LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN MAGANG (PT. Inti Indosawit Indosawit Subur, Subur, Pelalawan) Pelalawan)
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
Oleh :
RIZKI HADI KURNIAWAN 11452104747
Telah diperiksa, diperiksa, disetujui, dan disahkan Sebagai Sebagai Laporan Kerja Praktek di PT. PT. Inti Inti Indos Indosaw awit it Subur Subur,, Pela Pelalaw lawan an pada pada tang tanggal gal Nove Novemb mber er 2017 2017
Mengesahkan, Pembimbing Perusahaan
RONI SINULINGGA
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN LAPORAN MAGANG (PT. Inti Indosawit Indosawit Subur, Subur, Pelalawan) Pelalawan)
LAPORAN KERJA PRAKTEK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU Oleh :
RIZKI HADI KURNIAWAN 11452104747
Telah diperiksa, diperiksa, disetujui, disetujui, dan disahkan disahkan Sebagai Laporan Laporan Kerja Praktek Praktek di Peka Pekanbar nbaru, u, pada tanggal tanggal Novembe November, r, 2017
Koordinator Ke Kerja Praktek
Pembimbing Ke Kerja Praktek
Muhammad Ihsan Hamdy, ST., MT NIK. 130 517 096
Wresni Anggraini, ST., MM NIP. 19761126 200710 2 001
Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Industri
Ismu Kusumanto, ST., MT NIP. IP. 1973 197304 0412 12 2007 200710 10 1 002 002
PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Industri Industri Fakutas Fakutas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sutan Syarif Kasim Riau yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi Teknologi Universitas Islam Negeri Negeri Sultan Syarif Syarif Kasim Riau, dan terbuka terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada kepada pengarang. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tapi pengutipan dan peringkasan hanya dapat dilakukan dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan dengan kebiasan kebiasan ilmiah ilmiah untuk untuk menyebutkan sumbernya. Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh laporan Kerja Praktek haruslah seizin Koordinator Kerja Praktek Jurusan Teknik Industri fakultas Sains dan Teknologi Univesitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Perpustakaan yang meminjamkan Laporan Kerja Praktek ini untuk keperluan anggotanya harus mengisi nama dan tanda tangan peminjaman dan tanggal pinjam.
iv
LAPORAN MAGANG DI PT. INTI INDOSAWIT SUBUR
Oleh : 1)
Rizki Hadi Kurniawan Wresni Anggraini, ST., MM
2)
Jurusan Teknik Industri Fakultas Sains dan teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR. Soebrantas KM. 18 No. 155 Pekanbaru
ABSTRAK Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib yang disajikan oleh Program Studi Teknik Industri, Fakultas sains dan teknologi, Universitas Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN SUSKA) sehingga semua mahasiswa Teknik Industri wajib mengikutinya. Dalam hal ini mahasiswa memanfaatkan kerja praktek sebagai ajang melatih diri sesuai dengan kemampuan yang telah dipelajari didalam perkuliahan, untuk itu mahasiswa kerja praktek melakukan magang di PT.Inti Indosawit Subur. PT. Inti Indosawit Subur merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan kelapa sawit. Adapun jenis produk yang diproduksi oleh PT. Inti Indosawit Subur diantaranya crude palm oil (CPO), kernel palm oil (PKO) danpalm kernel expeller (PKE). Produk-produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan Standar Mutu untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan pangsa pasar. PT. Inti Indosawit Subur berada di Desa Bagan Limau, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Pelaksanaan kerja praktek dilakukan pada proses produksi Palm Kernel Oil (PKO). Adapun masalah yang ada selama melaksanakan kerja praktek adalah: 1) Target produksi palm kernel oil yang tidak tercapai, 2) Breakdown mesin daya energi, 3) Tandan buah segar terlewat masak (over ripe), 4) kedisiplinan karyawan , 5) penggunaan sarung tangan safety. Dari masalah yang ada, solusi yang ditawarkan adalah: 1) meminimalisir breakdown mesin dan mengawasi agar mesin screw press berjalan dengan baik, 2) Membuat SOP agar pengalihan daya lebih teratur. 3) Melakukan penjadwalan produksi untuk mencapai target penyelesaian pengolahan TBS. 4) Memberikan reward kepada karyawan disiplin agar dapat meningkatkan kedisipinan dan semangat dalam bekerja serta melaksanakan K3, 5) melakukan perancangan ulang sarung tangan yang lebih ergonomi.
Kata Kunci: Kerja Praktek, Magang 1)
2)
Mahasiswa Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Dosen Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
v
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN............................................... ii LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN........................................................ ii PEDOMAN MENGGUNAKAN LAPORAN KERJA PRAKTEK........... iv ABSTRAK ...................................................................................................... v LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ vi KATA PENGANTAR.................................................................................... vii DAFTAR ISI................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kerja Praktek ................................................. I-1
1.2
Tujuan Kerja Praktek ............................................................... I-2
1.3
Batasan Kerja Praktek ............................................................. I-3
1.4
Manfaat Kerja Praktek ............................................................. I-3
BAB II PROFIL INDUSTRI BAJA LEMBAR LAPIS SENG
2.1
Profil Perusahaan ..................................................................... II-1
2.2
Tentang PT.INTI INDOSAWIT SUBUR PT-PMKS UKUI 1
2.3
Visi dan Misi ........................................................................... II-2
II-1
2.3.1
Visi ............................................................................... II-2
2.3.2
Misi .............................................................................. II-2
2.4
Faktor yang Menentukan Tercapainya Visi dan Misi .............. II-3
2.5
Sertifikat yang ada pada PT IIS PMKS UKUI 1 ...................... II-3
2.6
Kapasitas Manajemen............................................................... II-3
2.7
Dukungan Eksternal ................................................................ II-4
ix
2.8
Jumlah Tenaga Kerja di PT. Inti Indosawit Subur Ukui 1 ....... II-4
2.9
Struktur Organisasi PT. IIS PMKS UKUI 1 ............................ II-5
2.10 Luas dan Letak Areal Pabrik .................................................... II-5 2.11 Sumber Bahan Baku ................................................................. II-6 2.12 Strategi Pencapaian Hasil Industri yang Berkesinambungan ... II-6 2.13 K3 dan Perlindungan dari Kebakaran....................................... II-7 2.14 Pengelolahan Lingkungan ........................................................ II-7 2.15 Manfaat Ekonomi ..................................................................... II-8 BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1
Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ....................... III-1
3.2
Metode Pelaksanaan Kerja Praktek ......................................... III-3
3.3
Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek ....................................... III-3
3.4
3.3.1
Mesin – mesin Produksi .............................................. III-5
3.3.2
Proses Produksi ............................................................ III-12
Proses Kerja Produksi PKO...................................................... III-23
BAB IV MASALAH DAN PEMBAHASAN
4.1
Masalah dan pembahasasn solusi ............................................. IV-1 4.1.1
Target Produksi Palm Kernel Oil (PKO) .................... IV-1
4.1.2 Breakdown Mesin Daya Energi.................................... IV-2 4.1.3
TBS Over Ripe (Terlewat masak)................................. IV-3
4.1.4
Kedisiplinan Karyawan ................................................ IV-5
4.1.5
Penggunaan Sarung Tangan Safety............................... IV-7
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan .............................................................................. V-1
5.2
Saran ........................................................................................ V-6
DAFTAR PUSTAKA
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah yang Maha Kuasa Tuhan Semesta Alam atas kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kerja Praktek ini dilaksanakan selama satu bulan dimulai dari tanggal 20 januari 2017 sampai dengan 28 Februari 2017, di PT. Inti Indosawit Subur.. Dalam laporan ini penulis membahas tentang “LAPORAN MAGANG DI PT. INTI INDOSAWIT SUBUR, PELALAWAN ”.
Kerja praktek ini merupakan suatu kesempatan bagi mahasiswa untuk dapat menerapkan ilmu-ilmu yang sudah didapat dalam perkuliahan dan juga sebagai sarana untuk mengetahui dunia kerja dalam kondisi nyata. Laporan kerja praktek ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat melakukan Tugas Akhir di Jurusan Teknik Industri Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Banyak sekali pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan kerja praktek, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Ismu Kusumanto, ST., MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 2. Ibu Wresni Anggraini, ST., MM, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk berkonsultasi dalam penyelesaian laporan ini. 3. Bapak Muhammad Ihsan Hamdy, ST., MT, selaku koordinator Kerja Praktek Jurusan Teknik Industri. 4. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Industri yang telah banyak memberikan masukan dan meluangkan waktu untuk transfer ilmu guna menyelesaikan laporan ini. 5. PT. Inti Indosawit Subur (Asian Agri group) yang telah memberikan saya kesempatan untuk melakukan kegiatan kerja praktek.
vii
6. Bapak Roni Sinulingga, selaku pembimbing lapangan sewaktu melakukan kegitan kerja praktek. 7. Teristimewa untuk kedua orang tua serta seluruh keluarga yang selalu mendoakan untuk kesuksesan dan memberikan motivasi hingga selesainya laporan kerja praktek ini. 8. Terkhusus untuk orang-orang tersayang yang telah banyak membantu serta memberikan masukan dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Tanpa campur tangan mereka, laporan ini mungkin tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya. 9. Teman-teman Teknik Industri angkatan 2014 dan teristimewa temanteman seperjuangan kelas C angkatan 2014 yang telah memberikan dukungannya dalam penyelesaian laporan ini. 10. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Industri dan teman-teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberikan dorongan, masukan kepada penulis untuk menyelesaikan laporan ini. Akhirnya kepada semua pihak, penulis hanya dapat men-do’akan semoga bantuan, kebaikan, dan pengorbanan yang diberikan kiranya dibalas oleh Allah yang maha Kuasa, Amin. Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharap kritik serta saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan laporan ini dan agar lebih baik dimasa yang akan datang.
Pekanbaru, November 2017 Penulis,
Rizki Hadi Kurniawan Nim. 11452104747
viii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1
struktur Perusahaan PT. Inti Indosawit Subur PMKS UKUI 1....... II-5
3.1
Lokasi Pabrik Kelapa Sawit ............................................................ III-1
3.2
Diagram proses pengolahan kelapa sawit ....................................... III-3
3.3
Diagram proses pengolahan CPO dan PKO.................................... III-4
3.4
selesai briefing pagi......................................................................... III-5
3.5
Mesin Splitter .................................................................................. III-5
3.6
Mesin Steam Sterilizer .................................................................... III-6
3.7
Mesin Tresher ................................................................................. III-6
3.8
Mesin Digester Pres ........................................................................ III-7
3.9
Mesin Cake Breaker Conveyor (CBC)............................................ III-7
3.10
Mesin Depericarper ........................................................................ III-8
3.11
Mesin Nut Polishing Drum ............................................................. III-8
3.12
Mesin Ripple mill ............................................................................ III-9
3.13
Mesin Kernel Polishing Drum ........................................................ III-9
3.14
Mesin Hydrocyclon ......................................................................... III-10
3.15
Mesin Kernel Silo Drier .................................................................. III-10
3.16
Mesin Kernel Crusher ..................................................................... III-11
3.17
Mesin Vibrating Screen................................................................... III-11
3.18
Mesin Filter Leaf ............................................................................. III-12
3.19
Mesin Pompa Minyak ..................................................................... III-12
3.20
Jembatan Timbang .......................................................................... III-13
3.21
Sortir Area ....................................................................................... III-13
3.22
loading ramp conveyor .................................................................... III-13
3.23
Buah Sawit dan Brondolan.............................................................. III-14
3.24
Sawit Hasil Rebusan........................................................................ III-14
3.25
Brondolan hasil penebahan ( Thresing) ........................................... III-15
3.26
Proses di Tabung Digester .............................................................. III-15
3.27
Serat dab Nut Hasil Press ................................................................ III-16
xii
3.28
Pemisahan Fiber dengan Nut .......................................................... III-16
3.29
Tabung Fiber Bahan Bakar Boiler .................................................. III-17
3.30
Proses Mesin Hydrocyclon .............................................................. III-18
3.31
bunker kernel................................................................................... III-18
3.32
Penampungan Cangkang Kernel ..................................................... III-19
3.33
Proses Kernel di Mesin Crusher Stage1 ......................................... III-19
3.34
Proses bungkil di Mesin Crusher Stage 2 ....................................... III-20
3.35
Gudang Bungkil .............................................................................. III-20
3.36
Proses vibrating screen dan kolam Sedimentasi ............................. III-21
3.37
Pompa Minyak Menuju Storage Tank ............................................ III-21
3.38
PKO Storage Tank .......................................................................... III-22
3.39
Packing Palm Kernel Oil ................................................................ III-22
3.40
Kegiatan Sortir yang diaw asi Pihak Pekebun ................................ III-24
3.41
Pembantu Operator mencunkil Rebusan......................................... III-26
3.42
Operator Menyungkil Penyumbatan ............................................... III-27
xiii
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1
Jumlah Tenaga Kerja di PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1 .. II-4
2.2
Luas dan Letak Areal Pabrik ........................................................... II-5
3.1
Daftar Kegiatan Kerja Praktek ........................................................ III-1
3.1
Daftar Kegiatan Kerja Praktek (Lanjutan) ...................................... III-2
xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Kerja Praktek
Program studi memiliki kurikulum berisikan SKS (satuan kredit semester) dalam bentuk mata kuliah baik mata kuliah teori maupun praktek kelapangan yang harus dicapai mahasiswa sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana yang berkompeten dalam dunia kerja. termasuk program studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau (UIN SUSKA) memiliki kurikulum yang dapat menghasilkan lulusan yang berdaya saing terutama dalam dunia industri. Salah satu mata kuliah yang harus diselesaikan setiap mahasiswa Teknik Industri adalah melakasanakan kerja praktek yang dilakukan pada perusahaan industri ataupun diinstansi, yang berguna sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengenali dan memahami akan dunia kerja sesungguhnya. Kerja Praktek dapat dikatakan sebagai simulasi kerja profesi mahasiswa Teknik Industri setelah belajar secara teori diwaktu perkuliahan. Kemudian Kerja praktek merupakan langkah awal mahasiswa untuk mengenali jenis pekerjaan dan lingkungan kerja sebagai mahasiswa Teknik Industri. Selama pelaksanaan kerja praktek mahasiswa harus memiliki an3ggapan sebagai pekerja pada perusahan yang berkaitan. Bekerja dalam artian mengikuti semua kegiatan yang diarahkan oleh perusahaan. Berikut merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa selama melakukan kerja praktek: 1. Mengenali ruang lingkup perusahaan 2. Mengikuti proses kerja di perusahaan selama kerja praktek 3. Mengerjakan tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh atasan, supervisor atau pembiming lapangan. 4. Memiliki inisiatif untuk membantu karyawan yang bekerja 5. Membuat laporan dalam bentuk tertulis 6. Melaksanakan seminar kerja praktek.
PT. Inti Indosawit Subur Ukui (PT. IIS Ukui) sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri kelapa sawit yang didukung bengan teknologi maju. Adapun jenis produk yang yang diproduksi PT. Inti Indosawit Subur Ukui diantaranya yaitu Crude Palm Oil (CPO),Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Expeller (PKE). Produk-produk tersebut dihasilkan untuk memenuhi
bermacam-macam kebutuhan seperti bahan bakar Biosolar, bahan kosmetik dan bahan makanan yang dipasarkan sacara lokal maupun Ekspor. Mahasiswa kerja praktek yang melaksanakan kerja praktek di PT. Inti Indosawit Subur Ukui untuk mengetahui proses kegiatan dilantai produksinya, kegiatan produksi dapat menghasilkan produk yang telah dijelaskan sebelumnya yang dimulai dengan penyortiran kelapa sawit hingga menuju warehouse penyimpanan produk dan storage Tank penyimpanan CPO dan PKO. Pelaksanaan kegiatan kerja praktek yang dilakukan ini, mahasiswa kerja praktek mengamati interaksi sosial dilingkungan perusahaan dan proses kerja yang berhubungan dengan proses produksi yang terjadi dilantai produksi tempat mahasiswa melaksanakan kerja praktek. Dengan kegiatan obsevasi dan orientasi ini, mahasiswa dapat menjalin komunikasi dan keakraban dangan pimpinan, karyawan dan teman-teman yang melakukan kerja praktek lainnya. Sehingga membantu mahasiswa melakukan kerja praktek dalam melaksanakan kegiaan dan kewajiban selama kerja praktek yang ditempatkan dilantai produksi. 1.2
Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan kerja praktek dalam hal-hal yang ingin dicapai pada pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui gambaran umum perusahaan industri serta mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi diperusahaan.
2.
Untuk mengetahui kegunaan dari produk utama dan produk sampingan yang diproduksi oleh PT. Inti Indosawit Subur Ukui
3.
Untuk mengetahui alur proses produksi Palm Kernel Oil (PKO) di PT. Inti Indosawit Subur Ukui
4.
Untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di lantai produksi.
I-2
5.
Untuk memberikan solusi dan saran kepada perusahaan terhadap masalah yang ada dengan menggunakan ilmu yang telah di peroleh dibangku perkuliahan.
1.3
Batasan Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek, diperlukan ruang lingkup atau batasan masalah yang jelas agar pembahasan yang dilakukan lebih terarah. Adapun batasan masalah pada kerja praktek ini adalah sebagai berikut: 1.
Waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai sejak tanggal 20 Januari 2017 sampai dengan 20 Februari 2017.
2.
Pelaksanaan kerja praktek dilakukan disetiap stasiun produksi Palm Kernel Oil (PKO).
3.
Mahasiswa kerja praktek hanya mengamati proses produksi Palm Kernel Oil (PKO).
1.4
Manfaat Kerja Praktek
Adapun manfaat dari kerja praktek ini adalah: 1.
Bagi Mahasiswa Kerja Praktek a. Sebagai persiapan diri dan bekal untuk terjun kemasyarakat maupun dunia kerja dibidang perindustrian b. Suatu kesempatan untuk memperdalam ilmu maupun memahami profesi dalam kehidupan nyata. c. Sebagai parameter sejauh mana kemampuan mahasiswa teknik industri dalam menerapkan teori dibidang industri secara praktis. d. Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam gambaran tentang kondisi nyata dunia kerja sehingga nantinya diharapkan mampu menerapkan ilmu yang telah didapat dalam aktivitas industri.
2.
Bagi Perguruan Tinggi a. Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan teknologi informasi dan industri. b. Sebagai tambahan referensi untuk memberikan ide-ide tentang proses produksi.
I-3
c. Sebagai tambahan referensi untuk koleksi perpustakaan fakultas maupun Universitas. 3.
Bagi Perusahaan a. Dapat melaksanakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. b. Mengetahui profesi keilmuan teknologi khususnya dibidang teknik industri. c. Hasil analisa yang dilakukan selama kerja praktek dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan untuk menentukan kebijakasanaan perusahaan di masa yang akan datang. d. Sebagai sarana peningkatan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia, terutama calon tenaga kerja sehingga memudahkan dalam proses pencarian tenaga kerja profesional.
I-4
BAB II PROFIL INDUSTRI KELAPA SAWIT
2.1
Profil Perusahaan
Adapun profil PT.INTI INDOSAWIT SUBUR adalah sebagai berikut: Nama Perusahaan
: PT.INTI INDOSAWIT SUBUR PT-PMKS UKUI 1
Alamat Kantor
: Desa Bagan Limau, Kec.UKUI, Kab. PELALAWAN
Alamat Pabrik
: Desa Bagan Limau, Kec.UKUI, Kab. PELALAWAN
Bidang Usaha
: Industri kelapa sawit
Komoditas Utama
: CPO, PKO dan PKE
Kapasitas Produksi
: 90 Ton FFB/JAM
2.2
Tentang PT.INTI INDOSAWIT SUBUR PT-PMKS UKUI 1
PT Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1 merupakan salah satu kelanjutan dari Asian Agri Group yag merupakan salah satu perusahaan pengolahan kelapa sawit terbesar di Indonesia. Asian Agri Group yang merupakan perusahaan swasta nasional terkemuka di Indonesia memproduksi minyak sawit mentahsejak tahun 1979, melalui anak perusahaannya yaitu PT. Inti Indosawit Subur menjadi anggota Roundtable on Sustanable Palm Oil (RSPO) berkomitmen penuh untuk menerapkan prinsip dan
kriteria RSPO dalam rantai produksinya, untuk mengolah kelapa sawit. Perusahaan bertekad untuk memberikan produk dengan kualitas terbaik begi pelanggan dan memenuhi standar tertinggi serta sertifikasi yang ada. PT. Inti Indosawit Subur yakin dapat melaksanakan prinsip-prinsip kelapa sawit lestari dalam operasionalnya. Adapun produk yang diproduksi PT. Inti Indosawit Subur diantaranya Clude Palm Oil (CPO), produk ini dapat digunakan untuk dijadikan bahan
makanan seperti minyak goreng, margarine, lemak nabati dan lain lain seperti biodiesel, salah satu perusahaan yang mengolah produk CPO menjadi bahan makanan adalah perusahaan Wilmar Group yaitu PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai. Selain itu PT. Inti Indosawit Subur juga memasok CPO ke anak
Perusahaan Asian Agri PT.Asianagro Agung Jaya untuk diolah menjadi biodiesel. Kemudian produk Palm Kernel Oil (PKO) PT. Inti Indosawit Subur lebih banyak digunakan untuk produk sabun, deterjen, bahan pelembut dan penghalus serta bahan kosmetik lainnya sehingga PKO dikirim ke PT. Unilever Oleochemical Indonesia (UOI) Medan, untuk diolah menjadi bahan baku pembuatan sabun, shampo maupun deterjen. Tidak hanya itu PT. Inti Indosawit Subur juga menghasilkan Palm Kernel Expeller (PKE) yang digunakan untuk bahan pakan ternak yang memiliki gizi tinggi untuk hewan ternak. Produk-produk PT. Inti Indosawit Subur ini dihasilkan untuk memenuhi permintaan pasar lokal maupun internasional. 2.3
Visi dan Misi
Adapun visi dan misi PT. Inti Indosawit Subur dibawah naungan Asian Agri Group. 2.3.1
Visi
Adapun visi dari PT.Inti Indosawit Subur yaitu menjadi salah satu bisnis kelapa sawit terbesar didunia,paling menguntungkan,dengan pengelolaan terbaik dan berkesinambungan,supplier yang diutamakan oleh pelanggannya dan perusahaan yang dibanggakan oleh karyawannya. 2.3.2
Misi
Adapun visi dari PT.Inti Indosawit Subur yaitu: 1. Profesionalisme dengan integritas tinggi 2. Kepemimpinan 3. Berorientasi pada hasil kerja 4. Memupuk kepedulian tanggung jawab terhadap lingkungan.
II-2
2.4
Faktor yang Menentukan Tercapainya Visi dan Misi
Adapun faktor yang menentukan tercapainya visi dan misi, sebagai berikut:
2.5
1.
Sumber daya Manusia yang berkualitas dan profesional
2.
Sumber bahan baku yang berkualitas
3.
Dukungan eksternal seluruh pihak yang terlibat
4.
Kapasitas dan komitmen Manajemen
5.
Target yang tercapai
6.
Memegang teguh keselamatan dan kesehatan dalam bekerja
Sertifikat yang ada pada PT IIS PMKS UKUI 1
Sertifikat yang dimiiliki perusahaan sebagai berikut: 1. Dalam sistem kualitas memperoleh Roundtable on Sustanable Palm Oil (RSPO)
2. Memeperoleh sertifikasi ISO 14001 Untuk manajemen lingkungan 3. Memeperoleh sertifikasi ISO 9001 Untuk manajemen mutu 4. Memperoleh sertifikasi Internasional International Sustainability & Carbon Certification. ISCC-EU maupun ISCC-PLUS
5. Memperoleh sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) 2.6
Kapasitas Manajemen
Adapun kapasitas manajemen sebagai berikut: 1. Memiliki Komitmen untuk mendukung program pemerintah seperti menciptakan
lapangan
pekerjaan,
pelestarian
lingkungan
dan
pemanfaatan energi dimana PT. IIS PMKS Ukui 1 memiliki Pembangkit listri tenaga biogas (PLTB) berkapasitas 2 megaawatt yang memanfaatkan limbah cair menjadi energi listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik disekitar perusahaan. 2. Memiliki kinerja tim yang solid dan berkualitas 3. Memiliki pengalaman yang luas dan relevan 4. Memiliki dan mampu mengaplikasikan teknologi tepat guna
II-3
5. Memiliki dan mampu menciptakan ide-ide cemerlang untuk kemajuan perusahaan 6. Memiliki komitmen untuk menciptakan sumberdaya yang unggul 2.7
Dukungan Eksternal
Adapun dukungan eksternal dalam memajukan perusahaan PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1 1. Dukungan pemerintah pusat maupun pemerintah setempat 2. Kepastian
hukum
(peraturan
perundang-undang,
kebijakan
pemerintah). 3. Dukungan dari penduduk sekitar perusahaan 4. Keamanan wilayah yang kondusif 5. Antusiasme masyarakat terhadap berdirinya perusahaan 2.8
Jumlah Tenaga Kerja di PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1
Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Kerja di PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1 Pekerjaan
Jumlah (Orang)
Pengawas perusahaan
1
Manager pabrik
1
Asisten Kepala Pabrik
1
Asisten Pabrik
4
Asisten Akuntansi dan administrasi
1
Karyawan Proses / Pengolahan
50
Karyawan Laboratorium
27
Karyawan Bengkel
27
Karyawan Kantor
6
Karyawan Umum dan Keamanan Jumlah Tenaga Kerja
19 138
II-4
2.9
Struktur Organisasi PT. IIS PMKS UKUI 1
Adapun struktur Organisasi Perusahaan PT. Inti Indosawit Subur PMKS UKUI 1, Sebagai Berikut:
Gambar 2.1 Struktur Perusahaan PT. Inti Indosawit Subur PMKS UKUI 1 2.10
Luas dan Letak Areal Pabrik
Tabel 2.2 Luas dan Letak Areal Pabrik Uraian
Keterangan
Luas Areal Pabrik
15000m
Adm. Pemerintah
Desa Silikuan Hulu Kec. Ukui Kab. Pelalawan Prov. Riau
Adm. Kehutanan
Dinas Pertanian/Kehutanan Kab. Pelalawan & Prov. Riau
Adm. Perindustrian
Dinas Perindustrian Kab. Pelalawan & Prov. Riau
Batas Areal Pabrik
Utara : Perkebunan Kelapa Sawit Timur : Perkebunan Kelapa Sawit Selatan : Perkebunan Kelapa Sawit Barat : Sungai dan waduk
DAS
Sungai Desa dan waduk Buatan
Kondisi Areal Pabrik
Tanah Kering dan Timbunan
II-5
2.11
Sumber Bahan Baku
Adapun Sumber Bahan Baku yang di peroleh yaitu: 1. Perkebunan Kelapa Sawit Perusahaan Perkebunan Ukui 1 2. Perkebunan kelapa sawit plasma masyarakat yang bekerja sama dengan Koperasi Unit Desa dan pengelola didampingi pihak perusahaan 3. Perusahaan berusaha memperbaharui perkebunan dengan cara penanaman kembali untuk perkebunan yang sudah tua dan tidak produktif. 2.12
Strategi Pencapaian Hasil Industri yang Berkesinambungan
Beberapa
aspek
strategi
untuk
mencapai
hasil
Industri
yang
berkesinambungan, sebagai berikut: 1. Aspek Produksi dan Pemasaran Adapun aspek Produksi dan Pemasaran sebagai berikut: a. Kapasita produksi mencapai 90 kelapa sawit Ton/jam b. Pemasaran CPO dan PKO cukup tinggi untuk memenuhi permintaan pasar digunakan untuk bahan bakar biodiesel dan diolah menjadi minyak nabati untuk bahan makanan c. Palm Kernel Expeller (PKE) untuk memenuhi permintaan pasar sebagai campuran bahan pakan ternak. d. Limbah cair digunakan Untuk bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga biogas (PLTB) e. Limbah Padat digunakan untuk pupuk solid 2. Aspek Ekologi Adapun aspek ekologi sebagai berikut: a. Pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) b. Penanggulangan pencemaran kulitas air, tanah dan udara. c. Melakukan penghijauan dengan cara menanam beberapa jenis pohon untuk membuka ruang hijau.
II-6
3. Aspek Sosial dan Ekonomi Adapun aspek sosial dan ekonomi sebagai berikut: a. Saling mengenal dan menjalin komunikasi yang baik sesama karyawan maupun staff b. Menciptakan peluang usaha serta meningkatkan perekonomiannya 4. Aspek Teknologi Adapun aspek teknologi sebagai berikut: a. Perawatan setiap mesin yang digunakan b. Pengecekkan secara berkala untuk mengidentifikasi masalah yang berpotensi terjadi c. Penerapan teknologi yang lebih efisien dan produktif 2.13
K3 dan Perlindungan dari Kebakaran
Adapun K3 dan Perlindungan dari Kebakaran, sebagai berikut: 1. Mewajibkan semua orang yang ada pada area pabrik untuk mengenakan Alat Perlindungan Diri (ADP) 2. Pemberian display peringatan dan himbauan keselamatan kerja 3. Pertolongan pertama pada kecelakaan siap siaga 4. Melatih setiap pekerja untuk menghadapi suatu hal yang tidak diinginkan contohnya kebakaran 5. Penyiapan alat pemadam kenakaran 2.14
Pengelolahan Lingkungan
Adapun pengolahan lingkungan dilakukan sebagai berikut: 1. Membuat dokumen dengan melibatkan instansi yang berwenang dan pihak yang terkait terlibat didalam pembuatan dokumen, yang akan dipantau setiap saat ataupun dengan penjadwalan yang telah ditetapkan. 2. Membuat Instansi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sesuai dengan peraturan yang berlaku 3. Melakukan pengolahan, pemanfaatan dan pemantauan limbah padat, limbah cair dan limbah asap yang mencemari udara sesuai dengan persyaratan dan peraturan yang telah ditetapkan.
II-7
2.15
Manfaat Ekonomi
Adapun manfaat ekonomi sebagai berikut: 1. Peningkatan pendapatan masyarakat tempatan 2. Terciptanya kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar 3. Memberikan kontribusi pendapatan daerah ataupun pusat 4. Penyediaan fasilitas sarana dan prasarana sosial
II-8
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1
Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan, yaitu dimulai dari tanggal 20 Januari 2017 sampai dengan 18 Februari 2017. Tempat pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah di PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1. Selama pelaksanaan kerja praktek, penulis diizinkan turun langsung meninjau atau mengamati proses produksi di setiap stasiun pada lantai produksi.
Gambar 3.1 Lokasi Pabrik Kelapa Sawit Tabel 3.1 Daftar Kegiatan Kerja Praktek No. Waktu pelaksanaan Pelaksanaan kerja praktek Penerimaan mahasiswa kerja praktek oleh 1 Jumat / 20-januari-2017 humas Perusahaan Konfirmasi pelaksanaan kerja praktek kepada 2 Sabtu / 21-Januari-2017 asisten produksi dan Pengarahan oleh asisten produksi 3 Senin / 23-Januari-2017 Memahami arahan dan peraturan perusahaan serta perkenalan dengan karyawan perusahaan. 4 Selasa / 24-Januari-2017 Mengamati proses produksi secara umum dilantai produksi 5 Rabu / 25-Januari-2017 Kegiatan peninjauan stasiun penerimaan dan sortir area 6 Kamis / 26-Januari-2017 Kegiatan peninjauan Stasiun Sterilizer dan membantu operator stasiun ini
Tabel 3.1 Daftar Kegiatan Kerja Praktek (Lanjutan) No. Waktu pelaksanaan Pelaksanaan kerja praktek 7 Melakukan pengecatan di area Stasiun Jum’at / 27-Januari-2017 Sterilizer untuk persiapan peninjauan tim audit 8 Sabtu / 28-Januari-2017 Peninjauan Stasiun Sterilizer mengontrol buah sawit yang masuk kedalam tabung dan membantu perbaikan selang steam 9 Senin / 30-Januari-2017 Peninjauan stasiun threshing (penebahan) dan membantu memeperbaiki conveyor 10 Selasa / 31-Januari-2017 Peninjauan stasiun bunch press dan membantu karyawan mengecat area stasiun ini 11 Rabu / 01-Februari-2017 Melakukan pengecekan fungsi perangkap tikus dan metal detektor 12 Kamis / 02-FebruariMeninjau stasiun boiler, mesin genset dan 2017 PLTG 13 Jum’at / 03-FebruariPeninjauan stasiun press dan membantu 2017 operator. 14 Sabtu / 19-Februari-2017 Membantu mekanik memperbaiki tabung digester pada stasiumn press 15 Senin / 06-Februari-2017 Peninjauan stasiun kernel dan membantu operator. 16 Selasa / 07-FebruariMembantu mekanik mengelas Cake breaker 2017 conveyor dan membersihkan tumpahan biji kernel yang tumpah kelantai produksi 17 Rabu / 08-Februari-2017 Peninjauan stasiun klarifikasi dan membantu operator. 18 Kamis / 09-FebruariPeninjauan stasiun Kernel Crushing Plan dan 2017 membantu operator. 19 Jum’at / 10-FebruariMembantu mekanik memperbaiki mesin crusher dan membersihkan mesin filter leaf 2017 20 Sabtu / 11-Februari-2017 Meninjau bengkel dan membantu orang bengkel merekondisi dan memperbaik alat alat mesin 21 Senin / 13-Februari-2017 Cuti 22 Selasa / 14-FebruariStay dikantor membantu asisten produksi 2017 mempersiapkan penyambutan tim audit 23 Rabu / 15-Februari-2017 Meninjau dan membantu karyawan mengontrol minyak di storage tank 24 Kamis / 16-FebruariMeninjau laboratorium pabrik 2017 25 Jumat / 17-Februari-2017 Stay dikantor dan meninjau ulang stasiun proses produksi PKO 26 Sabtu / 19-Februari-2017 Berpamitan kepada karyawan perudahaan yang telah membantu pelaksanaan kegiatan kerja praktek
III-2
3.2
Metode Pelaksanaan Kerja Praktek
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kerja praktek yaitu terjun kelapangan berpartisipasi langsung dengan segala kegiatan yang terjadi dilantai produksi. Dalam melakukan kerja praktek mahasiswa kerja praktek berusaha mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk menyusun laporan kerja praktek beberapa cara untuk mendapat informasi dan data yang diperlukan untuk menyusun laporan dengan melakukan serangkaian wawancara terhadap pihak perusahaan baik manager, asisten perusahaan , maupun karyawan yang ada pada lokasi kerja praktek. Mahasiswa kerja praktek juga mendapat informasi dan data melalui inisiatif diri untuk melakukan pengamatan terhadap kondisi lapangan, mahasiswa kerja praktek juga menerima instruksi langsung oleh assisten perusahaan untuk melakukan pekerjaan membantu karyawan sesuai perintah yang diberikan kepada mahasiswa kerja praktek. 3.3
Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek
Dapat diketahui saat melaksanakan kerja praktek ini Proses produksi pabrik pengolahan kelapa sawit PT Inti Indosawit Subur ini berlangsung secara terus menerus dan diolah dengan menggunakan mesin
–
mesin khusus untuk
menghasilkan produk tertentu. Hasil pengolahan yang diperoleh yakni Clude palm oil (CPO) dan Palm kernel oil (PKO) serta produk sampingan lainnya seperti
limbah cair dan limbah padat. Berikut diagram proses yang ada pada pabrik pengolahan PT Inti Indosawit Subur, menjelaskan proses dari awal tandan buah segar masuk lantai produksi hingga menjadi produk seperti CPO dan PKO.
Gambar 3.2 Diagram proses pengolahan kelapa sawit
III-3
Produksi PKO dan CPO dilakukan melalui masing – masing tahapan, mulai dari masuknya TBS kestasiun penerimaan kemudian pada proses
threshing
(pemisahan) antara brondolan dan tandan kosong, tandan kosong masuk kestasiun bunch press untuk diambil kandungan minyak CPO pada tandan kosong tersebut
untuk dikirim kestasiun klarifikasi. Brondolan masih akan diolah pada stasiun digester dan press proses ini memisahkan nut dan serat serta diambil kandungan
CPO dari serat ( sludge), stasiun klarifikasi merupakan stasiun selanjutnya untuk pengolahan CPO. Kemudian nut diproses oleh stasiun kernel untuk dipisahkan cangkang (shells) dengan biji kernel, dan biji kernel diekstraksi pada stasiun kernel crushing plan (KCP) untuk mendapatkan PKO.
Gambar 3.3 Diagram proses pengolahan CPO dan PKO Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek di PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1 yaitu melakukan apel dan briefing setiap pagi bersama karyawan, asisten dan manager perusahaan. Kemudian menjalankan tugas dari pembimbing di perusahaan dan membantu pekerjaan para karyawan perusahaan, beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan pengecatan pada mesin dan perkakas pabrik, mempersiapkan perusahaan untuk dilakukan audit, melakukan pengecekkan perangkap tikus dan metal detector untuk memantau kondisi alat perangkap dan alat deteksi logam untuk memastikan alat tersebut berfungsi dengan baik, membantu mekanik memperbaiki alat
– alat
dan mesin
III-4
pabrik yang sedang bermasalah. Serta mengenal dan mengamati mesin-mesin produksi, mengamati Proses produksi dan proses kerja sebagai berikut:
Gambar 3.4 selesai briefing pagi 3.3.1
Mesin-Mesin Produksi
Mesin-mesin produksi yang digunakan pada PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1untuk mengolah kelapa sawit menjadi produk Palm Kernel Oil (CPO) adalah sebagai berikut: 1. Mesin Splitter Mesin ini berfungsi sebagai pemisah antara brondolan dan janjangan namun pada proses ini belum terjadi pemisahan sempurna karena masih ada brondolan yang menempel pada janjangan.
Gambar 3.5 Mesin Splitter
III-5
2. Mesin Steam Sterilizer (Perebusan) Mesin Steam Sterilizer berfungsi untuk merebus sawit yang berbentuk brondolan dan tandan buah segar (TBS) selama 20-30 menit, mesin ini memiliki kapasitas rebusan sebesar 25 Ton untuk setiap tabung nya.
Gambar 3.6 Mesin Steam Sterilizer 3. Mesin Threser (Bantingan) Mesin ini berfungsi untuk memisahkan janjangan dengan brondolan yang sudah melalui proses perebusan.
Gambar 3.7 Mesin Tresher
III-6
4. Mesin Digester dan Mesin Press Mesin ini berfungsi untuk merebus kembali brondolan sekaligus melumatkannya dan melepaskan serat-serat (ampas)
dari brondolan
dengan mata pisau yang ada dalam mesin digester , kemudian di peras atau di press untuk mengekstrak minyak sawit dari hasil proses digester . Kapasitas dari tabung Digester sebesar 15 ton dan diperas secara 0
continous. Suhu yang diperlukan pada digerster mencapai 95 C
Gambar 3.8 Mesin Digester Pres 5. Mesin Cake Breaker Conveyor (CBC) Mesin ini berfungsi sebagai transportasi sekaligus untuk mengurangi kadar air pada ampas ( cake).
Gambar 3.9 Mesin Cake Breaker Conveyor (CBC)
III-7
6. Mesin Depericarper Mesin ini berfungsi untuk memisahkan nut (biji) dari fibre (serabut) berdasarkan prinsip perbedaan masa jenis dengan menggunakan blower.
Gambar 3.10 Mesin Depericarper 7. Mesin Nut Polishing Drum Mesin ini digunakan untuk memisahkan Nut dengan serat brondolan ataupun janjangan dan fibre yang menggumpal, kemudian nut yamg sudah bersih dari fibre masuk kedalam nut silo.
Gambar 3.11 Mesin Nut Polishing Drum
III-8
8. Mesin Ripple mill Mesin ini merupakan mesin yang digunakan untuk memecahkan nut, yaitu memisahkan biji kernel dengan cangkang. Cara kerja mesin ini yaitu penggilasan nut di dalam plat besi yang bergerigi, bekerja secara continous untuk memecahkan nut yang ada pada nut silo berkapasitas 25 ton untuk masing-masing tabung nut silo.
Gambar 3.12 Mesin Ripple mill 9. Mesin Kernel Polishing Drum Mesin ini berfungsi untuk memisahkan cangkang yang masih menempel pada kernel.
Gambar 3.13 Mesin Kernel Polishing Drum
III-9
10. Mesin Hydrocyclon Mesin ini berfungsi untuk Memisahkan cangkang yang masih ada dalam inti sawit (kernel) dengan menggunakan media air berdasarkan berat jenis (Hydrocyclon).
Gambar 3.14 Mesin Hydrocyclon 11. Mesin Kernel Silo Drier Mesin ini berfungsi untuk men steam inti sawit (kernel) yang telah terpisah dari cangkang untuk menurunkan kadar air pada kernel, tabung pada mesin ini berkapasitas 15 ton.
Gambar 3.15 Mesin Kernel Silo Drier
III-10
12. Mesin Kernel Crusher Mesin ini berfungsi mengekstrak inti sawit menghasilkan minyak inti sawit dan bungkil ( palm expeller ).
Gambar 3.16 Mesin Kernel Crusher 13. Mesin Vibrating Screen Mesin ini berfungsi sebagai menyaring kotoran-kotoran yang masih terbawa oleh palm oil.
Gambar 3.17 Mesin Vibrating Screen 14. Mesin Filter Leaf Mesin ini berfungsi sebagai filtrasi minyak yang masih mengandung endapan ataupun masih terdapat serbuk bungkil.
III-11
Gambar 3.18 Mesin Filter Leaf 15. Mesin Pompa Minyak Mesin ini berfungsi untuk memompa minyak dari clean oil tank menuju storage tank PKO.
Gambar 3.19 Mesin Pompa Minyak 3.3.2
Proses Produksi
Sistem produksi yang digunakan pada PT Inti Indosawit Subur menurut proses menghasilkan output yaitu proses produksi kontinu dan tidak memerlukan waktu set-upyang lama karena proses ini memroduksi secara terus menerus untuk jenis produk yang sama (Ginting, 2007). Proses produksi palm kernel oil yang dilakukan di PT. Inti Indosawit Subur sebagai berikut: 1. Proses produksi dimulai dari penimbangan tandan buah segar serta kendaraan pengangkut yang dilakukan di jembatan timbang, kemudian dikirim ke sortir area untuk di bongkar dan disortir kemudian
III-12
kendaraan ditimbang kembali setelah sawit dibongkar, hal ini untuk mengetahui seberapa besar berat yang diterima pabrik kelapa sawit denag menghitung selisih berat awal dan berat akhir.
Gambar 3.20 Jembatan Timbang 2. Setelah sampai di sortir area muatan dibongkar dan dilakukan penyortiran oleh petugas sortir dan kemudian dimasukkan kedalam loading ramp.
Gambar 3.21 Sortir Area 3. Buah sawit dimasukkan kedalam loading ramp conveyor melalui pintu hidrolik, untuk menuju proses pencucian buah sawit.
Gambar 3.22 loading ramp conveyor
III-13
4. buah sawit dicuci dengan semprotan air untuk menghilagkan kotoran seperti lumpur atau pasir yang menempel pada buah sawit. 5. Setelah di cuci buah sawit melewati mesin splitter untuk memisahkan brondolan dengan buah sawit agar memudahkan proses perebusan.
Gambar 3.23 Buah Sawit dan Brondolan 6. Buah sawit memasuki stasiun Sterilizer melalui conveyor dan masuk kedalam tabung stem Sterilizer untuk direbus agar dapat dengan mudah proses pemisahan brondolan dengan janjangan nantinya.
Gambar 3.24 Sawit Hasil Rebusan
III-14
7. Setelah proses perebusan selesai, sawit yang sudah direbus ini dikirim menuju stasiun Treshing, untuk pemisahan Brondolan dengan janjangan sawit menggunakan mesin threser . 8. kemudian brondolan dan janjangan yang sudah terpisah menuju masing-masing stasiun yaitu stasiun press untuk brondolan dan stasiun bunch press untuk mengolah janjangan yang masih mengandung
minyak.
Gambar 3.25 Brondolan hasil penebahan (Thresing) 9. proses selanjutnya brondolan menuju stasiun press, pada stasiun ini brondolan diproses menggunakan mesin digester untuk melumatkan brondolan serta memisahkan brondolan dari daging buah, serat dan nut dengan cara memasukkan brondolan kedalam mesin digester dan diproses oleh mata pisau berputar yang ada dalam mesin digester.
Gambar 3.26 Proses di Tabung Digester
III-15
Hasil proses digester langsung masuk kedalam mesin press untuk mengekstrak minyak dari brondolan yang sudah terpisah dari daging buah, serat dan nut. Kemudian fiber (ampas dan nut) langsung menuju stasiun Kernel melalui conveyor sedangkan minyak kasar yang dihasilkan dari proses ini menuju stasiun klarifikasi.
Gambar 3.27 Serat dab Nut Hasil Press Untuk menghasilkan pressing yang baik maka perlu memperhatikan mesin press harus dalam keadan penuh dan dalam kondisi baik, kondisi ini diperlukan untuk memperoleh efisiensi yang lebih baik dari penekanan terhadap buah sawit, hasil tidak dapat maksimal jika terdapat ruang kosong pada saat penekanan ( pressing). 10. Proses selanjutnya memasuki stasiun kernel, fiber dari hasil proses sebelumnya. Fiber di bawa mesin cake breaker conveyor (CBC) dan memecahkan gumpalan-gumpalan cake (ampas).
Gambar 3.28 Pemisahan Fiber dengan Nut
III-16
Setelah
itu fiber masuk
kedalam
mesin
depericarper untuk
memisahkan fiber dengan nut , fiber yang berat massanya lebih ringan akan terhisap blower, dan membawa fiber untuk bahan bakar boiler . dan nut yang massanya lebih berat masuk ke nut polishing drum.
Gambar 3.29 Tabung Fiber Bahan Bakar Boiler Nut yang masuk kedalam polishing drum untuk dibersihkan dari
kotoran yang masih terbawa dan memisahkan dari serabut-serabut yang masih merekat. Setelah itu nut masuk kedalam tempat penyimpanan sementara ( nut silo) sebelum diolah pada proses berikutnya yaitu proses pemecahan nut dengan menggunakan mesin ripple mill, pada mesin ini nut masuk diantar rotor rod yang berputar
dan ripple plate sehingga saling berbenturan dan memecahkan cangkang dan nut. Setelah cangkang dan nut terpisah langsung dikirim melalui conveyor menuju claybath untuk memisahkan inti sawit dengan cangkang menggunakan media cairan kalsium karbonat dengan menggunakan prinsip berat jenis, inti sawit memiliki berat jenis lebih ringan dari larutan kalsium karbonat sehingga inti sawit akan mengapung dan menuju langsung ke kernel silo dan cangkang terlempar melalui blower menuju penampungan cangkang sedangkan kernel yang masih terbalut cangkang memiliki berat jenis yang lebih besar dari larutan kalsium karbonat akan tenggelam dan menuju kernel polishing drum untuk dipisahkan lagi kemudian kernel dan
III-17
cangkang masuk kedalam mesin hydrocyclon untuk mengutip kembali inti sawit yang terbawa cangkang ndan mengurangi kadar kotoran.
Gambar 3.30 Proses Mesin Hydrocyclon Selanjutnya kernel dimasukkan kedalam kernel silo drier untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti, jika kadar air terlalu tinggi yang menyebabkan asam lemak bebas juga tinggi, ini akan mempengaruhi nilai penjualan dan mempengaruhi kualitas dari palm kernel oil. Setelah proses ini selesai kernel dimasukkan kedalam
bunker penyimpanan kernel ( kernel storage).
Gambar 3.31 bunker kernel
III-18
Cangkang dari proses pemecahan nut akan terlempar kepenampunagan cangkang melalui pipa blower.
Gambar 3.32 Penampungan Cangkang Kernel 11. Setelah proses di stasiun kernel, inti sawit (kernel) yang berada didalam bunker di transport menggunakan kernel conveyor menuju stasiun kernel crushing plan di stasiun ini kernel di masukkan kedalam tabung kernel stage 1 kemudian masuk kedalam mesin kernel crusher stage 1 untuk proses penghancuran kernel yang dapat menghasilkan
minyak kernel ( palm oil) dan bungkil ( expeller ).
Gambar 3.33 Proses Kernel di Mesin Crusher Stage1 Minyak kernel akan tertampung pada kolam sedimentasi (kolam pengendapan) pada proses stage 1 bungkil masih mengandung minyak
III-19
akan
masuk
kedalam
tabung
stage
2 dan diproses kembali
menggunakan mesin crusher stage 2 , tidak hanya itu mesin crusher stage 2 juga memproses bungkil yang mengendap pada kolam
sedimentasi.
Gambar 3.34 Proses bungkil di Mesin Crusher Stage 2 Proses pada stage 2 ini dilakukan untuk mendapatkan minyak kernel dari bungkil yang masih terdapat cukup banyak kandungan minyak pada bungkil. Bungkil hasil proses pada stage 2 ditempatkan pada gudang bungkil (Warehouse Palm Kernel Expeller ) yang nantinya akan disiapkan untuk permintaan pasar perusahaan pakan ternak.
Gambar 3.35 Gudang Bungkil Sedangkan minyak yang didapat masuk kedalam kolam sedimentasi. 3
Kolam sedimentasi ini memiliki volume +- 20,7 m , tetapi sebelum
III-20
masuk kekolam sedimentasi terlebih dulu minyak ini diayak menggunakan vibrating screen, untuk memisahkan minyak dari kotoran, seperti pasir-pasir maupun sisa-sisa bungkil yang terbawa, setelah selesai diayak barulah minyak masu kedalam sedimentasi.
Gambar 3.36 Proses vibrating screen dan kolam Sedimentasi Minyak yang berada dikolam sedimentasi dipompa menuju Filter, untuk dilakukan filtrasi agar minyak terpisah dari sisa-sisa bungkil yang terbawa hal ini bertujuan untuk mendapatkan minyak murni. Kemudian minyak murni yang diperoleh dari hasil filtrasi dipompa menuju clean oil tank berkapasitas 18.800 KG , proses ini bertujuan untuk membersihkan minyak sebelum di pompa menuju storage tank.
Gambar 3.37 Pompa Minyak Menuju Storage Tank
III-21
Minyak kernel ( paml kernel oil) siap dipompa menuju storage tank sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum palm kernel oil didistribusikan.
Gambar 3.38 PKO Storage Tank Pendistribusian palm kernel oil menggunakan truk tanki yang sudah di bersihkan tanki nya untuk menghidari kontaminasi dari kotoran ataupun zat-zat yang dapat merusak kualitas palm kernel oil. kualitas minyak sangat dijaga karena produk kernel palm oil ini digunakan untuk bahan makanan seperti Lemak nabati, minyak makan, mentega, selain itu palm kernel oil digunakan untuk bahan kosmetik dan dan obat-obatan.
Gambar 3.39 Packing Palm Kernel Oil
III-22
3.4
Proses Kerja Produksi PKO
Adapun proses pengerjaan memproduksi palm kernel oil (PKO) sebagai berikut: 1. Timbangan TBS dan Timbangan CPO/PKO Kapasitas timbangan di PT Inti Indoosawit Subur PMKS Ukui 1mencapai 40 ton, rata-rata TBS yang masuk mencapai kurang lebih 600 ton/hari, operator timbangan menerima kwitansi (DO) untuk mencatat TBS yang masuk dan keluar sebagai cek untuk bembayaran TBS yang diterima pihak perkebunan. Begitu pula untuk menimbang minyak yang akan keluar area pabrik untuk di distribusikan, hal ini untuk menge tahui berapa minyak yang didistribusikan. Kapasitas timbangan PKO ini mencapai 60 Ton. Hal yang harus diperhatikan saat menimbang yaitu posisi kendaraan yang membawa TBD ataupun minyak tepat pada posisinya agar mendapat hasil timbangan yang baik dan akurat 2. Penyortiran TBS Ada beberapa aturan pada saat penyortiran yang dilakukan sebagai berikut: a. Sortasi mutu panen TBS dilakukan oleh karyawan pabrik bersama wakil perkebunan ataupun kelembagaan perkebunan b. Sortasi TBS dilakukan dengan 2 (dua) cara antara lain: Pemeriksaan secara acak, minimal 5% dari ttruk yang datang dari setiap bagian kebun di loading ramp pabrik, TBS dalam truk yang di sortasi, dibongkar dan dituang atau pemeriksaan secara total, pemeriksaan secara total dilakukan masing-masing truk yang masuk dalam loadng ramp pabrik dibongkar dan dituang serta disortasi dalam alat sortasi oleh petugas pabrik yang di awasi oleh pihak perkebunan maupun pihak kelembagaan perkebunan. c. Hasil sortasi disampaikan secara resmi oleh perusahaan inti kepada pekebun melalui kelembagaan pekebun d. TBS yang diterima di pabrik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
III-23
1) Brondolan harus dikirim kepabrik dan jumlah brondolan minimal 12,5% dari TBS keseluruhan yang diterima pabrik. 2) Tandan yang berisi buah mentah harus 0% jika terdapat akan dikembalikan, buah matang minimal 95% dan buah terlewat matang maksimal 5%. 3) Tandan tidak boleh bergagang panjang 4) Tidak ada tandan yang kosong 5) Tandan maupun brondolan yang ada dalam karung harus bebas dari sampah, tanah, pasir ataupun kotoran lainnya. 6) Tidak terdapat TBS yang dikirim kepabrik beratnya kurang dari 3kg per tandan. Setelah dilakukan penyortiran dengan kriteria yang sesuai maka TBS dimasukkan kedalam bidang miring yang ada pada loading ramp untuk dimasukkan kedalam conveyor menuju perebusan
Gambar 3.40 Kegiatan Sortir yang diawasi Pihak Pekebun 3. Perebusan (Sterilizer ) Kualitas mutu minyak yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit ditentukan pada saat proses streilizer (perebusan), proses perebusab ini merupakn proses pengolahan awal sebelum buah kelapa sawt diolah menjadi CPO dan inti sawit diolah menjadi PKO. Perebusan selama 20-30 menit ini memiliki tujuan sebagai berikut:
III-24
a. Memudahkan proses pelepasan brondolan dari tandan b. Melunakkan brondolan bertujuan untuk memudahkan pemisahan daging buah dan biji pada proses selanjutnya. c. Mempermudahkan pelepasan sel minyak saat diekstraksi distasiun klarifikasi d. Mengurangi kadar air untuk mempermudahkan pemecahan pada proses selanjutnya e. Mengurangi minyak yang berpotensi terbuang ( losis) f. Membunuh mikroorganisme TBS pada proses ini dimasukkan kedalam tabung Steam sterilizer melalui TBS conveyor yang dikerjakan langsung oleh operator, operator dibantu oleh 2 orang pembantu operator, operator mengatu`r TBS yang masuk yang dan mengendalikan TBS yang diolah dan mengatur seberapa lama seharusnya TBS diolah, operator mengecek tabung yang terisi TBS setelah penuh operator menutup tutup atas tabung setelah itu melakukan perebusan dengan mengatur suhu dan tekanan yang diperlukan, setelah monitor menunjukkan TBS telah masak operator merubah tekanan ketitik 0 dan kemudian membuka tutup tabung bagian bawah kegiatan operator ini dengan menggunakan tombol-tombol operator yang dilengkapi monitor. Pada saat perebusan terdapat nyala lampu merah dan lampu hijau yang menyala untuk mengetahui bahwa perebusan telah selesai dan saat lampu hijau menyala saat itu pula tutup tabung bagian bawah terbuka kemudian pembantu operator mengecek pintu yang terbuka jika terjadi penyumbatan pada pintu tabung para pembantu operator akan mencungkil hasil rebusan menggunakan stick pencungkil secara manual agar rebusan TBS dari tabung langsung jatuh kedalam conveyor untuk langsung dikirim ke mesin thresser. Tumpukan buah hasil rebusan tidak boleh tertimpuk terlalu banyak karena dapat meningkatkan kadar minyak pada tandan kosong sehingga rendemen minyak brondolan menjadi berkurang.
III-25
Gambar 3.41 Pembantu Operator mencunkil Rebusan 4. Thressher (Bantingan) Proses ada mesin thresser bertujuan untuk memisahkan tandan dengan buahnya. Pada proses ini pabrik memiliki 3 mesin tressher, mesin nomor 2 dan 3 mengolah buah yang berasal dari perebusan dan menghasilkan tandan dan buah, tandan langsung menuju mesin nomor 1 untuk kembali di tresshing bertujuan memisahkan kembali brondolan yang masih terdapat
pada tandan kemudian tandan kosong masuk kedalam empty bunch conveyor untuk membawa tandan kosong menuju bunch press sedangkan
buah hasil tresshing masuk kedalam fruit conveyor untuk diangkut menuju mesin digester dan press. Kapasitas stasiun ini dapat mencapai 40-50 ton per jam dan memiliki kecepatan putaran drum ± 25 rpm. Pada stasiun ini operator melakukan pengoperasian mesin dengan menggunakan papan kendali dan selalu mengecek keadaan mesin tressher . 5. Press (Pengempaan) Pada proses pengempaan ini operator wajib mengecek setiap mesin digester dan press pabrik memiliki 8 mesin digester dan press, pengecekkan dilakukan agar mendapatkan hasil pengempan yang maksimal dan tidak terjadi kendala yang tidak diinginkan, hal yang dilakukan operator biasanya mengecek oli hirolik dan mata pisau tabung digester setelah keadaan dipastikan baik dimulai proses pengempaan brondolan dimulai dari
III-26
melumatkan brondolan menggunakan mesin digester
yang memiliki
putaran mata pisau 25 rpm, temperatur yang dibutuhkan 95-100
o
C
membutuhkan waktu pelumatan sekitar 20-25 menit bagian bawah tabung terdapat minyak hasil digester dan langsung masuk ke dalam sand trapmelalui pipa, kemudian brondolan masuk kedalam mesin press untuk
diekstraksi minyaknya hal yang perlu diperhatikan yaitu tekanan yang diberikan oleh mesin yakni 40-50 bar hal ini agar memaksimalkan minyak hasil pengempaan sehingga kadar minyak dalam ampas sedikit dan memudahkan saat masuk kestasiun kernel. Operator perlu memperhatikan mesin press yang mengalami penyumbatan dan mengambil tindakan untuk menyungkil serat dan biji yang menyumbat dengan menggunakan stick fibre hal ini agar memperlancar masuknya ampas ( fibre) dan biji masuk kedalam Cake Breaker Conveyor (CBC).
Gambar 3.42 Operator Menyungkil Penyumbatan Proses kerja pada stasiun ini perlu diperhatikan karena mesin press yang digunakan mempengaruhi kadar minyak yang terkandung dalam ampas buah. 6. Proses Kernel Proses pada stasiun ini mengolah biji sawit bertujuan untuk memperoleh inti sawit dengan cara pemisahan dengan cangkang serta memiliki fungsi untuk mengurangi kadar air dan kadar kotoran yang ada pada inti sawit.
III-27
Ada beberapa tahap yang dilakukan Para operator dan pembantu operator di stasiun ini, antaralain: a. Mengecek cake breaker conveyor agar pemisahan ampas dan biji berjalan dengan baik. Alat ini berupa talang yang berisi pedal-pedal ulir yang cara kerjanya mengaduk ampas press dengan memutar dan mendorong ampas keujung talang untuk memisahkan biji dan serabut sekaligus mengeringkan ampas di mesin depericarper . Yang terdiri dari separating coloum dan polishing drum b. Mesin destroner mengangkut biji-biji untuk masuk kedalam nut silo, dengan sistem isap untuk memisahkan batu, besi bekas pengelasan orang bengkel dengan sistem magnet serta membersihkan kotoran berupa kayu-kayu yang terbawa dan sebagainya. c. Biji yang berda dalam nut silo kemudian dipecahkan untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pemecahan ini dilakukan dengan cara menekan biji dengan rotor pada dinding bergerigi dan menyebabkan biji pecah, efisiensi ripple mill dipengaruhi oleh kecepatan putaran rotor, plat bergerigi dan ketajaman gerigi. Putaran rotor dapat mencapai 250 rpm dan kapasitas dapat mencapai 6ton/jam d. Setelah dilakukan pemecahan terhadap
nut selanjutnya proses
pemisahan kembali inti sawit dari cangkangnya menggunakan media air, dengan menggunakan prinsip berat jenis, cangkang berat jenisnya lebih berat akan turun kebawah sedangkan inti sawit yang berat jenisnya lebih ringan akan naik keatas untuk masuk kedalam dewatering drum untuk dilakukan pencucian inti kernel.
e. Proses selanjutnya mengeringkan inti mengguakan kernel drier preses ini dilakukan didalam kernel silo. Proses pengeringan ini dilakukan dengan tujuan mengurangi kadar air agar tidak berpotensi berjamur yang dapat mempengaruhi kualitas. f. Setelah pengerjaan inti sawi di kernel drier selesai inti sawit disimpan kedalam bunker kernel.
III-28
7. Proses ekstraksi inti sawit menjadi palm kernel oil (PKO) Sebelum melakukan pengolahan PKO operator dan pembantu operator mengecek mesin dan mengecek persedian inti sawit yang berada pada stasiun kernel crushing plan jika persediaan kurang dan tidak mencapai target maka akan dipasok dari bunker kernel, Target pengolahan PKO ini mencapai 100 ton inti sawit perhari untuk menghasilkan PKO. Adapun proses kerja untuk memproses PKO sebagai berikut: a. Melakukan ekstraksi inti sawit di stage 1 menghasilkan oil dan bungkil yang masih mengandung minyak, dan bungkil yang masih mengandung minyak tadi di ekstraksi kembali di stage 2 proses ini menghasilkan oil dan bungkil kering dimana bungkil kering akan dimasukkan kedalam bunker expeller. b. Minyak kemudian disaring disaringan bergetar (vibrating screen) untuk memisahkan dari kotoran yang yang terbawa. Setelah bersih minyak masuk kedalam kolam sedimentasi untuk mengendapkan bungkil halus yang masih terkandung dalam minyak. c. Minyak yang sudah diendapkan kemudian dilakukan filtrasi, sebelum melakukan filtrasi operator dan pembantu operator membersihkan saringan yang ada dalam tabung filtrasi dari debu-debu bungkil yang menempel pada saringan
dengan menggunakan semprotan angin
kompresor, hal ini agar hasil filtrasi tidak mengandung debu bungkil lagi. d. Hasil proses filtrasi kemudian masuk kedalam clean oil tank untuk membersihkan minyak dan pengontrolan kualitas minyak, minyak ditempatkan sementara di clean oil tank serta menghitung minyak yang dihasilkan dari stasiun KCP. Setelah itu minyak dipompakan menuju palm kernel oil storage tank. e. Minyak yang berada di PKO storage tank kemudian didistribusikan keperusahaan pengolahan produk lanjutan dengan menggunakan kendaraan truk tangki, pengisian tangki dilakukan oleh operator distasiun pengisian PKO.
III-29
BAB IV MASALAH DAN PEMBAHASAN
4.1
Masalah dan Pembahasan Solusi
Setiap perusahaan pasti memiliki permasalahan, untuk itu mahasiswa kerja praktek akan membahas masalah yang terjadi pada perusahaan selama kerja praktek berlangsung dan kemudian memerikan solusi dasar untuk menyelesaikan masalah tersebut. Adapun uraian masalah yang terjadi dan sekaligus solusinya sebagai berikut: 4.1.1
Target Produksi Palm Kernel Oil (PKO)
Hasil wawancara mahasiswa kerja praktek kepada asisten produksi dan operator stasiun kernel crushing paln (KCP), didapat bahwa proses pengolahan inti sawit menjadi PKO di PT Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1 memiliki target pengolahan inti sawit sebesar 100 ton perhari dan target PKO yang dihasilkan dari 100 ton inti sawit diharapkan tercapai sesuai kualitas kernel yang diproses, semakin bagus kualitas inti sawit yang di proses semakin bagus dan semakin baik perolehan PKO. Namun pada kenyataan yang diperoleh dari laporan yang dibahas pada saat apel briefing pagi target pengolahan yang didapat tidak mencapai angka 100 ton itu yang diperoleh hanya mencapai angka 80 Ton, seharusnya target dapat tercapai mengingat mesin press kernel stage 1 memiliki 9 unit dan stage 2 memiliki 9 unit. Target produksi PKO yang tidak tercapai dapat diketahui dengan adanya laporan briefing apel pagi yang dilakukan. Dari hasil tinjuan mahasiswa kerja praktek selama berada dilantai produksi stasiun KCP, pengepresan (ekstraksi) dilakukan dengan adanya kendala sehingga target tidak tercapai, kendala yang sering terjadi adalah kurang ketelitian operator dan kerusakan mesin, ausnya ulir screw press dan putusnya belting penghubung motor penggerak dengan mesin,
sehingga diharuskan untuk dilakukanya perbaikan terhadap mesin. Pada saat breakdown mesin maka akan berhenti proses distasiun KCP ini.
Dilihat dari permasalahan yang ada mahasiswa kerja praktek memberikan solusi untuk perusahaan sebagai berikut: 1. Operator dan pekerja harus meningkatkan kedisiplinan dan mengikuti SOP perusahaan 2. Karyawan proses lebih berkoordinasi dan lebih mengecek agar seluruh mesin press berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai target produksi yang telah ditetapkan perusahaan. 3. Melakukan perawatan yang rutin terhadap mesin-mesin yang ada, serta dilakukannya pengecekan secara berkala pada saat proses produksi untuk menghindari stop production ataupun kerusakan-kerusakan pada saat proses produksi. 4. Membuat penjadwalan berkala dengan menggunakan tabel check dalam perbaikan atau maintenance control . 5. Membuat SOP mesin untuk meminimalisir kerusakan yang terjadi pada mesin. 6. Melakukan rekondisi terhadap worm screw press 7. Menyediakan worm screw press untuk cadangan sehingga dapat langsung diganti saat terjadi kerusakan 8. meminimalisir breakdown mesin pada saat proses produksi, untuk itu pihak yang berada di bagian energi harus lebih bertanggung jawab untuk menstabilkan daya yang diperlukan. 4.1.2 Breakdown Mesin Daya Energi
Daya energi yang digunakan untk menjalankan mesin produksi di PT Inti Indosawit Subur adalah Boiler, Genset dan pembangkit listrik tenaga biolimbah (PLTB). Namun daya utama yang digunakan adalah boiler, karena bahan bakar yang digunakan berasal dari serat-serat yang bercampur cangkang dari proses pemecahan kernel, sedangkan genset untuk cadangan energi yang diperlukan untuk cadangan energi jika terjadi sesuatu pada boiler namun tidak dapat memenuhi daya untuk menjalankan mesin-mesin produksi. PLTB memiliki daya mencapai 2Megawatt dapat digunakan menjalankan mesin produksi dan pemasok
IV-2
listrik area pabrik dan perumahan di sekitar pabrik. Mahasiswa kerja praktek mewawancarai operator dan asisten produksi mengenai breakdown mesin , saat transisi daya dari boiler ke PLTB sering terjadi stop engine yang menyebabkan berhentinya
proses
produksi
dan
membutuhkan
beberapa
waktu
untuk
menjalankannya kembali, akibat dari berhenti bekerjanya mesin produksi maka proses produksi akan berhenti pula. Daya energi yang bagus dapat mempengaruhi kelancaran proses produksi yang sedang berlangsung, namun Breakdown Mesin ini kerap terjadi pada saat proses produksi berlangsung hal ini sangat merugikan perusahaan. Breakdown Mesin biasanya terjadi apabila terjadi transisi daya dari menggunakan daya boiler beralih menggunakan daya PLTB. Transisi daya dilakukan untuk meminimalkan kinerja boiler namun kerap terjadi kurang stabilnya daya sehingga menyebabkan Breakdown Mesin dan stop produksi.
Dilihat dari pengamatan mahasiswa kerja praktek hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi saat akan melakukan peralihan ataupun transisi daya oleh seluruh operator disetiap stasiun. Dan kurang stabilnya pada saat transisi daya yang dilakukan. Solusi yang dapat ditawarkan kepada perusahaan, sebagai berikut: 1. Pihak stasiun daya (energi) melakukan koordinasi ataupun pemberitahuan sebelum melakukan transisi daya. 2. Untuk menghindari Breakdown Mesin peralihan ataupun transisi daya harus dilakukan secara bertahap sampai daya yang dialirkan stabil, setelah stabil dan mencukupi maka akan dialihkan seluruh daya ke energi yang diinginkan. Cara bertahap ini dapat dilakukan dengan peralihan daya perstasiun ataupun permesin, ketika ini dapat dilakukan maka Breakdown Mesin tidak akan terjadi dan akan memperlancar proses produksi. 3. Membuat SOP agar pengalihan daya lebih teratur 4.1.3
TBS Over Ripe (Terlewat masak)
Stasiun Reception (penerimaan) TBS, menerima buah sawit matang yang baru dipanen dari perkebunan dan telah melewati tahap penyortiran, untuk
IV-3
memastikan buah yang mentah dikembalikan kepihak perkebunan kemudian menerima buah yang masak untuk di proses, dan buah yang terlewat masak untuk didahulukan diproses di pabrik, namun pada kenyataan dilapangan masih sering terdapat buah yang yang terlewat masak. Menurut hasil wawancara dengan asisten produksi hal ini dapat mempengaruhi kadar minyak yang terkandung pada saat proses perebusan dan dapat meningkatkan condensate kadar minyak akan terbuang bersama penguapan saat proses perebusan. Pada Stasiun Reception (penerimaan) TBS permasalahan yang kerap terjadi ialah penumpukan buah sehingga buah sawit menunggu lama untuk diproduksi hal ini membuat buah menjadi over ripe. Dilihat dari sudut pandang mahasiswa kerja praktek penyebab terjadinya over ripe ini akibat terlalu banyaknya buah dari pekebun yang masuk sehingga terjadi penumpukan buah. Penumpukan buah yang terjadi tidak diimbangi dengan psoses produksi yang maksimal tidak maksimal dalam hal ini yaitu mesin yang digunakan tidak semua bekerja Solusi yang dapat ditawarkan ke perusahaan, sebagai berikut: 1. Karyawan distasiun sortir lebih disiplin dalam melakukan pemilahan buah sawit dan memisahkan buah yang mengalami over ripe. 2. Memaksimalkan kinerja mesin-mesin proses produksi dan melakukan perawatan secara berkala sehingga dapat tercapai kelancaran produksi dan dapat memproses seluruh buah dan tidak terjadi penumpukkan buah sawit di stasiun penerimaan. 3. Mendahulukan memproses buah yang over ripe. 4. Melakukan penjadwalan produksi untuk mencapai target penyelesaian pengolahan TBS. 5. Menggunakan sistem perencanaan kebutuhan material atau master requirement
planning
(MRP).
Dengan
tujuan
untuk
menentukan
kebutuhan dan jadwal, serta pembelian material untuk memenuhi kebutuhan
yang
telah
ditetapkan
sebelumnya.
Kebutuhan
akan
diperngaruhi oleh tingkat kesediaan ditangan ( on hand inventory) dan jadwal penerimaan berdasarkan tahap waktu sehingga lot-lot produksi
IV-4
dapat dijadwalkan untuk produksi atau diterima pada saat dibutuhkan. Dimana MRP memiliki 4 kemampuan yang menjadi ciri utamanya, yaitu adalah sebagai berikut: a)
Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat.
b)
Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item
c)
Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan
d)
Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan.
4.1.4
Kedisiplinan Karyawan
Kedisiplinan para pekerja seharusnya menjadi tanggung jawab para pekerja itu sendiri, kedisiplinan sangat berpengaruh untuk aspek-aspek penting misalnya produktivitas maupun kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja, dari pengamatan yang dilakukan mahasiswa kerja praktek masih banyak para pekerja yang kurang disiplin dalam memanajemen waktu contohnya saat pergantian shift pekerja selalu meninggalkan pekerjaan sebelum jam bekerja selesai. Selain itu kurang disiplinnya pekerja mengenai atribut keamanan dan keselamatan kerja yang tidak lengkap mengingat dilantai produksi diharuskan setiap pekerja bertanggungjawab atas keselamatan diri sendiri, dalam hal ini masih banyak pekerja yang tidak menggunakan pelindung telinga ( ear plugs) dilantai produksi yang bising, tidak menggunakan masker pada saat bekerja dilantai produksi yang terdapat debu ataupun asap, kemudian masih ada juga pekerja bengkel pada saat mengelas tidak menggunakan mpelindung mata dan masker sebenarnya ini dapat mengganggu kesehatan secara langsung maupun tidak langsung. Dari hasil wawancara dengan para pekerja yang mengabaikan keselamatan dan kesehatan dalam bekerja, mereka merasa tidak terbiasa akan menggunakan atribut keselamatan. Kedisiplinan yang baik akan membuat kinerja semakin baik dan dapat terciptanya produktivitas yang baik dalam bekerja tentunya, beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan waktu dan kedisiplinan mengenai keamanan dirisebagai berikut
IV-5
1. Pekerja jenuh dan ingin cepat-cepat pulang kerumah masing-masing 2. Kurangnya kesadaran akan keselamatan diri 3. Tidak terbiasa menggunakan alat pelindung diri yang malah dianggap merepotkan dalam melakukan pekerjaan Adapun solusi yang dapat ditawarkan keperusahaan adalah sebagai berikut: 1. Mengukur beban kerja fisik dan mental menggunakan nasa TLX untuk mengetahui sejauh mana tingkat kelelahan karyawan agar pihak perusahaaan dapat mengevaluasi kinerja dan kedisiplinan karyawan. 2. Melakukan Penelitian kerja dan analisis kerja pada yang dasarnya akan memuaskan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan akan diselesaikan. Dengan mengaplikasikan prinsip dan teknik pengaturan cara kerja yang optimal dalam sistem kerja tersebut, maka akandiperoleh alternatif metode pelaksanaan kerja yang dianggap memberikan hasil yang paling efektif dan efisien. Pekerjaan telah dapat dikerjakan secara efisien waktu penyelesaian berlangsung paling singkat, untuk itu perlu diterapkannya prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengukuran kerja. Pengukuran kerja ini akan berlangsung dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku ini sangat diperlukan terutama untuk (Wignjosoebroto, 2006) : a) Perencanaan kebutuhan tenaga kerja. b) Estimasi biaya-biaya untuk upah tenaga kerja. c) Penjadwalan produksi dan penganggaran. d) Indikasi keluaran produk yang mampu dihasilkan seorang tenaga kerja. e) Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan berprestasi. Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan seorang pekerja yang memiliki kemampuan rata-rata dalam penyelesaian suatu pekerjaan. 3. Melakukan pengukuran kerja misalnya menggunakan metode Sampling kerja atau Work Sampling
teknik untuk mengadakan sejumlah besar
IV-6
pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja / operator. Pengukuran kerja dengan metode sampling kerja ini seperti halnya pengukuran kerja dengan jam henti (stop-watch time study) diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara langsung karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus secara langsung ditempat kerja yang diteliti. Secara garis besar metode sampling kerja ini akan dapat digunakan untuk : a) Mengukur “Ratio Delay” dari sejumlah mesin, karyawan/operator, atau fasilitas kerja lainnya. b) Menetapkan “Performance Level” dari seseorang selama waktu kerjanya berdasarkan waktu-waktu dimana orang ini bekerja atau tidak bekerja terutama sekali untuk pekerjaan-pekerjaan manual. c) Menentukan waktu baku untuk suatu proses / operasi kerja seperti halnya yang bisa dilaksanakan oleh pengukuran kerja lainnya. 4. Memberikan reward kepada karyawan disiplin agar dapat meningkatkan kedisipinan dan semangat dalam bekerja 5. Memberikan alarm kepada seluruh pekerja untuk mengingatkan pergantian jam kerja maupun penanda jam kerja telah selesai 6. Merancang ulang slogan-slogan mengenai kedisiplinan waktu dan keselamatan kerja 7. Perusahaan
memberikan
pengarahan
mengenai
betapa
pentingnya
menggunakan alat pelindung diri dan menerapkan penggunaan nya terhadap seluruh karyawan yang ada. 8. Melaksanakan pelatihan k3 secara rutin 4.1.5
Penggunaan Sarung Tangan Safety
Penggunaan sarung tangan safety (sarung tangan kulit) bertujuan untuk melindung tangan dari ancaman benda-benda tajam dan berbahaya yang dapat berpotensi melukai tangan namun disisi lain dapat menjadi masalah, masalah yang sering terjadi mengenai sarung tangan kulit dapat tersangkut pada saat menggunakannya untuk melakukan perkerjaan pada saat mengoperasikan mesin.
IV-7
Pentingnya menggunakan sarung tangan safety untuk melindungi tangan pada saat bekerja namun dilihat dari tinjauan saat dilapangan timbul potensi kecelakaan kerja yang diakibatkan sari sarung tangan ini, hal ini dikarenakan desain sarung tangan yang besat dan daya genggam sarung tangan tidak terlalu kuat sehingga dapat membahayakan pengguna. Dilihat dari permasalahan yang ada solusi yang dapat ditawarkan adalah perusahaan ataupun pihak yang bertanggung jawab dapat mendesain ulang sarung tangan agar lebih aman dan efisien pada saat digunakan. Desain dapat dilakukan dengan menyesuaikan kebutuhan karyawan dan mengukur data antropometri agar dapat merancang sarung tangan yang lebih ergonomi serta lebih nyaman dan aman saat digunakan oleh karyawan.
IV-8
BAB IV MASALAH DAN PEMBAHASAN
4.1
Masalah
Setiap perusahaan pasti memiliki permasalahan, untuk itu mahasiswa kerja praktek akan membahasa masalah yang terjadi pada perusahaan selama kerja praktek berlangsung. Adapun uraian masalah yang terjadi sebagai berikut: 4.1.1
Target Produksi Palm Kernel Oil (PKO)
Hasil wawancara mahasiswa kerja praktek kepada asisten produksi dan operator stasiun kernel crushing paln (KCP), didapat bahwa proses pengolahan inti sawit menjadi PKO di PT Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1 memiliki target pengolahan inti sawit sebesar 160 ton perhari dan target PKO yang dihasilkan dari 160 ton inti sawit diharapkan tercapai sesuai kualitas kernel yang diproses, semakin bagus kualitas inti sawit yang di proses semakin bagus dan semakin baik perolehan PKO. Namun pada kenyataan yang diperoleh dari laporan yang dibahas pada saat apel briefing pagi target pengolahan yang didapat tidak mencapai angka 160 ton, seharusnya target dapat tercapai mengingat mesin press kernel stage 1 memiliki 9 unit dan stage 2 memiliki 9 unit. 4.1.2 Breakdown Mesin Genset
Daya energi yang digunakan untk menjalankan mesin produksi di PT Inti Indosawit Subur adalah Boiler, Genset dan pembangkit listrik tenaga biolimbah (PLTB). Namun daya utama yang digunakan adalah boiler, karena bahan bakar yang digunakan berasal dari serat-serat yang bercampur cangkang dari proses pemecahan kernel, sedangkan genset untuk cadangan energi yang diperlukan untuk cadangan energi jika terjadi sesuatu pada boiler namun tidak dapat memenuhi daya untuk menjalankan mesin-mesin produksi. PLTB memiliki daya mencapai 2Megawatt dapat digunakan menjalankan mesin produksi dan pemasok listrik area pabrik dan perumahan di sekitar pabrik. Mahasiswa kerja praktek mewawancarai operator dan asisten produksi mengenai breakdown mesin , saat
transisi daya dari boiler ke PLTB sering terjadi stop engine yang menyebabkan berhentinya
proses
produksi
dan
membutuhkan
beberapa
waktu
untuk
menjalankannya kembali, akibat dari berhenti bekerjanya mesin produksi maka proses produksi akan berhenti pula. 4.1.3
TBS Over Ripe (Terlewat masak)
Stasiun Reception (penerimaan) TBS, menerima buah sawit matang yang baru dipanen dari perkebunan dan telah melewati tahap penyortiran, untuk memastikan buah yang mentah dikembalikan kepihak perkebunan kemudian menerima buah yang masak untuk di proses, dan buah yang terlewat masak untuk didahulukan diproses di pabrik, namun pada kenyataan dilapangan masih sering terdapat buah yang yang terlewat masak. Menurut hasil wawancara dengan asisten produksi hal ini dapat mempengaruhi kadar minyak yang terkandung pada saat proses perebusan dan dapat meningkatkan condensate kadar minyak akan terbuang bersama penguapan saat proses perebusan. 4.1.4
Kedisiplinan Karyawan
Kedisiplinan para pekerja seharusnya menjadi tanggung jawab para pekerja itu sendiri, kedisiplinan sangat berpengaruh untuk aspek-aspek penting misalnya produktivitas maupun kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja, dari pengamatan yang dilakukan mahasiswa kerja praktek masih banyak para pekerja yang kurang disiplin dalam memanajemen waktu contohnya saat pergantian shift pekerja selalu meninggalkan pekerjaan sebelum jam bekerja selesai. Selain itu kurang disiplinnya pekerja mengenai atribut keamanan dan keselamatan kerja yang tidak lengkap mengingat dilantai produksi diharuskan setiap pekerja bertanggungjawab atas keselamatan diri sendiri, dalam hal ini masih banyak pekerja yang tidak menggunakan pelindung telinga ( ear plugs) dilantai produksi yang bising, tidak menggunakan masker pada saat bekerja dilantai produksi yang terdapat debu ataupun asap, kemudian masih ada juga pekerja bengkel pada saat mengelas tidak menggunakan mpelindung mata dan masker sebenarnya ini dapat mengganggu kesehatan secara langsung maupun tidak langsung. Dari hasil wawancara dengan para pekerja yang mengabaikan
keselamatan dan kesehatan dalam bekerja, memreka merasa tidak terbiasa akan menggunakan atribut keselamatan. 4.1.5
Penggunaan Sarung Tangan Safety
Penggunaan sarung tangan safety (sarung tangan kulit) bertujuan untuk melindung tangan dari ancaman benda-benda tajam dan berbahaya yang dapat berpotensi melukai tangan namun disisi lain dapat menjadi masalah, masalah yang sering terjadi mengenai sarung tangan kulit dapat tersangkut pada saat menggunakannya untuk melakukan perkerjaan pada saat mengoperasikan mesin. 4.2
Pembahasan
Permasalahan-permasalahan
yang
ada
telah
diuraikan
diatas
dan
mahasiswa kerja praktek menawarkan solusi dari setiap permasalahan yang ada di perusahaan. Penawaran solusi sebagai berikut: 4.2.1
Target Produksi Palm Kernel Oil (PKO)
Target produksi PKO yang tidak tercapai dapat diketahui dengan adanya laporan briefing apel pagi yang dilakukan. Dari hasil tinjuan mahasiswa kerja praktek selama berada dilantai produksi stasiun KCP, pengepresan (ekstraksi) dilakukan dengan adanya kendala sehingga target tidak tercapai, kendala yang sering terjadi adalah kerusakan mesin, ausnya screw press hingga putusnya belting penghubung motor penggerak dengan mesin, sehingga diharuskan untuk
dilakukanya perbaikan terhadap mesin. Pada saat breakdown mesin maka akan berhenti proses distasiun KCP ini. Dilihat dari permasalahan yang ada mahasiswa kerja praktek memberikan solusi untuk perusahaan sebagai berikut: 1. Operator dan pekerja harus meningkatkan kedisiplinan 2. Karyawan proses lebih berkoordinasi dan lebih mengecek agar seluruh mesin press berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai target produksi yang telah ditetapkan perusahaan.
3. Seharusnya tidak boleh terjadi breakdown mesin genset pada saat proses produksi utuk itu pihak yang berada di bagian energi harus lebih bertanggung jawab. 4.2.2 Breakdown Mesin Genset
Daya energi yang bagus membuat kelancaran proses produksi yang sedang berlangsung, namun Breakdown Mesin Genset ini kerap terjadi pada saat proses produksi berlangsung hal ini sangat merugikan perusahaan. Breakdown Mesin Genset biasanya terjadi apabila terjadi transisi daya dari menggunakan daya boiler
beralih menggunakan daya PLTB. Transisi daya dilakukan untuk meminimalkan kinerja boiler namun kerap terjadi kurang stabilnya daya sehingga menyebabkan Breakdown Mesin Genset dan stop produksi.
Dilihat dari pengamatan mahasiswa kerja praktek hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi saat akan melakukan peralihan ataupun transisi daya oleh seluruh operator disetiap stasiun. Dan kurang stabilnya pada saat transisi daya yang dilakukan. Solusi yang dapat ditawarkan kepada perusahaan, sebagai berikut: 1. Pihak stasiun daya (energi) melakukan koordinasi ataupun pemberitahuan sebelum melakukan transisi daya. 2. Untuk menghindari Breakdown Mesin Genset peralihan ataupun transisi daya harus dilakukan secara bertahap sampai daya yang dialirkan stabil, setelah stabil dan mencukupi maka akan dialihkan seluruh daya ke energi yang diinginka. Cara bertahap ini dapat dilakukan dengan peralihan daya perstasiun ataupun permesin, ketika ini dapat dilakukan maka Breakdown Mesin Genset tidak akan terjadi dan akan memperlancar proses produksi. 4.2.3
TBS Over Ripe (Buah Terlewat Masak)
Pada Stasiun Reception (penerimaan) TBS permasalahan yang kerap terjadi ialah penumpukan buah sehingga buah sawit menunggu lama untuk diproduksi hal ini membuat buah menjadi over ripe. Dilihat dari sudut pandang mahasiswa kerja praktek penyebab terjadinya over ripe ini akibat terlalu banyaknya buah dari pekebun yang masuk sehingga terjadi penumpukan buah.
Penumpukan buah yang terjadi tidak diimbangi dengan psoses produksi yang maksimal tidak maksimal dalam hal ini yaitu mesin yang digunakan tidak semua bekerja Solusi yang dapat ditawarkan ke perusahaan, sebagai berikut: 1. Karyawan distasiun sortir lebih disiplin dalam melakukan pemilahan buah sawit dan memisahkan buah yang mengalami over ripe. 2. Mendahulukan memproses buah yang over ripe. 3. Memaksimalkan kinerja mesin-mesin proses produksi dan melakukan perawatan secara berkala sehingga dapat tercapai kelancaran produksi dan dapat memproses seluruh buah dan tidak terjadi penumpukkan buah sawit di stasiun penerimaan. 4.2.4
Kedisiplinan Karyawan
Kedisiplinan yang baik akan membuat kinerja semakin baik dan dapat terciptanya produktivitas yang baik dalam bekerja tentunya, beberapa faktor yang mempengaruhi
kedisiplinan
waktu
dan
kedisiplinan
mengenai
keamanan
dirisebagai berikut 1. Pekerja jenuh dan ingin cepat-cepat pulang kerumah masing-masing 2. Kurangnya kesadaran akan keselamatan diri 3. Tidak terbiasa menggunakan alat pelindung diri yang malah dianggap merepotkan dalam melakukan pekerjaan Adapun solusi yang dapat ditawarkan keperusahaan adalah sebagai berikut: 1. Memberikan alarm kepada seluruh pekerja untuk mengingatkan pergantian jam kerja maupun penanda jam kerja telah selesai 2. Menempatkan slogan-slogan mengenai kedisiplinan waktu 3. Perusahaan
memberikan
pengarahan
mengenai
betapa
pentingnya
menggunakan alat pelindung diri dan menerapkan penggunaan nya terhadap seluruh karyawan yang ada.
4.2.5
Penggunaan Sarung Tangan Safety
Pentingnya menggunakan sarung tangan safety untuk melindungi tangan pada saat bekerja namun dilihat dari tinjauan saat dilapangan timbul potensi kecelakaan kerja yang diakibatkan sari sarung tangan ini, hal ini dikarenakan desain sarung tangan yang besat dan daya genggam sarung tangan tidak terlalu kuat sehingga dapat membahayakan pengguna. Dilihat dari permasalahan yang ada solusi yang dapat ditawarka adalah perusahaan ataupun pihak yang bertanggung jawab dapat mendesain ulang sarung tangan agar lebih aman dan efisien pada saat digunkan.
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan aktivitas kerja praktek dan hasil pembahasan adalah sebagaiberikut: 1. PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1 adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri pengolahan kelapa sawit adapun Jenis-jenis produk yang dihasilkan PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1 diantaranya crude palm oil (CPO), palm kernel oil (PKO), Bungkil atau palm kernel expeller (PKE), limbah cair untuk pembangkit listrik
tenaga biogas dan limbah padat. Kemudian Mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi PKO di PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1, sebagai berikut: a. Mesin Splitter b. Mesin Steam Sterilizer c. Mesin Thresser d. Mesin Digester dan Mesin Press e. Mesin Cake Breaker Conveyor (CBC) f.
Mesin Depericarper
g. Mesin Nut Polishing Drum h. Mesin Ripple Mill i.
Mesin Kernel Polishing Drum
j.
Mesin Hidricyclon
k. Mesin Kernel Silo Drier l.
Mesin Kernel Crusher
m. Mesin Vibrating Screen n. Mesin Filter Leaf o. Mesin Pompa Minyak 2. Produk yang dihasilkan PT. Inti Indosawit Subur diantaranya Clude Palm Oil (CPO), produk ini dapat digunakan untuk dijadikan bahan
makanan seperti minyak goreng, margarine, lemak nabati dan lain lain seperti biodiesel, salah satu perusahaan yang mengolah produk CPO menjadi bahan makanan adalah perusahaan Wilmar Group yaitu PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai. Selain itu PT. Inti Indosawit Subur juga memasok CPO ke anak Perusahaan Asian Agri PT.Asianagro Agung Jaya untuk diolah menjadi biodiesel. Kemudian produk Palm Kernel Oil (PKO) PT. Inti Indosawit Subur lebih banyak digunakan
untuk produk sabun, deterjen, bahan pelembut dan penghalus serta bahan kosmetik lainnya sehingga PKO dikirim ke PT. Unilever Oleochemical Indonesia (UOI) Medan, untuk diolah menjadi bahan baku pembuatan sabun, shampo maupun deterjen. Tidak hanya itu PT. Inti Indosawit Subur juga menghasilkan Palm Kernel Expeller (PKE) yang digunakan untuk bahan pakan ternak yang memiliki gizi tinggi untuk hewan ternak. 3. Adapun alur proses produksi Palm Kernel Oil (PKO) di PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1 sebagai berikut: a. Stasiun Reception (penerimaan) Stasiun Reception
ini memproses buah sawit dengan cara
penyortiran, sesuai kriteria yang telah ditentukan perusahaan. b. Stasiun Sterilizer (Perebusan) Stasiun perebusan dilakukan untuk mempermudahkan proses pemisahan antara brondolan dan janjangan. c. Stasiun Thresser (penebahan / bantingan) Proses distasiun ini yaitu pemisahan brondolan dan janjangan dengan cara dibanting didalam drum tersser yang berputar d. Stasiun Press Pada stasiun ini brondolan akan dipisahkan daging buah dan nut kemudian di press untuk diekstraksi minyak CPO. Stasiun ini menghasilkan
minyak
buah
sawit
dan
biji
sawit
untuk
dikirimkestasiun selanjutnya.
V-2
e. Stasiun Kernel Proses distasiun ini yaitu pemisahan serat-serat dengan biji kemudian biji dipecahkan untuk memisahkan cangkangnya dengan inti sawit. f.
Stasiun Kernel Crushing Plan Proses pada stasiun ini yaitu mengekstraksi intisawit untuk mendapatkan Palm Kernel Oil (PKO) dan Bungkil ataupun Palm Kernel Expeller (PKE).
4. Masalah yang terjadi pada saat mahasiswa kerja praktek berapda di PT. Inti Indosawit Subur PMKS Ukui 1, sebagai berikut: a. Target produksi palm kernel oil yang tidak tercapai b. Stop Engine c. Masih terdapat buah yang terlalu masak (Over ripe) d. Masih kurangnya kedisiplinan waktu dan keselamatan diri e. Masih kurangnya kemanan menggunakan sarung tangan safety 5. Solusi yang ditawarkan keperusahaan terhadap masalah yang ada, sebagai berikut: a. Dilihat dari permasalahan mengenai Target produksi palm kernel oil yang tidak tercapai mahasiswa kerja praktek memberikan solusi untuk perusahaan sebagai berikut: 1) Operator dan pekerja harus meningkatkan kedisiplinan 2) Karyawan proses lebih berkoordinasi dan lebih mengecek agar seluruh mesin press berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai target produksi yang telah ditetapkan perusahaan. 3) Melakukan perawatan yang rutin terhadap mesin-mesin yang ada, serta dilakukannya pengecekan secara berkala pada saat proses produksi untuk menghindari stop production ataupun kerusakankerusakan pada saat proses produksi. 4) Membuat penjadwalan berkala dengan menggunakan tabel check dalam perbaikan atau maintenance control .
V-3
5) Membuat SOP mesin untuk meminimalisir kerusakan yang terjadi pada mesin. 6) Melakukan rekondisi terhadap worm screw press 7) Menyediakan worm screw press untuk cadangan sehingga dapat langsung diganti saat terjadi kerusakan 8) meminimalisir breakdown mesin pada saat proses produksi, untuk itu pihak yang berada di bagian energi harus lebih bertanggung jawab untuk menstabilkan daya yang diperlukan. b. Solusi yang dapat ditawarkan kepada perusahaan terhadap masalah stop engine, sebagai berikut:
1) Pihak stasiun daya (energi) melakukan koordinasi ataupun pemberitahuan sebelum melakukan transisi daya. 2) Untuk menghindari Breakdown Mesin peralihan ataupun transisi daya harus dilakukan secara bertahap sampai daya yang dialirkan stabil, setelah stabil dan mencukupi maka akan dialihkan seluruh daya ke energi yang diinginkan. Cara bertahap ini dapat dilakukan dengan peralihan daya perstasiun ataupun permesin, ketika ini dapat dilakukan maka Breakdown Mesin tidak akan terjadi dan akan memperlancar proses produksi. 3) Membuat SOP agar pengalihan daya lebih teratur c. Solusi yang dapat ditawarka ke perusahaan mengenai masalah Masih terdapat buah yang terlalu masak ( Over ripe), sebagai berikut: 1) Karyawan distasiun sortir lebih disiplin dalam melakukan pemilahan buah sawit dan memisahkan buah yang mengalami over ripe.
2) Memaksimalkan kinerja
mesin-mesin
proses produksi
dan
melakukan perawatan secara berkala sehingga dapat tercapai kelancaran produksi dan dapat memproses seluruh buah dan t idak terjadi penumpukkan buah sawit di stasiun penerimaan. 3) Mendahulukan memproses buah yang over ripe.
V-4
4) Melakukan
penjadwalan
produksi
untuk
mencapai
target
penyelesaian pengolahan TBS. 5) Menggunakan sistem perencanaan kebutuhan material atau master requirement planning (MRP)
d. Adapun solusi yang dapat ditawarkan keperusahaan mengenai masalah Masih kurangnya kedisiplinan waktu dan keselamatan diri adalah sebagai berikut: 1) Mengukur beban kerja fisik dan mental menggunakan nasa TLX untuk mengetahui sejauh mana tingkat kelelahan karyawan agar pihak perusahaaan dapat mengevaluasi kinerja dan kedisiplinan karyawan. 2) Melakukan Penelitian kerja dan analisis kerja pada yang dasarnya akan memuaskan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan akan diselesaikan. 3) Melakukan pengukuran kerja misalnya menggunakan metode Sampling kerja atau Work Sampling 4) Memberikan reward kepada karyawan disiplin agar dapat meningkatkan kedisipinan dan semangat dalam bekerja 5) Memberikan alarm kepada seluruh pekerja untuk mengingatkan pergantian jam kerja maupun penanda jam kerja telah selesai 6) Merancang ulang slogan-slogan mengenai kedisiplinan waktu dan keselamatan kerja 7) Perusahaan memberikan pengarahan mengenai betapa pentingnya menggunakan alat pelindung diri dan menerapkan penggunaan nya terhadap seluruh karyawan yang ada. 8) Melaksanakan pelatihan k3 secara rutin e. Dilihat dari permasalahan mengenai masih kurangnya kemanan menggunakan sarung tangan safety solusi yang dapat ditawarka adalah perusahaan ataupun pihak yang bertanggung jawab dapat mendesain ulang sarung tangan agar lebih aman dan efisien pada saat digunkan.
V-5
5.2
Saran
Berdasarkan hasil kerja praktek yang dilakukan mahasiswa magang, ada beberapa saran untuk perusahaan yaitu: 1. Menerapkan kedisiplinan kepada seluruh karyawan agar dapat melakukan pekerjaan sesuai prosedur kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan 2. Memberikan reward kepada karyawan yang berprestasi dan memiliki kinerja yang baik agar setiap karyawan memiliki motivasi yang lebih dalam bekerja 3. Membuat program perkumpulan seluruh karyawan yang bertujuan untuk menambah kekompakkan kepada seluruh karyawan dan dapat menjalin komunikasi yang baik saat didalam maupun diluar lingkungan kerja
V-6
DAFTAR PUSTAKA
. Ginting, Rosnaini. SISTEM PRODUKSI, Medan, Sumatra Utara: Penerbit Graha Ilmu, 2007. Jono. Pengukuran beban kerja tenaga kerja dengan metode work sampling studi kasus PT. XY Yogyakarta. Jurnal Teknik Industri – Universitas Widya
Mataram Mataram Yogyakarta. Yogyakarta. 2015. 2015.
LAMPIRAN A ABSEN KEGIATAN
No.
1
2
Waktu pelaksanaan Jumat / 20-januari-2017
Sabtu / 21-Januari-2017
3
Senin / 23-Januari-2017
4
Selasa / 24-Januar 24-Januarii 2017 Rabu / 25-Januari-2017 Kamis / 26-Januari-2017
5 6
7
Jum’at /
27-Januar 27-Januarii 2017 8
Sabtu / 28-Januari-2017
9
Senin / 30-Januari-2017
10
Selasa / 31-Januar 31-Januarii 2017
11
Rabu / 01-Februari2017
12
Kamis / 02-Februari2017
13
Jum’at /
03-Februari2017
Pelaksanaan ke kerja pr praktek
pendamping
Penerimaan mahasiswa kerja Edi Suriono praktek oleh humas Perusahaan Konfirmasi pelaksanaan kerja praktek praktek kepada kepada asisten asisten produk produksi si Ilham Rizal dan dan Peng Pengar arah ahan an oleh oleh asis asiste ten n produksi Memahami arahan dan peraturan perusahaan serta perkenalan Ilham Rizal dengan karyawan perusahaan. Mengamati proses produksi Roni Sinulingga secara secara umum dilantai dilantai produksi produksi Keg Kegiata iatan n pe penin ninjaua jauan n stas tasiun iun Zulkifli Tambunan penerimaan dan sortir area Kegi Kegiat atan an peni peninj njau auan an Stas Stasiu iun n Sterilizer dan membantu operator Irwan Sinaga stasiun ini Melakukan pengecatan di area Stasiun Sterilizer untuk persiapan Roni Sinulingga peninjauan tim audit Peninjauan Stasiun Sterilizer mengontrol buah sawit yang masuk kedalam tabung dan Irwan Sinaga memb membaantu ntu perba rbaika ikan selan lang steam Peninjauan stasiun threshing (penebahan) dan membantu Roni Sinulingga memeperbaiki memeperbaiki conveyor Peninjauan stasiun bunch press dan membantu karyawan Roni Sinulingga mengecat area stasiun ini Melakukan pengecekan fungsi perangkap tikus dan metal Roni Sinulingga detektor Meninjau stasiun boiler, mesin genset dan PLTG Jumadi Pen Peninja injau uan sta stasiu siun press dan membantu operator.
Andi Saputra
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Sabtu / 19-Februari2017 Senin / 06-Februari2017 Selasa / 07-Februari2017
Rabu / 08-Februari2017 Kamis / 09-Februari2017 Jum’at /
10-Februari2017 Sabtu / 11-Februari2017 Senin / 13-Februari2017 Selasa / 14-Februari2017 Rabu / 15-Februari2017 Kamis / 16-Februari2017 Jumat / 17-Februari2017 Sabtu / 19-Februari2017
Membantu mekanik memperbaiki tabung digester pada stasiumn press Peninjauan stasiun kernel dan membantu operator. Membantu mekanik mengelas Cake breaker conveyor dan membersihkan tumpahan biji kernel yang tumpah kelantai produksi Peninjauan stasiun klarifikasi dan membantu operator. Peninjauan stasiun Kernel Crushing Plan dan membantu operator. Membantu mekanik memperbaiki mesin crusher dan membersihkan mesin filter leaf Meninjau bengkel dan membantu orang bengkel merekondisi dan memperbaik alat alat mesin Cuti
Jhon genta
Tukijan
Roni Sinulingga
Suryanto
Roni Sinulingga
Git Sugianto
Jhon genta
Stay dikantor membantu asisten produksi mempersiapkan penyambutan penyambutan tim audit Meninjau dan membantu karyawan mengontrol minyak di storage tank Meninjau laboratorium pabrik
Roni Sinulingga
Supri panjaitan
Supri panjaitan Stay dikantor dan meninjau ulan ulang g stas stasiu iun n pro prose sess pro produ duks ksii PKO Berpamitan kepada karyawan perudahaan yang telah membantu pelaksanaan kegiatan kerja praktek
Roni Sinulingga
Ilham Rizal
LAMPIRAN B DOKUMENTASI