BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Batuan No Peraga 229
Batuan ini memiliki ciri warna hitam struktur foliasi artinya terdapat penjajaran mineral. Tipe foliasi nya adalah slat y cleavage. Mineral pada batuan bat uan ini berukuran sangat halus (mikrokristalin) yang dicirikan dengan bidang bidang belah planar yang sangat rapat,teratur dan sejajar. Tekstur batuan berupa kristaloblastik yaitu tekstur batuan metamorf yeng terbentuk oleh proses metamorfisme itu sendiri. Dilihat dari bentuk individu kristal,batuan ini termasuk anhedral karena bentukan batas antar Kristal tidak jelas. Berdasarkan bentuk mineral batuan termasuk jenis granoblastik dengan bentuk mineral tidak teratur. Ukuran butir batuan afanit karena tidak dapat dilihat secara megaskopis. Komposisi mineral batuan terdiri dari kelompok mineral mika berwana hitam yakni biotit. Petrogenesa batuan berupa metamorfisme regional yang terjadi pada daerah yang sangat luas. Proses metamorfisme membentuk batuan yang sama sekali berbeda dengan batuan asalnya, baik tekstur maupun komposisi mineral. Kenaikan tekanan atau temperatur mengubah mineral yang batas kestabilannya terlampaui, dan juga hubungan antar butiran / kristalnya sehingga tidak meninggalkan tekstur batuan asal sama sekali hal ini lah yang disebut sebagai kristaloblastik.
4.2 Batuan No Peraga 234
Batuan
memiliki kenampakan kenampakan warna putih, struktur Non foliasi
bertipe phylonitic sedangkan tekstur Gronoblastik, mineral tidak tapak atau afanit bentuk individu Kristal anhedral,dan proses yang membentuk batuan akibat metamorfisme batuan itu sendiri tanpa meninggalkan sisa batuan asalnya atau disebut sebagai tekstur kristaloblastik. Komposisi mineral yang
terkandung dalam batu ini ialah mineral kalsit (80. Batu ini terbentuk dari kristal – kristal kalsit yang merupakan proses metamorfisme pada batu gamping. Batuan ini padat, kompak dan massive, dapat terjadi karena metamorfosa kontak / regional. Marble merupakan jenis batuan metamorfosa yang dihasilkan dari metamorfosa kontak atau regional dari jenis batu gamping. warna asli marble adalah putih tapi karena terdapat mineral pengotor yang justru membuat marble menjadi menarik. Mineral-mineral pengotor . Batuan metamorf ini termasuk tipe metamorf kontak dengan sifat kimia kalkaris.. Marble adalah batuan metamorf non foliated dihasilkan dari metamorphism kapur, sebagian besar terdiri dari kalsit (suatu bentuk kristal kalsium karbonat, CaCO3). Marble adalah batuan metamorf yang dihasilkan dari regional atau, jarang, hubungi metamorphism dari batuan sedimen karbonat (baik batu kapur atau dolomit) atau yang lebih tua metamorphism dari marble. Proses malihan ini menyebabkan rekristalisasi lengkap dari batu asli menjadi mosaik yang saling kalsit, aragonite dan / atau dolomit kristal. Suhu dan tekanan yang diperlukan untuk membentuk marble biasanya menghancurkan setiap fosil dan tekstur sedimen hadir di batu asli. Marble putih adalah hasil yang sangat murni metamorphism kapur. Karakteristik swirls dan vena dari banyak varietas marble berwarna biasanya disebabkan oleh berbagai mineral kotoran seperti tanah liat, lumpur, pasir, besi oksida, atau certa yang awalnya hadir sebagai biji-bijian atau lapisan dalam batu kapur. Warna hijau sering disebabkan oleh berbelit-belit yang dihasilkan dari batu kapur magnesium awalnya tinggi atau silika dolostone dengan kotoran. Kalsit adalah mineral – mineral karbonat. Kalsit berkomposisi CaCO3, merupakan bahan utama batu gamping. Dapat terjadi dari penguapan langsung air laut atau melalui binatang, dipisahkan dari air laut, untuk membuat cangkang atau rumahnya. Kristalnya tidak berwarna, transparant, atau putih. Didalam batu gamping sering mengandung pengotoran menjadikan batu gamping berwarna abu – abu atau coklat. Jika kalsit bereaksi dengan larutan magnesium karbonat dalam air laut atau air tanah
menjadi dolomit (CaMg – karbonat). Kalsit mempunyai tiga bidang belah yang tidak saling tegak lurus dan kekerasannya 3 dalam skala mohs.
4.3 Batuan No Peraga 208
Batuan memiliki kenampakan warna hitam keputihan, dengan tekstur Gronoblastik, struktur batuannya foliasi bertipe gneissic, dengan komposisi mineral yang terkandung dalam batu gneiss ini ialah kurasa (40%), feldspar (20%), dan mineral – mineral mafic (40). petrogenesa batuannya merupakan hasil metamorfosa regional derajat tinggi berbutir kasar mempunyai sifat “bended” (“gneissic”). Berdasarkan W.T Huang batuan ini bernama Gneiss. Gneiss adalah typical dari jenis batuan metamorf, batuan ini terbentuk pada saat batuan sediment atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi. Hampir dari semua jejak jejak asli batuan ( termasuk kandungan fosil) dan bentuk bentuk struktur lapisan ( seperti layering dan ripple marks) menjadi hilang akibat dari mineral-mineral mengalami proses migrasi dan rekristalisasi. Meskipun batuan ini terubah secara alamiah, gneiss dapat mengekalkan bukti terjadinya proses geokimia di dalam sejarah pembentukannya, khususnya pada mineral mineral seperti zircon yang bertolak belakang dengan proses metamorfosa itu sendiri. Batuan batuan keras yang berumur tua seperti pada batuan gneiss yang berasal dari bagian barat Greenland, Isotop atom karbon dari batuan tersebut menunjukkan bahwasannya ada kehidupan pada masa batuan tersebut terbentuk , yaitu sekitar 4 millyar tahun yang lalu. Pada batuan gneiss, kurang dari 50 persen dari mineral mineral menjadi mempunyai bentuk bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan. Kita dapat melihat bahwasannya tidak seperti pada batuan schist yang mempunyai pensejajaran mineral yang sangat kuat, batuan gneiss tidak retak atau hancur sepanjang bidang dari pensejajaran mineral tersebut, dan terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut, hal ini tidak seperti kebanyakan bentuk bentuk
perlapisan yang terdapat pada batuan schist. Dengan proses metamorfosa lebih lanjut batuan gneiss dapat berubah menjadi magmatite dan akhirnya terkristalisasi secara total menjadi batuan granit. Pada batuan ini terbentuk goresan goresan yang tersusun dari mineral-mineral seperti hornblende yang tidak terdapat pada batuan batuan sediment. Gneiss terdiri dari gabungan mineral-mineral pipih (mika) dengan mineral bulat (kuarsa, garnet, silimanit, dan lain-lain). Mineral-mineral utama dari gneiss adalah quartz, orthose, plagioclase, biotite, muscovite, amphibole, pyroxene. Sedangkan mineral tambahan seperti apetite, zircon, sphene, grenat, cordierite, sillimanite, epidote, pyrite, graphite. Gneiss (pengucapan / naɪs /) adalah umum dan didistribusikan secara luas jenis batu yang dibentuk oleh bermutu tinggi proses malihan regional dari formasi yang sudah ada sebelumnya yang semula baik batuan beku atau batuan sedimen. Batu Gneissic biasanya kasar foliated menengah dan sebagian besar recrystallized tetapi tidak membawa sejumlah besar micas, klorit atau mineral platy. Gneisses yang bermetamorfosis batuan atau setara mereka yang disebut granit gneisses, diorite gneisses, dll Namun, tergantung pada komposisi mereka, mereka juga mungkin disebut garnet gneiss, biotite gneiss, albite gneiss, dll Orthogneiss menunjuk sebuah gneiss berasal dari batuan beku batu, dan paragneiss adalah salah satu dari batuan sedimen. Gneissose digunakan untuk menggambarkan batu-batu dengan sifat-sifat yang mirip dengangneiss. Gneiss schist mirip, kecuali bahwa mineral tersebut diatur ke dalam band. Kadang-kadang sulit untuk membedakan antara gneiss dan schist karena beberapa gneiss tampaknya memiliki lebih mika daripada yang benar-benar.
4.4 Batuan No Peraga 15
Batuan memiliki kenampakan warna hijau kehitaman, dengan tekstur pada batu Serpentinit ini ialah Gronoblastik, struktur batuannya Non-Foliasi, dengan komposisi mineral yang terkandung dalam batu Serpentinit ini ialah
mineral serpentin(80%). Komposisi mineral pada batu Serpentinit terdapat mineral – mineral pada batu Serpentinit terdiri dari batuan beku ultra basa. Pada batu Serpentinit memiliki petrogenesa batuannya merupakan batuan metamorf ini terbentuk akibat larutan aktif ( dalam tahap akhir proses hidrotermal) dengan batuan beku ultra basa. Serpentinite adalah sebuah batu yang terdiri dari satu atau lebih kelompok serpentine mineral. Mineral dalam kelompok ini dibentuk oleh serpentinization, sebuah hidrasi dan metamorf transformasi ultramafic batu dari mantel bumi. Pengubahan ini sangat penting di dasar laut pada batas lempeng tektonik terbentuk pada suhu rendah akibat proses malihan melibatkan panas dan air yang rendah silika mafic dan batu-batuan ultramafic teroksidasi dan terhidrolisis dengan air ke serpentinite. Peridotite, termasuk dunite, di dan di dekat dasar laut dan di sabuk gunung diubah menjadi berbelit-belit, brucite, magnetit, dan mineral lainnya - yang langka, seperti awaruite (Ni3Fe), dan bahkan besi asli. Dalam proses sejumlah besar air diserap ke dalam batu meningkatkan volume dan menghancurkan struktur. Perubahan densitas 3,3-2,7 g/cm3 dengan kenaikan volume secara bersamaan sekitar 40%. Reaksi eksotermik dan jumlah besar energi panas yang dihasilkan dalam proses. Rock temperatur dapat dibesarkan oleh sekitar 260 oC, menyediakan sumber energi untuk pembentukan nonvulkanik hidrotermal vents. The magnetit-membentuk reaksi kimia menghasilkan gas hidrogen. Karbonat dan sulfat berkurang dan bentuk metana dan hidrogen sulfida. Hidrogen, metan, dan hidrogen sulfida menyediakan sumber energi bagi mikroorganisme chemotroph laut dalam. Serpentine sebenarnya adalah nama umum diterapkan pada beberapa anggota kelompok polimorfik. Mineral ini mempunyai kimia dasarnya sama tetapi berbeda struktur. Struktur Serpentine terdiri dari lapisan silikat tetrahedrons terhubung menjadi lembaran.
4.5 Batuan No Peraga 123