UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI KONTEKS BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PEMODELAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN 2011/2012
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur
yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Ini berarti bahwa belajar matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Matematika selain sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan juga merupakan salah satu bidang studi yang sangat penting, baik bagi peserta didik maupun bagi pengembangan bidang keilmuan yang lain. Kedudukan matematika dalam dunia pendidikan sangat besar manfaatnya karena matematika adalah alat dalam pendidikan perkembangan dan kecerdasan akal. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan memperbaiki metode pembelajaran. Karena metode pembelajaran merupakan
hal
yang
utama
dalam
pendidikan.
Dalam
proses
pembelajaran akan selalu s elalu berkaitan dengan peran guru sebagai pendidik. p endidik. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmunya kepada siswa tetapi juga mengajak anak didiknya untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki dengan memberi contoh yang baik. Sekarang banyak di jumpai guru yang pintar, bergelar tinggi bahkan sudah sertifikasi, namun dalam menyampaikan ilmunya kepada siswa belum mampu membuat potensi dan kompetensi siswa berkembang secara optimal. Hal ini terjadi karena guru memilih metode pembelajaran yang kurang tepat, kurang sesuai dengan kemampuan siswa, dan kurang sesuai dengan apa yang diinginkan siswa. Metode pembelajaran yang tepat dan dikatakan berhasil jika dalam proses pembelajaran tersebut memberi
1
kesempatan siswa untuk memanfaatkan bakat dan kemampuannya. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pihak pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala,2006 : 61). Sehingga pada proses pembelajaran terdapat interaksi antara guru dengan siswa. Interaksi tersebut harus terjalin sebaik mungkin mungkin untuk mencapai mencapai hasil belajar yang optimal. Hal ini menyatakan bahwa guru dalam mengajar dituntut keuletan dan kreatif agar situasi belajar mengajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Dalam proses pembelajaran sering ditemukan bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru. Siswa hanya sebagai pendengar sehingga siswa menjadi malas mengikuti pelajaran. Siswa menjadi tidak dapat mengembangkan keterampilan belajarnya, sehingga daya pikirnya menjadi rendah rendah karena interaksi dalam pembelajarannya pembelajarannya
pasif. Sikap Sikap
anak didik yang pasif tidak hanya pada mata pelajaran tertentu tetapi hampir terjadi pada semua mata pelajaran termasuk matematika. Kurangnya kreativitas dan rendahnya hasil belajar siswa s iswa dalam pembelajaran matematika juga disebabkan karena minimnya media pembelajaran di dalam suatu kelas. Tidak adanya media pembelajaran yang menarik, seperti komputer, LCD juga akan berpengaruh terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa dalam mempelajari suatu pelajaran. Di dalam kelas, guru menerangkan hanya memakai papan tulis saja sehingga siswa difungsikan untuk melihat dan mendengarkan ceramah guru, berakibat siswa tersebut akan bosan serta tidak adanya interaksi produktif siswa yang menyenangkan di dalam kelas. Matematika dipandang sebagai salah satu pelajaran yang sulit dan sangat menakutkan, sehingga berakibat siswa menghindari pelajaran ini yang menyebabkan prestasi belajar matematika siswa masih rendah. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar
2
adalah kreativitas belajarnya. Kreativitas belajar ini akan timbul ketika siswa ikut berinteraksi aktif dalam pembelajaran. Pada saat siswa belajar secara aktif, mereka mempunyai rasa ingin tahu terhadap sesuatu, misalnya dengan cara aktif bertanya. Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan , sehingga apa yang dipelajari akan lebih bermakna, dan tertanam di pikiran siswa. Hal ini dapat membantu dalam mengembangkan kreativitas belajar siswa. Rendahnya hasil belajar dan kreativitas belajar siswa juga dialami oleh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sragen. Faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar dan kreativitas belajar matematika di SMP Muhammadiyah 1 Sragen adalah pembelajaran matematika yang terpusat pada guru. Dalam penyampaian materi, guru cenderung monoton menguasai kelas sehingga siswa kurang leluasa dalam menyampaikan ide-idenya dalam memecahkan suatu permasalahan matematika. Siswa tidak dapat berinteraksi secara aktif pada saat proses pembelajaran dan hal ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Karena siswa terbiasa dengan cara belajar yang monoton dan mengandalkan orang lain. Akibatnya tujuan pembelajaran matematika tidak tercapai secara optimal. Berbagai usaha telah dilakukan guru Matematika di SMP Muhammadiyah 1 Sragen dalam mengatasi permasalahan tersebut, seperti melakukan diskusi tanya jawab dalam kelas. Namun, usaha tersebut belum dapat merangsang siswa untuk berinteraksi aktif dalam pembelajaran, karena cenderung beberapa siswa saja yang menjawab pertanyaan. Sedangkan siswa yang lain hanya mendengarkan dan mencatat informasi yang disampaikan dari teman. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, hendaknya guru mampu memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang mampu merangsang
kreativitas
siswa
dalam
belajar
matematika
dan
meningkatkan hasil belajar matematika. Dari metode pembelajaran yang
3
ada, strategi pembelajaran yang menarik untuk mengatasi permasalahan ini yaitu melalui metode pembelajaran Double-Loop Problem Solving (DLPS). Double-Loop Problem Solving (DLPS)
adalah variasi dari
pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama dari timbulnya masalah. Double-Loop Problem Solving (DLPS)
Metode
mempunyai ciri utama, yaitu
pembelajarannya yang berpusat pada pemberian masalah untuk dibahas oleh para peserta didik untuk melatih para peserta didik bisa berfikir dengan kreatif. Kelebihan dari metode DLPS adalah dapat lebih menciptakan susana kelas yang menghargai nilai-nilai ilmiah dan termotivasi untuk terbiasa mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran serta meningkatkan kemampuan guru itu sendiri. Kekurangan dari metode DLPS antara lain adalah tidak semua pelajaran dapat mengandung masalah dan kesulitan mencari masalah yang tepat atau sesuai dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa. Berdasarkan
uraian
di
atas
tentang
permasalahan
pembelajaran matematika, maka penulis termotivasi
dalam
melakukan
penelitian tentang : “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI KONTEKS BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN
METODE
PEMODELAN
DOUBLE-LOOP
PROBLEM SOLVING (DLPS) PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN 2011/2012. 2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka, rumusan masalah secara umum dari penelitian ini yaitu, ”Adakah peningkatan hasil belajar dan kreativitas belajar matematika setelah menggunakan
4
metode DLPS (Double Loop Problem Solving) pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sragen Tahun Ajaran 2011/2012?” 3.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini adalah sebagai alat kontrol yang dapat dijadikan petunjuk, sehingga penelitian
berjalan
sesuai
dengan apa
yang
diharapkan. Secara umun penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan hasil
belajar
dan
kreativitas
belajar
siswa
dalam
pembelajaran
matematika. Secara khusus, tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran aktif Double-Looop
Problem
Solving
(DLPS)
dan
mendekripsikan
peningkatan hasil belajar dan kreativitas belajar matemati ka siswa setelah menggunakan model pembelajaran aktif Double-Looop Problem Solving (DLPS). 4.
Manfaat Penelitian
Sebagai memberikan
Penelitian manfaat
Tindakan
utamanya
Kelas
pada
(PTK),
penelitian
pembelajaran
ini
matematika,
peningkatan mutu, proses, dan hasil pembelajaran matematika. a. Manfaat Teoritis Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika utamanya pada peningkatan hasil belajar dan kreativitas belajar dalam pembelajaran
matematika
melalui
konteks
belajar
matematika
menggunakan metode Double-Loop Problem Solving (DLPS). Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada strategi pembelajaran di sekolah serta mampu mengoptimalkan hasil belajar dan kreativitas belajar matematika siswa. b. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis yaitu:
5
1) Penulis memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran Double-Loop Problem Soving (DLPS) dan pengembangan kreativitas siswa. 2) Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya guru matematika sebagai salah satu alternatif pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan kreativitas belajar siswa. 3) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa sebagai objek
penelitian, sehingga diharapkan siswa memperoleh nilai yang optimal.
5.
Definisi Istilah
a. Interaksi hasil belajar dan kreativitas belajar matematika Menurut Benjamin S.Bloom dalam ( Mulyono Abdurrahman, 2003 : 38 ) ada tiga ranah ( domain ) hasil belajar, yaitu kognitif, efektif,
dan
psikomotorik.
Menurut
Utami
Munandar
yang
diterjemahkan Nana syaodin sukam dinata (2003 : 104), Kreativitas adalah kemampuan a) untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data informasi atau unsur yang ada,
b) berdasarkan data atau
informasi yang yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas,
ketepatgunaan
dan
keragaman
jawaban,
c)
yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinilitas dalam berfikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. b. Metode pembelajaran DLPS (Double Loop Problem Solving) Metode pembelajaran Double-Loop Problem Solving (DLPS) adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama dari timbulnya masalah. Metode DLPS juga dikenal dengan metode Pengambilan Keputusan. Keputusan yang diambil dalam metode ini menyangkut proses mempertimbangkan berbagai macam pilihan, yang akhirnya akan sampai pada suatu kesimpulan atas pilihan yang akan diadopsi.
6
Adapun ciri utama yang terdapat dalam metode Double-Loop Problem Solving (DLPS)
adalah
pembelajarannya
yang
berpusat
pada
pemberian masalah untuk dibahas oleh peserta didik untuk melatih kreativitas siswa dan meningkatkan hasil belajarnya. B. KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 1.
Pembahasan Teori a.
Hakikat Belajar Matematika 1)
Hakikat Matematika
Matematika
merupakan
ilmu
pengetahuan
yang
mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya.
Artinya,
bahwa
belajar
matematika
pada
hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Pengertian
matematika
dalam
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia oleh tim penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Perkembangan Bahasa disebutkan bahwa Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Dalam buku Metode Matematika, yang diterbitkan oleh Bagian Proyek Pengembangan Mutu Pendidikan Guru Agama Islam
disebutkan
bahwa
matematika
merupakan
suatu
pengetahuan yang di peroleh melalui belajar baik yang berkenaan dengan jumlah, ukuran-ukuran, perhitungan dan sebagainya yang dinyatakan dengan angka-angka atau simbolsimbol tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas dapatlah disimpulkan bahwa Matematika merupakan suatu ilmu yang mempelajari jumlah-jumlah yang diketahui melalui proses perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan
7
dengan angka-angka atau simbol-simbol dan hubungan antar konsep dan strukturnya. 2)
Pengertian Hasil Belajar
Menurut
Benjamin
S.Bloom
dalam
(
Mulyono
Abdurrahman, 2003 : 38 ) ada tiga ranah ( domain ) hasil belajar, yaitu kognitif, efektif, dan psikomotorik. Sedangkan menurut Abdurrahman
( 2003 : 37 ) mengemukakan
bahwa ” hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar ”. Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah kemampuan pemahaman yang diperoleh anak setelah melalui proses pembelajaran baik kemampuan dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. 3)
Pengertian belajar
Slameto ( 2003 : 2 ) menjelaskan ”belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalamnya
sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya”. Menurut para pedagog dan psikolog dalam ( Burhanuddin, Salam, 2004:15 ) menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku. Perilaku yang mengandung arti luas, meliputi pengetahuan kemampuan berfikir, skill atau keterampilan, penghargaan terhadap suatu sikap, minat dan semacamnya. Jadi belajar adalah suatu proses usaha untuk melakukan perubahan tingkah laku, baik tingkah laku berupa kemampuan berfikir, skill atau keterampilan, penghargaan terhadap suatu sikap, minat dan semacamnyasebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Slameto ( 2003 : 27 ) mengungkapkan prinsip – prinsip belajar antara lain :
8
a. Berdasarkan prasarat yang diperlukan untuk belajar 1)
Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
2)
Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
3)
Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
4)
Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungan.
a. Sesuai hakikat belajar 1)
Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.
2)
Belajar adalah proses organisasi adaptasi eksplorasi dan discovery.
3)
Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan.
b. Sesuai materi atau bahan ajar yang harus dipelajari 1)
Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur pengajar yang sederhana sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
2)
Belajar harus dapat mengembangkan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.
c. Syarat keberhasilan belajar 1)
Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
9
2)
Repetisi dalam proses belajar perlu ulangan berkali – kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
3)
Kreativitas Siswa
a.
Pengertian kreativitas Kata kreativitas berasal dari ”create” yang artinya pandai mencipta. Dalam pengertian yang lebih luas, kreativitas mempunyai pengertian suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas berfikir. Menurut Elizabeth B. Harlock (2005 : 4), ”kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya”. Menurut Utami Munandar yang diterjemahkan Nana Syaodin Sukmadinata (2003 : 104), Kreativitas adalah kemampuan a) untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data informasi atau unsur yang ada, b) berdasarkan data atau informasi yang yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban, c) yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinilitas dalam berfikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Menurut Suharnan (2005 : 375), ”kreativitas dapat didefinisikan se bagai aktivitas kognitif atau proses berfikir untuk menghasilkan gagasan – gagasan yang baru dan berguna.” Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas siswa adalah suatu kondisi, sikap, kemampuan, dan proses perubahan tingkahlaku siswa untuk menghasilkan produk atau gagasan, mencari pemecahan masalah yang lebih efisien dan unik dalam proses belajar.
10
1.
Ciri – ciri kreativitas Menurut joyce wycof (2002 : 49) beberapa ciri orang kreatif yaitu: a. Keberanian. Berani menghadapi tantangan baru dan tersedia menghadapi resiko kegagalan. b. Ekspresi. Tidak takut untuk menyatakan pemikiran dan perasaannya. c. Humor.
Humor
berkaitan
dengan
kreativitas
menggabungkan hal – hal sedemikian rupa sehingga menjadi berbeda, tidak terduga dan tidak lazim. d. Intuisi. Menerima intuisi sebagai aspek wajar dalam kepribadiannya. Utami Munandar (2004 : 37) ciri – ciri pribadi kreatif yaitu : a) Imajinatif b) Mempunyai prakarsa c) Mempunyai minat luas d) Mandiri dalam berfikir e) Melit f) Senang berpetualang g) Penuh energi h) Percaya diri i) Bersedia mengambil resiko j) Berani dalam pendirian dan keyakinan Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri – ciri kreativitas antara lain : a) Bebas dalam berfikir dan bertindak b) Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi atau sudut pandang c) Adanya inisiatif menumbuhkan rasa ingin tahu d) Percaya pada diri sendiri
11
e) Mempunyai daya imaginasi yang baik 2.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kreativitas. Kreativitas tidak hanya tergantung pada potensi bawaan yang khusus, tetapi juga pada perbedaan mekanisme mental atau sikap mental yang menjadi saran untuk mengungkapkan sifat bawaan tersebut. Menurut Elizabeth B. Hurlock (2005 : 11) beberapa kegiatan untuk meningkatkan kreativitas adalah : a) Waktu.
Untuk
menjadi
kreatif
kegiatan
anak
seharusnya jangan diatur sedemikian rupa sehingga anak mempunyai sedikit waktu bebas untuk bermain – main
dengan
gagasan
dan
konsep
yang
dipahaminya. b) Kesempatan.
Apabila
mendapat
tekanan
dari
keluarga, kemudian anak menyendiri, maka ia menjadi tidak kreatif. c) Dorongan. Orang tua sangat berperan dalam hal ini, anak seharusnya dibebaskan dari ejekan dan kritik yang serikali memojokkan anak. d) Sarana. dorongan
Harus
disediakan
eksperimen
untuk
dan
merangsang
eksplorasi
yang
merupakan unsur penting dari kreativitas. e) Lingkungan. Keadaan lungkungan yang merangsang kreativitas anak. f) Hubungan dengan orang tua. Orang tua yang terlalu melindungi atau terlalu posesif terhadap anak dapat menghambat proses kreativitas. g) Cara mendidik anak. Mendidik secara demokratis dan permisif dai rumah dan di sekolah akan meningkatkan
kreativitas,
sedangkan
mendidik
dengan cara otoriter menghambat proses kreativitas.
12
h) Pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anak maka semakin banyak dasar untuk mencapai peningkatan kreativitas. b.
Metode Pembelajaran DLPS (Double Loop Problem Solving)
1)
Hakikat Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur
manusiawi,
material,
fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Sedangkan material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide, audio, dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri ruangan kelas, perlengkapan audio visual, komputer. Prosedur meliputi jadwal, metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya (Hamalik: 2007:57). Dalam pembelajaran siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran menaruh perhatian pada ”Bagaimana membelajarkan siswa” dan bukan pada ”Apa yang dipelajari siswa”. Pembelajaran lebih menekankan pada bagaimana cara agar tujuan dapat tercapai (Uno: 2006: 135). Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar lebih baik. Proses pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa dengan mengembangkan metode yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. 2)
Konsep Pembelajaran DLPS (Double Loop Problem Solving)
13
Menurut Yuari (2009) metode pembelajaran DLPS (Doule Loop Problem Solving) adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama dari timbulnya masalah. Metode DLPS juga dikenal dengan metode Pengambilan Keputusan. Keputusan yang
diambil
dalam
metode
ini
menyangkut
proses
mempertimbangkan berbagai macam pilihan, yang akhirnya akan sampai pada suatu kesimpulan atas pilihan yang akan diadopsi.
Metode
Problem
Solving
(metode
pemecahan
masalah) adalah bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Pendekatan Double-Loop Problem Solving , yang disarankan adalah mengakomodasi adanya perbedaan dari penyebab suatu masalah, termasuk mekanisme bagaimana sampai terjadi suatu masalah. Oleh karena itu para peserta didik perlu bekerja pada dua loop pemecahan yang berbeda, tetapi saling terkait.
Loop solusi 1 ditujukan untuk mendeteksi penyebab masalah yang paling langsung, dan kemudian merancang dan menerapkan solusi sementara.
Loop solusi 2 berusaha untuk menemukan penyebab yang arasnya
lebih
tinggi,
dan
kemudian
merancang
dan
mengimplementasikan solusi dari akar masalah. Langkah-langkah penyelesaian masalah yang lain yang termasuk dalam kriteria metode pembelajaran DLPS (Double Loop Problem Solving) antara lain, yaitu : 1)
menuliskan pernyataan masalah awal,
14
2)
mengelompokkan gejala,
3)
menuliskan pernyataan masalah yang telah direvisi,
4)
mengidentifikasui kausal,
5)
implementasi solusi,
6)
identifikasi kausal utama,
7)
menemukan pilihan solusi utama, dan
8)
implementasi solusi utama.
Pendekatan metode Double Loop Problem Solving meliputi : 1) Mengidentifikasi
masalah,
tidak
hanya
gejalanya
(Identifying the problem, not just the symptoms) 2) Mendeteksi
penyebab
langsung,
dan
secara
cepat
menerapkan solusi sementara (Detecting direct causes, and rapidly applying temporary solutions) 3) Mengevaluasi
keberhasilan
dari
solusi
sementara
(Evaluating the success of the temporary solutions) 4) Memutuskan apakah analisis akar masalah diperlukan, jika ya (Deciding if root cause analysis is needed; and if so) 5) Mendeteksi penyebab masalah yang arasnya lebih tinggi (Detecting higher level causes; and) 6) Merancang solusi akar masalah (Designing root cause solutions)
Metode pembelajaran DLPS (Double Loop Problem Solving) mempunyai manfaat atau kelebihan antara lain : a. Dapat menambah wawasan tentang efektivitas penggunaan pembelajaran
double
loop
problem
solving
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. b. Dapat lebih menciptakan suasana kelas yang menghargai (menghormati) nilai-nilai ilmiah dan termotivasi untuk terbiasa mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat 15
bagi
perbaikan
dalam
proses
pembelajaran
serta
meningkatkan kemampuan guru itu sendiri. Seperti metode yang lainnya, metode Double Loop Problem Solving juga mempunyai beberapa kelemahan yang wajib diperhatikan oleh seorang pendidik dalam menerapkan metode DLPS ini, antara lain, yaitu : a.
Tidak semua pelajaran dapat mengandung masalah / problem, yang justru harus dipecahkan. Akan tetapi memerlukan pengulangan dan latihan-latihan tertentu. Misalnya
pada
pelajaran
agama,
mengenai
cara
pelaksanaan shalat yang benar, cara berwudhu, dan lainlain b.
Kesulitan mencari masalah yang tepat/sesuai dengan taraf perkembangan dan kemampuan siswa
c.
Banyak menimbulkan resiko. Terutama bagi anak yang memiliki
kemampuan
kurang.
Kemungkinan
akan
menyebabkan rasa frustasi dan ketegangan batin, dalam memecahkan masalah-masalah yang muskil dan mendasar dalam agama. d.
Kesulitan dalam mengevaluasi secara tepat. Mengenai proses pemecahan masalah yang ditempuh siswa.
e. 2.
Memerlukan waktu dan perencanaan yang matang.
Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Sebagai perbandingan dalam penelitian ini, peneliti akan menguraikan hasil-hasil penelitian yang terdahulu. Janeen Lamb, Tom Cooper, dan Elizabeth Warren (2007), menyatakan bahwa menggabungkan pengajaran dengan eksperimen dapat mengembangkan instruksi dan teori-teori pembelajaran yang dapat
16
mengidentifikasi hubungan antara belajar siswa dan pengetahuan guru. Pembelajaran
eksperimen
dengan
pemecahan
masalah
mampu
merangsang belajar yang kreatif dan produktif yang dapat memacu peningkatan hasil pembelajaran. 3.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan diatas dapatlah disusun suatu kerangka berpikir guna memperoleh jawaban sementara atas kesalahan yang timbul. Prosedur penelitian tindakan kelas ini merupakan siklus dan dilaksanakan sesuai perencanaan tidakan atau perbaikan dari rencana tindakan yang terdahulu. Tindakan kelas yang dilaksanakan berupa pengajaran dikelas secara sistematis dengan tindakan pengelolaan kelas dengan pendekatan pembelajaran yang tepat yang mengacu pada perencanaan tindakan yang telah tersusun sebelumnya. Dalam setiap tindakan peneliti akan mengamati kreativitas belajar siswa dan memberikan evaluasi pada swtiap tindakan pengajaran yang dilakukan di depan kelas. Pada kondisi awal siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sragen mempunyai hasil belajar dan kreativitas matematika yang rendah. Hal ini dikarenakan guru masih kurang optimal dalam memanfaatkan metode pembelajaran.
Pemilihan metode pembelajaran
yang tepat dapat
meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa. Salah satu metode pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran matematika adalah metode pembelajaran DLPS (Double Loop Problem Solving). Prosedur metode pembelajaran DLPS adalah 1) menuliskan pernyataan masalah awal, 2) mengelompokkan gejala, 3) menuliskan pernyataan masalah yang direvisi, 4) mengidentifikasi kausal, 5) implementasi solusi permasalahan, 6) identifikasi kausal utama, 7) menemukan pilihan solusi utama, 8) implementasi solusi utama. Kondisi akhir yang diharapkan dengan penggunaan metode DLPS (Double Loop Problem Solving) dam proses mengajar adalah dapat
17
meningkatkan hasil belajar dan kreativitas belajar siswa, sehingga akan memenuhi dan mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Berdasarkan uraian di atas, kerangka berpikir penelitian ini dapat diilustrasikan sebagai berikut : Guru belum melaksanakan proses
Kondisi Awal
pembelajaran menggunakan metode pembelajaran DLPS ( Double Loop
Problem Solving)
Guru belum mengembangkan kreativitas siswa secara optimal dalam proses pembelajaran
Siswa kurang kreatif dan Hasil belajar yang dicapai belum optimal.
Penerapan metode pembelajaran DLPS Tindakan
( Double Loop Problem Solving)
Diduga dengan penerapan metode DLPS
( Double Loop Problem Solving) dalam proses pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar dan kreativitas belajar siswa.
Kondisi Akhir
Gambar 1 Kerangka Pemikiran 4.
Hipotesis Tindakan Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran tersebut di atas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan “ Melalui metode pembelajaran DLPS (Double Loop Problem Solving) dapat
18
meningkatkan hasil belajar dan kreativitas belajar matematika bagi siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah 1 Sragen Tahun 2011/2012”. C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah, guru matematika dan peneliti. Menurut (2007 : 16)
Susilo
”penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran”.
Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah
tindakan yang terdiri dari beberapa kegiatan untuk mengatasi masalah yang terjadi di dalam kelas. Penelitian tindakan ditandai dengan adanya perbaikan terus menerus sehingga tercapainya sasaran dari penelitian tersebut. Perbaikan tersebut dilakukan pada setiap siklus yang dirancang oleh peneliti. Penelitian Tindakan Kelas merupakan tindakan pemecahan masalah yang dimulai dari: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi, 4) Refleksi, 5) Evaluasi yang telah disusun, dilakukan observasi dan evaluasi yang hasilnya digunakan sebagai masukan untuk melakukan refleksi yang dijadikan pertimbangan pada rencana tindakan selanjutnya. 2. Tempat dan Waktu Penelitian
a.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Sragen yang beralamatkan di Jalan Raya Sukowati 207 Sragen. Peneliti mengadakan penelitian di SMP Muhammadiyah 1 Sragen dengan pertimbangan bahwa sekolah ini belum pernah penelitian dengan judul yang sama dengan peneliti.
b.
Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2011/2012. Adapun rincian waktu penelitian sebagai berikut.
19
1)
Tahap persiapan : minggu ke III bulan Agustus 2011 sampai minggu ke III bulan September 2011.
2)
Tahap pelaksanaan : minggu ke IV bulan September 2011 sampai minggu ke IV bulan Oktober 2011.
3)
Tahap Analisis Data : minggu ke I bulan November 2011 sampai minggu ke IV bulan November 2011.
4)
Tahap Laporan : minggu ke I bulan Desember 2011 sampai minggu ke IV bulan Desember 2011.
3. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti adalah guru matematika yang bertindak sebagai subyek yang memberikan tindakan. Seluruh siswa kelas VIII A di SMP Muhammadiyah 1 Sragen tahun ajaran 2011/2012 sebagai subyek yang menerima tindakan. 4. Rancangan Penelitian
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
tindakan
kelas
secara
kolaboratif yaitu penelitian yang bersifat praktis, situasional, kondisional, dan kontekstual berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Peneliti bersama mitra guru matematika berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang dinilai paling efektif. Menurut Arikunto (2006:16), model penelitian tindakan kelas adalah secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim untuk diketahui, yaitu: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan,3) Pengamatan, 4) Refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing masing tahapan adalah sebagai berikut:
20
Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
SIKLUS I
Pen amatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Gambar 2 Siklus Prosedur Penelitian I. Siklus I 1) Perencanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan ini mengacu pada permasalahan hasil belajar dan kreativitas siswa sebagai fokus permasalahannya. Selanjutnya disusun langkah persiapan tindakan pembelajaran yang terdiri dari: a. Identifikasi Masalah Peneliti
merumuskan
permasalahan
hasil
belajar
dan
kreativitas siswa pada mata pelajaran matematika. Sebagai strategi dalam menanggulangi hal tersebut maka tindakan yang diterapkan adalah sebagai berikut: a) Penerapan metode pembelajaran pemecahan masalah DLPS ( Double Loop Problem Solving). b) Mengembangkan
kreativitas
pembelajaran. 21
siswa
dalam
proses
c) Bagaimana mengupayakan agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal dalam pelajaran matematika? b. Perencanaan Solusi Masalah Solusi untuk mengatasi permasalahan di atas adalah : a) Menerapkan metode pembelajaran pemecahan masalah DLPS ( Double
Loop Problem
Solving)
pada
mata
pelajaran
matematika dan pada pokok bahasan yang akan diajarkan. b) Tindakan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran. c) Tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan melihat hasil pelaksanaan dari metode pembelajaran DLPS ( Double
Loop
Problem
Solving)
karena
setiap
siswa
mempunyai tanggung jawab individu, kelompok dalam menerima pelajaran. 2) Pelaksanaan Tindakan Tindakan dilaksanakan oleh peneliti dan guru sebagai mitra kolaborasi berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Perencanaan penelitian bersifat fleksibel artinya selalu dapat dikondisikan dan dapat berubah – ubah sesuai kebutuhan pengajaran yang berlangsung. 3) Observasi atau Monitoring Observasi dan monitoring adalah upaya merekam segala peristiwa
kegiatan yang terjadi selama kegiatan berlangsung,
pelaksana kegiatan bukan hanya bertindak sebagai peneliti saja t etapi juga sebagai observer yang mengamati segala tindakan kelas dan juga mencatatnya dalam pedoman observasi yang telah dibuat. 4) Refleksi Mengkaji apa yang telah terjadi atau yang tidak terjadi, yang telah dihasilkan maupun yang belum dihasilkan selama kegiatan berlangsung. Hasil dari refleksi digunakan untuk menentukan langkah mencapai tujuan. Refleksi dilakukan oleh peneliti sebagai
22
pengamatan akan keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan sementara.
II. Siklus II 1) Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan ini mengacu pada tindakan pertama yang telah dihasilkan sebagai solusi pemecahan permasalahan. Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut: a. Identifikasi Masalah Tindakan
yang
diterapkan
pada
identifikasi
masalah
didasarkan pada hasil tindakan Siklus I yaitu : a) Mengevaluasi kelemahan metode pembelajara DLPS ( Double Loop Problem Solving). b) Mengidentifikasi peningkatan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran. c) Menyikapi peningkatan hasil belajar siswa pada pelajara matematika. b. Perencanaan Solusi Masalah Solusi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah: a) Penerapan DLPS ( Double Loop Problem Solving) divariasi dengan strategi pembelajaran lain misalnya debat, atau diskusi. b) Memberi penugasan kepada siswa. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II dilaksanakan setelah kegiatan Siklus I selesai dilaksanakan.
Peneliti
bertindak
sebagai
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. 3) Observasi atau Monitoring
23
guru
berdasarkan
Observasi dan Monitoring digunakan untuk melihat jalannya tindakan pada pelaksanaan pada Siklus I. Semua proses jalannya kegiatan pembelajaran matematika dan peningkatan hasil belajar siswa didokumentasikan oleh peneliti. 4) Refleksi Pada Siklus II refleksi dilaksanakan setelah semua proses pembelajaran
selesai
dilaksanakan.
Permasalahan-permasalahan
yang ada akan dicarikan solusinya. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah selanjutnya dalam mencapai tujuan. 5. Jenis Data dan Sumber Data
Menurut Suharsimi (2007) data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka. Disebutkan pula bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber data yang diperlukan penelitian yaitu informan, tempat berlangsungnya penelitian, dan dokumen dokumen atau arsip yang menyangkut keberhasilan penelitian. Dalam penelitian ini informan yaitu yang memberikan keterangan dan data-data yang diperlukan diantaranya adalah: a. Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sragen b. Guru mata pelajaran Matematika. 6. Metode Pengumpulan Data
Penelitian tindaka kelas dilakukan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data primer adalah peneliti yang melakukan tindakan dan siswa yang
menerima
tindakan,
sedangkan
data
sekunder
berupa
data
dokumentasi. Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti dan guru melalui observasi, wawancara, dokumentasi, yang masing masing dijelaskan secara singkat sebagai berikut: 1)
Observasi
24
Menurut Supardi (2007) menyatakan bahwa ”observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran”. Teknik observasi digunakan untuk mengamati siswa dalam interaksi pembelajaran akuntansi. Metode observasi dalam penelitian ini adalah mengamati secara langsung dengan teliti, cermat dan hati-hati terhadap fenomena yang terjadi pada saat pembelajaran matematika di kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sragen. Dengan observasi penelitian, dapat
diketahui
kegiatan
siswa
dalam
mempersiapkan,
memperhatikan dan menanggapi penjelasan dari guru matematika kelas
VIII SMP Muhammadiyah 1 Sragen selama proses belajar
mengajar berlangsung. Observasi dilaksanakan sesuai dengan jam pelajaran pada jadwal pembelajaran matematika kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sragen. Peneliti menggunakan catatan observasi yang berupa cek list,dimana kisi-kisi tindakan untuk masing masing catatan observasi tersebut adalah sebagai berikut: a.
Presentasi kelas
b.
Diskusi kelompok
c.
Siswa yang bertanya baik kepada guru maupun kepada siswa lain
2)
d.
Menjawab pertanyaan dan memberikan pendapat
e.
Mengerjakan soal ulangan yang diberikan individual.
f.
Skor kemajuan individual
Wawancara Wawancara digunakan sebagaimana pewawancara adalah peneliti dan yang diwawancarai adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sragen. Siswa dipilih secara acak dengan memperhatikan pertimbangan dari Guru matematika.
25
Menurut Rea Parker dan Nana Syaodin Sukmadinata
( 2005:
84) kelebihan dari wawancara langsung antara lain:
3)
a.
Fleksibel
b.
Pertanyaan dapat diajukan secara kompleks
c.
Memungkinkan mengumpulkan data dari yang sulit dihubungi
d.
Kemungkinan jawaban lebih benar
e.
Kemungkinan jawaban seperti yang diharapkan”.
Dokumentasi Menurut Rochiati (2006:121) dokumentasi dapat membantu dalam mengumpulkan data penelitian, yang ada kaitannya dengan permasalaan dalam penelitian tindakan kelas. Dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data di sekolah dan identitas siswa antara lain nama siswa dan nomor induk siswa dengan melihat dokumen yang ada di dalam sekolah.
7. Instrumen Penelitian a.
Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti
dan guru
sebagai partner kolaborasi dengan menjaga validitas isi. Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan , peneliti menggunakan pedoman catatan observasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa catatan observasi yang berupa cek list,dimana tindakan untuk masing masing catatan observasi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Presentasi kelas. 2) Diskusi kelompok. 3) Siswa yang bertanya baik kepada guru maupun kepada siswa lain. 4) Menjawab pertanyaan dan memberikan pendapat. 5) Mengerjakan soal ulangan yang diberikan individual. 6) Skor kemajuan individual. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan tindakan siswa dalam suatu proses pembelajaran matematika, oleh
26
karena itu penelitian ini juga termasuk dalam penelitian kualitatif. Kelengkapan lain yang menunjang jalannya pelaksanaan proses pembelajaran dengan metode DLPS ( Double Loop Problem Solving) adalah: 1) Rencana pelaksanaan pembelajara. 2) Kertas untuk dibagikan kepada setiap kelompok. 3) Lembar pengamatan terhadap guru dan siswa. 4) Media pembelajaran yang lain seperti papan tulis, spidoL, power point, dll b.
Validitas Isi Instrumen
Menurut pendapat Moleong (1991:175-178) dalam penelitian ini pengujian keabsahan data penulisan dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan dan triangulasi. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Selain itu keikutsertaan juga dimaksudkan untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan peneliti sendiri. Menurut
Patton
(1987)
sebagaimana
dikutip
Moleong
(1991:178) triangulasi dilakukan dengan cara memanfaatkan metode, ini berarti
peneliti mengadakan pengecekan derajat kepercayaan
penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Penelitian ini menggunakan dua macam triangulasi yaitu triangulasi sumber data yang berupa informasi dari guru dan siswa tentang tindakan yang diterapkan, kedua triangulasi teknik atau metode pengumpulan data dari hasil observasi dan wawancara. 8. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode model Interaktif Langkahlangkah analisis data menurut Miles dan Huberman sebagaimana dikutip oleh Patilima (2005:97-100), adalah sebagai berikut:
27
a) Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan melakukan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya. b) Reduksi
data,
yaitu
sebagai
proses
seleksi,
pemfokusan,
pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan data. Dalam penyajian data diperoleh berbagai jenis, jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel. c) Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebabakibat.
pengumpulan data
penyajian data
Reduksi data
Kesimpulan-kesimpulan Penarikan/Varifikasi
Gambar 3. Komponen Penelitian Model Interaktif
28
9. Keabsahan Data
Keabsahan data menurut Sukmadinata (2005:104) dapat dilakukan melalui observasi secara terus menerus, trianggulasi sumber, metode, dan peneliti lain, pengecekan anggota, diskusi teman sejawat, dan pengecekan referensi. Dalam penelitian ini, keabsahan data dilakukan dengan observasi secara terus menerus dan trianggulasi data. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini,
keabsahan
dilakukan
dengan
trianggulasi
sumber,
yaitu
membandingkan datahasil pengamatan tes dengan hasil observasi lain. 10. Indikator Pencapaian
Berkaitan dengan indikator kinerja Suwandi dan Madyo Eko Susilo (2007:36) menyatakan bahwa ”Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan
penelitian,
”Diharapkan
dengan
penerapan
metode
pembelajaran DLPS ( Double Loop Problem Solving) dapat meningkatkan hasil belajar dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran matematika pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Sragen Tahun Ajaran 2011/2012 dapat meningkat minimal 80%.
29