Pemeriksaan Pemeriksaan dan Pemeliharaan Pemeliharaan Circuit Breaker
Pemeliharaan terhadap circuit breaker tersebut bertujuan untuk menjaga agar breaker dapat selalu beroperasi dengan baik, sempurna dan sesuai dengan fungsinya dan tetap aman. Dalam pemeliharaan circuit breaker ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu : 1. Pemeliharaan dan Pembersihan 2. Pemeliharaan rutin 3. Perbaikan “Overhoul” 4.1 Pelaksanaan Pelaksanaan Pemeliharaan a. Langkah-Langkah Pengamanan Sebagai langkah pelaksanaannya adalah :
- Melepas circuit breaker melalui panel control dan menguncinya - Memberikan rambu – rambu “Tagging”. - Membebaskan breaker dari sumber tegangan control dan tegangan menengah - Menempatkan breaker pada posisi “Disconnecting atau Test” - Menggunakan buku petunjuk pemeliharaan dan catatan riwayat peralatan untuk mendapatkan data – data kerusakan atau ganguan sebelumnya, sebagai penuntun analisa gangguan serta penyebabnya b. Mengeluarkan dari Bilik Untuk mengeluarkan breaker dari dalam cubicle dilakukan dengan cara :
- Meyakinkan bahwa breaker dalam posisi “OFF” yaitu dengan menekan tombol “OFF” pada Test Operation pada cubicle - Melepas tegangan control dan tegangan sirkuit penutup dengan cara melepas sekering – sekering mini circuit breakernya (MCB). - Menempatkan breaker pada posisi “Disconnected” - Mengeluarkan breaker dari cubicle dengan menggunakan engkol pemutar. c. Memeriksa Mekanisme Mekanisme Penggerak Pemeriksaan mekanisme penggerak dilakukan dengan cara :
- Meyakinkan bahwa seluruh komponen yang bergerak dapat bergerak bebas, tidak rusak, tidak longgar karena aus dan selalu pada kedudukan yang benar, lurus dan sebaris. - Memberikan pelumas pada bagian – bagian yang bergerak atau poros dengan pelumas yang sesuai - Memeriksa baut – baut, mur – mur d. Memeriksa Shock Absorbser
Pada circuit breaker tertentu, terutama breaker yang menggunakan udara hembus, peredam gerakan pantul tersebut dilakukan oleh peralatan penghembus itu sendiri sehingga apabila puffer dapat bekerja maka shock absorbser dalam keadaan baik e. Memeriksa Kontak dan pegas penekan kontak
Kontak dalam circuit breaker merupakan komponen utama yang menghubungkan atau melepas rangkaian beban dengan sumbernya karena kontak harus dapat mengalirkan arus beban sesuai ratingnya dengan sempurna, maka hubungan kontak – kontak harus sempurna. Untuk memperoleh hubungan yang selalu sempurna, maka perlu dilakukan pemeliiharaan sebagai berikut : - Memeriksa seluruh permukaan kontak utama dan meyakinkan bahwa permukaan kontak tetap (fixed contact) dalam keadaan bersih, rata dan tidak aus atau berlubang – lubang. - Memeriksa kekuatan jepit kontak tetap (fixed contact) terhadap kontak gerak (moving contact) atau memeriksa pegas penekan kontaknya. - Meyakini bahwa pegas penekan kontak tidak rusak, patah dan tetap dalam kedudukan yang benar, serta memeriksa kekuatan penekannya f. Memeriksa Arch Cute Pemeriksaan arc chute ini dilakukan untuk mengetahui bagian pemutus busurnya yang rusak atau pecah, akibat busur api yang besar. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara :
1. Memeriksa bagian bawah atau bagian arc chute yang berhadapan dengan kontak – kontak breaker 2. Memeriksa keadaan dan kebersihan kisi – kisi arc chute dan arching hom yang rusak dan putus 3. Meyakinkan bahwa saluran ventilasi tetap bersih g. Pengukuran Megger Test Pengukuran tahanan isolasi (Megger Test) merupakan metode nondestructive untuk menentukan kondisi dari isolasi dari peralatan dalam hal ini Circuit Breaker . Pengukuran dilakukan antara bagian fasa dengan ground. Berikut ini adalah hasil pengukuran dari tahanan isolasi Data CB
Manufaktur : Magrini Galileo Isc : 35 kA Tipe : ACB Hz : 50 Hz Vn :7,2 kV In : 2000 A
h. Pengukuran Tahanan Kontak Untuk meyakinkan bahwa kontak – kontak utama breaker telah terhubung dengan sempurna maka perlu dilakukan pengukuran tahanan hubungan kontak – kontak dengan cara :
1. Menggunakan ductor ohm meter untuk mengukur besarnya resistansi hubungan kontak – kontak 2. Kontak – kontak circuit breaker yang diukur, harus dalam posisi terhubung 3. Memberikan kontak yang akan dipakai untuk penjepitan alat – alat ukur. Mengoperasikan alat ukur dan mengatur arus pengukuran sesuai dengan kemampuan breaker. Berikut ini adalah hasil pengukuran tahanan kontak pada Circuit Breaker yang sama pada pengukuran tahanan isolasi
Gambar skema switchgear
Operasi switchgear Unit Switchgear di desain sesuai dengan fungsinya yaitu menyambungkan dan / atau memutuskan beban / rangkaian daya. Pada sisi luar/depan Switchgear terdapat : - Tombol-tombol untuk mengeksekusi operasi. - Bagian-bagian/togel untuk mengatur kondisi system (tegangan, frekwensi) - Switch- Switch/handel operasi peralatan secara langsung. - Switch- Switch control untuk operasi on-off peralatan (remote). - Gambar mimik diagram hubungan terutama pada Switchgear TM/TT operasi peralatan adalah sangat selektif dan memerlukan operasi secara berurutan Urutan Operasi Switchgear • Operasi “ ON“ (CLOSING) Dari posisi terbuka/posisi pemeliharaan ES posisi menutup (closed) 1. ES di buka (operasi off) 2. DS di tutup (operasi on) 3. CB di tutup (operasi on) • Operasi “ OFF “ (OPENING) Dari posisi pelayanan, CB posisi on (closed) : 1. CB di buka (operasi off) 2. DS di buka (operasi off) 3. DS di tutup (operasi on) Dalam hal ini berlaku / mutlak bahwa : - DS hanya dapat / boleh beroperasi on dan off apabila CB dalam posisi terbuka (CB off). - ES hanya dapat/boleh beroperasi on dan off apabila DS dalam posisi terbuka (DS off). Untuk menghindari kesalahan operator, kondisi operasi Switchgear ini hanya dapat dijamin dengan cara : 1. Interloching secara mekanikal (dengan kunci interlocking). 2. Kontrol elektrik, terutama pada Switchgear yang tidak memungkinkan mekanikal interlock.
Pengujian fungsi Suatu Switchgear yang telah selesai dipasang (p asangan baru) atau selesai diperbaiki/dipelihara sebelum tersambung untuk melayani beban/jaringan harus melalui u ji atau test. Test/uji ini dimaksudkan agar setelah tersambung dan dioperasikan tidak mengalami kegagalan/gangguan meliputi: - Uji tegangan kerja. - Uji tegangan frekwensi dan tegangan sesaat (impu ls, BIL). - Uji interlocking peralatan hubung. - Uji operasi CB (on-off). - Uji prinsip operasi yang akan dilayani sesuai d engan gambar kontrol dan logic diagram system proteksi. Dalam pemasangan peralatan baru uji fungsi dilakukan oleh tem komisioning. Apabila dalam uji fungsi hasilnya masih belum memuaskan, maka akan dilakukan perbaikan perbaikan sesuai gambar kerja/gambar diagram kontrol oleh kontraktor.
Pada prinsipnya uji fungsi ini adalah operasi “ ON “ dan “ OFF “ circuit beraker sesuai diskripsi kerja yang diterjemahkan dalam diagram kontrol d an diagram logic. Under Voltage Coil dan Shunt Trip Coil. Under Voltage Coil Under Voltage Coil adalah asesoris peralatan yang dipasangkan pada MCB/MCCB. Fungsi Under Voltage Coil pada MCCB adalah : a. Pada saat coil diberikan suatu tegangan sesuai dengan ratingnya, maka hubungan mekanikal di dalam MCCB akan menahan kontak switch dalam posisi “ on “. b. Pada saat coil diputuskan tegangannya, maka hubungan mekanikal di dalam MCCB akan melepaskan kontak switch dalam posisi “ off “. c. Modul Under Voltage Coil ini dilengkapi dengan 2 jenis kontak bantu (NO&NC) yang dapat difungsikan sebagai rangkaian control, sebagai pengatur relai bantu di dalam rangkaian control. d. MCCB yang dilengkapi “Under Voltage Coil “ dalam pemasangan di dalam switchboard dapat bekeja secara serempak atau saling bergantian (interlocking) dengan MCCB/CB lainnya. Misal untuk mengoperasikan pompa listrik secara bergantian. Kekurangan yang ada pada MCCB yang dilengkapi dengan Under Voltage Coil adalah : - Apabila tiba-tiba sumber/tegangan jaringan hilang, maka MCCB akan trip dan apabila tegangan telah kembali (coil menjadi bertegangan lagi) harus ad a operator yang mengoperasikan/menghidupkan MCCB dari jarak dekat / langsung pada alat. - Berbeda dengan apabila MCCB tidak dilengkapi Under Voltage Coil, hanya akan trip apabila ada arus lebih dan hilangnya tegangan tanpa diikuti kelebihan arus maka tidak akan terjadi trip pada kotak MCCB. Kelebihan MCCB yang dilengkapi undervoltage coil dengan MCCB yang dilengkapi adalah : - Pada MCCB yang dilengkapi ini system kerja bergantian (interlocking) sesama MCCB dapat dilakukan secara mekanikal dan secara control elektrik, sedangkan pada MCCB yang tidak dilengkapi hanya bisa saling interlocking secara manual saja (saling berdekatan) - Dapat membentuk rangkaian control melalui kontak-kontak bantunya yang terhubung dengan relai-relai bantu. Contoh-contoh MCCB yang dilengkapi dengan modul Uder Voltage relai banyak dipasaran atau katalog dari pabrik, lengkap dengan tipe dan karakteristiknya. Shunt Trip Coil Seperti halnya Under Voltage Coil, shunt trip coil memperoleh sumber tegangan luar (TR, AC atau DC) sehingga mengerjakan atau mengoperasikan kontak “off“ pada rangkaian pemutus beban (CB, LBS). Jadi fungsi shun trip coil dibandingkan dengan Under Voltage Coil adalah:
a. Shunt trip coil sesuai dengan namanya adalah coil (kumparan) yang terpasang secara shunt (parallel) terhadap kontak pemutus beban (LBS). b. Shunt trip coil dalam keadaan normal tidak bertegangan apabila ada hubungan dari sumber luar atau apabila memperoleh sumber tegangan luar, maka akan segera mengoperasikan “ off “pada pemutus beban. c. Hubungan dengan sumber tegangan luar tadi dikerjakan oleh relai arus lebih. Pada umumnya peralatan listrik(LBS) yang dilengkapi dengan shun t trip coil dipasang dan dioperasikan pada switch board tegangan menengah (switch board TM). Pemasangan LBS yang dilengkapi shunt trip coil (lihat pada gambar dibawah) Seperti halnya pada MCCB, pada LBS yang tidak dilengkapi dengan secara molorrse, maka operasi “ on “ harus dilakukan secara manual/langsung. Gangguan-gangguan Gangguan-gangguan yang biasa / umum terjadi pada switchgear adalah : a. Panas b. Sering trip tanpa sebab yang diketahui dengan pasti. c. Tidak dapat ddioperasikan Pelacakan penyebab gangguan : a. Panas : - Periksa arus beban. - Periksa sambungan-sambungan. - Periksa kotoran yang menempel / debu. - Periksa system pendingin dan suhu ruangan. - Dll. b. Sering trip tanpa sebab pasti : - Periksa atau acak pada kabel-kabel pada rangkaian pengontrol sesuai gambar diagram rangkaian control. - Periksa penyetelan/setting dari relay proteksi. - Periksa tegangan catu daya rangkaian control. - Periksa kondisi/spesifikasi peralatan proteksi dan pemutus (switchgear). - Periksa hubungan ke beban. c. Gagal di operasikan (on / off) - Periksa kondisi fisik switchgear - Periksa atau melacak kabel-kabel control - Periksa komponen rangkaian kontol dan karakteristik atau spesifikasi - Periksa hubungnnya ke beban