Pengaruh E-Budgeting Terhadap Efektivitas Pengelolaan APBD Pemerintah Kota Makassar

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Analisis Potensi Penerapan Sistem E-Budgeting Terhadap Efektifitas Pengelolan APBD Pemerintah Kota Makassar

BIDANG KEGIATAN PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh:

AGUNG CHINDY LESTARI FRANSISCA LEVIANI WILLIAR

15 11 068 14 11 072 14 11 036

UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR MAKASSAR 2017

2015 2014 2014

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.





















DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ................................... ........................................................ ............................................ .................................. ............ i

.............................................................................. .................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. .................................................................. ............................................ ....................................... ................. iii DAFTAR ISI ............................................ BAB I

............................................................... .................................. ............1 PENDAHULUAN ......................................... 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7.

Latar Belakang ................................................................................ 1 ........................................................................... 2 Rumusan Masalah ........................................................................... .................................................................................. ........ 2 Tujuan khusus .......................................................................... ....................................................................... ...................... 2 Kegunaan Penelitian ................................................. ........................................................................... 2 Urgensi Penelitian ........................................................................... Target Penelitian ............................................................................. 2 Luaran Penelitian ............................................................................ 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA .......................................... ................................................................. .......................3

BAB III

2.1. E-Budgeting 2.1. E-Budgeting Sebagai Langkah Menuju Transparansi APBD ... 3 2.2. Korupsi APBD ............................................ ................................................................... .............................. .......3 2.3. Efisiensi dan efektifitas pengunaan APBD ................................. 4 2.4. Kerangka Pikir.................................................... ........................................................................... .......................5 METODE PENELITIAN ........................................... .............................................................. ...................6

BAB IV

3.1. Teknik pengumpulan data ............................................ ........................................................ ............6 3.2. Analisis isi ........................................... .................................................................. ..................................... ..............6 3.3. Metode Penarikan Kesimpulan Penelitian ............................... ...............................7 3.4. Cara Penafsiran ........................................... .................................................................. .............................. .......7 3.5. Luaran .......................................... ................................................................ ............................................ ........................7 3.6. Tahapan Penelitian dan Indikator Pencapaian .......................... ..........................8 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .......................................... ..........................................9 4.1. Biaya Kegiatan ............................................ ................................................................... .............................. .......9 4.2. Jadwal Kegiatan .......................................... ................................................................. .............................. .......9

................................................................... ............................................. ........................ ..10 DAFTAR PUSTAKA ............................................ LAMPIRAN :

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas











1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pada era modern saat ini, segala jenis aktivitas manusia sedang mengalami transformasi dalam menggunakan sistem teknologi modern. Terlebih khusus dalam kegiatan operasional lingkup pemerintahan. Peranan perkembangan teknologi informasi sangat mendukung efektivitas jalannya segala aktivitas dalam pemerintahan. Terkhusus mengenai pengelolaan anggaran yang merupakan faktor utama yang menentukan apakah suatu daerah terkelola dengan baik atau tidak. Suatu daerah akan terkelola dan tertata dengan efektif dan efisien jika anggaran yang digunakan untuk pengelolaannya dikelola dengan baik dan akuntabel. Untuk itu diperlukannya suatu sistem yang tepat untuk pengelolaan anggaran. Dalam Undang – Undang – Undang Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, Pasal 1 ayat 1 poin 5 dikatakan bahwa ”Otonomi ” Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang – undangan”, sehingga saat ini setiap daerah memiliki kewenangan untuk mengatur tata kelolanya sendiri, termasuk pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disingkat APBD. Nah, dengan sistem desentralisasi ini, fungsi kontrol terhadap pengelolaan keuangan harus lebih masif lagi dalam hal ini adalah inspektorat daerah, ini untuk meminimalisir terjadinya ketimpangan dalam pengelolaannya. Untuk itu dengan memanfaatkan sistem teknologi yang serba moderen saat ini, perlunya sistem elektronik keuangan yang lebih mudah, efisien dan lebih transparan dalam pengelolaannya yakni sistem E-Budgeting . Ini adalah sistem penyusunan anggaran yang didalamnya termasuk aplikasi program komputer berbasis web web untuk memfasilitasi proses penyusunan penyusunan anggaran anggaran belanja daerah. Dengan sistem ini pengelolaan APBD lebih efektif dan efisien, terbukti Kota Bandung mampu menghemat anggaran sebesar 1 trliliun dari memotong kegiatan – kegiatan – kegiatan kegiatan yang tidak penting sebagai hasil dari transparansi pengelolaan anggaran, mempermudah penyusunan anggaran, proses penyusunan cepat, anggaran sesuai dengan kebutuhan kegiatan kronologis anggaran yang jelas serta laporan – laporan – laporan laporan sesuai kebutuhan dapat dipenuhi dengan muda. Dengan sistem ini juga, KPK mendorong untuk mencegah Korupsi APBD lewat penerapan sistem e-budgeting, seperti yang dilansir dalam dalam Kompas.com dalam Kompas.com pada pada Rabu, 2 Maret Mar et 2016, dimana Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha mengatakan, “berdasarkan “berdasarkan data hingga saat ini, sudah ada 42 anggota DPRD yang ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK sejak Tahun 2010, karena itu selain dengan











2

budgeting diseluruh instansi pemerintah dan ditargetkan terlaksana paling lambat tahun 2017, dilansir dari kompas.com pada kompas.com pada selasa 15 November 2016. Untuk itu dengan hadirnya sistem e-budgeting ini , , maka kami sebagai tim peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh ketika menerapkan system e budgeting dalam pengelolaan APBD APBD kota Makassar. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Bagaimana proses penyusunan hingga pelaporan APBD pemerintah kota Makassar dengan menggunakan sistem e-budgeting ? ? 1.2.2. Bagaimana sistem e-budgeting digunakan dalam pengawasan pengelolaan APBD pemerintah kota Makassar ? 1.2.3. Bagaimana efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan APBD pemerintah kota Makassar dengan mengunakan sistem e-budgeting ? ? 1.3. Tujuan khusus 1.3.1. Untuk mengetahui efektifitas proses penyusunan APBD Pemerintah Kota Makassar. 1.3.2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan sistem e-budgeting dalam pengawasan pengelolaan APBD Pemerintah Kota Makasar. 1.3.3. Untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan APBD Pemerintah Kota Makassar dengan menggunakan sistm e-budgeting. 1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Untuk melatih peneliti dalam mengemukakan gagasan ilmiah yang sistematis dengan berpikir kritis dan kreatif. kreatif. 1.4.2. Untuk menjadikan hasil penelitian sebagai referensi dalam menunjang kegiatan akademik, ataupun dijadikan sebagai salasatu bahan pertimbangan oleh oleh pengambil kebijakan di lingkungan pemerintah kota Makassar khususnya terhadap sistem pengelolaan APBD. 1.4.3. Untuk bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh Kemenristek Dikti untuk menjadikan “e-budgeting “e-budgeting ” sebagai salasatu bahan mata kuliah terkhusus pada mahasiswa fakultas ekonomi jurusan manajemen. 1.5. Urgensi Penelitian 1.5.1. Identifikasi efektifitas pengelolaan APBD Pemerintah Kota Makassar 1.5.2. Sebagai media untuk menyampaikan gagasan tentang pentingnya penerapan sistem e-budgeting dalam pengelolaan APBD Pemerintah Kota Makassar. 1.6. Target Penelitian 1.6.1. Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan APBD Kota Makassar dengan menggunaan system E-Budgeting.











3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA udgetti ng Sebagai Langkah Menuju Transparansi APBD 2.1. E -B udge Hendra Wijayanto (2015), mengatakan Penerapan E-Budgeting mendukung adanya transparansi dalam penyusunan perencanaan, pembahasan, pengelolaan serta pengawasan APBD melalui fasilitas IT/ Information Information Technology. Technology . Pentingnya pemerintah daerah melakukan transparansi dan akuntabilitas anggaran di era otonomi daerah dapat dilihat dalam dua hal, yaitu sebagai salah satu wujud pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat terkait alokasi dana dari pajak rakyat dan upaya peningkatan manajemen pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan mengurangi kesempatan praktek kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) (p. 83). Pemerintah saat ini seperti kehilangan kepercayaan dari masyarakat ketika berbicara tentang pengelolaan anggaran. Ketika dalam suatu periode pemerintahan kepala daerah atau setengah periode dan tak ada pembangunan atau fasilitas yang berpihak kepada publik yang di nampakkan pemerintah, maka masyarakat akan berfikir bahwa terjadi penyalahgunaan anggaran di kalangan eksekutif-legislatif. Maka dari itu dibutuhkan transparansi kepada masyarakat mulai dari tahap penyusunan hingga pengelolaan APBD, karena keterbukaan sekaitan dengan informasi keuangan mempunyai dasar hukum yang diatur dalam UU No. 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah Pasal 27 ayat (2) dikatakan “ Informasi yang dimuat dalam sistem informasi keuangan Daerah sebagaimana sebagaimana dimaksud pada pada ayat (1) merupakan merupakan data terbuka yang dapat diketahui masyarakat ”. Kerap kali pemerintah melakukan penyusunan anggaran secara diam-diam. Kalaupun pemerintah kategorikan terbuka ketika diliput oleh media massa. Untuk itu dengan dasar undang undang – – undang undang diatas, masyarakat punya landasan untuk menuntuk keterbukaan penyusunan anggaran. 2.2. Korupsi APBD

Hendra Wijayanto (2015), Banyak persoalan tindak pidana korupsi lain di daerah yang muncul di era otonomi daerah saat ini berkaitan dengan APBD. Menurut Hatees (2010) korupsi anggaran dapat terjadi dibeberapa daerah seperti Lampung yaitu mengenai: “Di lingkungan masyarakat Lampung, korupsi yang muncul banyak terkait dengan kondisi keuangan daerah. Sebut saja korupsi APBD Kabupaten Lampung Tengah, Tengah, korupsi APBD Kabupaten Lampung Lampung Timur, korupsi dana stimulan terhadap peningkatan kinerja BUMD dari sumber APBD Kabupaten













4

pembangunan RSU Ahmad Yani Kota Kota Metro dari sumber APBD AP BD Kota Metro”. Dari kasus-kasus korupsi tersebut, meskipun terjadi di provinsi dan kabupaten/kota, namun memperlihatkan fenomena yang sama. Artinya, para tersangka pelaku tindak pidana korupsi sama-sama menyalahgunakan dana APBD baik provinsi maupun kabupaten/kota. Sampai pada tataran ini, muncul pertanyaan kenapa dana APBD provinsi maupun kabupaten/kota begitu mudah dikorupsi (p. 79). Dengan tindakan korupsi kolektif seperti ini, jelas akan mengerogoti APBD yang dikucurkan dari pusat. Kelemahan yang dipaparkan dari contoh kasus diatas yang terjadi di Lampung tersebut adalah kurangnya pengawasan dan kontrol dari lembaga pengawasan keuangan (BPK). Tidak korupsi kolektif seperti itu akan suli t untuk terdeteksi, untuk itu perlu pengawasan sejak penyusunan APBD dalam hal ini antara Pemda setempat dan pihak legislatif, hingga proses pengelolaannya, agar anggaran tersebut tepat sasaran pada kepentingan publik. Dengan menggunakan sistem e-budgeting, akan sulit pada oknum pemerintah ataupun anggota legislatif untuk melakukan KKN secara perorangan ataupun kolektif, dimana pengelolaannya akan bersifat terbuka kepada masyarakat serta terkoneksi dengan BPK sehingga penggunaan anggaran dapat dapat diawasi secara langsung oleh BPK. 2.3. Efisiensi dan efektifitas pengunaan APBD

Dimas Rizky Gunawan (2016), dalam jurnalnya yang dikutip dari ebudgeting.surabaya.go.id (diakses (diakses 15 Januari 2017), dikatakan bahwa e-budgeting merupakan sistem informasi yang digunakan untuk penyusunan anggaran guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses penganggaran. Sistem ebudgeting memberikan peranan yang penting dalam pembuatan anggaran. Sistem tersebut mampu mempersingkat waktu yang diperlukan dalam proses pembuatan anggaran karena dilakukan secara online dan dapat di akses dimana saja. Sistem ini juga berfungsi ber fungsi sebagai s ebagai alat pengawasan kerja kerj a yang dapat memantau poses dalam penyusunan anggaran. Selain itu, prosedur dalam e-budgeting juga dapat mengantisipasi potensi adanya mark-up dengan adanya sistem saling mengawasi. Dengan melihat potensi efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan anggaran











5

anggaran sebesar Rp. 43.097.395.000. Sementara itu untuk instansi UPTD Dispendik, dari 31 UPTD di kurangi menjadi 5 UPTD dengan item penghematan operasional kantor, tunjangan jabatan, TPP dan uang kinerja, Pemerintah Kota Surabaya berhasil menghemat anggaran sebesar Rp. R p. 5.629.130.963. Dan juga pada instansi UPTD Pariwisata, dari 5 UPTD menjadi 2 UPTD Disbupdar berhasil menghemat penggunaan anggaran sebesar Rp. 951.888.000, dengan item penghematan operasional kantor, tunjangan jabatan, TPP dan uang kinerja. Setelah Pemerintah Kota Surabaya menerapkan sistem e-budgeting tersebut, tersebut, pemerintah DKI Juga menyusul me nyusul mengunakan sistem e-budgeting e -budgeting pada tahun 2015 dengan adopsi dari pemerintah Kota Surabaya. Untuk itu dengan melihat potensi efektifitas dan efisiensi pengelolaan APBD di beberapa kota besar di Indonesia yang telah menerapkan sistem e-budgeting ini berhasil melakukan penghematan dalam pengunaannya serta melakukan transparasi dalam pengelolaannya sehingga dapat meminimalisir terjadinya tindak korupsi di lingkup eksekutif – legislatif dalam proses penyusunannya, kiranya Pemerintah Kota Makassar sudah waktunya juga untuk mengikuti jejak Pemerintah Kota Surabaya yang sudah pernah memperoleh penghargaan pada tahun 2013 tingkat Asia-Pasifik yaitu Future Government Award 2013 serta penghargaan lainnya yaitu sebagai Pelopor Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Komunikasi) Award. Salah satu misi dari Pemerintah Kota Makassar adalah untuk menjadikan makassar sebagai kota dunia. Nah untuk menuju pada “Makassar Kota Dunia”, terlebih dahulu harus memperbaiki sistem pengelolaan keuangan dengan memanfaatkan sistem teknologi moderen seperti sistem ebudgeting . 2.4. Kerangka Pikir

Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA – (RKA – SKPD) SKPD)

RPMJD & RKPD

E - BUDGETING

Standar Satuan Harga (SSH)

Proses Penyusunan APBD

Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK)











6

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Teknik pengumpulan data 3.1.1. Wawancara Wawancara dilakukan untuk menggali informasi dari narasumber yang terpercaya, sesuai dengan dengan profesi dan basic ilmu yang dimiliki tentang informasi yang di teliti. 3.1.2. Mengumpulkan Dokumen Mengumpulkan dokumen dilakukan sebagai bukti bahwa kami benar melakukan penelitian di lapangan dan juga untuk mengumpulkan data seputar informasi yang dibutuhkan, sesuai dengan petunjuk yang di berikan oleh narasumber. 3.2. Analisis data Analisis data merupakan langkah penentuan kesimpulan dari hasil penelitian yang kita lakukan. Untuk itu, alat yang kita gunakan adalah alat Uji Beda/ Uji kesamaan dua rata-rata. 3.2.1. Uji Beda Dua Rata - Rata Uji Beda t-test ini digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Ini Ini dilakukan dilakukan untuk untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan signifikan antara variabel-variabel terkait. Dalam uji beda dua rata – rata ini, terdapat beberapa langkah untuk pengujian dengan mengunakan Uji Beda dua rata – rata – rata rata ini yakni: a. Menetapkan Hipotesis Dalam menetapkan hipotesis dari suatu penelitian, ditentukan kesimpulan sementara sekaitan dengan penelitian yakni hasil observasi dan hasil analisis. Ha dan Ho ditentukan apakah diterima atau di tolak.

Ho : µ = µ ,

X 1

=

X 2 ,

µ-µ=0

Ha : µ ≠ µ ,

X 1

≠

X 2 ,

µ-µ≠0

Ha : µ < µ ,

X 1

<

X 2 ,

µ-µ<0











7

d.

Menetapkan Nilai Kritis Penentuan nilai kritis adalah menentukan besarnya nilai besarnya kesalahan atau disebut juga daerah kritis pengujian atau daerah penolakan. 1 – α

Yang di arsir adalah penolakan H o Yang tidak diarsir adalah daerah penerimaan H o

α⁄2 ; Misalkan α = 0.05, jadi z = 0.05⁄2 = z 0.025 = 1.96 (tabel z (tabel z ) (15  1) = t 0.025 14 = t = α⁄2 ; Misalkan n = 15, α = 0.05, jadi t = 0.05⁄2 (1 z=

2.145 (tabel t ) e. Menghitung Statistik Observasi Dalam menghitung statistik observasi ada dua rumus yang umumnya biasa digunakan yakni rumus z dan rumus t. Seperti yang dijelaskan pada poin menentukan statistik uji, z uji, z digunakan saat nilai n > 30, sedangkan t digunakan saat nilai n < 30. Berikut adalah rumus z rumus z dan dan t :

= √ −+

z

x

x

 

f.

dan

t=

−  √ + x

x

Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan ini untuk menentukan nilai statistik observasi diterima atau ditolak. Sebagai contoh, misalnya nilai kritisnya 1.96 dan hasil hitung statistik observasi adalah 0.5, maka nilai statistik observasi berada pada titik diterima (-1.96 < 0.5 < 1.96 ) atau Ho diterima dan H a ditolak. 3.3. Metode Penarikan Kesimpulan Penelitian Metoe penarikan kesimpulan yang digunakan dalam penelitian ada dua, yaitu metode deduktif dan induktif. Dalam penelitian ini, kita akan menggunakan penarikan kesimpulan dengan metode deduktif yakni penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis data. Proses pengambilan kesimpulan dengan cara deduksi didasari oleh alasan - alasan yang benar dan valid. 3.4. Cara Penafsiran Data yang telah dipersentasekan kemudian ditafsirkan. Penafsiran data











8

3.6. Tahapan Penelitian dan Indikator Pencapaian

No 1

2

3

4

5

Tahapan Penelitian Penetapan Fokus Masalah Penelitian a. Adanya Masalah b. Identifikasi Masalah Analisis Masalah c. d. Perumusan Masalah Perencanaan Tindakan a. Formulasi solusi dan Bentuk Hipotesis Tindakan b. Analisis Kelaikan Hipotesis Tindakan c. Persiapan Tindakan

Pelaksanaan Tindakan dan Observasi a. Pelaksanaan Tindakan b. Observasi Analisis dan Refeksi a. Analisis Data b. Refleksi Perencanaan Tindakan Lanjut

Indikator Pencapaian 

Menemukan latar belakang masalah penelitian



Menemukan penyebab permasalahan penelitian



Menemukan solusi dari permasalahan penelitian



Dapat menentukan rumusan masalah yang relevan dengan latar belakang masalah.

















Solusi dan hipotesis dari masalah penelitian bersumber dari pengkajian kajian hasil diskusi dengan rekan sejawat, peneliti, serta dosen pembimbing, kajian isu – isu – isu atau berita yang sedang hangat di perbincangkan yang sesuai dengan judul penelitian. Melakukan pengkajian ulang terhadap hipotesis tindakan yang telah dirumuskan apakah dapat dilaksanakan atau tidak Menyiapkan data yang dibutuhkan sebagai acuan dalam penelitian, Menyiapkan point – point – point serta item yang akan diteliti sesuai dengan dengan perumusan masalah, Menyusun perencanaan alur proses penelitian penelitian berdasarkan lokasi penelitian. Melaksanakan perencenaan yang telah ditetapkan. Bila perencanaan yang telah ditentukan tidak dapat dilaksanakan, maka harus dilakukan perencanaan kembali. Mengamati dan mendokumentasikan semua rangkaian kegiatan penelitian. Dapat mengolah data secara sistematis dan rasional untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang sedang diteliti. Mengkaji dan menemukan kegagalan dan keberhasilan dari pencapaian tujuan sementara sebagai tindak lanjut untuk mencapai tujuan akhir. Berhasil memperbaiki/menyusun tindakan baru ketika kegiatan analisis data dan refleksi belum dapat mengatasi masalah.







9

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1. Biaya Kegiatan No 1

2

Jenis Pengeluaran Bahan Penunjang 1. Kamera :Sewa) Rp 50.000 x 60 hari 2. Recorder :Sewa) Rp 50.000 x 60 hari 3. Print (Beli) 4. Flashdisk sandisk (16Gb) Bahan Habis Pakai 1. ATK 

Binder Clip 260 Joyko (Rp.12.000 x 3 orang)

Bolpoint (Rp. 5.000 x 3 Orang) 2. Konsumsi 

3



Makan Rp 30.000 x 3 orang x 22 hari



Snack 15.000 x 3 orang x 22 hari

Transport 1. Grab dari kampus ke kantor balai kota (Rp 22.000 x 30 hari ) 2. Grab dari kantor balai kota ke kampus

Biaya (Rp) Rp 3.000.000 Rp 3.000.000 Rp 900.000 Rp. 150.000

Rp. Rp.

36.000 15.000

Rp. 1.980.000 Rp. 990.000

Rp 660.000 Rp 660.000











10

DAFTAR PUSTAKA

E-Government Pemerintah Kota Surabaya Surabaya.. 2012. e-budgeting. Surabaya: Pemkot Surabaya. Reza Fahreddy, SE (2014). Prosedur (2014). Prosedur E-Budgeting . Vol I. Kurniawati, Fransisca Roosiana. 2010. 2010 . “ Pengaruh Dana Alokasi Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Pemerintah Daerah Provinsi, Kota Dan Kabupaten Kabupaten Di Indonesia” Indonesia ”. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Sampe, Ferdinandus. Ferdinandus. S.E., M.Buss., Ph.D (2017). Metode (2017). Metode Penelitian Bisnis. Makassar: cetak Siena, Ibnu.2017.” Ibnu.2017.” Sistem ‘E - Budgeting’ Budgeting’ Ahok ampuh memberantasdana siluman”, siluman”, Merdeka Merdeka,, Jumat 10 Maret 2017.Jakarta. Pranata, Andi Aan.2017.” Empat Aan.2017.” Empat Pimpinan DPRD DPRD Sulbar Tersangka Korupsi Korupsi APBD”, APBD”, news.metrotvnews.com news.metrotvnews.com,, Rabu 04 Oktober 2017.Makassar. Wijayanto, Hendra. 2015. “Transparansi “ Transparansi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Melalui Penerapan Penerapan e-budgeting (Dalam Perspektif Teori Good











































1. Biodata Dosen Pendamping A. Identitas Diri Nama Lengkap (dengan gelar) Jenis Kelamin Program Studi NIDN Tempat Tanggal Lahir E-Mail Nomor Telpon B. Riwayat Pendidikan Sarjana (S1) Nama Institusi

Universitas Atmajaya

LITA LIMPO, S.E., Ph.D Perempuan

Manajemen 0920015801 Makassar, 20 Januari 1958 [email protected] 081524279123 081524279123

Magister (S2) Universitas Hasanuddin

Doktor (S3) Universitas Teknologi





















Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Anggaran Kegiatan Kegiatan 1. Peralatan Penunjang

Kamera (sewa)

Justifikasi Volume Pemakaian 60 hari 1

Rp. 50.000

Jumlah Biaya (Rp) Rp. 3.000.000

Recorder (sewa)

60 hari

1

Rp. 50.000

Rp. 3.000.000

Print ( Beli )

60 hari

1

Rp. 900.000

Rp.

900.000

Flashdisk Sandisk 16 GB (Beli)

60 Hari

1

Rp. 150.000

Rp.

150.000

Material

SUB TOTAL

2. Peralatan Habis Pakai

Harga Satuan

Rp. 7.050.000











4. Lain – Lain – Lain Lain

Material

Justifikasi Pemakaian

Administrasi Publikasi dan Seminar. 1 hari (Konsumsi Seminar)

Volume

Harga Satuan

35 orang

Rp.30.000

Jumlah Biaya (Rp) Rp. 1.050.000

SUB TOTAL

Rp. 1.050.000

TOTAL (Keseluruhan)

Rp. 12.441.000











Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas No

Nama

NIM

Program Studi

1.

AGUNG

15 11 068

Manajemen

2

CHINDY LESTARI

14 11 072

Manajemen

Bidang Ilmu

Alokasi Waktu (jam/minggu)

Waktu pengerjaan dalam sehari ± 2 jam / hari Manajemen (kecuali hari minggu) 2 jam/hari 12 jam/minggu

Uraian Tugas 

Menjadi inisiator dalam menentukan judul penelitian. bersama – sama sama  Mengarahkan serta membuat secara bersama – dengan anggota, bagian – bagian – bagian dalam setiap bab hingga lampiran – lamipiran dari proposal penelitian.  Melakukan koordinasi dengan dosen pembimbing sehubungan dengan proses penyusunan dan sistematika penulisan proposal penelitian. Waktu  Mencari data dan informasi yang berkaitan dengan pengerjaan judul proposal penelitian dalam sehari ±  Membantu ketua dalam proses 2 jam / hari pengetikan/penyusunan, hingga diajukan kepada Manajemen (kecuali hari dosen pembimbing untuk mengoreksi proposal minggu) penelitian. 2 jam/hari  Membantu dalam ketua dalam berkoordinasi dengan 12 jam/minggu dosen pembimbing.













3

FRANSISCA LEVIANI WILLIAR

14 11 036

Manajemen

Waktu pengerjaan dalam sehari ± 2 jam / hari (kecuali hari Manajemen minggu) 2 jam / hari 12 jam / minggu



Mencari data dan informasi yang berkaitan dengan judul proposal penelitian ketua dalam proses  Membantu pengetikan/penyusunan, hingga diajukan kepada dosen pembimbing untuk mengoreksi proposal penelitian.  Membantu dalam ketua dalam berkoordinasi dengan dosen pembimbing.











Pengaruh E-Budgeting Terhadap Efektivitas Pengelolaan APBD Pemerintah Kota Makassar

Recommend Documents