Nama : M. Afrizal Danar G.P. Kelas : TMT614210-2 (B) NPM : 3334130800
Kerjakan soal dibawah ini, kumpulkan pada pukul 11.00, tanggal 14 April 2015 ! 1. Sebutkan klasifikasi refraktori berdasarkan persenyawaan nya dan sebutkan jenis jenisnya ! Berdasarkan persenyawaannya refaktori dikategorikan menjadi 2 : a) refaktori oksida silika lempung alumina kadar tinggi chromite dan magnesia chromite magnesia bakar forsterite oksida khusus b) refakttori non-oksida karbon dan grafit silikon karbida logam tanah jarah (TiC dan BN) logam (W, Mo, Fe) 2. Jelaskan kondisi kondisi tanur yang mempengaruhi pemilihan refraktori ! Pemilihan penggunaan refaktori harus disesuaikan dengan kondisi tanur, hal ini dikarena bilamana refaktori yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi tanur (tidak kompetibel) maka akan terjadi kerusakan pada refaktori bahkan dapat menyebabkan komposisi logam yang dilebur berubah. Pemilihan refaktori didasarkan kondisi tanur adalah : a) Jenis bahan apa yang dikerjakan (logam apa yang dilebur). Jenis logam yang dilebur akan menghasilkan reaksi asam atau reaksi basa, sehingga ketika pemilihan refaktori, sifatnya dapat disesuaikan pada reaksi yang terjadi. b) Berapakah temperatur operasi. Pemilih refaktori didasarkan pada temperatur tertinggi pada saat sistem bekerja. Hal ini dikarenakan bilamana ketahanan temperatur refaktori lebih rendah dari sistem dalam tanur maka refaktori dapat rusak. Kerusakan ini dapat menimbulkan kegagalan dalam pengoprasian peleburan. c) Atmosfer dalam tanur
Pemilihan refaktori juga didasarkan pada atmosfer tanur. Apakah reaksi peleburan menghasilkan gas asam atau basa. Sehingga pemilihan refaktori disesuaikan pada kondisi atmosfer dalam sistem.
d) Media pemanas yang dipakai media pemanas yang digunakan dapat mempengaruhi sifat refaktori. Hal ini didasarkan pada energi dan panas yang dihasilkan pada saat sistem bekerja. e) Tegangan mekanis pada saat sistem bekerja. Tegangan mekanis yang akan diterima sistem harus lebih rendah dari kemampuan refaktori menahan tegangan mekanis. Dengan kata lain refaktori harus mampu menahan tegangan mekanis pada tanur saat beroprasi. Bilamana refaktori tidak mampu menahan tegangan mekanis dalam sistem, maka akan trjadi keretakan dan kerusakan. 3. Sebutkan sifat umum dari refraktori silika Sifat umum refaktori silika yaitu mampu menahan abrasi dan mampu menahan beban pada temperatur tinggi, serta mampu menahan bentuknya pada temperatur tinggi. 4. Sebutkan fungsi dari proses sintering dalam manufacture refraktori. Sintering bertujuan untuk merekatkan antar patikel refaktori. Setelah disintering refaktori akan mengalami penyusutan (shrinkage) karena adanya pengurangan porositas. 5. Jelaskan perbedaan dari refraktori brick dengan refraktori monolitik. Refaktori brick adalah refaktori yang memiliki bentuk (shaped). Mempunyai bentuk saat dijual. Refaktori konvensional sering dipakai pada banyak tanur peleburan. Dibentuk dengan mechine pressed. Tidak memerlukan air yang banyak dibandingkan dengan refaktori monolitik (unshaped). Pada saat pemasangan (setting terdapat sambngan).
Keunggulan : a) Lebih padat. b) Low porosity. c) Kekuatan lebih optimal. d) Tidak memerlukan curring (pemanasan) awal. Refaktori monolitik adalah refaktori yang tidak memiliki bentuk saat dijual (dijual dalam bentuk serbuk). Dibentuk saat akan melakukan setting pada tanur. Dijual dala bentuk serbuk. Memberikan lapisan (linning) tanpa sambungan. Memerlukan air yang lebih banyak ketimbang refaktori brick. 6. Jelaskan fungsi pengujian PCE (Pyrometric Cone Equivalent) Pengujian PCE (Pyrometric Cone Equivalent) berfungsi unuk menguji ketahan bentuk refaktori terhadap temperatur tinggi dengan cara membandingkan kelengkungan material uji dengan material standart. Pengujian ini masih memiliki kelemahan, dimana material uji tidak dalam pembebanan. Sehingga kemampu tahanan bentuk refaktori saat pembebanan pada temperatur tinggi tidak dapat di tentukan dengan PCE, namun dengan RUL (Refactories Under Load). 7. Jelaskan mengapa permeabilitas merupakan suatu sifat yang penting bagi refraktori Permaebilitas adalah kemapuan refaktori untuk dilalui oleh fluida. Semakin porositas suatu refaktori maka semakin permeabilitas refaktori tersebut. permeabilitas refaktori berfungsi sebagai insulator panas dalam sistem. 8. Jelaskan perbedaan metode isopressing dan metode uniaxial pressing pada manufacture refraktori ! Isopresing adalah suatu metode pemberian bentuk dengan cara menekankan refraktori dari satu arah. Sementara uni axial pressing adalah metode pemberiana bentuk dengan cara menekan refaktori dari segala bidang arah. 9. Jelakan perbedaan antara proses firing dengan proses drying pada manufacture refraktori !
Proses firring adalah proses pemanasan yang bertujuan untuk mempererat ikatan antar partikel pada refaktori. Sementara proses drying adalah proses pemanasan yang bertujuan untuk mengurangi kadar air pada refakori. Pada proses drying refaktori masih dalam keadaan green body, sementara pada saat firring refaktori sudah memiliki bentuk.
10.
a) Jelaskan perbedaan refraktori SiO2-CaO-MgO pada titik A dan B b) Pilihlah refraktori pada komposisi A atau B yang sebaiknya digunakan pada daerah hearth pada blast furnace, sebutkan alasanya.