Yayu Puji Astuti Astut i 110.2010.295
Pembimbing: dr. Zainuri Miltas, SpOG
Nama
Ny.O
Jenis Kelamin
Perempuan
Umur
25 tahun
Pendidikan
SMP
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
Status Pernikahan
Menikah
Agama
Islam
Alamat
Gempol Wetan RT 05/04
Nama Suami
Tn. H
Pendidikan Suami
SMP
Pekerjaan Suami
Buruh
Mulas-mulas sejak 10 jam SMRS
Adanya lendir, air-air, dan darah disangkal oleh pasien
Menarche Siklus Haid Jumlah pembalut Lama HPHT 2013 TP
: 12 tahun : 1 Bulan : 2x ganti : 7 hari : Oktober : Juli 2014
Ny. O G2P1A0 H-30mgu
Poli
Untuk memeriksakan kehamilan Keluhan utama: mulas sejak 10 jam SMRS
Sebelum kehamilan ini dan selama kehamilan jarang mengkonsumsi buah, sayur, sayur, dan umbian Selama kehamilan pasien rutin memeriksakan kehamilannya kehamilannya ke posyandu. Pasien pernah minum jamu dan mengkonsumsi obat warung tanpa resep
Dukun menyatakan pasien hamil, kemudian diurut
SEGERA TERMINASI !!!!
dukun
Saat ulangan suntik terakhir di bidan, pasien mengeluh keluar gumpalan darah
Pasien peserta KB suntik 3 bl
Riw Pernikahan
Riw Kehamilan
Menikah 1 kali sejak 7 tahun yang lalu (usia 18 tahun)
•
•
Riwayat 1: normal/ dukun/ hidup/ usia 4,5 th Riwayat 2: hamil ini
Riw Penyakit dahulu
-
Riw Penyakit keluarga
-
Riw Imunisasi
-
Status Generalis Status Tanda Vital
Keadaan umum: Baik Kesadaran : Composmentis Tek. Darah : 120/70 mmHg Nadi : 80x/menit, reg Pernafasan : 20 x/menit, reg Suhu : 36,6 0C TB/BB : 147 cm/ 49 kg. Nomor Sepatu : 36
Kepala : Normosefali Mata : CA (-/-) SI (-/-) Telinga : dbn Leher : dbn Mulut : dbn Thorax : Suara nafas vesikuler kanan = kiri, retraksi (-), Rh -/-, Wh -/Jantung : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-) Abdomen: Perut tampak membuncit simetris, striae gravidarum (+) Ekstremitas : Akral hangat, Edema tungkai -/-, Varises -/-
Status Ginekologis Pemeriksaan Luar Inspeksi •
•
•
•
Adanya warna kehitaman pada daerah wajah (cloasma gravidarum) Papilla mammae lebih menonjol, aerola mammae tampak berwarna lebih gelap, kelenjar Montgomery lebih jelas terlihat, Perut tampak membuncit simetris dan tampak adanya striae gravidarum Ekstremitas udem (-)
Pemeriksaan Dalam Paplpasi
•
•
•
•
•
Leopold I: 23 cm Leopold II: puka Leopold III: Leopold IV: His (-)
Auskultasi 156 x/menit regular
Vaginal Toucher: Keadaan vulva dan vagina tidak ada kelainan. Pengeluaran pervaginam darah (-), air (-), lendir (-). Portio kuncup. Pembukaan (-) cm
GDS : 76 mg/dl Hb : 13,1 g/dl Leukosit : 13.190 /µl Ht : 37,6 % Tr : 195.000 /µl Massa Perdarahan : 2” Massa Pembekuan : 10” Golongan darah : B/ Rh (+) HBSAg : Negatif Anti HIV 1 : Non reaktif
•
Pemeriksaan Penunjang USG:
tampak os oksipital, tanpa terbentuknya kubah tengkorak •
Diagnosis Kerja: G2P1A0 H-30 mgu dengan anensefalus
Rencana Penatalaksanaan •
•
Observasi keadaan umum (KU), tanda vital (TTV), detak jantung janin (DJJ), vesica urinaria (VU), dan His ibu Induksi ibu untuk mempercepat terminasi
Prognosis: dubia ad malam
Follow Up
Diagnosis Akhir: P2A0 PP Induksi
Pasien mengaku H-7bln datang ke poli untuk memeriksakan kandungannya ke dokter spesialis untuk pertama kali karena merasakan mulas sejak 10 jam SMRS
Keluhan lain disangkal oleh pasien. Riwayat penyakit dahulu pasien maupun keluarga (-)
Riwayat kehamilan dan persalinan pasien: I. normal/ dukun/ hidup/ usia 4,5 th II. Hamil ini
Sebelum mengetahui kehamilannya (pada trimester I), pasien mengaku masih melakukan suntik KB 3 bulan Sebelum mengetahui kehamilannya (trimester I), pasien mengaku pernah keluar gumpalan darah sebanyak 3 kali
Pasien mengaku baru mengetahui kandungannya saat UK 4 bulan
Pasien mengaku selama kehamilan, rajin memeriksakan kandungannya ke posyandu, namun jarang mengkonsumsi sayur, buah, maupun umbi-umbian
Apakah penegakan diagnosis pada kasus ini sudah tepat? YA
Faktor predisposisi apa yang didapatkan pada pasien ini ?
•
•
Pasien masih melakukan KB suntik 3 bulan saat trimester I kehamilan, karena pasien tidak mengetahui sedang hamil FAKTOR HORMONAL Pasien mengaku jarang mengkonsumsi sayur, buah, maupun umbi-umbian FAKTOR GIZI DAN KADAR ASAM FOLAT YANG RENDAH
Apakah penatalaksanaan pasien ini sudah adekuat? YA
Penatalaksanaan untuk secepatnya diterminasikan dengan cara induksi pada pasien dirasa sudah tepat dikarenakan apabila menunggu usia kehamilan aterm, disamping akan menyulitkan proses persalinan juga akan mengganggu psikis pada ibu.
EMBRIOGENESIS
DEFEK TUBA NEURALIS/ Neural Tube Deffects (NTD)
MACAM-MACAM NTD
/ mesoderm paraksial
/ krista neuralis
Awal mgu ke-3
Pd hr ke 26-28
JENIS NTD’s Akibat kegagalan dari tuba neuralis secara spontan pd mgu ke-3 dan ke-4 dalam perkembangan. Penyebab pasti masih blm diketahui. Namun beberapa bukti termasuk radiasi, obat, malnutrisi, bahan kimia, dan determinan genetik dpt mempengaruhi scra merugikan dlm perkembangan sistem saraf sentral saat pembuahan
Definisi ANENSEFALUS •
Anensefalus merupakan akibat pada lipatan saraf kranial yang gagal meninggi dan menutup sehingga neuroporus kranialis terbuka. Tengkorak tidak pernah terbentuk dan jaringan otak mengalami degenerasi. Hal ini mengakibatkan jaringan saraf akan menjadi berantakan dan terpajan ke cairan amnion yang menyebabkan nekrosis dan lenyapnya jaringan. Cacat ini selalu mematikan dan sebagian besar kehamilan dengan cacat ini diterminasi (Sadler, 2006).
•
Anencephaly adalah cacat perkembangan serius dari sistem saraf pusat di mana otak dan tengkorak kubah yang terlalu cacat. Cerebrum dan cerebellum berkurang atau tidak ada, namun otak belakang hadir. Anencephaly adalah bagian dari spektrum defek tabung saraf / Neural Tube Defects (NTD). Cacat ini terjadi jika tabung saraf gagal menutup selama minggu keempat ketiga untuk pembangunan, yang menyebabkan hilangnya janin, lahir mati, atau kematian neonatus (Melnick, et al 1987).
•
Anensefalus merupakan suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda spinalis). Anencepalus terjadi karena kegagalan menutupnya tempurung tengkorak (Novi, 2012).
Tanda dan Gejala Ibu (Maternal)
Janin (Fetal)
1.
Polihidramnion
1. tidak memiliki tulang tengkorak
2.
Kemungkinan adanya
2. tidak memiliki otak (hemisfer
persalinan disfungsional
serebri dan serebelum)
(dilatasi serviks buruk)
3. kelainan pada gambaran wajah
3.
Dapat mengakibatkan PPH
4. kelainan jantung
4.
Penghentian kehamilan
5. Resiko pada pemisahan plasenta dari janin premature karena adanya trauma pada lesi tengkorak terbuka dan iskemia
Amniosintesis
USG
TR II
Pemeriksaan Penunjang
Kadar estriol pada urin ibu
TR III
Pencegahan
Induksi Persalinan Alami
Definisi
Buatan
Teknik Farmakologis
Teknik Mekanis
Indikasi dan Kontraindikasi
Syarat penggunaan induksi dengan Bishop score
Definisi •
Induksi persalinan adalah memberikan stimulasi timbulnya kontraksi sebelum adanya awitan (onset) spontan persalinan, dengan tujuan timbulnya aktifitas uterus yang mampu untuk menghasilkan pembukaan serviks dan penurunan janin serta menghindari terjadinya hiperstimulasi dan gawat janin.
Indikasi Indikasi darurat (emergensi)
1) Hipertensi gestasional yang berat 2) Diduga komplikasi janin yang akut 3) PJT (IUGR) yang berat 4) Penyakit maternal yang bermakna dan tidak respon dengan pengobatan 5) Korioamnionitis
Indikasi segera (urgent)
Indikasi tdk segera (non-urgent)
1) 1) KPD saat aterm atau dekat aterm 2) PJT tanpa bukti adanya komplikasi akut 3) DM yang tidak terkontrol 4) Penyakit iso-imun saat aterm atau dekat aterm
2) 3)
4) 5)
6)
Kehamilan ‘postterm’ DM terkontrol baik Kematian intrauterin pada kehamilan sebelumnya Kematian janin Problem logistik (persalinan cepat, jarak ke rumah sakit) Tanda polihidramnion
CPD
Insufisiensi plasenta
Cacat rahim
Grande multipara
Kontra Indikasi
Distensi rahim yang berlebihan
Malposisi dan Malpresentasi
Plasenta previa Gemelli
Skor Bishop Standarisasi
objektif dalam memilih pasien yang lebih cocok untuk dilakukan induksi persalinan pada pasien presentasi belakang kepala. Bila skor total ≥6, keberhasilan induksi persalinan tinggi Skor Faktor
0
1
2
3
0
1-2
3-4
≥5
0-30
40-50
60-70
≥ 80
-3
-2
-1 atau 0
+1 atau +2
Keras
Medium
Lunak
-
Pembukaan serviks (cm) Pendataran serviks (%) Penurunan Kepala Konsistensi serviks Posisi/arah
Teknik Farmakologis •
•
Prostaglandin E 2 dinoproston : digunakan untuk mematangkan serviks Prostaglandin E 1 misoprostol
Misoprostol •
Sifat:
•
Tak larut dalam air Memberikan efek imunosupresif Menyebabkan vasodilatasi Bertindak sebagai uterotonika Sediaan: •
•
•
•
Misoprostol (2) •
Efek samping •
•
•
•
Utama: diare, nyeri perut, dan uterotonik Pada kasus PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat): Meningkatkan resiko terjadinya hipoksia intrauterin, dihubungkan dengan ES takistol/ hiperkontraktilitas miometrium Pada abirtus inkomp/ insipien: misoprostol membutuhkan waktu yang lama karena adanya perdarahan Pada mola: jaringan mola yang banyak dan keadaan miometrium yang tipis, misoprostol dapat meningkatkan tertinggalnya jaringan dan ruptur uteri
Misoprostol (3) •
Keberhasilan penggunaan misoprostol tergantung pada organ-organ yang terkait, namun dalam penelitian angka keberhasilan induksi dengan misoprostol berkisar antara: •
•
•
•
Untuk janin mati ± 79 – 100% Untuk janin hidup ± 61,4-96% Kelahiran pervaginam 93,4% dgn misoprostol 50 µg intravaginal > dr oksitoksin (89,5%) Pematangan serviks lebih baik pada penggunaan misoprostol (200 µg/oral) dibanding tetes oksitoksin untuk KLB
Misoprostol (4) •
Kontraindikasi: •
•
Kontraindikasi sesuai dengan induksi persalinan Kontraindikasi untuk pemberian prostaglandin secara umum: adanya riwayat glaukoma dan ditemukan kondisi penyakit jantung sebelumnya
Teknik Mekanis •
Dilator Serviks Higroskopis
•
Pelucutan Selaput Ketuban ( Stripping of the membranes)
•
Insersi Kateter Foley
•
Amniotomi
Dilator Serviks Higroskopis
Pelucutan Selaput Ketuban (S tr i p p i n g o f t h e membranes)
Insersi Kateter Foley
Amniotomi
Induksi dengan Oksitoksin
DAFTAR PUSTAKA Achadiat, Crisdiono. 2003. Prosedur Tetap Osbtetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC Behrman, Richard E dan Robert M Kliegman. 2010. Nelson Esensi Pediatri Edisi 4. Jakarta. EGC. Page 825826 Bujold E, Blackwell SC, Gauthier RJ. 2004. Cervical ripening with transervical foley catheter and the risk of uterine rupture. Obstet Gynecol 103:18 Cunningham F. Gant, dkk. 2002. Obstetri Williams, Edisi 21, Volume 2. Jakarta. EGC. Page 1066-1068. Cunningham FG (editorial). 2005. Induction of labor in “William Obstetrics” 22nd ed p 536 – 545 , Mc GrawHill Companies Melnick M, Myrianthopoulos NC. 1987. Studies i n neural tube defects. II. Pathologic findings in a prospectively collected series of anencephalics . Am J Med Genet 26:797 –810. Prawiroharjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan edisi ketiga cetakan ke delapan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Saiffudin AB (ed). 2002. Induksi dan Akselerasi persalinan dalam “Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal” YBPSP,Jakarta Satyanegara. 2010. Cacat Otak Bawaan. Ilmu Bedah Saraf, Edisi IV. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Page 321- 344 Shiota K. 1982. Neural tube defects and maternal hyperthermia in early pregnancy: epidemiology in a human embryo population . Am J Med Genet 12:281 –8. http://emedicine.medscape.com/article/1181570-overview#Anenchepaly. Diunduh tanggal 19 Mei 2014 http://iheartautopsy.com/wp-content/uploads/2012/02/anencephaly1.gift. Diunduh tanggal 19 Mei 2014