PERENCANAAN BIAYA PENGADAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PETUGAS DI RUMAH SAKIT BIOMEDIKA MATARAM 2017 A. PENDAHULUAN Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi pusat pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit, karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan petugas, tetapi juga rumah sakit baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam masa sekarang ini seringkali hal-hal seperti alat pelindung diri (APD) sering diabaikan dengan berbagai alasan seperti seperti tidak tersedianya alat pelindung diri tersebut dalam bekerja. bekerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja sering di sepelekan karena dianggap hanya membuang waktu dan uang. Oleh karena itu perlu adanya Perencanaan Biaya Keselamatan Kerja dalam hal ini “Alat “Alat Pelindung Diri (APD)” pada (APD)” pada rumah sakit Biomedika.
B. LANDASAN TEORI 1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Rumah Sakit Setiap pekerjaan atau usaha selalu mengandung potensi resiko berbahaya dalam bentuk kecelakaan kecelakaan kerja atau penyakit kerja. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Kasus-kasus kecelakaan dan penyakit kerja di seluruh dunia termasuk di Indonesia masih cukup besar, baik di kota maupun di desa, baik sektor industri, konstruksi maupun maupun juga di sektor pelayanan kesehatan seperti rumah sakit. Kecelakaan dan penyakit kerja tersebut mengakibatkan banyak pekerja meninggal, cacat dan mengidap penyakit kronis sehingga tidak mampu lagi bekerja. Dengan kondisi fisik yang menurun atau menjadi tidak mampu lagi untuk bekerja, penghasilan pun akan berkurang atau menjadi tidak ada.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari
beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan keterampilan serta ketersediaan alat pelindung diri (APD) yang memadai. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan
bahwa
upaya
Kesehatan
dan
Keselamatan
Kerja
(K3)
harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS. Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di RS, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RS. 2. Keadaan Darurat di RS
Keadaan darurat adalah setiap kejadian yang dapat menimbulkan gangguan terhadap kelancaran operasi/kegiatan di lingkungan RS Jenisnya : a.
Kebakaran
b.
Kecelakaan, contoh: terpeleset dan tertusuk benda tajam
c.
Gangguan tenaga, contoh: gangguan listrik, air, dll
d.
Gangguan keamanan, contoh: huru-hara, demonstrasi, pencurian
e.
Bencana alam, contoh: gempa bumi, angin topan, banjir, dll
f.
Keadaan darurat di ruangan, ruang bedah, ICCU contoh: gagal jantung, gagal napas
3. Alat Pelindung Diri (APD) Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri merupakan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian bahaya. APD berfungsi untuk mengurangi risiko dari dampak bahaya. Karena sifatnya hanya mengurangi, perlu dihindari ketergantungan hanya menggandalkan alat pelindung diri dalam menyelesaikan setiap pekerjaan. Namun, bukan berarti penggunaan Alat Pelindung Diri dapat diabaikan. Alat pelindung diri antara lain: Topi keselamtan (Safety Helmet), kacamata keselamatan (safety glasses/goggles), masker, sarung tangan (handscoon), apron, scort , sepatu boot (boots).
a. Sarung Tangan (H andscoon)
Melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas kesehatan. Sarung tangan merupakan penghalang (barrier) fisik paling penting untuk mencegah penyebaran infeksi. Sarung tangan harus diganti antara setiap kontak dengan satu pasien ke pasien lainnya, untuk menghindari kontaminasi silang.
b. Masker
Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan rambut pada wajah Oenggot). Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan. Bila masker tidak terbuat dari bahan tahan cairan, maka masker tersebut tidak efektif untuk mencegah kedua hal tersebut.
c. Topi (Nurse Cap)
Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan cap harus cukup besar untuk menutup semua rambut. Meskipun cap dapat memberikan sejumlah perlindungan pada pasien, tetapi tujuan utamanya adalah untuk melindungi pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang terpercik atau menyemprot.
d. Helm
Digunakan untuk petugas non medis dalam hal ini bagian sarana dan prasarana untuk melindungi kepala dari benturan atau jatuhan benda-benda pada proyek di rumah sakit.
e. Kacamata ( goggles)
Digunakan oleh petugas medis maupun non medis untuk melindungi mata dari percikan darah, debu dan benda-benda asing lainnya.
f. Gaun Pelindung (Gown)
Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau seragam lain, pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui droplet airborne. Pemakaian gaun pelindungt terutama adalah ntuk melindungi baju dan kulit petugas kesehatan dari sekresi, espirasi. Ketika merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular tersebut, petugas kesehatan harus mengenakan gaun pelindung setiap memasuki ruangan untuk merawat pasien karena ada kemungkinan terpercik atau tersemprot darah, cairan tubuh, sekresi atau ekskresi.
g. Apron
Yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Petugas kesehatan harus mengenakan apron di bawah gaun penutup ketika melakukan perawatan langsung pada pasien.membersihkan pasien, atau melakukan prosedur dimana ada risiko tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi. Hal mencegah cairan tubuh pasien ini penting jika gaun pelindung tidak tahan air Apron mengenai baju dan kulit petugas kesehatan.
h. Sepatu Boot ( Boots)
Digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki. Oleh karena itu, sandal, "sandal jepit" atau sepatu yang terbuat dari bahan lunak (kain) tidak boleh dikenakan. Sepatu boot karet atau sepatu kulit terlutup memberikan lebih banyak perlindungan, tetapi harus dijaga tetap bersih dan bebas kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lain. Penutup sepatu tidak diperlukan jika sepatu bersih. Sepatu yang tahan terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia di kamar bedah.
i. TLD (Thermoluminesence Dosimetry)
Alat ini digunakan untuk mengetahui jumlah dosis radiasi yang diterima petugas radiologi selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan.
4. Rencana Anggaran Biaya Pengadaan Alat & Bahan RS Biomedika
Anggaran biaya pengadaan alaat & bahan rumah sakit Biomedika diuraikan dalam tabel di bawah ini
Susunan Anggaran Rencana Pengadaan Bahan dan Alat Pelindung Diri (APD) Untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
No
Ruangan
1.
UGD
Alat & Bahan
Estimasi Harga
Jumlah
Satuan
2
Buah
Rp. 170.000
b. Scort
2
Buah
Rp.
c.
2
Buah
Rp. 50.000
Rp.100.000
2
Buah
Rp. 100.000
Rp.200.000
2
Buah
Rp. 50.000
Rp.100.000
1
Buah
Rp. 100.000
Rp.100.000
2
Buah
Rp. 50.000
Rp.100.000
2
Buah
Rp. 30.000
Rp.60.000
2
Buah
Rp. 100.000
Rp.200.000
a. Scort
2
Buah
Rp.
Rp.
b. TLD
1
Buah
Rp.1.700.000
Rp.1.700.000
Ruang
a.
2
Kotak
Rp. 150.000
Rp.300.000
Rawat
b. Scort
2
Buah
Rp.
Rp.
c.
1
Buah
Rp. 50.000
Rp.50.000
2
Buah
Rp.
Rp.
b. Masker N90-95
1
Kotak
Rp. 150.000
Rp.150.000
c.
2
Buah
Rp. 70.000
Rp.140.000
d. Kacamata (goggles)
2
Buah
Rp. 50.000
Rp.100.000
a.
1
Kotak
Rp. 40.000
Rp.40.000
1
Kotak
Rp. 35.000
Rp.35.000
a.
Tong Sampah injak
Kacamata ( goggles)
d. Sepatu Boots
Total
per satuan
Rp.240.000
(ukuran XL & M) 2.
VK
a.
Kacamata ( goggles)
b. Sepatu boots (ukuran XL) c.
Tempat ember cucian infeksius & non-infeksius injak
3.
Sarana
a.
Helm Proyek
b. Sepatu boots (ukuran XL & L) 4.
5.
Radiologi
Inap Lt.1 & Lt.2
Masker N90-95
Tempat Sampah noninfeksius besar (u/ Lt.2)
6.
7.
ICU
Dapur
a.
Scort
Apron
Sarung Tangan Plastik
b. Masker bedah
c.
8.
2
Buah
Rp. 30.000
Rp.60.000
d. Nurse cap
1
Kotak
Rp. 45.000
Rp.45.000
a.
1
Kotak
Rp. 50.000
Rp.50.000
b. Masker bedah
1
Kotak
Rp. 35.000
Rp.35.000
c.
2
Buah
Rp.
Rp.
2
Buah
Rp. 100.000
Rp.200.000
1
Buah
Rp.
Rp.
Sterilisasi b. Handscoon
1
Kotak
Rp. 50.000
Rp.50.000
c.
1
Kotak
Rp. 35.000
Rp.35.000
1
Buah
Rp. 100.000
Rp.100.000
2
Buah
Rp. 50.000
Rp.100.000
b. Tempat sampah injak
4
Buah
Rp. 50.000
Rp.200.000
c.
4
Buah
Rp.
Rp.
Laundry
Apron dapur
Handscoon
Scort
d. Sepatu boots (ukuran L & M) 9.
Ruang
a.
Scort
Masker bedah
d. Sepatu boots (ukuran XL & L) 10.
OK
a.
Kacamata ( goggles)
Sikat antiseptik (u/ cuci tangan steril) Total
Rp.