Penulis
BNN, Mahasiswa dan Bahaya Narkotika, Jakarta: BNN, 2012
http://dindaputut.blogspot.com/p/blog-page_5479.html diakses pada 20 Maret 2014 pukul 11.12 WIB
4. http://dindaputut.blogspot.com/p/blog-page_5479.html diakses pada 20 Maret 2014 pukul 11.12 WIB
M Amir P. Ali; Imran Duse, Narkoba Ancaman Generasi Muda, Samarinda: DPD KMPI Kalimantan Timur, 2007
M Amir P. Ali; Imran Duse, Narkoba Ancaman Generasi Muda, Samarinda: DPD KMPI Kalimantan Timur, 2007
M Amir P. Ali; Imran Duse, Narkoba Ancaman Generasi Muda, Samarinda: DPD KMPI Kalimantan Timur, 2007
Ibid, hlm.27
http://a-r-r-i.blog.friendster.com/2008/02/peran-generasi-muda-dalam-penanggulangan-bahaya-narkoba/diakses pata tanggal 20 Maret 2014 jam 11.30 WIB
http://a-r-r-i.blog.friendster.com/2008/02/peran-generasi-muda-dalam-penanggulangan-bahaya-narkoba/diakses diakses pada tanggal 20 Maret 2014 jam 11.30 WIB
Ibid, hal 73
PENANGANAN MASALAH NARKOBA
Makalah ini disusun guna memenuhi mata kuliah Pengantar Kebijakan Sosial
Dosen Pengampu : Siti Aminah
Disusun Oleh: Kelompok 5
Fitriyani (12230001)
Lugas Subarkah (12230014)
Durotun faridah (12230031)
Mahbuban MS (12230036)
Hendri Sutiawan (12230052)
Siti Kuntariati (12230064)
Fadil A F Wicaksono (12230000)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Seperti yang umum diketahui publik, bahwasanya penyalahgunaan narkotika di Indonesia sudah sampai ketingkat yang sangat mengkhawatirkan, fakta dilapangan menunjukan bahwa 50% penghuni LAPAS (lembaga pemasyarakatan) disebabkan oleh kasus narkoba atau narkotika. Berita kriminal di media masa, baik media cetak maupun elektronik dipenuhi oleh berita penyalahgunaan narkotika. Korbannya meluas kesemua lapisan masyarakat dari pelajar, mahasiswa, artis, pedagang , supir angkot, anak jalanan, pejabat dan lain sebagainya. Narkoba dengan mudahnya dapat diracik sendiri yang sulit dideteksi. Pabrik narkoba secara illegal pun sudah didapati di Indonesia.Sebenarnya penegakan hukum terhadap tindak pidana narkotika telah banyak dilakukan oleh aparat yang berwenang dan telah banyak mendapatkan putusan hakim di sidang pengadilan. Penegakan hukum ini diharapkan mampu sebagai faktor penangkal terhadap merebaknya peredaran perdagangan narkoba atau narkotika, tapi dalam kenyataan justru semakin intensif dilakukan penegakan hukum, semakin meningkat pula peredaran perdagangan narkotika tersebut.
Lalu sebenarnya apa itu narkoba? Apakah undang-undang yang diterapkan di Indonesia sudah seperti yang diharapkan? Bagaimana penggunaan narkoba yang dapat dibenarkan oleh hukum? Bagaimana dampak dari penyalahgunaan narkoba? Dan bagaimana seorang pengembang Masyarakat dalam menangani kasus penyalahgunaan narkoba?
Untuk mengupas rumusan masalah tersebut, akan diuraikan lebih jelas dalam makalah ini.
PEMBAHASAN
Pengertian Narkoba/Narkotika dan jenis-jenisnya
Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan obat obatan terlarang) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sitensis maupun semi sitensis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Menurut UU No. 35/2009 yang termasuk dalam jenis tanaman narkortika adalah tanaman papever, opium mentah, opium masak, seperti candu, jicing, jicingko, opium obat, morfina, tanaman koka, daun koka, kokaina mentah, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, damar ganja, garam-garam atau turunannya dari morfin dan kokaina. Bahan lain, baik alamiah, atau sitensis maupun semi sitensis yang belum disebutkan yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang ditetapkan mentri kesehatan sebagai narkotika, apabila penyalahgunaannya dapat menimbulkan akibat ketergantungan yang merugikan, dan campuran- campuran atau sediaan-sediaan yang mengandung garam-garam atau turunan-turunan dari morfina dan kokaina, atau bahan-bahan lain yang alamiah atau olahan yang ditetapkan mentri kesehatan sebagai narkotika.
Menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika membagi narkotika menjadi tiga golongan, sesuai dengan pasal 6 ayat 1 :
Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Narkotika Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Narkotika Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/ atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Undang Undang yang berlaku di Indonesia
Narkoba (narkotika) merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat dan diperlukan untuk pengobatan penyakit tertentu. Namun, jika disalahgunakan atau digunakan tidak sesuai dengan standar pengobatan dapat menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi perseorangan atau masyarakat khususnya generasi muda.
Dari jenis Narkotika, contoh zat yang digunakan diantaranya:
Kokain digunakan sebagai penekan rasa sakit dikulit, digunakan untuk anestesi (bius) khususnyauntuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan.
Morfin adalah hasil olahan dari opium atau candu mentah. Morfin digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat yang tidak dapat diobati dengan analgetik non narkotika.
Heroin adalah obat bius yang biasa ditemukan dalam bentuk pil, bubuk, dan juga dalam bentuk cairan. Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan sering disalahgunakan orang. Heroin disebut juga putaw.
Dari jenis Psikotropika, contoh zat yang biasa digunakan diantaranya:
Amfetamin (dan turunannya), digunakan untuk mengurangi depresi, kecanduan alkohol, mengobati parkinson kegemukan, keracunan zat tertentu, menambah kewaspadaan, menghilangkan rasa kantuk dan lelah, menambah keyakinan diri dan konsentrasi.
Dari jenis Zat Adiktif, zat yang diperbolehkan diantaranya:
Pada dosis tertentu, nikotin yang terdapat pada rokok dapat digunakan sebagai obat untuk memulihkan ingatan seseorang. Hal ini karena nikotin dapat merangsang sensor penerima rangsangan di otak.
Alkohol dapat membunuh kuman penyakit, sehingga biasanya digunakan untuk membersihkan alat-alat kedokteran pada proses sterilisasi.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika mengingat betapa besar bahaya penyalahgunaan narkotika ini, maka perlu diingat beberapa dasar hukum yang diterapkan menghadapi pelaku tindak pidana narkotika berikut ini:
Undang-undang RI No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP.
Undang-undang RI No. 7 tahun 1997 tentang Pengesahan United Nation Convention Against Illicit Traffic in Naarcotic Drug and Pshychotriphic Suybstances 19 88 ( Konvensi PBB tentang Pemberantasan Peredaran Gelap narkotika dan Psikotrapika, 1988).
Undang-undang RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika sebagai pengganti UU RI No. 22 tahun 1997.
Untuk pelaku penyalahgunaan Narkotika dapat dikenakan Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, hal ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Sebagai pengguna
Dikenakan ketentuan pidana berdasarkan pasal 116 Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun.
Sebagai pengedar
Dikenakan ketentuan pidana berdasarkan pasal 81 dan 82 Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, dengan ancaman hukuman paling lama 15 dan denda.
Sebagai produsen
Dikenakan ketentuan pidana berdasarkan pasal 113 Undang-undang No. 35 tahun 2009, dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun/ seumur hidup/ mati + denda.
Realita di Indonesia
Dewasa ini, bahaya penyalahgunaan narkoba sudah merupakan ancaman bagi generasi muda, dan secara umum ancaman bagi bangsa Indonesia. Apabila tidak diikuti dengan tindakan-tindakan antisipatif dan respon yang memadai, maka proses distribusi peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba akan tetap dapat berlangsung sebagaimana yang kita saksikan saat ini.
Karena itu, untuk menghadapi merebaknya perdagangan narkoba diperlukan kerjasama semua pihak. Bukan hanya menjadi tanggung jawab badan atau intansi khusus yang didirikan untuk menumpas peredaran narkoba, melainkan seluruh lapisan masyarakat diharapkan dapat terlibat dalam gerakan nasional penumpasan penyalahgunaan narkoba.
Data yang disajikan dalam laporan tahunan Badan Narkotika Nasional atau BNN memperlihatkan peningkatan terjadinya kasus kasus narkoba. Jika pada tahun 2001 jumlah kasus narkoba "hanya" 3.617 kasus, maka pada tahun 2005 dilaporkan adanya 14.514 kasus narkoba. Ini berarti, secara rata-rata, kasus narkoba mengalami peningkatan sebesar 36,9 %. Angka ini bahkan oleh sejumlah pihak diperkirakan masih lebih kecil dari keadaan yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan persoalan narkoba ibarat fenomena gunung es, yang tampak dipermukaan sesungguhnya hanyalah puncak atau kerucutnya saja.
Selain itu juga, dilaporkan adanya 117 ton ganja dan sejenisnya, 90,8 kg heroin dan 68,3 kg kokain yang disita oleh BNN sepanjang tahun 2005. Diluar dari temuan ini, tentu dapat dikatakan bahwa masih terdapat lagi narkoba dan psikotropika yang luput dari pengawasan dan beredar secara gelap.
Selanjutnya dengan mengutip dari hasil penelitian BNN dan Universitas Indonesia, mantan Kapolda Bali Komjen 1 I made Mangku Paskita, mengatakan bahwa sepanjang tahun 2005 terdapat 3,2 juta penggunan narkoba. Sebanyak 600.000 diantaranya pengguna narkoba tersebut menggunakan jarum suntik secara bergantian, dan 400.000 dari jumlah ini telah terinfeksi HIV/AIDS.
Penelitian yang dilakukan di 16 kota besar dan 7 desa tersebut, sebagaimana dirilis www.kompas.com, juga menunjukkan bahwa pria mulai mengonsumsi narkoba pada umur 10-19 tahun (2,2 %), pemakai narkoba terbesar adalah kelompok umur 20-29 tahun (10,6%), dan penggunaan narkoba di rumah kos lebih tinggi dibandingkan dengan dirumah tangga (13,1%).
Sebagaimana diketahui, bahwa bahan-bahan narkoba memang bisa menghilangkan rasa sakit atau bahkan suasana batin yang sangat nyaman. Tersedianya zat yng berkhasiat menghilangkan rasa sakit tersebut sesungguhnya menunjukkan kemurahan dari Tuhan YME. Artinya ketika suatu rasa sakit muncul, pada waktu yang sama sesungguhnya alam telah menyediakan zat penawarnya.
Tentu saja kemudian yang kita harapkan ialah pengguna zat penawar tadi agar dilakukan sesuai dengan yang semestinya. Karena apabila zat tersebut disalahgunakan (yakni digunakan secara overdosis dan berulang-ulang diluar tujuan pengobatan dan tanpa pengawasan dokter) maka akan menimbulkan dampak ketergantungan atau kecanduan.
Apabila hal ini terjadi, yakni ketergantungan terhadap zat-zat tertentu, maka akan berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kesehatan jasmani dan rohani, sehingga pada saatnya dapat menyebabkan kematian ataupun risiko penderitaan berkepanjangan.
Dalam tiga dasawarsa terakhir, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (secara illegal) di seluruh dunia menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan itu juga memperlihatkan bahwa narkoba sudah merambah keseluruh kebudayaan, tanpa memandang suku, agama, ras, dan status sosial.
Sementara itu, terlihat juga bahwa penyalahgunaan narkoba berkaitan erat dengan berbagai tindak kekerasan lainnya, seperti kejahatan, kecelakaan lalu lintas, dan kecelakaan kerja. Selain itu, tidak sedikit juga korban narkoba menjadi putus sekolah karenanya, yang berarti hancurnya masa depan bersangkutan. Dan kita puntahu bahwa belakangan ini banyak sekali kasus penularan virus HIV/AIDS yang berjangkit melalui tindakan penyalahgunaan narkoba ini.
Penyalahgunaan narkoba menimbulkan gangguan sampai pada kerusakan organ vital, seperti otak, paru-paru, hati, ginjal, organ reproduksi serta gangguan terhadap fungsi rohani termasuk, perasaan, pikiran, kepribadian, dan perilaku.
Generasi umat manusia yang akan datang dari semua bangsa dan negara, sekarang sedang diracuni oleh maksiat penyalahgunaan narkoba. Sudah dapat dibayangkan bencana dan azab apa yang akan dihadapi pada masa yang akan datang.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan narkoba
Penyalahgunaan narkoba dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
Lingkungan sosial
Motif ingin tahu
Dimasa remaja seseorang lazim mempunyai rasa ingin tahu setelah itu ingin mencobanya. Misalnya dengan mengenal narkotika, psikotropika, maupun minuman keras, atau bahan berbahaya lainnya.
Adanya kesempatan
Karena orangtua sibuk dengan kegiatannya masing-masing, mungkin juga karena kurangnya rasa kasih sayang dari keluarga ataupun karena akibat dari broken home.
Sarana dan Prasarana
Karena orangutan berlebihan memberikan fasilitas dan uang yang berlebihan, merupakan sebuah pemicu untuk menyalahgunakan uang tersebut untuk membeli narkotika untuk memuaskan rasa keingintahuan mereka.
Kepribadian
Rendah diri
Perasaan rendah diri, di dalam pergaulan di masyarakat ataupun di lingkungan sekolah, kerja, dsb, mereka mengatasi masalah tersebut dengan cara menyalahgunakan narkotika, psikotropika, maupun minuman keras yang dilakukan untuk menutupi kekurangan mereka tersebut sehingga mereka memperoleh apa yang diinginkan seperti lebih aktif dan berani.
Emosional dan Mental
Pada masa masa ini, biasanya mereka ingin lepas dari segala aturan aturan dari orangtua mereka. Dan akhirnya sebagai tempat pelarian yaitu dengan menggunakan narkoba dan miras lainnya. Lemahnya mental seseorang akan lebih mudah dipengaruhi oleh perbuatan negative yang akhirnya menjurus kearah penggunaan narkoba dan minuman keras lainnya.
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba duluar keperluan medis, tanpa pengawasan dokter dan melupakan perbuatan melanggar hukum (pasal 59, UU no. 5 tahun 1997, tentang psikotropika; 84, 85, dan 86, UU no.22, tahun 1997 tentang narkotika)
Proses yang lazimnya melatarai penyalahgunaan narkoba dimulai dari taraf coba-coba, taraf hiburan, taraf penggunaan secara teratur, dan kemudian sampai pada taraf ketergantungan. Akan tetapi, apabila seseorang telah masuk dalam taraf coba-coba maka biasanya langsung bisa terseret sampai ke taraf ketergantungan. Hal ini disebabkan karena sifat narkoba yang mempunyai daya ketergantungan yang tinggi.
Secara demikian maka sekali mencoba narkoba selanjutnya akan menimbulkan keinginan untuk mencoba dan mencoba lagi, sampai ketagihan dan menderita ketergantungan. Umumnya sampai pada tingkat ketergantungan barulah timbul keinginan untuk menimbullkan penyalahgunaan narkoba dalam keadaan sudah terlambat, yaitu sudah berada dalam cengkeraman "gurita" ketergantungan narkoba yang sangat sulit untuk melepaskan lagi.
Akibat dari Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan Narkotika akan mempengaruhi sifat seseorang dan menimbulkan bermacam macam bahaya antara lain :
Aspek yuridis
Tindak pidana narkotika
Sanksi bagi pelaku penyalahgunaan narkotika sesuai dengan UU.22 Th 1997 dklafikasikan sebagai berikut:
Sebagai pengguna dikenakan ketentuan pidana pasal 78 dengan pidana 4 tahun
Sebagai pengedar dikenakan ketentuan pidana pasal 81dengan ancaman paling lama 20 tahun/seumur hidup/mati +denda
Sebagai produsen dikenakan ketentuan pidana pasal 80 dengan ancaman hukuman paling lama 20 tahun/seumur hidup/mati+denda
Tindak pidana psikotropika
Sanksi sebagai pelaku penyalahgunaan psikotropika menurut UU No.5 tahun 1997 sebagai berikut:
Sebagai pengguna dikenakan pasal 59 dan 62 dengan ancaman hukuman minimal 4 tahun ,maksimal 15 tahun +denda
Sebagai pengedar dikenakan ketentuan pasal 59 dan 60 dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun+denda
Sebagi produsen dikenakan pasal 80, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun+denda
Aspek medis
kesehatan
gangguan kesehatan yang bersifat kompleks diantaranya: merusak organ tubuh seperti jantung,ginjal,sususnan saraf pusat,paru-paru dll,bahkan sampai pada kematian.
Mental
Merubah sikap dan perilaku secara drastic, karena gangguan persepsi daya piker, kreasi dan emosi sehingga menjadi menyimpang dan tidak mampu hidup secara wajar.
Aspek sosial
Terhadap diri sendiri
mampu merubah kepribadiannya
menimbulkan sifat masa bodoh
Suka berhubungan seks
tidak segan-segan menyiksa diri
menjadi seorang pemalas
semangat belajar menurun
Terhadap keluarga
Suka mencuri barang yang ada di rumahnya sendiri
Mencemarkan nama baik keluarga
Melawan kepada orang tua
Terhadap masyarakat
Melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat
Melakukan tindak criminal
Mengganggu ketertiban umum
Penanggulan Narkoba
Peran serta Pemerintah dalam mengatasi Narkoba
Peran yang dilakukan oleh pemerintah sangatlah besar dalam mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan sejenisnya. Melalui pengendalian dan pengawasan langsung terhadap jalur peredaran gelap dengan tujuan agar potensi kejahatan tidak berkembang menjadi ancaman factual. Langkah yang ditempuh antara lain dengan tindakan sebagai berikut:
Melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang diduga keras sebagai jalur lalu lintas gelap peredaran narkotika.
Secara rutin pengawasan di tempat hiburan malam.
Bekerja sama dengan pendidik untuk melakukan pengawasan terhadap sekolah yang diduga terjadi penyalahgunaan narkotika oleh siswanya.
Meminta kepada instansi yang mempunyai wewenang izin sebagai penerbit tempat hiburan malam untuk selalu menindak lanjuti surat izin pendirian tempat hiburan malam barangkali akan dijadikan media untuk memperlancar jalur peredaran narkotika
PENUTUP
Kesimpulan
Bahwa Narkotika adalah obat terlarang sehingga siapapun yang mengkonsumsi atau menjualnya akan dikenakan sanksi yang terdapat pada UU No.07 Tahun 1997 tentang Narkotika. Dilarang keras untuk mengkonsumsi dan menjualnya selain itu di dalam UU RI No.27 Tahun 1997 tentang Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan.
Saran
Harapan kami agar di negara kita terutama masyarakat umum menyadari akan bahaya memakai atau mengkonsumsi Narkotika. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda seharusnya lebih berhati-hati dalam memilih teman bergaul, sebab jika kita salah pilih teman lebih-lebih yang sudah kita tahu telah menjadi pecandu hendaknya kita berfikir lebih dulu untuk bersahabat dengan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
BNN. Mahasiswa dan Bahaya Narkotika. Jakarta: BNN, 2012
M Amir P. Ali; Imran Duse. Narkoba Ancaman Generasi Muda, Samarinda: DPD KMPI Kalimantan Timur, 2007
dindaputut.blogspot.com diakses pada 20 Maret 2014 pukul 11.12 WIB
a-r-r-i.blog.friendster.com diakses pada tanggal 20 Maret 2014 jam 11.30 WIB