BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Praktik keperawatan komunitas didasarkan atas sintesa dari praktik kesehatan komunitas dan praktik kesehatan komunitas, bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat
dalam
melakukan
upaya-upaya
pencegahan,
peningkatan
dan
mempertahankan kesehatan. Dalam konteks ini, keperawatan komunitas merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan dimana sifay asuhan yang diberikan adalah umum dan menyeluruh, lebih banyak tidak langsung dan diberikan secara terus menerus melalui kerjasama. Pendekatan yang digunakan dalam asuhan keperawatan komunitas adalah pendekataan keluarga kelu arga binaan dan kelompokkerja komunitas. Strategi yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui endidikan kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfaatkan kebijaksanaan pemerintah. Pengakajian komunitas merupakan suatu proses; merupakan upaya untuk dapat mengenal masyarakat. Warga masyarakat merupakan mitra dan berkontribusi terhadap keseluruhan proses. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi faktor-faktor (baik positif maupun negatif) yang memepengaruhi kesehatan warga masyarakat agar dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan. Hanock dan dan Minkler (1997, hal. 140) mengemukakan bahwa, ‘Bagi profesional kesehatan yang peduli tentang… membangun masyarakat yang sehat, ada dua alasan dalam melakukan pengkajian kesehatan komunitas; informasi yang dibutuhkan untuk perubahan dan pemberdayaan”. pemberdayaan”. B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengkajian keperawatan komunitas (SMD) ? 2. Bagaimanakah kisi-kisi instrumen pengkajian komunitas (whinshield survey,FGD,wawancara,observasi,angket) ?
1
3. Bagaimanakah penentuan diagnosis keperawatan komunitas? 4. Bagaimanakah prioritas diagnosis keperawatan komunitas ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami pengkajian keperawatan komunitas (SMD). 2. Mahasiswa mampu memahami kisi-kisi instrumen pengkajian komunitas (whinshield survey,FGD,wawancara,observasi,angket). 3. Mahasiswa mampu memahami dan menentukan diagnosis keperawatan komunitas. 4. Mahasiswa mampu memprioritaskan diagnosis keperawatan komunitas.
D. Metode
Dalam penulisan makalah yang berjudul
K onsep onsep A suha suhan Ke K epe perr awat awatan an
K omunita uni tass (Pe (P engkaj ng kajii an da dan Di D i ag nosa nosa)) menggunakan metode pustaka dan penelusuran internet.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan Komunitas (SMD)
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan sutau proses untuk mengenal komunitas.Orang-orang yang berada di komunitas merupakan mitra dan berperan didalam proses keperawatan komunitas.Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas denga tujuan mengancam strategi untuk promosi kesehatan.Pengkajian suatu komunitas dimulai dengan mengidentifikasi sistem yang ada di dalammnya.Perlu diingat,bahwa sistem adalah keseluruhan unit yang berfungsi karena saling tergantungnya bagian tersebut.Komunitas juga merupakan keseluruhan kesatuan fungsi karena saling ketergantungan antara bagian atau subsistem. Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan sosialisasi program kesehatan komunitas serta program apa saja yang dikerjakan bersama-sama dalam komunitas tersebut.Sasaran dari sosialisasi ini meliputi tokoh masyarakat baik formal maupun nonformal,kader masyarakat serta perwakilan dari tiap elemen di masyarakat(PKK, Karang Taruna dan lainnya ).Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan dilakukannya Survei Mawas Diri (SMD) yang diikuti dengan kegiatan musyawarah masyarakat desa (MMD). 1. Survei Mawas Diri Survei Mawas Diri adalah kegiatan perkenalan, pengumpulan, dan
pengkajian masalah kesehatan oleh tokoh masyarakat dan kader setempat di bawah bimbingan petugas kesehatan atau perawat di desa (Depkes RI, 2007). Tujuan Survei Mawas diri adalah sebagai berikut. a. Masyarakat mengenal, mengumpulkan data, dan mengkaji masalah kesehatan yang ada di desa b. Timbulnya minat dan kesadaran untuk mengetahui masalah kesehatan dan pentingnya permasalahan tersebut untuk diatasi.
3
Survey Mawas Diri dilaksanakan di desa terpilih dengan memilih lokasi tertentu yang dapat menggambarkan keadaan desa pada umumnya. SMD dilaksanakan oleh kader masyarakat yang telah ditunjuk dalam pertemuan tingkat desa. Informasi tentang masalah-masalah kesehatan di desa dapat diperoleh sebanyak mungkin dari kepala keluarga yang bermukim di lokasi terpilih tersebut. Waktu pelaksanaan SMD dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan pertemuan desa. Cara pelaksanaan Survei Mawas Diri adalah sebagai berikut. a. Perawat komunitas dan kader yang ditugaskan untuk melakukan survey mawas diri meliputi : 1) Penentuan sasaran, baik jumlah KK maupun lokasinya 2) Penentuan jenis informasi masalah kesehatan yang akan dikumpulkan dalam mengenal masalah kesehatan 3) Penentuan cara memperoleh informasi kesehatan, misalnya apakah akan mempergunakan cara pengamatan atau wawancara. Cara memperoleh informasi dapat dilakukan dengan kunjungan dari rumah ke rumah atau melalui pertemuan kelompok sasaran 4) Pembuatan instrument atau alat untuk memperoleh informasi kesehatan.
Misalnya
dengan
menyusun
daftar
pertanyaan
(kuesioner) yang akan dipergunakan dalam wawancara atau membuat
daftar
hal-hal
yang
akan
dipergunakan
dalam
pengamatan. b. Kelompok pelaksanaan SMD dengan bimbingan perawat di desa mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai dengan yang direncanaakan c. Kelompok pelaksanaan SMD dengan bimbingan perawat di desa mengolah informasi masalah kesehatan yang telah dikumpulkan sehingga dapat diperoleh perumusan masalah kesehatan dan prioritas masalah kesehatan di wilayahnya. Setelah klien (individu, keluarga, masyarakat) kontak dengan pelayanan kesehatan (di rumah, di Puskesmas), perawat melakukan praktik
4
keperawatan dengan cara menggunakan proses keperawatan dengan cara menggunakan proses keperawatan komunitas. Sesuai dengan teori Neuman, kelompok atau komunitas dilihat sebagai klien dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan, yang terdiri dari :
2. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang bertujuan mengidentifikasi data yang penting mengenai klien Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah a. Core atau inti : Komponen
Sejarah
Sumber Informasi
Perpustakaan, sejarah masyarakat Wawancara
dengan
sesepuh
masyarakat, pimpinan desa
Demografik -
Sensus penduduk dan perumahan
Karakteristik umur dan jenis Badan perencanaan (lokal, kota, kelamin
kecamatan, kabupaten, provinsi)
-
Distribusi hasil
Kamar dagang
-
Distribusi etnik
Balai kota, skretaris daerah, arsip Observasi
Jenis tumah tangga -
Sensus
Keluarga
- Non keluarga -
Kelompok
Status pernikahan -
Sensus
Belum menikah
5
-
Terpisah
-
Janda/duda
-
Cerai
Stasistik vital
Dians
kesehatan
-
Kelahiran
(disebarluaskan
-
Kematian menurut umur
Kesehatan
-
Penyebab
kecamatan)
provinsi
melalui
Dinas
kabupaten
dan
Nilai dan keyakinan Kontak pribadi Observasi (‘learning abaout the community on foot) (untuk
menghindari
dan
mencegah pengkajian dari sumber pandangan yang bersifat klise) Agama Observasi Buku telepon b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
1) Perumahan : rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi dan kepadatan 2) Pendidikan Komponen
Sumber informasi
Status pendidikan -
Usia lulus sekolah
-
Jumlah
pendaftar
Data
sensus-karakteristik
social untuk
setiap jenis sekolah -
Bahasa yang digunakan
Sumber pendidikan
6
Intra – atau
ekstrakomunitas
(kumpulkan data untuk setiap
Dewan pendidikan setempat
fasilitas)
Pengelola sekolah (direktur
-
Pelayanan
(pendidikan,
rekreasi, komunikasi, dan
atau kepala) dan perawat sekolah
kesehatan) -
Sumber (staf, luas lahan, keuangan,
sistem
pencatatan) -
Pengelola sekolah
Karakteristik (distribusi
penggunan
geografik
dan Guru dan staf
profil demografik) Keadekuatan, keterjangkauan, dan penerimaan
pendididkan
oleh Peserta didik dan staf
peserta didik dan staf
3) Keamanan dan transportasi Indikator
Sumber informasi
Keamanan -
Pelayanan perlindungan
Kantor perencanaan ( kota, daerah, dan Negara bagian)
-
Pemadam kebakaran
Dinas pemadam kebakaran
-
Polisi
(lokal)
-
Sanitasi
Dinas kepolisian (kota dan
-
Sumber
-
limbah
dan
daerah)
penangannannya
Pabrik pengolahan air dan
Limbah padat
limbah Air Control Board ( badan
Transportasi
pengawasan udara) (kantor
Pribadi
Negara bagian, regional, dan
-
Sumber transportasi
lokal
7
-
Jumlah orang yang tidak mampu transportasi
Umum -
Pelayanan
bis
(rute, Data
jadwal, dan ongkos) -
karakteristik
penduduk dan perumahan
Jalan (jumlah dan kondisi; primer,
-
sensus:
dan
Otoritas
jalan dari area pertanian ke
dan kota
pasar)
Dinas jalan raya ngara bagian
Jalan
sekunder,
tol
transportasi
lokal
antarnegara
bagian sistem lintas jalanraya -
Pelayanan udara
-
Pelayanan kereta api Lapangan udara lokal
4) Politik
dan
kebijakan
pemerintah
terkait
dengan
dengan
kesehatan : Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan. Dikaji situasi politik dan pemerintahan di komunitas, peraturan dan kebijakan pemerintah daerah terkait kesehatan komunitas, dan adaya program kesehatan yang ditunjukan pada penigkatan kesehatan komunitas
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau apabila sudah terjadi gangguan Komponen
Pelayanan kesehatan -
Fasilitas intrakomunitas
Sumber informasi
Kmar dagang ekstra-atau Badan
Perencanaan
(Daerah, Kota)
8
-
Setelah
teridentifikasi, Petunjuk Telepon
kelompokkan
ke
dalam
Berbicara dengan warga
beberapa kategori (misalnya, Wawancara rumah
sakit
perawatan rumah,
dan
klinik, pimpinan atau staf
kesehatan
fasilitas
dengan
di Fasilitas laporan tahunan
perawatan
lanjut, pelayanan kesehatan masyarakat,
pelayanan
emergensi) -
Untuk
setiap
fasilitas,
kumpulkan data berikut : 1. Berbagai pelayanan (tarif, waktu, rencana pelayanan baru,
pelayanan
dihentikan) 2. Sumber (tenaga, tempat, biaya,
dan
sistem
pencacatan) 3. Karakteristik
pengguna
(distribusi
geografik,
profil
demografik,
dan
transportasi) 4. Statistik (jumlah pengguna yang dilayani setiap hari, setiap minggu, dan setiap bulan) 5. Kesesuaian, keterjangkauan, penerimaan
dan fasilitas
menurut
pengguna
maupun
pemberi
pelayanan
9
6) Sistem Komunikasi : sarana komunikasi apa saja yang data dimanfaatkan
di
komunitas
tersebut
untuk
meningkatkan
pengentahuan Komponen
Sumber Informasi
Formal -
Koran (jumlah, sirkulasi,
Kamar dagang
frekuansi,
Kantor penerbit koran
dan
lingkup
berita -
Perusahaan telepon
Radio dan televise (jumlah
-
Buku kuning
stasiun, komersial versus
-
Buku telepon
pendidikan, dan audiens)
-
Data sensus pengguna
-
Pelayanan pos
-
Status telepon
telepon
Informal -
Learning about the community
Sumber
:
papan
pengumuman,
poster,
on foot Mewawancarai warga
brosur, dan surat kabar di Survey tempat ibadah, kota, dan sekolah -
Desiminasi ( bagaimana warga
menerima
informasi?) Dari mulut ke mulut Pos Radio, televisi
7) Ekonomi Indikator
Karakteristik financial
Sumber Informasi
Catatan sensus
Rumah tangga
10
-
Median penghasilan runah tangga % rumah tangga prasejahtera % rumah tangga penerima bantuin publik %
rumah
tangga
yang
dikepalai perempuan -
Biaya bulanan untuk rumah tangga pemilik dan rumah tangga penyewa
Individu -
Pendapatan per kapita
-
%
orang
yang
hidup
Catatan sensus
berkecukupan Karakteristik tenaga kerja Status kepegawaian Populasi umum (usia 18 tahun/>)
Kamar dagang
-
% bekerja
Departemen tenaga kerja
-
% tidak bekerja
Catatan sensus
-
% tidak ikut serta bekerja (pension)
Kelompok khusus -
%
karyawan
perempuan
dengan anak di bawah 6 tahun Kategori pekerjaan dan jumlah (%) orang yang bekerja -
Manajerial
-
Teknisi
-
Pelayanan
-
Petani
-
Produksi
Catatan sensus
11
-
Operator/buruh
Kantor
Aktivitas dan keanggotaan serikat
serikat
buruh
setempat
buruh
8) Rekreasi Pengkajian
subsistem
rekreasi
diarahkan
pada
kebiasaan
komunitas berekreasi, aktivitas di luar rumah termasuk dalam mengisi waktu luang dan jenis rekreasi yang dapat dimanfaatkan oleh komunitas, dan sarana penyaluran bakat komunitas. Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi stress.
c. Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital stastik, anatara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, seta cakupan imunisasi.
B. Kisi – kisi Instrumen Pengkajian Komunitas
Metode pengumpulan data pengkajian asuhan keperawatan antara lain Windshield survery, informant interview, observasi partisipasi, dan focus group discussion (FGD). 1. Windshield Survey Digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai
dimensi dari komunitas ,lingkungan,serta gaya hidup masyarakat .Beberapa aspek yang dikaji dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut . I.Inti Komunitas 1. Sejarah-Apa yang Anda dapat dari pengamatan sementara di wilayah tersebut ?Tanyakan mengenai sejarah wilayah tersebut kepada tetua atau tokoh masyarakat 2. Demografi-Tipe orang apa yang Anda jumpai ?Termasuk data mengenai usia ,jenis kelamin, dan piramida penduduk.
Observasi
Data
12
3. Kelompok etnis-Identifikasi berbagai suku atau etnis yang Anda jumpai. 4. Nilai dan keyakinan-Apakah disana terdapat rumah ibadah ?Apakah tempat tersebut terlihat homogen?Identifikasi nilai dan keyakinan dalam masyarakat. II.Subsistem 1. Lingkungan fisik-Keadaan lingkungan atau geografis ,batas wilayah,peta wilayah,iklim dan kondisi perumahan 2. Pelayanan kesehatan dan sosial-Unit pelayanan kesehatan yang tersedia baik modern maupun tradisional ,tenaga kesehatan,home care,tempat pelayanan sosial,serta kesehatan jiwa komunitas. 3. Ekonomi-Status ekonomi masyarakat ,industri yang ada,kegiatan yang menunjang roda perekonomian,serta jumlah pengangguaran 4. Keamanan dan transportasiBagaimana msyarakat bepergian?Apa jenis transportasi umum dan pribadi yang digunakan?Apa jenis pelayanan perlindungan yang tersedia(contoh :pemadam kebakaran,polisi,sanitasi)?Apakah kualitas udara termonitor?Apa jenis kegiatan pada umumnya?Apakah masyarakat merasa aman? 5. Pemerintahan dan politik-Apakah ada tanda dari aktivitas politik (contoh:poster,pertemuan)?Apa partai yang mendominasi?Apa hak komunitas dalam pemerintahan(contoh:pemilihan bupati,anggota DPRD)?Apakah masyarakat terlibat dalam membuat keputusan di pemerintahan setempat? 6. Komunikasi-Identifikasi berbagai jenis komunikasi yang digunakan oleh masyarakat termasuk komunikasi melalui media cetak dan elektronik. 7. Pendidikan-Identifikasi berbagai jenis institusi pendidikan yang ada serta ketersediaan program UKS. 8. Rekreasi-Di mana anak-anak
13
bermain?Apa bentuk umum dari rekreasi?Siapa yang berpera n serta?Apa fasilitas dari rekreasi yang anda temukan? III.Persepsi 1. Penduduk-Bagaimana pendapat masyarakat tentang komunitasnya ?Apa yang mereka identifikasi sebagai kekuatan?Masalah?Mintalah beberapa orang dari kelompok berbeda(tua,muda,petani,pekerja pabrik,profesional,tokoh agama,ibu rumah tangga) dan analisis jawaban dari masing – masing pemberi jawaban. 2. Persepsi Anda-Pernyataan umum mengenai kesehatan komunitas.Apa kekuatannya?Apa masalah aktual atau potensial yang bisa Anda identifikasi? 2. Informant Interview Sebelum terjun ke masyarakat, instrument pengkajian sebaiknya
dikembangkan dan dipersiapkan terlebih dahulu. Instrument yang perlu dikembangkan untuk melakukan pengkajian terhadap masyarakat antara lain kuesioner, pedoman wawancara, dan pedoman observasi. Untuk mendapatkan hasil yang akurat dan agar masyarakat membina rasa percaya (trust) dengan perawat diperlukan kontak yang lama dengan komunitas. Perawat juga harus menyertakan lembar persetujuan (informed consent) komunitas yang dibubuhi tanda tangan
atau cap jempol akan melakukan tindakan yang
membutuhkan persetujuan komonitas. Informed consent juga mencantumkan jaminan kerahasian
terhadap
isi
persetujuan
dan dapat
yang telah
disampaikan. Wawancara dilakukan kepada key informant atau tokoh yang menguasai program.
3. Observasi Partisipasi Setiap kegiatan kehidupan di komunitas perlu diobservasi. Tentukan
berapa lama observasi akan dilakukan, apa, dimana, waktu, dan tempat komunitas yang akan di observasi. Kegiatan observasi dapat dilakukan menggunakan format observasi yang sudah disiapkan terlebih dahulu,
14
kemudian catat semua yang terjadi, dengan tambahan penggunaan kamera atau video. Informasi yang penting diperoleh menyangkut aktivitas dan arti sikap atau tampilan yang ditemukan di komunitas. Observasi dilakukan terhadap kepercayaan komunitas, norma, nilai, kekuatan, dan proses pemecahan masalah di komunitas.
4. Focus Group Discussion (FGD) FGD merupakan diskusi kelompok terarah yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi yang mendalam tentang perasaan dan pikiran mengenai
satu
topic
melaui
proses
diskusi
kelompok,
berdasarkan
pengalaman subjektif kelompok sasaran terhadap satu institusi/produk tertentu FGD bertujuan mengumpulkan data mengenai persepsi terhadap sesuatu, misalnya, pelayanan yang dan tidak mencari consensus serta tidak mengambil keputusan menganai tindaka yang harus dilakukan. Peserta FGD terdiri dari 6-12 orang dan harus homogen, dikelompokkan berdasarkan kesamaan
jenis
kelamin,
usia,
latar
belakang
social
ekonomi
(pendidikan,suku, status perkawinan, dsb). Lama diskusi maksimal 2 jam. Lokasi FGD harus memberikan situasi yang aman dan nyaman sehingga menjamin narasumber berbicara terbuka dan wajar. FGD diskusi yang
menggunakan
terfokus sehingga membutuhkan pedoman wawancara yang
berisi pertanyaan terbuka, fasilitator, moderato, notulen, dan observer. Fasilitator dapat menggunakan prtunjuk diskusi agar diskusi terfokus. Peran fasilitator menjelaskan diskusi, mengarahkan kelompok, mendorong peserta untuk berpartisipasi dalam diskusi, menciptakan hubungan baik, fleksibel, dan terbuka terhadap saran, perubahan, gangguan, dan kurangnya partisipasi. Perekam jalannya diskusi yang paling utama adalah pengamat merangkap pencatat (observer dan recorder) hal yang perlu dicatat adalah tanggal diskusi, waktu diskusi diadakan, tempat diskusi, jumlah peserta, tingkat partisipasi peserta, gangguan selama proses diskusi, pendapat peserta apa yang membuat peserta menolak menjawab atau membaut peserta tertawa, kesimpulan diskusi , dan sebagainya. Pengguanaan alat perekam saat SGD berlangsung harus mendapat
izin dari responden terlebih dahulu. Sebelum membuat
instrument pengkajian keperawatan komunitas seperti kuisioner, pedoman 15
wawancara, pedomanobservasi, atau windshield survey, kisi-kisi instrument pengkajian sebaiknya dibuat terlebih dahulu, agar data yang akan ditanyakan dan dikaji kepada komunitas tidak tumpang tindih sehingga waktu yang digunakan lebih efektif dan efisian
Table kisi-kisi instrument pengkajian komunitas No
1
variabel
Sub-variabel
Core
Demografi
Item
Sumber
pertanyaan
data
Nama
Data primer
strategi
kuisioner
Usia Jenis kelamin 2
Lingkungan fisik
3
Pendidikan
4
Komunikasi
5
Layanan kesehatan dan social
6
Keamanan
dan
transportasi 7
Ekonomi
8
Politik
dan
pemerintahan 9
Rekreasi
C. Penentuan Diagnosis Keperawatan Komunitas
Diagnosis keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia(status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti atau menjaga status kesehatan,membatas,mencegah atau mengubahnya ( Carpenito,2000).(Gordon,1982) mendefinisikan bahwa diagnosis keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya dia mampu dan mempunyai kewenangan untuk 16
memberikan tindakan keperawatan.Kewenangan tersebut didasarkan pada standar pratik
keperawatan
dan
etik
keperawatan
yang
berlaku
di
Indonesi
(Nursalam,2001).North American Nursing Diagnosis Asociation ( Nandan ) menyartakan bahwa diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu , keluarga,dan masyarkat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial , sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat .Semua diagnosis harus didukung dengan data dimana menurut nanda diartikan sebagai definisi karakteristik tersebut dinamakan tanda atau gejala,tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan oleh klien.Anderson dan Mc.Valanie ( 1996) menggunakan
teori
neuman
dari
komunitas
dan
mengembangan
diagnosis
keperawatan berdasarkan sistem penggabungan penarikan kesimpulan.Pada sistem ini mereka
menggunakan
logika
berfikir
atau
penarikan
kesimpulan
untuk
menggambarkan masalah,menjelaskan faktor etiologi,serta identifikasi tanda dan gejala yang menjadi karakteristik masalah.Tanda dan gejala dari diagnosis keperawatan kesehatan komunitas ada;ah pernyataan kesimpulan yang menjelaskan durasi atau besarnya masalah.Contoh dari diagnosis keperawatn kesehartan komunitas adalah sebagai berikut :Tingginya angka mortalitas bayi berhubungan dengan a) ketidakmampuan sumber di departemen kesehatan setempat dalam memenuihi kebutuhan antepartum;b)pelayanan antepartum yang tidak dapat diakses;c)kurangnya tenanga kesehatn terlatuh yang ditunjukan dengan
Angka mortalitas bayi sebesar 17,3 tiap 1000 kelahiran hidup,
Data klinik yang menyatakan kurangnya tenaga,
Tidak adanya bus yang melewati depan klinik,
Jam kerja mulai pukul 08.00 – 17.00,senin sampai jmat, yang tidak bisa diakses oleh komunitas yang bekerja.
Tidak ada perawat atau bidan yang berlisesnsi di komunitas,
Sedangkan,Carl O elvie (1998) berfokus pada konsep energi atau memasukkan teori energi didalam diagnosis keperawatan kesehatan komunitas.Salah satu contoh dari diagnosis menurut Elvie ini adalah sebagai berikut :
17
Defisit
energi
komunitas
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
dan
ketidaksesuaian dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang ditunujkkan dengan a) kurangnya fasilitas layanan kesehatan ; b)kurangnya pengetahuan terhadap pencegahan , data yang mendukung 3000 masyarakat miskin tidak mendapatkan layanan kesehatan ; 90 % (2700 orang ) dari populasi ini berobat ke unit gawat darurat untuk kasus yang bukan gawat darurat dan 90 % populasi miskin tidak dapat mendiskusikan perilaku pencegahan yang bisa dilakukan. Selain data primer, data sekunder yang diperoleh melalui laporan/dokumen yang sudah dibuat di desa/kelurahan puskesmas, kecamatan, atau dinas kesehatan, misalnya laporan tahunan puskesmas, monografi desa, profil kesehatan, dsb, juga perlu dikumpulkan dari komunitas. Setelah dikumpulkan melalui pengkajian, data selanjutnya dianalisis, sehingga perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan. Diagnosis dirumuskan terkait garis pertahanan yang mengalami kondisi terancam. Ancaman terhadap garis pertahanan fleksibel memunculkan diagnosis potensial; terhadap garis normal memunculkan diagnosis resiko; dan terhadap garis pertahanan resisten memunculkan diagnosis actual/gangguan. Analisis data dibuat dalam bentuk matriks. Tabel format analisis data komunitas Data
Diagnosis keperawatan komunitas
Insiden TB dalam 6 bulan terahir
Tingginya angka TB diwilayah …. Yang
-
….% proporsi penduduk dengan berhubungan dengan tidak adekuatnya kasus TB
-
Status
penggunaan fasilitas layanan kesehatan gizi
seluruh
anggota
keluarga ..%
untuk penanggulangan tb dan keterbatasan kualitas sasran pelayanan TB
-
Status imunisasi balita
-
Ventilasi udara dalam rumah…
-
Riwayat
frekuensi
batuk
lama
(lebih dari 3 bulan)…% -
…%
keluarga
belum
memenfaatkan fasilitas kesehatan -
..% pengetahuan keluarga tentang
18
TB masih rendah -
91% remaja mengalami keputihan
-
40%
remaja
yang
Resiko meningkatnya kejadian infertilitas
mengalami pada agregat remaja di wilayah …. Yang
keputihan menderita gatal -
-
Upaya
yang
dilakukan
berhubungan dengan tingginya kejadian remaja
gangguan organ reproduksi remaja dan
dalam mengatasi keputihan 83%
kurangnya kebiasaan perawatan organ
didiamkan saja
reproduksi remaja.
55% remaja memiliki kemampuan tentang kesehatan reproduksi yang masih rendah
-
40,8% remaja meliki pengetahuan terkait kebiasaan hygiene personal kesehatan reproduksi yang masih rendah
Diagnosis keperawatan komunitas disusun berdasarkan jenis diagnosis sebagai berikut. 1. Diagnosis sejahtera
Diagnosis sejahtera/ wellness digunakan bila komunitas mempunyai potensi untuk
ditingkatkan,
belum
ada
data
maladapti.
Perumusan
diagnosis
keperawatan komunitas potensial, hanya terdiri dari komponen problem (p) saja, tanpa komponen etiologi (e). Contoh diagnosis sejahtera/ wellness: Potensial peningkatan tumbuh kembang pada balita dir t 05 rw 01 desa x kecamatan A, ditandai dengan
cakupan imunisasi 95% (95%), 80% berat
badan balita di atas garis merah KMS, 80% pendidikan ibu adalah SMA, cakupan posyandu 95%. 2. Diagnosis ancaman ( risiko)
Diagnosis risiko digunakan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan, tetapi sudah ditemukan beberapa data maladaptive yang memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis keperawatan komunitas risiko terdiri atas problem (p), etiologi (e) , dan symptom/ sign (s). Contoh diagnosa risiko:
19
Resiko terjadinya konflik psikologis pada warga RT 05, RW 01 desa x kecamatan A yang berhubungan dengan koping masyarakat yang tidak efektif ditandai dengan pernah terjadi perkelahian antar- RT, kegiatan gotonbg royong , dan silaturahmi, rutin rw jarang dilakukan, penyuluhan kesehatan terkait kesehatan jiwa belum pernah dilakukan, masyarakat sering berkumpul dengan melakukan kegiatan yang tidak positif seperti berjudi. 3. Diagnosis actual/ gangguan
Diagnosis gangguan ditegakkan bila sudah timbul gangguan/ masalah kesehatandi komunitas, yang didukung oleh beberapa data maladaptive. Perumusan diagnosis keperawatan komunitas actual terdiri atas problem (p), etiologi (e), dan symptom/sign (s) Contoh diagnosis actual: Gangguan/masalah
kesehatan
reproduksi
pada
agregat
remaja
yang
berhubungan dengan kurangnya kebiasaan hygiene Personal, ditandai dengan 92% remaja mengatakan mengalami keputihan patologis, upaya yang dilakukan remaja dalam mengatasi keputihan 80% didiamkan saja, 92% remaja mengatakan belum pernah memperoleh informasi kesehatan reproduksi dari petugas kesehatan. Tingginya kasus diare di wilayah RW 5 kelurahan X yang berhubungan dengan tidak adekuatnya penggunaan fasilitas layanan kesehatan untuk penanggulangan diare, keterbatasan, dan kualitas sarana pelayanan diare.
D. Prioritas Diagnosis Keperawatan Komunitas
Setelah data dianalisis dan masalah keperawatan komunitas ditetapkan prioritas masalah kesehatan komunitas yang perlu ditetapkan bersama masyarakat melalui musyawarah masyarakat desa (MMD) atau lokakarya mini masyarakat. Prioritas masalah dibuat berdasarkan kategori dapat diatasi, kemudahan, dan kekhususan, mengingat banyaknya masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Pemilihan masalah ini sangat penting dilakukan, agar implementasi yang dilakukan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat dan secara tidak langsung akan membangun rasa percaya diri dan kompetensi masyarakat untuk mengatasi masalah yang lain (Bract, 1990 dalam Helvie, 1998). Penentuan prioritas masalah keperawatan komunitas dapat dilakukan melalui metode berikut.
20