PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
-2BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang
-35. Destinasi disingkat
Pariwisata DPN
Nasional
adalah
yang
Destinasi
selanjutnya
Pariwisata
yang
Nasional
yang
berskala nasional. 6. Kawasan
Strategis
Pariwisata
selanjutnya disingkat KSPN adalah kawasan yang memiliki
fungsi
utama
pariwisata
atau
memiliki
potensi untuk pengembangan pariwisata nasional
-411. Fasilitas Umum adalah sarana pelayanan dasar fisik suatu
lingkungan
masyarakat
umum
yang dalam
diperuntukkan melakukan
bagi
aktifitas
kehidupan keseharian. 12. Fasilitas Pariwisata adalah semua jenis sarana yang secara
khusus
ditujukan
untuk
mendukung
penciptaan kemudahan, kenyamanan, keselamatan
-517. Organisasi Kepariwisataan adalah institusi baik di lingkungan
Pemerintah
berhubungan
dengan
maupun
swasta
penyelenggaraan
yang
kegiatan
Kepariwisataan. 18. Sumber Daya Manusia Pariwisata yang selanjutnya disingkat SDM Pariwisata adalah tenaga kerja yang pekerjaannya
terkait
secara
langsung
dan
tidak
-6BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL
Pasal 2
(1)
Pembangunan kepariwisataan nasional meliputi:
-7a. Destinasi
Pariwisata
menarik,
mudah
yang
aman,
dicapai,
nyaman,
berwawasan
lingkungan, meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat; b. Pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung
jawab
untuk
kunjungan
wisatawan
meningkatkan
nusantara
dan
-8(7)
Sasaran
pembangunan
kepariwisataan
nasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d adalah peningkatan: a. jumlah kunjungan wisatawan mancanegara; b. jumlah pergerakan wisatawan nusantara; c. jumlah
penerimaan
mancanegara;
devisa
dari
wisatawan
-9Pasal 4
(1)
RIPPARNAS menjadi pedoman bagi pembangunan kepariwisataan nasional.
(2)
RIPPARNAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
pedoman
penyusunan
Rencana
Pembangunan Kepariwisataan Provinsi.
Induk
- 10 Pasal 7
Arah
pembangunan
kepariwisataan
nasional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (8) menjadi dasar arah kebijakan, strategi, dan indikasi program pembangunan kepariwisataan nasional dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2025 yang
- 11 Bagian Kedua Perwilayahan Pembangunan DPN
Pasal 9
Perwilayahan Pembangunan DPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a meliputi:
- 12 (2)
KSPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b ditentukan dengan kriteria: a. memiliki fungsi utama pariwisata atau potensi pengembangan pariwisata; b. memiliki sumber daya pariwisata potensial untuk menjadi
Daya
Tarik
Wisata
unggulan
dan
memiliki citra yang sudah dikenal secara luas;
- 13 b. posisi dan peran efektif sebagai penarik investasi yang strategis; c. posisi
strategis
sistemik
sebagai
Pembangunan
simpul
penggerak
Kepariwisataan
di
wilayah sekitar baik dalam konteks regional maupun nasional; d. potensi depan;
kecenderungan
produk
wisata
masa
- 14 a. perencanaan Pembangunan DPN dan KSPN; b. penegakan regulasi Pembangunan DPN dan KSPN; dan c. pengendalian implementasi Pembangunan DPN dan KSPN. Pasal 13
- 15 Bagian Ketiga Pembangunan Daya Tarik Wisata Pasal 14
(1)
Pembangunan
Daya
Tarik
Wisata
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 huruf b meliputi:
- 16 d. revitalisasi
Daya
Tarik
Wisata
dalam
upaya
peningkatan kualitas, keberlanjutan dan daya saing produk dan DPN. Pasal 16
(1)
Strategi untuk perintisan pengembangan Daya Tarik
- 17 (4)
Strategi
untuk
revitalisasi
Daya
Tarik
Wisata
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf d, meliputi: a. revitalisasi struktur, elemen dan aktivitas yang menjadi penggerak kegiatan Kepariwisataan pada Daya Tarik Wisata; dan b. memperkuat upaya penataan ruang wilayah dan
- 18 Pasal 18
Arah kebijakan penyediaan dan pengembangan sarana transportasi
angkutan
jalan,
sungai,
danau
dan
penyeberangan, angkutan laut, angkutan udara, dan angkutan kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a, meliputi:
- 19 (2)
Strategi
untuk
pengembangan
dan
peningkatan
kenyamanan dan keamanan pergerakan wisatawan menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di DPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf b, meliputi
mengembangkan
dan
meningkatkan
kualitas: a. kenyamanan moda transportasi menuju destinasi
- 20 Pasal 21 (1) Strategi untuk pengembangan dan peningkatan kemudahan akses terhadap prasarana transportasi sebagai simpul pergerakan yang menghubungkan lokasi asal wisatawan menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di DPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf a, meliputi meningkatkan:
- 21 a. jaringan transportasi untuk mendukung kemudahan, kenyamanan dan keselamatan pergerakan wisatawan sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar; dan b. fasilitas persinggahan di sepanjang pergerakan wisata di dalam DPN kebutuhan dan perkembangan pasar.
koridor sesuai
- 22 a. ketersediaan
informasi
pelayanan
transportasi
berbagai jenis moda dari pintu gerbang wisata ke DPN; dan b. kemudahan reservasi moda transportasi berbagai jenis moda. Pasal 24
- 23 c. pengendalian Fasilitas
Prasarana
Umum,
dan
Umum, Fasilitas
Pembangunan Pariwisata
bagi
destinasi-destinasi pariwisata yang sudah melampaui ambang batas daya dukung. Pasal 26
- 24 c. mendorong penerapan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan Fasilitas Pariwisata yang memenuhi kebutuhan wisatawan berkebutuhan khusus. (3) Strategi untuk pengendalian Pembangunan Prasarana Umum, Fasilitas Umum, dan Fasilitas Pariwisata bagi destinasi-destinasi pariwisata yang sudah melampaui ambang batas daya dukung sebagaimana dimaksud
- 25 c. peningkatan potensi dan kapasitas sumber daya lokal melalui pengembangan usaha produktif di bidang pariwisata; d. penyusunan regulasi dan pemberian insentif untuk mendorong
perkembangan
industri
kecil
dan
menengah dan Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah yang dikembangkan masyarakat
- 26 a. memetakan potensi dan kebutuhan penguatan kapasitas masyarakat lokal dalam pengembangan Kepariwisataan; b. memberdayakan masyarakat
lokal
potensi dalam
dan
kapasitas
pengembangan
Kepariwisataan; dan c. menguatkan
kelembagaan
masyarakat
dan
- 27 d. meningkatkan
kemampuan
berusaha
pelaku
Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah yang dikembangkan masyarakat lokal. (4) Strategi untuk penyusunan regulasi dan pemberian insentif
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
28
huruf d, meliputi: a. mendorong pemberian insentif dan kemudahan
- 28 b. meningkatkan
tanggung
jawab
sosial
dan
lingkungan perusahaan dalam upaya memperluas akses pasar terhadap produk industri kecil dan menengah dan Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah. (7) Strategi untuk peningkatan akses dan dukungan permodalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
- 29 d. meningkatkan kualitas jejaring media dalam mendukung upaya Pemberdayaan Masyarakat di bidang pariwisata. (9) Strategi untuk peningkatan motivasi dan kemampuan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf i, meliputi: a. mengembangkan
pariwisata
sebagai
investasi
- 30 b. mengembangkan
mekanisme
keringanan
fiskal
untuk mendorong investasi dalam negeri di bidang pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keuangan. (2) Strategi untuk peningkatan kemudahan investasi di bidang
pariwisata
sebagaimana
Pasal 30 huruf b, meliputi:
dimaksud
dalam
- 31 a. pengembangan pasar wisatawan; b. pengembangan citra pariwisata; c. pengembangan kemitraan Pemasaran Pariwisata; dan d. pengembangan promosi pariwisata.
Bagian Kedua Pengembangan Pasar Wisatawan
- 32 f.
meningkatkan
intensifikasi
pemasaran
wisata
konvensi, insentif dan pameran yang diselenggarakan oleh sektor lain.
Bagian Ketiga Pengembangan Citra Pariwisata
- 33 b. nilai spiritualitas dan kearifan lokal; c. keanekaragaman hayati alam dan budaya; d. kepulauan yang kaya akan rempah-rempah; dan e. ikon-ikon lain yang dikenal luas baik secara nasional maupun di dunia internasional. (3) Peningkatan
dan
pemantapan
pemosisian
citra
pariwisata destinasi sebagaimana dimaksud pada
- 34 a. keterpaduan
sinergis
promosi
antar
pemangku
kepentingan pariwisata nasional; dan b. strategi pemasaran berbasis pada pemasaran yang bertanggung
jawab,
yang
menekankan
tanggung
jawab terhadap masyarakat, sumber daya lingkungan dan wisatawan.
- 35 (2) Strategi untuk penguatan dan perluasan eksistensi promosi
pariwisata
Indonesia
di
luar
negeri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 huruf b, meliputi: a. menguatkan fasilitasi, dukungan, koordinasi, dan sinkronisasi
terhadap
promosi
Indonesia di luar negeri, dan
pariwisata
- 36 Bagian Kedua Penguatan Struktur Industri Pariwisata
Pasal 42
Arah kebijakan penguatan struktur Industri Pariwisata sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
41
huruf
a
- 37 a. daya saing Daya Tarik Wisata; b. daya saing Fasilitas Pariwisata; dan c. daya saing aksesibilitas. Pasal 45
Arah kebijakan peningkatan daya saing Daya Tarik
- 38 Pasal 48
Strategi untuk pengembangan kapasitas dan kualitas fungsi dan layanan Fasilitas Pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 meliputi: a. mendorong
dan
meningkatkan
Sertifikasi Usaha Pariwisata;
standardisasi
dan
- 39 Bagian Keempat Pengembangan Kemitraan Usaha Pariwisata Pasal 51 Arah kebijakan pengembangan kemitraan Usaha Pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41
- 40 Pasal 54 Strategi untuk pengembangan manajemen dan pelayanan Usaha Pariwisata yang kredibel dan berkualitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 meliputi: a. menerapkan standardisasi dan Sertifikasi Usaha Pariwisata yang mengacu pada prinsip-prinsip dan
- 41 BAB VI PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN NASIONAL Bagian Kesatu Umum Pasal 57
- 42 e. mengembangkan dan menguatkan Organisasi Kepariwisataan yang menangani bidang Destinasi Pariwisata. Pasal 59
(1) Strategi
untuk
akselerasi
reformasi
birokrasi
- 43 a. menguatkan
struktur
dan
fungsi
organisasi
bidang pemasaran di tingkat Pemerintah; b. memfasilitasi
terbentuknya
Badan
Promosi
Pariwisata Indonesia; dan c. menguatkan kemitraan antara Badan Promosi Pariwisata
Indonesia
dan
Pemerintah
pembangunan kepariwisataan nasional.
dalam
- 44 Bagian Ketiga Pembangunan Sumber Daya Manusia Pariwisata
Pasal 60 Pembangunan SDM Pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf b, meliputi:
- 45 Pasal 63 Arah kebijakan Pembangunan SDM Pariwisata di dunia usaha dan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 huruf b diwujudkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Pariwisata.
- 46 d. peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan kelembagaan dan SDM Pariwisata. Pasal 66 (1) Strategi untuk peningkatan penelitian yang berorientasi pada pengembangan Destinasi Pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 huruf a,
- 47 b. meningkatkan
penelitian
dalam
rangka
pengembangan dan penguatan citra pariwisata Indonesia; c. meningkatkan
penelitian
dalam
rangka
pengembangan kemitraan Pemasaran Pariwisata; dan d. meningkatkan
penelitian
dalam
rangka
- 48 BAB VII INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL Pasal 67 (1) Rincian
indikasi
kepariwisataan
program
nasional
dalam
pembangunan kurun
waktu
- 49 (2)
Pengawasan dan pengendalian dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB IX KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 69
- 50 Agar
setiap
orang
pengundangan
mengetahuinya,
Peraturan
penempatannya
dalam
memerintahkan
Pemerintah
Lembaran
ini
Negara
Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Desember 2011
dengan Republik
PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL
-2Sementara itu, dari perspektif pembangunan sumber daya manusia, pariwisata mempunyai potensi untuk dijadikan instrumen dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya penduduk sekitar Destinasi Pariwisata. Dengan demikian, pariwisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukan saja kesejahteraan material
dan
spiritual,
tetapi
juga
sekaligus
meningkatkan
kesejahteraan kultural dan intelektual. Ditilik dari perspektif bangsa lebih luas,
jauh lebih besar
-3Sejalan dengan perkembangan Industri Pariwisata yang semakin kompetitif dan kecenderungan pasar dunia yang semakin dinamis, maka
pembangunan
kepariwisataan
Indonesia
harus
didorong
pengembangannya secara lebih kuat dan diarahkan secara tepat untuk meningkatkan keunggulan banding dan keunggulan saing Kepariwisataan Indonesia dalam peta Kepariwisataan regional maupun internasional. RIPPARNAS diperlukan sebagai acuan operasional pembangunan
-4Huruf b Yang
dimaksud
dengan
“Pembangunan
Pemasaran
Pariwisata” adalah upaya terpadu dan sistematik dalam rangka
menciptakan,
mengkomunikasikan,
menyampaikan produk wisata dan mengelola relasi dengan
wisatawan
untuk
mengembangkan
Kepariwisataan seluruh pemangku kepentingannya.
-5Ayat (5) Cukup jelas. Ayat (6) Cukup jelas. Ayat (7) Cukup jelas.
-6Pasal 10 Ayat (1) Huruf a Yang
dimaksud
dengan
“kawasan “kawasan
pengembangan
pariwisata nasional” nasional” adalah suatu ruang pariwisata yang mencakup luasan area tertentu sebagai suatu kawasan dengan komponen Kepariwisataannya, serta
-7Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan “Daya Tarik Wisata alam”
-8b) perairan sungai dan danau, contoh: Danau Toba, Danau Maninjau, Danau Sentani, Sungai Musi, Sungai
Mahakam,
Situ
Patenggang,
dan
sebagainya. c) perkebunan, perkebunan, contoh: contoh: agro wisata Gunung Mas, agro wisata Batu-Malang, dan sebagainya. d) Pertanian, contoh: area persawahan Jatiluwih, area persawahan Ubud, dan sebagainya.
-9(3) struktur binaan
cagar yang
dan/atau
budaya terbuat
benda
adalah dari
buatan
susunan
benda
manusia
alam untuk
memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu
dengan
prasarana
untuk
alam,
sarana,
menampung
dan
kebutuhan
manusia. (4) situs cagar budaya adalah lokasi yang berada
- 10 Huruf c Yang dimaksud dengan “Daya Tarik Wisata hasil buatan manusia” adalah Daya Tarik Wisata khusus yang merupakan kreasi artifisial (artificially (artificially created ) dan kegiatan-kegiatan manusia lainnya di luar ranah wisata alam dan wisata budaya. Daya
Tarik
Wisata
hasil
buatan
manusia/khusus,
- 11 9) wisata memorial (dark (dark tourism ), ), contoh: ground zero World Trade Centre, ground zero Legian Bali, Merapi pasca letusan; 10) wisata ekologi (ecotourism/wild (ecotourism/wild tourism ); ); 11) wisata pendidikan (educational (educational tourism ); ); 12) wisata ekstrim-menantang bahaya (extreme (extreme tourism ), ), contoh: bercanda dengan hiu, bercanda dengan buaya;
- 12 Huruf b Yang dimaksud dengan “Pembangunan Daya Tarik Wisata” adalah upaya pengembangan yang dilakukan dengan meningkatkan kualitas Daya Tarik Wisata yang sudah ada dalam upaya meningkatkan minat, dan loyalitas segmen pasar yang sudah ada serta memperluas cakupan wilayah Daya Tarik Wisata yang sudah ada atau pengembangan ke lokasi baru berdasar pada inti (nucleus) yang (nucleus) yang sama.
- 13 Pasal 17 Cukup jelas. Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19
- 14 1) fasilitas keamanan, seperti: pemadam kebakaran, fasilitas tanggap bencana (early (early warning system ) di destinasi yang rawan bencana; 2) fasilitas keuangan dan perbankan, seperti: Anjungan Tunai
Mandiri
dan
tempat
penukaran
uang
(money
changer ); ); 3) fasilitas bisnis, seperti: kios kelontong dan obat 24 (dua
- 15 Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Pasal 26 Ayat (1)
- 16 Huruf b Yang dimaksud dengan “pengarusutamaan gender” adalah strategi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan, dimana aspek gender terintegrasi dalam perumusan
kebijakan
program
dan
kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi. Huruf c
melalui
- 17 Huruf h Yang dimaksud dengan “sapta pesona” adalah 7 (tujuh) unsur pesona yang harus diwujudkan bagi terciptanya lingkungan yang
kondusif
dan
ideal
bagi
berkembangnya
kegiatan
Kepariwisataan di suatu tempat yang mendorong tumbuhnya minat wisatawan untuk berkunjung. Ketujuh unsur sapta pesona yang dimaksud di atas adalah :
- 18 Pasal 31 Cukup jelas. Pasal 32 Cukup jelas. Pasal 33
- 19 Huruf f Yang dimaksud dengan “pemasaran yang diselenggarakan oleh sektor lain” adalah pemasaran pemasaran yang berkaitan dengan Kepariwisataan yang dilakukan oleh lembaga lain sesuai dengan tugas dan fungsinya, misalnya pemasaran yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan, Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan Pemerintah Daerah.
- 20 5) Padang – Padang – Bukittinggi Bukittinggi dan sekitarnya The Soul of Minangkabau 6) Pekanbaru – Pekanbaru – Rupat Rupat dan sekitarnya a) Pekanbaru Heritage b) Rupat – The The Longest White Sandy Beach Island I sland 7) Jambi – Jambi – Kerinci Kerinci Seblat dan sekitarnya Muaro Jambi City of Heritage
- 21 17) Semarang – Semarang – Karimunjawa Karimunjawa dan sekitarnya Eco Island Resort of Karimunjawa 18) Solo – Solo – Sangiran Sangiran dan sekitarnya Home of Java Man 19) Borobudur - Yogyakarta dan sekitarnya sekitarnya a) Capital of World Heritage b) The Smiling of Jogja
- 22 28) Sumba dan sekitarnya Indonesia’s B est est Horseland 29) Alor – Alor – Lembata Lembata dan sekitarnya Traditional Whale Hunting 30) Kupang – Kupang – Rotendao Rotendao dan sekitarnya a) Unspoiled, Untouched Indonesia b) Home of Floresiensis, The Indonesian Hobbit
- 23 b) Finest Under Water World 42) Kendari – Kendari – Wakatobi Wakatobi dan sekitarnya Marine and Coastal Wonders 43) Halmahera – Halmahera – Morotai Morotai dan sekitarnya a) The Spice Island b) Undiscovered Chain of Islands in Eastern Indonesia 44) Ambon Bandaneira dan sekitarnya
- 24 Pasal 36 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Huruf a Cukup jelas.
- 25 Pasal 38 Cukup jelas. Pasal 39 Cukup jelas. Pasal 40 Ayat (1)
- 26 Pasal 42 Cukup jelas. Pasal 43 Cukup jelas. Pasal 44 Cukup jelas.
- 27 Pasal 49 Cukup jelas. Pasal 50 Yang dimaksud dengan “etika “etika bisnis” bisnis” adalah penerapan kriteriakriteria pantas dan tidak pantas, baik dan tidak baik terhadap seluruh pelaku dan pemangku kepentingan suatu kegiatan bisnis.
- 28 Pasal 57 Cukup jelas. Pasal 58 Cukup jelas. Pasal 59
- 29 Huruf c Cukup jelas. Pasal 60 Cukup jelas. Pasal 61
- 30 Pasal 70 Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5262
LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025 SASARAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL 2010 – 2025 Sasaran strategis pembangunan kepariwisataan nasional sampai dengan tahun 2025 dituangkan dalam sejumlah indikator pencapaian sebagai berikut: INDIKATOR 1. Kunjungan Wisman (juta) 2. Kunjungan Wisnus (juta) 3. Penerimaan Devisa dari Wisman (US$ milyar) 4. Pengeluaran Wisnus (triliun) 5. PDB pariwisata (%)
KONDISI Tahun (2008)* 6.4 225 7.3 123.17 4,7
Sampai Dengan Tahun 2025 Pesimis Optimis 15 20 328 371 15 17 229.6 259.7 5.0 6.0
* sumber : nesparnas (neraca satelit pariwisata nasional), 2008
Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Wisnu Setiawan
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
ttd.
LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
PETA PERWILAYAHAN PEMBANGUNAN 50 (LIMA PULUH) DESTINASI PARIWISATA NASIONAL 1.
JABARAN 222 (DUA RATUS DUA PULUH DUA) KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL (KPPN) DI 50 (LIMA PULUH) DESTINASI PARIWISATA NASIONAL DAN 88 (DELAPAN PULUH DELAPAN) KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN) KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL (KPPN)
PROVINSI
1. NANGROE ACEH DARUSSALAM
2. SUMATERA UTARA
1.
KPPN Banda Aceh Kota dan sekitarnya
2.
KPPN Weh dan sekitarnya
3.
KPPN Takengon dan sekitarnya
4.
KPPN Simeulue dan sekitarnya
5.
KPPN Nias Barat dan sekitarnya
6.
KPPN Teluk Dalam dan sekitarnya
7.
KPPN Medan Kota dan sekitarnya
8.
KPPN Tangkahan–Leuser dan sekitarnya
9.
KPPN Bukit Lawang dan sekitarnya
10. KPPN Toba dan sekitarnya 11. KPPN Sibolga dan sekitarnya
DESTINASI PARIWISATA NASIONAL (DPN)
1. DPN BANDA ACEH–WEH dan sekitarnya
2. DPN NIAS–SIMEULUE dan sekitarnya
3. DPN MEDAN–TOBA dan sekitarnya
-2PROVINSI
KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL (KPPN)
DESTINASI PARIWISATA NASIONAL (DPN)
12. KPPN Siberut dan sekitarnya 13. KPPN Sipora dan sekitarnya
4. DPN MENTAWAI–SIBERUT dan sekitarnya
14. KPPN Pagai Utara dan sekitarnya 15. KPPN Padang dan sekitarnya 3. SUMATERA BARAT
16. KPPN Bukittinggi dan sekitarnya 17. KPPN Singkarak dan sekitarnya 18. KPPN Batusangkar dan sekitarnya 19. KPPN Maninjau dan sekitarnya
5. DPN PADANG–BUKITTINGGI dan sekitarnya
20. KPPN Sawah Lunto dan sekitarnya 21. KPPN Pesisir Selatan dan sekitarnya 22. KPPN Muara Takus–Kampar dan sekitarnya 23. KPPN Pekanbaru Kota dan sekitarnya 4. RIAU
24. KPPN Rupat–Bengkalis dan sekitarnya 25. KPPN Pulau Jemur–Rokan Hilir dan sekitarnya
6. DPN PEKANBARU–RUPAT dan sekitarnya
26. KPPN Siak Inderapura dan sekitarnya 27. KPPN Bukit Tiga Puluh–Rengat dan sekitarnya 28. KPPN Jambi Kota dan sekitarnya 5. JAMBI
29. KPPN Muaro Jambi dan sekitarnya
7. DPN JAMBI–KERINCI SEBLAT dan sekitarnya
30. KPPN Berbak dan sekitarnya 31. KPPN Kerinci Seblat dan sekitarnya
6. KEPULAUAN RIAU
32. KPPN Nongsa dan sekitarnya
8. DPN BATAM–BINTAN dan sekitarnya
-3PROVINSI
KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL (KPPN)
DESTINASI PARIWISATA NASIONAL (DPN)
33. KPPN Nagoya–Batam Center dan sekitarnya 34. KPPN Galang–P. Abang dan sekitarnya 35. KPPN Lagoi–Bintan dan sekitarnya 36. KPPN Panyengat dan sekitarnya 37. KPPN Natuna dan sekitarnya 38. KPPN Anambas dan sekitarnya
9. DPN NATUNA–ANAMBAS dan sekitarnya
39. KPPN Pangkal Pinang–Sungai Liat dan sekitarnya 7. BANGKA BELITUNG
40. KPPN Belinyu dan sekitarnya 41. KPPN Tanjung Kelayang–Belitung dan sekitarnya
10.DPN 10. DPN PALEMBANG–BABEL dan sekitarnya
42. KPPN Punai–Belitung dan sekitarnya 8. SUMATERA SELATAN
43. KPPN Palembang Kota dan sekitarnya (Sungai Musi) 44. KPPN Pagaralam dan sekitarnya 45. KPPN Bengkulu Kota dan sekitarnya
9. BENGKULU
46. KPPN Pantai Panjang dan sekitarnya
11.DPN 11. DPN BENGKULU–ENGGANO dan sekitarnya
47. KPPN Rejanglebong dan sekitarnya 48. KPPN Enggano dan sekitarnya
10.LAMPUNG 10. LAMPUNG
49. KPPN Danau Ranau dan sekitarnya 50. KPPN Way Kambas dan sekitarnya
12.DPN 12. DPN KRAKATAU–UJUNGKULON dan sekitarnya
-4PROVINSI
KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL (KPPN)
DESTINASI PARIWISATA NASIONAL (DPN)
51. KPPN Bandar Lampung dan sekitarnya 52. KPPN Krui–Tanjung Setia dan sekitarnya 53. KPPN Bukit Barisan Selatan dan sekitarnya 54. KPPN Kalianda dan sekitarnya 55. KPPN Krakatau–Selat Sunda dan sekitarnya 56. KPPN Carita dan sekitarnya 11.BANTEN 11. BANTEN
57. KPPN Ujung Kulon dan sekitarnya 58. KPPN Serang–Banten Lama dan sekitarnya 59. KPPN Lebak–Badui dan sekitarnya 60. KPPN Kep Seribu dan sekitarnya
12.DAERAH 12. DAERAH KHUSUS IBU KOTA
61. KPPN Kota Tua–Sunda Kelapa dan sekitarnya 62. KPPN Cbd Jakarta Kota dan sekitarnya
13.DPN 13. DPN JAKARTA–KEP SERIBU dan sekitarnya
63. KPPN Cibubur–TMII dan sekitarnya 64. KPPN Puncak–Gede Pangrango dan sekitarnya 65. KPPN Bogor–Ciawi dan sekitarnya 66. KPPN Gunung Halimun dan sekitarnya 13. JAWA JAWA BARAT
14.DPN 14. DPN BOGOR–HALIMUN dan sekitarnya
67. KPPN Pelabuhan Ratu dan sekitarnya 68. KPPN Bandung Kota dan sekitarnya 69. KPPN Tangkuban Perahu dan sekitarnya 70. KPPN Lembang dan sekitarnya 71. KPPN Ciwidey dan sekitarnya
15.DPN 15. DPN BANDUNG–CIWIDEY dan sekitarnya
-5PROVINSI
KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL (KPPN)
DESTINASI PARIWISATA NASIONAL (DPN)
72. KPPN Tasikmalaya dan sekitarnya 73. KPPN Pangandaran dan sekitarnya 74. KPPN Cilacap–Nusakambangan dan sekitarnya 75. KPPN Baturaden dan sekitarnya
16.DPN 16. DPN PANGANDARAN–NUSAKAMBANGAN dan sekitarnya
76. KPPN Karst Kebumen dan sekitarnya 77. KPPN Gedongsongo–Rawa Pening dan sekitarnya 78. KPPN Semarang Kota dan sekitarnya 79. KPPN Karimunjawa–Semarang dan sekitarnya
17.DPN 17. DPN SEMARANG–KARIMUNJAWA dan sekitarnya
80. KPPN Demak–Kudus dan sekitarnya 14. JAWA JAWA TENGAH
81. KPPN Solo Kota dan sekitarnya 82. KPPN Sangiran dan sekitarnya 83. KPPN Wonogiri dan sekitarnya 84. KPPN Cetho–Sukuh dan sekitarnya
18.DPN 18. DPN SOLO –SANGIRAN dan sekitarnya
85. KPPN Tawangmangu–Sarangan dan sekitarnya 86. KPPN Karst Pacitan dan sekitarnya 87. KPPN Karst Gunung Kidul dan sekitarnya 88. KPPN Borobudur–Mendut–Pawon dan sekitarnya 89. KPPN Dieng dan sekitarnya 15.DAERAH 15. DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
90. KPPN Prambanan–Kalasan dan sekitarnya 91. KPPN Yogyakarta Kota dan sekitarnya 92. KPPN Pantai Selatan Yogyakarta dan sekitarnya
19.DPN 19. DPN BOROBUDUR–YOGYAKARTA dan sekitarnya
-6PROVINSI
KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL (KPPN)
DESTINASI PARIWISATA NASIONAL (DPN)
93. KPPN Merapi–Merbabu dan sekitarnya 94. KPPN Batu–Malang dan sekitarnya 95. KPPN Bromo–Tengger–Semeru dan sekitarnya
20.DPN 20. DPN BROMO–MALANG dan sekitarnya
96. KPPN Blitar–Kediri dan sekitarnya 97. KPPN Trowulan dan sekitarnya 16. JAWA JAWA TIMUR
98. KPPN Surabaya Kota dan sekitarnya 99. KPPN Pamekasan dan sekitarnya
21.DPN 21. DPN SURABAYA–MADURA dan sekitarnya
100. KPPN Sumenep dan sekitarnya 101. KPPN Ijen–Baluran dan sekitarnya 102. KPPN G Land–Alas Purwo dan sekitarnya
22.DPN 22. DPN IJEN–ALASPURWO dan sekitarnya
103. KPPN Meru Betiri dan sekitarnya 104. KPPN Bali Utara / Singaraja dan sekitarnya 105. KPPN Menjangan–Pemuteran dan sekitarnya 106. KPPN Taman Nasional Bali Barat dan sekitarnya 107. KPPN Bedugul dan sekitarnya 17.BALI 17. BALI
108. KPPN Kuta–Sanur–Nusa Dua dan sekitarnya 109. KPPN Nusa Penida dan sekitarnya 110. KPPN Ubud dan sekitarnya 111. KPPN Kintamani–Danau Batur dan sekitarnya 112. KPPN Besakih–Gunung Agung dan sekitarnya 113. KPPN Tulamben–Amed dan sekitarnya
23.DPN 23. DPN BALI–NUSA LEMBONGAN dan sekitarnya
-7PROVINSI
KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL (KPPN)
DESTINASI PARIWISATA NASIONAL (DPN)
114. KPPN Karangasem–Amuk dan sekitarnya 115. KPPN Rinjani dan sekitarnya 116. KPPN Gili Tramena dan sekitarnya 117. KPPN Mataram Kota dan sekitarnya 118. KPPN Pantai Selatan dan sekitarnya Lombok 18.NUSA 18. NUSA TENGGARA BARAT
24.DPN 24. DPN LOMBOK – GILI TRAMENA dan sekitarnya
119. KPPN Praya–Sade dan sekitarnya 120. KPPN Sumbawa Barat dan sekitarnya 121. KPPN Moyo dan sekitarnya 122. KPPN Tambora dan sekitarnya
25.DPN 25. DPN MOYO–TAMBORA dan sekitarnya
123. KPPN Bima dan sekitarnya 124. KPPN Komodo dan sekitarnya 125. KPPN Labuhan Bajo dan sekitarnya
26.DPN 26. DPN KOMODO–RUTENG dan sekitarnya
126. KPPN Ruteng dan sekitarnya 127. KPPN Bajawa dan sekitarnya 128. KPPN Ende–Kelimutu dan sekitarnya 19.NUSA 19. NUSA TENGGARA TIMUR
27.DPN 27. DPN KELIMUTU–MEUMERE dan sekitarnya
129. KPPN Meumere–Sikka dan sekitarnya 130. KPPN Waingapu–Laiwangi Wanggameti dan sekitarnya 131. KPPN Waikabubak–Manupeh Tanah Daru dan sekitarnya 132. KPPN Larantuka dan sekitarnya
28.DPN 28. DPN SUMBA – WAIKABUBAK dan sekitarnya
29.DPN 29. DPN ALOR–LEMBATA dan sekitarnya
-8PROVINSI
KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL (KPPN)
DESTINASI PARIWISATA NASIONAL (DPN)
133. KPPN Lamalera–Lembata dan sekitarnya 134. KPPN Alor–Kalabahi dan sekitarnya 135. KPPN Nemberala–Rotendao dan sekitarnya 136. KPPN Kupang–Soe dan sekitarnya
30.DPN 30. DPN KUPANG–ROTENDAO dan sekitarnya
137. KPPN Pontianak Kota dan sekitarnya 138. KPPN Singkawang dan sekitarnya
31.DPN 31. DPN PONTIANAK–SINGKAWANG dan sekitarnya
139. KPPN Sambas dan sekitarnya 140. KPPN Sentarum dan sekitarnya 20.KALIMANTAN 20. KALIMANTAN BARAT
141. KPPN Betung Kerihun–Putusibau dan sekitarnya 142. KPPN Sintang dan sekitarnya
32.DPN 32. DPN SENTARUM–BETUNG KERIHUN dan sekitarnya
143. KPPN Bukit Raya–Bukit Baka dan sekitarnya 144. KPPN Gunung Palung dan sekitarnya 21.KALIMANTAN 21. KALIMANTAN TENGAH
145. KPPN Tanjung Puting dan sekitarnya 146. KPPN Sebangau dan sekitarnya
33.DPN 33. DPN PALANGKARAYA–TANJUNG PUTING dan sekitarnya
147. KPPN Long Apari dan sekitarnya 148. KPPN Long Bagun dan sekitarnya 22.KALIMANTAN 22. KALIMANTAN TIMUR
34.DPN 34. DPN LONG BAGUN–MELAK dan sekitarnya
149. KPPN Melak–Kersik Luway dan sekitarnya 150. KPPN Kota Bangun–Tanjung Isuy dan sekitarnya 151. KPPN Tenggarong dan sekitarnya 152. KPPN Samarinda Kota dan sekitarnya
35.DPN 35. DPN TENGGARONG–BALIKPAPAN dan sekitarnya
-9PROVINSI
KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL (KPPN)
DESTINASI PARIWISATA NASIONAL (DPN)
153. KPPN Bontang–Sangata dan sekitarnya 154. KPPN Balikpapan–Semboja dan sekitarnya 155. KPPN Tanjung Redeb dan sekitarnya 156. KPPN Derawan–Sangalaki dan sekitarnya 157. KPPN Kayan Mentarang dan sekitarnya
36.DPN 36. DPN DERAWAN–KAYAN MENTARANG dan sekitarnya
158. KPPN Tarakan dan sekitarnya 159. KPPN Martapura dan sekitarnya 23.KALIMANTAN 23. KALIMANTAN SELATAN
160. KPPN Banjarmasin Kota dan sekitarnya 161. KPPN Lhoksado dan sekitarnya
37.DPN 37. DPN BANJARMASIN–MARTAPURA dan sekitarnya
162. KPPN Makassar Kota dan sekitarnya 163. KPPN Maros Karst dan sekitarnya 164. KPPN Bulukumba dan sekitarnya 165. KPPN Sinjai dan sekitarnya 24.SULAWESI 24. SULAWESI SELATAN
38.DPN 38. DPN MAKASSAR–TAKABONERATE dan sekitarnya
166. KPPN Selayar dan sekitarnya 167. KPPN Takabonerate dan sekitarnya 168. KPPN Sengkang dan sekitarnya 169. KPPN Toraja dan sekitarnya 170. KPPN Palopo dan sekitarnya
25.SULAWESI 25. SULAWESI BARAT 26.SULAWESI 26. SULAWESI TENGAH
171. KPPN Majene dan sekitarnya 172. KPPN Palu dan sekitarnya 173. KPPN Lore Lindu dan sekitarnya
39.DPN 39. DPN TORAJA–LORELINDU dan sekitarnya
- 10 PROVINSI
KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL (KPPN)
DESTINASI PARIWISATA NASIONAL (DPN)
174. KPPN Danau Poso dan sekitarnya 175. KPPN Banggai dan sekitarnya 176. KPPN Togean–Tomini dan sekitarnya 27.GORONTALO 27. GORONTALO
177. KPPN Gorontalo Kota–Limboto dan sekitarnya
40.DPN 40. DPN TOGEAN–GORONTALO dan sekitarnya
178. KPPN Boalemo dan sekitarnya 179. KPPN Bogani Nani Wartabone dan sekitarnya 180. KPPN Manado Kota dan sekitarnya 181. KPPN Tomohon–Tondano dan sekitarnya
28.SULAWESI 28. SULAWESI UTARA
182. KPPN Bunaken dan sekitarnya 183. KPPN Bitung–Lembeh dan sekitarnya
41.DPN 41. DPN MANADO–BUNAKEN dan sekitarnya
184. KPPN Likupang dan sekitarnya 185. KPPN Sangihe Talaud dan sekitarnya 186. KPPN Bau–Bau dan sekitarnya 29.SULAWESI 29. SULAWESI TENGGARA
187. KPPN Kendari dan sekitarnya 188. KPPN Rawa Aopa Watumohai dan sekitarnya
42.DPN 42. DPN KENDARI–WAKATOBI dan sekitarnya
189. KPPN Wakatobi dan sekitarnya 190. KPPN Ternate dan sekitarnya 191. KPPN Tidore dan sekitarnya 30.MALUKU 30. MALUKU UTARA
192. KPPN Guraici dan sekitarnya 193. KPPN Maba dan sekitarnya 194. KPPN Tobelo dan sekitarnya
43.DPN 43. DPN HALMAHERA–MOROTAI dan sekitarnya
- 11 PROVINSI
KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL (KPPN)
DESTINASI PARIWISATA NASIONAL (DPN)
195. KPPN Morotai dan sekitarnya 196. KPPN Bandaneira dan sekitarnya 197. KPPN Ambon dan sekitarnya 31.MALUKU 31. MALUKU
198. KPPN Buru dan sekitarnya 199. KPPN Manusela–Masohi dan sekitarnya
44.DPN 44. DPN AMBON–BANDANEIRA dan sekitarnya
200. KPPN Tanimbar dan sekitarnya 201. KPPN Kai dan sekitarnya 202. KPPN Sorong dan sekitarnya 203. KPPN Raja Ampat dan sekitarnya 32.IRIAN 32. IRIAN JAYA BARAT
45.DPN 45. DPN SORONG–RAJA AMPAT dan sekitarnya
204. KPPN Teluk Bintuni dan sekitarnya 205. KPPN Manokwari dan sekitarnya 206. KPPN Peg. Fak–Fak–Kumafa dan sekitarnya
46.DPN 46. DPN MANOKWARI–FAK–FAK dan sekitarnya
207. KPPN Teluk Cenderawasih dan sekitarnya 208. KPPN Biak dan sekitarnya 209. KPPN Supiori dan sekitarnya 210. KPPN Serui dan sekitarnya 33.PAPUA 33. PAPUA
47.DPN 47. DPN BIAK–NUMFOR dan sekitarnya
211. KPPN Numfor dan sekitarnya 212. KPPN Jayapura Kota dan sekitarnya 213. KPPN Sentani dan sekitarnya 214. KPPN Wamena dan sekitarnya 215. KPPN Jayawijaya dan sekitarnya
48.DPN 48. DPN SENTANI–WAMENA dan sekitarnya
- 12 PROVINSI
KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL (KPPN)
DESTINASI PARIWISATA NASIONAL (DPN)
216. KPPN Timika –Lorenzt dan sekitarnya 217. KPPN Agats–Asmat dan sekitarnya 218. KPPN Paniai dan sekitarnya
49.DPN 49. DPN TIMIKA–LORENZT dan sekitarnya
219. KPPN C.A. Weyland dan sekitarnya 220. KPPN Wazur–Merauke dan sekitarnya 221. KPPN Danau Bian dan sekitarnya 222. KPPN Kimaan dan sekitarnya
50.DPN 50. DPN MERAUKE–WAZUR dan sekitarnya
- 13 2.
PETA SEBARAN 50 (LIMA PULUH) DESTINASI PARIWISATA PARIWISATA NASIONAL
- 14 -
3.
PETA DETIL 50 (LIMA PULUH) DESTINAS PARIWISATA NASIONAL
- 15 -
- 16 -
- 17 -
- 18 -
- 19 -
- 20 -
- 21 -
- 22 -
- 23 -
- 24 -
- 25 -
- 26 -
- 27 -
- 28 -
- 29 -
- 30 -
- 31 -
- 32 -
- 33 -
- 34 -
- 35 -
- 36 -
- 37 -
- 38 -
- 39 -
- 40 -
- 41 -
- 42 -
- 43 -
- 44 -
- 45 -
- 46 -
- 47 -
- 48 -
- 49 -
- 50 -
- 51 -
- 52 -
- 53 -
- 54 -
- 55 -
- 56 -
- 57 -
- 58 -
- 59 -
- 60 -
- 61 -
- 62 -
- 63 -
- 64 -
- 65 4.
PETA SEBARAN 50 (LIMA PULUH) DESTINASI PARIWISATA NASIONAL DAN 222 (DUA RATUS DUA PULUH DUA) KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL
- 66 5.
PETA SEBARAN 50 (LIMA PULUH) DESTINASI PARIWISATA NASIONAl, 222 (DUA RATUS DUA PULUH DUA) KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL DAN 88 (DELAPAN PULUH DELAPAN) KAWASAN STRATEGIS STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL NASIONAL
Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI Asisten Deputi Perundang-undangan Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Wisnu Setiawan
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
ttd.
LAMPIRAN III PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010 - 2025
KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL DAFTAR 88 (DELAPAN PULUH DELAPAN) KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL 1. KSPN. Kintamani–Danau Batur dan sekitarnya 2. KSPN. Komodo dan sekitarnya 3. KSPN. Borobudur dan sekitarnya 4. KSPN. Rinjani dan sekitarnya 5. KSPN. Nongsa - Pulau Abang dan sekitarnya 6. KSPN. Toba dan sekitarnya 7. KSPN. Bukittinggi dan sekitarnya 8. KSPN. Bromo–Tengger–Semeru dan sekitarnya 9. KSPN. Bunaken dan sekitarnya 10. KSPN. Raja Ampat dan sekitarnya 11. KSPN. Pangandaran dan sekitarnya
12. KSPN. Toraja dan sekitarnya 13. KSPN. Ende–Kelimutu dan sekitarnya 14. KSPN. Kota Tua–Sunda Kelapa dan sekitarnya 15. KSPN. Tanjung Puting dan sekitarnya 16. KSPN. Teluk Dalam-Nias dan sekitarnya 17. KSPN. Dieng dan sekitarnya 18. KSPN. Wakatobi dan sekitarnya 19. KSPN. Pantai Selatan Lombok dan sekitarnya 20. KSPN. Siberut dan sekitarnya 21. KSPN. Derawan–Sangalaki dan sekitarnya 22. KSPN. Bitung–Lembeh dan sekitarnya 23. KSPN. Singkarak dan sekitarnya
24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
KSPN. Sentarum dan sekitarnya KSPN. Bandaneira dan sekitarnya KSPN. Weh dan sekitarnya KSPN. Kep Seribu dan sekitarnya KSPN. Ujung Kulon- Tj. Lesung dan se kitarnya KSPN. Togean–Tomini dan sekitarnya KSPN. Merapi–Merbabu dan sekitarnya KSPN. Karimunjawa dan sekitarnya KSPN. Tambora dan sekitarnya KSPN. Tangkahan dan sekitarnya KSPN. Palembang Kota dan sekitarnya (Sungai Musi) 35. KSPN. Tanjung Kelayang dan sekitarnya 36. KSPN. Muaro Jambi dan sekitarnya
-237. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57.
KSPN. Kerinci Seblat dan sekitarnya KSPN. Trowulan dan sekitarnya KSPN. Way Kambas dan sekitarnya KSPN. Prambanan–Kalasan dan sekitarnya KSPN. Kuta–Sanur–Nusa Dua dan sekitarnya KSPN. Morotai dan sekitarnya KSPN. Sentani dan sekitarnya KSPN. Sangiran dan sekitarnya KSPN. Takabonerate dan sekitarnya KSPN. Rupat dan sekitarnya KSPN. Agats–Asmat dan sekitarnya KSPN. Pagaralam dan sekitarnya KSPN. Krakatau dan sekitarnya KSPN. Natuna dan sekitarnya KSPN. Alor–Kalabahi dan sekitarnya KSPN. Yogyakarta Kota dan sekitarnya KSPN. Lhoksado dan sekitarnya KSPN. Karst Pacitan dan sekitarnya KSPN. Bali Utara / Singaraja dan sekitarnya KSPN. Gili Tramena dan sekitarnya KSPN. Moyo dan sekitarnya
58. KSPN. Kota Bangun–Tanjung Isuy dan sekitarnya 59. KSPN. Kayan Mentarang dan sekitarnya 60. KSPN. Ciwidey dan sekitarnya 61. KSPN. Tomohon–Tondano dan sekitarnya 62. KSPN. Danau Ranau dan sekitarnya 63. KSPN. Biak dan sekitarnya 64. KSPN. Tangkuban Perahu dan sekitarnya 65. KSPN. Maninjau dan sekitarnya 66. KSPN. Nemberala–Rotendao dan sekitarnya 67. KSPN. Pantai Selatan Yogya dan sekitarnya 68. KSPN. Karst Gunung Kidul dan sekitarnya 69. KSPN. Halimun dan sekitarnya 70. KSPN. Ijen–Baluran dan sekitarnya 71. KSPN. Waikabubak–Manupeh Tanah Daru dan sekitarnya 72. KSPN. Karangasem– Amuk dan sekitarnya 73. KSPN. Lagoi-Bintan dan sekitarnya 74. KSPN. Enggano dan sekitarnya 75. KSPN. Bandung Kota dan sekitarnya 76. KSPN. Puncak–Gede Pangrango dan sekitarnya 77. KSPN. Teluk Cenderawasih dan sekitarnya 78. KSPN. Menjangan–Pemuteran dan sekitarnya
79. KSPN. Taman Nasional Bali Barat dan sekitarnya 80. KSPN. Tulamben–Amed dan sekitarnya 81. KSPN. Bedugul dan sekitarnya 82. KSPN. Nusa Penida dan sekitarnya 83. KSPN. Ubud dan sekitarnya 84. KSPN. Besakih–Gunung Agung dan sekitarnya 85. KSPN. Long Bagun dan sekitarnya 86. KSPN. Sambas dan sekitarnya 87. KSPN. Gorontalo Kota–Limboto dan sekitarnya 88. KSPN. Wazur–Merauke dan sekitarnya
-3-
PETA SEBARAN 88 (DELAPAN PULUH DELAPAN) DELAPAN) KAWASAN STRATEGIS STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL NASIONAL
-4-
-5-
-6-
-7-
-8-
-9-
- 10 -
- 11 -
- 12 -
- 13 -
- 14 -
- 15 -
- 16 -
- 17 -
- 18 -
- 19 -
- 20 -
- 21 -
- 22 -
- 23 -
- 24 -
- 25 -
- 26 -
- 27 -
- 28 -
- 29 -
- 30 -
- 31 -
- 32 -
- 33 -
- 34 -
- 35 -
- 36 -
- 37 -
- 38 -
- 39 -
- 40 -
- 41 -
- 42 -
- 43 -
- 44 -
- 45 -
- 46 -
- 47 -
- 48 -
- 49 -
- 50 -
- 51 -
- 52 -
- 53 -
- 54 -
- 55 -
- 56 -
- 57 -
- 58 -
- 59 -
- 60 -
- 61 -
- 62 -
- 63 -
- 64 -
- 65 -
- 66 -
- 67 -
- 68 -
- 69 -
- 70 -
- 71 -
- 72 -
- 73 -
- 74 -
- 75 -
- 76 -
- 77 -
- 78 -
- 79 -
- 80 -
- 81 -
- 82 -
- 83 -
- 84 -
- 85 -
- 86 -
- 87 -
- 88 -
- 89 -
- 90 -
- 91 -
92
PETA SEBARAN 88 (DELAPAN PULUH DELAPAN) KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL DALAM 50 (LIMA PULUH) DESTINASI PARIWISATA NASIONAL
Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI Asisten Deputi Peraturan Perundang-undangan Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Wisnu Setiawan
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
ttd.