Rangkaian Paralel Pada rangkaian seri, seri, tegangan sangat tergantung pada hambatan hambatan,, tetapi pada rangkaian bercabang tegangan tidak dipengaruhi oleh hambatan/ resistor. Semua itu telah dikemukakan oleh hukum Kirchoff yang Kirchoff yang berbunyi “ jumlah jumlah kuat kuat arus listrik listrik yang masuk masuk sama sama dengan jumlah kuat kuat arus listrik listrik yang keluar ”. Berdasarkan hukum Ohm dapat disimpulkan cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus dikali hambatan. Hambatan nilainya selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus. Tegangan memiliki satuan Volt (V) dan kuat arus adalah Ampere (A) serta hambatan adalah Ohm (Ω). Hukum Kichoff I : “ Secara Aljabar jumlah arus-arus cabang pada suatu titik pertemuan dalam rangkaian listrik selalu sama dengan nol “. Hukum kirchoff I ini disebut sebagai Hukum Kirchoff arus. (Wikipedia Wikipedia)).
Itotal = V / R total Rtotal + R1 // R2 // R3 (Rumus Paralel) Paralel) I Total = I1 + I2 + I3 I Total – (I1 + I2 + I3) = 0 I Total = (V / R1) + (V / R 2) + (V / R 3) V = VR1 = VR2 = VR3 P=IxR PR1 = I1 x V PR2 = I2 x V PR3 = I3 x V I = Arus Listrik dalam Ampere (A) V = Tegangan Sumber dalam Volt (V) R = Resistansi dalam Ohm (Ω) P = Daya Listrik dalam Watt (W)
Rangkaian Seri
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-elektron yang mengalir melalui suatu titik dalam rangkaian listrik setiap satuan waktu.Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik dan dinyatakan dalam satuan Volt. Besaran ini mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian listrik. Satuan SI daya listrik adalah Watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik yang mengalir per satuan waktu (joule/detik). (Wikipedia) Alat untuk mengukur arus listrik adalah Ampere Meter, alat untuk mengukur tegangan listrik adalah Volt Meter; dan alat untuk mengukur daya listrik adalah Watt Meter. Di bawah ini adalah rumusrumus dasar pada rankaian seri. I=Q/t t=Q/I Q=Ixt I = Arus listri dalam Ampere Q = Muatan Listrik dalam Coulomb t = Waktu dalam detik Rumus dasar pada rangkaian seri:
Karena R1, R2, dan R3 dihubungkan secara seri maka arus yang mengalir pada R1, R2, dan R2 adalah sama, sedangkan beda potensial (tegangan) setiap resistor berbeda sesuai dengan besar resistansi masing-masing. Dalam rangkaian seri seperti ini berlakuHukum Ohm.
V = I x R Total RTotal = R1 + R2 + R3 I = V / R Total V = VR1 + VR2 + VR3 V = (I x R1) + (I x R2) + (I x R3) V = I (R1 + R2 + R3) P=IxV PR1 = I x V R1 PR2 = I x V R2 PR3 = I x V R3 V = Tegangan dalam Volt (V) R = Resistansi dalam Ohm (Ω) I = Arus dalam Ampere (A) P = Daya dalam Watt (W)
Resistor dalam rangkaian Seri Resistor dalam rangkaian Seri Resistor dapat dihubungkan bersama dalam rangkaian “seri” maupun parallel, atau kombinasi keduanya (seri-paralel). Namun apapun bentuk rangkaiannya semua mengikuti Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff Resistors dapat dikatakan dalam rangkaian seri apabila mereka terangkai dalam satu garis lurus, sehingga Arus yang mengalir tidak ada jalan lain kecuali mengalir dari Resistor satu ke resistor kedua dan seterusnya. Arus yang mengalir dalam ranggakai seri adalah sama. Contoh: IR1 = IR2 = IR3 = IAB = 1mA Berikut ini contoh Ranggkaian Resistor secara seri, yang menghubungkan titik A dan B:
Rangkkaian Resistor Seri
Sebagai resistor saling dihubungkan secara seri maka arus yang mengalirnya akan sama yang ditentukan oleh resistansi total, RT rangkaian adalah merupakan penjumlahan dari setiap Resistor yang dihubungkan secara seri yakni: RT = R1 + R2 + R3 Dan dengan melihat konfigurasi seperti contoh dia tas, maka Rtotal dari rangkaian tersebut adalah: RT = R1 + R2 + R3 = 1kΩ + 2kΩ + 6kΩ = 9kΩ
Dengan demikian maka ketiga Resistor tersebut dapat digantikan dengan sebuah Resistor senilai 9kΩ. Berapapun Resistor yang dirangkaikan dalam rangkaian seri, maka R totalnya adalah merupakan penjumlahan masing-masing resistornya. Persamaan Resistor Seri Rtotal = R1 + R2 + R3 + ..... Rn etc. Satu hal penting yang harus diingat tentang rangkaian resistor secara seri, resistansi total (RT) dari dua atau lebih resistor yang dihubun gkan bersama-sama secara seri akan selalu LEBIH BESAR daripada nilai resistor terbesar dalam rantai dan dalam contoh di atas RT = 9kΩ adalah nilai yang lebih besar dari nilai resistor terbesar ( 6kΩ) Tegangan masing-masing resistor dihubungkan secara seri berbeda. Namun untuk diingat bahwa Total tegangan antara kedua titik A,B adalah merupakan jumlah perbedaan tegangan masing masing resistor yakni tegangan di R1, R2 dan R3, VAB = VR1 + VR2 + VR3 = 9V. Dengan menggunakan hukum Ohm maka tegangan dimasing masing resistor dapat dihitung sebagai berikut: Tegangan di R1 = IR1 = 1mA x 1kΩ = 1V Tegangan di R2 = IR2 = 1mA x 2kΩ = 2V Tegangan di R3 = IR3 = 1mA x 6kΩ = 6V Memberikan Total voltage VAB of ( 1V + 2V + 6V ) = 9V yang mana sama dengan jumlah total voltage. Jadi rumus untuk menghitung total voltage adalah merupakan jumlah masing masing tegangan yang terjadi pada resistor tersebut Vtotal = V1 + V2 + V3 + ..... Vn Oleh sebab itu dalam rangkaian seri, Resistor sering disebut sebagai pembagi tegangan, dan dengan menggunakan Hukum Ohm dengan maka tegangan, arus atau resistansi suatu rangkaian seri dapat dengan mudah diketahui/dihitung.
Ciri-ciri rangkaian paralel yaitu: 1. Arus mengalir melalui satu cabang atau lebih. Arus listrik yang melalui lampu 1 atau baterai 1 tidak melalui lampu 2 atau baterai 2. Jika salah satu alat listrik dilepas atau rusak arus listrik akan tetap mengalir melalui cabang yang lain. Adapun sifat susunan paralel yaitu: 1. Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber pada ujungujung hambatan pengganti paralelnya. 2. Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus masingmasing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang. 3. Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)
4. Kuat arus yang melewati hambatan pengganti paralel sama dengan jumlah kuat arus yang melalui tiap komponen. 5. Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut. Rangkaian paralel adalah suaturangkaian listrik yang tersusun secara berderet, di mana semua input kom ponen berasal dari sumber yang sama. Hal ini lah yang mengakibatkanrangkaian paralel menghabiskan biaya yang lebih banyak di bandingkan dengan rangkaian seri. Selain memiliki kelemahan, susunan paralel juga memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Salah satu kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Gabun gan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel disebut rangkaian seri-paralel. Pada susunan paralel arus listrik dari baterai dapat melalui setiap lampu. Suatu rangkaian, dimana ada beberapa jalan berbeda yang dapat dialiri arus dise but juga sebagai rangkaian paralel. Di bawah ini gambar dari susunan paralel :
Dari gambar di atas dapat kita lihat, bahwa tiga buah resistor disusun secara paralel dan ujung-ujung ketiga resistor dihubungkan secara bersama-sama ke sumber tegangan, sehingga arus memiliki tiga jalan yang berbeda untuk melewati tiap-ti ap resistor. Dalam susunan paralel, resistansi total adalah sama dengan jumlah kebalikan tiap resistansi. Hambatan ini adalah lebih kecil daripada hambatan tiap-tiap resistor dari ketiga resistor yang dihubungkan secara paralel dalam rangkaian tersebut. Penempatan dua atau lebih resistor dalam susunan paralel, selalu mengurangi besar hambatan pengganti pada rangkaian tersebut.
Hambatan paralel tersebut menurun karena setiap resistor baru menambah jalur arus baru, dan meningkatkan arus total karena beda potensial tidak berubah. Untuk menghitung hambatan pengganti pada rangkaian paralel, pertama-tama kita harus tahu bahwa arus total adalah jumlah arus yang melalui cabang. Contoh dari rangkaian listrik paralel dapat kita lihat pada lampu lalu lintas, dimana prinsip kerja rangkaian listrik paralel pada lampu lalu lintas tersebut menggunakan tiga buah lampu yang terhubung paralel antara satu lampu dengan yang lain. Jadi pengertian rangkaian listrik paralel bisa juga dikatakan sebagai rangkain berderet, dimana antara beban satu (lampu) dengan b eban yang lain dipasang secara berjajar.
Rangkaian seri adalah rangkaian yang cara kerjannya membagi arus yang di hasilkan dari komponen lain. Apabila ada tiga buah komponen yang dirangkai secara seri maka tegangan dari satu komponen memberikan sisa tegangan yang dihasilkan sehingga proses ini dapat mengurangi pemakaian tegangan sehingga 3 komponen hanya terhitung pada 1 komponen saja. Rangkaian Seri sering juga di gambarkan dalam posisi diagonal, gunanya adalah agar dapat memahami dalam pembacaan pada gambar. Kelebihan dari pemakaian susunan seri adalah lebih banyak menghemat daya yang dikeluarkan pada baterai. Kelebihan lainnya yang di miliki susunan seri terdapat pada pengerjaan yang singkat, serta tidak memerlukan banya penghubung pada penyambungan jalur. Selain memiliki kelebihan, rangkaian ini juga memiliki kelemahan, adapun kelemahan pada rangkaian ini adalah karena menurunkan fungsi dari komponen itu sendiri karena mendapat tegangan yang kurang. Sebab, harus berbagi dengan komponen lain. Selama ini kita banyak mengenal dua macam susunan dasar dari rangkaian listrik, yaitu susunan atau rangkaian seri dan rangkaian paralel. Jika ada k buah tahanan (resistor) dengan nilai seragam sebesar R, cara penyusuan k buah resistor ini akan mempengaruhi nilai tahanan total yang kita peroleh.
Rumus dari rangkaian di atas adalah :
Jumlah hambatan total rangkaian seri sama dengan jumlah hambatan tiap- tiap komponen (resistor). Sedangkan jika tahanan tersebut disusun secara paralel, maka nilai total di ke dua ujun
grangkaian akan menjadi
.
Rangkaian Seri resistor dapat di hubungkan bersama dalam rangkaian “seri” maupun parallel, atau kombinasi keduanya (seri-paralel). Namun apapun bentuk rangkaiannya semua mengikuti Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff. Resistors dapat dikatakan dalam seri apabila mereka terangkai dalam satu garis lurus, sehingga Arus yang mengalir tidak ada jalan lain kecuali mengalir dari Resistor satu ke resistor kedua dan seterusnya. Satu hal penting yang harus diingat tentang rangkaian resistor secara seri, resistansi total (RT) dari dua atau lebih resistor yang dihubungkan bersama-sama secara seri akan selalu lebih besar daripada nilai resistor terbesar dalam rantai dan dalam contoh di atas RT = 9kΩ adalah nilai yang lebih besar dari nilai resistor terbesar ( 6kΩ).
Rangkaian yang terdiri dari satu sumber tegangan dan satu tahanan sangat mudah dianalisis, tetapi dalam aplikasinya sering tidak ditemukan. Dan biasanya rangkaian yang ada terdiri dari lebih dua komponen yang terhubung secara bersama. Ada dua cara dasar yang dapat digunakan untuk menghubungkan lebih dari dua komponen, yaitu secara seri dan paralel.
Gambar 1 Rangkaian seri
Pada Gambar 1 terdiri dari resistor yang ditandai dengan R1, R2, R3 dan yang dihubungkan sepanjang jalur dari satu terminal baterai ke terminal yang lain. (seharusnya dicatat bahwa label subskrip-angka kecil dari huruf kapital “R” tidak berhubungan dengan nilai resistor). Huruf-huruf tersebut hanya menandai dari resistor yang satu terhadap resistor yang lain. Dengan mendefinisikan karakteristik rangkaian seri bahwa hanya ada satu jalan bagi elektron untuk mengalir. Dalam rangkaian ini aliran
elektron dalam arah yang berlawanan dengan jarum jam, dari titik 4 ke titik 3 ke titik 2 ke titik 1 dan kembali ke 4. Sekarang, lihat tipe rangkaian yang lain yaitu rangkaian konfigurasi paralel :
Gambar 2 Rangkaian paralel
Lagi, ada tiga resistor pada Gambar 2, tetapi kali ini resistor-resistor tersebut membentuk lebih dari satu jalan kontinu bagi elektron untuk mengalir. Ada satu jalan dari 8 ke 7 ke 1 dan kembali ke 8. Yang lain dari 8 ke 7 ke 6 ke 3 ke 2 ke 1 dan kembali ke 8. Dan jalan yang ketiga dari 8 ke 7 ke 6 ke 5 ke 4 ke 3 ke 2 ke 1 dan kembali ke 8. Masing-masing jalan (melalui R1, R2, R3 ) disebut cabang. Defenisi karakteristik rangkaian paralel adalah bahwa seluruh komponen adalah terhubung antara set yang sama dari titik umum listrik. Dengan melihat diagram skematik, maka dapat dilihat bahwa titik 1, 2, 3 dan 4 seluruhnya umum secara listrik. Begitu juga 8, 7, 6, dan 5. Catat bahwa seluruh tahanan dan juga baterai terhubung antara dua set titik. Dan, tentu kompleksitasnya tidak berhenti pada rangkaian seri dan paralel yang sederhana, yang dapat dilihat pada rangkaian kombinasi seri dan paralel berikut :
Gambar 3 Rangkaian seri-paralel
Dalam rangkaian ini terdapat dua loop bagi elektron untuk mengalir melalui pertama dari 6 ke 5 ke 2 ke 1 dan kembali ke 6, dan kedua dari 6 ke 5 ke 3 ke 2 ke 1 dan kembali ke 6 lagi. Perhatikan bagaimana
kedua
jalan
arus melalui R1 (dari titik 2 ke titik 1). Dalam konfigurasi ini dapat dilihat
bahwa R2 dan R3adalah saling paralel, sedangkan R 1 seri dengan kombinasi paralel R2 dan R3. Ide dasar hubungan seri adalah komponen-komponen tersebut dihubungkan akhir dari tahanan untuk membentuk jalan tunggal bagi elektron untuk mengalir.
Gambar 4 Hubungan seri
Ide dasar hubungan paralel, sebaliknya adalah bahwa seluruh komponen dihubungkan melewati ujung tahanan yang lain. Dalam rangkaian paralel murni, tidak pernah ada lebih dari dua set titik umum listrik, tidak masalah berapa banyak komponen yang berhubungan. Ada banyak jalan bagi elektron untuk mengalir, tetapi hanya satu tegangan yang melewati seluruh komponen.
Gambar 5 Hubungan paralel
Konfigurasi tahanan seri dan paralel memiliki sifat-sifat listrik yang berbeda.
Resistor merupakan komponen listrik yang sifatnya menghambat arus listrik. Besarnya hambatan tergantung dari kode warna atau angka yang tertera pada resistor tersebut. Nah bagaimana dengan resistor yang dirangkai secara seri dan paralel ? Tentunya resistor yang dirangakai dengan rangkaian seri dan paralel meiliki hambatan juga. Namun hambatannya berbeda sengan hambatang saat rangkaian dirangkai secara seri dan secara paralel. Sebelum kita pelajari lebih lanjut ada baiknya kita memahami Hukum Khirchof terlebih dahulu. Hukum I Khirchof
Perhatikan gambar di atas. Terlihat bahwa ada arus ( I ) yang masuk ke percabangan dan ada arus yang keluar dari percabangan. Khirchof mengemukakan berdasarkan dari hasil penelitiannya yaitu Jumlah arus listrik yang msauk pada suatu titik percabangan akan sama dengan jumlah arus yang keluar melalui titik percabangan. Secara sisitematis persamaannya dapat ditulis :
Rangakaian Seri Rangkaian seri merupakan rangkaian yang disusun pada satu jalur rangkaian listrik. Rangkaian ini tidak memiliki percabangan.Seperti gambar dibawah ini.
Perhatikan gambar di atas. Terlihat bahwa tegangan yang diukur b erbeda pada setiap hambatannya. Artinya jika besar hambatannya berbeda pada setiap hambatan maka tegangannyapun ikut berbeda. Namun Arus pada rangkaian ini sama pada masing-masing setiap hambantan dikarenakan tidak memiliki percabangan aliran listrik. Maka secara sisitematis persamaannya akan menjadi : I1=I2=I3
Rangakaian Paralel Rangkaian Paralel merupakan rangkaian yang disusun secara sejajar dan memiliki percabangan pada rangkaian tersebut. Seperti pada gambar di bawah ini.
Perhatikan gambar di atas. Terlihat bahwa arus pada rangkaian paralel berbeda pada tiap hambatan. Seperti prinsip yang telah dijelaskan oleh Khirchof yang menyatakan bahwaumlah arus listrik yang msauk pada suatu titik percabangan akan sama dengan jumlah arus yang keluar melalui titik percabangan. Namun tegangan pada rangkaian ini sama. Sehingga persamaannya dapat ditulis sebagai berikut V1=V2=V3
RANGKAIAN SERI PARALEL RESISTOR
Posted on 10 Mei 2011 by kibogowonto
4 Votes
1.
Menjelaskan prinsip dasar rangkaian seri dan paralel resistor. Resistor dihubungkan secara Seri o Resistor merupakan komponen elektronika yang bersifat menghambat arus listrik, apabila beberapa resistor disusun secara seri atau berderet, maka tahanan semakin besar, sehingga akan mengurangi besarnya arus listrik yang mengalir pada rangkaian . Dari peryataan tersebut didapat formula R TS (Resisto Total yang dihubung secara Seri) adalah R TS = R 1 + R 2 + R 3 + …….R n.
Gambar A.1 Gambar A.1 merupakan contoh rangkaian resistor yang dihubungkan secara seri/deret. Pada rangkain seri tidak terdapat titik cabang, sehingga arus mengalir hanya pada satu jalur saja. Hal ini menyebakan nilai/besarnya arus pada titik manapun besarnya sama. Jika pada gambar A.1 besarnya R 1 , R 2, dan R 3 adalah 10Ω, 20 Ω, 30 Ω, carilah besarnya tahanan total Seri (R TS ) ? Jawab: R TS = R 1 + R 2 + R 3 R TS = 10 + 20 + 30 = 60 Ω Resistor dihubungkan secara Paralel atau jajar Apabila beberapa resistor disusun secara paralel atau berjajar, maka tahanan total semakin kecil, Resistor yang disusun secara paralel berfungsi untuk membagi arus listrik yang mengalir . o
Dari peryataan tersebut didapat formula R TP (R Total yang dihubung secara Paralel) adalah:
Gambar B.1 Gambar B.1 merupakan contoh rangkaian resistor yang dihubungkan secara paralel atau jajar. Pada rangkain Paralel seperti pada rangkaian B.1. Jika besarnya R 1 , R 2,dan R 3 adalah 10Ω, 20 Ω, 30 Ω, Carilah besarnya tahanan total Paralelnya (R TP) Jawab: 1 / RTP = 1 / R1 + 1/ R2 + 1 / R3 1 / RTP = 1 / 10 + 1/ 20 + 1 / 30 kemudian samakan penyebutnya, 1 / RTP = 6 / 60 + 3 / 60 + 2 / 60 sehingga, 1 / RTP = 11 / 60 kemudian dengan perkalian silang didapat,
11R TP = 60, maka R TP = = 3.05 ohm 2. Menjelaskan tentang arus dan tegangan pada rangkaian Seri dan Paralel resistor Rangkaian seri resistor o
Gambar C.1 Gambar C.1 merupakan contoh rangkaian resistor yang dihubungkan secara seri/deret. Pada rangkain seri tidak terdapat titik cabang, sehingga arus mengalir hanya pada satu jalur saja. Hal ini menyebakan nilai/besarnya arus pada titik manapun besarnya sama. Jika pada gambar C.1 besarnya R 1 ,dan R 2, adalah 10Ω, dan 20 Ω, dan diberi sumber tegangan sebesar 12 V, carilah besarnya tahanan total Seri (R TS ) , arus yang mengalir pada rangkaian dan tegangan pada masing-masing R? Jawab: Diketahui : R 1 = 10Ω, R 2 = 20 Ω, VS = 12 V : R TS , I , VR1, dan VR2 Dicari Sesuai dengan Hukum Ohm besarnya arus yang mengalir adalah : I = V / R Karena pada rangkaian terdapat dua buah resistornya, maka terlebih dahulu kita cara resistor totalnya (R TS) , yaitu R TS = R 1 + R 2 R TS = 10 + 20 = 30 Ω, kemudian cari nilai arus listrik yang mengalir. I = VS / RTS I = 12 / 30 I = 0.4 A Pada rangkaian seri berlaku I = I1 = I2 , sehingga tegangan pada setiap R dapat dicari dengan menggunakan Hukum Kirchoff II tentang tegangan. VR1 = I1. R 1 = 0.4 x 10 =4V
Rangkaian paralel resistor Gambar D.1 merupakan contoh rangkaian resistor yang dihungkan secara Paralel / jajar. Arus yang mengalir pada tiap cabang, sangat bergantung dari besarnya nilai resistor/tahanannya. Karena resistor bersifat menghambat arus listrik, maka pada cabang yang mempunya nilai resistornya yang besar, arus listrik yang mengalir akan kecil, be gitu juga sebaliknya. Seperti terlihat pada gambar D.1, resistor (R 1 & R 2) terhubung secara paralel dengan tegangan sumber (VS). dengan kondisi seperti ini menyebabkan te gangan pada resistor tersebut(VR1 & VR2) sama dengan tegangan sumbernya. o
Gambar D.1 VS = VR1 = VR2 Jika pada gambar D.1 besarnya R 1 ,dan R 2, adalah 10Ω, dan 20 Ω, dan diberi sumber tegangan sebesar 12 V, carilah besarnya tahanan total Paralel (R TP ) , arus yang mengalir pada tiap cabangnya dan tegangan pada masing-masing R? Jawab: Diketahui :
R 1 = 10Ω, R 2 = 20 Ω, VS = 12 V Dicari : R TP , I, I1, I2 dan VR1, VR2 Sesuai dengan Hukum Ohm besarnya arus yang mengalir adalah : I = V / R Jawab :
Karena pada rangkaian terdapat dua buah resistornya, maka terlebih dahulu kita cara resistor totalnya (R Tp) , yaitu 1 / RTP = 1 / R1 + 1/R2 1 / RTP = 1 / 10 + 1 / 20, kemudian samakan penyebutnya. 1 / RTP = 2 / 20 + 1 / 20 , sehingga, 1 / RTP = 3 / 20, kemudian dengan perkalian silang didapat.
3RTP = 20, maka RTP = 6.67 ohm, kemudian cari arus listrik yang mengalir (I) I = VS / RTP
I = 12 / 6.67 I = 1.8A, kemudian cari arus listrik cabangnya (I1 dan I2) Diketahui VS = VR1 = VR2, maka I1 = VR1 / R1 I1 = 12 / 10 = 1.2 A I2 = VR2 / R2 I2 = 12 / 20 = 0.6 A