2.1 Persiap Persiapan an Pasien 2.1. 2.1.1 1 Peme Pemeri riks ksaa aan n Fisi Fisik k
Pemer Pemerik iksa saan an fisi fisik k dila dilaku kukan kan denga dengan n teli teliti ti bila bila terd terdapa apatt indi indika kasi si yang yang memerlukan konsultasi kepada bidang lain bisa segera dilakukan. Riwayat medis dan peeriksaan fisik merupakan metode screening yang paling baik untuk mendeteksi adanya penyakit. Pemeriksaan fisik ini dilakukan secara menyeluruh dan sistematik. Pada prosesnya pemerksaan meliputi empat prosedur rutin yaitu: 1. Anamnesa 2. Inspeksi Pemeriksaan Pemeriksaan diawali dengan melihat pasiean pasiean secara secara keseluruhan, keseluruhan, sebelum meliha melihatt pada pada lokasi lokasi penyakit. penyakit. isa isa sa!a sa!a ge!ala ge!ala yang yang tampak tampak dapat dapat men!ad men!adii petun!uk untuk menegakkan diagnosa. ". Palpasi Palpa Palpasi si denga dengan n meng menggun gunak akan an u!un u!ung g !ari !ari untu untuk k mera merasa saka kan n apaka apakah h ada pembengkakan atau konsistensi yang berbeda. #. Perkusi Perkusi dengan menggunakan !ari unutk menentukan kualitas resonansi dan tingkat keutuhan dari organ tertentu atau rongga tubuh. $. Auskul kultasi asi Auskultasi menggunakan stetoskop untuk memeriksa suara%suara abnormal yang dihasilkan oleh tubuh. 2.1.2 .1.2
Riway wayat Me Medis dis
Riwayat medis yang akurat merupakan informasi yang sangat berguna bagi dokter untuk memutuskan apakah seorang pasien dapat men!alani perawatan dengan
aman atau tidak. Riwayat medis dapat diperoleh dengan bertanya langsung pada pasien atau keluarga pasien atau dengan mengisi kuesioner. &ormat standard digunakan untuk mencatat hasil pemeriksaan riwayat medis dan pemeriksaan fisik sepert sepertii data data biogra biografi, fi, riwaya riwayatt keluha keluhan n utama, utama, riway riwayat at medis, medis, status status sosial sosial dan keluarga, e'aluasi keadaan umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan rontgen. eberapa hal yang perlu ditanyakan dan dicatat adalah : 1. Alergi, Alergi, terutama pada penggunaan antibiotik. 2. Pengobatan, dilihat apakah pasien menggunakan steroid, insulin dan antikoagulan. ". Penyakit yang sedang diderita, terutama demam reumatik, kelainan katup !antung, adanya riwayat infark atau stroke, diabetes diabetes mellitus, mellitus, epilepsi, epilepsi, asma, kelainan fungsi tiroid, gagal gin!al khronis dan kelainan perdarahan. #.
Riwa Riway yat
pemb pembed edah ahan an
terd terdah ahul ulu, u,
bias biasan anya ya
adal adalah ah
pemb pembed edah ahan an
!ant !antun ung, g,
transplantasi organ, atau operasi kanker. kanke r. (itanyakan pula apakah pasien mengalami reaksi yang tidak biasa pada saat anestesi umum, umum, obat%ob obat%obata atan n yang sedang sedang diminum diminum,, alergi alergi,, penyaki penyakitt yang yang sedang sedang dideri diderita ta )*upp, 2++" (imitroulis -, 1/0.
2.1. 2.1.3 3
Peme Pemeri riks ksaa aan n Dara Darah h
!i laboratorium merupakan suatu alat yang berguna bagi ahli bedah. (alam hubungannya dengan riwayat medis dan pemeriksaan fisik, u!i laboratorium dapat ditambahkan ditambahkan kedalam suatu diagnosa dari berbagai berbagai penyakit penyakit dan memungkinkan memungkinkan penanganan prabedah dan d an pasca bedah yang tepat bagi pasien%pasien dengan kelainan sistemik. 1. *emoglo globin bin
Pemeriksaan ini dilakukan sebagai bagian dari hitung darah lengkap. onsentrasi *b adalah pengukuran !umlah total *b dalam darah perifer. *b berperan dalam transport 32 dan 432. nilai normal ber'ariasi menurut !enis kelamin dan usia. onsentrasi *b meningkat pada penyakit !antung kongenital, polisitemia 'era, penyakit paru obstruktif khronis, gagal !antung kongestif, luka bakar parah, dan dehidrasi. *b rendah terdapat pada anemia,
perdarahan hebat, hemolisis,
hemoglobinopati, penyakit hodkin, kanker, defisiensi nutrisi, limfoma, perdarahan khronis, penyakit gin!al, splenomegali, lupus eritematosus sistemik, sicle cell anemia. 5ilai normal pada laki%laki 1#%16 g7dl, wanita 12%18 g7dl )kehamilan 9 11 g7dl, anak% anak 11%18 g7dl sedangkan bayi 1+%1$ g7dl. )Pagana, 1$0 2. eukosit eukosit merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh, yang akan bereaksi terhadap benda asing yang masuk dan membuat mekanisme pertahanan )feedback mechanism0. Peningkatan !umlah leukosit )leukositosis0 biasanya ter!adi pada infeksi akut, nekrosis !aringan, leukemia, penyakit kolagen, anemia hemolitik dan stres. eberapa obat%obatan seperti aspirin, antibiotik )ampisilin, eritromisin, tetrasiklin, streptomisin, kanamisin0, alupurinol, sulfonamid, heparin dan epineprin dapat menyebabkan meningkatnya !umlah leukosit. Penurunan leukosit )leukopenia0 biasanya ter!adi pada penyakit hematopoetik )anemia aplastik, anemia pernisiosa, hipersplenism0, infeksi 'irus, malaria, agranulositosis, alkoholik, ;<, artritis reumatoid, dan beberapa obat%obatan seperti kloramphenikol, asetaminofen, barbiturat, agen terapi kanker, dia=epam, diuretik, metildopa, fenotia=in. 5ilai normal pada dewasa : #$++%1++++7mm", anak%anak 2 tahun
: 8+++%1/+++7mm",
)Pagana,1$0 ". a!u
sedangkan
bayi baru lahir
: +++%"++++7mm".
Pemeriksaan ini mengukur kecepatan sel darah merah mengendapkan darah yang tidak membeku dalam milimeter per !am. Pemeriksaan ini tidak spesifik. Penurunan kadar <( bisa terlihat pada penyakit polisitemia 'era, gagal !antung kongestif, anemia sel sabit, infeksi mononukleosis, defisiensi fektor >, artritis degeneratif, angina pektoris dan pemakaian obat%obatan )etambutol, aspirin, golongan kortison0. Peningkatan kadar <( dapat terlihat pada keadaan penyakit # artritis reumatoid, demam, infark myokard akut, kanker )payudara, kolon, gin!al, hepar0 penyakit hodkin?s, multipel mieloma, limfosarkoma, infeksi bakteri, penyakit radang pel'is akut, ;< , kehamilan trimester kedua dan ketiga, operasi, luka bakar, dan obat%obatan seperti metildopa, teofilin, dan dekstrans. 5ilai normal pada dewasa dengan
metode western : @ $+ thn pria +%1+
mm7!am wanita +%2+mm7!am 9 $+ thn pria +%2+ mm7!am wanita +%"+mm7!am. ;edangkan metode wintrobe pria +%/ mm7!am wanita +%1$ mm7!am Anak bayi baru lahir +%2+mm7!am #%1#thn +%2+ mm7!am. )Pagana,1$0 #. rombosit rombosit merupakan elemen dasar dalam darah yang meningkatkan koagulasi. !i ini perlu dilakukan karena trombositopenia merupakan kelainan hemostasis yang paling sering ditemukan pada pasien bedah. *itung trombosit normal pada dewasa adalah 1$+.+++%#++.+++7mm". bila nilai dibawah 1++.+++7mm" menun!ukkan trombositopenia yang dapat disebabkan oleh produksi trombosit yang berkurang, destruksi akselerasi trombosit, konsumsi trombosit )sekunder karena (I40, hilangnya trombosit karena perdarahan. Bika nilai diatas #++.+++7mm" menun!ukkan trombositosis yang dapat ter!adi karena kelainan polisitemia 'era, leukemia, sindroma postsplenektomi dan penyakit keganasan. Perdarahan spontan merupakan bahaya yang serius dan biasanya ter!adi pada !umlah trombosit kurang dari $+.+++7mm". 5ilai normal pada
dewasa atau anak
1$+.+++%#++.+++7mm"m bayi 2++.+++%#/$.+++7mm", sedangkan neonatus 1$+.+++% "++.+++7mm". )Pagana,1$0 $. *ematokrit *ematokrit merupakan pengukuran persentase sel darah merah dan 'olume darah total. *ematokrit sangat mencerminkan nilai *b dan sel darah merah. iasanya nilai hematokrit kira%kira " kali konsentrasi *b !ika sel darah merah dalam ukuran normal dan memiliki !umlah *b normal. 5ilai hematokrit meningkat pada eritositosis, eklamsia, shock, dehidrasi, polisitemia 'era, dan penyakit !antung kongenital. 5ilai hematokrit menurun pada anemia, penyakit hodkin?s, kegagalan sumsum tulang, hipertiroid, sirosis, reaksi hemolitik, perdarahan, leukemia, malnutrisi, multipel mieloma, dan reu matoid artritis. 5ilai normal pada pria : #2%$2C, wanita : "/%#/C )kehamilan 9 ""C0, anak : "1% #"C, sedangkan bayi : "+%#+C. )Pagana,1$0. 6. -ula (arah
!i glukosa serum membantu dalam mendiagnosa beberapa penyakit metabolik. -lukosa darah yang meninggi )hiperglikemi0 umumnya menun!ukkan diabetes mellitus. ;ebaliknya hipoglikemi umumnya disebabkan karena dosis insulin berlebihan pada pasien diabetes mellitus. adar glukosa serum meningkat pada keadaan diabetes mellitus, respon stres akut, penyakit 4husing, hiperparatiroid, adenoma pankreas, pankreatitis, terapi diuresis, terapi kortikosteroid. adar glukosa menurun pada keadaan insulinoma, hipoparatiroid, hipopituitarism, penyakit adison, dan penyakit hepar yang berat. !i gula darah puasa minimal 6 !am. Dakanan berperan sebagai glukosa yang akan mengalami metabolisme dalam tubuh. Pada pasien normal, insulin diekskresi segera setelah makan sebagai respon terhadap glukosa darah yang meningkat,
menyebabkan kadar glukosa kembali normal dalam waktu 2 !am. 5ilai normal. )Pagana,1$0 2.1.4
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan radiologis diperlukan untuk mengetahui adanya kelainan pada tulang, adanya perluasan susatu kelainan pada tulang , dan posisi anatomis. Pemeriksaan ini !uga berperan sebagia diagnostik untuk para ahli bedah mulut. Informasi diagnostic yang diperoleh dari grafik radiografi tergantung pada kualitas radiografi, semakin tinggi kualitas gambar, semakin besar kemungkinan keakuratan dari diagnosisnya. Pada
region
maEillofacial,
readiografi
ini
bisa
digunakan
untuk
mendemostrasikan fistula dan sinus. ;ecara umum, indikasi u tama untuk pemeriksaan radiografi yaitu : 1. Dengetahui adanya perbedaan antara lesi patologis dan struktur anatomis yang 2. ". #. $. 8.
normal Dengetahui adanya gigi yang impaksi, sisa akar, maupun gigi supernumerary Denge'aluasi dera!at radiopenetrasi dari suatu lesi Dengidentifikasi lesi beserta ukuran, bentuk dan batasnya Dengetahui perkembangan lesi Dengetahui pengaruh lesi pada korteks tulang dan gigi yang berdeatan
Adapun teknik radiografi utama yang digunakan pada oral surgery yaitu : 1. Proyeksi periapikal Radiografi periapikal merupakan teknik radiografi intraoral yang dibuat untuk melihat suatu gigi dan !aringan di sekitar daerah apikalnya. Ia memungkinkan untuk melihat dua sampai empat gambaran gigi beserta tulang al'eolar disekitarnya dalam satu fim. Adapun indikasi klinis utama untuk radiografi periapikal meliputi : 10 Delihat adanya infeksi atau inflamasi pada daerah apical 20 Delihat adanya suspek kelainan pada bagian periodontal "0 Delihat kondisi gigi serta tulang al'eolar setelah trauma
#0 $0 80 /0 60
Delihat malposisi pada gigi yang belum tumbuh Delihat morfologi dari akar gigi sebelum dilakukan ekstraksi eperluan perawatan endodontic ntuk pemeriksaan preopretai'e dan postoperati'e pada bedah apical <'aluasi secara mendetil pada kista apical dan lesi lainnya pada tulang al'eolar
2. Proyeksi oklusal Radiografi oklusal merupakan teknik foto intraoral yang menggunakan sinar%F dengan paket film )$,/ E /,8 cm0 atau film intraoral yang diletakkan pada bidang oklusal. Adapun indikasi di oral surgery yaitu : 10 20 "0 #0
Delihat lokasi gigi yang impaksi Delihat lokasi gigi yang supernumerary Delihat lokasi scali'ary calculus di kelen!ar sali'a mandibular ;ebagai studi untuk melihat palatum keras dan lesi seperti palatine tori, dan tumor
palatal. $0 ;ebagai studi untuk melihat adanya perkembangan tumor di aspek lingual di mandibular yang seperti osteoma. ". Radiografi panoramic egunaan radiografi panoramic secara umum yaitu menge'aluasi area tengkorak dan rahang, pertumbuhan dan perkembangan, menge'aluasi gigi impaksi, mendeteksi penyakit, lesi dan kondisi rahang, memeriksa lesi besar yang meluas, menge'aluasi trauma dan menge'aluasi daerah sendi temporomandibular. #. ateral obliGue pro!ection of mandible egunaan radiografi lateral obliGue ini yaitu memperlihatkan proyeksi dari badan mandibular,
memperlihatkan
dengan
!elas
dari
ramus
mandibular,
dan
memperlihatkan dari gigi region molar ketiga rahang atas dan rahang bawah. Radiografi terbagi men!adi 2 yaitu :
$. Radiografi kon'ensional
Radiografi kon'ensional adalah suatu citraan yang diproduksi oleh transmisi sniar F melalui pasien ke sebuah perangkat yang berfungsi menangkap sinar tersebut kemudian diubah men!adi suatu gambar untuk didiagnosis. abung F ray menghasilkan sinar F% Ray, kemudian sinar F akan melewati pasien melalui film yang akan mencatat semua yang tergambar. /. ;peciali=ed imaging 10 4 ;can )4omputed omografi ;can0 4 ;can adalah metode pencitraan medis menggunakan tomografi dbuat melalui komputer. )P.D *oag, 1+0 Pemrosesan digital geometri digunakan untuk menghasilkan gambar tiga dimensi dari sebuah ob!ek, dimana gambaran ini diperoleh dari serangkaian gambar sinar F dua dimensi yang diambil di sekitar sumbu rotasi tunggal. 4 menghasilkan 'olume data yang bisa dimanipulasi melalui proses yang dikenal sebagai windowing, untuk menun!ukkan struktur tubuh berdasarkan kemampuan alat untuk memblokir sinar F%Ray. )Derriam, 2++0 20 ltrasonography );-0 Alat yang berbasis diagnostic yang digunakan untuk memperlihatkan struktur tubuh subkutan termasuk tendon, otot, sendi dan organ internal untuk mengetahui adanya lesi atau patologi. ;- berguna untuk mengukur keparahan penyakit pembuluh darah perifer, melihat keganasan di rahang, e'al pembuluh besar, serta biasanya digunakan untuk melihat kelen!ar sali'a. )-. *erman, 2++0 "0 Dagnetic Resonance Imaging )DRI0 DRI merupakan alat yang digunakan dalam radiologi untuk mem'isualisasikan struktur internal secara rinci. -ambarannya memberikan kontras yang baik pada !aringan lunak tubuh sehingga sangat berguna untuk me mbuat gambaran dari !aringan otak, otot, !antung dan kanker dibandingkan dengan teknik seperti 4 scan atau Fray. )Ramn, 2+120 #0 44 )4one eam 4omputed omografi0
44 merupakan alat F%Ray yang menggunakan data 'olumetri yang terdiir dari struktur kuboid kecil " dimensi yang dikenal dengan nama 'oEel, yang bersifat sengat sensiti'e dengan sinar F. ontras yang dihasilkan cukuo tinggi serta menampolkan detail kepadatam !aringan lunak. 44 sangat berguna untuk mendiagnosa penyakit komplek maksilofasial, meliputi kelen!ar sali'a a tau bahkan DB. )P.H -oa=, 2++80 2.1.5
Pemeriksaan Histopatologis
Pemeriksaan histopatologis diperlukan untuk menentukan perawatan yang akan dilakukan. iopsy merupakan suatu cara untuk menghilangkan !aringan kecil dari tubuh yang bertu!uan sebagai pemeriksaan mikroskopis untuk diagnosa. iopsi !uga penting dilakukan untuk memastikan atau membuat suatu diagnose yang tepat., khususnya pada kasus lesi yang berada di mukosa. Adapun indikasi dilakukannya biopsy yaitu : 1. 2. ". #.
esi yang memiliki kemungkinan neoplastic7 premalignant 7 yang membesar esi yang terus menetap yang tidak diketahui penyebabnya esi yang terus menetao yang tidak merespon setelah di obati ntuk mengkonfirmasi diagnosis
2.1.6
Persiapan Mental
Persiapan mental merupakan hal yang penting dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. ecemasan merupakan reaksi normal yang dapat dihadapi dengan sikap terbuka dan penerangan yang cukup. indakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integeritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis. )arbara 4. ong0. 4ontoh perubahan fisiologis yang muncul akibat kecemasan atau ketakutan antara lain sulit tidur dan tekanan darah meningkat )pada pasien hipertensi0 dan
menstruasi lebih cepat dari biasanya, sehingga operasi terpaksa harus ditunda )pada wanita0. erbagai alasan yang dapat menyebabkan
kecemasan
pasien dalam
menghadapi pembedahan antara lain : akut nyeri setelah pembedahan )body image0, takut keganasan, takut cemas mengalami kondisi yang sama dengan orang lain, takut ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan petugas, dan takut operasi gagal. Persiapan mental yang kurang memadai dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pasien dan keluarganya. ;ehingga tidak !arang pasien menolak operasi yang sebelumnya telah disetu!ui. 3leh karena itu persiapan mental pasien men!adi hal yang penting untuk diperhatikan dan didukung oleh keluarga orang terdekat pasien. ehadiran dan keterlibatan keluarga sangat mendukung persiapan mental pasien. eluarga dapat mendampingi pasien sebelum operasi, memberikan doa dan dukungan dengan kata%kata yang menenangkan hati dan meneguhkan keputusan pasien untuk men!alani operasi. Peranan dokter dan dibantu perawat dalam memberikan dukungan mental dapat dilakukan dengan membantu pasien mengetahui tentang tindakan%tindakan yang di!alani sebelum operasi, memberikan informasi tentang waktu operasi, hal%hal yang akan dialami selama proses operasi, dan menun!ukkan tempat kamar operasi. (engan mengetahui berbagai informasi selama operasi maka diharapkan pasien men!adi lebih siap menghadapi operasi. -unakan bahasa yang sederhana dan !elas, misalnya: !ika pasien harus puasa, perawat akan men!elaskan kapan mulai puasa dan sampai kapan, manfaatnya untuk apa. (iharapkan dengan pemberian informasi yang lengkap, kecemasan pasien akan dapat diturunkan. ntuk menimbulkan kenyamanan lagi, dokter memberi kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk menanyakan tentang segala prosedur yang ada. (okter
!uga dapat mengoreksi pengertian yang salah tentang tindakan pembedahan dan hal% hal lain karena pengertian yang salah akan menimbulkan kecemasan pada pasien. 2.1.
!ons"ltasi Medis
onsultasi medis merupakan suatu permintaan formal terhadap masukan biasanya dilakukan oleh dokter gigi ke dokter lain. *al ini dapat memberikan masukan atau partisipasi aktif dari berbagai sumber terhadap berbagai aspek sebelum melakukan pembedahan dan e'aluasi pasien serta penanganannya. onsultasi medis ini bertu!uan untuk mengurangi resiko dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan pembedahan. onsultasi medis ini dapat dilakukan kepada ahli anestesi, dokter spesialis penyakit dalam, spesialis anak dan lainnya sesuai dengan kebutuhan praoperasi. eberapa pertanyaan yang biasanya dia!ukan saat konsultasi bedah adalah sebagai berikut: 1. Apakah pasien mempunyai penyakit sistemik yang bermakna untuk pembedahan 2. Apakah pasien sudah dalam kondisi yang maksimal dari terapi medis ". Bika selan!utnya ada kema!uan, terapi tambahan apa yang diindikasikan Peratanyaan J pertanyaan diatas harus secara eksplisit di!awab oleh dokter konsultan dan secara khusus ditun!ukkan untuk konsultasi. 2.1.# Informed Consent
Informed Consent atau persetu!uan atas dasar informasi selalu diperlukan untuk setiap tindakan medis baik yang bersifat diagnostic maupun terapeutik. Persetu!uan diberikan setelah pasien mendapatkan informasi yang adekuat tentang perlunya tindakan medis dan resiko yang dapat ditimbulkan. ;emua pertanyaan yang
mungkin dia!ukan oleh pasien harus dapat di!awab dengan tepat dan rasional. (okumentasi tertulis informed consent harus terdapat pada kartu pasien. 2 Informed consent merupakan komunikasi yang efektif bagi dokter yang harus menyediakan informasi yang cukup bagi pasien untuk membuat keputusan terhadap tindakan yang akan dilakukan. Informasi ini dapat berupa
:
1. eadaan umum pasien. 2. erapi yang akan dilakukan dan kemungkinan alternatif ) termasuk yang tidak dapat dilakukan terapi 0. ". euntungan dan terapi yang akan dilakukan dan alternatifnya. #. ;eluruh resiko dari terapi yang akan dilakukan dan alternatifnya. $. etidak mampuan dokter dalam memprediksi hasil dari terapi dan prosedur yang irre'ersible. Informasi harus disampaikan sesuai dengan tingkat pendidikan pasien, pengalaman, usia dan faktor J faktor lain.2 Pendekatan untuk mendapatkan informed consent adalah !ika dokter yang akan mengusulkan atau melakukan prosedur memberi pen!elasan secara detail disamping meminta pasien membaca formulir tersebut. Pasien serta keluarganya sebaiknya dia!ak untuk menga!ukan pertanyaan menurut kehendaknya yang berhubungan dengan penyakit maupun tindakan yang akan dilakukan oleh dokter, dan dokter harus men!awab secara !u!ur dan !elas maksud dan tu!uan dari persetu!uan lisan ini adalah untuk men!amin bahwa pasien menandatangani formulir itu benar benar telah mendapat informasi yang cukup lengkap dan bersedia meminta apabila ter!adi dampakyang tidak diinginkan dari tindakan dokter ) 4hung, 1+ ongnecker 120
2.1.$
Pro%ilaksis &nti'iotik
Kang dimaksud dengan antibiotik profilaksis pada pembedahan ialah antibiotik yang diberikan pada pasien yang men!alani pembedahan sebelum adanya infeksi, tu!uannya ialah untuk mencegah ter!adinya infeksi akibat tindakan pembedahan yaitu infeksi luka operasi )I30 atau surgical site infection );;I0."
Penggunaan antibiotic profilaksis men!adi suatu komponen penting dalam standard penanganan pasien bedah, karena dapat menggurangi infeksi pasca bedah. eberapa prinsip pemberian antibiotic profilaksis adalah
:
1. Profilaksis diberikan pada prosedur bedah yang memiliki resiko tinggi terkontaminasi oleh bakteri yang dapat meningkatkan infeksi pasca bedah. 2. 3rganisme penyebab infeksi harus diketahui atau dapat diduga sebelumnya. ". Antibiotic harus aktif terhadap bakteri penyebab infeksi dan sedapat mungkin menghindari spectrum luas. Antibiotik spectrum luas generasi baru sebaiknya dicadangkan untuk infeksi yang resisten. #. Antibiotic harus berada didalam !aringan dengan konsentrasi yang efektif pada saat insisi dilakukan atau saat ter!adi kontaminasi. egagalan pemberian profilaksis sering disebabkan pemberian antibiotic yang terlambat dan terlalu cepat. $. Akti'itas antibiotic profilaksis yang terpilih harus efektif mencakup sebagian besar pathogen yang sering mengkontaminasi luka insisi atau daerah pembedahan. 8. Profilaksis pada umumnya diberikan pada waktu sebelum pembedahan, biasanya "+ menit sebelum insisi dilakukan atau pada saat induksi anestesi.
/. Antibiotic profilaksis diberikan dalam dosis tunggal dapat menimbulakn konsentrasi yang efektif dalam !aringan sebelum ter!adi kontaminasi bakteri intra bedah. 6. Pada tindakan bedah kurang dari " !am, cukup diberikan dosis tunggal. indakan yang dapat menyebabkan kehilangan darah yang cepat dan atau pemberian cairannya !uga membutuhkan lebih tambahan dosis profilaksis. . euntungan yang diperoleh dari pemberian antibiotic profilaksis harus lebih besar dari pada resikonya, misalnya antibiotic harus aman dan tidak menyebabkan timbulnya resistensi bakteri. 2.1.1( Premedikasi
Premedikasi meru!uk pada pemberian obat J obatan dalam periode 1 J 2 !am sebelum induksi anestesia. u!uan premedikasi adalah 1. 2. ". #. $. 8. /. 6. .
:
Denghilangkan kecemasan dan ketakutan. Denimbulkan ketenangan. Demberikan analgesia. Dengurangi sekresi kelen!ar saluran napas. Demperkuat efek hipnotik obat J obatan anestesi umum. Dengurangi mual dan muntah pasca bedah. Denyebabkan amnesia. Dengurangi 'olume dan meningkatkan ph lambung. Dengurangi kemungkinan refleE 'agal.
eberapa obat J obatan yang biasa digunakan dalam premedikasi seperti dari golongan ben=odia=epine ) dia=epam, lora=epam 0, buthirofenon )haloperidol, droperidol0, analgesic opioid, fenoti=in, dan antikolinergik )atropine, hioscin, glikopironion0.1
&aktor J faktor yang mempengaruhi pemilihan obat dan dosis adalah : 1. mur 2. erat badan ". ;tatus kesehatan
#. ondisi mental $. indakan anestesi dan pembedahan 8. 3bat J obat terapi yang akan digunakan. 2.1.11 Pemelihan &nestesi
&aktor yang mempengaruhi pemilihan !enis anestesi tergantung dari: 1. mur. Pada anak J anak dan bayi, anestesi umum merupakan pilihan yang terbaik. ;edangkan pada dewasa, untuk tindakan yang singkat dan superfisial, dapat menggunakan local anestesi. 2. eadaan umum pasien. 10. Penyakit terdahulu. eberapa =at anestesi tidak dapat diterima dengan baik oleh pasien dengan penyakit tertentu, seperti muscle relaEant tidak dapat digunakan pada pasien dengan poliomyelitis dengan keterlibatan otot dada atau pasienmdengan myastemua gra'is. Anestesia spinal merupakan kontra indikasi pada pasien dengan neuropati diabetic. Anestesi spinal atau egional merupakan kontraindikasi untuk pasien dengan terapi antikoagulan. 20. anda J tanda fungsi 'ita yang mengalami penurunan, terutama penurunan cadangan pada paru J paru atau !antung. "0. Pasien dengan kelainan mental atau emosional, kurang kooperatif, usia lan!ut atau disorientasi, diindikasikan untuk anestesi umum. #0 Pasien dengan kegemukan, dengan leher yang pendek, mudah ter!adi obstruksi saluran nafas segera setelah induksi anestesi. ". Benis dari pembedahan. 3perasi yang membutuhkan waktu lama dilakukan dibawah anestesi umum. #. Pemilihan !enis dan obat anestesi.
$.Permintaan pasien. eberapa pasien memilih untuk dilakukan pembedahan dengan menggunakan anestesi umum, walaupun sebenarnya dapat dilakukan dengan
anestesi
dipertimbangkan
local lagi
atau dengan
regional. melihat
Permitaan kondisi
pasien pasien
ini dan
perlu tidak
membahayakan. 2.2
Persiapan )perator dan *ta%
Penentu keberhasilan rencana pengontrolan infeksi di bedah mulut adalah dokter gigi. indakan control infeksi yang rutin yang dibuat untuk membatasi atau mengurangi kontaminasi silang adalah cerminan langsung dari sikap dokter gigi. ingkat kiner!a pengontrolan infeksi pada praktek gigi !arang melebihi sikap yang diperlihatkan oleh setiap praktisi. 2.2.1
Pakaian klinik
Pakaian klinik dipilih yang lengannya tidak melebihi siku, sehingga memungkinkan tangan dicuci sampai ke siku. Apabila pembedahan yang dilakukan kemungkinan menyebabkan darah atau sali'a mengotori pakaian, maka bisa digunakan gaun dengan lengan pan!ang baik yang dapat dipakai ulang, atau lebih ideal lagi bila digunakan yang disposibel. Apabila dipakai gaun yang digunakan ulang, sesudah dipakai, harus dicuci dengan air panas dan deter!en. Pakaian klinik harus diganti setiap hari,
apabila tercemar oleh darah.#
-ambar 2. Pakaian linik 3perator dan ;taf saat Pembedahan ;umber : www.aliEpress.com 2.2.2
Menggosok
Pencucian tangan yaitu menggosok, mengawali teknik asepsis7sterilisasi, digunakan pada bedah mulut. Pemakaian sabun anti%kuman harus sesuai dengan rekomendasi pabriknya, biasanya diperlukan paling tidak penggosokan $%8 menit menggunakan sikat disposibel7yang sudah di autoklaf, baik yang sederhana atau yang berisi sabun. ntuk prosedur non%bedah, sabun biasa sudah dianggap cukup layak oleh 4(4 (Centre of Disease Control). Alternatif lain adalah mencuci tangan dengan sabun antikuman )chlorheEidine gluconat #C0 selama 1 menit. ;esudah itu dilap dengan handuk kertas secara hati%hati. Bangan gunakan lap kertas multifungsi. *anduk steril yang disposibel bisa digunakan, tetapi untuk pemakaian harian, dirumah sakit, lap kertas biasa sudah dianggap cukup.# -ambar 2. Penggosokan. A0. ;abun anti%kuman dan dispenser yang bisa dioperasikan dengan kaki. Apabila menggunakan chlorheEidine gluconate #C )*ibiclens0 maka pembasuhan "+%8% detik sudah cukup untuk kebanyakan prosedur praktek. 0. ombinasi sikat7sponge disposibel yang diberi sabun !uga tersedia. 40. eran air dirancang sedemikian rupa sehingga isa membasuh sampai ke siku dan tidak mengkontaminasi tangan.
2.2.3 +riad ,arier
ntuk membatasi kontaminasi silang pada dokter gigi, staff dan pasiennya maka digunakan triad barier yaitu masker, sarung tangan, dan kaca mata pelindung. ;arung tangan u!i disposibel yang non%steril bisa digunakan untuk kebanyakan prosedur bedah mulut. Apabila sterilitas sangat diperlukan, misalnya pemasangan implant atau bahan aloplastik untuk menambah linger )ridge0, dapat digunakan sarung tangan steril. ekurangan sarung tangan u!i adalah bahwa hanya mempunyai satu ukuran sa!a, atau berukuran ;, D, yang membatasi akurasi pemakaian dengan tepat. Buga agak sedikit tebal dibanding sarung tangan bedah, sehingga mengurangi sensasi taktil pada tangan. Deskipun demikian, keuntungan utama adalah, harganya murah. Dasker dapat dengan mudah dibeli di toko. Dasker dengan tali lebih nyaman digunakan untuk !angka pan!ang, daripada yang menggunakan elastic. euntungan masker elastic adalah bisa dilepas dengan cepat dan mudah bila ingin dibuka sewaktu%waktu. ;eperti halnya sarung tangan, masker, harus diganti setiap kali ganti pasien. acamata pelindung yang terbuat dari plastic dan ringan melengkapi triad barier tersebut. Perlindungan mata dari sali'a, mikroorganisme, aerosol, dan debris sangat diperlukan untuk operator, maupun asistennya. #
-ambar 2. Triad Barrier ;umber : www.shutterstock.com
2.2.4
-m"nisasi
arangkali pelindung yang paling mudah digunakan dan yang paling !arang digunakan sebagai sumber perlindungan untuk dokter gigi dan staff adalah imunisasi, misalnya *epta'aE% untuk perlindungan terhadap *epatitis . ;ewaktu pertama kali diperkenalkan, ketakutan tanpa dasar
terhadap AI(;
men!adikan tindakan
perlindungan yang sangat berharga ini kurang dihargai selayaknya. Recombi'aE%*, suatu 'aksin genetic )bukan dari darah0 sekarang ini !uga boleh diberikan. 4(4 sangat mengan!urkan agar personel gigi di imunisasi hepatitis . >aksinasi bukan berarti bahwa kita bisa melonggarkan prinsip%prinsip desinfeksi dan sterilisasi.#
-ambar 2. Imunisasi 3perator dan ;taf ;umber : www.myhealthyli'ingcoach.com 2.3
Persiapan &lat dan R"angan
2.3.1
Persiapan &lat
Detode dasar untuk sterilisasi instrument adalah: dry heat, moist heat )autocla'e0, chemical means, dan sterilisasi dengan ethylene o Eide. ;terilisasi instrument dilakukan dengan baki ba!a atau instrument dibungkus dalam tirai, yang ditempatkan langsung pada autocla'e atau dalam wadah metal special, yang berlubang sehingga uap dapat keluar melaluinya saat sterilisasi. ;etelah sterilisasi, lubang tersebit ditutup agar alat%alat didalamnya tetap steril sampai digunakan. Pembungkus alat !uga dapat disterilkan dengan ethylene oEide. Detode ini biasanya digunakan untuk instrument plastic atau metal yang tidak tahan panas. angkah persiapan alat adalah sebagai berikut: 1. Denghilangkan debris (iperlukan ruangan atau tempat terpisah untuk mempersiapkan peralatan. ak yang dibuka untuk menyikat alat biasanya dianggap sudah terkontaminasi dan tidak boleh digunakan untuk mencuci tangan. Apabila bak cuci tangan yang terpisah tidak ada, maka bak tersebut harus diguyur dan didekontaminasi dahulu dengan menggunakan desinfektan yang terdapat dalam
sterilisasi
dan desinfeksi.
ultrasonic. 2. Peralatan siap pakai
(ian!urkan
memakai pembersih
;terilitas dapat dengan mudah dipastikan pada keadaan kritis alat%alat siap pakai. Kang paling penting ialah !arum suntik yang digunakan untuk anestesi local atau bahan yang lain. Barum tersebut terbungkus sendiri%sendiri dan disterilkan, sehingga di!amin keta!aman dan sterilitasnya. Pemasangan !arum pada selubungnya !angan dilakukan dengan tangan. Apabila tidak ada alternatif lain untuk memasang selubung !arum, maka bisa digunakan hemostat7needle holder. enang dan !arum !ahit !uga tersedia dalam bentuk siap pakai. Ini ialah yang disebut armed suture yaitu !arum yang disatukan dengan benang !ahitnya. ilah skapel dan kombinasi bilah tangkai !uga tersedia dalam bentuk steril untuk sekali pemakaian. ;arung tangan steril baik yang pan!ang maupun yang pendek men!amin adanya asepsis dan dibungkus rangkap dua untuk men!amin bahwa pada waktu pemakaian tidak terkontaminasi. ;ebagian besar agen hemostatik, bahan pengganti tulang aloplastik, dan material untuk implan tidak membutuhkan sterilisasi lagi. ;ponge dan bahan%bahan dressing biasanya tersedia dalam bungkusan steril yang terpisah. Penutup yang steril, idealnya dengan pelindung plastic digunakan apabila diperkirakan akan ter!adi kontaminasi oleh darah atau sali'a. ;ebagian peralatan dibungkus dengan system peel down. (ibungkus rangkap dua sehingga memungkinkan orang yang tidak menggunakan sarung tangan membuka dan menyerahkan isinya kepada orang lain yang sudah memakai sarung tangan atau menaruh isinya di atas tempat yang steril. Apabila bungkusnya sobek, peralatan tersebut sebaiknya !angan digunakan. Deskipun bisa diautoklaf, tidak ada peralatan disposable yang boleh digunakan ulang. ". Pengemasan peralatan Dembungkus peralatan yang benar, baik menggunakan kain yang bisa dipakai ulang, atau menggunakan bungkus sekali pakai ialah dengan dua lapis.
;emua peralatan yang berengsel harus dalam keadaan terbuka. Pengemasan ini dilengkapi dengan pita indikator yang peka panas atau uap yang dengan perubahan warnanya bisa menun!ukkan bahwa bungkusan tersebut sudah diautoklaf. ;ebaiknya alat dibungkus dalam plastik !ernih yang diklip, diplester, atau direkat dengan pita indicator. anggal dilakukannya autoklaf dicatat pada bagian luar setiap bungkusan. Peralatan yang dibungkus hanya satu lapis harus diautoklaf lagi dalam "+ hari, sedangkan yang dibungkus rangkap dua dapat bertahan sampai enam bulan. #. De!a tempat instrumen steril 10 De!a instrumen diatur oleh scrub nurse. 20 erdiri dari alat%alat yang steril dan semua instrumen yang dapat digunakan dalam bedah mulut. "0 De!a ini tidak boleh sampai terkontaminasi selama operasi sedang ber!alan. #0 De!a instrumen sebaiknya di tutupi oleh kain steril. $0 Peralatan yang dibutuhkan di transfer ke rak mayo dengan pen!epit instrumen yang steril. ntuk menentukan tingkat sterilisasi7desinfeksi yang layak, maka alat% alat digolongkan sesuai dengan penggunaan dan aplikasinya, yaitu: 1. Alat%alat kritis ntuk menentukan tingkat sterilisasi7desinfeksi yang layak, maka alat%alat digolongkan sesuai dengan penggunaan dan aplikasinya. Alat%alat kritis ialah alat yang berkontak langsung dengan daerah steril pada tubuh yaitu semua struktur atau !aringan yang tertutup kulit7mukosa, karena semua ini mudah terserang infeksi. Peralatan kritis harus steril sebelum digunakan. ermasuk dalam kategori ini yaitu !arum suntik, scalpel, ele'ator, bur, tang, !arum !ahit, dan peralatan untuk implantasi )misalnya implan,
bahan aloplastik dan bahan hemostatik0. Apabila memungkinkan sebaiknya peralatan disterilisasi dengan autoklaf. elayakan tingkat sterilitas bisa diu!i seminggu sekali dengan menggunakan peralatan tes spora. ontrol berikutnya untuk membuktikan bahwa autoklaf sudah dilakukan ialah menggunakan indikator yang peka terhadap panas7uap yang ditempelkan di luar pembungkus
alat.
Apabila
penggunaan
autoklaf
tidak
memungkinkan, desinfeksi yang sangat baik dapat dicapai dengan menggunakan bahan kimia yang terdaftar pada ; Environmental rotection !gency )
Kaitu peralatan yang biasanya tidak berkontak dengan membrane mukosa. Deliputi countertops, pengontrol posisi kursi, kran yang dioperasikan dengan tangan, dan pengontrol kotak untuk melihat gambar sinar F. Apabila terkontaminasi dengan darah, sali'a atau kedua%duanya, mula%mula harus dilap dengan handuk pengisap kemudian didesinfeksi dengan larutan antikuman yang cocok, misal $+++ ppm )pengenceran larutan pemutih 1:1+, cloroE0 atau $++ ppm )pengenceran 1:1++ sodium hipoklorit0. *arus hati%hati karena sodium hipoklorit korosif terhadap logam. ntuk
mendapatkan
alat
dalam
keadaan
steril dapat
digunakan dengan melakukan sterilisasi dengan : Autocla', pemanasan kering, ;terilisasi kimia, direbus dll.
2.3.2
Persiapan R"angan ata" !amar ,edah
1. (ekontaminasi ebersihan sa!a tidaklah cukup untuk mengurangi kemungkinan ter!adinya kontaminasi silang. (ekontaminasi permukaan%permukaan yang tersentuh sekresi mulut pasien, instrumen atau tangan operator biasanya bisa diatasi dengan bahan kimia antikuman. ;emua permukaan ker!a yang terkontaminasi,
pertama%tama
dilap
dengan
handuk
pengisap
untuk
menghilangkan bahan%bahan organik kemudian didesinfeksi dengan larutan pemutih (cloro" diencerkan dalam perbandingan 1:1+ sampai dengan 1:1++ tergantung bahan organik yang ada0. *al tersebut dilakukan setiap hari. Pemutih adalah salah satu bahan anti%kuman yang murah dan efektif, namun perlu diperhatikan bahwa bahan ini bersifat korosif terhadap logam khususnya alumunium. # ama Dagang
!omposisi !imia
Desin%ektan
*terilan
ancide ;tearall Ha'icide%+1
-lutaraldehid sifat
2C, ekuatan
penuh ekuatan
asam, selama 1+ menit penuh, 1 !am
potensinya
pada suhu kamar
#
!am pada suhu
ethoEylates
non%
#+%$+o, dan 1+
alcohol
!am pada suhu
dari
linear
Procide%26
8+o
ditingkatkan dengan
ionik
4ideE%/
pada
kamar
-lutaraldehid
2C ekuatan
alkalin
1+
menit
penuh, ekuatan pada penuh, 1+ !am
suhu kamar
pada
4ontra%26
suhu
kamar
3mnicide ;poricidin
-lutaraldehid
2C (iencerkan
alkalin dengan buffer 1+ fenol
menit
1:18, ekuatan pada penuh, 1+ !am
suhu kamar
pada
suhu
kamar -lutareE
-lutaraldehid
2C ekuatan
netral
1+
menit
penuh, ekuatan pada penuh, 1+ !am
suhu kamar
pada
suhu
kamar 3mni II
ophenylphenol ,+C (iencerkan
1:"2,
dan
pada
o%ben=yl%p% 1+
chlorophenol Hescodyne
Iodophors,
menit
%
suhu kamar iodine (iencerkan sesuai
1C
%
petun!uk pabrik "+ menit
arutan pemutih
;odium hipoklorit
(iencerkan
1:$
%
sampai 1: 1++, 1+% "+ menit
2. Pencahayaan (ua hal penting tidak bisa dikesampingkan adalah pencahayaan dan suction% suatu operasi yang baik tidak mungkin ter!adi tanpa keduanya, dan ketika ter!adi suatu kesulitan suatu respon otomasis seharusnya adalah mengecek secara 'isual dan pencahayaan sebelum mengambil langkah lain. ;uction untuk operasi harus di 'acuum dengan sangat baik dan dengan tipe 'olume yang rendah untuk memastikan keefektifan pengambilan darah !uga irigasi salin. # ". Perlindungan Permukaan ertas dengan lapisan kedap air, alumunium foil atau plastik yang !ernih bisa dipergunakan sebagai penutup permukaan yang mudah tcrkontiminasi dengan darah atau sali'a, yang sulit didesinfeksi secara efektif misalnya pegangan lampu dan kepala unit sinar%F. Penutup ini dibuka oleh personel yang menggunakan sarung tangan pada akhir suatu tindakan pembedahan, kemudian diganti dengan yang bersih )sesudah melepas sarung tangan atau mengganti sarung tangan0. # ;elama prosedur pembedahan,
permukaan yang tidak terlindung
misalnya pengontrol kursi atau lampu operasi bisa diatur atau digunakan tanpa menimbulkan kontaminasi dengan menggunakan sponge bedah #E# dan tangan yang memakai sarung tangan sebagai barier tambahan. Idealnya pengontrolan dengan tangan sebaiknya dihindarkan atau di%kurangi. empat
kumur, dispenser untuk sabun dan pengontrol kursi sebaiknya menggunakan peralatan yang bisa dioperasikan dengan kaki. # #. Peralatan yang a!am Peralatan ta!am yang biasanya digunakan di dalam prosedur bedah mulut dan sering terkontaminasi darah dan sali'a misalnya, !arum suntik, !arum !ahit, Dan (blade) skapel, ele'ator periosteal, dan ele'ator akar, dianggap berpotensi untuk menginfeksi dan harus ditangani dengan can khusus untuk mencegah luka yang tidak senga!a. ntuk menghindari kontak yang tidak diperlukan, semua peralatan disposibel ditempatkan di dalam wadah yang diletakkan sedekat mungkin dengan tempat pengguna%annya. Barum yang kotor !angan dibengkokkan, dipatahkan7ditutup, atau dengan kata lain !angan dipegang dengan tangan. ntuk
pengulangan
suntikan anestesi lokal, sebaiknya
!arum
ditempatkan terbuka di atas tempat yang steril ketimbang harus melepas tutup !arum sekali lagi. unci keberhasilan penanganan alat%alat ta!am yang terkontaminasi
adalah
mengurangi
frekuensi
pemakaiannya
sehingga
menurunkan kesempatan ter!adinya tusukan atau goresan yang tidak disenga!a. ;ecara umum, semua alat yang disposibel diautoklaf dulu sebelum dibuang. Pada kasus perawatan pasien yang menular, peralatan disposibel dibungkus rangkap dua sesegera mungkin sesudah digunakan.
(A&AR P;AA
. 1. Aitkenhead,A.R., L ;mith -., 1+, eEtbook of Anaesthesia, 2nd ed., 5ew Kork: 4hurchill i'ingtone
2. (onoff R.., 1/, (entoal'eolar ;urgery in (onoff R. et al )editor0 Danual of 3ral and DaEillofacial ;urgery, "rd ed.,;t. ouis Dosby Kearbook inc ". Doore, .B. 2++1. rinciples of #ral and $a"illofacial %urgery. $ th ed. ondon: lackwell ;cience. #. Pederson, -ordon H. 18. Buku !&ar raktis Beda' $ulut . Bakarta: Penerbit uku edokteran <-4.