Pengertian Gaji dan Upah Definisi Menurut Para Ahli Unsur serta Sistem Pengawasan Intern Pengertian Gaji dan Upah adalah Apapun akan dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu mendapatkan profit semaksimal mungkin. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan cara yaitu dengan menggunakan Sumber Daya Manusia yang terampil dan cerdas di bidangnya masing-masing. Untuk itu pimpinan harus berusaha merangsang karyawannya agar dapat melakukan tugas dengan baik.
Salah satu cara untuk meningkatkan rangsangan kerja karyawan yaitu dengan memberikan imbalan dalam bentuk uang atau barang yang sesuai dengan kemampuan perusahaan. Balas jasa yang biasa diterima disebut sebagai gaji dan upah. Pembayaran gaji dan upah merupakan masalah yang dapat mempengaruhi hubungan antara tenaga kerja dengan perusahaan. Oleh karena itu jumlah gaji dan upah yang diberikan harus berdasarkan peraturan yang dapat diterima semua pegawai.
Di dalam masyarakat masih banyak yang belum bisa membedakan antara isilah gaji dan upah. Hal ini disebabkan disebabkan karena kedua kedua istilah ini merupakan bentuk jasa jasa yang diberikan oleh atasan kepada tenaga kerja atas pekerjaannya. Berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian pengertian gaji dan upah menurut para ahli: Definisi Gaji dan Upah Menurut Para Ahli Gaji merupakan sejumlah pembayaran kepada pegawai yang diberi tugas administratif dan manajemen manajemen yang biasanya biasanya ditetapkan secara secara bulanan. Sedangkan upah merupakan imbalan yang diberikan kepada buruh yang melakukan pekerjaan kasar dan lebih banyak banyak mengandalkan kekuatan kekuatan fisik, jumlah pembayaran pembayaran upah biasanya ditetapkan secara harian atau atau berdasarkan
unit pekerjaan yang yang
diselesaikan.G. Sugiyarso d an F. Winarni, Dasar-dasar Akuntansi Perkantoran, Yog yakarta, 2005, pa ge 95
Gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh para karyawan yang mempunyai jenjang jabatan PNS, anggota TNI dan POLRI dan anggota pemerintah yang dibayarkan secara bulanan. Sedangkan upah merupakan penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada tenaga kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan dan dinilai dalam bentuk uang sesuai dengan perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja termasuk tunjangan baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya.Achma d S. Ruky, Manajemen Penggajian dan Pengupahan Karyawan Karyawan Perusahaan, Jakarta., 2001, pag e 8
Gaji pada umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh para karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manager, dan dibayarkan secara tetap per bulan. Sedangkan upah merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh) umumnya dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan. Mulyad i, Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Jakarta., 2001, pag e 377
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa gaji adalah balas jasa bagi karyawan tetap yang diberikan oleh perusahaan yang masa kerjanya lebih lebih panjang. Sedangkan upah adalah balas jasa yang diberikan pada karyawan yang pembayarannya didasarkan didasarkan oleh waktu atau hasil kerja.
Dalam praktek di perusahaan dan dalam buku-buku manajemen sumber daya manusia istilah upah dan gaji digunakan dalam konteks yang berbeda. 1. Upah digunakan untuk menggambarkan menggambarkan pembayaran jasa jasa kerja untuk satuan waktu pendek, misalnya per hari atau malahan per jam. Gaji menggambarkan pembayaran jasa kerja untuk satuan waktu lebih panjang biasanya sebulan. 2. Untuk menggambarkan kaitan pekerja penerima upah dengan proses produksi pada industri manufaktur. Upah (wage) dibayarkan kepada pekerja yang terlibat langsung dalam proses produksi, baik terlibat langsung maupun tidak langsung.
Unsur-unsur Gaji dan Upah. Dalam suatu perusahaan terdapat berbagai unsur dari biaya dan upah yang keseluruhannya disebut dengan biauya tenaga kerja. unsur-unsur gaji dan upah seperti terterah dibawah ini: 1. Gaji Pokok Gaji pokok merupakan gaji yang telah ditetapkan perusahaan berdasarkan kontrak kerjanya. 2. Premi Premi adalah upah tambahan yang diberikan kepada karyawan dikarenakan karyawan tersebut telah bekerja dengan baik melebihi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Misalnya perusahaan telah menetapkan output standar yang harus diselesaikan sebanyak 20 unit/hari, maka bagi karyawan tersebut akan diberikan upah tambahan sebesar jumlah kelebihan standar. 3. Lembur Lembur merupakan upah yang dibayarkan kepada karyawan yang melebihi jam kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Biasanya karyawan yang telah melakukan pekerjaan melebhi jam kerjanya maka akan ada tarif yang lebih tinggi dibandingkan tarif biasa. 4. Bonus Bonus merupakan upah yang diberikan perusahaan pada suatu tahun fiskal memperoleh keuntungan yang ditetapkan setelah berkonsultsi dengan pemerintah dan serikat kerja. 5. Catu Catu merupakan upah yang diberikan perusahaan kepada karyawan dalam bentuk barang, misalnya minyak, gula dan sebagainya.
6. Perlengkapan dan sarana lain Merupakan upah yang diterima karyawan secara tidak langsung, upah ini berupa bentuk jasa seperti: hiburan, pelayanan kesehatan, dan transportasi yang diterima tidak dalam bentuk uang. G. Sugiyarso d an F. Winarni, Dasardasar Akuntansi Perkantoran, Yog yakarta, 2005, pa ge 97 Unsur-unsur yang telah dijelaskan di atas tentunya mempunyai latar belakang yang mendasar untuk diadakan. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian dari strategi dan kebijakan perusahaan walaupun ada sebagian yang ditetapkan oleh pemerintah melalui peraturan perundangan misalnya cuti, izin, dana pensiun dan asuransi kecelakaan kerja.
Latar belakang mengenai unsur-unsur tersebut yaitu: 1. Perusahaan yang ingin karyawannya
harus
mendorong prestasi
memperbesar
jumlah
kerja
dan produktivitas
unsur-unsur
tersebut
yang
pemberiannya dikaitkan sepenuhnya dengan prestasi kerja individu, kinerja dan produktivitas perusahaan. Sebaliknya perusahaan harus memperkecil jumlah unsur-unsur tersebut kecuali yang sifatnya “normatif”. 2. Agar pimpinan perusahaan dan terutama pimpinan bagian sumber daya manusia mengetahui dengan pasti apa saja unsur-unsur yang telah dijelaskan di atas. Hal ini penting karena dalam perundingan pembuatan atau pembaharuan kesepakatan kerja bersama bisa saja pimpinan organisasi pekerja mengklaim bahwa tingkat upah atau gaji karyawan perusahaan tersebut kalah oleh perusahaan lain yang
sejenis. Achma d S. Ruky,
Manajemen Penggajian dan Pengupahan Karyawan Perusahaan, Jakarta., 2001, pag e 10 Dari uraian diatas jelas sekali bahwa pimpinan perusahaan harus mencermati semua unsur tersebut selain gaji pokok. dan
setiap
terjadi
peningkatan
Unsur-unsur tersebut harus dikendalikan
dalam
besarnya
perusahaan
mempertanyakan apa yang diperolehnya dari pihak karyawan.
seharusnya
Prosedur pencatatan gaji dan upah tercantuk hal-hal yang berkaitan dengan dokumen-dokumen yang digunakan sebagai pendukung pelaksanaan tugas yang harus dilaksakan.
Dokumen ini terdiri dari: 1. Dokumen Pendukung Perubahan Gaji dan Upah Dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa suratsurat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, misalnya surat keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat dan lainnya. 2. Kartu Jam Hadir Dokumen ini umumnya digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahan. Catatan jam hadir karyawan ini dapat berupa daftar hadir biasa dan dapat pula berbentuk kartu hadir yang diisi dengan mesin pencatat waktu. 3. Kartu Jam Kerja Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi oleh tenaga kerja langsung pabrik guna mengerjakan pesanan tertentu. 4. Daftar Gaji dan Upah Dokumen ini berisi jumlah gaji dan upah bruto setiap karyawan dukurangi potongan-potongan berupa PPh Pasal 21, utang karyawan, iuran untuk organisasi karyawan, dan lain-lain. 5. Rekap Daftar Gaji dan Rekap Daftar Upah Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per departemen yang dibuat berdasarkan daftar gaji dan upah.
6. Surat Pernyataan Gaji dan Upah Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah. 7. Amplop Gaji dan Upah Uang gaji dan upah karyawan diserahkan kepada setiap karyawan dalam amplop gaji dan upah. 8. Bukti dan Kas Keluar Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkann informasi dalam daftar gaji dan upah yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji dan upah. Mulyad i, Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Jakarta., 2001, pag e 389 Dokumen untuk pembayaran gaji dan upah : 1. Otorisasi dan Notifikasi 2. Menyiapkan gaji melalui kartu jam kerja, register penggajian dan cek pembayaran. Ge orgeH. Bodnar da n William S. Hop woo d, Sistem informasi akunt ansi, Jakarta., 2000, pag e 287 Penggajian dan pengupahan merupakan objek yang sangat mudah untuk diselewengkan. Ada beberapa cara untuk melakukan kecurangan dan penyelewengan terhadap gaji dan upah, antara lain: 1. Pegawai fiktif penerbitan cek gaji ke orang yang tidak bekerja lagi bagi perusahaan. Peristiwa ini sering sekali terjadi akibat dari keterlanjutan penerbitan cek setelah pegawai diberhentikan. 2. Menguangkan cek gaji dan upah pegawai yang belum ditagih oleh pegawai yang bersangkutan. 3. Menyiapkan bukti pembayaran gaji dan upah palsu dengan maksud untuk mendapatkan pembayaran dua kali.
4. Membuat kesalahan-kesalahan dalam perhitungan sehingga gaji dan upah yang diterima karyawan melebihi ataupun mengurangan jumlah yang semestinya dibayar. 5. Adanya karyawan yang melakukan absensi untuk beberapa orang karyawan lain. 6. Mencantumkan jumlah total gaji dan upah yang tidak benar dalam buku gaji dan upah. 7. Pinjaman pegawai yang tidak mendapat persetujuan dicatat
sebagai
pengeluaran. Setiap perusahaan mempunya prosedur pencatatan gaji dan
upah. Prosedur
pencatatan ini dilakukan untuk membedakan tugas yang dilakukan oleh satu bagian dari bagian lainnya. Agar masing-masing bagian dapat bekerja semaksimal mungkin.
Prosedur pencatatan penggajian adalah proses penggajian harus terpisah dari penyiapan data masukan untuk dasar pembayaran, laporan-laporan jam kerja dan data kepegawaian. Data kepegawaian diterima dari departemen kepegawaian. Laporan-laporan yam kerja diterima dari pencatat jam kerja. Daftar gaji memuat rincian perhitungan gaji bersih (gaji kotor dikurangi potongan-potongan). Cek pembayaran dikirimkan ke departemen pengeluaran kas untuk ditandatangani, ditelaah dan didistribusikan rangkapan daftar gaji dikirim ke departemen utang uaha untuk dilakukan pencatatan penggajian. Ge orgeH. Bodnar da n William S. Hop woo d, Sistem informasi akunt ansi, Jakarta., 2000, pag e 286 DISTRIBUSI GAJI DAN UPAH Pendistribusian gaji dan upah pada CV X kepada para pegawainya adalah setiap tanggal 31-1 pada suatu periode. Pendistribusian gaji diberikan langsung kepada para pegawainya pada tanggal tersebut. Jika perusahaan pada tanggal tersebut belum mendapatkan keuntungan sesuai dengan target yang diinginkan maka penyerahan gaji dilakukan hingga target telah tercapai. Pada bulan berikutnya, bila gaji belum dibayar sepenuhnya maka akan dibayar pada bulan berikutnya.
Prosedur perhitungan gaji dan upah pada CV X dibayarkan pada setiap karyawan per tanggal 31-1 pada suatu periode.
Gaji karyawan bulanan dibayar dalam
jumlah yang tetap sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan.
Total gaji bersih = gaji poko + komisi – potongan
Pada CV X dapat dilihat beberapa hal yang termasuk dalam perhitungan gaji dan upah, yaitu: 1. Hari Kerja Para karyawan bekerja setiap hari dalam satu minggu, karena di perusahaan ini hanya terdapat karyawan yang beragama islam, maka pada saat hari besar keagamaan maka karyawan dinyatakan libur. Bagi golongan driver maka hari liburnya adalah pada saat driver tersebt kembali ke Medan setelah mengantarkan para penumpang ke tempat tujuan. Bagi karyawan yang berada di kantor maka hari libur ditentukan sesuai pembagian shift yang ditentukan oleh sekretaris perusahaan. Jam kerja di kantor yaitu selama 6 jam per shift. 2. Waktu Istirahat. Waktu istirahat yang ditentukan perusahaan yaitu minimal 3 jam setelah masuk kerja. Misalnya pada shift pagi yang waktu masuknya adalah pukul 09.00 WIB maka waktu istirahatnya pada pukul 12.00 WIB. Waktu istirahat ini biasanya bisa dimajukan atau dimundurkan sesuai dengan kesediaan karyawan. 3. Lembur. Pada perusahaan ini, tidak ada istirahat lembur. Apabila karyawan bekerja melebihi jam kerjanya maka hal tersebut hanya dianggap sebagai loyalitas. Karena pekerjaan tersebut biasanya merupakan pekerjaan yang belum selesai dikerjakan pada waktu shift. Pada hari besar keagamaan maka gaji karyawan dihitung normal seperti hari biasa.
4. Cuti Cuti yang diberikan kepada karyawan dari perusahaan sebagai berikut: o
Cuti Tahunan, diberikan pada karyawan yang telah bekerja minimal satu tahun secara terus menerus. Masa cuti yang diberikan perusahaan selama dua minggu. Selama cuti, maka pembayaran gaji tetap berlangsung.
o
Cuti Khusus, dalam perusahaan ini cuti khusus yang diberikan hanya dua jenis yaitu cuti pada saat pernikahan dan pada saat melahirkan. Pada saat pernikahan cuti yang diberikan selama satu minggu. Dan pada saat melahirkan cuti yang diberikan selama tiga minggu. Pada cuti khusus ini pembayaran gaji juga tetap berlangsung.
Adapun prosedur perhitungan gaji dan upah yang diterapkan pada CV X, yaitu:
Sistem Pengawasan Intern Gaji dan Upah. Untuk mencapai tujuan pengawasan intern gaji dan upah agar dapat berfungsi dengan baik maka diperlukan syarat-syarat tertentu yang merupakan pengawasan
itu sendiri. Apabila syarat-syarat tersebut telah terpenuhi maka tujuan perusahaan dapat tercapai dengan menggunakan fasilitas yang ada secara efektif dan efisien.
Pembentukan dan pemeliharaan suatu sistem pengawasan intern adalah kewajiban manajemen. Tanggung jawab dari manajemen memberikan keyakinan yang masuk akal kepada pemilik perusahaan bahwa kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan baik. Maka sistem pengawasan intern ini diperlukan untuk melaksanakan kewajiban tersebut. Berikut beberapa pengertian pengawasan intern menurut beberapa ahli:
Pengertian pengawasan intern meliputi organisasi serta metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta milik perusahaan,
mencek
kecermatan
dan
keandalan
data
akuntansi,
meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah digariskan. Ikatan Akunt an Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta., 2002, pag e 29.
Pengawasan intern adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya. S. Carl Warrens, James M. Reev, da n Philip E. Fess, Pengantar Akuntansi, Jakarta., 2005, pag e 229.
Pengawasan intern dalam pengawasan akuntansi (accounting control)
dan
pengawasan administrasi (administrative control).
1. Pengawasan Akuntansi (accounting control) Meliputi rencana organisasi dan semua metode serta prosedur yang berkaitan terutama dengan data akuntansi dan berhubungan langsung dengan pengamanan terhadap kekayaan perusahaan dan keandalan catatan keuangan.
2. Pengawasan Administrasi (administrative control) Meliputi rencana organisasi dan semua metode serta prosedur yang berkaitan dengan efisiensi operasi dan ketaatan terhadap kebijakan manajemen. Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik, Yog yakarta., 2001, p age 52.
Jenis pengawasan intern adalah: 1. Pengendalian yang berhubungan dengan transaksi atau aplikasinya, yaitu:
Pada tahapan masukan atau mempersiapkan data, meliputi pengecekan visual, sumber dokumen yang dirancang, register dokumen, tape yang terkendali dan kode rekening.
Pada tahapan pengolahan data, meliputi pemeriksaan, total batch dan rekonsiliasi.
Pada tahapan keluaran, meliputi evaluasi atau review dan daftar distribusi.
2. Pengendalian yang bersifat umum (general control) meliputi:
Pengendalian organisasi, yaitu pengendalian yang menekankan adanya pemisahan
fungsi,
wewenang
dan
tanggung
jawab
sehingga
akan
menumbuhkan kegiatan cek dan re-cek.
Pengendalian melalui akuntabilitas kekayaan. Kegiatan pengendalian ini meliputi pengamanan fisik atas kekayaan organisasi dan pencatatan akuntansi, secara benar atas nilai kekayaan dalam buku besar. Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik, Yog yakarta., 2001, p age 55.
Pengawasan administrasi atau biasa disebut feedback control mencapai tujuan ketaatan terhadap kebijakan pimpinan yang tidak langsung berhubungan dengan catatan keuangan (analisis statistik, praktek-praktek yang sehat, dan sebagainya).
Lima komponen pengawasan intern , antara lain: 1. Lingkungan Pengawasan menetapkan corak suatu organisasi memperngaruhi kesadaran
pengawasan
orang-orangnya.
Lingkungan
pengawasan
merupakan dasar untuk semua komponen-komponen pengawasan intern, menyediakan disiplin dan struktur. 2. Penaksiran Risiko merupakan identifikasi dan entitas terhadap risiko yang relevan
untuk
mencapai
tujuannya,
membentuk
menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
suatu
dasar
untuk
3. Aktivitas Pengawasan merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. 4. Informasi dan Komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. 5. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengawasan intern sepanjang waktu. Ikatan Akunt an Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta., 2002, 319.2 Adapun tujuan pengawasan intern adalah sebagai berikut: 1. Keandalan Informasi Keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 3. Efektivitas dan efisiensi operasi Mulyad i, Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Jakarta., 2001, pag e 180 Sistem pengawasan intern ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari penyelewengan-penyelewengan
yang
mungkin
terjadi
sehingga
membuat
perusahaan mengalami kerugian.
Unsur pengawasan intern penggajian dan pengupahan adalah: 1. Organisasi 2. Sistem otorisasi 3. Prosedur pencatatan 4. Praktik yang sehat Mulyad i, Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Jakarta., 2001, pag e 387 1. Organisasi o
Fungsi pembuatan daftar gaji dan upah harus terpisah dari fungsi keuangan.
o
Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi.
2. Sistem Otorisasi. o
Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji dan upah harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditandatangani oleh direktur utama.
o
Setiap perubahan gaji dan upah karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan direktur keuangan.
o
Setiap potongan atas gaji dan upah karyawan selain dari pajak penghasilan karyawan harus didasarkan atas surat potongan gaji dan upah yang diotorisasi oleh fungsi kepegawaian.
o
Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu.
o
Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan yang bersangkutan.
o
Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh f ungsi personalia.
o
Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi.
3. Prosedur pencatatan o
Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji dan upah karyawan.
o
Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi.
4. Praktik yang sehat. o
Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung.
o
Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu harus diawasi oleh fungsi pencatat waktu.
o
Pembuatan daftar gaji dan upah harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntasi sebelum dilakukan pembayaran.
o
Perhitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan catatan penghasilan karyawan.
o
Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
Aktivitas siklus penggajian dan pengupahan adalah: 1. Perbarui file induk penggajian.
2. Melibatkan pembaruan file induk penggajian untuk mencerminkan berbagai jenis
perubahan
penggajian
seperti
mempekerjakan
orang
baru,
pemberhentian, perubahan tingkat gaji. 3. Perbarui tarif dan pemotongan pajak. Memperbarui informasi mengenai tarif dan pemotongan pajak lainnya. 4. Validasi data waktu dan kehadiran. Memvalidasi setiap data waktu dan kehadiran pegawai. 5. Mempersiapkan penggajian. Departemen tempat pegawai bekerja akan memberikan data mengenai jam yang dihabiskan dan seorang supervisor biasanya akan mengkonfirmasikan data tersebut. 6. Membayar Gaji. Sebagian besar pegawai dibayar dengan menggunakan cek atau dengan penyimpangan langsung gaji bersih ke rekening bank pribadi mereka 7. Hitung Kompensasi. Perusahaan membayar beberapa pajak penghasilan dan kompensasi pegawai secara langsung. 8. Keluarkan PPh dan potongan lain. Membayar kewajiban pajak penghasilan dan potongan sukarela lainnya dari setiap pegawai. Marshall B Rom ney da n Paul John Steinba rt. Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta., 2005, pag e 190
Pengertian, Jenis, Tujuan & Manfaat Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah salah satu sumber informasi serta media penting yang digunakan oleh para pengelola perusahaan dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Laporan keuangan perusahaan lazim diterbitkan secara periodik, bisa tahunan, semesteran, triwulan, bulanan bahkan bisa harian. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir 1995:2). Menurut pendapat para ahli lainnya diantaranya:
Menurut Hanafi (2003:69), laporan keuangan adalah informasi yang dapat dipakai untuk pengambilan keputusan, mulai dari investor atau calon investor sampai dengan manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan akan memberikan
informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Munawir (1995: 5), laporan keuangan adalah laporan yang terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan keuangan dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan pehitungan laporan laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan
atau
alasan-alasan
yang
menyeb
abkan
perubahan
modal
perusahaan.
Ridwan dan Inge (2003:68) mendefinisikan bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan yang mengambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah:
1. Hasil dari proses akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. 2. Potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak. 3. Ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Tujuan Laporan Keuangan
Adapun tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. 7. Memberikan informasi tentang catatancatatan atas laporan keuangan. 8. Informasi keuangan lainnya (Silvi dan Siti, 2012:2)
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002:4), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. 3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka
dapat
membuat
keputusan
ekonomi
keputusan
ini
mungkin
mencakup misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Manfaat Laporan Keuangan
Pemakai laporan keuangan menjadi sasaran manfaat laporan keuangan yang meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberian pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa manfaat laporan keuangan bagi pihak-pihak tersebut diuraikan berikut ini.
1. Investor Penanaman modal resiko dan penagihan mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
2. Karyawan Karyawan dan kelompok - kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan dalam memeberi jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman tersebut serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya Manfaat laporan keuangan bagi pemasok dan kreditor usaha lainnya yang tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pemberi pinjaman
kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalo mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di kekuasaan berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan kerena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar menyusun statistik pendaptan nasional dan pendapatan lainya.
7. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan danperlindungan terhadap penanaman modal domestic. Manfaat laporan keuangan dalam hal ini dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecendrungan dan perkembangan terakhir kemakmuran serta rangkaian aktivitas.
Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan umumnya terdapat lima jenis yaitu :
1. Neraca (Balance Sheet) Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, utang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuannya adalah untuk menunjukan posisi
keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan di tentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut Balance Aset. Neraca merupakan laporan yang menunjukan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumberdaya ekonomis (asset), kewajiban ekonomis (utang), modal saham, dan hubungan antar item tersebut. Dengan demikian neraca dapat meringkaskan posisi keuangan suatu perusaahaan pada tanggal tertentu.
Neraca dimaksudkan membantu pihak eksternal untuk menganalisis likuiditas perusahaan, fleksibilitas keuangan, kemampuan operasional, dan kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode tertentu (Hanafi: 2003: 50).
2. Laporan Laba-Rugi (Income Statement)
laporan laba-rugi merupakan laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Kegiatan perusahaan selama periode tertentu mencakup aktivitas rutin atau operasional, dan aktivitas-aktivitas ini perlu dilaporkan dengan semestinya agar pembaca laporan keuangan memperoleh informasi yang relevan.
Menurut Hanafi (2003:57), ada beberapa elemen pokok dalam laporan laba-rugi antara lain: pendapatan operasional, beban operasional, dan untung atau rugi (Gain or Loss). Pendapatan didefinisikan sebagai asset masuk selama periode dimana perusahaan mempoduksi dan menyerahkan barang yang merupakan operasi pokok perusahaan. Beban operasional didefinisikan sebagai asset keluar selama periode dimana perusahaan memproduksi dan menyerahkan barang. Untung (gain) didefinisaikan sebagai kenaikan modal saham dari transaksi yang bersifat insidental. Rugi (loss) didefinisikan sebagai penurunan modal saham dari transaksi yang bersifat insidental.
3. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)
Menurut Hanafi (2003: 59), laporan arus kas digunakan untuk menganalisis dan memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan
selama periode tertentu. Laporan aliran kas bertujuan untuk memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Tujuan utama dari analisis laporan kas adalah untuk menaksir kemapuan perusahaan menghasilkan kas.
Ketiga jenis laporan keuangan di atas (neraca, rugi-laba, dan laporan arus kas) adalah laporan keuangan utama. Sedangkan yang lainnya adalah jenis-jenis laporan keuangan pelengkap. Yakni:
4. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of change in Equity)
5. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement)