Nama
: - Rachmadiar Prima Sastyo - Nur Afandi
(1312101004) (1312101000)
Kelas
: Tingkat III Teknik Rancang Bangun Peralatan Sandi – Sandi – A A
Mata Kuliah
: Rekayasa Perangkat Lunak
C r ysta ystal C lea lear M ethod thod A. Pendahuluan
Teknologi Informasi (IT) pada masa sekarang ini semakin berkembang. Aplikasi dan inovasi dalam IT mempunyai berbagai macam bentuk, ukuran dan kompleksitas. Dalam pengembangan perngkat lunak terdapat pertimbangan antara kualitas, biaya dan waktu. Pada masa sekarang ini software umumnya tidak efektif mengatasi masalah biaya dan waktu karena tidak dipikirkan mengenai cara untuk mengembangkan software tersebut. Banyak proses software tradisional menitikberatkan pada dokumentasi dan mekanisme kontrol yang kaku dan tetap tetap sehingga software akan sulit diterapkan pada projek software yang berbeda dan membuatnya menjadi tidak fleksibel. Terdapat berbagai macam metodologi yang digunakan dalam pengembangan software, salah satunya yaitu Adaptive atau Agile.
Metode pengembangan Agile merupakan sekumpulan metodologi pengembangan perangkat lunak yang berdasar pada prinsip-prinsip yang sama atau pengembangan sistem jangka pendek yang memerlukan adaptasi yangcepat dari pengembang terhadap suatu perubahan dalam dari segala bentuk apapun. Beberapa model dari Metode Agile yaitu Acceptance Test Driven Development (ATDD), Agile Modeling, Adaptive Software Development (ASD), Agile Unified Process (AUP), Continuous integration (CI), Crystal, Dynamic Systems Development Method (DSDM), dan lainnya. Setiap model dari metode Agile mempunyai karateristik yang berbeda – berbeda – beda. beda. Pada tulisan ini akan dibahas lebih jelas mengenai model metode Crystal
B. Pembahasan Metode Crystal Crystal merupakan sekumpulan dari setiap proses yang diterapkan pada berbagai jenis projek. Metode Crystal dikembangkan oleh Alistair Cockburn pada pertengahan 1998. Metode Crystal dikembangkan untuk mengatasi variabilitas lingkungan dan karateristik khusus dari suatu proyek karena proyek dan orang-orang berkembang dari waktu ke waktu, metodologi demikian juga harus disetel danberevolusi selama proyek. Inti metode Kristal ini sendiri adalah tujuannya yang memungkinkan tim dari proyek untuk memilih anggota dari Crystal Family yang paling sesuai dengan proyek dan lingkungan mereka. Metode Crystal memfokuskan pada 1) People
(Orang)
2) Interaction
(Interaksi)
3) Community
(Perkumpulan)
4) Skill
(Kemampuan)
5) Talent
(Bakat)
6) Communication
(Komunikasi)
Metode Crystal mempunyai prioritas tujuan yaitu dalam suatu proyek dapat terus berlanjut atau dapat dikembangkan, efiesiensi dari proyek, dan penyesuaian ataupun kesabaran dalam mengerjakan proyek. Dalam metode Crystal menekankan pada nilai komunikasi face to face, penyesuaian metodologi dengan jenis proyek yang dikerjakan, dan mengatasi inti kesulitan dari proyek yang d ibuat. Sifat – Sifat
Metode Crystal mempunyai 7 sifat yang harus dipenuhi agar projek yang dikerjakan dapat berhasil.
Berikut ini beberapa sifat yang dimiliki oleh metode Crystal yaitu : 1. Frequent Delivery Frequent Delivery merupakan iterasi dari perilisan yang reguler dari program software. Waktu perilisan tergantung pada panjangnya atau lamanya proyek yang dikerjakan. Dengan merilis iterasi dari program, stakeholder dapat terlebih dulu menemukan masalah yang ada dalam proyek yang selanjutnya akan mengurangi banyak kerumitan di kemudian hari. Poin yang lain adalah apabila pengguna memutuskan bahwa proyek tersebut tidak berjalan sesuai dengan cara-cara yang dinginkan dalam menyelesaikan proyek tersebut, maka terdapat langkah yang bisa diambil untuk menyelesaikan masalah .
2. Reflective Improvement Reflective Improvement melibatkan pengembang mengambil istirahat dari suatu pembangunan proyek dan mencoba menemukan cara yang lebih baik dari proses suatu proyek yang dikerjakan. Iterasi membantu memberikan umpan balik pada apakah atau tidak proses dari suatu bekerja dengan lancar. Dengan metode Crystal, gagasan agar tim mengadakan workshop setiap beberapa minggu sangat dianjurkan. Workshop ini digunakan untuk membantu menemukan proses yang tidak bekerja dengan baik dan membantu tim untuk melakukan modifikasi suatu proses sehingga sebuah strategi dapat dikembangkan dan bekerja dengan baik untuk tim.
3. Osmotic Communication ( Komunikasi Tertutup ) Komunikasi osmotik atau komunikasi tertutup melibatkan seluruh anggota tim dari suatu proyek untuk bersama-sama dalam sebuah ruang lingkup dimana informasi
akan menyebar secara merata di sekitar ruang lingkup tersebut. Dengan mendengarkan pendapat orang lain dalam tim, pengembang akan dapat memahami apa yang orang lain lakukan, mendapatkan pengalaman dan mengembangkan ide-ide baru untuk proyek selanjutnya. Pengembang yang bekerja dekat satu sama lainnya dapat membantu meyelesaikan suatu masalah yang dihadapi.
4. Personal Safety Maksud dari keselamatan pribadi berkaitan dengan masalah kebebasan berbicara dalam sekelompok orang. Orang – orang dalam suatu tim harus mampu saling percaya dan merasa bebas untuk berbicara dan mengemukakan pendapat.
5. Focus Focus yang ada dalam metode Crystal mengacu pada dua hal, pertama berfokus pada tugas yang diberikan untuk setiap individu dalam sebuah proyek untuk waktu yang cukup, dimana kemajuan dari proyek akan dibuat. Dan kedua, mengacu pada arah dimana proyek merupakan tujuan utama yang ingin dikehendaki.
6. Easy Access to Expert Users Easy Access to Expert Users melibatkan para pengembang yang bekerja dengan seseorang yang ahli yang berhubungan dengan proyek tersebut sehingga ahli bisa menjawab pertanyaan, menyarankan solusi untuk masalah, dan lainnya. Pengguna ahli harus menjadi seorang pengguna yang aktual atau nyata dan bukan hanya sebagai tester dari pembangunan tim. Semakin melibatkan pengguna ahli maka akan semakin baik proyek yang dihasilkan.
7. Technical Environment with Automateeed Test, Configuration Management & Frequent Ide di balik ini adalah bahwa harus terdapat integrasi yang berkesinambungan dan pengujian dari sebuah proyek, sehingga jika ada perubahan yang dibuat, maka kesalahan dan lain-lain dapat terlihat. Karena hal ini dilakukan secara teratur, maka masalah
cenderung tidak muncul dan tumbuh karena mereka dapat diselesaikan lebih awal dalam proyek.
Pengkategorian Projek
Suatu projek pada metode Crystal dikategorikan berdasarkan dengan kekritisan dari sistem yang dihasilkan dan ukuran dari suatu projek. Terdapat 4 tingkat kekritisan yang ditetapkan, berdasarkan hal yang mungkin hilang karena kegagalam dari sistem yang dihasilkan yakni : 1) Comfort (C) 2) Discretionary Money (D) 3) Essential Money (E) 4) Life (L)
Jumlah maksimum orang yang mungkin harus terlibat dalam proyek dianggap sebagai ukuran ukuran proyek.
Kompleksitas
Metode Crystal menempatkan penekanan pada komunikasi diantara pihak yang terlibat dalam suatu projek, yaitu :
Proyek dengan ukuran yang lebih besar membutuhkan metodologi yang lebih berat (lebih kompleks), karena mereka melibatkan lebih banyak orang, dan karenanya perlu koordinasi yang lebih baik.
Proyek dengan kekritisan tinggi menggunakan pendekatan yang lebih ketat, yang mungkin diakomodasi oleh metodologi yang mengatur proyek yang kurang penting.
Crystal dikategorikan sesuai dengan ukuran proyek yang dikerjakan. Setiap anggota Crystal telah ditetapkan yang ditandai dengan warnanya masing - masing yang menujukkan suatu kompleksitas relatif dari proyek: lebih berat metodologi, maka semakin gelap warna diperuntukan untuk mengerjakan suatu proyek.
Crystal Family Cockburn mengembangkan metode yang berbeda dalam suatu metodologi yang sesuai dengan tim dari berbagai ukuran yang perlu strategi yang berbeda untuk memecahkan masalah yang beragam. Crystal
keluarga
metodologi
menggunakan
warna
yang
berbeda
menunjukkan "bobot" yang metodologi untuk memecahkan masalah yang beragam. The family is divided into different colours. Some examples: 1. Crystal Clear 2. Crystal Yellow 3. Crystal Orange 4. Crystal Orange Web 5. Crystal Red 6. Crystal Maroon 7. Crystal Diamond 8. Crystal Sapphire
untuk
C. Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan dari metode Crystal yaitu : 1) Selalu lebih murah dan cepat karena berkomunikasi secara langsung 2) Proyek berkembang sesuai ukuran team dan berkembang menjadi lebih luas dan metodologi akan menjadi lebih tinggi. 3) Untuk melakukan modifikasi pada proyek yang dikerjakan oleh suatu tim dapat dilakukan dengan mudah karena setiap anggota tim berkomunikasi antara satu sama lain. 4) Proyek yang dihasilkan dapat dikembangkan oleh pengembang dari waktu ke waktu
Kelemahan dari metode Crystal yaitu : 1) Konsistensi dari anggota tim dalam mengerjakan suatu proyek dapat berubah – ubah tergantung pada situasi dan keadaan. 2) Kedisplinan yang kurang dalam mengerjakan suatu proyek.
3) Setiap instruksi yang diberikan untuk mengerjakan suatu proyek tidak selalu berjalan dengan baik.
D. Kesimpulan Crystal adalah people centric dan fokus pada peningkatan kerja orang orang yang terlibat didalamnya. Crystal adalah metode yang dapat disesuaikan tergantung pada ukuran projek dan timnya. Pada metodologi ini tidak kaku seperti pada metodologi lainnya. Metode Crystal ini mempunyai tujuan yang memungkinkan pengembang dan anggota tim untuk memilih anggota dari “Crystal Family” yang paling sesuai dengan proyek dan lingkungan mereka, untuk mengatasi variabilitas lingkungan dan karateristik khusus dari suatu proyek karena proyek dan orang-orang berkembang dari waktu ke waktu.
E. Referensi [1] https://en.wikiversity.org/wiki/Crystal_Methods [2] Cockburn Alistair, Agile Software Development: Software through People. AddisonWesley, 2001. [3] Ramsin Raman, Software Development Methodologies. Departement of Computer Engineering, Sharif University of Technology. [4] https://www.cs.nyu.edu/courses/spring03/V22.0474001/lectures/agile/AgileDevelopment AgileDevelopmentD.pdf [5] agile.csc.ncsu.edu/SEMaterials/AgileMethods.pdf