36
RAWAN DAN TULANG Adnan Biologi, FMIPA UNM, 2010
Secara umum jaringan penyokong terdiri atas dua jenis yaitu tulang rawan (rawan) dan tulang sejati (tulang). Tulang rawan dan tulang merupakan jaringan ikat khusus, dan seperti halnya semua jaringan ikat, terdiri atas unsur sel, serabur, dan subtansi dasar.
Serabut dan subtansi dasar bersama-sama membentuk subtansi
intersel atau matriks.
Seperti jaringan ikat lain, rawan berkembang dari jaringan
mesenkim yang diturunkan dari mesoderem embrional. Tulang rawan memiliki beberapa sifat yaitu (i) matriks ekstra selnya padat, (ii) sel-selnya disebut kondrosit, terdapat di dalam rongga-rongga yang disebut lakuna, (iii) bersifat avaskuler, tidak mempunyai serabut saraf, dan pembuluh limfe. Pada kehidupan pasca natal, jaringan rawan hanya ditemukan pada dua jenis tempat dan tidak bertumbuh lagi yaitu (i) tulang rawan ekstrakletal misalnya pada tulang rawan periode prenatal umumnya bersifat sementara saja dan akan diganti oleh tulang,
namun
pembentukannya
merupakan
tahapan
menentukan
dalam
perkembangan tulang panjang.
A.
FUNGSI RAWAN 1.1.
Menyokong jaringan lunak
1.2.
Mempermudah gerakan tulang. Hal ini dapat berlangsung sebab permukaan rawan halus sehingga memberikan suatu daerah pergeseran yang baik bagi persendian.
B.
1.3.
Untuk pertumbuhan tulang panjang sebelum dan setelah lahir.
1.4.
Sebagai kerangka pada embrio dan pada individu dewasa
KOMPOSISI
37
Tulang rawan terdiri atas dua komponen utama yaitu komponen seluler dan komponen non-seluler atau bahan intrasel (matriks rawan). Komponen-komponen seluler berupa kondrosit yang terdapat di dalam suatu rongga yang disebut lacuna. Kondrosit mensintesa dan mempertahankan matriks rawan. Matriks mengandung serabut yang terdiri atas serabut kolagen dan serabut elastin serta air dengan perbandingan yang cukup tinggi (sampai 70%) membentuk dasar sifat penyokong dari tulang rawan. Variasi dalam kadar dan jenis serabut kolagen dan elastik menentukan jenis tulang rawan.
C.
NUTRISI Tulang rawan tidak mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa dan
pembuluh saraf. Karena tidak mengandung pembuluh darah, maka makanannya harus mencapai sel-sel melalui diffusi dari kapiler dalam jaringan penyambung di dekatnya atau melalui cairan sinovial dari cavum sendi.
D.
HISTOGENESIS Tulang rawan berasal dari sel-sel mesenkim (gambar 1). Perubahan pertama
yang dapat diamati adalah sel-sel mesenkim menjadi bulat dengan cara manarik juluran sitoplasmanya dan dengan cepat berfloriferasi membentuk kumpulan sel-sel yang rapat. Sel-sel yang didapat dari hasil differensiasi langsung sel-sel mesenkim ini disebut kondroblas, mempunyai sitoplasma basofilik yang banyak mengandung ribosom. Sintesis dan pengumpulan matriks menyebabkan kondroblas terpisah satu sama lain. Differensiasi tulang rawan terjadi dari bagian tengah ke luar. Oleh sebab itu sel-sel yang terdapat di tengah memiliki ciri-ciri kondrosit, sedangkan bagian tepi merupakan kondroblas yang khas.
37
38
Gambar 1. Histogenesis rawan
E.
PERTUMBUHAN TULANG RAWAN Pertumbuhan secara interstitial terjadi pada tulang rawan yang relatif muda
dan lunak sehingga memungkinkan pengembangan dari dalam. Pertumbuhan ini disebabkan oleh pembelahan mitosis kondrosit yang sudah ada yang diikuti dengan penambahan matriks rawan yang ada, sehingga sel-sel rawan letaknya menjadi berjauhan. Cara ini berlangsung pada rawan muda dan relatif lama. Pertumbuhan aposisi merupakan suatu proses penambahan lapisan rawan pada permukaannya akibat aktivitas lapisan dalam perikondrium, yaitu pembungkus fibrosa sekeliling tulang rawan. Pertumbuhan ini disebabkan oleh differensiasi sel-sel perikondrium perifer. Pertumbuhan rawan berlangsung pada permukaan rawan yang sudah ada. Berlangsung pada rawan yang sudah tua dan relatif tidak lama. Pada pertumbuhan secara aposisi. Sel-sel fibroblas pada bagian perifer perikondrium berubah menjadi kondroblas dan kemudian menjadi kondrosit. Kondrosit di sini juga mensintesis matriks tulang rawan seperti pada pertumbuhan intertitial. Pada kedua cara pertumbuhan tersebut kondrosit yang baru dibentuk mensintesis serabut kolagen dan glikosaminoglikan yang amorf. Pertumbuhan interstitial hanya berlangsung pada awal pembentukan tulang rawan dan ketika ia meningkatkan massa jaringan dengan 38
39
memperbanyak matriks tulang rawan dari dalam. Ketika matriks menjadi keras, tulang rawan hanya tumbuh secara aposisi. Sel perikondrium di dekat tulang rawan berploriferasi dan berdifferensiasi menjadi kondroblas yang kemudian menjadi kondrosit dalam tulang rawan yang sudah ada (gambar 2).
Gambar 2. Pertumbuhan rawan secara aposisi
F. PERIKARDIUM Semua tulang rawan hialin dilapisi oleh suatu lapisan jaringan penyambung padat yang disebut perikondrium yang penting bagi pertumbuhan dan pemeliharaan tulang rawan kecuali pada kartilago artikularis persendian (rawan persendian). Perikondrium mengandung serabut kolagen dan sel-sel yang menyerupai fibroblas yang diduga sebagai kondrogenik atau sel-sel mesenkim yang belum berdifferensiasi dan dapat berdifferensiasi menjadi kondroblas (gambar 2).
G.
JENIS-JENIS TULANG RAWAN
39
40
Berdasarkan perbedaan jenis dan jumlah serabut yang terdapat di dalam matriknya, dikenal tiga macam rawan, yaitu : a. Rawan hialin; matriksnya mengandung serabut kolagen dalam jumlah moderat. b. Rawan elastik; matriksnya mengandung serabut kolagen dan sejumlah besar serabut elastik. c. Rawan serabut atau fibrosa (Fibrokartilago) : mengandung matriks yang umumnya dibentuk oleh suatu jalinan jala-jala serabut kolagen kasar.
1. Rawan Hialin
Tulang rawan hialin merupakan jenis yang paling umum dijumpai. Di dalam keadan segar berwarna putih kebiru-biruan dan tembus cahaya. Pada embrio berfungsi sebagai rangka sementara sampai ia digantikan secara berangsur-angsur oleh tulang. Diantara diafisis yang sedang tumbuh “discus efiseal” rawan hialin bertanggungjawab untuk pertumbuhan longituginal dari tulang. Serabut-serabut kolagen tersebar diseluruh jaringan dalam bentuk anyaman halus dan rapat. Sel-sel rawan disebut kondrosit dan yang mudah disebut kondroblas dalam sitoplasma kondrosit, terdapat butir-butir lemak dan glikogen. Tulang rawan hialin terdapat dalam lempengan tertentu membentuk kelompok sel isogen atau cell nest (gambar 3). Pada bagian perifer terdapat perikondrium longgar dan pada bagian
dalam terdapat perikondrium padat. Kondrosit terdapat dalam lacuna. Dinding lacuna disebut kapsul yang tidak lain adalah matriks rawan yang sangat muda. Matriks di sekitar kapsula disebut matriks rawan teritorium yang banyak mengandung kondromukoid. Kondromukoid tidak lain sebagai kompleks protein karbohidrat. Matriks rawan sisanya disebut daerah interteritorium. Pada rawan hialin, endapan kalsium terjadi pada kehidupan yang sangat dini. Empat puluh persen berat kering tulang rawan terdiri atas kolagen yang terdapat di dalam zat amorf intersel. Glikosaminoglikan merupakan komponen utama 40
41
matriks rawan. Terdiri atas dua golongan utama yaitu asam hialuronat. Suatu polisakarida tidak bercabang yang panjang dan proteoglikan yang terdiri atas suatu inti protein dari inti ini tersebar banyak mukopolisakarida fosfat (Kondrotin 4- sulfat), kondrotin 6 – sulfat dan keratin sulfat) pendek dan tidak bercabang. Tulang rawan hialin dapat dijumpai pada dinding saluran pernapasan, ujungujung ventral dari rusuk dan persendian ada tulang.
Gambar 3. Rawan Hialin
2. Tulang rawan Elastik
Pada dasarnya tulang rawan elastik identik dengan tulang rawan hialin kecuali bahwa disamping serabut kologen, ia mengandung banyak jala-jala serabut elastik halus. Dalam keadaan segar berwarna kekuning-kuningan disebabkan oleh adanya elastin di dalam serabut elastik tersebut. Seperti pada tulang rawan hialin, tulang rawan elastik memiliki perikondrium dan pertumbuhannya terutama berlangsung secara oposisi dan jarang terjadi proses kalsifikasi (pengendapan garam-garam kapur) seperti sering terjadi pada rawan hialin. Rawan elastik dapat dijumpai pada daun
41
42
teliga, dinding kanalis auditorius eksternal, tuba auditorius (saluran eustachius), epiglottis dan beberapa tulang rawan larinks (gambar 4).
Gambar 4. Rawan elastik
3. Tulang Rawan Serabut
Tulang rawan serabut adalah suatu jaringan dengan sifat-sifat pertengahan diantara sifat jaringan penyambung padat dan tulang rawan hialin. Ia ditemukan di dalam discus intervertebralis, pada perlekatan ligamen tertentu ke tulang dan di dalam simfisis pubis. Fibrokartilago selalu berhubungan dengan jaring penyambung padat dan daerah perbatasan diantara kedua jaringan ini tidak jelas, tetapi memperlihatkan suatu peralihan secara berangsur-angsur. 42
43
Fibrokartilago tidak memiliki perikondrium, serabut kolagen banyak sekali sehingga matriks rawan menjadi sangat sedikit, mengandung kondrosit yang mirip dengan kondrosit tulang rawan hialin baik tunggal maupun dalam kelompok isogen kecil. Jumlah sel rawan sedikit dan jauh lebih kecil dibandingkan dengan sel rawan biasa. Umumnya terdapat di tempat-tempat yang sering mengalami tarikan, dan susunan serabutnya sejajar dengan arah tarikan tersebut (gambar 5)
Gambar 5. Rawan serabut
43
44
TULANG A.
FUNGSI TULANG
Tulang merupakan jaringan terkeras dalam tubuh manusia yang berfungsi : i. Menyusun kerangka tubuh manusia. ii. Menyokong struktur-struktur berdaging. iii. Melindungi sistem tuas yang melipat gandakan kekuatan selama kontraksi otot rangka dan mengubahnya menjadi gerakan tubuh. B.
KOMPOSISI
Tulang terdiri atas komponen seluler dan komponen interseluler (matriks). Komponen seluler terdiri atas osteoprogenitor, osteoblast, osteosit dan osteoklas. Matriks tulang terdiri atas bahan-bahan anorganik serta zat dasar yang amorf. 1.
Osteoprogenitor
Merupakan sel yang belum berdiffrensiasi, serupa dengan fibroblas. Sel-sel tersebut memiliki kemampuan yang tinggi untuk bermitosis. Umumnya terdapat pada embrio selama pembentukan tulang, dan pada tulang dewasa terdapat pada periosteum. Selain itu ia dijumpai di dekat semua permukaan bebas tulang seperti periosteum, endosteum, batas kanalis Havers, dan trabekel tulang rawan yang berdegenerasi karena bertumbuhnya lempeng epifisis.
44
45
2.
Osteoblas
Osteoblas terdapat pada permukaan tulang (gambar 1) dan berfungsi antara lain : a. Membuat tulang. b. Mensintesis komponen-komponen matriks tulang (kolagen dan glikoprotein). Ada dua bentuk osteoblas, tergantung pada aktivitas metabolismenya, yaitu : a.
Kuboid : Bila aktif mensintesis matriks.
b. Gepeng : Bila kegiatan sintesis matriks menurun. Selama sintesis matriks tulang, retikulum endoplasma dan badan golgi berkembang dengan baik, inti bulat dan besar, memiliki kromatin halus yang tersebar. Matriks yang baru disintesis belum mengalami kalsifikasi terletak di dekat osteoblas dan disebut osteoid (gambar 1).
Gambar 1. Stadium lanjut osifikasi intra membran
45
46
3.
Osteosit (sel tulang)
Osteosit adalah sel matur yang ditemukan terbungkus di dalam lapisan matriks tulang yang telah mengalami mineralisasi. Berbeda dengan kondrosit, osteosit memiliki banyak juluran-juluran sitoplasma yang berhubungan satu sama lain. Dalam matriks tulang, osteosit terdapat dalam lacuna, sedangkan juluran-juluran sitoplasma (filopodia) terdapat dalam saluran-saluran halus yang disebut kenakuli (gambar 2). Osteosit berbentuk agak pipih, retikulum endoplasma kasar dan badan golgi lebih sedikit, kromatin inti lebih padat.
Gambar 2. Skema dua buah osteosit dan sebahagian sistem Havers Uluran-uluran sitoplasma di dalam kenakuli saling berhubungan, sehingga memungkinkan terjadinya aliran ion dan molekul-molekul kecil antar sel (misalnya hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan tulang). Dengan demikian
46
47
pertukaran antara osteosit dengan kapiler darah tergantung pada hubungan seluler melalui kenakuli. Kenakuli menghubungkan antara : 1. Sel osteosit yang satu dengan sel osteosit tetangganya. 2. Sel osteosit dengan permukaan luar dan permukaan dalam tulang. 3. Sel osteosit dengan kapiler darah. Osteosit berfungsi memelihara matriks tulang dan membebaskan kalsium dari matriks tulang bila kadar kalsium meningkat.
4. Osteoklas Osteoklas merupakan sel yang motil besar (giant cell) dan berinti banyak (gambar 1), biasanya 6 – 50 buah. Osteoklas biasanya terdapat pada permukaan matriks atau pada permukaan tulang yang dirombak di dalam lacuna yang disebtu lakuna Howship. Beberapa bukti menunjukkan bahwa osteoklas dibentuk dari persatuan monosit berinti tunggi yang berasal dari darah. Osteoklas mengandung banyak lisosom, mereka mensekresikan kolagenase dan enzim proteolitik lain yang menyerang matriks tulang dan melepaskan zat dasar yang mengalami klasifikasi. Osteoklas berfungsi untuk merombak tulang yang telah jadi dan aktif dan pembersih debris yang terbentuk selama responsi tulang. Adapun proses reabsorbsi tulang berlangsung dengan cara : 1. Dekalsifikasi oleh asam organik yang menumpuk di bawah tepian juluran osteoklas. 2. Perencanaan ekstra sel oleh asam hidrolase yang diproduksi dan dilepaskan melalui proses eksositosis. C.
Substansi interseluler (Matriks tulang)
Di antara empat jaringan dasar, tulang merupakan jaringan yang paling keras. Matriks tulang terdiri atas garam-garam anorganik dan bahan-bahan organik 1. Bahan anorganik (kurang lebih 50%) berat kering matrik tulang, terdiri atas: a.
Kalsium dan fosfor dalam jumlah yang sangat banyak
b. Bikarbonat 47
48
c. Magnesium, kalsium dan natrium d. Kalsium sitrat e. Ion magnesium Kalsium dan fosfor membentuk kristal hidroksiapatit (Ca 10(PO4)6(HO)2) yang berbentuk jarum disamping serabut kolagen. 2. Bahan organik terdiri atas:
a. Serabut kolagen (kurang lebih 95 %) b. Osteonektin yaitu protein non kolagen yang berfungsi menghubungklan kolagen dengan mineral tulang c. Osteokalsin yaitu protein non kolagen yang mengikat kalsium d. Zat dasar yang amorf yang mengandung glukosaminoglikan seperti keratin sulfat, kondroitin sulfat dan asam hialuronat. Matriks tulang bersifat fibriller; serabut kolagen dio dalam tulang disebut osteokolagen yang membentuk keping tulang atau lamella tulang D.
Peristeum dan Endosteum
Periosteum merupanan suatu lapisan jaringan penyambung padat, terdapat pada permukaan luar tulang. Pada bagia luar, komponen serabut lebih banyak dibandingkan komponen luar, komponen serabut lebih banyak dibandingkan komponen selulernya. Pada bagian dalam komponen selulernya lebih banyak dibandingkan komponenn serabutnya, dan vaskuler. Serabut kolagen periosteum yang menembus matriks tulang dan mengikatkan periosteum ke tulang disebut Sharpey. Sel-sel periosteum secara morfologi mirip fibrioblas, dapat berproliferasi secara mitosis dan berdifferensiasi menjadi osteoblas. Endosteum memiliki komponen yang mirip periosteum, hanya lebih tipis dan tidak menunjukkan adanya dua lapisan yang jelas seperti pada periosteum.
48
49
Gambar 3. Diagram sebagian tulang kompak
E.
Jens-jenis jaringan tulang.
Jenis-jenis tulang dapat dibagi berdasarkan: a. konstruksinya b. histologinya c. bentuknya d. menurut cara pembentukannnya 1. Menurut konstruksinya, tulang dikelompokkan menjadi: a. tulang bunga karang b. tulang kompak 49
50
1.1.
Tulang Bunga Karang Terdiri atas keping-keping tulang yang disebut trabekula tulang, bentuk dan
ukurannya bermacam-macam dan memiliki banyak rongga yang saling berhubungan dengan susunan yang tidak teratur. Pada penampang melintang terlihat bahwa diantara lamellalamella tulang terdapat osteosit. Rongga-rongga trabekula tulang diisi oleh sumsum tulang, terutama sumsum tulang merah
Gambar 4. Tulang bunga karang
1.2.
Tulang Kompak Memiliki susunan yang teratur dimana lamella tulang tersusun konsentri
mengelilingi saluran Havers yang arahnya selalu menurut kepanjangan tulang. Lamella tulang terdiri atas (i) lamella sirkumfrensial luar, (ii) lamella sirkufrensial dalam (iii) lamella interstisial, dan (iv) lamella konsentris. Lamella sirkumfrensial luar terletak pada bagian di bawah periosteum, sedangkan lamella sirkumfrensial dalam terdapat diatas endosteum. Kedua lamella medulla sebagai pusat lamella sirkumfrensial luar memiliki lamella yang lebih banyak dibandingkan dengan lamella sirkumfrensial dalam. Lamella interstisial merupakan lamella yang terdapat diantara lamella konsentris dan berada diantara kedua lamella sirkumfrensial. Lamella ini berjalan sejajar berbentuk segi tiga dan kadang-kadang tidak teratur. Ia merupakan sisa-sisa 50
51
lamella yang ditinggalkan oleh sistem havers yang dirusak selama pertumbuhan tulang. Lamella
konsentris
dibentuk
oleh
serabut
kolagen
yang
tersusun
konsentris/sejajar mengelilingi suatu saluran yang disebut saluran Havers. Saluran Havers dan lamella yang tersusun konsentris disebut sistem Havers. Di dalam saluran havers terdapat: a. pembuluh darah b. pembuluh syaraf c. pembuluh limfe d. jaringan ikat Sistem havers terdiri atas: a. Saluran sentral (Havers) b. Havers dikelilingi oleh 4-20 lamella yang tersusun konsentris c. Saluran sentral dilapisi oleh endosteum. Di dalamnya terdapa: pembuluh darah, pembuluh syaraf, pembuluh limfe dan jaringan ikat d. Saluran havers berhubungan dengan rongga sumsum, periosteum & saluran havers lain melalui saluran volkman Di dalam diafisis. Lamella-lamella memperlihatkan suatu susunan khas. Terdiri atas sistem havers. Sistem sirkumferensial luar dan dalam dan sistem intermediat. Setiap sistem havers merupakan suatu serabut yang panjang, sering bercabang dua dan sejajar dengan diafisis. Sel ini penting dalam pertumbuhan dan perbaikan tulang. oleh sebab itu bersifat osteogenik. Sifat osteogenik periosteum berlangsung secara aposis dan tidak pernah secara interstitial. Dalam periosteum terdapat pembuluh darah. Pembuluh syaraf dan limfe (pada rawan tidak ada) Saluran havers dihubungkan dengan permukaan sebelah dalam dan sebelah luar oleh saluran Volkman. Saluran ini tidak dikelilingi oleh lamella tulang. Saluran ini melewatkan pembuluh darah, pembuluh syaraf pembuluh limfe dan jaringan ikat 2.
Secara histologi tulang dibedakan atas dua jenis, yaitu: 51
52
a. Tulang primer = tulang immatur = woven b. Tulang sekunder = tulang matur = lamellar Kedua tulang tersebut memiliki komponen struktural yang, namun dalam beberapa hal terdapat perbedaan antara lain: a. Pada tulang primer berkas kolagen tersusun acak, sedangkan pada tulang sekunder tersusun teratur membentuk lamella tulang yang sejajar satu sama lain dan tersusun konsentris di sekitar saluran vaskuler. b. Pada tulang primer kandungan mineral sedikit, sedangkan pada tulang sekunder banyak c. Pada tulang primer osteosit banyak, sedangkan pada tulang sekunder sedikit Tulang primer dijumpai dalam pembentukan setiap tulang, bersifat temporer, dan pada orang dewasa digantikan dengan jaringan tulang sekunder kecuali dekat sutura pipih tengkorak, dan dalam insersi beberapa tendon. Sistem sirkumferensial luar dan dalam terletak di sekitar rongga sumsum tepat di bawah periosteum dengan lamella-lamella yang tersebar secara sirkuler. Sistem sirkumferensial luar meliliki lamaella yang banyak dibandingkan dengan sitem sirkumferensial dalam. Di antara sistem sirkumferensial terdapat banyak havers dan diantara mereka ada kelompok lamella berbentuk segitiga atau tidak teratur yang disebut sistem intermediet
3.
Menurut bentuknya, tulang terdiri atas: -
Tulang pipa (tulang panjang)
-
Tulang pendek (tulang irreguler)
-
Tulang pipih
1) Tulang pipa memiliki bagian: a.
Epiphyse
:
Berupa bonggol, terdapat sepasang, berupa tulang
bunga karang yang dilapisi tulang kompak tipis b.
Diaphyse
: Merupakan bagian tengah dari tulang, berisi sum-sum
kering, dibangun oleh tulang kompak yang dilapisi periasten 52
53
c.
Rawan epiphyseal
: Terdapat di antara epiphyse, diaphyse, berupa
keping rawan, hanya terdapat pada tulang yang masih dapat tumbuh. Contoh : femur, humerus, radius dan ulna 2) Tulang pipa memiliki bagian: Bila dipotong maka terlihat bahwa pada : a.
Bagan dalam diangun oleh tulang bunga karang
b. Bagian luara terdiri dari tulang kompak yang tipis yang membungkus tulang bunga karang Contoh:
c.
-
Tulang-tulang karpalis
-
Tulang-tulang tarsalis
-
Tulang-tulang phalangs
Tulang-tulang pipih -
Bagian tengah berupa tulang bunga karang
-
Bagian luar berupa tulang kompak yang tipis Contoh : - Tulang rusuk - Tulang tengkorak
4.
Menurut cara pembentukannnya a. Tulang-tulang yang dibentuk secara langsung -
Dibentuk dengan osifikasi inter membran. Biasanya disebut sebagai tulang-tulang dermal atau tulang membran
-
Proses penulangan belangsung secara:
Jaringan ikat (mesenkim)
→
proses osifikasi → tulang dermal
b. Tulang-tulang dibentuk secara endokondral -
Proses penulangan belangsung:
Mesenkim → rawan → tulang -
Proses yang membangun tubuh dibentuk dengan cara esifikasi endokondral
c. Tulang-tulang heterotrofik 53
54
-
Merupakan tulang-tulang yang dibentuk d luar sistem tulang, prosesnya disebut penulangan etopik:
Contoh: - dionding jantung - Sklera mata, penis dll. F.
Histogenesis
Sebelum membahas mengenai histogenesis tulang, ada beberapa ciri tertentu yang harus dipertimbangkan (Lesson, Lesson, dan Paparo., 1987), yaitu: 1. Adanya
sistem
kenalikuli,
yaitu
saluran-saluran
halus
yang
memungkinkan pertukaran metabolit antara aliran darah dengan sel-sel tulang.
2. Adanya sistem vaskuler interen yang terdapat di dalam saluran Havers dan Volkmann. 3. Adanya unsur anorganik di dalam matriks yang mencegah pertumbuhan dari dalam, akibatnya tulang hanya tumbuh secara aposisional. 4. Sifat arsitektur tulang yang non statis.
Tulang dirusak setempat dan
dientuk kembali secara berulang kali. Jadi terdapat proses rekonstrksi yang berkelanjutan Histogenesis berlangsung melalui osifikasi intramembran dan osifikasi endokondral atau intrakartilago. 5.
Osifikasi intra membran.
Tempat berlansungnya : OS. Frontalis, farietalis, tulang tengkorak, os. Oksipitalis, temporalis, madibula, maksila. Fungsi
: Pertumbuhan dan penebalan tulang pendek. 54
55
Proses
:-
Osifikasi dimulai pada pusat osifikasi primer di dalam jaringan peyambung.
-
Sel-sel mesenkim :
-
Menggelembung dan berubah menjadi osteoblas
-
Osteoblas mensintesis dan menggetahkan maxailes tulang muda (osteosid) ke dalam subtansi interseluler yang kaya akan serabut kolagen.
-
Selanjutnya terjadi vaskularisasi yang membawa garam-garam kapur (kalsium fosfat) dll.
-
Akhirnya terjadi pengendapan garam-garam kapur hingga subtansi interseluler mengeras dan osteoblas terkurung dan menjadi osteosit.
6. Osifikasi endokondral
Bertanggung jawab untuk pembentukan tulang pendek dan tulang panjang. Berlangsung pada tempat tulang hialin yang awalnya merupakan suatu model. Terdiri atas dua proses: a. Hipertropi dan destrulesi kondrosit model tulang sehingga menghasilkan lacuna-lakuna yang meluas dan dipisahkan oleh septum matriks tulang rawan yang mengalami kalsifikasi. b. Suatu tunas ostegenik yang terdiri atas prekusor osteogenik dan kapiler darah menembus ke dalam ruang-ruang yang ditinggalkan oleh kondrosit yang mengalami degenerasi. Jadi osifikasi endokondral merupakan pembentukan tulng yang diawali dengan pembentukan model tulang rawan. Osifikasi ini terjadi pada proses pemnbentukan tulang pendek dan tulang panjang. Pertumbuhan tulang rawan dimulai dari sel mesenkim yang berdifferensiasi menjadi kondroblas, kemudain membentuk tulang rawan melalui pertumbuhan secara interstisial dan oposisional, sehingga terbentuk model tulang rawan. 55
56
Sementara model terus bertumbuh, kondrosiut pada bagian tengah mengalami hipertrofi menjadi matang dan pada tahap ini terjadi proses klasifikasi, bagian tersebut mulai diganti dengan tulang, pada pericardium, pada saat bersamaan selselnya mulai berdifferensiasi manjadi osteoblas dan mulai meletakkan lapisan tipis matriks tulang mengelilingi model. Perikondrium sekarang berubah menjadi periosteum,
dan
dengan
bertambahnya
vaskularisasi,
periosteum
ini
terus
berkembang. Kapiler perioteal bersama sel-sel osteogenik akan menyusup ke dalam bagian tengah model tulang rawan yang sudah mengalami klasifikasi dan membentuk bangunan yang disebut kuncup periosteum yang mengawali terbentuknya pusat osifikasi primer yang pada akhirnya akan mengganti sebagian besar model tulang
rawan. Prose tersebut pad akhirnya akan membentuk tulang rawan. Proses tersebut pada akhirnya akan membentuk tulang buang karang dengan model tulang rawan yang telah mengalami klasifikasi dalam trabekelnya. Akhirnya pada bagian pusat tulang
bunga karang pada bagian tengah model mengalami reabsorbsi dan
terbentuklah medulla yang dikelilingi oleh korteks. Bagian medulla diisi oleh sel-sel hematopoietik multipoten yang nantinya berkembang menjadi jaringan myeloid. Dalam pertumbuhan tulang ini terbentuk tulang bagian tengah yang terbentuk batang dan disebut diafisis, dan di sini tetap terjadi pertumbuhan tulang secara osifikasi primer (osifikasi dan diafisis), sedngakn pada ujungnya yang masih berupa
tulang rawan disebut efifisis dan pertumbuhan tulang pada bagian ini berlangsung secara osifikasi sekunder. Epifisis yang pada mulanya terdiri dari odel tulang rawan akan berubah menjadi tulang bunga karang dengan meninggalkan meninggalkan tulang rawan pada (i) kartilago artikulasio, yaitu tulang rawan yang menutupi tulang pada permukaan persendian, dan tetap tinggal sampai dewasa dan tidak ikut dalam proses pembentukan tulang (ii) lempeng epifisis yaitu tulang rawan yang terletak melintang membatasi epifisis dengan diafisis dan berfungsi untuk memungkinkan pertumbuhan tualng samapi bentuk dewasa tercapai (pertumbuhan secara longituginal). 56
57
57
58
58