TELAAH KURIKULUM BIOLOGI SMA “Mendisain dan mengembangkan Silabus dan perangkat pembelajaran pembelajaran secara lengkap dengan berbasis Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)untuk sekolah menengah” Dosen Pengampu: Dr. Dra. Asni Johari, M. Si
Disusun Oleh : Kelompok 5 Emelia Octoviani (A1C414035) Lusty patma dwi( A1C414018) Mona Septiani (A1C414026) Rosy Meilinda(A1C414015) Meilinda(A1C414015)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2016
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
M endi ndi sai sai n dan mengem ngembangkan Sila Si lab bus dan makalah ini dengan judul ” Me pe perangkat rangkat pe pembelajara lajaran n seca secara ra lengkap lengkap dengan ngan berba berbasis sis K urikulum uri kulum B er basis Kompetensi (KBK)untuk (KBK)untuk sekolah menengah” .
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan tuntunan t untunan Tuhan Yang Maha Esa dan juga tidak terlepas dari bantuan Ibu Dr. Dra. Asni Johari, M. Si sebagai dosen pengampu serta berbagai pihak lainnya yang turut menjadi sumber dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Dalam proses penulisan makalah ini belum bisa dikatakan sempurna, baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran, dan usul, yang berguna dalam penyempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Jambi,
September 2016
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
…………………………... ………………………… ...…………… ……………
i
KATA PENGANTAR
……………………………... …………………………… ...………… …………
ii
DAFTAR ISI
……………………………………... …………………………………… ...… …
iii
1.1 Latar belakang
…….….……………………................
1
1.2 Rumusan Masalah
……….….……………………...........
2
1.3 Tujuan
……….….……………………...........
2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Defenisi KBK………………................................................. KBK………………................................................. 2.2 Defenisi perangkat perangkat pembelajaran.......................................... pembelajaran............................................ 2.3 Perangkat pembelajaran dalam KBK...................................... KBK...................................... 2.3.1 Silabus.………………………………………….. Silabus. ………………………………………….. - Defenisi silabus - Komponen silabus - Contoh silabus 2.3.2 RPP(Rancangan Perangkat pembelajaran)…….. - Defenisi RPP - Komponen RPP -Rancangan pembuatan RPP - Contoh RPP 2.3.3 LKS(Lembar kerja siswa)……………………… - Defenisi LKS - Tujuan LKS -Kegunaan LKS - Syarat-syarat menyusun LKS - Langkah-langkah menyusun LKS - Kelebihan dan kekurangan LKS - Contoh LKS 2.3.4 Instrumen Penilaian…………………………… - Defenisi Instrumen Penilaian -Syarat-sayarat penilaian
menyusun
intsrumen
-
kelebihan
dan
kekurangan
intsrumen
penilaian - Penilaian Portofolio - Contoh penilaian Portopolio 2.4 Perbedaan antara KBK,KTSP dan K 13…………………….
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………... DAFTAR PUSTAKA…………….………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dewasa ini kehidupan manusia dengan cepat berubah dari waktu ke waktu. Demikian juga dengan kehidupan anak/generasi muda, yang bahkan kadangkadang perubahan itu sangat kompleks. Kehidupan keluarga, termasuk anak-anak sekarang memberikan banyak kebebasan dan banyak dipengaruhi oleh faktor dari luar.Di
lain
pihak
dengan
kemajuan
di
bidang
komunikasi
(termasuk
telekomunikasi tentunya), melalui film, TV, radio, surat kabar, telepon, computer, internet, d1l. anak-anak sekarang sudah lebih banyak dipengaruhi oleh faktorfaktor dari luar. Ditambah lagi sekarang ini, kehidupan kita senantiasa dibayangi oleh perkembangan IPTEKS (baca: Ilmu, Teknologi dan Seni) dengan akselerasi laju yang luar biasa, yang menyebabkan terjadinya "ledakan informasi". Pertumbuhan pengetahuan pada tahun 80-an saja berjalan dengan kecepatan 13% per tahun. Ini berarti bahwa pengetahuan yang ada akan berkembang menjadi dua kali lipat hanya dalam tempo kira-kira 5,5 tahun. Akibatnya pengetahuan dalam bidang tertentu menjadi "kadaluwarsa" hanya dalam tempo kira-kira 2,5 tahun. Dari gambaran di atas kiranya jelas bahwa dunia yang dihadapi peserta didik termasuk mahasiswa pada saat ini, sangat kompleks.Wajarlah jika secara periodik kurikulum senantiasa harus selalu ditinjau kembali, dan senantiasa ada pembaharuan di bidang kurikulum. Oleh karena itu, kami membuat makalah ini tidaklah hanya untuk kepentingan memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen saja tetapi kami sangat peduli dengan perkembangan kurikulum khususnya yang ada di Indonesia serta peserta didik yang menjalankan kurikulum tersebut. Walaupun pergantian kurikulum yang setiap 10 tahun berubah ini menimbulkan berbagai polemik di masyarakat namun pada kenyataan perubahan ini dikarenakan untuk meperbaiki kondisi pendidikan di Negara yang menempati urutan ke-4 jumlah penduduk terbesah di dunia ini. Adapun pembuatan makalah ini, masih terdapat beberapa kesalahankesalahan dalam penulisannya maupun isi dari makalah ini. Olehkarena itu, kami sangat membutuhkan sumbangan pemikiran baik berupa saran maupun kritikan
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan KBK ? 2. Apa yang dimaksud dengan perangkat pembelajaran ? 3. Apa sajakah perangkat pembelajaran dalam KBK ? 4. Apa sajakah perbedaan antara KBK,KTSP dan K 13 ? 1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dari KBK ! 2. Untuk mengetahui defenisi dari perangkat pembelajaran ! 3. Untuk menegtahui apa saja perangkat pembelajaran dalam KBK! 4 Untuk mengetahui apa saja perbedaan antara KBK,KTSP dan K13 !
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi
Perlu
diketahui
bahwa
kompetensi
merupakan
perpaduan
dari
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Menurut Crunkilton (1979 : 222) dalam Mulyasa, 2004: 77) mengemukakan bahwa “kompetensi ialah sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan”. Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Dengan demikian terdapat hubungan (link) antara tugas-tugas yang dipelajari peserta didik di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh kerja. Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai. Sebagai wujud hasil belajar peserta didik yang mengacu pada kreativitas belajarnya. Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar, dan tingkattingkat penguasaan yang akan digunakan sebagai kriteria pencapaian secara eksplisit, dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan memiliki kontribusi terhadap kompetensi yang sedang dipelajari. Menurut Gordon, (1998 : 109) dalam Mulyasa, (2004 : 77-78) menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut:
Pengetahuan (knowledge) yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, mis alnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.
Pemahaman (understanding) yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu.
Kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Sikap (attitude) yaitu (senang atau tidak senang, suka tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan terhadap yang datang dari luar. Minat (interest) adalah kecendrungan seseorang untuk melakukan sesuatau
Berdasarkan pengertian kompetensi di atas, maka kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugastugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab. KBK merupakan suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat pengetahuan, kemampuan, sikap dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran dengan penuh tanggung jawab.
2.2 Pengertian Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran merupakan hal yang harus disiapkan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran. Dalam KBBI (2007: 17), perangkat adalah alat atau perlengkapan, sedangkan pembelajaran adalah proses atau cara menjadikan orang belajar. Menurut Zuhdan, dkk (2011: 16) perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan
pendidik
dan
peserta
didik
melakukan
kegiatan
pembelajaran . Perangkat pembelajaran menjadi pegangan bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium atau di luar kelas. Dalam Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan RPP yang mengacu pada standar isi. Selain itu, dalam perencanaan pembelajaran juga dilakukan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian, dan skenario pembelajaran.
2.3 Perangkat pembelajaran dalam KBK 1. Silabus
-
Defenisi Silabus
menjelaskan bahwa silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran . Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menegah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran. -
Komponen Silabus untuk mata pelajaran SMA secara umum berisi:
1) Identitas mata pelajaran. 2)
Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas
3) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk semua jenjang pendidikan, kelas dan mata pelajaran. 4) Kompetensi dasar, berkaitan dengan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran. 5) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. 6) Pembelajaran, kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. 7) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. 8) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun, dan 9) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
2. Rancangan perangkat pembelajaran(RPP)
-
Defenisi RPP
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
adalah
rencana
yang
menggambarkan prosedur dan menajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus. RPP ini dapat digunakan oleh setiap pengajar sebagai pedoman umum untuk melaksanakan pembelajaran kepada peserta didiknya, karena di dalamnya berisi petunjuk secara rinci, pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan, ruang lingkup materi yang harus diajarkan, kegiatan belajar mengajar, media, dan evaluasi yang harus digunakan. Oleh karena itu, dengan berpedoman RPP ini pengajar akan dapat mengajar dengan sistematis, tanpa khawatir keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya. RPP akan membantu si pengajar dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran. Baik pengajar maupun peserta didik mengetahui dengan pasti tujuan yang hendak dicapai dan cara mencapainya. Dengan demikian pengajar dapat mempertahankan situasi agar peserta didik dapat memusatkan perhatian dalam pembelajaran yang telah diprogramkannya. Sebaliknya, tanpa RPP atau tanpa persiapan tertulis maupun tidak tertulis, seorang pengajar akan mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya -
Komponen RPP
Pada hakekatnya RPP merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan tindakan apakah yang akan dilakukan dalam pembelajaran, baik oleh pengajar maupun perserta didik untuk mencapai suatu kompetensi yang sudah ditetapkan. Dalam RPP harus jelas Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai oleh peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, dan bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana pengajar mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebutlah yang merupakan unsur utama yang harus ada dalam setiap RPP. RPP terdiri dari komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen program mencakup KD, materi standar, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, dan waktu belajar. 1. Kompetensi Dasar (KD)
tepat pula merencanakan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai kompetensi tersebut. Perlu diketahui bahwa beberapa materi standar mungkin memiliki lebih dari satu KD. Disamping itu, perlu ditetapkan pula fokus kompetensi yang diharapkan dari peserta didik sebagai hasil akhir pembelajaran. Kompetensi ini juga akan menjadi pedoman bagi pengajar dalam menentukan materi standar yang akan digunakan dan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk membentuk kompetensi peserta didik. 2. Materi standar
Materi standar yang dikembangkan dan dijadikan bahan kajian peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan, institusi, dan daerah. 3. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan oleh pengajar dan peserta didik untuk menyelesaikan suatu materi standar yang telah direncanakan oleh pengajar. Urutan kegiatan pembelajaran menggambarkan strategi pembelajaran yang telah ditentukan. Tahap kegiatan tersebut terdiri dari tahap PENDAHULUAN, tahap PENYAJIAN, dan tahap PENUTUP. 4. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara dalam menyajikan (menguraikan, member contoh, memberi latihan dan lain-lain) suatu bahan kajian kepada peserta didik. Tidak semua metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai kompetensi tertentu. Oleh karena itu harus dipilih metode pembelajaran yang paling tepat untuk suatu kompetensi yang ingin dicapai. Berbagai contoh metode pembelajaran yang sering digunakan antara lain ceramah, diskusi, tanya jawab, simulasi, studi kasus, praktikum, seminar, demonstrasi, bermain peran dan lainlain. 5. Media Pembelajaran
Segala sesuatu yang dapat menyalurkan atau menyampaikan pesan/informasi dari sumber pesan/informasi ke penerima pesan/informasi disebut media pembelajaran. Jadi dengan adanya media peserta didik dapat melihat, membaca, mendengarkan atau ketiganya sekaligus dalam menyerap berbagai informasi yang disampaikan oleh pengajarnya. Media tersebut dapat berupa alat-alat elektronik,
terjadinya proses pembelajaran. Alat-alat itu tidak disebut media pembelajaran karena tidak dimaksudkan untuk membawa pesan. 6. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk penggalian informasi. Sumber belajar ini dapat berupa dosen (sebagai nara sumber), buku teks, jurnal ilmiah, laporan penelitian, internet, dan lain-lain. 7. Alokasi Waktu
Jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar dan peserta didik untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan tahap Kegiatan Pembelajaran.
- Cara menyusun RPP 1. Identifikasi Mata Kuliah atau Blok Mata Kuliah
Tuliskan identitas Program studi, nama mata kuliah atau blok mata kuliah, kode mata kuliah, bobot SKS, semester (bersumber pada kurikulum yang sudah ada). 2. Perumusan Standar Kompetensi (SK)
Tuliskan rumusan SK dari setiap mata kuliah yang didasarkan pada tujuan akhir dari mata kuliah tersebut. Tuliskan dengan kata kerja operasional yang dapat
diamati
dan
diukur,
yang
meliputi
aspek
kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik (lihat silabusnya). 3. Perumusan Kompetensi Dasar (KD)
Tuliskan rumusan KD yang merupakan penjabaran dari SK dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (lihat silabusnya). Tuliskan satu KD pada setiap RPP untuk satu kali pertemuan atau lebih. 4. Perumusan Indikator
Tuliskan indikator sebagai penjabaran dari KD dengan kata kerja operasional. Kata kerja operasional pada rumusan indikator dapat dirinci sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan dapat ditulis secara terpisah antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (lihat silabusnya). 5. Penentuan Tahap Pembelajaran
Urutan tahap pembelajaran terdiri dari komponen Pendahuluan, Penyajian, dan Penutup. Pendahuluan merupakan tahap awal kegiatan yang dimaksudkan
ringkas materi yang akan dikaji, keterkaitan materi kajian dengan materi sebelumnya atau dengan praktek keseharian (apersepsi), dan kompetensi yang harus dicapai peserta didik. Tahap penyajian merupakan tahapan utama dalam pembelajaran, di dalamnya berisi uraian, contoh, diskusi atau latihan tentang materi
yang dikaji.
Sedangkan tahap Penutup merupakan tahapan akhir suatu pembelajaran. Pada tahap
Penutup
penilaian
ini
maupun
digunakan tindak
untuk
lanjut
memberikan
tentang
materi
penegasan, yang
dikaji
ringkasan, tersebut.
6. Penentuan Kegiatan Pembelajaran
Tuliskan berbagai kegiatan utama yang harus dilakukan oleh pengajar maupun peserta didik selama proses pembelajaran yang akan dilakukan, yang mampu menggambarkan strategi pembelajaran. 7. Pemilihan Metode Pembelajaran
Tentukan metode pembelajaran yang akan diterapkan untuk memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik selama proses pembelajaran, mulai dari tahap Pendahuluan, Penyajian sampai tahap Penutup. Pemilihan metode pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan KD yang ingin dicapai, karena tidak setiap metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai tujuan KD tertentu. 8. Pemilihan Media Pembelajaran
Tuliskan media yang akan digunakan dalam melaksanakan pembelajaran. Media hendaknya dipilih yang sesuai dengan metode pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik, sehingga akan mempermudah untuk mencapai KD yang telah ditetapkan. 9. Penentuan Sumber Belajar
Tuliskan sumber belajar yang akan digunakan (didasarkan pada relevansi, konsistensi, dan edukuasi). Adapun yang dimaksud sumber belajar adalah buku-buku rujukan atau referensi berupa buku teks, jurnal, laporan penelitian atau bahan ajar lainnya. Sumber belajar juga dapat berupa manusia, misalnya dosen, peserta didik atau obyek lainnya tempat asal informasi diperoleh, atau sebagai nara sumber.
10. Alokasi Waktu
Tuliskan jumlah waktu yang dibutuhkan oleh pengajar dan peserta didik untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan Tahap Pembelajaran yaitu Pendahuluan, Penyajian, dan Penutup. Porsi terbesar adalah tahap Penyajian, yaitu antara 80-90 % dari keseluruhan kegiatan pembelajaran. Sedangkan Pendahuluan biasanya hanya membutuhkan 5 %, dan Penutup memerlukan 10-15 % dari keseluruhan waktu yang digunakan untuk pembelajaran.
3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
-
Defenisi LKS
Lembar kerja siswa atau lebih dikenal dengan istilah LKS adalah lembaranlembaran
yang
berisi
pedoman
bagi
siswa
untuk
melakukan
kegiatan
pembelajaran secara mandiri. LKS biasanya berupa petunjuk kegiatan yang mencerminkan keterampilan proses. Untuk itu, LKS bukan hanya sekedar soal, melainkan suatu permasalahan yang harus dikaji oleh siswa dengan mengikuti langkah-langkah yang dipandu menggunakan LKS tersebut. Soal hanyalah bagian dari LKS. -
Tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS)
1) Mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran 2) Membantu siswa mengembangkan konsep 3) Melatih sisea untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses. 4) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran 5) Membantu siswa dalam memperoleh infirmasi tentang konsep yang dipelajati melalui proses kegiatan pembelajran secara sistematis -
Kegunaan Lembar Kerja Siswa (LKS)
1) Memberikan pengalaman kongkret bagi siswa 2) Membantu variasi belajar 3) Membangkitkan minat siswa 4) Meningkatkan retensi belajar mengajar 5) Memanfaatkan waktu secara efektif dna efisien -
Syarat-syarat Menyusun LKS
Supaya lembar kerja siswa(LKS) tepat dan akutrat,maka harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Susunan kalimat dan kata-kata diutamakan : -
Sederhana dan mudah dimengerti
-
Singkat dan jelas
-
Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu
2. Gambar dan ilustrasi hendaknya dapat : -
Membantu siswa memahami materi.
-
Menentukan variavel yang akan dipercahkan dalam kegiatan pembelajaran
3. T a t a l e t a k h e n d a k n y a : -
Membantu siswa memahami materi dengan menunjukkan ur ut an kegiatan secara logis dan sistematis.
-
Menunjukkan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal hin gga akhir.
-
Desain harus menarik
- Selengkapnya LKS terdiri atas:
(1) identitas LKS meliputi judul, mata pelajaran atau tema, semester, dan tempat, (2) petunjuk belajar, (3) kompetensi yang akan dicapai, (4) indikator, (5) informasi penting atau uraian inti materi, (6) tugas-tugas dan langkah kerja, serta (7) soal. Dengan kata lain, LKS harus mencakup kesemua hal tersebut.
- Aspek-aspek yang harus diperhatikan pada LKS antara lain:
1. Pendekatan penulisan berkaitan dengan penekanan keterampilan proses, hubungan ilmu pengetahuan dengan kehidupan, dan kemampuan mengajak siswa aktif dalam pembelajaran. 2. Kebenaran konsep menyangkut kesesuaian antara konsep yang dijabarkan dalam LKS dengan pendapat ahli dan kebenaran materi setiap materi pokok. 3. Kedalaman konsep terdiri dari muatan latar belakang konsep, hukum, dan kedalaman materi sesuai dengan kompetensi siswa berdasarkan kurikulum. 4. Keluasan konsep terdiri dari kesesuaian konsep dengan materi pokok dalam kurikulum, hubungan konsep dengan kehidupan sehari-hari, dan informasi yang sesuai. 5. Kejelasan kalimat berhubungan dengan penggunaan kalimat yang tidak menimbulkan makna ganda serta mudah dipahami. 6. Kebahasaan, yakni penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan mampu mengajak siswa interaktif.
7. Kegiatan siswa yang disusun dapat memberikan pengalaman langsung, mendorong siswa menyimpulkan konsep atau fakta dan tingkat kesesuaian kegiatan siswa dengan materi pokok kurikulum. 8. Keterlaksanaan meliputi kesesuaian materi pokok dengan alokasi waktu. 9. Evaluasi belajar yang disusun dapat mengukur kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor secara mendalam. 10. Penampilan fisik, yaitu desain yang meliputi konsistensi, format, organisasi, daya tarik LKS, kejelasan tulisan dan gambar, sehingga dapat mendorong motivasi belajar siswa. - langkah-langkah penyusunan LKS , antara lain: 1. Analasis kurikulum
Hal ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang akan memerlukan LKS. 2. Menyusun peta kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS diperlukan guna mengetahui jumlah LKS dan urutan LKS yang harus dibuat. 3. Menentukan judul-judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi dasar (KD) dan materi pokok yang terdapat dalam kurikulum. 4. Penulisan LKS
Penulisan LKS meliputi perumusan KD, penyusunan materi, dan penentuan alat penilaian.
Kelebihan dan Kelemahan LKS
-
K e l e b i h a n l e m b a r k e r j a s i s w a.
1. Menunjukkan siswa lebih aktif karena harus mengerjakan LKS. 2. Menuntut siswa lebih untuk mencapai kompetensi dasar yang diinginkan 3. Situasi siswa lebih demokratis,sehingga dapat menimbulkan gairah belajar siswa. 4. Melatih dan mengembangkan acara belajar siswa untuk dapat belajar mandiri 5. Guru dapat mengetahui sejaug mana pencapaian siswa dalam suatu pokok/sub pokok bahasan melalui LKS yang diperiksa oleh gu
-
K el em ah an l em ba r k er ja s i sw a .
1. Membutuhkan waktu yang relative lebih lama dalam pembuatan lks . 2. Siswa yang kurang akan tertinggal oleh temannya yang lebih giat belajar. 3. Guru yang kurang kreatif dalam membuat LKS akan mengalami kesulitan
4. Instrumen Penilaian -Defenisi Instrumen penilaian
Penilaian
kinerja
(Performance
assessment)
secara
sederhana
dapat
dinyatakan sebagai penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui suatu perbuatan. Menurut para ahli penilaian kinerja merupakan
penilaian
terhadap
perolehan,
penerapan
pengetahuan
dan
keterampilan yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun produk. Penilaian tersebut mengacu pada standar tertentu Penilaian kinerja dapat menilai proses dan produk pembelajaran. Pada pembelajaran biologi, penilaian kinerja lebih menekankan proses apabila dibandingkan dengan hasil. Penilaian proses secara langsung tentu lebih baik karena dapat memantau kemampuan siswa secara otentik. Namun seringkali penilaian proses secara langsung tersebut tidak dimungkinkan karena pengerjaan tugas siswa memerlukan waktu lama sehingga siswa harus mengerjakannya di luar jam pelajaran sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut, penilaian terhadap proses dan usaha siswa dapat dilakukan terhadap produk. Misalnya untuk menilai kemampuan siswa membuat herbarium, maka guru biologi dapat melihat hasil /produk herbarium siswa. Melalui produk tersebut dapat dilihat kemampuan siswa dalam melakukan tahapan pembuatan herbarium dan usahanya. Usaha dan kemajuan belajar mendapatkan penghargaan dalam penilaian kinerja. Hal tersebut menyebabkan penilaian kinerja memiliki keunggulan untuk pembelajaran biologi bila dibandingkan dengan tes tradisional yang berorientasi pada pencapaian hasil belajar. -
Penyusunan Perangkat Penilaian
Perangkat penilaian kinerja sebaiknya dikembangkan melalui uji coba dalam pembelajaran. Guru biologi dapat menguji dan mengembangkan task (tugas) dan rubric penilaian kinerja agar cocok dengan kondisi di kelasnya serta sesuai dengan kemampuan siswa. Ujicoba dapat dilakukan sambil guru mengajar di kelas. Hasil uji coba tersebut dapat dijadikan sebagai dasar perbaikan perangkat penilaian kinerja agar menjadi lebih feasible (dapat dikerjakan), lengkap dan aman dilakukan.
Beberapa pedoman untuk memeriksa kualitas perangkat penilaian kinerja dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) esensial dan valid (dihubungkan dengan standar dan tujuan utama kurikulum) 2) otentik (problem dan proses mendekati atau sesuai dunia nyata); 3)
integratif (menuntut integrasi pengetahuan, konsep, sikap dan kebiasaan berpikir);
4) pengukuran bersifat open ended (merangsang munculnya pertanyaan pertanyaan sepanjang pengerjaan tugas); 5) problem menarik bagi siswa dan memerlukan ketekunan; 6) mendorong siswa menjadi pemikir yang divergen dan bijaksana; 7) feasible aktivitas aman bagi siswa dan dapat dikerjakan); 8) penilaian mengikuti keragaman gaya belajar siswa 9) penggunaan kelompok kerja dapat merangsang proses berpikir individual; 10) akuntabilitas individual (meskipun digunakan kelompok kerja, kinerja individual harus mudah diobservasi); 11) terdapat sejumlah definisi (bila diperlukan) dan petunjuk yang jelas; 12) pengalaman siswa menjadi umpan balik untuk siklus perbaikan; 13) siswa memiliki beberapa format pilihan/ cara untuk mempresentasikan produk akhir; 14) kriteria kualitas jelas bagi siswa sejak awal kegiatan; 15) panduan penskoran harus mudah digunakan Metode-metode yang dapat digunakan untuk penilaian kinerja antara lain: 1) observasi; 2) interviu; 3) portofolio; 4) penilaian essay; 5) ujian praktek (practical examination); 6) paper; 7) penilaian proyek; 8) kuesioner; 9) daftar cek (checklist); 10) penilaian oleh teman (peer rating); 11) penilaian diskusi; dan 13) penilaian jurnal kerja ilmiah siswa. -
Langkah-langkah utama yang perlu ditempuh ketika menyusun penilaian kinerja yaitu:
1) menentukan indicator kinerja yang akan dicapai siswa; 2) memilih fokus asesmen (menilai proses/prosedur, produk, atau keduanya); 3) memilih tingkatan realisme yang sesuai (menentukan seberapa besar tingkat keterkaitannya dengan kehidupan nyata);
6) memperbaiki task dan rubrik berdasarkan hasil ujicoba untuk digunakan pada pembelajaran berikutnya Berikut ini akan disajikan contoh rubrik penilaian dan format penilaian kinerja dalam bentuk daftar cek.
Contoh 1 Rubrik untuk Pencapaian kompetensi
Kriteria pemberian skor
Dimensi yang dinilai: pencapaian kompetensi/tujuan pembelajaran biologi Tingkat pencapaian (Skor) Istimewa (4) : Tujuan/ kompetensi dapat dicapai sepenuhnya dan pertumbuhan siswa sangat terarah kepada pencapaian tujuan. Baik (3) : Sebagian besar tujuan/kompetensi dikuasai dengan baik dan pertumbuhan siswa terarah pada pencapaian tujuan. Cukup (2) : Hanya sebagian kecil saja kompetensi yang dapat dicapai siswa dan pertumbuhan siswa kurang terarah pada pencapaian kompetensi tersebut. Kurang (1) : Tidak terdapat adanya tanda-tanda pencapaian tujuan/kompetensi yang diharapkan Untuk keperluan pengisian raport, skala penilaian 1,2,3,4 pada contoh 1 tersebut dapat diubah ke dalam skala 5,6,7,8 dsb. Rubrik/kriteria pemberian skor di atas ditujukan untuk memberi skor pencapaian kompetensi tertentu berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pekerjaan siswa. Contoh 2. Rubrik untuk Penilaian Kemajuan Belajar
Kriteria pemberian skor Dimensi
: Kemajuan dan perkembangan siswa pada pembelajaran biologi
Deskripsi
: Siswa menunjukkan kemajuan dan perkembangan konsep biologi dan berbagai keterampilan. Kemajuan sesuai dengan tujuan pembelajaran
Tingkat pencapaian
Deskripsi Siswa menampilkan kinerja yang sangat baik, konsisten
Baik (3)
Siswa menampilkan kinerja yang baik dan menunjukkan peningkatan secara umum.
Cukup
(2)
Siswa menampilkan sedikit kinerja yang baik dan menunjukkan beberapa ketidak-konsistenan.
Kurang
(1)
Kinerja siswa kurang baik dari waktu ke waktu atau kinerja siswa benar-benar tidak konsisten
Sangat kurang (0)
Tidak ada upaya untuk menampilkan kemajuan dan pencapaian Tujuan
Seperti contoh sebelumnya, skala penilaian 0,1,2,3,4 pada contoh rubrik ini dapat diubah ke dalam skala 5,6,7,8,9 atau diubah sesuai keperluan. Untuk keperluan pengisian nilai raport, hasil penilaian pada contoh 1 dan contoh 2 dapat dirata-ratakan sehingga diperoleh satu nilai. Penilaian kinerja sering dilakukan dengan menggunakan daftar cek dan skala penilaian. 1)
Daftar Cek Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya –
tidak). Pada penilaian kinerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh guru. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benarsalah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai (kemampuan) tengah. 2). Skala Penilaian
Penilaian kinerja menggunakan skala rentang memungkinkan guru untuk memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena
sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat. Penilaian dengan skala penilaian yang baik pada dasarnya masih harus dilengkapi dengan rubrik. Rubrik diperlukan untuk mendeskripsikan kinerja pada setiap kategori: sangat baik – baik – cukup – kurang agar hasil penilaian konsisten dan obyektif
Contoh 3. Penilaian Kinerja dalam Bentuk daftar Cek
Nama Siswa : ......................... Kelas
: ......................... Penilaian
No
ASPEK/KINERJA YANG DIHARAPKAN
Ket. Ya
I. PERSIAPAN PRAKTIKUM 1.
Membawa perlengkapan praktikum (alat/bahan yang ditugaskan)
2
Memakai jas lab dan berpenampilan rapi II.SELAMA KEGIATAN PRAKTIKUM A. Menggunakan alat dan bahan
3
Mengambil bahan dengan rapi, tidak berceceran
4
Mengambil bahan praktikum sesuai kebutuhan
5
Mengoperasikan alat dengan benar
6
Menggunakan alat dan bahan sesuai prosedur praktikum B. Kemauan, Keterampilan Mengamati, Menganalisis dan menyimpulkan Hasil Praktikum
7
Mem o us an per at an pa a eg atan praktikum/tidak mengerjakan hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan prosedur praktikum
8
Memiliki minat/interes terhadap aktivitas praktikum
9
Terlibat secara aktif dalam kegiatan praktikum
Tidak
10
Mengamati hasil praktikum dengan cermat
11
Menafsirkan hasil pengamatan dengan benar
12
Menya an ata secara s stemat s an komunikatif
13
Menganalisis data secara induktif
14
Membuat kesimpulan yang sesuai dengan hasil Praktikum III. KEGIATAN AKHIR PRAKTIKUM
1
Membersihkan alat yang telah dipakai
2
Membersihkan meja praktikum dari sampah dan bahan yang telah dipakai
3
Mengem a dalam
an a at e tempatnya semu a
keadaan kering
Contoh 4 Penilaian Kinerja dalam Bentuk daftar Cek
....................
Hari/tanggal
:
........
....................
Materi Pembelajaran :
........
spe yang Dinilai
Argumentasi baik/
Ide
berhubunga n
Nam a erat dengan
Pedapat Te at/benar
Ide disampaikan
mempertahanka n enda at
Bersikap
Orisinal
mengharga i
(ide yang
sesua
engan jelas dan sistematis
Sisw a konsep biologi)
topik
alasan yang logis dan
pendapat disampaikan orang
lain
permasalah an a
k
a
baru)
ilmia h Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
a
k
a
a
k
a
Banyaknya cara yang dapat digunakan untuk instrument penilaian maka penulis mengambil salah satunya yaitu penilaian portofolio. Dimana penilaian portofolio termask ke dalam kelompok penilaian kinerja. Dibandingkan dengan bentuk penilaian kinerja lainnya, penilaian portofolio memiliki keistimewaan karena menyediakan kumpulan dokumen sebagai bukti proses dan hasil belajar siswa. Penilaian portofolio melibatkan penilaian diri/self assessment oleh siswa. Dalam hal ini siswa yang bersangkutan dapat turut menilai proses serta hasil belajarnya berdasarkan kumpulan pekerjaan dan catatan hasil belajar mereka. Dengan demikian proses penilaian akan lebih bermakna serta menyenangkan bagi siswa. Hasil self assessment selain dapat memberikan umpan balik untuk perbaikan belajar siswa, juga membantu
guru dalam mengetahui kesulitan belajar siswa dan kemajuan belajarnya, sehingga guru bersama siswa dapat merencanakan metode dan teknik belajar yang tepat. Pengumpulan data dalam asesmen portofolio dilakukan dengan banyak cara. Pengumpulan data ini dilakukan melalui pengumpulan hasil kerja atau observasi sistematis yang obyektif, selektif, tidak mencolok (tidak mengganggu siswa dalam belajar), dan dicatat secara hati-hati. Pada dasarnya semua tugas-tugas siswa dapat menjadi bagian/ komponen portofolio seperti jurnal dan laporan praktikum, kliping, herbarium, laporan hasil observasi, dll. Ulangan harian siswa juga dapat menjadi bagian portofolio siswa. Daftar hadir siswa pada jam pelajaran biologi dapat menjadi dasar pertimbangan tentang perhatian siswa dalam belajar - Keunggulan dan Kelemahan penilaian portofolio Disamping memiliki beberapa keunggulan, penilaian portofolio juga mempunyai kelemahan. Validitas dan reliabilitas penilaian portofolio dipandang lebih rendah jika dibandingkan dengan tes). Pelaksanaan penilaian portofolio membutuhkan banyak waktu dan tidak dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat dan segera. Guru biologi juga seringkali tidak punya banyak waktu untuk melakukan penilaian portofolio karena banyaknya materi pembelajaran yang harus dituntaskan. Penilaian portofolio melibatkan banyak komponen sebagai alat penilaian yang berarti menuntut perhatian guru yang lebih bila dibandingkan penilaian jenis lainnya. Guru juga harus tekun dan sabar mengumpulkan pekerjaan siswa, mengurutkan secara kronologis serta membuat penafsiran darinya. Bagi guru yang kurang tekun dan punya sedikit waktu, hal ini akan sangat menyulitkan. -
Pelaksanaan Penilaian Portofolio
Langkah-langkah tentang penyusunan dan pelaksanaan penilaian portofolio dapat diuraikan sebagai berikut. Tahap persiapan: a. Guru menentukan tujuan pembelajaran yang akan dinilai melalui portofolio siswa dan menentukan tugas/pekerjaan apakah yang akan diberikan pada siswa untuk mencapai tujuan tersebut. b. Guru mengkomunikasikan kepada siswa tentang rencana portofolio, mendiskusikannya dengan siswa dan menampung usul siswa. Dalam hal ini perlu dikomunikasikan tentang proses yang harus ditempuh siswa dalam melaksanakan penilaian portofolio tersebut. Selain
dari itu perlu dikomunikasikan juga tentang kriteria penilaian, kinerja siswa yang akan dinilai dan contoh-contoh hasil kerja yang akan dikumpulkan. Siswa dalam hal dapat turut memberikan masukan tentang kriteria dan jenis pekerjaan yang akan dikumpulkan. c. Guru dibantu oleh siswa menyiapkan folder/map/atau kantung untuk penyimpanan dokumen siswa. Tiap map/folder diberi identitas siswa. Tahap pelaksanaan: a. Guru dan siswa secara rutin mendiskusikan proses pembelajaran yang menuntun siswa menghasilkan karyanya. b. Guru mengumpulkan pekerjaan/tugas siswa. Tugas siswa diperiksa dan diberi komentar oleh guru. Siswa dapat memperbaiki tugasnya bila masih memiliki banyak kekurangan c. Tugas/catatan tentang siswa diberi tanggal dan dimasukkan ke dalam folder/map secara kronologis sesuai urutan waktu d. Guru memberikan umpan balik secara berkesinambungan terhadap siswa sehingga siswa dapat senantiasa memperbaiki kelemahannya. Guru mereviu pekerjaan siswa menurut urutan waktu, melihat kemajuan belajarnya, dan mengkaji taraf pencapaian kompetensi belajar siswa. Guru selanjutnya memberi catatan-catatan tentang prestasi dan kemajuan belajar siswa. Hasil catatan guru dilampirkan pada portofolio siswa e. Kegiatan diskusi antara guru dengan siswa hendaknya diupayakan untuk memberi masukan terhadap hasil karya siswa, tidak ditujukan untuk memberikan penilaian tetapi digunakan untuk memunculkan kekuatan karya siswa f. Seleksi terhadap hasil karya dilakukan oleh siswa dengan bantuan guru. Dalam hal ini siswa dapat memilih seluruhnya, sebagian, atau hanya karya terbaik saja yang dimasukkan ke dalam portofolio mereka. Tahap penilaian a. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada kriteria penilaian yang disusun oleh guru atas partisipasi siswa. b. Kriteria yang telah disepakati tersebut diterapkan dengan konsisten, baik oleh guru maupun oleh siswa. c. Refleksi dilakukan oleh siswa dalam bentuk penilaian diri (Self assessment). Penilaian diri dilakukan oleh siswa untuk menilai kekuatan dan kelemahan belajarnya. Siswa menilai kemampuan belajar dan kelemahannya sendiri berdasarkan data yang dihimpun pada portofolio, hasil penilaian diri siswa dituliskan dan dimasukkan sebagai komponen portofolio
d. Hasil penilaian guru dan siswa terhadap portofolio dijadikan sebagai bahan untuk penyusunan tujuan baru bagi proses pembelajaran selanjutnya. e. Portofolio siap untuk dijadikan sumber penilaian siswa dan dapat dijadikan bahan pelaporan untuk orangtua