BAB I PENDAHULUAN
A. Latar atar Belak elakan ang g
Negara Indonesia adalah salah satu negara yang telah diakui oleh IMO dan mendapat status white list, untuk itu itu para pelaut di Indonesia harus dapat berkompetisi dengan para pelaut asing. Kapal merupakan sarana angkutan laut yang banyak digunakan di negara kita Indonesia karena karena negara negara kita
yang yang terdiri
dari beberap beberapa a ribu pulau, pulau, yang yang
membutuh membutuhkan kan sarana sarana transpor transportas tasii laut laut yang lancar lancar untuk untuk menggal menggalakka akkan n mobilitas penduduk dan pengangkutan barang–barang guna menunjang pembangunan pembangunan di negara negara kita kita Indonesia. Indonesia. Untuk kebutuhan di kapal dibutuhkan generator dengan kualitas yang baik karena ada kemungkinan bahwa generator tersebut akan digunakan digunakan sepanjang sepanjang hari hari terutama untuk kapal kapal itu sendiri. Karena pada pada kapal ini kondisi mesin bantu atau generator untuk penyuplai listri harus benar-benar baik. Generator yang digunakan harus tahan lama sehingga untuk pemilihan generator harus dengan kondisi baik serta perawatannya . Oleh karena karena “MANF MANFAA AAT T
itu itu
penul penulis is membuat membuat
PERA PE RAWA WATA TAN N
RUTI RUTIN N
maka makalah lah dengan dengan judul judul
TERH TE RHA ADAP DAP
GENE GE NERA RATO TOR R
DI
yang g mana mana pen penul ulis is meng mengan angg ggap ap demi demiki kian an KAPAL KM. ADITHYA”, yan
penti ntingny ngnya a menj menjag aga a per perform forman anc ce mes mesin bant antu di atas tas kapal demi emi kelancaran pengoperasian secara keseluruhan.
B. Rumus umusan an Masa Masala lah h
Bertolak pada pada uraian uraian identifikasi identifikasi masalah masalah dan batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan pembahasan masalah yang akan dibahas pada bab selanjutnya sebagai berikut : 1. Fakt Faktor or--fakt faktor or apa apa saja peny penye ebab keru erusakan kan gener nerator tor di KM. ADITHYA ? 2. Baga Bagaim iman ana a tind tindak akan an ruti rutin n pera perawa wata tan n gene genera rato torr di KM. KM. ADIT ADITHY HYA A? 3. Apa manfaa manfaatt dari dari pera perawa watan tan rutin rutin gener generato atorr di KM. KM. ADI ADITHY THYA A?
C. Tuju Tujuan an dan dan Kegun Kegunaa aan n Penel Peneliti itian an
1. Adapu Adapun n tujua tujuan n pene penelit litian ian ini adalah adalah : a. Untuk Untuk menge mengetah tahui ui faktor faktor-fa -fakt ktor or peny penyeba ebab b kerus kerusaka akan n gener generat ator or di kapal. b. Untu Untuk k meng menget etah ahui ui tind tindak akan an rut rutin in pada pada pera perawa wata tan n gene genera rato tor. r. c.
Untuk Untuk menge mengeta tahu huii manfaa manfaatt peraw perawata atan n rutin rutin pada pada genera generato tor. r.
2. Keguna Kegunaan an peneli penelitia tian n ini ini adala adalah h: a. Menam Menamba bah h wawa wawasa san n dala dalam m hal hal fung fungsi si dan dan pera peranan nan gener generato ator r sebagai sebagai mesin bantu bantu di kapal. kapal. b. Seba Sebaga gaii bah bahan an pena penamb mba ah peng penget etah ahu uan cara cara pera perawa wata tan n ruti rutin n yang yang benar benar terhada terhadap p generato generatorr di kapal kapal
c.
Menjadi Menjadi dasar dasar perti pertimban mbangan gan manfa manfaat at dan penting pentingnya nya perawa perawatan tan rutin terhadap generator. generator.
D. Meto Metode de Pene Peneli liti tian an
Data dan informasi informasi yang yang diperlukan diperlukan untuk untuk penulisan penulisan Karya Tulis Ilmiah Terapan Terapan ini dikumpulkan dikumpulkan melalui melalui : 1. Meto Metode de Pene Peneli liti tian an Lapa Lapang ngan an Penelitian yang dilakukan dengan cara peninjauan langsung pada objek yang diteliti dan data informasi ini dikumpulkan melalui : a. Observasi Pengamatan secara langsung di lapangan penelitian. b. Wawancara Suatu cara untuk mendapatkan data melalui temu wicara dan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak terkait di atas kapal. 2. Meto Metode de Pen Penel elit itia ian n Pust Pustak aka a Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur, buku dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. Untuk menunjang kelengkapan pembahasan penulisan ini, adapun sumber data yang penulis gunakan terdiri dari :
a. Data Primer. Merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung. Data penelitian ini diperoleh dengan cara metode Survei yaitu: Dengan mengamati, mengukur dan mencatat secara langsung di lokasi penelitian. b. Data Sekunder. Merupakan data pelengkap dari data primer yang didapat dari sumber kepustakaan dan perusahaan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perawatan dan Perbaikan
Menurut Jusak J.H. (2007:29), dimana strategi perawatan yang dilakukan dalam suatu perusahaan terdiri atas : Strategi Perawatan Kapal adalah merupakan faktor tunggal yang terpenting untuk dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat modern dan memainkan peranan yang dominan dalam dunia pelayaran. Kegagalan sebuah kapal dalam melayani konsumennya, karena kapal tersebut tidak dirawat dengan baik, akan berakibat kerugian yang sangat besar dan dapat menjatuhkan performan unit kapal itu. Kita juga mengetahui bahwa biaya perawatan sangat mahal dan hal ini merupakan godaan terhadap setiap orang untuk "menunda perawatan" sampai waktunya terjadi "kerusakan" yang dapat berakibat "hilangnya / tidak mencukupinya" biaya perawatan yang disimpan tersebut. Pilihan pertama untuk menentukan suatu strategi perawatan adalah antara - "Sistem Perawatan Insidentil atau Sistem Perawatan Berencana" Menurut Jusak J.H. (2005:48), Perawatan Insidentil ( Breakdown Repair ) artinya kita membiarkan mesin bekerja terus-menerus sampai
rusak (Down time), baru kemudiar, dilaksanakan perawatan dan perbaikan. Jika kita ingin menghemat biaya perawatan dengan cara ini, maka suatu saat kita akan mengeluarkan biaya yangjauh sangat besar
untuk mempertahankan kapal tidak keluar dari operasi ( down time/delay) yaitu dengan terjadinya perbaikan besar (overhaul) dan waktu kerusakan kapal yang sulit diprediksi ( Corrective Maintenance) Dalam prakteknya perawatan insidetil ini tidak dapat menekan biaya perawatan bahkan
sering
terjadi
pembengkakan
anggaran
biaya perbaikan ( Total maintenance cost). Menurut Jusak Jh (2005:49) Strategi perawatan insidentil dalam teorinya tidak disarankan
namun dalam kenyataannya sering terjadi di
kapal, karena berbagai alasan antara lain: 1. Kronologi perawatan tidak dicatat secara sistematis, sehingga tidak terdapat kesinambungan dalam kegiatan perawatan selanjutnya. 2. Tidak mengacu Standar perawatan dan perbaikan kapal (PMS) sesuai dengan Manual Instruction Book. 3. Tidak
adanya
kepedulian/kepekaan
para
pengawas
terhadap
ketidak-teraturan pelaksanaan pekerjaan perawatan. 4. Tidak
adanya
bukti-bukti
terjadinya
kerusakan-kerusakan,
kekuranqan sebelumnya, kapal menganggur (delay/down time) dan keruqian-kerugian lainnya. 5. Tidak
tersedianya
suku
cadang
yang
cukup
untuk
setiap
pesawat/mesin sehingga menghambat waktu operasi kapal pada saat menunggu pengadaan suku cadang tersebut. 6. Nakhoda dan Anak buah kapal yang tidak berkwalitas dan tidak professional dibidangnya.
Menurut Jusak Jh (2005:51) Perawatan Berencana artinya kita sudah menentukan dan mempercayakan kepada seluruh Prosedur Perawatan yang dibuat oleh "MAKER" melaiui Manual Instruction Book, untuk diiaksanakan dengan benar, tepat waktu dan berapapun biaya perawatan (Maintenance Cost) yang akan dikeluarkan tidak menjadi masalah, demi mempertahankan Operasi kapal tetap lancar tanpa pernah menganggur (deiaid) dan memperkecil / mencegah kerusakankerusakan yang terjadi (Life time). Perawatan Berencana akan terlaksana dengan baik apabila 7 (tujuh) item yang tidak diiaksanakan oleh Perawatan Insidentil, dapat dipenuhi dengan benar dan penuh rasa tanggung-jawab oleh personelpersonel yang terkait. Beberapa keuntungan-keuntungan Perawatan Berencana yang diiaksanakan dengan benar dan baik, antara lain; 1. Memperpanjang waktu-kerja (life time) unit pesawat/mesin dan mempertahankan nilai penyusutan pada kapal. 2. Kondisi material pada pesawat/mesin dapat dipantau setiap saat oleh setiap pengawas atau personel di darat, hanya dengan melihat pelaporan administrasi perawatan. 3. Dengan tersedianya suku cadang yang cukup, maka pada saat ada perawatan dan perbaikan tidak kehilangan waktu operasi (down time). 4. Operasi kapal lancar dengan memberikan rasa aman dan tenangpikiran kepada semua personel Kapal dan manajemen Darat bahwa
semua permesinan bekeija secara optimal, normal dan terkontrol dengan benar. 5. Walaupun biaya perawatan sangat besar, namun semuanya itu dapat
diperhitungkan
(accountable)
sesuai
anggaran
biaya
perawatan dan diperkirakan paling sedikit ada penghematan biaya sebesar 20 %, Menurut Jusak Jh (2005:51) Perawatan Berencana adalah suatu Perawatan
yang
direncanakan
Instruction
Book
dari
setiap
sebelumnya mesin
atau
berdasarkan pesawat.
Manual
Perawatan
diiaksanakan berdasarkan Jam-kerja yang sudah dicapai, walaupun kondisi material tersebut masih baik, tetap harus diganti baru. Perawatan yang sudah mempersiapkan suku-cadang, sehingga kerusakan dapat secepatnya diperbaiki dan mencegah terganggunya operasi kapal Pelaksanaan Perawatan Berencana di atas kapal dapat dilakukan secara beberapa tahapan, yang secara keseluruhan harus dijaiankan dengan benar dan sesuai dengan setiap Prosedur yang sudah ditentukan. 1. Perawatan Pencegahan (Prevention Maintenance) Pengertian Pencegahan lebih baik dari pada menunggu kerusakan yang lebih berat, adalah merupakan suatu pernahaman yang harus benar-benar tertanam pada setiap orang yang bertanggung-jawab atas suatu perawatan. Perawatan Pencegahan adalah bagian dari pelaksanaan pekerjaan perawatan berencana yang bertujuan untuk :
a. Memantau perkembangan yang terjadi pada hasil pekerjan perawatan secara terus menerus sampai batas nilai-nilai yang diijinkan. b. Menemukan kerusakan dalam tahap yang lebih dini, sehingga masih ada kesempatan untuk merencanakan pelaksanaan waktu perawatan. c.
Mencegah terjadinya kerusakan atau bertambahnya kerusakan, yang dapat mengakibatkan terhentinya operasi kapal.
d. Suatu tugas yang perlu dilakukan agar kita dapat menelusuri jalannya kerusakan terhadap niiai keselamatan dan nilai ekonomis kapal. Untuk maksud tersebut di atas, maka setiap pesawat / mesin di atas kapal perlu diadakan perawatan pencegahan, sehingga setiap tandatanda yang akan menimbulkan kerusakan dapat lebih awal di atasi, diperbaiki. 2. Perawatan Dan Perbaikan (Repair & Maintenance) Perawatan dan Perbaikah adalah bagian dari pelaksanaan pekerjaan perawatan berencana yang bertujuan untuk : a. Memperbaiki setiap kerusakan yang terpantau, walaupun belum waktunya dilaksanakan perbaikan. b. Mencegah terjadinya kerusakan atau bertambahnya kerusakan yang lebih besar,
c.
Suatu tugas yang perlu dilakukan agar dapat mempertahankan kondisi permesinan terhadap nilai keselamatan dan ekonomis kapal,
d. Persiapan-persiapan yang matang, meliputi semua peralatan, semua
suku
cadang
memperbaikinya
dan
yang waktu
ada kapan
dan
siapa
akan
yang
akan
dilaksanakannya
perbaikan tersebut. 3. Perawatan Periodik (Period Maintenance). Perawatan Periodik adalah bagian dari pelaksanaan pekerjaan perawatan pencegahan yang dilakukan secara periodik berdasarkan waktu kaiender atau Jam kerja (Running Hours) dengan mengacu kepada Manual Instruction Book, yaitu : a.
Perawatan yang dilaksanakan secara waktu kalender: Perawatan secara harian (daily), Perawatan secara mingguan (weekly). Perawatan secara bulanan (monthly), Perawatan secara tiga bulan (quarterly), Perawatan secara tahunan (yearly/annual survey) dan Perawatan secara lima tahunan (special survey)
b.
Perawatan yang dilaksanakan secara Jam kerja:
Perawatan setiap 24 Jam sekali, setiap 500 Jam; setiap 1000 Jam 2000 Jam, 4000 Jam, 8000 Jam, 10000 Jam, dan seterusnya’ terhitung setelah selesai perbaikan (overhaul). Dalam kenyataannya Perawatan periodik ini juga disesuaikan dengan waktu keberadaan kapal, dengan pertimbangan tidak mengganggu operasi kapal. Perawatan periodik merupakan salah satu sistem perawatan yang banyak dilakukan oleh banyak perusahaan pelayaran yang sudah "maju/modern" dan dengan tetap mengutamakan optimasi operasi kapal,
B. Pengertian Generator
Generator merupakan mesin bantu pada sebuah kapal untuk menghasilkan listrik sehingga menghidupkan alat-alat bantu mesin. Alat bantu pada mesin didalam kapal seperti: pompa-pompa, kompresor, sistem kemudi, penerangan, dsb. Mesin ini membantu kerja dari Main Engine karena membantu pada starter pada kapal yang menggunakan sistem starter elektrik. Pada Generator biasanya menggunakan diesel degan bahan bakar HSD. Mesin/motor diesel (diesel engine) merupakan salah satu bentuk motor pembakaran dalam (internal combustion engine) karena penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu kompresi udara dalam ruang bakar. (Perawatan Auxiliary Engine Sebagai Penyedia Listrik Di Atas Kapal https://id.scribd.com/doc/278614342/BABIII-PERAWATAN-AUXILIARY-ENGINE diakses pada tanggal 30 Agustus 2018)
C. Pengertian Mesin Diesel
Menurut Jusak Johan Handoyo, (2015:34), dalam buku Mesin diesel pengerak utama kapal. menyatakan bahwa Mesin diesel adalah satu pesawat yang mengubah energy potensial panas langsung menjadi energy mekanik, atau juga disebut Combustion Engine System . Selanjutnya menururt Sukoco (2013:14-5) Motor diesel adalah motor mesin pembangkit tenaga, yang berfungsi untuk mengkonversikan kandungan energy panas atau calor bahan bakar menjadi energy mekanik. Bahan bakar yang di pergunakan adalah (HSD) yang salah satu sifat pentingnya adalah kekentalan atau viscositas. Energi yang terkandung dalam bahan bakar (HSD) dapat di hasilkan melalui proses pembakaran di dalam cylinder, energy panas tersebut tidak seluruhnya dapat konversikan ke energy mekanik , karna konstruksi dan sifat bahan. Energi yang dapat di transfer hanya sekitar 30 sampai dengan 40 %, sementara yang lainnya merupakan kerugian panas yang terbawa ke gas buang, pendingin, dan gesekan. Efesiensi thermal atau efisien panas suatu motor di hitung berdasarkan seberapa banyak energy panas hasil pembakaran yang dapat di konversikan menjadi usable power atau daya guna mesin atau daya motor. Konversi energy panas ke energy mekanik di lakukan melalui gerakan lurus piston di pindahkan ke poros piston untuk mendapatkan energy mekanik dalam bentuk putaran. Output poros engkol ini yang selanjutnya disebut dengan daya motor diesel atau brake horse power .
Brake horse power atau daya guna mesin di tentukan dengan mengukur
daya yang keluar dari poros engkol mesin. Pengukuran daya guna mesin menggunakan dynamometer. Hours power atau daya mesin adalah pengukuran kemampuan kerja mesin satu hours power satu horse power dapat di jelaskan sebagai kemampuan mengangkat 33.000n pound satu feet dalam satu menit atau satu daya kuda.
D. Prinsip Kerja Mesin Diesel
Pengertiannya mesin diesel merupakan pesawat yang melakukan pembakaran di dalam mesin itu sendiri. Adapun prinsip kerja mesin diesel yaitu : a. Langkah pertama Yaitu Langkah Hisap (suction stroke): piston bergerak turun dari TMA (Titik Mati Atas) ke TMB (Titik Mati Bawah), Intake Valve akan terbuka untuk menghisap udara yang masuk ke dalam ruang pembakaran (cylinder). b. Langkah kedua Yaitu Langkah Kompresi (compression stroke): piston akan bergerak naik dari TMB (Titik Mati Bawah) ke TMA (Titik Mati Atas), Intake Valve dan Exhaust Valve akan tertutup, lalu udara di dalam ruang pembakaran dimampatkan hingga mencapai tekanan tertentu. c.
Langkah ketiga
Yaitu Langkah Usaha (expansion stroke): terjadi pembakaran atau ledakan dari proses kompresi udara dan pengabutan bahan bakar di ruang pembakaran, sehingga piston akan bergerak Turun dari TMA (Titik Mati Atas) ke TMB (Titik Mati Bawah), Intake Valve dan Exhaust Valve yang masih tertutup. Karena di dalam silinder akan mencapai suhu tinggi di akhir langkah kompresi bahan bakar yang dikabutkan melalui pengabut yang secara otomatis akan menyala dan terbakar. Pembakaran akan menciptakan tekanan dan suhu di dalam
silinder
akan
mendongkrak
torak
ke
bawah
yang
menghasilkan mekanisme luar. d. Langkah keempat Yaitu Langkah Buang (exhaust stroke): piston akan bergerak naik ke TMB (Titik Mati Bawah) ke TMA (Titik Mati Atas), Exhaust Valve akan terbuka, sedangkan Intake Valve tertutup. Katup hisap tertutup sehingga gas bakar di dalam silinder akan terbuang keluar melalui katub pembuangan.
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Singkat KM. ADITHYA
KM. ADITHYA merupakan kapal Cargo yang dioperasikan oleh PT. AFTA TRANS MANDIRI, kapal ini beroperasi di perairan Indonesia, dengan rute Samarinda – Pare-Pare, kapal ini mempunyai kapasitas angkut sampai 1.976 penumpang dan sampai hari ini masih beroperasi di perairan Indonesia.
B. Ship Particular KM. ADITHYA
Selanjutnya data dan spesifikasi kapal KM. ADITHYA dapat dilihat sebagai berikut : Ship particular KM. ADITHYA
Ship Name
: KM. ADITHYA
Call Sign
: PKBL
MMSI
: 535 018 438
GRT
: 3778 T
DWT
: 1.133
LBP
: 92.00 M
LOA
: 102.87 M
NRT
: 1.770 T
Nationaly
: Indonesia
Port Of Registry
: Jakarta
No. IMO
: 8508694
Mesin bantu
: Mitsubishi 2 x 3600 HP
Mesin Bantu
: Yanmar 3 x 600 HP
Tanda Selar
: GT.3778 No. 925/LLa
C. Struktur Organisasi KM. ADITHYA Struktur Organisasi KM. ADITHYA
NAHKODA
MUALIM I
KKM
MUALIM II
MASINIS I MASINIS II
BOSUN
KOKI
MANDOR MESIN
KELASI
PELAYAN
OILER
JURU MUDI
CLEANING SERVICE
JURU MUDI II
CADET MESIN
D. Tugas dan Tanggung Jawab Crew KM. ADITHYA
Uraian tugas crew kapal KM. ADITHYA Bagian Deck
1. Nakhoda / Master Nakhoda adalah sebagai pimpinan kapal, pemegang kewibawaan, jaksa atau pegawai kepolisisan, pegawai pencatatan sipil dan notaris di atas kapal. a) Nakhoda mempunyai kekuasaan mutlak di atas kapal laut dan di pelabuhan, berdasarkan undang-undang terhadap semua orang yang berada di atas kapal. b) Nakhoda mempunyai tanggung jawab serta wewenang penuh dalam penerapan pelaksanaan sistem manajemen keselamatan kapal (ISM CODE) c) Nakhoda bertanggung jawab penuh atas keselamatan kapal, personel dikapal dan untuk pencegahan polusi menurut standard yang diisyaratkan oleh perusahaan dan kode international manajemen keselamatan untuk operasi kapal yang aman, kelaikan lautan,
efesiensi dan pengoperasian kapal secara
ekonomis
melaksanakan
dan
kebijakan
dalam
bidang
keselamatan dan perlindungan lingkungan, memotivasi awak kapal agar selalu memperhatikan dan mematuhi ketentuan manajemen keselamatan sesuai prosedur secara jelas dan mudah dipahami.
2. Mualim I Mualim I adalah kepala dek departemen dan sebagai perwira pengganti apabila nakhoda berhalangan dan bertindak sebagai pengawas langsung setiap pekerjaan di bagian dek yang sifatnya sangat berbahaya. Mualim I bertanggung jawab kepada nakhoda meliputi: a. Menyelenggarakan tugas navigasi administrasi pengawasan b. Pengoperasian yang aman dan ekonomis di bagian dek, pemeliharaan
semua
ruangan
dan
perlengkapan
dibawah
tanggung jawabnya, ketepatan waktu dalam mempersiapkan semua ruangan serta mengadakan pencatatan secara teliti dan benar. c.
Menyelenggarakan buku harian dek, buku olah gerak , buku catatan minyak dan buku lainnya yang ada kaitannya dengan deck department dengan baik dan benar.
3. Mualim II Mualim II bertanggung jawab kepada nakhoda mengenai hasil kerja dan tindakan yang seharusnya sebagai seorang mualim jaga dan perwira navigasi, bilamana bertugas menangani muatan dan ballast. Mualim II bertanggung jawab kepada nakhoda melalui mualim I. Mualim II bertanggung jawab terhadap hal-hal sebagai berikut.: a. Melaksanakan tugas jaga berlayar dan di pelabuhan
b. Mempersiapkan perencanaan pelayaran sesuai
petunjuk dari
nakhoda. c.
Menarik garis haluan di peta berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari nakhoda.
4. Bosun Tugas dan tanggung jawab bosun : a. Pumpman bertanggung jawab kepada mualim I mengenai hasil kerja dan tindakan sebagai kepala kerja harian di dek b. Menyiapkan alat-alat dan perlengkapan kerja harian lainnya seperti yang di perintahkan oleh mualim I atau mualim jaga. c.
Memelihara dan menjaga kebersihan di akomodasi serta bagianbagian kapal lainnya sesuai instruksi dari mualim I.
6. Kelasi Tugas Kelasi yaitu : melapor kepada Mualim I, Perwira jaga, dan Serang. Ia harus : a. Membantu Serang dalam melakukan perawatan deck b. Membantu Mualim III dalam melakukan perawatan SPD dan PK c.
Membantu dalam kegiatan penambatan kapal
d. Membantu dalam kegiatan muatan, pemeriksaan tangki dan pencucian tangki e. Bertindak sebagai juru mudi dan awak jaga pada waktu diperlukan 6. Menaikan dan menurunkan bendera dan isyarat lainnya sesuai perintah perwira jaga
f.
Memastikan dibersihkannya ruang kemudi dan kamar peta setiap pagi
g. Memastikan kebersihan kabin miliknya, toilet/kamar mandi yang ia gunakan dan mess room h. Memastikan bahwa ia menjaga harta kapal yang dipercayakan kepadanya seperti alat-alat, sprei/selimut tidur, lampu senter, dll i.
Membantu di kamar mesin dalam pekerjaan perawatan jika diminta demikian oleh Mualim I
7. Juru Mudi Tugas dan tanggung jawab juru mudi : a. Melaksanakan tugas jaga dan saat kapal berlayar, bertugas jaga dianjungan, melaksanakan siaga dan menangani kemudi kapal. b. Menyiapkan bendera-bendera, alat-alat pemadam di dek, dan perlengkapan lainnya seperti yang di perintahkan oleh mualim I atau mualim jaga. c.
Memelihara dan menjaga kebersihan di anjungan serta bagianbagian kapal lainnya sesuai instruksi dari mualim I.
8. Kadet Deck a. Melakukan tugas harian berturut-turut di dek selama tiga bulan pada saat awal melaksanakan praktek laut. b. Melakukan tugas jaga pada bulan berikutnya selama enam bulan berturut-turut sesuai dengan urutan devisi jaga.
c.
Melakukan olah gerak mesin kapal pada bulan berikutnya hingga selesai melaksanakan praktek laut.
Bagian Mesin
1. Kepala Kamar Mesin (KKM) KKM mempunyai tugas dan tanggung jawab penuh atas semua pemesinan
dan
peralatan
yang
ada
dikamar
mesin,
serta
bertanggung jawab atas pengoperasian kapal. 2. Masinis I Masinis I mempunyai tugas sebagai asisten dari KKM, dan bertanggung jawab penuh terhadap pengoperasian mesin bantu, dan juga bertugas sebagai kapal kerja atas perintah dari kepala kamar mesin. 3. Masinis II Masinis II bertanggung jawab atas pengoperasian generator diatas kapal, dan juga mesin kemudi, serta menjalankan pekerjaan sesuai perintah dari kepala kamar mesin. 4. Mandor Mesin Mandor mesin ini bertugas sebagai pengawas kerja harian juru mesin dan mengatur serta membuat jadwal tugas jaga juru mesin, menggantikan tugas juru mesin bila berhalangan, membantu pelaksanaan kerja dan melaksanakan perintah dari Masinis II dan mengevaluasi hasil kerja mekanik bengkel dan juru mesin serta
mencatat dan melaporkan semua pelaksanaan kerjanya kepada Masinis. 5. Oiler Adapun tugas dan tanggung jawab oiler ialah : a. Menguasai, mengatasi dan mencatat semua alat-alat indicator pesawat yang sedang berjalan dan memeriksa minyak pelumas. b. Melaporkan kepada Masinis jaga bila ada kelainan pada kapal yang sedang beroperasi c.
Melaksanakan pekerjaan harian dikamar mesin, membantu setiap ada tugas yang diperlukan pada waktu olah gerak dan harus berada dikamar mesin.
d. Membantu pencegahan pencemaran laut dan keselamtan kerja e. Melaksanakan kebersihan pesawat-pesawat, peraltan kerja serta kamar mesin f.
Melaksanakan tugas lainnya seperti yang diperintahkan oleh Masinis I atau Masinis jaga.
7. Kadet Mesin a. Melakukan tugas harian berturut-turut selama tiga bulan pada saat awal melaksanakan praktek laut. b. Melakukan tugas jaga pada bulan berikutnya selama enam bulan berturut-turut sesuai dengan urutan devisi jaga. c.
Melakukan olah gerak mesin kapal pada bulan berikutnya hiingga selesai melaksanakan praktek laut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Generator di KM. ADITHYA
Generator kapal mempunyai spesifikasi sendiri-sendiri tergantung dari peruntukan dan pabrik pembuatnya itu sendiri, namun memiliki jenis jenis kerusakan yang nyaris sama. Hal ini tentu membuat generator dapat diperbaiki oleh berbagai galangan reparasi yang ada. Berikut penyebab beberapa kerusakan yang penulis alami pada generator di kapal : a. Kerusakan pada system pelumas ( Lubrication Oil ). 1. Tanki endap/ carter/ sumptank kekurangan minyak pelumas. Untuk mengetahui jumlah volume dari minyak pelumas didalam tangki endap yang berkurang, dapat dilakukan dengan cara menyounding tangki minyak pelumas tersebut. Maka dengan demikian harus diambil tindakan yang cepat bila diketahui jumlah dari
minyak
pelumas
tersebut
berkurang,
serta
untuk
menghindari agar tidak terjadi masalah. Tangki endap dapat mengalami kekurangan minyak pelumas, kemungkinan terdapat kebocoran yang tidak diketahui. 2. Saringan/ filter tersumbat/ kotor. Dalam tahap ini penyaringan minyak pelumas dipisahkan dari bahan-bahan padat dan kotoran yang ikut terbawa didalam
minyak pelumas dan tetapi belum dapat dipisahkan dari kadar air yang ada didalam minyak pelumas tersebut. Minyak pelumas yang
banyak
mempengaruhi
mengandung didalam
kotoran/endapan
proses
penyaringan,
padat
akan
karena
akan
mempercepat menutupi celah-celah saringan, sehingga minyak pelumas mengalir lebih sedikit jumlahnya dan tekanan minyak pelumas sebelum saringan akan lebih tinggi daripada sesudah saringan, oleh karena itu dilakukan
penggantian terhadap
saringan tersebut. 3. Kekentalan minyak pelumas terlalu tinggi. Kekentalan yang terlalu tinggi mengakibatkan minyak pelumas tidak terhisap oleh pompa, biasanya kekentalan minyak pelumas yang terlalu tinggi disebabkan oleh suhu sekitar yang terlalu dingin. 4. Kekentalan dari minyak pelumas berkurang. Kekentalan yang berkurang terjadi karena adanya panas yang berlebihan dari generator, sehingga membuat minyak pelumas tersebut terlalu encer atau viscosity nya berkurang, 5. Udara terhisap masuk melalui pipa isap. Kebocoran-kebocoran
yang
terjadi
biasanya
berasal
dari
sambungan pada pipanya, sehingga udara ikut terbawa masuk. Akibatnya mengganggu aliran tekanan minyak pelumas ke dalam sistem. Untuk menjaga agar jangan sampai terjadi adanya
masalah, maka harus dijaga semua instalasi sistem pelumasan dalam keadaan baik, sehingga kebocoran-kebocoran dapat segera diketahui dan kerusakan-kerusakan dapat dicegah dengan dini. 6. Pipa isap dari pompa tersumbat atau buntu. Hal ini disebabkan adanya endapan dari minyak pelumas didalam tangki yang ikut terhisap oleh pompa atau adanya kotoran-kotoran yang lain, sehingga mengganggu aliran tekanan minyak pelumas ke sistem. Apabila setelah mengetahui adanya penyumbatan pada pipa isap maka segera diambil tindakan, jika tidak tekanan minyak pelumas ke sistem akan berkurang. 7. Rpm pompa rendah / voltage motor turun. Jika
Rpm
pompa
rendah
ataupun
voltase
motor
turun
disebabkan karena : a. Adanya Lumpur didalam pompa. Adanya lumpur tersebut diisap oleh pipa isap sehingga masuk ke dalam pompa. Lumpur ini berasal dari endapan di dalam tangki endap / carter. b. Ball bearing macet / busing macet didalam pompa. Dengan adanya kemacetan karena kekurangan pemberian pelumas pada ball bearing / busing, dapat mengganggu kerja pompa untuk mengalirkan minyak pelumas ke sistem, sehingga pompa tidak dapat bekerja secara maksimal. Oleh
karena itu pada waktu melakukan pemasangan ball bearing / busing jangan lupa untuk memberikan pelumas/grease. c. Roda gigi aus dalam pompa. Roda gigi berpengaruh pada pengaliran minyak pelumas. Keausan pada roda gigi tersebut dikarenakan minyak pelumas yang sudah encer, sehingga roda gigi mengalami gesekan yang fatal yang dapat mengakibatkan keausan dan tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Begitu juga dengan rumah pompa jika aus maka proses yang terjadi tidak bisa cepat, sehingga Rpm / voltase pompa rendah. 8. Alat pengukur tekanan (manometer) rusak. Jika kita sudah memeriksa semua sistem dan tidak terjadi apaapa maka kita coba untuk melihat manometer. Apakah alat tersebut masih berfungsi dengan baik atau tidak. Perhatikan pada jarumnya yang selalu menunjukan angka untuk mengetahui tekanan aliran. b. Kerusakan pada system pembakaran 1. Sistem Injeksi Bahan Bakar Tidak Berfungsi dengan Baik a) Bahan bakar bocor dari pipa tekanan b) Nozzle rusak c) Ada udara pada saluran bahan d) Saat penginjeksian bahan bakar terlambat e) Control rack tidak berfungsi
f)
Automatic timer tidak tepat
2. Gangguan Pada Saluran Sistem Bahan Bakar a) Saringan pada pompa pemindah tersumbat b) Saringan bahan bakar tersumbat c) Tangki bahan bakar kotor d) Kemampuan pompa pemindah yang sangat rendah e) Injeksi bahan bakar tidak tepat f)
Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke silinder tidak sama
g) Governor kurang baik h) Ada angin pada saluran bahan bakar i)
Bahan bakar bocor pada pipa tekanan tinggi
3. Engine Knocking / Detonasi a) Atomisasi nozzle kurang baik / tekanan penginjeksian tidak tepat - Overhaul nozzle, b) Bahan bakar tidak tepat (angka cetane rendah) c) Saat injeksi bahan bakar terlalu cepat d) Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder tidak rata 4. Putaran Mesin Kasar, Khususnya Pada Putaran Idle a) Jam bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder tidak sama b) Control rack tidak berfungsi c) Idling spring capsule setelannya kurang baik
d) Diafragma governor tidak berfungsi - Periksa dan ganti jika rusak e) Atomisai Nozzle kurang baik / tidak tepat - Stel nozzle dan ganti jika rusak 5. Mesin Susah dihidupkan a) Bahan bakar tidak sampaike pompa injeksi / bocor b) Saluran bahan bakar tersumbat oleh udara c) Saringan bahan bakar dan saluran bahan bakar tersumbat d) Kemampuan pompa pemindah menurun / tidak sesuai spesifikasi e) Pipa tekanan tinggi lepas, longgar / pecah f)
Control rack tidak mencapai posisi tempat bahan bakar yang diinjeksikan
g) Delivery valve rusak h) Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan terlalu sedikit, karena pompa pemindah rusak i)
Tekanan penginjeksian bahan bakar terlalu rendah
j)
Saat penginjeksian bahan bakar terlalu rendah
k) Governor / full load capsule setelannya kurang baik 6. Mesin Asapnya Banyak, tetapi Mesin Tidak Mau Menyala a) Saat penginjeksian bahan bakar terlambat b) Timer lock nut longgar atau lepas c) Atomisasi bahan bakar tidak baik
d) Kotoran (karbon) berkumpul pada nozzle needle e) Angka cetane terlalu rendah f)
Bahan bakar tercampur air
7. Selama Mesin di Starter Mengeluarkan banyak Asap a) Timer injektor timing terlalu cepat / lambat b) Pemasangan pompa injeksi terhadap saat penginjeksian tidak tepat c) Atomisasi bahan bakar kurang baik d) Nozzle rusak e) Kotoran (karbon) berkumpul pada nozzle needle f)
Sekrup control pinion clamp lepas / longgar
g) Delivery value rusak h) Delivery value spring putus i)
Setelan full load capsule tidak baik
j)
Pneumatic governor link / stopper aus
8. Selama Mesin Hidup Banyak Mengeluarkan Asap a) Saat penginjeksian bahan bakar terlalu cepat b) Bahan bakar bercampur air c) Cincin torak dan dinding silinder bocor sehingga minyak pelumas naik ke ruang bahan bakar d) Oli silinder katup bocor, sehingga minyak pelumas masuk ke ruang bakar e) Bahan bakar yang diinjeksikan terlalu banyak
f)
Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder tidak sama
g) Udara yang masuk kedalam silinder terlalu sedikit karena saringan udaranya tersumbat h) Oli mesin terpompa ke atas c.
Kerusakan pada system pendingin Beberapa gangguan yang sering terjadi pada sistem pendingin pada generator, yaitu : 1. Tersumbatnya pipa-pipa dan saluran-saluran pendinginan (pada mantel-mantel air) oleh kerak-kerak. 2. Terhambatnya aliran udara yang dihisap pada permukaan radiator oleh debu atau kotoran-kotoran 3. Berubahnya desain serta pemasangan pendingin Radiator 4. Menurutnya
kapasitas
pendinginan
disebabkan
performasi
engine yang tidak bisa terimbangi oleh performasi pompa pensirkulasi airnya. Mungkin hal ini untuk engine yang berkalikali overhaul sementara pompanya tetap lama. 5. Kekosongan Air Pendingin di Tangki Air Tawar. 6. Air Tawar ditangki Cepat Habis. 7. Air Ditangki Air Tawar Cepat Kotor .
B. Tindakan Rutin Perawatan Generator di KM. ADITHYA
Tindakan perawatan rutin generator yang dilaksanakan di kapal KM. ADITHYA adalah perawatan pencegahan yang dilakukan secara periodik berdasarkan waktu kaiender atau Jam kerja (Running Hours) dengan mengacu kepada Manual Instruction Book . Ada beberapa yang perlu kita perhatikan dalam hal perawatan generator di kapal yang mengacu pada Manual Instruction Book , yaitu: 1. Sistem Pelumasan Sistem pelumasan ini sangat penting, tidak peduli bagaimanapun baiknya sebuah motor dirancang dari segi efisiensi panas adan kekuataannya, dan bagaimanapun baiknya pembuatannya dari segi bahan dan pengerjaannya. Kalau pelumasan dari semua bagian yang bergerak tidak diperhatikan dengan baik, maka motor tidak akan berjalan sama sekali atau akan menunjukkan keausan berat dan memiliki umur yang pendek. Minyak pelumas yang dipergunakan apabila buruk atau jelek maka akan dapat menyebabkan banyak gangguan yang dialami dalam operasi motor tersebut. Maka dalam penggunaan minyak pelumas harus yang memiliki mutu yang bagus, agar dapat melumasi bagian yang bergerak dengan baik dan komponen motor tidak cepat mengalami kerusakan.
Tindakan Rutin Sistem Pelumas (Lubrication Oil), yaitu : a. Jam kerja 1-64 jam 1) Cek level oli di carter dan tambah jika perlu 2) Bersihkan semua saringan dan strainer b. Jam kerja 60-120 jam 1) Cek pompa oli manual dan automatis dari kebocoran oli (sealnya) 2) Cek alat ukur tekanan 3) Analisis laboratorium/ambil sampel kirim kekantor c.
Jam kerja 500 jam (Rocker arm L.O TK) 1) Bersihkan tangki setelah mengeluarkan oli lama dari dalam tangki 2) Bersihkan saringan oli dalam tangki serta strainer 3) Ganti oli yang lama dengan oli yang baru
2. Sistem Pembakaran Sistem bahan bakar dari instalasi motor diesel didefinisikan sebagai peralatan yang diperlukan untuk menangani minyak bahan bakar dari titik diserahkannya ke instalasi sampai mencapai pompa injeksi bahan bakar. Peralatan ini terdiri atas strainer dan saringan (filter), pompa transfer, tangki penyimpan dan tangki harian, indikator permukaan
tangki
bahan bakar, pemipaan dan gelas penduga
untuk bahan bakar. Bahan bakar bersih yang dihasilkan oleh kilang, adalah bersih. Tetapi selama pemindahan dari tangki penyimpanan
ke dalam mobil tangki, kapal tangki, selama pengangkutan ke instalasi, dan selama pemindahan ke tangki penyimpanan di instalasi, sering tercemar oleh debu, kerak tangki, air dan hasil oksidasi. Keadaan yang sangat penting dari operasi yang berhasil ke pompa presisi tekanan tinggi dan nossel injeksi. Debu dalam bahan bakar berlaku sebagai amplas, kalau terdapat debu maka pompa dengan plunyer yang masuk dengan rapat ke tong akan mulai bocor dan tidak mampu lagi untuk bekerja sebagai alat penakar bahan bakar yang teliti. Sistem bahan bakar dari instalasi mesin diesel didefinisikan sebagai peralatan yang diperlukan untuk menangani minyak bahan bakar dari titik diserakannya keinstalasi sampai mencapai pompa injeksi bahan bakar. Peralatan ini terdiri atas saringan (filter), pompa transfer, tanki penyimpan dan tanki harian. Tindakan Rutin Sistem Pembakaran (Cylinder)
a. Jam kerja 500 jam (cylinder head dan fittings) b. Jam kerja 3000 jam (cylinder head dan perlengkapannya) 3. Sistem Pendingin Sebagian dari panas yang ditimbulkan selama pembakaran mengalir dari gas ke dinding silinder, sehinggga menaikkan suhunya. Kalau suhu dinding diperbolehkan meningkat di atas batas tertentu, sekitar 300 F, yaitu dengan torak yang tidak didinginkan, maka minyak yang melumasi torak mulai menguap dengan cepat, torak maupun silinder dapat rusak.
Pada saat yang sama, suhu tinggi setempat dalam bagian tertentu dari mesin, misalnya kepala silinder dan torak, dapat menyebabkan berlebihan dan retaknya bagian ini. Tambahan panas ditimbulkan melalui gesekan antara berbagai permukaan yang menggesek, terutama antara torak dan cincin torak dengan dindin silinder. Dengan torak yang didinginkan minyak, maka batas untuk suhu dinding silinder yang aman adalah sangat tinggi. Tindakan rutin system pendingin, yaitu : a. Jam kerja 60-120 jam 1) Bersihkan saringan sea cash 2) Cek alat-alat ukur tekanan dan tempratur b. Jam kerja 500 jam (pompa pendingin) 1) periksa sela air (mechanical seal) dan level oli dalam badan bearing C. Manfaat Perawatan Rutin Generator di KM. ADITHYA
Perawatan rutin kita sudah tentukan dan mempercayakan kepada seluruh Prosedur Perawatan melaiui Manual Instruction Book , untuk diiaksanakan
dengan
benar,
tepat
waktu
dan
berapapun
biaya
perawatan ( Maintenance Cost ) yang akan dikeluarkan tidak menjadi masalah, demi mempertahankan Operasional generator kapal tetap lancar tanpa pernah menganggur ( deiaid ) dan memperkecil / mencegah kerusakan-kerusakan yang terjadi ( Life time).
Perawatan rutin akan terlaksana dengan baik apabila sumber daya manusia atau personel-personel di kapal penuh rasa tanggung jawab. Beberapa manfaat Perawatan rutin generator yang dilaksanakan dengan benar dan baik, antara lain; 1. Memperpanjang waktu-kerja (life time) unit generator. 2. Kondisi material pada generator dapat dipantau setiap saat oleh setiap pengawas atau personel di darat, hanya dengan melihat pelaporan administrasi perawatan. 3. Dengan tersedianya suku cadang yang cukup, maka pada saat ada perawatan dan perbaikan tidak kehilangan waktu operasi (down time). 4. Operasi kapal lancar dengan memberikan rasa aman dan tenangpikiran kepada semua personel Kapal dan manajemen Darat bahwa semua permesinan bekeija secara optimal, normal dan terkontrol dengan benar. 5. Walaupun biaya perawatan sangat besar, namun semuanya itu dapat
diperhitungkan
(accountable)
sesuai
anggaran
biaya
perawatan dan diperkirakan paling sedikit ada penghematan biaya sebesar 20 %,
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Faktor penyebab kerusakan pada generator disebabkan oleh adanya penyimpangan pada prinsip kerja mesin diesel seperti kerusakan pada system pelumasan, system pembakaran dan system pendingin yang terdeteksi dengan adanya kondisi abnormal pada generator.
2. Tindakan perawatan rutin pada generator yang dilaksanakan di kapal KM. ADITHYA adalah perawatan pencegahan yang dilakukan secara periodik berdasarkan jam kerja (Running Hours) dengan mengacu kepada Manual Instruction Book.
3. Manfaat perawatan rutin generator di kapal KM. ADITHYA adalah untuk mempertahankan Operasi kapal tetap lancar tanpa pernah menganggur ( deiaid ) dan memperkecil / mencegah kerusakankerusakan yang terjadi ( Life time).
B. SARAN
1. Untuk
mencegah
terjadinya
kerusakan
generator,
hendaknya
perawatan rutin kita percayakan kepada seluruh Prosedur Perawatan melalui Manual Instruction Book , untuk dilaksanakan dengan benar,