Oleh : Kesuma Larasati (406100116) Rita Taolin (406100126) Pembimbing: dr. Harmon Mawardi, Sp.A
IDENTITAS PASIEN Nama
: An. Na Umur : 6 tahun 3 bulan Alamat : Depok Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Tangg Tan ggal al masu masukk RS SM : 24 Des Desem embe berr 2010 2010 RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan Utama
: panas tinggi sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan utama panas tinggi sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Panas timbul mendadak tinggi hingga 39º C, bersifat naik turun dan panas mulai meninggi ketika sore menjelang malam hari, panas tidak disertai kejang. Saat panas pasien sempat menggigil, mengigau dan tidak mengalami penurunan kesadaran. Pasien sudah sempat dibawa ke dokter dok ter dan diberi obat puyer penurun panas namun belum ada perbaikan dan panas kembali meninggi. Pasien tidak mengeluh nyeri sendi, tidak ada mimisan ataupun gusi berdarah dan tidak timbul tim bul bintik merah pada kulit. Sejak sakit pasien juga kadangkadang batuk, berdahak tetapi tidak ada darah namun disertai sedikit sesak napas. Pasien juga mengeluh m engeluh susah hari yg yg lalu lalu.. BAB sejak ± 3 hari
Riwayat Riway at makan : Sebelum sakit pasien pasien makan bany banyak ak 3 kali sehari atau lebih, porsi cukup dan bervariasi. Kadang-kadang pasien suka jajan makanan mak anan dan minuman di luar rumah, seperti burger dan chiki-chikian. Namun, saat sakit nafsu makan pasien berkurang. Riwa Ri wayyat BA BAB B : Se Sebe belu lum m sa saki kitt BA BAB B pa pasi sien en la lanc ncar ar,, teratur 1x sehari, konsistensi lunak, warna coklat kekuningan, darah (-), lendir (-). Saat sakit pasien mengeluh susah BAB Riwa Ri waya yatt BAK BAK : Lan Lanca car, r, ba bany nyak, ak, kun kunin ing, g, ti tida dakk nye nyeri ri se sewa waktu ktu BAK.
RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA
Ada riwayat alergi terhadap debu, dingin. Biasanya berupa bersin-bersin dan sesak pada dada. Dan pada umur < 1 tahun alergi terhadap susu sapi. Ada riwayat asma Ada riwayat penyakit flek paru dan sudah dilakukan pengobatan selama 6 bulan Tidak ada riwayat kejang
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN Pasien dikandung cukup bulan dan sesuai masa kehamilan. Ibu pasien memeriksakan kehamilannya secara teratur selama hamil. Ibu pasien tidak memiliki keluhan yang berarti. Pasien dilahirkan di klinik di Bantu oleh dokter. Lahir spontan, langsung menangis, pergerakan aktif dan tidak ada cacat fisik maupun trauma lahir. Berat badan lahir 3600 gr Panjang badan lahir 51 cm. Kesan: Riwayat kehamilan dan persalinan baik.
Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan Riwayat Pertumbuhan Menurut ibu pasien pertambahan berat badan dan tinggi badan pasien terus meningkat sampai sekarang. Penimbangan berat dan panjang badan pada masa bayi dilakukan pada waktu akan melakukan imunisasi di RS oleh dokter spesialis anak hingga berumur 3 tahun. KMS pasien sudah hilang.
Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan Riwayat Perkembangan Mengangkat kepala Tengkurap dan berbalik Pert Pe rtum umbu buha han n gig gigii per perta tama ma Duduk Merangkak Berdiri sendiri Berjalan Berbicara
: 4 bulan : 6 bulan : 7 bu bula lan n : 8 bulan : 9 bulan : 10 bulan : 11 bulan : 12 bulan
Kesan: Riwayat tumbuh kembang baik
Riwayat Imunisasi Dasar Hepa pati titi tiss B BCG DPT Polio Campak
: 3 ka kalili : 1 kali : 3 kali : 4 kali : 1 kali
Kesan: Riwayat imunisasi dasar baik
Riwayat Makanan 0 - 3 bulan
: ASI, > 3x sehari, pasien minum ASI sampai tertidur dan bergantian pada kedua payudara. 3 - 12 bulan : AS ASII dig iga anti oleh su susu su soya 3 ka kalli sehari. 12 - 24 bul bulan an : Su Susu sa sapi pi ka kale len ng. Ma Maka kana nan n lun lunak ak,, bub bubur ur nasi, hati ayam, sayuran, telur, 3 piring sehari. Sekalili - kali pasi Seka pasien en diber diberikan ikan bua buah h ± bua buahan han seperti pepaya dan pisang sekali sehari. 24 ± sek sekar aran ang g : Maka Makan n bia biasa sa na nasi si pa pada datt den denga gan n lau laukk ikan/daging dan sayuran, 3 kali sehari, teratur, buah-buahan sekali sehari. Susu kaleng atau kemasan.
Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita Diare
-
Darah
-
Otitis
-
Difteri
-
Radang paru
-
Morbili
-
Tuberkulosis
+
Parotitis
-
Kejang
-
Demam berdarah
-
Ginjal
-
Demam Typhoid
-
Jantung
-
Operasi
-
Cacingan
-
Kecelakaan
-
Alergi (biduran)
+
Lain-lain
-
Riwayat Keluarga No.
Tgl lahir
Jenis Kelami n
Hidup
1
23-09-2004
+
2
22-01-2006
+
Lahir mati
Abortus
Mati (sebab)
Ket.Kese hatan
-
-
-
-
-
-
-
-
Data Keluarga Ayah
Ibu
Perkawinan ke-
1
1
Umur saat menikah
30
25
Keadaan kesehatan
baik
baik
PEMERIKSAAN FISIK Tanggal : 24 Desember 2010
Jam : 10.00
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum Kesadaran Tanda vital Frekuensi nadi Tekanan darah Frekuensi napas Suhu tubuh
: tampak sakit sedang : compos mentis : 124x / menit : 120 / 80 mmHg : 24x / menit : 37,1 C
DATA ANTROPOMETRI
Berat badan Tinggi badan Lingkar kepala Lingkar lengan atas
: 44 kg : 110 cm : 54 cm : 29 cm
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN SISTEMATIS KEPALA
Bentuk dan ukuran : normocephal Rambut dan kulit kepala : hitam terdistribusi terdistribusi merata, tidak mudah dicabut Mata : palpebra superior tidak edema, mata tidak cekung, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak anemis, pupil bulat isokor, diameter 3mm, refleks cahaya +/+ Telinga : bentuk normal, liang telinga lapang, tidak ada sekret Hidung : bentuk normal, tidak ada septum deviasi, tidak ada sekret, tidak ada pernapasan cuping hidung Mulut : bentuk normal, bibir tidak kering, tidak ada sianosis, tidak keluar darah dari mulut, ditemukan adanya stomatitis, lidah kotor di bagian tengah, tepi lidah hiperemis, tidak ada tremor lidah
Tenggorokan : faring tidak hiperemis, tonsil T1 T1 tenang Leher : trakea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba, kelenjar submandibula, supra-infra clavicula dan cervical tidak teraba
PEMERIKSAAN FISIK THORAX
Paru - Inspeksi - Pa Pallpas asii - Perkusi - Auskultasi Jantung - Inspeksi - Pa Pallpas asii - Perkusi
- Au Ausk skul ulta tasi si
: perger pergerakan akan dada simetr simetris is dalam keadaan statis dan dinamis, tidak terdapat retraksi intercostae dan suprasternal : st ste em fr fre emitus kana nan n-ki kirri dan depan-bela lakkan ang g sa sam ma kuat : sonor pada kedua lapang paru batas paru-h paru-hepar epar di ICS VI MCL dektra : suara pernapa pernapasan san vesikule vesikuler, r, ronkhi -/- ,wheez ,wheezing ing -/-
: iktus kordis tidak tampak : ik ikttus kordis teraba di sel ela a ig iga a V midkl klav avik iku ula ki kirri : redup, batas jantu jantung ng kiri : sela iga V linea midclavicula sinistra kanan : parasternal atas : sela iga II linea parasternal sinistra : BJ BJ I da dan n II II mur murni ni,, mur murmu murr (-), (-), Ga Gallllop op ((-))
PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN
- Ins Inspek peksi si : tamp tampak ak datar datar - Pa Palp lpas asii : hepar teraba 2 cm di bawah baw ah arcus costae dextra, konsisitensi kenyal, tepi tajam, permukaan licin, nyeri tekan (+), lien tidak teraba,
defans muskular (-) - Perku Perkusi si : timp timpani, ani, shift shifting ing dullness(-), meteorismus (+) - Ausku Auskultasi ltasi : bisin bising g usus (+) norma normall
PEMERIKSAAN FISIK GENITALIA : , bentuk normal ANUS REKTUM : tidak tampak
kelainan dari luar EKSTREMITAS : akral hangat, tidak sianosis, tidak ada edema, tidak ada deformitas KULIT : turgor baik, petechiae (-) KGB : submandibula, cervical, suprainfra clavicula, axilla, inguinal tidak teraba
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN NEUROLOGIS Refleks Fisiologis
Tendon achilles Lutut Biceps Triceps
: +/+, normal : +/+, normal : +/+, normal : +/+, normal
Refleks Patologis
Babinski Chaddock Oppenheim Gordon
: -/-, normal : -/-, normal : -/-, normal : -/-, normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Tanggal 24 Desember 2010 Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
13,2 gr/dL 40% 279.000/l 6.300/l
11,7-15,5 35-47 150.000-440.000 3.600-11.000
Hematologi
Hemoglobin Hematokrit Trombosit Leukosit Serologi Widal
Salmonella Typhi O Salmonella Typhi H Salmonella Paratyphi A O Salmonella Paratyphi A H Salmonella Paratyphi B O Salmonella Paratyphi B H Salmo mon nella Paratyphi C O Salmonella Paratyphi C H
(+) 1/320 (-) (-) (-) (-) (-) (+) 1/ 1/320 (-)
RESUME
Telah diperiksa seorang anak berumur 6 tahun 3 bulan datang ke RS Sentra Medika dengan keluhan utama demam tinggi mendadak yang hilang timbul sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam bersifat naik turun terutama sore menjelang malam hari, menggigil dan mengigau. Saat panas pasien kadang-kada k adang-kadang ng batuk berdahak dan sedikit sesak Pasien juga menderita mual dan sempat muntah 1x cair, ada lendir,tidak ada darah, kira-kira sebanyak 1/2 gelas aqua sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien jg mengeluh susah BAB.BAK pasien normal. Tidak ada yang menderita kelainan serupa di keluarga dan lingkungan tetangga Pasien sering jajan makanan di luar rumah Pasien mempunyai riwayat alergi terhadap debu, dingin dan susu sapi saat bayi.
RESUME
Pada pemerisaan fisik didapatkan keadaan umum lemah, tampak sakit sedang, dengan kesadaran compos mentis. Tanda vital : - Frekuens Frekuensii nadi : 124 x/menit x/menit,, regula regular, r, isi cukup, terab teraba a kuat - Tekanan darah : 120/80 mm Hg - Frekuensi napas : 24 24 x/ x/menit - Su Suhu tubuh : 37ºC Pada pemeriksaan sistematis didapatkan: lidah yang kotor pada bagian permukaan dan hiperemis pada tepi lidah. Cor dan pulmo dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hepatomegali 2 cm dibawah arcus costae, tepi tajam, permukaan licin, konsistensi kenyal, dan nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan laboatorium pada tanggal 24 november 2010 didapatkan hasil positif pada serologi Salmonella Typhi O (+) 1/320 dan Salmonella Salm onella Paratyphi C O (+) 1/320.
RESUME DIAGNOSA
Susp. Demam tifoid DIAGNOSA BANDING
- DHF - I SK - Br Bron onkit kitis is - In Influ fluen enza za - TB par paru u - Bro Bronkop nkopneu neumon monia ia PENATALAKSANAAN
Tirah baring selama 2 minggu Diet makanan lunak cukup kalori, cukup protein, rendah serat. Causal : 44 kg x 50 mg/kgBB/hari (dibagi 4 dosis) Kloramfenikol : 4 x 550 mg sehari Simptomatis Paracetamol : 44 kg x 10 mg/kgBB/kali : 3 x 440 mg (bila demam) : 44 kg x 0,1 mg/kgBB/kali Metoclopramid : 4,4 mg (bila mual) : 100 mg x 6 (tiap 4 jam) Gliseril Guaiakolat
RESUME ANJURAN PEMERIKSAAN
Kultur darah (gaal) Kultur feses Pemeriksaan urine lengkap Pemeriksaan foto thorax Tes mantoux Widal ulang PROGNOSA
Ad vitam : bonam Ad fungtionam : bonam Ad sanationam : bonam
FOLLOW UP PASIEN Tanggal 24 Desember 2010
S
: Dem Demam am (+ (+), ), mua uall (+) (+),, nyer nyerii per perut ut (+ (+), ), ba batu tukk (+) (+),, pile pilekk (-) (-),, tidak sakit menelan. BAB dan BAK lancar l ancar normal. O : KU: tampak sakit sedang Kesadaran : CM Tensi : 120/70 mmHg Nadi : 116x/menit Suhu : 38°C Respirasi : 30x/menit Pemeriksaan fisik abdomen : Kepala : Normocephal Mat ata a : CA -/ -/-- SI -/ -/-Telinga : Serumen -/Hidung : Sekret -/Mulut : Perioral Sianosis - ; Lidah Kotor + Tenggorok : Faring Hiperemis Turgor : Normal ; Tonus Normal Extremitas : Akral hangat; Normal ; Oedem Thorax : BJ I-II +, regular Whz -/ -/-- ; Rh -/-/Abdomen BU : Normal
Laboratorium tanggal 24 Desember 2010 Hb : 13,2 gr/dl Ht : 40% Tro Tr omb mbo osi sitt : 279.000 ul Leukosit : 6.200 ul Salmonella typhi O (+) 1/320 Salmonella typhi H ( -) Salmonella paratyphi CO (+) 1/320
FOLLOW UP PASIEN Tanggal 25 Desember 2010
S
: Dem Demam am (+ (+), ), mua uall (+) (+),, mun munta tah h (-) (-),, saki sakitt per perut ut (+ (+), ), ba batu tukk (+) (+) kadang-kadang. BAK lancar, warna kuning jernih. BAB (-) O : KU : tampak sakit sedang Kesadaran : CM Tensi : 110/70 mmHg Nadi : 100x/menit Suhu : 37,7ºC Respirasi : 28x/menit Pemeriksaan fisik abdomen : Kepala : Normocephal Mata : CA -/- SI -/Telinga : Serumen -/Hidung : Sekret -/Mulut : Perioral Sianosis - ; Lidah Kotor + Tenggorok : Faring Hiperemis Turgor : Normal ; Tonus Normal Extremitas : Akral hangat; Normal ; Oedem Thoraxx Thora : BJ I-II +, regular regular;; Whz -/- ; Rh -/Abdomen BU : Normal
FOLLOW UP PASIEN Tanggal 26 Desember 2010
S
: Dem Demam am ((-), ), mua muall (-) (-),, mun munta tah h (-) (-),, batu batukk kad kadan angg-ka kada dang ng.. Os susah makan tapi mau minum. BAK lancar dan banyak. BAB(-) O : KU : tampak sakit sedang Kesadaran : CM Tensi : 100/70 mmHg Nadi : 96x/menit Suhu : 37°C Respirasi : 30x/menit Pemeriksaan fisik abdomen : Kepala : Normocephal Mata : CA -/- SI -/Telinga : Serumen -/Hidung : Sekret -/Mulut : Perioral Sianosis - ; Lidah Kotor + Tenggorok : Faring Hiperemis Turgor : Normal ; Tonus Normal Extremitas : Akral hangat; Normal ; Oedem Thorax : BJ I-II +, regula regular; r; Whz -/- ; Rh -/Abdomen BU : Normal
Laboratorium tanggal 26 Desember 2010 Hb : 12,8 gr/dl Ht : 41% Trombosit : 231.000 ul Leukosit : 5.400 ul
FOLLOW UP PASIEN Tanggal 27 Desember 2010
S
: Dem Demam am ((-), ), mua muall (-) (-),, mun munta tah h (-) (-),, batu batukk kad kadan angg-ka kada dang ng.. Os susah makan tapi mau minum. BAK lancar dan banyak. BAB (-) O : KU : tampak sakit sedang Kesadaran : CM Tensi : 110/70 mmHg Nadi : 90x/menit Suhu : 36,5°C Respirasi : 26x/menit Pemeriksaan fisik abdomen : Kepala : Normocephal Mata : CA -/- SI -/Telinga : Serumen -/Hidung : Sekret -/Mulut : Perioral Sianosis - ; Lidah Kotor + Tenggorok : Faring Hiperemis Turgor : Normal ; Tonus Normal Extremitas : Akral hangat; Normal ; Oedem Thorax : BJ I-II +, regula regular; r; Whz -/- ; Rh -/Abdomen BU : Normal
FOLLOW UP PASIEN Tanggal 28 Desember 2010
S
:D Dem emam am ((-), ), mua uall (-) (-),, mun munta tah h (-) (-),, bat batuk uk be berk rkur uran ang. g. BA BAK K lancar dan banyak. BAB 1x konsistensi kons istensi lunak, tidak ada darah dan lendir. O : KU : tampak sakit ringan Kesadaran : CM Tensi : 100/70 mmHg Nadi : 90x/menit Suhu : 36°C Respirasi : 24x/menit Pemeriksaan fisik abdomen : Kepala : Normocephal Mata : CA -/- SI -/Telinga : Serumen -/Hidung : Sekret -/Mulut : Perioral Sianosis - ; Lidah Kotor + Tenggorok : Faring Hiperemis Turgor : Normal ; Tonus Normal Extremitas : Akral hangat; Normal ; Oedem Thoraxx Thora : BJ I-II +, regular regular;; Whz -/- ; Rh -/Abdomen BU : Normal
Laboratorium tanggal 28 Desember 2010 Hb : 13,4 gr/dl Ht : 42% Trombosit : 331.000 ul Leukosit : 7.000 ul
ANALISA KASUS Demam typhoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan bahkan asimptomatis. Walaupun gejala klinis sangat bervariasi, namun gejala yang timbul setelah inkubasi dapat dibagi dalam (1) demam, dem am, (2) gangguan saluran pencernaan, (3) gangguan kesadaran. Pada kasus khas terdapat demam remitten pada minggu m inggu pertama, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat meningk at pada malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam, yang turun secara berangsurangsur pada minggu ketiga. Pada pasien ini di tegakkan tegak kan diagnosa demam typhoid tanpa komplikasi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan : Anamnesis: Pasien demam 7 hari yang remitten. remi tten. Demam menjelang sore hari dan demam turun pagi harinya sehingga pasien dapat bersekolah pada pagi harinya (aktivitas pasien tidak terganggu) Demam disertai dengan gangguan pencernaan berupa mual dan konstipasi Pasien sering jajan makanan dan minumam di luar rumah, rum ah, yang tidak jelas kebersihannya
ANALISA KASUS Pada pasien ini pemeriksaan fisiknya ditemukan : Didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal, keadaan umum yang sedang, tanpa gangguan kesadaran Pada lidah pasien ditemukan kotor pada tengahnya dan hiperemis pada pinggirnya, tremor (-) Hepatomegali 2 cm dibawah arcus costae, tepi tajam, permukaan licin, konsistensi kenyal, dan nyeri tekan (+)
ANALISA KASUS Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa demam typhoid pada kasus ini: isolasi kuman penyebab demam dem am typhoid melalui biakan kuman dari spesimen penderita seperti darah, sumsum tulang, urin, tinja, cairan duodenum dan rose spot uji serologis untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen pemeriksaan melacak D N A kuman S. Tyhpi
ANALISA KASUS
Diagnosis demam typhoid dengan biakan kuman sebenarnya amat diagnostik, namun identifikasi kuman memerlukan waktu 3-5 hari. Biakan darah positif pada 40-60% kasus yang diperiksa diperik sa pada minggu pertama sakit. Biakan feses atau urin akan positif setelah minggu pertama. Biakan dari sumsum tulang akan positif pada penyakit penyaki t stadium lanjut, dan merupakan pemeriksaan yang paling sensitif. Biakan darah positif memastikan demam typhoid, tetapi biakan darah negatif tidak menyingkirkan m enyingkirkan demam typhoid. Hal ini disebabkan karena hasil biakan darah bergantung pada beberapa faktor, antara lain: - juml jumlah ah darah darah yang yang diambil diambil - perba perbandingan ndingan volume darah darah dan media empedu empedu - waktu pengamb pengambilan ilan darah.
ANALISA KASUS Pada pasien tidak dilakukan pemeriksaan kultur darah karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya dan pemeriksaan melacak DN A tidak dilakukan karena biaya yang mahal dan fasilitas rumah sakit yang terbatas. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan serologis dan didapatkan hasil + pada serologi Salmonella typhi O dan Salmonella paratyphi CO sebesar 1/320. Walaupun uji serologi Widal W idal untuk menunjang menunjang diagnosis demam typhoid telah luas digunakan namun manfaatnya masih menjadi perdebatan. Untuk memastikan diagnosa dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kultur darah atau urin atau feses.
ANALISA KASUS Penatalaksanaan penderita dengan demam typhoid, terutama pada pasien ini dengan perawatan bed rest, pemberian diet yang lunak yang mudah dicerna dengan kalori dan protein yang cukup dan rendah serat. Pemberiaan obat-obatan diberikan antibiotik kloramfenikol sebesar 550 mg perkali pemberian 4 x sehari sebagai pengobatan kausalnya. Selain itu diberikan antipiretik (paracetamol), anti mual (metoklopramid), dan ekspektoran (Gliseril Guaiakolat) sebagai pengobatan simptomatis. Pasien diperbolehkan pulang setelah perawatan di rumah sakit karena tidak ada keluhan dan ada perbaikan klinis. Namun pasien tetap dianjurkan untuk istirahat dan mobilisasi bertahap, diet makanan lunak, dan melanjutkan antibiotik sampai 5 hari bebas demam.
PEMBAHASAN
DEMAM TIFOID
Definisi
Penyakit infeksi akut pada usus halus Penyakit (terutama didaerah illeosekal) dengan gejala demam selama 7 hari atau lebih, gangguan saluran pencernaan, dan gangguan kesadaran.
Batasan Indonesia endemis 96 % S. typhi sisanya S. paratyphi 90 % um umur ur 3 ± 19 th Kejadian stlh umur 5 th Minggu pertama sakit sukar dibedakan dg penyakit demam lainnya Memastikan D/ perlu pemeriksaan biakan kuman utk konfirmasi
Etiologi Salmonella
typhi Salmonella paratyphi A Salmonella paratyphi B Salmonella paratyphi C
Etiologi Salmonella typhosa: Basil gram negatif Bergerak dg flagel Tidak berspora Mempunyai 3 macam antigen: antigen O (somatik, tdd zat kompleks lipopolisakarida) antigen H (flagela) antigen Vi Dlm serum penderita tdp zat anti (aglutinin) thd antigen tsb
Etiologi tumbuh
dengan baik pada suhu optimal 37ºC (15ºC-41ºC) Fakultatif anaerob Hidup subur pada media yang mengandung empedu Mati pada: 54,4°C selama 1 jam atau 60ºC selama 15 menit Dapat bertahan hidup beberapa minggu dalam air, es, debu, sampah kering dan pakaian
Etiologi Salmonella paratyphi paratyphi A, Salmonella paratyphi B, dan Salmonella paratyphi C
gejalanya lebih ringan dibanding dengan yang disebabkan oleh Salmonella typhi Biakan kuman u/ memastikan diagnosis
Epidemiologi Di Indonesia tdp dlm keadaan endemik Penderita anak yg ditemukan biasanya berumur di atas 5 tahun
Patogenesis
Kuman Salmonella Typhi Makanan + Minuman Lambung
Mati
Usus halus
Folikel getah bening intestinum Multiplikasi sel PMN usus Aliran getah bening mesenterica Multiplikasi local Aliran darah (Bakteremia Primer ) Hidup dan berkembang biak RES (hati dan limpa) Aliran darah (Bakteremia Sekunder )
Patogenesis Menimbulkan tukak berbentuk lonjong pd mukosa di atas plak Peyeri Tukak dpt mengakibatka mengakibatkan n perdarahan & perforasi usus Gejala demam disebabkan oleh endotoksin Gejala pd saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pd usus
Patogenesis Patologi plaque peyeri menurut H uckstep uckstep (bila tidak segera diberikan antibiotik):
Fase 1 : hiperplasia folikel limfoid Fase 2 : nekrosis folikel limfoid selama seminggu
kedua melibatkan mukosa dan submukosa
Fase 3 : ulserasi pada aksis panjang bowel
dengan kemungkinan perforasi dan pendarahan Fase 4 : penyembuhan tjd pd minggu ke-4 dan
tidak menyebabkan terbentuknya strukt struktur ur
Gejala klinis Gejala klinis pada anak biasanya lebih ringan dibandingkan dewasa Masa inkubasi: 10 14 hari Selama masa inkubasi : Gejala prodromal: prodromal: anoreksia, letargia, malaise, dullness, nyeri kepala, batuk non produktif, bradicardia Setelah masa inkubasi: Demam , Gangguan pencernaan, pencernaan , gangguan kesadaran
Gejala klinis 1.Demam
step ladder temperature chart timbul
indisius, kemudian naik secara bertahap tiap harinya dan mencapai titik tertinggi pd minggu I, setelah itu demam akan bertahan tinggi dan pada minggu ke-4 demam turun perlahan secara lisis bersifat febris remiten & suhu tdk berapa tinggi Suhu sore/malam hari, pagi hari
Gejala klinis
2. Gangguan saluran pencernaan
- Nafas berbau tidak sedap - Bi Bibi birr kerin kering g & pecah pecah2 2 (ragaden) - Lid Lidah ah ditutu ditutupi pi selapu selaputt putih putih kotor (coated tongue), ujung & tepinya kemerahan, jarang disertai tremor - Pe Peru rutt kemb kembun ung g (meteorismus ) - Hati & limp limpa a membesar membesar dise disertai rtai nyeri nyeri tekan - Kon Konstip stipasi asi pd pd anak besar besar lbh mencol mencolok ok - Dia Diare re bay bayii dan bal balita ita 3. Gangguan kesadaran
- kes kesad adar aran an men menuru urun n ap apat atis is ± som somno nole len n - jara jarang ng sopor, sopor, koma koma ata atau u gelisa gelisah h
Gejala klinis Gejala lain: - roseola (bercak makulo papular) pada kulit dada, abdomen, punggung & ekstremitas minggu I demam tapi berlangsung singkat singkat 2-3 hari - Bradikardia relatif pada anak besar - epi pist stak aksi siss
Relaps (kambuh) Keadaan berulangnya gejala peny tifus tetapi lebih ringan & lebih singkat Pada minggu II (setelah suhu badan normal)Terjadi normal)Terj adi karena terdapatny terdapatnya a basil dalam organ2 yg tidak dpt dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti Mungkin pula pada minggu IV (waktu penyembuhan tukak) invasi basil bersamaan dg pembentukan jaringan2 fibroblas
Komplikasi 1. Usus halus a. perdarahan usus - sedikitBenzidin test - ba bany nyak akm mel elen ena a - berat beratny nyeri eri perut perut + tanda tanda renj renjatan atan b. perforasi usus - bia biasan sanyya mingg minggu u keti ketiga ga - pa pada da ilileu eum m dis dista tall - pek pekak ak hat hatii meng menghil hilang ang - uda udara ra diant diantara ara hati hati & diafra diafragm gma a
Komplikasi c. peritonitis - den dengan gan / tanpa tanpa perfo perforas rasii usus usus - gej gejala ala aku akutt abdo abdome men: n: ny nyer erii per perut ut he heba batt defa defans ns muscul musculaire aire (ddg abd tegan tegang) g) ny nyer erii tek teka an 2. Komplikasi di luar usus krn lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakteremia): meningitis, kolesistitis, ensefalopati, dll
Komplikasi krn infeksi sekunder: bronkopneumoni dehidrasi & asidosis akibat masukan makanan kurang & perspirasi akibat suhu tubuh tinggi DIC , sindrom uremia hemolitik, dan hemolisis Glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis
Diagnosis kerja Perlu pemeriksaan laboratorium 1. pemeriksaan utk menyokong diagnosis a. pemeriksaan darah tepi - le leuk ukop open enii - lilimfo mfosi sitos tosis is relat relatif if - an aneo eosi sino nofi fililia a - anemia - tromb trombosi ositope topenia nia ring ringan an b. pemeriksaan sumsum tulang - hip hiperak eraktif tif RES dg adany adanya a sel makrofa makrofag g - erit eritropo ropoesis esis,, granulo granulopoe poesis, sis, trombopoesis <
Diagnosis kerja 2. Pemeriksaan lab utk membuat diagnosis a. Biakan empedu - basi basill S. typ typhosa hosa dpt dpt ditem ditemukan ukan dlm darah pd minggu I sakit - posi positif tif dlm dlm urin urin & feses feses dlm dlm wkt wkt yg lama - neg negati atiff 2x bertu berturut rut2 2 dlm dlm urin urin & feses menentukan benar2 sembuh & tdk mjd karier
Diagnosis kerja b. Pem. Widal - dasar: rx aglutinasi bila serum penderita dicampur dg suspensi antigen S. typhosa - + : tjd rx aglutinasi - dg menge mengence ncerka rkan n serum, serum, kadar kadar zat zat anti dpt ditentukan, yaitu yaitu pengenceran tertinggi yg msh menimbulkan menimbul kan rx aglutinasi
Diagnosis kerja 3. Pemeriksaan Penunjang Lain Pemeriksaan Antibodi Dot
EIA ( Dot Enzyme Immunoabsorbent Assay ) Polymerase Chain Reaction (PCR) IgM Dipstick test
Diagnosis kerja titer
antigen O 1/200 atau menunjukkan menunju kkan kenaikan progresif titer thd antigen H tdk diperlukan utk D/ krn dpt tetap tinggi stlh mendpt imunisasi / penderita telah lama sembuh pem. Widal tidak selalu + walau penderita sungguh2 menderita tifus abdominalis
Diagnosis kerja - titer dpt + krn: titer O & H tingg tinggii krn terd terdapa apatny tnya a aglutinin normal, krn infeksi basil Coli patogen dlm usus pd neon neonatus atus,, zat anti anti tsb tsb dipero diperoleh leh dari ibunya mell tali pusat terda terdapat pat infek infeksi si silang silang dg Ricke Rickettsia ttsia (Weil Felix) akib akibat at imunis imunisasi asi scr alam alamiah iah krn masuknya basil peroral / infeksi subklinis
Diagnosis Banding Paratifoid A, A, B, C Influenza Malaria Tuberkulosis Dengue Pneumonia lobaris Dll
Pengobatan 1. isolasi penderita & desinfeksi pakaian & ekskreta 2. perawatan yg baik untuk menghindarkan komplikasi mengingat sakit yg lama, lemah, anoreksia, dll 3. istirahat selama demam sampai dg 2 mggu normal kembali, yaitu istirahat mutlak, berbaring terus di tempat tidur. Seminggu kmdn boleh duduk & selanjutnya boleh berdiri & berjalan
Pengobatan
4. Diet. - Ma Makana kanan n hrs mengand mengandung ung cukup cukup cairan, cairan, kalori & tinggi protein. - Bah Bahan an makana makanan n tdk blh blh mengan mengandun dung g banyak serat, tdk merangsang & tdk menimbulkan banyak gas. - Susu 2 kali kali 1 gelas sehari perlu diberika diberikan. n. - Utk pend penderit erita a dg kesadaran kesadaran makana makanan n cair cair dpt diberikan mell pipa lambung. - Bil Bila a anak anak sadar sadar & nafsu nafsu makan makan baik baik dpt dpt diberikan makanan lunak
Pengobatan 5. Obat pilihan: Kloramfenikol dosis tinggi 100 mg/kgbb/hari, 4x sehari p.o./IM/IV manfa manfaat: at: - wa waktu ktu pera perawa watan tan dipersingkat - re rela laps ps tid tidak ak tj tjd d pbtkn zat anti < krn basil terlalu cepat dimusnahkan penderita yg dipulangkan perlu diberi suntikan vaksin Tipa Obat lain: ampisilin , kotrimoksazol , Tiamfenikol, Amoksisilin, Seftriakson, Sefiksim
Pengobatan RSCM: - Kl Klor oram amfe feni nico coll (DO (DOC) C) 50 ± 10 100 0 mg / hari, oral atau IV dibagi 4 dosis selam sel ama a 10 10 ± 14 har hari, i, ata atau u - Amo Amoksisi ksisilin lin 100 100 mg / kg / hari, hari, oral / IV, atau - Sef Seftri triaks akson on 20 20 -80 g / kg kg 1xseha 1xsehari ri selama 5 hari - Tind Tindakan akan beda bedah h segera segera perfo perforasi rasi usus
Pengobatan 6. Bila tdp komplikasi hrs diberi terapi yg sesuai: - dehi dehidrasi drasi & asidosi asidosiss diberi diberi cairan cairan IV - bronk bronkopne opneumon umonia ia hrs ditam ditambahk bahkan an Penisilin, dll
Pencegahan Higiene perorangan & lingkungan - me mencu ncuci ci tangan tangan sebe sebelu lum m makan makan - pen penyyedi ediaan aan air ber bersih sih - pen pengam gamana anan n pembuan pembuangan gan limbah limbah feses Imunisasi Imunisasi aktif terutama : - kon kontak tak dg ps ps dema demam m tifoi tifoid d - KLB - tur turis is yg yg bepergia bepergian n ke ke daerah daerah endemik
Pencegahan Imunisasi - vaksi vaksin n polis polisakari akarida da (caps (capsular ular Vi polysaccharide) pd usia 2 tahun / lebih IM diulang setiap 3 th - vak vaksin sin tifo tifoid id oral oral (Ty (Ty2121-a) a) pd usia > 6 th t h dg interval selang sehari (hari 1, 3 & 5) ulan ulanga gan n set setia iap p 3 ± 5 th
Prognosis Umumnya prognosis pd anak baik asal penderita cpt berobat Mortalitas pd penderita yg dirawat 6% Prognosis kurang baik / buruk bila gej klinis berat: 1. panas tinggi (hiperpireksia) / febris kontinua 2. kesadaran : sopor, koma, delirium 3. komplikasi berat: dehidrasi & asidosis, peritonitis, bronkopneumoni, dll 4. gizi buruk (malnutrisi energi protein)