimis terbagi menjadi * bagian, !aitu kepala (caput epididimis), badan
(corpus
epididimis), dan
ekor epididimis (cauda
epididimis). /agian ekor ini akan bermuara pada vas deferens. 9pididimis secara umum berfungsi sebagai tempat transportasi, konsentrasi, pematangan, dan pen!impanan spermato7oa. 1permato7oa !ang telah tersimpan dalam cauda epididimis selanjutn!a dibawa menuju vas deferens. :as deferens merupakan saluran transportasi spermato7oa dari cauda epididimis menuju uretra. 1edangkan uretra merupakan saluran untuk mengeluarkan sperma dan urine. Kedua vas deferens !ang terletak sebelah men!ebelah di atas vesika urinaria lambat laun menebal dan membesar membentuk ampula ductus deferens. &i ujung ampula terdapat muara saluran vesikula seminalis. 1etelah muara vesikula seminalis ini, vas deferens diberi nama ductus ejaculatorii. &uctus ini menembus prostat.
4
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengellingi bagian tengah dari uretra. Kelenjar prostat menghasilkan cairan basa berwarnaa putih susu. ;airan !ang digetahkan kelenjar prostat ban!ak mengandung asam sitrat, en7im fosfatase, amilase, dan glukorunidase. 'uga spermin, seminin, dan prostaglandin sehingga sperma dapat bergerak dengan
aktif.
1elain
kelenjar
prostat,
ada
juga
kelenjar
;owper
(bulbourethralis). Kelenjar ini berjumlah sepasang dan terletak di belakang uretra. 1ekresi dari kelenjar prostat dan cowper
berfungsi untuk
membersihkan dan menetralisisr uretra dari bekas urine dan kotoran-kotoran lain sebelum ejakulasi. p4 cairan sekresi kedua kelenjar tersebut berkisar antara ,+-,%. Adapun vesikula seminalis pada sistem reproduksi pria berjumlah sepasang dengan panjang masing-masing $+ cm, bentukn!a panjang dan berkelok-kelok, terletak di bagian posterior kelenjar prostat. :esikula seminalis merupakan kantong semen (mani) !ang dindingn!a menghasilkan cairan lendir (sekret). 1ekret kelenjar berupa cairan encer kekuning-kuningan dan mengandung ban!ak 7at termasuk globulin, asam askorbat, fruktosa, dan prostaglandin. "ruktosa penting untuk nutrisi spermato7oa, sedangkan prostaglandin dapat membantu fertilisasi dengan jalan mempengaruhi saluran reproduksi wanita. p4 cairan sekresi berkisar antara +,-,%.
2.2 Hormo!"Hormo! pada Reproduksi
1permatogenesis (proses pembentukan sperma) di pengaruhi oleh sistem
hormon
gonadotropin.
4ormon
dari
hipofise
terlibat
dalam
spermatogenesis adalah ;14 (ntertitial ;ell-1timulating 4ormone), "14 ("ollicle 1timulating 4ormone), dan =4 (=uteini7ing 4ormon). ;14 menstimulasi pertumbuhan sel =e!dig sehingga menghasilkn testosteron.
5
2.# A!atomi Da! $isio%o&i Pe!is
>ambar $. Anatomi penis
enis terdiri dari corpus penis, glans penis, sulcus coronal glans penis, dan preputium. reputium penis merupakan lipatan kulit seperti kerudung !ang menutupi glans penis. #ormaln!a, kulit preputium selalu melekat erat pada glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahn!a usia serta diproduksin!a hormon dan faktor pertumbuhan, terjadi proses keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi antara glans penis dan lapis bagian dalam preputium sehingga akhirn!a kulit preputium terpisah dari glans penis. *-
6
Kulit glans penis tersusun oleh pelapis epitel tatah berlapis tanpa keratin seban!ak lima hingga enam lapis, setelah sirkumsisi bagian ini akan membentuk keratin. >lans dipisahkan dengan korpus penis oleh balanopreputial sulcus pada aspek dorsal dan lateral dan oleh frenulum pada regio ventral. Kelenjar sebaseus pada penis dikenal sebagai kelenjar
/ila dilihat dari penampang hori7ontal, penis terdiri dari * rongga !akni % batang korpus kavernosa di kiri dan kanan atas, sedangkan di tengah bawah disebut korpus spongiosa. Kedua korpus kara kavernosa ini diliputi oleh jaringan ikat !ang disebut tunica albuginea, satu lapisan jaringan kolagen !ang padat dan di luarn!a ada jaringan !ang kurang padat !ang disebut fascia buck .$- Korpus kavernosa terdiri dari gelembung-gelembung !ang disebut sinusoid. &inding dalam atau endothel sangat berperan untuk bereaksi kimiawi untuk menghasilkan ereksi. ni diperdarahi oleh arteriol !ang disebut arteria helicina. 1eluruh sinusoid diliputi otot polos !ang disebut trabekel. 1elanjutn!a sinusoid berhubungan dengan venula (sistem pembuluh balik) !ang mengumpulkan darah menjadi suatu pleksus vena lalu akhirn!a mengalirkan darah kembali melalui vena dorsalis profunda dan kembali ke tubuh. 0,+ 7
enis dipers!arafi oleh % jenis s!araf !akni s!araf otonom (para simpatis dan simpatis) dan s!araf somatik (motoris dan sensoris). 1!araf-s!araf simpatis dan parasimpatis berasal dari hipotalamus menuju ke penis melalui medulla spinalis (sumsum tulang belakang). Khusus s!araf otonom parasimpatis ke luar dari medulla spinalis (sumsum tulang belakang) pada kolumna vertebralis di 1%-0. 1ebalikn!a s!araf simpatis ke luar dari kolumna vertebralis melalui segmen
8
2.' Em(rio%o&i Pe!is1)*11*12
ada janin laki-laki, genital tubercle tumbuh menjadi penis (glans penis, corpus spongiosum dan uretra) dalam pengaruh testosteron !ang terjadi pada minggu ke-$3, pada saat !ang sama kedua lipatan genetalia memanjang dan men!atu di tengah. Kedua lipatan tersebut membentuk corpus penis dengan kedua corpus cavernosum. #amun, celah di tengah !ang mula-mula tampak cepat menutup, dapat tetap terbuka (hipospadia) pada malformasi. Kedua genital swelling tumbuh bersama di medial dan membentuk skrotum, dengan raphe medialn!a !ang menandakan sepasang bakal genital. 1krotum pada akhir masa janin menerima testis beserta pelapisn!a, juga penonjolan peritonium (tunica vaginalis). &esensus testis seharusn!a sudah selesai pada waktu lahir, !ang dapat dinilai sebagai tanda kematangan seksual pria.
>ambar %.$ A. ertumbuhan genetalia eksterna janin laki-laki pada minggu ke-$3, /. otongan melintang palus selama pembentukan penile uretra, ;. ertumbuhan bagian glandula dai penil uretra, &. /aru lahir
2.+ Ke%ai!a! di pe!is 9
Kelainan@pen!akit
Keterangan
$. "imosis, arafimosis
"imosis (Phimosis) •
adalah pen!empitan pada prepusium. Kelainan
ini
juga
men!ebabkan
ba!i@anak sukar berkemih. Kadangkadang
kulit
prepusium
menggelembung seperti balon. •
etiologi 5 ruang di antara kutup dan penis tidak berkembang dengan baik
kulup menjadi melekat pada kepala penis, sehingga sulit ditarik ke arah pangkal. •
terapi 5 obat%an, sirkumsisi
arafimosis (Paraphymosis) •
kulit depan penis !ang tertarik tidak dapat ditarik kembali melalui glans penis.
•
%. /alanitis
•
terapi 5 sirkumsisi. &efinisi 5 peradangan men!eluruh pada kepala penis ( glans penis) dan kulitn!a.
•
9tiologi 5 infeksi jamur atau bakteri di bawah kulit pada penis !ang tidak disunat.
•
>ejala 5 enis menjadi n!eri, gatalgatal, kemerahan dan membengkak, serta
bisa
men!ebabkan
terjadin!a
pen!empitan uretra.
enderita balanopostitis di kemudian hari bisa menderita
balanitis
xerotika
oblitterans, 10
fimosis, parafimosis dan kanker. •
*. e!ronies diseases
•
•
•
•
ejala 5 n!eri, saat ereksi penis melengkung
gagal
0. Kanker penis
• • •
+. 4ipospadia, 9pispadia
• •
•
• • •
pembedahan
&efinisi 5 keganasan sel% epitel penis 9tiologi 5 diduga smegma, virus 4:
4ipospadia suatu keadaan dimana uretra terbuka di permukaan bawah penis, skrotum atau peritonium etiologi 5 gangguan hormonal, genetik, lingkungan terapi 5 pembedahan 9pispadia orifisium uretra terletak pada bagian dorsal batang penis
2., $imosis 2.,.1 De-i!isi $imosis
11
"imosis adalah suatu kelainan dimana preputium penis !ang tidak dapat di retraksi (ditarik) ke proksimal sampai ke korona glandis. ada fimosis, preputium melekat pada bagian glans dan mengakibatkan tersumbatn!a lubang saluran kencing, sehingga ba!i dan anak menjadi kesulitan dan rasa kesakitan pada saat buang air kecil. $-
2.,.2 Etio%o&i
"imosis pada ba!i laki-laki !ang baru lahir terjadi karena ruang di antara kutup dan penis tidak berkembang dengan baik. Kondisi ini men!ebabkan kulup menjadi melekat pada kepala penis sehingga sulit ditarik ke arah pangkal. en!ebabn!a bisa dari bawaan dari lahir, atau didapat, misaln!a karena infeksi atau benturan. Keban!akan kasus, fimosis adalah bawaan lahir. ada kasus !ang lebih jarang, fimosis terjadi karena kulup kehilangan kemampuan peregangan, misaln!a karena peradangan atau luka akibat pembukaan paksa kepala penis. embentukan jaringan parut dari bekas luka itu mencegah peregangan kulup. Adapun etiologi fimosis antara lain, tumpukan smegma, kelainan anatomis, /alanitis Berotica 8bliterans, inflamasi (/alanitis, osthitis, /alanoposthitis)
2.,.# I!side!Ke/adia!
4an!a sekitar 0 ba!i !ang seluruh kulit preputiumn!a dapat ditarik ke belakang penis pada saat lahir, namun mencapai C3 pada saat usia * tahun dan han!a $-$,+ laki-laki berusia $ tahun !ang masih mengalami fimosis kongenital. Dalaupun demikian, penelitian lain mendapatkan han!a %3 dari %33 anak laki-laki berusia +-$* tahun !ang seluruh kulit preputiumn!a dapat ditarik ke belakang penis
2.,.' K%asi-ikasi $imosis2"'
a. $imosis ko!&e!ita% (-imosis -isio%o&is* fimosis palsu, pseudo phimosis) timbul sejak lahir. "imosis ini bukan disebabkan oleh kelainan anatomi melainkan karena adan!a faktor perlengketan antara kulit pada penis bagian depan dengan glans penis sehingga muara pada ujung kulit kemaluan seakanakan terlihat sempit. 1ebenarn!a merupakan kondisi normal pada anak-anak, 12
bahkan sampai masa remaja. Kulit preputium selalu melekat erat pada glans penis dan tidak dapat ditarik ke belakang pada saat lahir, namun seiring bertambahn!a usia serta diproduksin!a hormon dan faktor pertumbuhan, terjadi proses keratinisasi lapisan epitel dan deskuamasi antara glans penis dan lapis bagian dalam preputium sehingga akhirn!a kulit preputium terpisah dari glans penis. "imosis kongenital seringkali menimbulkan fenomena ballooning, !akni kulit preputium mengembang saat berkemih karena desakan pancaran air seni tidak diimbangi besarn!a lubang di ujung preputium. "enomena ini akan hilang dengan sendirin!a, dan tanpa adan!a fimosis patologik, tidak selalu menunjukkan adan!a hambatan (obstruksi) air seni. 1elama tidak terdapat hambatan aliran air seni, buang air kecil berdarah (hematuria), atau n!eri preputium, fimosis bukan merupakan kasus gawat darurat. 1uatu penelitian mendapatkan bahwa han!a 0 ba!i !ang seluruh kulit preputiumn!a dapat ditarik ke belakang penis pada saat lahir, namun mencapai C3 pada saat usia * tahun dan han!a $ laki-laki berusia $ tahun !ang masih mengalami fimosis kongenital. Dalaupun demikian, penelitian lain mendapatkan han!a %3 dari %33 anak laki-laki berusia +-$* tahun !ang seluruh kulit preputiumn!a dapat ditarik ke belakang penis.
b. $imosis didapat 0-imosis pato%o&ik , fimosis !ang sebenarn!a, true phimosis) timbul kemudian setelah lahir. "imosis atologis didefinisikan sebagai 13
ketidakmampuan untuk menarik preputim setelah sebelumn!a !ang dapat ditarik kembali. "imosis ini disebabkan oleh sempitn!a muara di ujung kulit kemaluan secara anatomis. 4al ini berkaitan dengan kebersihan (higiene) !ang buruk, peradangan kronik glans penis dan kulit preputium (balanoposthitis kronik), atau penarikan berlebihan kulit preputium (forceful retraction) pada fimosis kongenital !ang akan men!ebabkan pembentukkan jaringan ikat (fibrosis) dekat bagian kulit preputium !ang membuka. ?ickwood mendefinisikan fimosis patologis adalah kulit distal penis (preputium) !ang kaku dan tidak bisa ditarik, !ang disebabkan oleh Balanitis Xerotica Obliterans (BXO).5
$i mosis $isio%o&is
$imosis Pato%o&is
14
Phimosis patologi
AE "ull himosis (gland tidak bisa ditarik ke belakang) /E ?elative himosis (han!a 8F9 !ang nampak)
2.,.+ Pato-isio%o&i
"imosis !ang fisiologis merupakan hasil dari adhesi lapisan-lapisan epitel antara preputium bagian dalam dengan glans penis. Adhesi ini secara spontan akan hilang pada saat ereksi dan retraksi preputium secara intermiten, jadi seiring dengan bertambahn!a usia (masa puber) phimosis fisiologis akan hilang. 4igienitas !ang buruk pada daerah sekitar penis dan adan!a balanitis atau balanophostitis berulang !ang mengarah terbentukn!a scar pada orificium preputium, dapat mengakibatkan fimosis patologis. ?etraksi preputium secara paksa juga dapat mengakibatkan luka kecil pada orificio preputium !ang dapat mengarah ke scar dan berlanjut phimosis. ada orang dewasa !ang belum berkhitan memiliki resiko fimosis secara sekunder karena kehilangan elastisitas kulit.*- 15
ada kasus fimosis lubang !ang terdapat di prepusium sempit sehingga tidak bisa ditarik mundur dan glans penis sama sekali tidak bisa dilihat. Kadang han!a tersisa lubang !ang sangat kecil di ujung prepusium. ada kondisi ini, akan terjadi fenomena GballoningH dimana preputium mengembang saat berkemih karena desakan pancaran
urine !ang tidak
diimbangi
besarn!a
lubang
di
ujung
prepusium.
/ila fimosis menghambat kelancaran berkemih, seperti pada balloning maka sisa-sisa urin mudah terjebak di dalam preputium. 4al ini bisa men!ebabkan terjadin!a infeksi.*- "imosis juga terjadi jika tingkat higienitas rendah pada waktu /AK !ang akan mengakibatkan terjadin!a penumpukan kotoran-kotoran pada glans penis sehingga memungkinkan terjadin!a infeksi pada daerah glans penis dan prepusium (balanitis) !ang meninggalkan jaringan parut sehingga prepusium tidak dapat ditarik kebelakang.$- ada lapisan dalam prepusium terdapat kelenjar sebacea !ang memproduksi smegma. ;airan ini berguna untuk melumasi permukaan prepusium. =etak kelenjar ini di dekat pertemuan prepusium dan glans penis !ang membentuk semacam GlembahH di bawah korona glans penis (bagian kepala penis !ang berdiameter paling lebar). &i tempat ini terkumpul keringat, debris@kotoran, sel mati dan bakteri. /ila tidak terjadi fimosis, kotoran ini mudah dibersihkan. #amun pada kondisi fimosis, pembersihan tersebut sulit dilakukan karena prepusium tidak bisa ditarik penuh ke belakang. /ila !ang terjadi adalah perlekatan prepusium dengan glans penis, debris dan sel mati !ang terkumpul tersebut tidak bisa dibersihkan. 0 Ada pula kondisi lain akibat infeksi !aitu balanopostitis. ada infeksi ini terjadi
peradangan
pada
permukaan
preputium
dan
glans
penis.
pembengkakan kemerahan dan produksi pus di antara glans penis dan prepusium.
+,
2.,., a!is-estasi K%i!is 1"
$. enis membesar dan menggelembung akibat tumpukan urin (GballoningH ) %. Kadang-kadang keluhan dapat berupa ujung kemaluan menggembung saat mulai buang air kecil !ang kemudian menghilang setelah berkemih. 4al tersebut disebabkan oleh karena urin !ang keluar terlebih dahulu tertahan 16
dalam ruangan !ang dibatasi oleh kulit pada ujung penis sebelum keluar melalui muaran!a !ang sempit. *. /iasan!a ba!i menangis dan mengejan saat buang air kecil karena timbul rasa sakit. 0. Kulit penis tak bisa ditarik kearah pangkal ketika akan dibersihkan
+. Air seni keluar tidak lancar. Kadang-kadang menetes dan kadang-kadang memancar dengan arah !ang tidakdapat diduga . /isa juga disertai demam . ritasi pada penis.
2.,. Dia&!osis1" Fntuk menegakkan diagnosis didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan
fisik. ada anamnesis didapatkan keluhan berupa ujung kemaluan menggembung saat mulai buang air kecil !ang kemudian menghilang setelah berkemih dan /iasan!a ba!i menangis dan mengejan saat buang air kecil karena timbul rasa sakit. ada pemeriksaan fisik kasus fimosis, dapat ditemukan kulit !ang tidak dapat diretraksi melewati gland penis. ada fimosis fisiologis, bagian preputial orifice tidak ada luka dan terlihat sehat, sedangkan pada fimosis patologis terdapat jaringan fibrus berwana putih !ang melingkar.+,
2.,.3 Pe!ata%aksa!aa!
'",
1ebagai pilihan terapi konservatif dapat diberikan salep kortikoid (3,3+-3,$) dua kali sehari selama %3-*3 hari.
sirkumsisi pada anak-anak adalah fimosis patologik. ada kasus dengan komplikasi, seperti infeksi saluran kemih berulang atau balloning kulit prepusium saat miksi, sirkumsisi harus segera dilakukan tanpa memperhitungkan usia pasien. ada full fimosis harus disirkumsisi, sedangkan pada relative fimosis sirkumsisi bisa ditunda hingga usia !ang diharapkan. "imosis et causa balanitis atau postitis indikasi utama untuk langsung dilakukan sirkumsisi. 1ebelum di sirkumsisi berikan antibiotik sebagai profilaksis mengurangi peradangan. "imosis et causa balanitis Ierotica obliterans dapat diberikan salep deIamethasone 3,$ !ang dioleskan * atau 0 kali sehari, diharapkan setelah minggu preputium dapat diretraksi spontan. Adapun kontra indikasi fimosis antara lain 5 i. ii.
Jutlak 5 hipospadia, hemofili dan kelainan darah lain ?elatif 5 infeksi lokal, infeksi umum, diabetes melitus rosedur
preputium pada bagian dorsal pada jam $% sejajar sumbu panjang penis ke arah proksimal, kemudian dilakukan pemotongan sirkuler kekiri dan kekanan sejajar sulcus coronarius. $. &isinfeksi penis dan sekitarn!a dengan cairan disinfeksi %. ersempit lapangan tindakan dengan doek lubang steril *. =akukan anestesi infiltrasi subkutan dimulai dari pangkal penis melingkar. /ila perlu tambahkan juga pada daerah preputium !ang akan dipotong dan daerah ventral 0.
18
. 'epit kulit preputium sebelah kanan dan kiri garis median bagian dorsal dengan % klem lurus. Klem ketiga dipasang pada garis tengah ventral. (repusium dijepit klem pada jam $$, $ dan jam ditarik ke distal)
. >unting preputium dorsal tepat digaris tengah (diantara dua klem) kira-kira sampai $ sentimeter dari sulkus koronarius (dorsumsisi),buat tali kendali. kulit reputium dijepit dengan klem bengkok dan frenulum dijepit dengan kocher
. indahkan klem (dari jam $ dan $$ ) ke ujung distal sa!atan (jam $% dan $%). nsisi meingkar kekiri dan kekanan dengan arah serong menuju frenulum di distal penis (pada frenulum insisi dibuat agak meruncing (huruf :), buat tali kendali ) C. ;ari perdarahan dan klem, ikat dengan benang plain catgut !ang disiapkan. $3. 1etelah di!akini tidak ada perdarahan (biasan!a perdarahan !ang ban!ak ada di frenulum) siap untuk dijahit.enjahitan dimulai dari dorsal (jam $%), dengan patokan klem !ang terpasang dan jahitan kedua pada bagian ventral (jam ). 19
$$. =uka ditutup dengan kasa atau penutup luka lain, dan diplester. =ubang uretra harus bebas dan sedapat mungkin tidak terkena urin. 2.,. Komp%ikasi+
Ketidakn!amanan@n!eri saat berkemih Akumulasi sekret dan smegma di bawah preputium !ang kemudian terkena infeksi sekunder dan akhirn!a terbentuk jaringan parut. ada kasus !ang berat dapat menimbulkan retensi urin. embengkakan@radang pada ujung kemaluan !ang disebut ballonitis.
•
nfeksi saluran kemih
20
2.,.1) Dia&!osis Ba!di!&1"
arafimosis adalah suatu keadaan dimana prepusium penis !ang diretraksi sampai di sulkus koronarius tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula dan menimbulkan jeratan pada penis dibelakang sulkus koronarius. Darna gland penis akan semakin berwarna pucat dan bengkak. 1eiring perjalanan waktu keadaan ini akan mengakibatkan nekrosis sel di gland penis, warnan!a akan menjadi biru atau hitam dan gland penis akan terasa keras saat di palpasi.0,+,
>ambar arafimosis
2.2.11 Pro&!osis
rognosis dari fimosis akan semakin baik bila cepat didiagnosis dan ditangani.
21
2. Para-imosis 2..1
De-i!isi
arafimosis adalah prepusium penis !ang diretraksi sampai disulkus koronarius tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula dan timbul jeratan pada penis dibelakang sulkus koronarius.%
2..2
Etio%o&i
Jenarik (retraksi) prepusium ke proksimal dapat terjadi saat kateter. arafimosis
terjadi
karena foreskin terlalu
dipaksa
pemasangan
ditarik
hingga
dibelakang glans dan diretraksi terlalu lama, sehingga pada jaringan foreskin menjadi edemantous (edema dengan cairan).
2..#
Epidemio%o&i
arafimosis !ang di diagnosis secara klinis ini, dapat terjadi pada penis !ang belum disunat (disirkumsisi) atau telah disirkumsisi namun hasil sirkumsisin!a kurang baik. "imosis dan parafimosis dapat terjadi pada laki-laki semua usia, namun kejadiann!a tersering pada masa ba!i dan remaja. %
2..'
Pato&e!esis
arafimosis merupakan kasus gawat darurat. Fpa!a untuk menarik kulit preputium ke belakang batang penis, terutama !ang berlebihan namun gagal untuk mengembalikann!a lagi ke depan manakala sedang membersihkan glans penis atau saat memasang selang untuk berkemih (kateter), dapat men!ebabkan parafimosis. Kulit preptium !ang tidak bisa kembali ke depan batang penis akan menjepit penis sehingga menimbulkan bendungan aliran darah dan pembengkakan (edema) glans penis dan preputium, bahkan kematian jaringan penis dapat terjadi akibat hambatan aliran darah pembuluh nadi !ang menuju glans penis.
22
2..+
Tata Laksa!a
repusium diusahakan untuk dikembalikan secara manual dengan teknik memijat glans selama *-+ menit diharapkan edema berkurang dan secara perlahanlahan prepusium dikembalikan pada tempatn!a. 'ika usaha ini tidak berhasil, dilakukan dorsum insisi pada jeratan sehingga prepusium dapat dikembalikan pada tempatn!a. 1etelah edema dan proses inflamasi menghilang, pasien dianjurkan untuk menjalani sirkumsisi. Dalaupun demikian, setelah parafimosis diatasi secara darurat, selanjutn!a diperlukan tindakan sirkumsisi secara berencana oleh karena kondisi parafimosis tersebut dapat berulang atau kambuh kembali.%,, erawatan pasca sirkumsisi 5 a) 1egeralah minum obat analgesik b) 1egeralah minum obat secara teratur (umumn!a diberikan +-$3 hari) c) 'agalah daerah alat kelamin tetap bersih dan kering d) Jakan makanan !ang tinggi protein dan tinggi vitamin. e) Fsahakan tidak bergerak terlalu aktif
untuk menghindari bengkak !ang
berlebihan. f) >anti balut setiap % hari sekali g) Kontrol rutin ke dokter
23
BAB III KESIPULAN
"imosis adalah suatu kelainan dimana preputium penis !ang tidak dapat di retraksi (ditarik) ke proksimal sampai ke korona glandis. ada fimosis terjadi pen!empitan pada ujung prepusium. Kelainan ini men!ebabkan ba!i atau anak sulit berkemih, sehingga prepusium menggelembung seperti balon. 4al ini dapat men!ebabkan gangguan aliran urine berupa sulit kencing, pancaran urine mengecil, menggelembungn!a ujung prepusium penis pada saat miksi, dan menimbulkan retensi urine. 4igiene lokal !ang kurang bersih men!ebabkan terjadin!a infeksi pada prepusium (postitis), infeksi pada glans penis (balanitis) atau infeksi pada glans dan prepusium penis (balanopostitis).%, "imosis tidak dianjurkan melakukan dilatasi atau retraksi !ang di paksakan karena dapat menimbulkan luka dan terbentukn!a sikatrik pada ujung prepusium. fimosis !ang disertai dengan infeksi postitis merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsis. arafimosis adalah prepusium penis !ang diretraksi sampai disulkus koronarius tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula dan timbul jeratan pada penis dibelakang sulkus koronarius.%, arafimosis merupakan kasus gawat darurat. Fpa!a untuk menarik kulit preputium ke belakang batang penis, terutama !ang berlebihan namun gagal untuk mengembalikann!a lagi ke depan manakala sedang membersihkan glans penis atau saat memasang selang untuk berkemih (kateter), dapat men!ebabkan parafimosis.
DA$TAR PUSTAKA 24
$. /asuki / urnomo. &asar-dasar Frologi. 9disi Kedua. 'akarta5 1agung 1eto6 %33C. %. 1antoso A. "imosis dan arafimosis. ;, %330. p 3$ 0. eneral Frolog!. 1iIteen edition. F1A5 Appleton and =ange6 %330. +. 1pilsbur! K, 1emmens '/, Disniewski L1, 4olman ;&. M;ircumcision for phimosis and other medical indications in Destern Australian bo!sM. Jed. '. Aust.
$
(0)5
$++–6
%33*.
&iunduh
dari
F?=5
http5@@www.mja.com.au@public@issues@$N30N$3%3*@spi$3%Nfm.html . 4ina L, >hor! J&. himosis and araphimosis. &iunduh dari F?=5 (http5@@emedicine.medscape.com@article@+*C-overview) . /runicardi ";, et al. 1chwart7s rinciple of 1urger! 9ight 9dition :olume %. F1A5 Jc >raw 4ill. . 'effre! J &onohoe6 'ason 8 /urnette6 'ames A /rown (8ctober , %33C). MaraphimosisM. eJedicine. C. >anong, Dilliam ". %33%. /uku Ajar "isiologi Kedokteran, terj. J. &jauhari Didjajakusumah. 'akarta 59>;. $3. ?ohen, 'ohanes D, &recoll, 9lke =utjen. %33*. 9mbriologi "ungsional, erkembangan 1istem "ungsi 8rgan Janusia. 9disi %. ' akarta5 9>;. $$. =angman, 1adler <. D. %33C. 9mbriologi kedokteran. 9disi $3. 'akarta5 9>; $%. 1oenardirahardjo, /ambang ., Didjiati, Jafruchati, Jaslichah, =u2man, Juhammad. %3$$. /uku Ajar 9mbriologi. 1uraba!a5 usat enerbitan dan ercetakan Fniversitas Airlangga.
25