PENGOLAHAN BAHAN GALIAN nera ress ng
PENGGOLONGAN PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN
Kalau dalam Undang-undang No 11 1967, penggolongan bahan galian lebih ditekankan pada pertimbangan aspek politis dikaitkan dengan kepentingan ketah etahana anan n dan dan pert pertah ahana anan n nasi nasion onal al,, dan dan terb terbag agii dala dalam m tiga tiga golo golong ngan. an. Se ang ang an a am UU UU No. No. 4 Ta Ta un 200 2009, 9, pen pengg ggo o on onga gan n a an ga ga ian ian e i rnenitikberatkan pada aspek teknis, yaitu berdasarkan pada kelompok atau jenis bahan galian, yang penggolongannya penggolongannya terbagi dalam empat golongan.
UU No, 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, sesungguhnya tidak secara tegas mengatur secara khusus tentang pembagian golongan bahan galian sebagaimana dalam UU No. 11 Tahun 1967. Penggolongan bahan galian diatur bedasarkan pada kelompok usaha pertambangan, sesuai Pasal 4, yaitu: Usaha Pertambangan dikelompokkan atas: a. Pertambangan mineral; . er am angan a u ara. Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digolongkan atas: a. Pertambangan mineral radio aktif; b. Pertambangan mineral logam; c. Pertambangan mineral bukan logam; d. Pertambangan batuan.
Macam Bahan Galian : a. Bahan Galian Logam/bijih/ore merupakan bahan galian bila diolah dengan teknologi tertentu akan dapat diambil dan dimanfaatkan logamnya, seperti timah putih, besi, tembaga, nikel, emas, perak seng, mangan dll
. Merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi, seperti minyak bumi, batubara dll
c. Bahan Galian Industri Merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri seperti asbes, aspal, batugamping, gipsum dll
Preparasi merupakan proses persiapan sebelum dilakukan proses konsentrasi. Dalam preparasi ini ada beberapa tahap, yaitu : 1.
, adalah proses mereduksi ukuran butir sehingga lebih kecil dari ukuran semula. Hal ini dapat dilakukan dengan crushing (peremukan) untuk proses kering sedangkan grinding (penggilingan) digunakan untuk proses basah dan kering.
om nus a a ua macam, ya u : a. Peremukan / pemecahan (c r u s h i n g ) b. Penggerusan / penghalusan ( g r i n d i n g ) Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari beberapa tahap, yaitu : -
Tahap pertama / primer ( primary stage) Tahap kedua / sekunder (secondary stage) Tahap ketiga / tersier (tertiary stage) Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary stage)
Peremukan / Pemecahan ( C r u s h i n g ) Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm. Peralatan yang dipakai antara lain adalah : a. b. c. d. e. f. g.
Jaw crusher Gyratory crusher Cone crusher Roll crusher Impact crusher Rotary breaker Hammer mill
Cara Kerja Jaw Chrusher
Gyratory crusher
2.1.2. Penggerusan / Penghalusan ( G r i n d i n g ) Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari : a. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls). b. Batang-batang baja (steel rods). c. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut semi autagenous mill (SAG). d. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling . Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah : a. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik. b. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja. c. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan galian atau bijihnya sendiri. d. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.
Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
Batang-batang baja (steel rods).
Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.
2.
, merupakan pengelompokan mineral yang dapat dilakukan dengan cara : a. Screening, adalah pemisahan besar butir mineral berdasarkan lubang ayakan sehingga hasilnya seragam, alat yang digunakan disebut “screen” b. Classifying, adalah pemisahan butir mineral yang mendasarkan atas kecepatan jatuhnya material dalam suatu media (air atau udara) sehingga hasilnya tidak seragam, alat yang digunakan adalah classifier.
B. KONSENTRASI Konsentrasi merupakan suatu proses pemisahan antara mineral berharga dengan mineral tak berharga sehingga didapatkan kadar yang lebih tinggi dan menguntungkan Ada beberapa cara pemisahan yang mendasarkan pada sifat fisik mineral, diantaranya adalah : 1. Warna, kilap dan bentuk kristal Konsentrasi an dilakuakan den an tan an biasa (hand ickin ) 2. Specifik Gravity (Gravity consentration) adalah konsentrasi berdasarkan berat jenis 3. Magnetik Susceptibility (sifat kemagnetan) setiap mineral mempunyai sifat kemagnetan yang berbeda yakni ada yang kuat, lemah bahkan tidak ada sama sekali tertarik oleh magnet. Berdasarkan sifat kemagnetan yang berbeda-beda itulah mineral dapat dipisahan dengan alat yang disebut Magnetic Separator . Alat ini bekerja berdasarkan pada kuat lemahnya mineral tersebut tertarik oleh magnet sehingga dapat terpisah antara mineral magnetis dan non magnetis.
4. Electric Conduktivity (Daya Hantar Listrik) Mineral memiliki sifat konduktor dan non konduktor. Untuk memisahakan mineral jenis ini diperlukan alat yang disebut high tension separator atau electro static separator) dan hasilnya berupa mineral konduktor dan non konduktor. Proses selalu dalam keadaan kering. 5. Sifat Permukaan Mineral Permukaan mineral ada yang berfifat senang dan tidak senang terhadap . pada gelembung udara. Untuk mengubah mineral yang senang terhadap air menjadi senang terhadap udara dipergunakan suatu reagent kimia. Biasanya ada tiga reagen kimia yang ditambahkan yaitu : Collector, Modifier dan Frother . Reagen ini hanya menyelimuti permukaan mineral saja (tidak bereaksi dengan mineral). Dengan memberikan gelembung udara maka mineral akan terpisah sehingga antara mineral yang dikehendaki dengan yang tidak dikehendaki dapat dipisahkan. Proses pemisahan semacam ini disebut Flotasi
Dewatering merupakan proses pemisahan antara cairan dengan padatan. Proses ini tidak dapat dilakukan sekaligus tetapi harus secara bertahap, yaitu dengan cara :
1. Thickening aitu roses emisahan antara adatan den an cairan an berdasarkan atas kecepatan mengendap partikel atau mineral. Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow , sedangkan bagian yang encer atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow . Kedua produk itu dikeluarkan secara terus menerus (continuous).
2. Cara Penapisan / Pengawa-airan ( Filtration/filtrasi ) Yaitu proses pemisahan antara padatan dengan cairan dengan cara menyaring (dengan filter). Dengan cara pengentalan kadar air, maka bagian yang pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan pengisapan, sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan dapat dipisahkan padatan dari airnya. 3. Pengeringan (D r y i n g ) Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan cara pemanasan, sehingga padatan benar-benar bebas dari cairan.