A. Judul
MESIN PENETAS TELUR BEBEK RAK TELUR BERPUTAR OTOMATIS B. Latar Belakang Masalah
Penetasan telur bebek umumnya pada saat itu masih menggunakan bantuan entok, karena bebek tidak mau mengerami telurnya. Akhyar, seorang penduduk desa Kroya Cirebon yang kini telah lama meninggal dunia kemudian menciptakan alat penetasan telur/incubator telur/incubator dinamakan “lemari model Akhyar”. Akhyar”. Alat penetas ini masih bersifat manual karena proses pembalikan telur masih dilakukan dengan tangan. Ruangan inkubator dibuka, lalu telur satu per satu di balikan. Untuk jumlah telur yang banyak, hal tersebut sangat tidak efektif dan memerlukan tenaga yang besar. Alat penetas yang bersifat manual ini hasil dari tetasannya juga belum maksimal, keberhasilan hasil tetasannya 50%-70%. Dalam usaha penetasan telur, penggunaan alat penetas tersebut hanya membantu kemudahan dan kepraktisan sehingga lebih ekonomis, bukan serta merta membuat telur lebih cepat menetas. Proses penetasan tetap memakan waktu selama 28 hari untuk telur bebek, layaknya pengeraman dengan bantuan entok. Cara ini terbilang lebih ekonomis, karena penetasan meri tidak perlu memiliki entok untuk mengerami yang pastinya membutuhkan lahan yang cukup luas. Selain bisa dilakukan diruang terbatas, dengan penggunaan alat tersebut membuat usaha ini tidak menghasilkan menghasilkan limbah apapun. Mesin penetas telur adalah sebuah mesin yang dapat membantu untuk menetaskan telur. Mesin tetas ini dilengkapi dengan peralatan pendukung untuk mengatur kondisi lingkungannya mirip atau serupa dengan indukan. Box Box (kotak) mesin tetas diusahakan dibuat dari bahan yang anti rayap dan anti air agar lebih awet dan higienis dan higienis sehingga sehingga tidak mempengaruhi kualitas telur yang akan ditetaskan. Pada mulanya mesin tetas hanya sebuah mesin sederhana yang hanya menggunakan lampu untuk menghasilkan panas dan
1
tanpa instrument – – instrument instrument pendukung lainnya dan hanya digunakan oleh peternak – peternak tradisional dengan skala kecil, tapi seiring dengan perkembangan zaman z aman mesin mesi n tetas telur dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan tetas dan kemudahan melakukan penetasan telur. C. Rumusan Masalah
Rancangan mesin penetas telur bebek rak telur berputar otomatis dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1)
Bagaimana mendesain dan merancang mesin penetas telur bebek rak telur berputar otomatis?
2)
Bagaimana perawatan mesin penetas telur bebek rak telur berputar otomatis tersebut?
D. Batasan Masalah
Agar permasalahan yang dibahas dapat mengarah pada sasarannya, maka penulis membatasi pada bagian utama yang menunjang alat ini sebagai berikut: 1)
Merancang konstruksi rangka menggunakan las listrik dan mur-baut, serta menggunakan belt dan puli untuk sistem pemindah daya.
2)
Melakukan perawatan & perbaikan.
E. Tujuan dan Manfaat
Dari rumusan masalah yang telah ada maka tujuan dari pembuatan alat ini adalah: 1. Memudahkan peternak bebek untuk mempermudah dalam proses penetasan telur bebek. Untuk manfaat yang dapat di ambil adalah: 1. Agar dengan adanya mesin ini lebih mengoptimalkan hasil penetasan telur bebek yang semula hanya 50% - 70%.
2
F. Metode Penulisan
Untuk memperoleh rancang bangun alat ini yang sebaik-baiknya maka perlu didukung oleh data-data memadai. Dalam menyusun Tugas Merencana Mesin dilakukan dengan berbagai cara atau metode penulisanya yaitu: a.
Kepustakaan (literature) Melakukan kajian pustaka yang berhubungan dengan perancangan alat tentang desain dan rancangan, mekanisme pemindah daya, serta alat pendukung lainnya.
b.
Wawancara (interview) Wawancara dilakukan dengan teknisi ataupun orang yang lebih mengerti untuk mendapatkan data yang di perlukan untuk menyusun laporan.
c.
Pembuatan alat Pembuaran alat di lakukan dengan menentukan bahan, proses pembuatan serta pengujian alat.
G. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN Berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode perencanaan serta sistematika penulisan yang berhubungan dengan perencanaan mesin.
BAB II
LANDASAN TEORI Memuat dasar-dasar teori yang digunakan dalam perencanaan pembuatan mesin penetas telur bebek otomatis.
BAB III
PERHITUNGAN PEMINDAH DAYA DAN RANGKA Berisikan perhitungan pemindah daya dan rangka.
BAB IV
UJI COBA ALAT DAN PERAWATAN Berisikan tentang perencanaan perawatan dan uji coba mesin. 3
BAB V
PENUTUP Berisikan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA Bagian ini memuat literatur atau buku yang dipakai sebagai acuan atau sarana penunjang dalam mengerjakan Tugas Merencana Mesin. LAMPIRAN Berisikan tentang lembaran-lembaran data, tabel, gambar kerja mesin penetas telur bebek rak telur berputar otomatis.
H. Tinjauan Pustaka
1. Mesin tetas manual Mesin tetas manual umumnya dibuat sendiri oleh peternak. Prinsip utama mesin penetas manual ini adalah mengadaptasi perilaku mengeram entok yang sebelumnya digunakan sebagai induk mengeram telur bebek. Mesin penetas jenis ini awalnya menggunakan pemanas berupa nyala api, tetapi belakangan dimodifikasi menggunakan listrik sehingga suhu ideal dalam mesin terjaga. Mesin tetas ini dikatakan manual karena proses pembalikan telur masih dilakukan dengan tangan. Ruangan inkubator dibuka, lalu telur satu per satu di balikan. Untuk jumlah telur yang banyak, hal tersebut sangat tidak efektif dan memerlukan tenaga yang besar. (Abdul Wakhid , 2013, hal 65) 2. Cara pemilihan telur bebek yang baik untuk penetasan. Untuk teknik pemilihan telur bebek sebaiknya kita memahami hal-hal berikut: a. Asal muasal telur Maksud asal muasal telur, kita harus tau kualitas bebek yang menghasilkan telur itu karena hal ini berpengaruh pada hasil yang akan ditetaskan. Hal yang perlu
4
diperhatikan adalah pakan ternak bebek itu sendiri, vitamin- vitamin pendukung, serta lama bebek itu mengeluarkan telur.
Pakan ternak bebek Untuk pakan ternak bebek kita harus tau kualitas pakan apakah terjamin gizinya atau tidak, banyak pakan yang diberikan.
Vitamin-vitamin pendukung. Biasanya untuk hal ini semua bebek petelur sudah mendapatkannya karena berpengaruh pada kualitas dan kuantitas telur yang dihasilkan.
Lama babek itu mengeluarkan telur. Maksudnya lama bebek itu bertelur, apakah baru saja bertelur atau sudah lama bertelur, karena telur yang dikeluarkan oleh bebek yang baru saja mulai bertelur telurnya kurang bagus, selain lebih kecil juga banyak yang tidak jadi jika ditetaskan.
b. Tempat bebek itu bertelur Untuk hal ini kita harus tau karena telur yang bisa ditetaskan hanya telur yang saat dikeluarkan tidak kena air walau pun hanya sedikit. Jadi kita harus tau hal ini supaya dapat telur yang bagus. c. Bentuk fisik telur tersebut. Cangkang telur dipilih yang tidak terlalu tebal karena akan sulit untuk pecah saat akan menetas. Cangkang yang terlalu tipis juga tidak layak untuk dipilih. Pilih telur yang oval tetapi jangan terlalu lonjong atau bulat. Tetapi kita juga harus tau lama rentang bebek itu bertelur dengan saat kita ambil untuk ditetaskan. Biasanya ada juga yang menerawang telur itu, karena telur yang sudah agak lama dan telur yang sudah pernah mengalami penetasan tetapi
5
tidak jadi itu ada seperti kotoran yang didalamnya. Tetapi untuk telur yang baru dan bagus untuk ditetaskan itu bening.( Mito & Johan, ST, 2011) 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam penetasan a. Sumber telur tetas Untuk mendapatkan telur tetas yang memiliki daya tetas tinggi, pastikan bahwa perbandingan jumlah itik jantan dan itik betina memenuhi syarat. Adapun perbandingan itik jantan dan betina minimal 1 : 8. b. Kebersihan kerabang Kebersihan kerabang sangat berpengaruh dalam proses penetasan di mana kerabang telur yang mengandung kotoran terutama fase itik merupakan sumber bakteri dan jamur yang dapat masuk ke dalam telur yang akan menyerang embrio yang sedang berkembang atau membuat telur menjadi busuk. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka sarang atau tempat itik betelur harus dijaga kebersihannya terutama kandang. Telur yang banyak kotorannya sebaiknya tidak ditetaskan tapi bila terpaksa lakukan pembersihan menggunakan kain yang dibasahi air hangat dan dicampur dengan deterjen telur atau pemutih pakaian cuci dengan dosis satu sendok makan untuk satu liter air. c. Bobot dan Bentuk Telur Kerabang telur harus dalam keadaan utuh, licin dan berbentuk oval atau bulat telur. Bobot telur tetas yang normal antara 60g – 65g. Setelah selesai melakukan seleksi, telur tetas siap untuk ditetaskan. Untuk telur tetas yang memerlukan penyimpanan beberapa hari, ruang pendingin/tempat penyimpanan harus bersuhu tidak lebih dari 18 °C. Hal dimaksudkan agar embrio di dalam telur tidak berkembang. Telur tetas sebaiknya tidak disimpan lebih dari 7 hari (dihitung
6
dari mulai ditelurkan) sebab penyimpanan yang terlalu lama akan menyebabkan bertambahnya waktu menetas. d. Proses penetasan dalam mesin tetas Sebelum telur tetas di masukan ke dalam mesin tetas, pastikan bahwa keadaan mesin tetas, peralatan penetasan dan kelengkapan mesin tetas sudah tersedia. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, lakukan fumigasi/pengasapan baik untuk mesin tetas maupun untuk telur yang akan ditetaskan. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam proses penetasan antara lain suhu, kelembapan, serta waktu penetasan. Suhu yang ideal untuk penetasan telur itik adalah 38 °C dengan kelembapan 65% – 70%. Adapun lamanya proses penetasan yang normal adalah 28 hari. Selain hal-hal tersebut di atas, teknik atau cara menempatkan telur di rak mesin tetas, peneropongan telur serta pemutaran/pembalikan telur juga merupakan bagian dari keberhasilan penetasan.
Penempatan Telur Penempatan telur pada rak mesin tetas tergantung dari jenis mesin tetas, posisi telur yang ideal adalah meletakan telur dengan kemiringan 40°. Hal ini akan memudahkan dalam pemutaran telur. Bagian telur yang tumpul harus terletak di atas, karena dalam perkembangannya kepala embrio akan mengarah ke atas di mana terletak kantung udara.
Peneropongan Peneropongan dilakukan dengan tujuan untuk membedakan mana telur yang fertil dan steril (infertil). Telur yang fertil hidup akan terlihat seperti pembuluh darah yang menyebar seperti jala sedangkan telur yang steril akan terlihat kosong atau tampa pembuluh dara seperti jala. Peneropongan dapat
7
dilakukan pada hari ke-7, hari ke-15 dan pada hari ke-27. Telur yang steril langsung dikeluarkan dari mesin penetasan.
Pemutaran Telur Pemeturan telur dilakukan agar embrio tidak menempel ke salah satu sisi kerabang telur serta telur tetas dapat memperoleh panas yang seimbang. Pemutaran telur di mulai pada hari ke-3 sampai hari ke-25. Pemutaran telur sebaiknya dilakukan 3 kali dalam sehari.
Ventilasi Dalam proses penetasan embrio membutuhkan oksigen yang cukup untuk itu ventilasi berfungsi sebagai pertukaran antara CO 2 dan O2. ( Mito & Johan, ST, 2011)
4. Alat penetas telur bebek. Perabot seukuran meja makan mini (panjang 1,0 meter, tinggi 0,7 meter, lebar 0,8 meter) itu berfungsi sebagai penetas telur bebek dengan kapasitas maksimal 200 butir telur. Mesin ini merupakan sebuah ruang tertutup dengan temperatur, kelembapan dan ventilasi yang bisa diatur. Telur dibolak balik sepenuhnya oleh mesin tanpa campur tangan manusia, sangat efisien dalam hal waktu. Mesin penetas telur terdiri dari 3 bagian utama yaitu rangka, unit box penetas, dan sistem penerusan daya. Sedangkan kebutuhan daya dihitung sesuai dengan beban dari
jumlah telur . Rangka utama terbuat dari besi siku 30mm x 30mm, sedangkan dindingnya terbuat dari triplek dan di beri lubang untuk ventilasi yang berfungsi untuk pernafasan embrio. Unit box penetas terdiri dari rak telur, lampu pijar, termostat, termometer, dan bak air. Rak telur berfungsi sebagai tempat telur yang akan di tetaskan. Lampu pijar sebagai sumber panas biasanya menggunakan lampu 5 watt. Termostat berfungsi untuk mengatur suhu dalam ruang penetas. Termometer untuk membaca
suhu didalam
8
ruangan penetas. Sedangkan bak air berfungsi untuk menjaga kelembaman udara didalam ruangan penetas.
5. Rancang bangun mesin penetas telur bebek otomatis. A. Motor listrik Motor listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik mrnjadi energi mekanik. Dapat berupa motor arus searah maupun arus bolak – balik. Alat ini bisa disebut juga sebagai generator atau dinamo karena dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Motor listrik arus searah mengubah energi listik menjadi energi mekanis beruka putaran yang akan di gunakan sebagai pemutar peralatan produksi. Motor listrik berfungsi sebagai pengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Pada konstruksinya mesin terbuat dari dua buah katub magnet yang terdiri dari lilitan jangkar (gulungan) yang terbuat dari lilitan kawat baja. Motor listrik sendiri di bedakan menjadi dua yaitu motor listrik searah dan motor listrik bolak – balik. Daya motor yaitu suatu ukuran menentukan performa motor. Sedangkan rumusan untuk menghitung besarnya daya motor adalah :
= .. . Dimana :
……………………………………(Khurmi 1980 : hal 107)
P = Daya yang di pindahkan (Watt) N = Putaran Motor (rpm) T = Momen Torsi (Nm) π = 3.14
B. Poros
9
Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang bulat di mana terpasang elemen – elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flyell , engkol, sprocket dan elemen pemindah lainya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya (shigley , 1983). 1. Macam-macam poros Pembagian poros untuk meneruskan daya dikelasifiasikan berdasarkan pembebanannya sebagai berikut : a. Poros trasmisi Poros trasmisi lebih dikenal dengan sebuah shaft. Shaft akan mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun keduaduanya. Pada shaft , daya dapat di trans misikan
melalui gear, pulley,
sprocket rantai, dll. b. Poros spindle Poros spindle adalah poros trasmisi yang relatif pendek, misalnya pada poros utama mesin perkakas dimana beban utama adalah beban puntiran. c. Poros gandar Poros gandar adalah poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang. Poros gandar tidak mendapat beban puntir dan hanya mendapat beban lentur. Persamaan yang digunakan untuk menghitung poros dengan pembebanan momen puntir antara lain : 1. Daya rencana
Pd = f .P
Pd
…………….(kW)
……………………………………(Kiyokatsu, S. 1979, hal 7)
10
Dimana :
P = Daya yang di transmisikan (kW)
= Faktor koreksi = Daya (kW)
2. Momen puntir Jika momen puntir :
... =
………………………(Kiyokatsu, S. 1979, hal 7)
Sehingga,
= 9.74 105. Dimana :
T = Momen rencana (kg/mm)
= Putaran motor (rpm)
3. Tegangan geser yang diijinkan
= . Dimana :
…………………….……………………(Sularso, 1991 hal.8)
= Faktor keamanan
= Tegangan geser yang dijinkan (kg/mm²)
4. Diameter poros
= [ 5. ... ]⅓ Dimana :
………………………(Kiyokatsu, S.1991, hal 8)
= Diameter poros (mm) = Faktor pembebanan secara halus = Faktor pembebanan lentur
= Tegangan geser yang dijinkan (kg/mm²)
11
C. Puli Puli berfungsi sebagai meneruskan daya untuk memutar poros yang satu ke poros yang lain di hubungkan dengan menggunakan sabuk (belt) atau tali. Untuk kecepetan tergantung pada perbandingan diameter puli yang di gunakan. Perbandingan kecepatan pada puli berbanding terbalik dengan diameter puli seperti persamaan di bawah ini :
=
…………………………………(Khurmi, 2002 hal: 619)
Dimana :
D = Diameter puli (mm) N = Kecepatan putaran puli (rpm)
D. Sabuk / belt Sabuk adalah salah satu bagian dari elemen mesin yang dapat mentrasmisikan daya, dimana sabuk di hubungkan dengan puli yang berada di poros. Sabuk / belt di klasifikasikan menjadi 3 adalah : 1. Flat belt Belt ini digunakan untuk mentrasmisikan daya dari satu puli ke puli yang lainya dengan jarak tidak lebih dari 10 m 2. Cercolar belt/rope Belt ini digunakan untuk mentrasmisikan daya dari satu puli lain dengan jarak lebih dari 5 m 3. Van belt (sabuk V) Sabuk jenis ini untuk mentrasmisikan daya dimana jarak dari kedua puli dekat
12
Gambar : 1.1. Dimesi Belt (Sumber : Sularso & Kiyokatsu S., 2004)
Untuk menghitung panjang sabuk (L) :
= 2 −2+21− 2 + 2 +2 =2+ ( +)+( −)2− =2+ ( +)+ ( −)²
……...…..….…( Sularso,1979 hal 170 )
Dimana :
L = Panjang sabuk V yang digunakan (mm)
= Diameter puli besar (mm) = Diameter puli kecil (mm)
γ = Sudut singgung ( º ) C = Panjang antar poros puli (mm) Untuk menghitung kecepatan sabuk :
. 1 = 60. 1000 Dimana: V
………………………………………….….(Sularso,1991:166) = kecepatan puli (m/s) 13
= diameter puli kecil(mm) = putaran puli kecil (rpm)
E. Bantalan Bantalan adalah bagian dari elemen mesin yang memegang peran cukup penting. Bantalan berguna untuk menumpu poros dan memberi kemungkinan poros dapat berputar bersamanya atau berputar padanya tanpa mengalami gesekan. Bantalan dapat dikasifikasikan menjadi 2 yaitu : a. Bantalan luncur (sliding cotact bearing) Bantalan ini akan tarjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh bantalan. b. Bantalan gelinding (rolling contact bearing) Bantalan akan terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan bagian yang diam dengan elemen gelinding seperti roll maupun peluru. Ditinjau dari keadaan beban pada bantalan dapat juga di bedakan : 1. Bantalan radial Gaya tekan bekerja arah radial (tegak lurus sumbu). 2. Bantalan aksial Arah beban bantalan sejajar dengan sumbu poros. 3. Bantalan aksial-radial (bantalan gelinding khusus) Bantalan ini mampu menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros. Fungsi bantalan gelinding adalah gesekan kecil, sedikit memerlukan pelumasan, tetapi banyak konsumen lebih memilih bantalan luncur dalam hal tertentu karena bantalan ini dapat lebih tahan terhadap gaya-gaya kejutan, gaya sentifugal dan putaran tinggi.
14
Beban rata-rata bila putara tetap dapat di hitung menggunakan rumus :
= . + . +⋯ . 10⁄3 10⁄3
...………..(S Kiyokatsu Suga, 2004 Hal 138)
Dimana P = 3 bantalan bola dan
untuk bantalan roll. Harga P = 3 di peroleh
dari percobaan, sedangkan harga
ditetapkan atas dasar studi oleh banyak
peneliti. Misalkan :
ℎ > ℎ Dimana :
ℎ ℎ
.............................................( S Kiyokatsu Suga, 2004 hal 147)
= Umur nominal andalan (jam)
= Andalan umur (jam) = Umur bantalan (jam)
F. Lampu Pijar Lampu
pijar adalah
sumber cahaya buatan
yang
dihasilkan
melalui
penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk berhubungan
dengannya
sehingga
filamen
tidak
akan
langsung
rusak
akibat teroksidasi. Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk tegangan kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt. Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu pendar dan diode cahaya, maka secara bertahap pada beberapa negara peredaran lampu pijar mulai dibatasi.
15
Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan, beberapa penggunaan lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan, contohnya adalah pemanas kandang ayam, dan pemanas inframerah dalam proses pemanasan di bidang industri. ( Klipstein, Donald L. 2006) G. Rangka Rangka merupakan bagian dari mesin yang berfungsi sebagai penahan dari seluh komponen-komponen dari mesin. Berikut ini langkah-langkah perakitan rangka : 1. Pengurangan volume bahan Pengurangan volume bahan merupakan langkah pembentukan bahan bakal yang akan menjadi komponen yang akan digunakan untuk suatu produk yang akan di buat. Contoh dari pengurangan volume bahan sebagai berikut : a) Pemotongan logam b) Pengeboran pada logam c) Penggerindaan d) Pengikiran 2. Proses penyambungan Produk yang terdiri dari dua atau lebih bagian memerlukan suatu proses penyambungan (Djaprie,1985 hal.8) a) Pengelasan Mengelas adalah menyambung dua bagian logam dengan cara memanaskan sampai suhu lebur dengan memakai bahan pengisi atau tanpa bahan pengisi. Proses pengelasan adalah proses penyambungan logam dengan menggunakan energi panas. Sambungan las mempunyai tingkat kerapatan yang baik serta mempunyai kekuatan sambungan yang memadai.
16
Sambungan las dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Tegangan geser yang terjadi
= √ 2.. 2 = ..3.√ . Dimana :
cm cm
= Tegangan geser (kg/
)
= Tegangan tarik (kg/
)
P = Beban tarik (kg) I = Panjang lasan (cm) T = Tebal penampang plat (cm) Untuk menghitung tegangan geser maksimum dan tegangan tarik maksimum:
Tegangan geser maksimum :
= 12 +4
Tegangan tarik maksimum :
f ak = f 2b + 12 ft +4fs 3. Penyambungan dengan mur-baut Penyambungan mur-baut adalah alat yang penting dalam suatu rangkaian mesin. Penyambungan dengan mur-baut dilakukan pada dua atau lebih bagian mesin yang bertujuan untuk memudahkan dalam bongkat maupun pasang alat tersebut. Untuk pemilihan mur-baut harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan ukuran beban yang diterimanya sebagai usaha untuk mencegah terjadinya kerusakan pada rangkaian mesin. Sambungan ini dapat di gunakan pada motor listrik, bantalan, puli, dan lainya. 17
4. Proses finising Finising adalah proses yang dilakukan pada tahap terakhir untuk mendapatkan benda yang memiliki bentuk halus, rapih, serta menghasilkan lapisan pelindung. a. Pengamplasan Pengamplasan adalah proses berfungsi untuk membersihkan dan memperhalus benda kerja untuk mendapatkan bentuk yang halus, licin, dan rapi. Pengamplasan biasa dilakukan manual dan dengan mesin tergantung dengan penggunaanya. b. Pendempulan Pendempulan dilakukan untuk menutupi celah-celah yang ada akibat proses pengerjaan agar tertutup rata permukaan yang bercelah. Proses ini dilakukan setelah alat jadi dan sebelum pengecatan. c. Pengecatan Pengecatan adalah proses terakhir dari suatu alat yang di buat. Proses ini adalah melapisi alat dengan menggunakan cat berwarna bermanfaat untuk mengurangi korosi, menghasilkan penampilan yang menarik, mempunyai nilai estetika dll. 5. Menghitung reaksi tumpu Pada pembebanan reaksi tumpuan di titik A, yaitu yaitu
RB
RA
dan reaksi di titik B,
. Gaya-gaya reaksi dapat ditenkan dangan mengunakan syarat
kesetimbangan gaya yaitu:
18
Gambar : 1.2. Reaksi tumpu beban berbagi rata Sumber : Prof. Soedarto, 2000 hal. 35 Dimana :
R = Berat beban terbagi rata pada pusat beratnya L = Panjang beban terbagi rata
1. Untuk mencari momen di titik A
Ʃ=0 . = . 12 . 12 . . . = = . .
Gaya dimomenkan di titik B sama dengan nol
.………………….……………..(Prof. Soedarto, 2000 hal. 36)
2. Untuk mencari momen di titik B
Ʃ=0 =− = − 12 .
Gaya dimomenkan di titik A sama dengan nol
19
= .− 12 . = . .
…………………………...……..(Prof. Soedarto, 2000 hal. 36)
3. Mencari gaya lintang Dengan syat kesetimbangan , jumlah gaya vertical sama dengan nol : Di titik A, DA = RA, di titik x
Dx = RA −R+RB 4. Menghitung momen lentur Momen maksimum terjadi di tengah batang (L), momen pada ujung batang : L = 0, MA = MB = 0 Jadi momen di titik x :
= . . −−
……………(S. Ttimoshenko 1989, hal. 112)
20
H. Gambar rancangan mesin penetas telur bebek rak telur berputar otomatis
5
4
6 3
2 8
1 7
Gambar : 1.3. Gambar rancangan mesin penetas telur bebek rak telur berputar otomatis. Keterangan : 1. Kerangka mesin 2. Bak air 3. Rak telur 4. Lampu pijar 5. Termostat 6. Termometer 7. Motor listrik 8. Sabuk
21
DAFTAR PUSTAKA
Mitho. Johan ST. Usaha Penetasan Telur Itik. Jakarta: Agromedia Pustaka, 2011
Wakhid, Abdul. Super Lengkap Beternak Itik. Jakarta: Agromedia Pustaka, 2013
Paimin, Farry B. . Membuat dan Mengelola Mesin Tetas. Jakarta: Penebar Swadaya, 2011
Khurmi .R.S Gupta.J.K. Macune design. Eurada publishing House. New delhi : 1980
Shigley. Mechanikal Enjineering Design. English : 1983
Sularso, Kiyokatsu S. Dasar Perancanaan Dan Pemilihan Elemen mesin. Pradya Paramita Jakarta : 1979
22