MOBILE CRANE PERALATAN DAN M E T OD OD E K O N S T R U K S I C
2
MA DE B Y Dizq Krismanadha Mohammad Yasin Rizaldi Firdaus A Savira Amelia R Tito Ad Adwitiya
(03111640000009) (03111640000025) (03111640000082) (0311 (03111640000108) (03111440000083)
3
MOBILE CRANE ? Mobile Mobile Crane Crane adal adalah ah alat pengang pengangkat kat yang pada umumny umumnya a dileng dilengkapi kapi deng dengan an drum drum tal talii baja baja,, tali tali baja baja dan dan ranta rantaii yang yang dapat dapat digun digunak akan an untuk untuk meng mengan angka gkatt dan dan menur menurun unka kan n mater materia iall secar secara a vert vertik ikal al dan dan memi memind ndahk ahkan anny nya a secara secara horizont horizontal. al.
5
Jenis-Jenis Mob obil ile e Crane Crane
5
Hydraulic yd raulic Truck ru ck Crane Stand Standar ar dala dalam m mobi mobill crane crane hidr hidrol olik ik truck truck crane crane dapat dapat mengang mengangkat kat ribuan ribuan pound pound menggun menggunaka akan n tenaga tenaga hidroli hidrolik k yang yang mengnd mengndalk alkan an kekuat kekuatan an mela melalu luii minya minyak k untuk untuk mend mendoro orong ng pist piston on boom boom dalam arah yang berlawanan. berlawanan. Truck hidraulik hidraulik crane crane sang sangat at penti penting ng untu untuk k memb membang angun un proye proyek k proyek proyek besar besar seperti seperti jembat jembatan, an, gedung, gedung, bandara, bandara, jalan jalan raya. raya.
6
All Terrain Crane All terrain crane dapat beroperasi pada permukaan yang halus dan mulus (on-road) maupun pada permukaan yang bergelombang dan tidak rata (off-road) dengan kecepatan hingga 40 m/jam. Crane ini beroperasi dengan menggunakan satu atau dua mesin dan dilengkapi dengan derek hidrolik serta boom (lengan) teleskopik yang dapat meraih material hingga sejauh 60 meter dengan kapasitas beban 50-400 ton. All terrain crane ini cocok untuk digunakan dalam pembangunan berskala besar.
7
Rough Terrain Crane Tipe ini cocok untuk dioperasikan pada medan berat atau permukaan yang tidak rata atau offroad. Ini karena rough terrain crane dilengkapi dengan roda karet all-wheel drivesnya yang dapat dengan mudah menaklukan medan berat. Karena roda ini pula, pada beberapa negara, kendaraan berat ini dilarang untuk melewati jalanan umum dan harus diangkut dengan menggunakan truk. Crane ini biasa digunakan pada operasi pick-and-carry, seperti pembangunan jembatan, dan proyek pembangunan skala besar lainnya. Rough terrain crane memiliki kapasitas beban hingga 12-80 ton.
5
8
Crawler Crane Crawler crane adalah tipe crane yang bergerak dengan menggunakan roda rantai. Mobile crane ini ada yang dilengkapi dengan lengan teleskopik atau jeruji. Meski mudah digerakkan di sekitar daerah konstruksi, namun crane ini juga bisa sangat mahal untuk dipindahkan dari satu daerah konstruksi ke konstruksi lainnya karena ukuran dan beratnya yang besar sehingga harus diangkut.
5
Dimensi Mobile Crane
10
Crane Boo m
(Unit: mm )
4,035
6,530
2,080
1,400
R4,950
5 8 8 , 7
940
0 0 0 2 , 7 5 2 , 3
5 2 5 , 2
0 4 3 , 1
0 8 5 , 3
4,200 3,200 1,600
0 8 4
910 6,890 7,895
6,310
11
Limit of Hook Lifting
Hook L
L
120 t hook 5.0 m 70 t hook 5.0 m 35 t hook 5.0 m
L'
Hook 12 t ball hook
L' 4.2 m
12
(Unit: mm )
Tower Jib 15°-75° Jib Offset Angle is Limited. (Over 15 )
Tower Angle (60°-90°)
5
Cara Kerja Mobile Crane
14
Cara Kerja Mobile Crane Cara kerja atau siklus kerja dari mobile crane adalah gerakan dari mobil crane selama melakukan gerakan untuk berproduksi adalah sebagai berikut : 1. Mengangkat (menarik material). 2. Memutar (bergerak secara horizontal). 3. Menurunkan / m embongkar material. 4. Kembali pada posis i ke tempat memuat.
15
SAFE LOAD INDICATOR (SLI) Salah satu kecelakaan yang mengakibatkan kerugian besar dan bahkan sampai fatal adalah karena beban overload dari sebuah crane. Seperti halnya mesin lain, crane mempunyai batas dalam mengangkat barang, tergantung kapasitasnya. Pada umumnya crane dilengkapi dengan load chart/ daftar beban. Namun, sangat banyak operator crane dan rigger sering mengabaikan hal ini. Apalagi bila beban tidak kita ketahui dengan jelas. Untuk itu SLI sering juga disebut sebagai safety device. Ada tiga jenis SLI yang kita kenal selama ini yakni : Sistem elektronis Sistem mekanis
5
16
Fungsi SLI Mengetahui berat barang Mengetahui panjang dan sudut boom Mengetahui radius kerja Memberikan peringatan kepada operator apabila beban mendekati overload dengan ditandai adanya signal visual dan audio
5
17
Keterangan warni ng y ang dib erikan SLI/LMI dalam menginfo rmasikan kepada operator Lampu Hijau
Lampu Kuning
Menyala selama crane dalam keadaan stand by dan bekerja dalam safe condition di mana barang yang diangkat crane masih berada di bawah beban SWL.
Menyala apabila beban mencapai area kritis. Batas kritis ini berbeda pada setiap crane, tergantung manufaktur. Namun pada umumnya lampu kuning menyala bila beban mencapai antara 90% sampai 99% SWL dan berlaku pada setiap pengoperasian baik static lifting maupun dynamic lifting.
Lampu Merah Menyala dan signal audio berbunyi bila beban mencapai 100% SWL . pada saat itu semua handel crane akan berhenti dan gerakan crane yang bisa dilakukan adalah lowering, naik boom dan swing. Juga gerakan retract boom pada crane teleskopik.
18
Lim it Moment Indicator (LMI) Usahakan sesedikit mungkin gerakan crane. Hitung secara cermat beban yang akan diangkat dengan crane. Berikan additional safety factor untuk menghindar agar tidak terjadi overload beban. Gunakan manual load chart. Tanpa menggunakan LMI, memang banyak kesulitan akan dihadapi terutama karena operator tidak bisa mengetahui dengan pasti ketinggian ujung boom dan radius kerja crane. Namun dengan penggunaan perhitungan kalkulator dan manual boom angle indicator hal itu bisa dihitung dengan cermat.
19
Radius K erja Crane (Work Raidi us) Radius kerja crane bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut : R = RAF X BL ± C Keterangan : R = Working Radius RAF = Radius Angle Factor BL = Boom Length C = Constanta (jarak pangkal boom dengan titik tengah meja putar/turn table) ± = plus, bila pangkal boom berada di depan turn table, lattice boom minus, bila pangkal boom berada di belakang turn table, hydraulic boom
20
Ketinggian Kerja Crane (Work Height) Sementara itu ketinggian ujung boom bisa dihitung dengan rumus : H = HAF X BL + C Keterangan : H = Height/ tinggi boom tip HAF = Height Angle Factor BL = Boom Length C = Constanta (jarak pangkal boom/ boom butt ke landasan crane / base)
21
Tabel RAF dan HAF Angle
RAF
HAF
30°
0.8660
0.5000
35°
0.8192
0.5735
40°
0.7660
0.6428
45°
0.7071
0.7071
50°
0.6428
0.7660
55°
0.5736
0.8192
60°
0.5000
0.8660
65°
0.4226
0.9063
70°
0.3420
0.9397
75°
0.2882
0.9659
80°
0.1736
0.9848
22
Contoh Permasalahan
Sebuah crawler/lattice crane dioperasikan dengan panjang boom 100 feet (30.48 meter) dan sudut 65 , C (jarak boom butt terhadap center turn tabe) 5 feet (1.524 meter) dan jarak boom butt terhadap landasan crane 3.5 feet (1.07 meter), maka perhitungannya sebagai berikut: °
Radius = (0.4426 X 100) + 5 = 44.26 + 5 = 49.26 feet (15.01 meter) Height = (0.9063 X 100) + 35 = 90.63 +3.5 = 94.13 feet (28.69 meter)
23
SAFEGUARDS PADA CRAWLER CRANE Boom Limit Switch
Hook Latch
Pengaman pada crane untuk mencegah berlebih nya derajat angkat sehingga beam dari crane tersebut menabrak ke body utama dari crane dan dapat berakibat hilangnya kestabilan saat proses lifting dan beban dapat jatuh atau menabrak pada beam crane itu sendiri (terdiri dari penunjuk derajat / pointer dan angle plate)
Pengaman pada hook crane yang berguna untuk mengunci beban yang dikaitkan pada hook agar tidak terlepas dari hook itu sendiri.
Over Hoist Limi t Switch Pengaman pada crane yang berfungsi untuk menahan ketika terjadi over height pada saat lifting yang dapat berakibat terlepas nya hook dan beban menjadi tidak stabil.
24
Persi apan Pengangkatan (Lif tin g)
Data – data yang diperlukan pada saat sebelum dilakukan proses lifting adalah :
1.2.-
3.4.-
Dimensi dari peralatan : tinggi dan panjangnya. Berat Beban yang akan diangkat : berat peralatan + lifting tackle (pengait/hook) + Hook block (pengunci hook) + wire rope yang berada di bawah boom + fly jib dan hook block yang terpasang padanya. Radius dari peralatan yang akan diangkat. Derajat kemiringan dari peralatan yang akan diangkat, dimana crane tersebut juga bergerak atau berpindah tempat saat proses pengangkatan dengan membawa beban.
5.- Counter Weight (beban penyeimbang). 6.- Arah angin secara spesifik.
7.8.-
Kondisi ruang kemudi.
9.-
Kekuatan tanah pijakan Crane (Lembut / berair, berlumpur atau tanah keras).
10.11.-
Jarak antara boom dengan peralatan yang akan diangkat.
SWL (Safety Weight Load) dari Lifting Tackles. Tempat yang akan dijadikan lay down atau tempat penurunan peralatan yang akan di pasang atau di pindahkan telah dalam kondisi aman dan sesuai dengan peralatan tersebut (untuk pemasangan pipa, beam,dll perlu dipastikan apakah ukurannya telah sesuai dan dapat dilakukan pemasangannya).
25
Proses Pengangkatan (Lifti ng Operations)
Hal – hal yang dapat menyebabkan gagalnya proses pengangkatan :
1.2.3.-
Buruknya kondisi mesin/crane.
4.5.-
Lantai/tanah pijakan yang lembut / berlumpur.
6.-
Pengangkutan dari sisi samping.
7.8.-
Pengayunan berulang – ulang.
9.-
Tinggi nya kecepatan angin.
Konfigurasi mesin tidak sesuai dengan spesifikasi. Penggunaan/pemasangan outriggers yang tidak tepat.
Crane tidak sesuai dengan beban yang akan diangkat (dari segi SWL, jenis dan kapasitas angkatnya)
Dampak dari naik – turunnya akselerasi saat pengangkatan dalam waktu yang singkat dan cepat.
26
Proses pengangkatan seperti gambar di atas menjadi aman ketika semua hook latch pada sling sehingga beban menjadi lebih stabil saat terjadi proses pengangkatan. Dengan tidak dipasanganya boom limit switch, maka ketika proses pengangkatan tidak ada pengontrol untuk derajat pengangkatan dari boom. Tentunya sebelum dilakukan pekerjaan dengan menggunakan segala jenis peralatan terutama alat alat berat seperti crane ini, pastikan dulu seluruh safety devices terpasang dan dalam kondisi yang bagus dan dapat beroperasi untuk melindungi operator ketika terjadi penyimpangan pada mesin saat mesin beroperasi.
27
Pada pengoperasian crane ini perlu diperhatikan juga kecepatan pengayunan boom saat mengangkat muatan. Jika operator tidak memperhatikan kecepatan pengayunan tersebut, maka benda yang diangkat dapat terayun dengan kencang dengan radius di luar radius aman dan dapat sangat berbahaya ketika dalam radius tersebut terdapat pekerja atau bangunan lain yang dapat menimbulkkan incident atau bahkan accident yang sangat parah. Kesalahan dalam proses penyangga boom saat pemasangan atau pembongkaran dari beam crane ini dapat mengakibatkan robohnya beam crane dan tentu saja dampaknya sangat besar terutama cedera pada manusia yang ada di sekitar nya, bisa sangat parah atau bahkan kematian.
28
Pengaturan L imit Switc h Pengaman pada crane untuk mencegah berlebih nya derajat angkat dan membatasi tinggi pengangkatan sehingga tidak mengakibatkan hilangnya kestabilan saat proses lifting.
29
Pengaruh Tekanan Ban
30
Power L ine Pada kondisi khusus, crane dapat beroperasi di area yang dekat dengan power line dengan tegangan yang sangat tinggi. Hal ini merupakan risiko yang sangat besar bagi operator jika terjadi kelalaian sedikit saja maka boom crane dapat menabrak power line dan operator di dalamnya dapat tersengat listrik ribuan volt dan dapat juga menyebabkab kematian bagi operator tersebut. Table di samping ini menjelaskan tentang berapa jarak yang aman ketika crane beroperasi di area dekat dengan power line tegangan tinggi.
31
Area Berput ar Cr ane Pada saat pengoperasian crane yang di sekitar nya terdapat bangunan, tumpukan barang atau kendaraan lain, pastikan ada jarak aman yang tidak terisi oleh benda apapun sehingga crane yang sedang beroperasi dapat melakukan putaran dengan aman tanpa ada nya hambatan apapun. Jarak minimum untuk area berputar nya crane tersebut sekitar 600 – 1000 mm dari body crane ke material – material yang ada di sekitar nya. Namun ketika jalur ini tidak tersadia maka pada saat proses lifting activity berjalan, semua akses yang menuju area lifting activity dan dekat dengan crane harus ditutup.
32
Sling Sling merupakan alat bantu dalam pekerjaan lifting, terbuat dari material seperti rantai, kawat, baja atau bahan sistetis, yang diikatkan dan dieratkan pada benda atau beban yang akan diangkat dan dikaitkan pada hook crane pada saat proses lifting. Pada saat proses lifting tentunya akan terjadi ketegangan pada sling. Tegangan dari sling dapat dihitung dengan formula berikut. Hasil dari formula ini juga menentukan apakah lifting activity tersebut aman atau tidak aman pelaksanaannya.
33
Tension o n Slings (Tegangan pada Sling)
34
Produktivitas Mobile Crane
36
Waktu Siklus (C) Jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan pengangkatan disebut waktu siklus. Waktu siklus ini memberikan informasi dan digunakan sebagai dasar perhitungan produksi alat berat. Secara rinci waktu siklus tersebut terdiri dari :
c. Waktu Memutar Adalah waktu yang diperlukan untuk memutar boom pada sudut yang diinginkan, semakin besar sudut yang akan dituju maka waktunya semakin lama.
d. Waktu Menurunkan a. Waktu Menunggu (Delay Time) Adalah waktu yang diperlukan untuk menumpah material atau melepaskan Adalah waktu yang diperlukan untuk mengaitkan/mengikat ikatan pada kait untuk pekerjaan ini maka harus dibantu oleh tenaga kerja material ke hook block. Untuk memuat material harus karena alat ini tidak dapat melepas sendiri ikatan materialnya. dengan bantuan tenaga kerja karena alat ini tidak bisa memuat sendiri material ke hook block. Waktu ini sering e. Waktu m emasang digunakan oleh operator untuk istirahat sejenak karena Adalah waktu yang diperlukan untuk memasang material yang telah material terkadang harus disiapkan dulu supaya dapat diangkat dan diturunkan dititik yang telah ditentukan. Pekerjaan ini dibantu diangkat. oleh pekerja untuk pemasangan nya. b. Waktu Mengangkat Adalah waktu yang diperlukan untuk mengangkat material pada ketinggian yang dituju semakin tinggi tujuan pengangkatan maka semakin panjang waktu yang diperlukan, demikian juga sebaliknya.
f. Waktu kembali lagi Adalah waktu yang diperlukan untuk memutar kembali setelah melepas ikatan material dan kembali ke tempat mamuat material yang baru.
37
Efisiensi Kerja (E) Dalam merencanakan suatu proyek produktivitas per jam dari suatu alat yang diperlukan adalah produktivitas standar dari alat tersebut dalam kondisi ideal dikalikan dengan suatu faktor, faktor tersebut dinamakan efisiensi kerja. Efisiensi kerja tergantung pada banyaknya faktor seperti : topografi, keahlian operator dan standar pemeliharaan yang menyangkut operasi alat. Dalam kenyataan nya memang sulit untuk menentukan besarnya efisiensi kerja, tetapi dengan dasar pengalaman-pengalaman dapat ditentukan efisiensi kerja yang mendekati kenyataan.
38
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Produktivitas Mobile Crane Jenis Material Ketinggian Alat Sudut Putar Kondisi Medan Kerja Kondisi Manajemen
5
39
Produktivitas Mobile Crane Menurut Rostiyanti (2008), dalam menentukan durasi suatu pekerjaan maka hal-hal yang perlu diketahui adalah volume pekerjaan dan produktivitas alat tersebut. Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan seluruh sumber daya yang digunakan (input). Produktivitas alat tergantung pada kapasitas dan waktu siklus alat. Rumus dasar untuk mencari produktivitas alat adalah: Produktivitas =
..................................(2.1)
Umumnya waktu siklus alat ditetapkan dalam menit sedangkan produktivitas alat dihitung dalam produksi/jam sehingga perlu ada perubahan dari menit ke jam. Jika faktor efisiensi alat dimasukan maka rumus diatas menjadi:
Keterangan : Produktivitas Kapasitas C Efisiensi
60
= i.......................(2.2)
= Q (ton/jam) = q (ton) = Waktu Siklus (menit) = Tabel 2.2
40
Contoh Permasalahan
Sebagai studi kasus, diketahui data proyek sebagai berikut : 1. Nama Proyek : Proyek Pembangunan Training Centre dan Hotel DPBCA. 2. Lokasi : Jl. Pakuan, Taman Budaya, Sentul City. 3. Pemilik Gedung : Dana Pensiun Bank Central Asia 4. Kontraktor Utama : PT. Prambanan Dwipaka. 5. Konsultan MK : PT. Global Hospitality Management. 6. Konsultan Struktur : PT. Anugrah Multi Cipta Karya. 7. Konsultan Arsitektur : PT. Parametr Architecture. 8. Waktu Pelaksanaan : 492 hari kalender (25 Oktober 2013 s/d 28 Februari 2015)
41
Contoh Permasalahan
Jadwal pengambilan data dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan 20 Januari 2015 (4 Bulan), dimana pelaksanaan penelitian ini bertepatan dengan pelaksanaan kerja praktek (KP). Didalam pengambilan data dilakukan dengan cara mendatangi proyek 4 (empat) kali dalam 1 (satu) minggu dan data sampel yang diperlukan untuk melaksanakan penyusunan tugas akhir ini diambil disaat kegiatan pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Waktu pelaksanaan pengambilan sampel dimulai pukul 08.00 s/d pukul 11.30 dan pukul 13.00 s/d 17.00. sehingga analisis digunakan selama satu hari penuh.
42
Contoh Permasalahan
Karakteristik Material Untuk material yang diangkat oleh mobile crane terdiri dari beberapa profil baja, seperti : 1. Kolom : Baja Profil HB 250x250x9x14 (72,36 kg/m), 208 buah. 2. Balok Induk : Baja Profil WF 400x200x8x13 (66,03 kg/m), 245 buah. 3. Balok Anak : Baja Profil WF 350x175x7x11 (49,56 kg/m), 106 buah.
43
Contoh Permasalahan
Kond isi Cuaca dan Kondis i Lapangan Pada saat dilakukan pengambilan data, cuaca sekitar lapangan atau proyek tidak menentu karena waktu pengambilan sampel sudah masuk dalam musim penghujan, berarti pada saat teknis penelitian kondisi cuaca terkadang panas ataupun hujan. Tentu saja hal ini sangat berpengaruh pada kinerja alat berat untuk beroperasi. Namun suhu udara tidak begitu berpengaruh terhadap operator yang mengoperasikan mobile crane.
44
Contoh Permasalahan
Data Waktu Siklu s Data waktu siklus diambil pada waktu pelaksanaan pekerjaan dimulai dari pukul 08.00 s/d 17.00. Mulai saat menunggu (memuat), mengangkat, memutar, menurunkan, memasangan (pasang sambungan) dan kembali ketempat memuat. Semua waktu dicatat dengan stopwatch, kemudian disusun dalam bentuk tabel.
45
Contoh Permasalahan
46
Contoh Permasalahan
Data Alat B erat Mobil e Crane Mobile crane yang diteliti dan diamati terdiri dari 2 (dua) unit dengan jenis hydraulic dengan merek TADANO buatan Jepang. Pemilik alat yaitu PT. Hutama Cakra Wijaya, Jakarta. Kondisi alat dengan keadaan baik, dan di operasikan oleh 3 operator secara bergantian sesuai jadwal. Data mobile crane yang digunakan secara bersamaan untukpemasangan baja pada gedung parkir “B” dapat diuraikan sebagai berikut: - TADANO TR-250M, 4 Section Boom, H-Type Outriggers dengan kapasitas ujung boom 25 ton dan panjang maksimal boom 30,5 meter. - TADANO TL-200M, 4 Section Boom, H-Type Outriggers dengan kapasitas ujung boom 20 ton dan panjang maksimal boom 31 meter
47
Contoh Permasalahan
48
Contoh Permasalahan Produksi Alat Pada pekerjaan pemasangan struktur baja kolom dan balok mobile crane sangat membantu tenaga manual karena akan mempercepat proses pekerjaan pemasangan struktur. Perhitungan produksi alat berat dapat dihitung secara bertahap dimulai dari pengambilan waktu siklus, perhitungan tonase material lalu memasukan faktor efisiensi pada perhitungan produktivitas kemudian akan menghasilkan nilai produktivitas kinerja alat tersebut. Berdasarkan data dan pengamatan di lapangan proses pemasangan struktur ini menggunakan 2 unit mobile crane, akan tetapi untuk lebih pasti nya apakah kebutuhan alat dilapangan sudah memenuhi yang dibutuhkan dapat dihitung dengan cara membandingkan hasil perhitungan produktivitas harian yang telah dibagi dengan berat keseluruhan material yang akan diangkut dengan lama pekerjaan yang direncanakan. Apabila hasil nya lebih kecil dari waktu yang direncanakan maka jumlah alat tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan tetapi apabila hasil nya lebih lama maka perlu ditambahkan jumlah alat nya.
49
Contoh Permasalahan
Rekapitulasi Meliputi nilai jumlah tonase material dan hasil perhitungan produktivitas kinerja alat untuk mempermudah hasil perhitungan produksi alat.
50
Contoh Permasalahan
Jadi produktivitas per jam kinerja alat mobile crane hydraulic pada pekerjaan erection/pemasangan struktur kolom dan balok di gedung ini adalah 166,319 jam, dengan menggunakan 2 alat berat dan pekerjaan per hari adalah 8 jam. Lama pekerjaan = 166,319 jam 8 jam/hari = 20,789 hari Dibulatkan menjadi = 21 hari
51
Contoh Permasalahan
Nilai efisiensi adalah faktor yang menunjukan berapa nilai produksi yang dapat kita capai dari produksi maksimal yang ideal. Dari kajian analisa hasil produksi dari dua alat berat mobile crane dengan merek Tadano yang dipakai di lapangan untuk pemasangan struktur baja dengan profil baja kolom: HB 250x250x9x14, balok induk: WF 400x200x8x13 dan balok anak: WF 350x175x7x11.
52
Contoh Permasalahan
Dari hasil perhitungan di lapangan didapatkan hasil yang maksimal untuk proses pekerjaan pemasangan dan penyetelan struktur rangka baja dari lantai 1 sampai lantai 6 ditambah ruangan LMR, waktu yang ditempuh adalah 27 hari lama pekerjaan untuk pelaksanaan proses pemasangan rangka struktur baja. Sedangakan hasil kajian dari studi kasus ini yang dimulai dari siklus kerja menunggu, mengangkat, memutar, menurunkan, memasang dan kembali lagi didapat hasil produksi selama 21 hari dengan menggunakan 2 alat berat. Jadi perbandingan hasil perhitungan produktivitas data dilapangan dengan perhitungan berdasarkan kajian pada studi kasus ini didapat : Selisih = 27 hari – 21 hari = 6 hari
53
Contoh Permasalahan
Dari perbandingan perhitungan produktivitas diatas maka hasil dilapangan hasil nya lebih lambat 6 hari dibandingkan hasil perhitungan produktivitas kajian pada studi kasus ini yang dikarenakan ada beberapa faktor yang memperlambat pekerjaan seperti tidak ditambahkan nya waktu lembur/menambah jam kerja alat, menambahkan tenaga kerja dan faktor cuaca dilingkungan proyek yang tidak menentu sehingga menurunkan nilai efisiensi pekerjaan alat tersebut yang berarti hasil dari perhitungan analisa studi kasus ini dengan menggunakan dua unit alat berat mobile crane hydraulic bekerja dengan baik meskipun hasil nya sedikit berbeda. Dari analisa diatas maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas kinerja alat mobile crane harus diperhitungkan secara cermat seperti jumlah alat, tenaga kerja dan alat pembantu manual sangat membantu mempercepat hasil produksi, sehingga menghasilkan kinerja alat yang produktif.
54
Contoh Permasalahan
Dari perbandingan perhitungan produktivitas diatas maka hasil dilapangan hasil nya lebih lambat 6 hari dibandingkan hasil perhitungan produktivitas kajian pada studi kasus ini yang dikarenakan ada beberapa faktor yang memperlambat pekerjaan seperti tidak ditambahkan nya waktu lembur/menambah jam kerja alat, menambahkan tenaga kerja dan faktor cuaca dilingkungan proyek yang tidak menentu sehingga menurunkan nilai efisiensi pekerjaan alat tersebut yang berarti hasil dari perhitungan analisa studi kasus ini dengan menggunakan dua unit alat berat mobile crane hydraulic bekerja dengan baik meskipun hasil nya sedikit berbeda. Dari analisa diatas maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas kinerja alat mobile crane harus diperhitungkan secara cermat seperti jumlah alat, tenaga kerja dan alat pembantu manual sangat membantu mempercepat hasil produksi, sehingga menghasilkan kinerja alat yang produktif.
55
Kesimpulan Dari hasil pengamatan di lokasi pekerjaan erection/pemasangan struktur baja waktu siklus berbeda-beda diantaranya: lantai 1 (kolom 18,66 menit dan balok 22,1 menit), lantai 2 (kolom 19,42 menit dan balok 22,27 menit), lantai 3 (kolom 19,8 menit dan balok 22,53 menit), lantai 4 (kolom 21,28 menit dan balok 23,62 menit), lantai 5 (kolom 21,66 menit dan balok 24,58 menit) dan lantai 6 (kolom 21,68 menit dan balok 25,05 menit).
Setelah dilakukan perhitungan produktivitas tiap lantai maka didapat nilai total sebesar 166,319 jam (dari lantai 1 hingga lantai 6). Durasi pekerjaan dalam satu hari 8 jam, maka apabila dijadikan satuan hari maka didapat durasi pekerjaan selama 21 hari.
56
Kesimpulan Berdasarkan data lapangan, pekerjaan pemasangan struktur baja oleh dua unit mobile crane memakan waktu selama 27 hari sedangkan secara perhitungan didapat durasi pekerjaan selama 21 hari. Maka selisih pekerjaan secara perhitungan hasil nya lebih cepat 6 hari.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja mobile crane sehingga pekerjaan lebih lambat dibandingkan perhitungan produktivitas diantaranya: faktor cuaca atau curah hujan yang tinggi pada lokasi proyek dan faktor keamanan seperti terjadinya kebakaran pada barak pekerja sehingga pekerjaan harus ditunda.
57
Saran Faktor yang mengakibatkan lama nya pekerjaan dilapangan dibandingkan secara perhitungan produktivitas dikarenakan kondisi cuaca yang tidak menentu pada lokasi proyek, meskipun kondisi alat cukup baik. Oleh karena itu sebaiknya perlu diadakan nya lembur atau jam kerja tambahan untuk alat, operator dan pekerja sehingga proses pekerjaan dapat berjalan sesuai rencana.
Semua alat sebaiknya selalu dilakukan pemeriksaan rutin sebelum dan sesudah pekerjaan pada tiap pergantian shift kerja, hal ini bertujuan untuk menjaga agar kondisi alat selalu dalam keadaan baik. Sehingga produktivitas alat tetap sesuai dengan perencanaan dalam pencapaian target produksi.
58
Saran Dalam menentukan jenis dan jumlah alat berat yang akan digunakan sebaiknya diperlukan suatu perencanaan yang teliti, dimana disesuaikan dengan material apa yang akan diangkat, seberapa besar jenis pekerjaan nya dan memperhatikan kondisi medan kerja. Memperhatikan pula keselamatan kerja karena masih terdapat pekerja dilapangan yang tidak memenuhi standar keselamatan kerja agar tidak terjadi kesalahan yang dapat menimbulkan kecelakaan karena hal ini dapat merugikan baik dari segi waktu dan biaya pekerjaan.
Kondisi manajemen proyek perlu diperhatikan dengan baik secara seksama karena komunikasi antar pelaksana baik pada bagian divisi peralatan, operator dan pekerja yang berada dilapangan agar proses pekerjaan yang memerlukan alat berat bisa berjalan dengan lancar sehingga dapat mempercepat waktu kerja rencana yang sangat efektif dan efisien.