PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN TRAKTOR DI WORKSHOP PT. INDOLAMPUNG PERKASA
DWI BUDI ASWIN
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Praktik Lapang : Pemeliharaan dan Perbaikan Traktor di Workshop PT. Indolampung Perkasa Nama
: Dwi Budi Aswin
NIM
: F14100032
Pembimbing Lapang : May Yudha P, S.TP
Disetujui oleh
Dr. Ir. Desrial, M.Eng NIP. 19661201 199103 1 004
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan Praktik Lapangan dan menyelesaikan laporan dari Praktik Lapangan. Penyusunan laporan ini tidak hanya semata untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Praktik Lapangan saja namun sebagai salah satu dokumentasi ilmiah yang dilakukan penulis selama 40 hari berada di lokasi Praktik Lapangan. Selain itu laporan ini dibuat juga untuk para pembaca yang memerlukan informasi mengenai lokasi tempat Praktik Lapangan yang mudah–mudahan bisa membantu dan menambah wawasan para pembaca. Melalui laporan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar–besarnya atas segala dukungan dan bantuan nya kepada: 1. Dr. Ir. Desrial, M.Eng, selaku dosen pembimbing akademik, yang telah memberikan masukkan dan ide – ide mengenai kegiatan Praktik Lapangan. 2. Kedua orang tua, saudara, dan keluarga besar penulis atas segala doa dan bantuan yang diberikan selama kegiatan Praktik Lapangan berlangsung. 3. Ir. H. Mastur, selaku manager Workshop PT Indolampung Perkasa. 4. May Yudha Perdana S,TP, selaku pembimbing lapang yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya untuk pembimbingan di lapangan. 5. Bapak I Wayan Ika Suamba, selaku staf bagian traktor yang telah banyak memberikan soft skill dan pengarahan kepada penulis selama kegiatan Praktik Lapangan. 6. Seluruh staf dan karyawan PT Indolampung Perkasa, atas segala bantuan nya. 7. Panitia pelaksana Praktik Lapangan, atas segala arahan dan masukkannya. 8. Semua pihak yang sudah membantu dan tidak mungkin disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas segala perbuatan baik dari pihak–pihak yang sudah membantu. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Bogor, Oktober 2013 Dwi Budi Aswin
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan
1
Waktu dan Tempat
1
Prosedur Pelaksanaan
2
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2
Sejarah Perusahaan
2
Ruang Lingkup Perusahaan
2
Lokasi Perusahaan
3
Organisasi dan Manajemen
3
Tenaga Kerja dan Sosial Lingkungan
4
PERAN MEKANISASI BUDIDAYA TEBU
5
Varietas Tanaman Tebu
6
Sistem Budidaya Tanaman Tebu
6
Budidaya Tebu
6
ALAT DAN MESIN PERTANIAN PENGOLAH LAHAN
14
Traktor
14
Implemen
22
WORKSHOP PT INDOLAMPUNG PERKASA
26
Organisasi dan Managemen Workshop
27
Bagian – bagian Workshop
28
PEMBAHASAN
31
Kerusakan Traktor
31
Pengadaan Sparepart
35
Pemeliharaan dan Perawatan Traktor
35
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
37 37
Saran
38
DAFTAR PUSTAKA
38
LAMPIRAN
39
DAFTAR TABEL 1 Perkembangan alat dan mesin pertanian di Indonesia periode 1973–
1995 2 Target operasi 2012/2013 3 Persentase frekuensi permintaan service
traktor (9 April 2011–5 Agustus 2013) 4 Jumlah traktor siap operasi (Kamis, 15 Agustus 2013) 5 Total traktor PT Indolampung Perkasa tahun 2012 6 Persentase traktor siap operasi (Kamis, 15 Agustus 2013)
5 14 33 34 34 34
DAFTAR GAMBAR 1 Kegiatan budidaya tebu 2 Pemberian blotong setelah brushing 3 Hasil pembajakan dengan moulboard plough 4 Moulboard plough 5 Kegiatan penggaruan 6 Hasil penggaruan dengan disc harrow 7 Implemen remonding 8 Ripper 9 Hasil pengolahan tanah pada replanting cane 10 Embung atau lebung 11 Kegiatan irigasi dengan big gun sprinkel 12 Pengeprasan dengan sugar cane stump treating 13 Kegiatan penyemprotan dengan boom sprayer 14 Komponen engine traktor Ford TM150 (tampak 1) 15 Komponen engine traktor Ford TM150 (tampak 2) 16 Engine 4 silinder traktor Ford tampak atas (tanpa turbocharger) 17 Bagian – bagian clutch transmisi 18 Jenis – jenis kit lever 19 Susunan gear transmisi (tampak samping) 20 Komponen pentransmisi akhir 21 Beberapa jenis traktor PT Indolampung Perkasa 22 Disc harrow Baldan CRS2B 23 Remonding implemen 24 Ripper 25 Terra tyne (kanan) dan leaf tyne (kiri) 26 Fertilizer applicator (kiri) dan boom sprayer (kanan) 27 Sugarcane stump treating 28 Ridger 29 Jenis trailer PT Indolampung Perkasa 30 Struktur organisasi Workshop central 31 Bagian traktor 32 Ruang engine overhaul 33 Bagian implemen dan patria
7 8 9 9 9 9 10 10 11 11 11 12 13 16 17 17 18 18 19 20 21 23 23 24 24 25 25 26 26 27 28 28 28
34 35 36 37 38 39
Bagian maintenance Bagian kendaraan Bagian heavy equipment Alat berat PT Indolampung Perkasa Pipa irigasi (kiri) dan engine pump (kanan) Persentase jumlah SPK periode 9 April 2011 sampai 5 Agustus 2013
29 29 30 30 31 32
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pembagian traktor dan implemen yang dibawa Form surat perintah kerja (SPK) Tata letak Workhop PT Indolampung Perkasa Data 50 traktor terbanyak mengajukan SPK (9 April 2011 sampai 5 Agustus 2013) Total traktor PT Indolampung Perkasa yang masih beroperasi Ceklist serah terima kelengkapan traktor Ceklist kerusakan traktor Ceklist pemeriksaan harian dan per shift unit traktor Standar HM service traktor
39 40 41 42 43 44 45 46 47
PENDAHULUAN Latar Belakang Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok dan merupakan bahan pangan yang penting di Indonesia. Gula merupakan karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Hampir seluruh kegiatan industri menggunakan gula. Gula biasanya dipasarkan dalam bentuk kristal – kristal halus. Sumber utama dari gula adalah tanaman tebu. Kegiatan mekanisasi banyak dilakukan dalam kegiatan budidaya tanaman tebu. Mekanisasi yang dimaksud adalah kegiatan pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan sampai dengan pascapanen. Untuk melakukan keseluruhan kegiatan di perkebunan tebu, digunakan berbagai macam alat dan mesin pertanian. Alat dan mesin pertanian dapat berupa traktor, kendaraan pengangkut, implemen– implemen yang digunakan, dan sebagainya. Pemeliharaan terhadap alat dan mesin pertanian sangat penting dilakukan untuk mendukung tercapainya produksi yang maksimal di perusahaan. PT Indolampung Perkasa merupakan salah satu pabrik gula di Indonesia. Workshop PT Indolampung Perkasa merupakan bagian yang menangani proses pemeliharaan dan perbaikan semua alat dan mesin pertanian yang ada di perusahaan. Proses pemeliharaan dan perbaikan yang diterapkan PT Indolampung Perkasa dapat dijadikan tambahan wawasan, pengetahuan, dan informasi dalam bidang mekanisasi. Kegiatan Praktik Lapang adalah salah satu cara yang dapat dimanfaatkan mahasiswa dalam menimba ilmu tersebut. Untuk itu, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor mengadakan kegiatan Praktik Lapang bagi mahasiswanya untuk menambah wawasan yang ada.
Tujuan Tujuan pelaksanaan kegiatan Praktik Lapang antara lain (1) mendekatkan Institut Pertanian Bogor, khususnya Fakultas Teknologi Pertanian dengan masyarakat dan memperoleh masukan atau pertimbangan bagi penyusunan kurikulum sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sesuai dengan kemajuan IPTEK dan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna, (2) meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang pemeliharaan dan perbaikan traktor di Workshop PT Indolampung Perkasa, (3) memberikan informasi mengenai beberapa kegiatan pemeliharaan dan perbaikan traktor yang dilakukan di Workshop PT Indolampung Perkasa, (4) mengidentifikasi bagian-bagian traktor yang sering mengalami kerusakan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan (5) memberikan masukan kepada perusahaan sebagai pembanding pada pemeliharaan dan perbaikan traktor. Waktu dan Tempat Praktik Lapang ini dilaksanakan dalam rentang waktu tanggal 24 Juni sampai 30 Agustus 2013, dengan masa kerja efektif 40 hari bertempat di
2 Workshop PT Indolampung Perkasa, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung yang memiliki alamat pabrik dan perkebunan di site Astra Ksetra Menggala Km. 108, Tulang Bawang, Lampung Utara, Lampung.
Prosedur Pelaksanaan Pelaksanaan dimulai dengan melakukan (1) orientasi sebagai bentuk pengenalan antara mahasiswa pelaksana Praktik Lapang dengan staf perusahaan (2) pengamatan langsung untuk mengetahui bagaimana proses pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan, (3) proses tanya jawab dengan pihak terkait untuk memperoleh informasi, (4) pengumpulan data – data yang diperlukan guna melakukan analisis dan memberikan masukan kepada perusahaan sebagai pembanding pada pemeliharaan dan perbaikan traktor, dan (5) pencarian studi pustaka yang dapat digunakan sebagai data pelengkap dan pembanding, referensi dan literatur yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan serta mencari alternatif pemecahan permasalahan sesuai dengan ilmu yang dikaji.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan Kebijaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia yang berbasiskan industri pertanian dibuat dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam secara optimal, penyediaan lapangan pekerjaan, dan pemerataan pembangunan di daerah untuk penciptaan dan pertumbuhan pusat–pusat perekonomian baru. PT Indolampung Perkasa (ILP) merupakan salah satu perusahaan perkebunan tebu dan pabrik gula di Indonesia. Perusahaan ini berbentuk perseroan terbatas (PT) swasta penuh dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang bergerak dalam bidang industri gula dengan mengelola perkebunan tebu dan pabrik gula sebagai unit usaha di sektor agroindustri. Perusahaan ini didirikan pada 3 Januari 1990 dan mendapatkan izin The Capital Investment Coordinating Board pada tanggal 16 Juli 1996 dengan surat izin No. 500/I/PMDN/1996. Perusahaan ini mulai berproduksi pada tahun 1997.
Ruang Lingkup Perusahaan Dalam berproduksi, PT Indolampung Perkasa menghasilkan produk utama berupa gula kristal putih, sedangkan hasil sampingnya berupa tetes (molasses), ampas tebu (bagase), dan blotong. Hasil sampingan ini (limbah) akan dimanfaatkan secara maksimal oleh perusahaan. Molasses digunakan sebagai bahan baku pembuatan alkohol, ampas tebu digunakan sebagai bahan bakar pabrik, sedangkan blotong digunakan sebagai pupuk organik dan pengaplikasian di lapang dicampur dengan sisa abu bagas (bagase ash). Dalam kegiatan budidaya, PT Indolampung Perkasa menerapkan tiga sistem tanam yakni planting cane (PC), replanting cane (RPC), dan ratoon cane (RC).
3 PC dilakukan pada bukaan areal baru dan saat ini sudah jarang dilakukan. RPC merupakan tanaman tebu yang ditanam pada bekas areal tanaman tebu yang telah dibongkar, sedangkan RC (tanaman keprasan) merupakan tanaman tebu yang berasal dari tanaman pertama yang telah ditebang, kemudian tunggul-tunggulnya dipelihara kembali menjadi tanaman baru. Varietas yang dominan ditanam adalah GP 95-287, GP 95-316, dan TC 09 pada musim tanam 2012/2013. Masa panen tebu berlangsung selama 11 bulan.
Lokasi Perusahaan PT ILP memiliki beberapa lokasi, dimana lokasi antara kantor dan pabrik perkebunan berbeda. PT ILP memiliki beberapa kantor yang diantaranya: Kantor pusat : Wisma GKBI, 5th Floor, jln. Jend. Sudirman No. 28, Jakarta 10210 – Telp : (021) 5722720 , 5722730 Fax : (021) 5722548-49 Kantor purchasing (purchase office/TKO) : jln. Cut Meutiah No. 58 PO Box – 57 Bandar Lampung 35000. Telp : (0275) 489801 Fax : (0721) 486035 sedangkan pabriknya beralamat di : site Astra Ksetra Menggala Km. 108, Tulang Bawang, Lampung Utara, Lampung. Telp : (0725) 565717, 568008 Fax : 0725) 565715 Bentuk wilayah PT Indolampung Perkasa pada umumnya datar sampai bergelombang dan sebagian besar memiliki tingkat kemiringan 9 – 15 %, terutama pada daerah yang dekat dengan sungai. Perkebunan tebu di PT ILP dibagi menjadi empat divisi produksi yaitu divisi I, divisi II, divisi III, dan divisi IV dan satu divisi Harvesting.
Organisasi dan Manajemen PT Indolampung Perkasa merupakan salah satu bagian dari Sugar Group Companies (SGC). Selain itu SGC juga memiliki perusahaan lain seperti: PT Gula Putih Mataram (GPM), PT Sweet Indolampung (SIL), dan PT Indolampung Distillery (ILD). PT ILP, PT GPM, dan PT SIL merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi gula, sedangkan PT ILD bergerak dalam produksi etanol. Sugar Group Companies dipimpin oleh seorang manajer umum (general manager) yang bertanggung jawab kepada direksi. Manajer umum ini dibantu oleh beberapa wakil manajer umum (vice general manager) untuk melaksanakan tugasnya. Wakil manajer umum sendiri membawahi beberapa departemen yang dipimpin oleh kepala departemen. Masing-masing departemen dibagi menjadi beberapa divisi dan dipimpin oleh kepala divisi. Manajer umum (general manager) adalah staf operasional yang membantu direksi melaksanakan pengelolaan perusahaan termasuk melakukan hubungan dengan instasi di luar perusahaan. Pengawasan semua kegiatan baik teknis di lapangan maupun administrasi merupakan tanggung jawab dari manajer umum. Dalam melaksanakan tugasnya manajer umum berpedoman kepada Rencana Jangka Panjang (RJP), Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan (RKAP) dan kebijakan atau petunjuk direksi. Selain itu, manager umum juga dibantu oleh
4 manajer pertanian, manajer Workshop, manajer Warehouse, manajer Factory, manajer administrasi, dan manajer bisnis dan keuangan. Manajer Pertanian (Plantation) adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengelola seluruh kegiatan budidaya mulai dari kegiatan pengolahan lahan, penanaman, perawatan, sampai pengangkutan tebu ke cane yard. Produktivitas kebun dan kualitas tebu yang diharapkan ditentukan pada divisi ini. Manajer Plantation dibantu oleh Kepala Divisi (divisi I, II, III, IV, administrasi dan pemanenan), officer, pengawas, dan pekerja kebun. Manajer Workshop adalah orang yang bertanggung jawab dalam organisasi untuk mengelola perbaikan, perawatan, serta pengadaan barang sparepart seluruh alat dan mesin Plantation pada khusunya dan kendaraan operasional pada umumnya yang ada di perusahaan. Untuk pengadaan sparepart, Workshop melakukan Purchase Request yang kemudian oleh Team Procurement dan Purchasing akan diproses dengan pembelian ke supplier. Sparepart yang didatangkan akan disimpan di Warehouse. Manajer Warehouse adalah orang yang bertanggung jawab atas pengelolaan stock material, yang berkenaan dengan kebutuhan dari perusahaan. Bagian ini terbagi atas Warehouse Factory, Warehouse Workshop, dan Warehouse Plantation. Warehouse Factory menyimpan suku cadang mesin dan alat – alat pabrik, Warehouse Workshop menyimpan sparepart kendaraan untuk kebutuhan perbengkelan, dan Warehouse Plantation dibagi lagi menjadi Warehouse fuel yang menyimpan bahan bakar dan Warehouse pupuk yang menyimpan berbagai pupuk dan agrochemical lain. Manajer pabrik (Factory) adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengelola seluruh kegiatan yang berada di pabrik mulai dari cane yard sampai dengan pengemasan gula beserta kegiatan perawatan alat-alatnya. Manajer administrasi adalah orang yang bertanggung jawab dalam hubungannya dengan kesejahteraan karyawan dan pendataan. Manajer bisnis dan keuangan adalah orang yang bertanggung jawab dengan persoalan keuangan perusahaan dan pada pihak - pihak yang bekerja sama dengan perusahaan.
Tenaga Kerja dan Sosial Lingkungan Pada awal berdiri, perusahaan ini hanya terdiri dari beberapa orang managemen, supervisor, dan non supervisor. Perbedaan ini didasarkan pada hubungan tenaga kerja di perusahaan. Dalam perkembangannya, jumlah karyawan terus meningkat, ditambah dengan karyawan harian dan kontrak musiman. Selain sebagai perkebunan tebu dan pabrik gula, PT Indolampung Perkasa juga memiliki lokasi yang digunakan sebagai perumahan karyawan, sekolah, lapangan olahraga, tempat ibadah, dan medical clinic. Keseluruhan bangunan dan fasilitas terdapat pada satu lokasi. PT Indolampung Perkasa memiliki tiga lokasi (km 43, km 52, dan km 66) yang digunakan untuk membangun fasilitas diatas. Pemberian nama lokasi berdasarkan kilometer (km) tempat fasilitas dibangun dengan titik nol dari portal masuk lokasi perusahaan. Jumlah dari setiap fasilitas berbeda – beda tergantung pada jumlah karyawan masing – masing tempat. Pabrik penggilingan tebu berada di km 43, sehingga jumlah karyawan paling banyak berada pada lokasi ini. Perumahan sendiri terdiri dari perumahan karyawan dan bedeng.
5
Perumahan karyawan dibedakan menjadi beberapa tipe yakni tipe A, B, C, D, dan E. Untuk tipe A dan tipe B tidak dibangun di PT Indolampung Perkasa. PT Indolampung Perkasa memiliki beberapa sekolah mulai dari sekolah taman kanak–kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama. Selain itu terdapat pula toko koperasi karyawan yang menjual berbagai kebutuhan sehari–hari, tempat ibadah (masjid, musholla, dan gereja), medical clinic dan kegiatan posyandu,dan lapangan olahraga (sepak bola, bulu tangkis, tennis, dan volley).
PERAN MEKANISASI BUDIDAYA TEBU Mekanisasi pertanian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang menggunakan alat dan mesin proses produksi pertanian baik on-farm maupun offfarm. Secara umum mekanisasi pertanian bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dari aktivitas pertanian, meningkatkan efisiensi tenaga manusia, mempermudah kegiatan pertanian, mengurangi resiko kerusakan produk pertanian, dan meningkatkan mutu dan jumlah produksi Perkembangannya ditandai dengan semakin banyaknya inovasi yang dilakukan. Dari penggunaan alat sederhana yang dilakukan secara tradisional beralih ke alat dan mesin yang canggih. Kini telah banyak ditemukan alat dan mesin pertanian yang lebih memudahkan kegiatan mekanisasi pertanian. Gambaran perkembangan alat dan mesin pertanian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Perkembangan alat dan mesin pertanian di Indonesia periode 1973 – 1995 Jenis alat Tahun No mesin 1973(a) 1981(b) 1988(c) 1990(c) 1994(b) 1995(c) pertanian 4.843 16.804 23.431 50.224 53.867 1. Traktor roda 2 1.914 3.850 4.316 4.524 5.384 6.124 2. Traktor roda 4 1.600 3. Sprayer/duster 74.190 418.237 918.699 1.061.338 1.300.966 1.387.233 262.121 300.141 4. Perontok padi 1.347 15.149 103.019 147.509 5. 6. 7. 8.
Pengering 436 1.111 1.229 1.975 4.028 5.635 padi Pembersih * 6.968 29.120 40.949 62.663 55.734 gabah Penyosoh * 10.119 13.593 11.634 11.411 13.246 gabah RMU 21.627 * 26.936 31.301 * 40.038 Sumber: (a) Suryoto, 1978 (b) Handaka, 1996 (c) BPS (*) data tidak tersedia
Mekanisasi merupakan salah satu bagian yang menentukan keberlangsungan proses produksi. Pengaplikasiannya di perkebunan seperti perkebunan tebu mutlak dilakukan mulai dari pengolahan tanah, penanaman, pengairan, perawatan dan
6 pemeliharaan, pemanenan, dan pengangkutan. Beberapa hal yang berhubungan dengan mekanisasi pertanian antara lain tingkat produksi, teknik produksi, penggunaan energi, dan jumlah tenaga kerja.
Varietas Tanaman Tebu Salah satu bahan baku utama proses pembuatan gula adalah tebu. Kegiatan budidaya tebu di PT Indolampung Perkasa berlangsung sepanjang waktu. Budidaya tebu yang dilakukan meliputi pembudidayaan tebu untuk digiling dan tebu untuk bibit. Beberapa varietas yang dibudidayakan pada musim tanam 2012/2013 diantaranya GP 95-287, GP 95-316, dan TC 09. Bibit tebu yang ditanam merupakan tebu bibit yang ditanam pada lahan pembibitan. Sistem tanam yang dilakukan adalah double row.
Sistem Budidaya Tanaman Tebu Terdapat tiga macam sistem budidaya tanam di PT Indolampung Perkasa, yakni: Plant cane (PC) Plant cane merupakan kegiatan persiapan lahan untuk budidaya tanaman tebu pertama pada lahan yang sebelumnya bukan merupakan lahan tanaman tebu seperti hutan, semak belukar, atau tanaman lainnya. Persiapan lahan yang dilakukan terdiri dari pembukaan lahan dan surveying. Replanting cane (RPC) Replanting cane merupakan kegiatan penanaman tebu pertama. Perbedaan dengan new land adalah lahan yang digunakan sebelumnya sudah pernah ditanami oleh tebu. Pada RPC tidak dilakukan kegiatan persiapan lahan, tetapi langsung dilakukan kegiatan pengolahan lahan, pemeliharaan dan perawatan tanaman, dan pemanenan. Ratoon cane (RC) Ratoon cane merupakan tebu keprasan dari hasil pemanenan yang dirawat kembali. Tanaman tebu termasuk ke dalam tanaman dari marga gramineae yang dapat tumbuh dengan tunas tanaman yang dipotong. Tunas ini akan muncul dari mata tunas yang berada di pangkal tebu yang tertanam ditanah. Ratoon cane akan dilakukan jika nilai TCH (ton cane per hectare) masih diatas 80 ton. PT Indolampung Perkasa melakukan kegiatan ratoon cane I dan II.
Budidaya Tebu Kegiatan budidaya tebu dilakukan secara manual dan secara mekanis. Kegiatan mekanis biasanya dilakukan oleh traktor dengan implemen yang ditarik. Pengalokasiaannya disesuaikan dengan tipe, daya, dan keragaan. Penggunaannya dilakukan mulai dari kegiatan pengolahan tanah pada budidaya plant cane, pemeliharaan, penebangan, dan pengangkutan. Perbedaan kegiatan ke tiga sistem budidaya tebu dapat dilihat pada Gambar 1. .
7
Gambar 1 Kegiatan budidaya tebu Persiapan lahan (land preparation) Persiapan lahan terdiri dari kegiatan bukaan lahan dan surveying. Kegiatan ini dilakukan pada sistem PC. Pembukaannya lahannya dilakukan dengan alat– alat berat seperti buldoser dan excavator. Setelah lahan berhasil dibuka, kemudian dibuat petak–petak kebun dan dilakukan pengukuran luasan. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan pengolahan lahan, pemeliharaan dan perawatan tanaman, dan pemanenan.
8 Pengolahan lahan Pengolahan lahan merupakan kegiatan manipulasi mekanik pada tanah yang bertujuan untuk mempersiapkan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman. Kegiatan yang dilakukan dapat dicapai dengan cara memperbaiki struktur tanah sehingga mempermudah proses perkecambahan, pemunculan tanaman, dan pertumbuhan akar. Beberapa tujuan dari pengolahan tanah antara lain: menciptakan kondisi fisik, kimia, dan biologis tanah yang sesuai, membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan, mempermudah proses dekomposisi dengan meninggalkan serasah atau sisa tanaman di lahan, menurunkan laju erosi, meratakan tanah, mempermudah pengaturan air, dan sebagainya. Beberapa hal yang menghambat kegiatan pengolahan lahan adalah cuaca dan topografi lahan. Kegiatan ini dilakukan pada plant cane dan replanting cane. Tahapan pengolahan tanah diantaranya adalah: a) Brushing Saat proses penebangan telah selesai dilakukan, lahan bekas penebangan langsung diolah melalui proses brushing. Brushing merupakan kegiatan untuk membersihkan lahan dengan cara mencacah serasah atau sisa bekas tebangan. Kegiatan ini bertujuan untuk mempermudah kegiatan pengolahan tanah selanjutnya. Kegiatan brushing secara mekanisasi dilakukan dengan menggunakan jenis traktor Massey Fergusson 680, New Holland TM 150, dan John Deere 7520. Keseluruhan jenis traktor ini memiliki kecepatan antara 1900 – 2000 rpm dengan output 1,20 ha/jam. Untuk implemen yang digunakan adalah harrow. Kedalaman kegiatan brushing adalah 10 cm. Selain kegiatan pembersihan lahan, kegiatan persiapan lainnya adalah pemberian dolomite dan blotong. Dolomite merupakan kapur yang berguna untuk menetralkan pH tanah sehingga mempermudah akar tanaman dalam menyerap unsur hara dari tanah. Dosis yang diberikan yakni 2 ton per hektar. Sedangkan blotong merupakan limbah hasil produksi yang berguna untuk menyuburkan tanah. Kegiatan ini bisa dilakukan setelah brushing atau bajak.
Gambar 2 Pemberian blotong setelah brushing b) Bajak Kegiatan pembajakan termasuk kegiatan pengolahan tanah primer (pengolahan tanah pertama). Tujuan dari pembajakan yakni memotong, membalikkan, dan menggemburkan tanah. Hasil dari pembajakan adalah tanah dengan ukuran bongkahan yang besar–besar. Kegiatan pembajakan di PT Indolampung Perkasa dilakukan hanya sekali dengan implemen berupa moulboard plough (bajak singkal) dengan 3 mata bajak yang disusun sejajar atau
9 dengan disc plough. Kegiatan ini dilakukan setelah 3 sampai 7 hari kegiatan brushing.
Gambar 3 Hasil pembajakan dengan moulboard plough
Gambar 4 Moulboard plough
c) Penggaruan (harrowing) Setelah 4 sampai 7 hari kegiatan pembajakan, kegiatan selanjutnya adalah penggaruan. Penggaruan termasuk kedalam kegiatan pengolahan tanah sekunder. Tujuan dari kegiatan ini adalah memperkecil ukuran bongkahan hasil pembajakan, sehingga struktur tanah menjadi lebih halus, membantu tanaman dalam menyerap unsur hara, air, dan mineral. Faktor yang mempengaruhi hasil kerja dari penggaruan adalah sistem pemasangan pisau, jenis tanah, kecepatan putar pisau, kecepatan maju traktor, dan posisi penutup. Penggaruan di PT Indolampung Perkasa menggunakan implemen berupa disc harrow. Arah kerja penggaruan dengan harrow ini adalah memotong tegak lurus arah bajakan. Target pengoperasian dari kegiatan penggaruan adalah 1.004 ha/jam. Kegiatan penggaruan di PT Indolampung Perkasa dilakukan sebanyak dua kali, yakni harrow I dan II. Kegiatan harrow II dilakukan jika hasil dari harrow I kurang baik. Kegiatan penggaruan menggunakan traktor Massey Fergusson 680, New Holland TM 150, dan John Deere 7520.
Gambar 5 Kegiatan penggaruan
Gambar 6 Hasil penggaruan dengan disc harrow
10 d) Track marking Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat alur pada lahan setelah kegiatan penggaruan. Implemen yang digunakan adalah remonding dengan jumlah disc 12 buah dan diameter lebih dari 23 cm. Pengerjaannya dilakukan sesuai dengan topografi lahan. Jika areal miring dengan kemiringan lebih dari 5 % maka dilakukan pembuatan kontur bank menggunakan implemen disc plough. Tujuan dari pembuatan kontur bank adalah menahan terjadinya erosi. Kedalaman hasil proses track marking lebih dari 35 cm dengan jarak tanam 185 cm. Unit traktor yang digunakan untuk kegiatan ini adalah Massey Fergusson 680, New Holland TM 150, dan Fiat. Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah 0,5 sampai 0,6 ha/jam.
Gambar 7 Implemen remonding e) Rippering Kegiatan ini bertujuan untuk memecah lapisan tanah yang kedap air (hard pan) sehingga air bisa tersimpan di dalam zona perakaran tanaman, memperbaiki aerasi tanah, dan memudahkan penyerapan unsur hara tanaman. Pengerjaannya dilakukan tepat pada alur track marking menggunakan implemen ripper. Unit traktor yang digunakan untuk kegiatan ini adalah Massey Fergusson 680, New Holland TM 150, dan Fiat. Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah 0,7 sampai 0,8 ha/jam. Kedalaman hasil rippering adalah ≥ 50 cm.
Gambar 8 Ripper f) Ridger dan bassal Kegiatan ini merupakan kegiatan pengolahan lahan terakhir yaitu pembuatan alur tanaman tebu (kairan) untuk menempatkan bibit tebu pada saat tanam sekaligus memberikan pemupukan dasar. Implemen yang digunakan
11 berupa ridger dengan pupuk bassal. Beberapa unit yang digunakan antara lain Massey Fergusson 680, New Holland TM 150, John Deere, dan Fiat. Setelah keseluruhan kegiatan pengolahan tanah selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah kegiatan penanaman bibit, irigasi, compacting, dan pemeliharaan.
Gambar 9 Hasil pengolahan tanah pada replanting cane Penanaman bibit Kegiatan ini dilakukan secara manual oleh manusia. Bibit yang ditanam berasal dari lahan tebu bibit dengan jumlah sesuai kebutuhan. Pengambilan bibit ini dilakukan maksimal satu hari sebelum penanaman. Bibit ini kemudian dicacah menjadi 2 sampai 3 mata tunas atau sekitar ± 35 cm dan diletakkan pada alur tanam ganda (double row) yang telah disediakan dengan overlaping sebesar 50%. Setelah itu bibit ditimbun dengan tanah hingga tertutup rapat setebal 5 sampai 10 cm (covering). Irigasi Sumber utama air irigasi berasal dari embung atau lebung disekitar lahan. Satu hektar lahan diirigasi di tiga titik selama 2 jam apabila cuaca kering. Irigasi dilakukan sebanyak dua kali yakni irigasi terbuka dan irigasi tertutup. Irigasi terbuka dilakukan setelah penanaman bibit dan sebelum dilakukan peng-cover-an bibit tebu dan peng-compact-an. Sedangkan irigasi tertutup dilakukan setelah kegiatan peng-compact-an.
Gambar 10 Kegiatan irigasi dengan big gun sprinkel
Gambar 11 Embung atau lebung Gambar 10 Embung atau lebung
12 Compacting Kegiatan compacting bertujuan untuk memastikan tanaman mendapat media tumbuh, membantu tanaman untuk menyerap unsur hara, meratakan tanah, dan mengurangi rongga udara pada alur tanam sehingga kelembaban tanah dapat dipertahankan. Kegiatan compact dilakukan dengan menggunakan roda traktor kategori small dan dilakukan tepat di atas alur tanam. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan dilakukan secara mekanisasi dan secara manual. Pemeliharaan secara mekanisasi dilakukan jika umur tanaman tebu ≤ 2 bulan dan selebihnya dilakukan secara manual. Pemeliharaan secara manual dilakukan untuk menghindari kerusakan pada tanaman karena tinggi tanaman sudah melebihi high clearence unit traktor. Terdapat perbedaan antara tanaman replanting cane dan ratoon cane dalam melakukan kegiatan pemeliharaan secara mekanisasi. Jika pada replaniting cane, kegiatan pemeliharaannya berupa penyemprotan (pre emergence), penggemburan tanah dengan leaf tyne dan terra tyne, pemupukan, dan pengendalian gulma secara manual. Sedangkan pada ratoon cane, kegiatan pemeliharaan terdiri dari kegiatan pengeprasan, pemupukan, penggemburan tanah dengan terra tyne, penyemprotan (pre emergence), dan sub soiler. a) Pengeprasan Pengeprasan (stable saver) adalah kegiatan meratakan tunas tebu yang masih tidak rata pada saat pemanenan. Pengeprasan dilakukan agar tanaman tumbuh seragam dan agar tanaman kokoh. Kegiatan ini dilakukan paling lambat tiga hari setelah kegiatan penebangan. Pengeprasan dilakukan pada ratoon cane (RC) dengan menggunakan sugar cane stump treating atau stable saver.
Gambar 12 Pengeprasan dengan sugar cane stump treating b) Pemupukan Pemupukan pada sistem ratoon dilakukan oleh traktor small dengan implemen berupa fertilizer applicator (FA). Kegiatan ini langsung dilakukan begitu kegiatan pengeprasan selesai dilakukan. Pupuk yang sudah disiapkan akan dimasukkan kedalam hopper yang terdapat di implemen. c) Penggemburan Tanah Penggemburan tanah dilakukan dengan tujuan agar tanah kembali gembur dan juga untuk mencampur pupuk yang telah disebar ke lahan. Proses penggemburan dilakukan dengan menggunakan terra tyne dan leaf tyne. Penggemburan dengan menggunakan terra tyne bertujuan menggemburkan
13 tanah yang sangat padat bekas lintasan traktor pada kegiatan pemupukan dan memutus perakaran tanaman tebu agar tanaman kembali mendapat nutrisi sekaligus memberantas gulma. Penggemburan ini dilakukan pada saat replanting cane dan ratoon cane. Sedangkan penggemburan dengan menggunakan leaf tyne bertujuan untuk menggemburkan tanah hasil pengolahan lahan. Penggemburan dengan menggunakan leaf tyne dilakukan jika tanah kembali memadat akibat bekas lintasan ban traktor saat pemupukan pada replanting cane. d) Pre Emergence Kegiatan pre emergence merupakan kegiatan penyemprotan mekanis yang dilakukan untuk mengontrol pertumbuhan gulma dengan cara membekukan biji gulma. Hal ini akan menyebabkan tinggi gulma dan tanaman tebu tidak sama dan mempermudah pengontrolan gulma nantinya. Kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan penggemburan dengan rentang waktu ± 3 bulan menggunakan traktor small dan implemen berupa boom sprayer.
Gambar 13 Kegiatan penyemprotan dengan boom sprayer e) Sub Soiler (rippering) Kegiatan ini bertujuan untuk memperlancar aliran air ke dalam tanah pada saat irigasi dan membuat rongga dalam tanah untuk menyimpan air. Pada sistem ratoon kegiatan penggemburan tanah juga bertujuan untuk memotong akar pada tanaman tebu sehingga kembali mengambil nutrisi dari udara. f) Pengendalian gulma secara manual Kegiatan ini terdiri dari kegiatan post emergence dan hand weeding. Post emergence merupakan kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan herbisida. Kegiatan ini dilakukan sebanyak dua kali, pertama saat tanaman berumur 2 bulan dan yang kedua saat umur 4 sampai 6 bulan. Larutan kimiawi diletakkan pada hopper sprayer atau knapsack. Sedangkan hand weeding merupakan kegiatan pengendalian gulma secara manual. Panen dan Angkut Kegiatan pemanenan dilakukan tiga kategori kemasakan yakni masak awal, masak tengah, dan masak akhir. Kegiatan masak awal dilakukan pada bulan April, Mei, dan Juni dengan varietas yang dipanen adalah GP 95-287, masak tengah dilakukan pada bulan Juli dan Agustus dengan varietas berupa TC 09, dan masak akhir dilakukan pada bulan September dan Oktober dengan varietas GP 95-316. Pemanenan tanaman tebu di PT Indolampung Perkasa dilakukan baik dalam kondisi tanaman tebu yang masih hijau (green cane) atau dilakukan pembakaran
14 terlebih dahulu (burnt cane). Sistem pemanenanya pun dilakukan secara manual, semi mekanis, dan secara mekanis. Untuk kegiatan pemanenan secara manual dilakukan oleh tenaga manusia. Sedangkan untuk pemanenan secara mekanis dilakukan oleh cane harvester. Adapun kegiatan pemanenan dilakukan oleh tenaga manusia namun proses pengangkutannya dilakukan secara mekanis oleh grabe loader. Peran traktor dalam kegiatan pemanenan adalah membawa hasil panen dari cane harvester untuk dibawa ke trailer pengangkut tebu. Implemen yang digunakan berupa side tipping trailer (STT). Tabel 2 Target operasi 2012/2013 Kegiatan
Pupuk Bajak Harrow Track Marking Ripper RC Ripper RPC Brushing Ridger bassal Compact Tyne Overlap Boom Sprayer Stable Saver Terra Tyne Micro Band
Target (ha/jam) 0,53 0,32 1,00 0,61 0,96 0,96 1,29 0,86 1,43 0,57 1,07 0,64 0,79 1,07
Sumber: Plantation department, PT Indolampung Perkasa
ALAT DAN MESIN PERTANIAN PENGOLAH LAHAN Pada umumnya, alat dan mesin yang digunakan dalam mekanisasi pertanian adalah traktor dan implemen. Traktor Traktor merupakan unit yang bersumber tenaga berupa mesin diesel dan digunakan untuk menarik dan atau menggerakkan implemen. Penggunaan traktor di PT Indolampung Perkasa bertujuan agar proses pengerjaan perkebunan lebih efisien, hasil pekerjaan lebih baik, dan tepat waktu. Sistem pada traktor Traktor terdiri dari banyak komponen penyusun. Dalam menjalankan fungsinya, tentu terdapat sistem dari komponen – komponen tersebut. Beberapa sistem yang terdapat di traktor antara lain: a) Sistem penyaluran bahan bakar
15 Syarat terjadinya pembakaran adalah adanya udara, bahan bakar, dan suhu yang cukup untuk melakukan pembakaran. Fungsi dari sistem pembakaran adalah untuk mengatur perbandingan udara dan bahan bakar yang dicampur, mengatur jumlah pemasukan bahan bakar dan udara ke ruang pembakaran, dan mengabutkan bahan bakar. Terdapat dua jenis motor dalam mesin yakni motor bensin dan motor diesel. Traktor menggunakan motor diesel sebagai tenaga penggerak. Proses pembakarannya terjadi karena udara yang dikompresi dan suhunya meningkat diberikan percikan bahan bakar. Karena suhu udara telah mencapai suhu pembakaran maka proses pembakaran terjadi. Komponen utama dari sistem penyaluran bahan bakar antara lain tangki bahan bakar, saringan bahan bakar, turbocharger, pompa injeksi, pompa bahan bakar, water separator, dan pipa penyalur bahan bakar. Bahan bakar pada tangki akan disalurkan ke water separator untuk dipisahkan antara air dan bahan bakar. Bahan bakar akan berada diatas sedangkan air berada dibawah dan secara manual akan dibuang dengan membuka tutup bagian bawah. Setelah dipisahkan bahan bakar kemudian ke disaring agar bahan bakar benar – benar bersih dengan fuel filter. Fuel pump kemudian memompa bahan bakar ke injeksi (FIP) dan akan disalurkan ke nozel sesuai dengan firing order (FO). Urutan FO untuk engine 4 silinder dimulai dari 1, 3, 4, 2. Sementara untuk engine 6 silinder adalah 1, 5, 3, 6, 2, 4. Bahan bakar oleh nozel akan dipecah (dikabutkan) menjadi butir – butir halus ke ruang bakar. Untuk penyuplaian udara, urutan kerjanya yakni: udara yang masuk akan dibersihkan oleh air cleaner. Selanjutnya udara akan dikompresi oleh kompresor pada turbocharger dan disalurkan ke intake manifold. Hasil gas pembakaran akan dikeluarkan melalui exhaust manifold dan dikeluarkan melalui turbin pada turbocharger ke muffler. b) Sistem pendinginan Sistem pendinginan berfungsi mencegah engine dari overheating sehingga engine mampu melakukan tugasnya dengan baik. Komponen utama dari sistem pendingin adalah pompa air, termostat, radiator, kipas (fan), oil cooler, dan water temperature gauge. Biasanya, sistem ini menggunakan air sebagai media pendingin (coolant) dan kipas. Air yang digunakan harus bebas dari garam untuk menghindari terjadinya korosif pada komponen mesin. Coolant dari wadah radiator akan disirkulasikan oleh pompa air sentrifugal. Pompa digerakkan oleh gear yang bersumber dari gear pompa bahan bakar yang dihubungkan dengan V-belt. Coolant akan dialirkan dari bagian depan engine ke seluruh bagian sampai belakang engine. Saat melewati engine inilah terjadi proses perpindahan panas karena adanya perbedaan suhu antara mesin dan air. Panas akan mengalir ke coolant sehingga suhu coolant meningkat sementara mesin menjadi dingin. Termostat akan terbuka saat suhu coolant mencapai titik tertentu dan coolant akan dialirkan ke radiator. Coolant yang melewati radiator akan mengalami pertukaran suhu sehingga suhu coolant akan menurun. Coolant yang dingin akan disirkulasikan kembali. Selain mendinginkan komponen pada engine, coolant juga berfungsi untuk mendinginkan oli pada oil cooler. c) Sistem Pelumasan
16 Pelumasan berfungsi mencegah kerusakan komponen engine seperti aus karena gesekan dan panas, meredam suara, pendinginan, dan membantu membersihkan engine dari kotoran. Sistem pelumasan dalam mesin biasanya menggunakan oli sebagai media pelumas. Penggunaan oli tergantung dari kekentalan yang ditandai dengan standar kekentalan dari SAE (Society of Automotive Enginers). Semakin tinggi nilai SAE, semakin kental oli tersebut. Sistem hidraulis dan rem menggunakan oli dengan nilai SAE 10, sistem engine menggunakan SAE 30, dan sistem transmisi menggunakan SAE 90. Sirkulasi oli diawali dari pompa oli ke filter oli untuk disaring kotorannya. Kemudian oli didinginkan di oil cooler dan disirkulasikan ke seluruh saluran oli pada engine dan kembali ke pompa oli. d) Sistem Transmisi Sistem transmisi merupakan serangkai kerjasama antara komponen – komponen dalam sistem untuk menyalurkan daya putar dari sumber ke bagian yang ingin digerakkan. Beberapa bagian yang mentransmisikan daya sebuah traktor terdiri dari engine, clutch, transmisi, differential gear, dan bagian akhir transmisi. 1. Engine Engine merupakan sumber penggerak utama traktor. Engine traktor memiliki konstruksi dan spesifikasi yang berbeda – beda pada setiap type dan merk traktor. Namun pada umumnya komponen utama engine traktor terdiri dari bagian luar (bagian yang terlihat) dan bagian dalam (bagian yang tertutup). Bagian terluar terdiri dari block engine, tutup cylinder head, curter engine, flywheel, exhaust manifold, intake manifold, pompa air, pompa bahan bakar, dinamostarter, alternator, breather, fuel filter, water separator, injeksi, oil filter, oil cooler, kipas (fan), radiator, dan turbocharger. Sedangkan bagian dalam terdiri dari crankshaft, batang piston, camshaft, ring piston, push rod, pompa oli. Prinsip kerja engine adalah saat switch pada posisi on, maka dinamostarter akan menyala. Dinamostarter akan menggerakkan flywheel melalui ring gear hanya pada awal penyalaan unit. Berputarnya flywheel akan menyebabkan crankshaft berputar dan menggerakkan piston dan kemudian piston akan menghasilkan tenaga yang digunakan unit. Selain itu, perputaran crankshaft akan disalurkan melalui belt untuk menggerakkan komponen seperti fan, coolant pump, dan alternator. Turbocharger Selang udara kompresi Dinamostarter
Radiator
Water separator Fuel filter
Fan Injektor
Alternator
Gambar 14 Komponen engine traktor Ford TM150 (tampak 1)
17 Turbocharger
Breather Tutup cylinder head
Radiator
Exhaust manifold Oil cooler Block engine
Flywheel Oil filter
Carter
Gambar 15 Komponen engine traktor Ford TM150 (tampak 2) Gambar 16 Engine 4 silinder traktor Ford tampak atas (tanpa turbocharger) Rocker arm
Push rod
Exhaust manyfold Katup intake udara Katup exhaust udara
Injektor
Saluran bahan bakar ke nozel
Nozel (dibagian dalam) Intake manyfold Lubang masuk udara dari air cleaner
Gambar 16 Engine 4 silinder traktor Ford tampak atas (tanpa turbocharger) 2. Clutch Cluth atau kopling merupakan komponen yang secara umum berfungsi untuk merilis putaran engine ke transmisi saat terjadi perpindahan kecepatan. Pada beberapa jenis traktor seperti John Deere clutch juga berfungsi sebagai tempat menyambung dan memutus daya putar dari engine ke PTO. Bagian – bagian clutch terdiri dari housing, clutch disc, pressure plate, ring, dan spring. Cara kerja dari clutch adalah saat pedal kolping diinjak maka release bearing akan menekan clutch disc (kit lever). Penekanan ini menyebabkan pressure plate dan clutch disc terpisah dari putaran flywheel sehingga putaran gear input transmisi terhenti dan terjadi perpindahan kecepatan. Saat pedal
18 kopling dilepas, maka spring akan mengembalikan clutch disc dan pressure plate ke posisi awal. Beberapa tipe traktor seperti John Deere dan Landini, putaran PTO diatur pada sistem clutch. Cara kerja perpindahan transmisi sama dengan clutch tanpa clutch PTO, hanya saja clutch PTO ditambahkan diantara flywheel dan clutch transmisi. Saat tuas PTO pada posisi on, maka release bearing PTO akan menekan kit lever PTO sehingga pressure plate PTO dan clutch disc PTO tertekan dan menempel di flywheel. Akibat adanya gaya gesek, maka PTO juga akan berputar. Perbedaan lainnya terlihat pada bentuk kit lever yang ditekan oleh release bearing.
A
B C B
C C
B Gambar 17 Jenis – jenis kit lever
Gambar 18 Bagian – bagian clutch transmisi Terdapat dua jenis clutch yaitu clutch kering dan clutch basah. Clutch kering merupakan clutch yang memanfaatkan gesekan antara dari komponen clutch dan umumnya terdapat dibeberapa tipe traktor. Kekurangan clutch kering adalah cepat terjadinya keausan pada komponen yang bergesekan. Clutch basah merupakan clutch yang dilumuri oli dan menggunakan sistem mekanisme
19 penekan piston oleh oli. Kelebihan dari clutch basah adalah umur pakai yang lebih lama karena keausan dapat dikurangi oleh oli. Kekurangannya adalah apabila terjadi kebocoran pada sistem oli, clutch tidak berfungsi dengan baik. 3. Transmisi. Transmisi merupakan suatu sistem yang berfungsi meneruskan tenaga putar dari mesin ke bagian yang akan digerakkan seperti differential gear, roda, dan PTO shaft. Berdasarkan komponen dan cara kerjanya transmisi dibedakan menjadi transmisi manual dan power shift. Komponen dari transmisi antara lain: sinkronmes, fork, shift coolar, dan gear. Untuk mengatur kecepatan transmisi (gear 1, gear 2, gear 3, gear 4, atau maju, mundur, lambat, dan cepat) sistem kerjanya adalah sebagai berikut: saat pedal kopling diinjak, maka putaran shaft dari clutch akan berhenti. Kemudian tuas transmisi diatur dan sinkonmes akan menyesuaikan ke gear yang dikehendaki. Pasangan gear yang berada pada shaft ke differential akan meneruskan daya putar ke differential gear. (1) Output shaft (2) Low & reverse sliding gear (3) Second sliding gear (4) Clutch (5) Input shaft (6) Clutch gear (7) Countershaft drive gear (8) Countershaft (9) Low speed gear (10) Second gear (11) Reverse gear (12) Reverse idler gear (13) Gear shift fork Sumber: syahrulensya.wordpress.com Gambar 19 Susunan gear transmisi (tampak samping) 4. Differential Gear Differential gear merupakan komponen traktor yang berfungsi merubah arah putaran mesin, memperbesar momen putar, dan memisahkan putaran antara roda kanan dan roda kiri. Bagian ini terdiri dari bevel ring gear, differential gear, pinion gear, dan pinion shaft. Cara kerja dari differential gear adalah saat countershaft berputar, maka putaran akan diteruskan ke pinion shaft untuk memutarkan pinion gear. Selanjutnya bevel gear akan berputar dan putaran ini akan diteruskan ke axle roda belakang. Differential gear akan bekerja saat differential lock diaktifkan sehingga putaran antara roda kanan dan kiri sama. Hal ini dilakukan saat pengoperasian di lahan untuk mempermudah traktor berjalan lurus. 5. Bagian Akhir Transmisi Komponen dari pentransmisi akhir pada traktor adalah planitary gear, dan shaft dari differential gear. Disebut bagian akhir transmisi dikarenakan hasil
20 daya yang ditransmisikan, bentuk aktual akhirnya diukur pada komponen ini. Sistem kerja dari komponen ini adalah hasil putaran dari shaft transmisi ke roda akan di reduce oleh planitary gear, gear penutup planitary gear.
Gear penutup
Planitary gear
Shaft transmisi
Gambar 20 Komponen pentransmisi akhir e) Sistem Hidrolis Sistem hidrolis merupakan sistem yang meneruskan daya menggunakan media berupa fluida tak terkompresi yang dialirkan melalui saluran pada sistem. Prinsip kerjanya adalah dengan memanfaatkan tekanan dari oli yang disalurkan melalui pipa penyalur dengan sistem buka tutup katup. Komponen utama dari sistem penyaluran oli antara lain pompa oli, oil filter, katup (valve), dan lain – lain. Sistem penyalurannya ada yang ke sistem pengaturan arah traktor (steering) dan ke hidrolis. Sistem hidrolis pada traktor terdiri dari dua macam yakni sistem hidrolis yang multifungsi dan sistem yang terpisah. Sistem multifungsi terdapat pada unit traktor seperti Messey Fergusson 6480, Landini Legend, John Deere, dan New Holland. Sedangkan sistem hidrolis terpisah terdapat pada unit seperti Massey Fergusson 390, Landini 8860, dan Landini 14500. f) Sistem Penggandengan Salah satu fungsi utama dari traktor adalah menggandeng implemen yang digunakan untuk melakukan kegiatan budidaya pertanian. Untuk menjalankan fungsinya tersebut, maka traktor harus dilengkapi dengan sistem penggandengan. Sistem penggandengan terdiri dari dua macam, yakni sistem penggandengan satu titik (one point hitch) dan tiga titik (three point hitch). One point hitch biasanya digunakan untuk penggandengan tanpa adanya pergerakan naik turun dari peralatan yang digandeng. Sedangkan three point hitch menggunakan sistem hidrolis untuk menggerakkan peralatan yang digandeng. Sistem ini digunakan pada peralatan yang memerlukan pergerakan naik turun dan biasanya tidak memiliki roda penyangga sendiri. Penggandengan ini terdiri dari satu titik top link dan dua titik lower link. Fungsi traktor Tujuan dari mekanisasi pertanian dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan alat dan mesin pertanian dilakukan dengan tepat dan benar. Penggunaan traktor–traktor yang ada di PT Indolampung Perkasa dibagi sesuai dengan jenis dan tipe traktor, umur dan performa traktor, jenis implemen yang dibawa, dan divisi. Secara umum fungsi traktor dibedakan menjadi traktor traksi dan traktor pengolah tanah.
21 Traktor traksi atau angkut merupakan traktor yang berfungsi menarik alat angkut (trailer) seperti trailer pupuk, bibit, tangki air, bahan bakar, peralatan manual, dan sebagainya. Traktor ini biasanya memiliki daya yang relatif lebih rendah dari traktor pengolah tanah. Traktor yang biasanya digunakan adalah traktor lama dan tua dan merupakan bekas dari traktor pengolah tanah. Sedangkan traktor pengolah tanah berfungsi untuk menarik implemen – implemen pengolah tanah. Traktor ini memiliki spesifikasi, daya, dan kondisi yang lebih baik dibanding traktor traksi. Beberapa merk dan tipe traktor yang dimiliki PT Indolampung Perkasa antara lain Massey Ferguson 390, Massey Ferguson 680-4WD, Ford 6640, Ford TM150, Landini 8860-2WD, Landini 14500, Landini Legend 145, New Holland TM7020, New Holland TM150, Fiat 140-90-4WD, John Deere 5715 4 WD, John Deere 6155, John Deere 6155J, John Deere 7520, dan John Deere 7525. Tahun pendatangan dapat dilihat pada Lampiran 1 dimana, traktor tergolong lama apabila didatangkan pada tahun < 2009 dan tergolong baru apabila didatangkan pada ≥2009.
Fiat 140-90
John Deere 6155
John Deere 6155J
John Deere 7520
Ford 6640
Landini
Landini Legend 145
New Holland TM150
Massey Ferguson 680
John Deere 7525
TM 7020
Landini 8860
Gambar 21 Beberapa jenis traktor PT Indolampung Perkasa
22
Implemen Implemen merupakan alat yang digunakan dalam kegiatan budidaya tebu dan ditarik dan atau digerakkan oleh traktor. Penggunaan implemen tergantung pada jenis dan umur traktor (Lampiran 1). Beberapa implemen yang digunakan untuk proses budidaya tebu di PT Indolampung Perkasa diantaranya: a) Moulboard plough (MP) Moulboard plough atau umumnya dikenal dengan bajak singkal merupakan implemen yang digunakan pada pengolahan tanah primer. Prinsip kerja dari bajak singkal adalah dengan membalikkan tanah dalam bentuk bongkahan berukuran besar. Bagian yang berinteraksi dengan tanah untuk mengolah tanah adalah mata bajak (share), singkal, dan penstabil bajak. Bagian lain yang berguna sebagai pendukung pada implemen ini adalah roda, kolter, jointer, dan kerangka. Moulboard plough yang digunakan di PT Indolampung Perkasa adalah PC-A35 moulboard plough. Jenis ini memiliki panjang pisau 27 cm dengan bagian yang masuk ke tanah 9 cm. b) Disc plough (DP) Secara garis besar fungsi implemen ini sama dengan fungsi MP, perbedaannya terletak pada pengaplikasiannya. Disc plough akan digunakan pada tanah yang lengket, tidak mengkikis, tanah berbatu, lahan yang masih banyak sisa akar, tanah gambut, dan tanah kering dimana moulboard plough tidak mampu masuk. Kekurangan dari implemen ini adalah tidak mampu menutup serasa dengan baik dan hasil olahan masih dalam bentuk bongkahan besar. Penggunaan di PT Indolampung Perkasa adalah untuk mengolah tanah yang memiliki kemiringan tertentu. c) Disc harrow (DH) Implemen ini digunakan pada pengolahan tanah sekunder. Fungsi dari disc harrow adalah untuk memperkecil ukuran bongkahan tanah hasil moulboard plough atau disc plough. Bagian – bagian dari disc harrow adalah piringan, poros piringan, penggerak piringan, roda dukung, dan kerangka. Prinsip kerja adalah piringan menyentuh permukaan tanah dan traktor bergerak maju, piringan akan berputar sekaligus memotong bongkahan tanah hasil MP. Gerak berputar dari pisau ini diakibatkan adanya daya dari motor yang disalurkan ke sistem penyalur daya sampai ke rotor. Tipe HR yang digunakan di PT Indolampung Perkasa ada 2 yakni disc harrow Baldan CRS2B dan DH2400C. Diameter dari piringan untuk diameter kecil adalah 63,5 cm dan diameter besar 71,12 cm.
23
Gambar 22 Disc harrow Baldan CRS2B d) Remonding implemen (TMD) Remonding implemen merupakan implemen yang digunakan untuk membuat jalur pada pengolahan lahan. Desain dari implemen tergantung pada pola tanam. Secara umum bagian dan prinsip kerja dari remonding hampir sama dengan disc harrow. Perbedaannya hanya terletak pada jumlah piringan dan kemiringan piringan. Jenis implemen yang digunakan di perusahaan ini adalah GB-130 remonding implemen. Tipe ini memiliki 6 buah piringan dan ditujukan untuk membuat alur pada tipe tanam double row (susunan dapat dilihat pada gambar 23). Diameter dalam dan luar dari piringan secara berurut adalah 23 cm dan 24 cm.
Gambar 23 Remonding implemen Gambar 23 Remonding implemen e) Ripper (HDR) Ripper atau subsoiler berguna untuk memecah lapisan tanah yang keras karena tanah sudah memadat akibat jejak lalulintas traktor dan unit lainnya selama kegiatan pemanenan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menghancurkan tanah menjadi bongkahan – bongkahan berukuran besar, menghancurkan gundukan, dan menembus permukaan tanah dengan kedalaman tertentu. Jenis ripper yang ada di PT Indolampung Perkasa adalah SB-600 ripper (SR).
24
Gambar 24 Ripper f) Penggembur Tanah Alat penggembur tanah berdasarkan pengaplikasiannya ada dua macam yakni terra tyne (TT) dan leaf tyne (LF). Secara umum keduannya memiliki fungsi yang sama yakni menggemburkan tanah, membuat gundukan, dan memberantas gulma. Perbedaannya terletak pada bentuk pisau yang digunakan. Terra tyne memiliki bentuk pisau yang lebih kaku dan digunakan pada saat RC. Sedangkan leaf tyne memiliki bentuk pisau yang lebih fleksibel dan ramping dan digunakan pada saat RPC.
Gambar 25 Terra tyne (kanan) dan leaf tyne (kiri) g) Implemen pemupuk dan penyemprot pestisida Implemen yang digunakan dalam kegiatan penyemprotan dan pemupukan merupakan implemen yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan tanaman. Beberapa contoh implemen – implemen tersebut adalah fertilizer applicator (FA) dan boom sprayer (BS). Fertilizer applicator biasanya dilengkapi dengan komponen pembuat alur untuk pupuk. Di PT Indolampung Perkasa fertilizer applicator digunakan terlebih dahulu dibanding boom sprayer. Panjang bentangan boom sprayer mencapai 6 meter satu sisi.
25
Gambar 26 Fertilizer applicator (kiri) dan boom sprayer (kanan) h) Sugarcane stump treating (SST) Sugarcane stump treating merupakan implemen yang digunakan untuk meratakan tinggi tanaman sisa tebang pada ratoon cane. Alat ini terdiri dari mata pisau, gear box, rantai, dan roda pendukung. Prinsip kerjanya adalah daya putar dari PTO yang akan tersalurkan ke gear box sehingga mata pisau akan berputar. Putaran dari mata pisau ini akan memotong sisa tanaman tebu.
Gambar 27 Sugarcane stump treating i) Ridger (RG) Merupakan implemen yang digunakan dalam kegiatan akhir pengolahan tanah. Di PT Indolampung Perkasa, alat ini dikombinasikan dengan kegiatan pemupukan dengan basal. Hopper dari pupuk diletakkan pada bagian atas, sementara mata pisau pembuat alur dari ridger berada di bawah.
26
Gambar 28 Ridger j) Alat angkut (trailer) Fungsi utama dari implemen ini adalah mengangkut barang yang digunakan dalam kegiatan budidaya tebu dari satu tempat ke tempat yang lain. Jenis traktor yang menarik trailer adalah jenis traktor small atau traktor lama yang sistem hidroliknya sudah tidak dapat digunakan. Beberapa implemen trailer yang terdapat di PT Indolampung Perkasa antara lain trailer pupuk, tangki air, trailer pipa irigasi, PMK, side tipping trailer (STT), compactor, dan sebagainya.
Tangki Air
PMK
Trailer Pupuk
STT
Trailer Pipa Irigasi
Gambar 29 Jenis trailer PT Indolampung Perkasa
WORKSHOP PT INDOLAMPUNG PERKASA Alat dan mesin merupakan sebuah unit yang memerlukan energi dan memerlukan perawatan dan perbaikan dalam pengoperasiaanya. Mesin juga memiliki umur ekonomis dimana suatu saat mesin akan mengalami kerusakan. Di PT Indolampung Pekasa kegiatan perawatan dan pemeliharaan, perbaikan, dan penyiapan unit yang akan beroperasi dilakukan di Workshop. Workshop pusat
27 (Workshop central) PT Indolampung Perkasa beralamat di km 43, Gedung Meneng Menggala Tulang Bawang. Workshop central menangani setiap unit rusak dari semua divisi yang berada di PT Indolampung Perkasa. Beberapa peralatan yang digunakan di Workshop antara lain: compressor electric, mesin las, trafo las, tyre changer, hose crimping machine, mobile crane, impact, mesin bubut, floor crane “kulin”, dongkrak buaya, chain block, baby crane, bottle jack, hydraulic jack, gerinda potong, batteray charger, gerinda duduk, bor duduk, grease pump, kunci roda, dan las.
Organisasi dan Managemen Workshop Dalam menjalankan fungsinya, Workshop central tentu memiliki struktur organisasi yang jelas. Workshop central berada dibawah departemen Plantation dan dipimping oleh seorang manager. Manajer Workshop adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengelola perbaikan, perawatan, serta pengadaan barang sparepart seluruh alat dan mesin yang ada di perusahaan. Manajer Workshop dibantu oleh officer dalam melaksanakan tugasnya. Setiap officer akan mengepalai beberapa bagian yang ada di Workshop. Selain itu, setiap bagian akan officer akan dibantu oleh seorang supervisor atau leader yang setiap leadernya memiliki beberapa mekanik. Dalam melakukan perbaikan, Workshop PT Indolampung Perkasa memberlakukan sistem SPK (Surat Perintah Kerja). SPK berfungsi sebagai surat perintah yang harus dilakukan oleh mekanik yang ada di Workshop sesuai isi dari SPK. Setiap unit yang akan melakukan kegiatan perbaikan dan atau melakukan service harus mengisi form SPK (contoh lembaran dapat dilihat pada Lampiran 2). Pada kegiatan perbaikan, SPK juga dapat dijadikan acuan dalam melakukan penilaian terhadap kinerja dari mekanik yang bersangkutan. Semakin banyak SPK yang dapat diselesaikan oleh mekanik, maka semakin baik juga penilaiannya. Namun penilaian kinerja juga tidak selalu dinilai dari jumlah SPK. Pada kondisi dimana proses perbaikan memerlukan sparepart dan butuh waktu untuk melakukan pengadaan sparepart karena tidak tersedia di Werehouse, maka bukan berarti mekanik tidak bekerja dengan baik.
Gambar 30 Struktur organisasi Workshop central (sumber: Workshop central PT ILP)
28 Bagian – bagian Workshop Workshop PT Indolampung Perkasa terbagi menjadi beberapa bagian seperti: a) Bagian Traktor Bagian ini bertugas untuk melakukan perbaikan mesin dan komponen traktor yang mengalami kerusakan. Bagian ini terdiri dari perbaikan khusus engine dan bukan engine. Perbaikan engine dari seluruh divisi dilakukan di ruang engine overhaul. Sedangkan untuk perbaikan komponen lain dilakukan per divisi. Dibagian ini terbagi menjadi lima bagian yakni divisi 1, divisi 2, divisi 3, divisi 4, dan harvesting. Harvesting akan membantu perbaikan unit traktor dari berbagai divisi sesuai dengan SPK. Khusus kegiatan pengelasan unit traktor akan dilakuakan oleh bagian pengelas. Jadi tidak sembarang mekanik bisa melakukan kegiatan pengelasan. Saat on season, perbaikan akan dilakukan hanya pada traktor yang mengalami masalah. Sementara saat off season, keseluruhan traktor akan diperbaiki di Workshop central untuk mempersiapkan traktor beroperasi saat on season.
Gambar 31 Bagian traktor
Gambar 32 Ruang engine overhaul
b) Bagian Implemen, STT (side tipping trailer), dan Patria Bagian ini bertugas untuk melakukan perbaikan terhadap implemenimplemen, side tipping, dan patria. Kegiatan yang dilakukan antara lain penggantian komponen yang rusak, pengelasan bagian – bagian yang tidak sesuai, dan sebagainya.
Gambar 33 Bagian implemen dan patria
29 c) Bagian Maintenance Pemeliharaan dan perawatan semua unit perusahaan termasuk traktor dilakukan oleh bagian maintenance. Traktor dari semua divisi melakukan perawatan dan perbaikan di tempat ini. Bagian ini terdiri dari kantor tempat melakukan pengajuan service dan tempat unit melakukan service. Perlengkapan yang digunakan untuk service antara lain: drum wadah oli bekas, kunci, wadah filter bekas, compressor, alat pengepres filter bekas, corong oli, selang, kain majun, dan sebagainya.
Gambar 34 Bagian maintenance d) Bagian kendaraan Perbaikan kendaraan seperti HT, CT (cargo truck), DT, dan lainnya dilakukan pada bagian ini. Selain kendaraan–kendaraan yang digunakan untuk kegiatan perkebunan, juga dilakukan kegiatan perbaikan kendaraan untuk dinas, bus sekolah, ambulance, dan sebagainya.
Gambar 35 Bagian kendaraan e) Bagian Elektrik Merupakan tempat perbaikan bagian–bagian elektrik seperti AKI dan beberapa komponen elektrik lainnya. Semua unit yang mengalami kerusakan pada bagian listrik akan ditangani oleh bagian ini. f) Bagian HE (Heavy equipment) Bagian heavy equipment bertugas untuk menyiapkan, memperbaiki, dan memelihara alat–alat berat yang digunakan dalam kegiatan operasi perkebunan. Heavy equipment yang terdapat pada PT ILP antara lain: buldoser, excavator, CS (cane staker), dan GL (grabe loader).
30
Gambar 36 Bagian heavy equipment
Gambar 37 Alat berat PT Indolampung
Cane Staker
Buldoser
Excavator
Grab Loader
Gambar 37 Alat berat PT Indolampung Perkasa Gambar 36 Bagian heavy equipment g) Bagian Irigasi Bagian irigasi bertugas untuk menyediakan, memelihara, dan melakukan perbaikan alat dan mesin untuk irigasi seperti pompa irigasi, pipa – pipa, dan lainnya. Kegiatan pengelasan pipa – pipa irigasi, big gun sprinkler, dan komponen lainnya dilakukan pada bagian ini. Sedangkan kegiatan perbaikan engine pump dilakukan pada bagian engine overhaul traktor.
31
Gambar 38 Pipa irigasi (kiri) dan engine pump (kanan) h) Bagian Administrasi Bagian ini bertugas untuk melakukan semua kegiatan administrasi Workshop mulai dari kegiatan permintaan perbaikan, pengajuan service, dan pengajuan sparepart. Seluruh data – data kerusakan dari berbagai alat dan mesin pertanian, kegiatan service unit, dan sebagainya tersimpan di bagian ini. Untuk lokasi dan letak masing – masing bagian dapat dilihat pada Lampiran 3.
PEMBAHASAN Kerusakan Traktor Secara mendasar traktor roda empat disusun oleh bagian – bagian utama sebagai berikut: motor bakar internal sebagai sumber tenaga, sistem transmisi tenaga, sistem rem, alat penggerak maju atau mundur, alat kemudi, PTO, dan alat penggerak implemen (Sembiring 1991). Traktor merupakan unit yang dimana suatu saat akan mengalami kerusakan selama periode penggunaannya. Menurut Prastowo (1983), yang dimaksud dengan kerusakan traktor adalah setiap kerusakan yang terjadi di lapangan pada waktu beroperasi. Secara tidak langsung kerusakan serta peluangnya akan berkaitan erat dengan umur serta akumulasi kerja yang telah dilakukan traktor. Kerusakan dapat terjadi pada salah satu atau keseluruhan komponen penyusunnya yang disebabkan keausan, goresan, kecelakaan, kurangnya pemeliharaan, dan kurang berhati – hati dalam pengoperasian traktor. Penggantian dan perbaikan komponen yang rusak harus segera diatasi. Komponen – komponen yang sering mengalami kerusakan antara lain a) pada engine seperti ring piston, valve inlet, valve exhaust, sistem oli, seal, dan sebagainya, b) pada sistem listrik antara lain baterai, regulator, alternator, lampu, dinamostarter, dan sebagainya, c) pada sistem roda antara lain mur baud roda depan, ban dalam dan luar roda depan, ban dalam dan luar roda belakang, dan bearing, d) pada sistem pendingin antara lain sabuk V-belt, radiator, kipas (fan), pompa coolant, dan sistem – sistem pada transmisi dan hidrolik. Kerusakan traktor di PT Indolampung Perkasa berdasarkan jumlah komponen, tingkat kesulitan, dan waktu perbaikan dikategorikan kedalam
32 kerusakan minor dan mayor. Masuk minor apabila perbaikan yang dilakukan maksimal 1 hari, sedangkan dikategorikan mayor apabila proses perbaikan memerlukan waktu 2 sampai 3 hari atau tidak dapat ditentukan jika sparepart tidak tersedia. Yang termasuk kerusakan minor antara lain kerusakan pada hidraulik, injeksi (kalibrasi), kebocoran nozel, hose transmisi bocor, kerusakan pada PTO, steer berat, kerusakan pada turbo, front axle, clutch disc, disc brake, radiator, dan sebagainya. Kerusakan mayor sebenarnya bisa merupakan kombinasi dari kerusakan ringan atau kerusakan ringan yang membutuhkan kegiatan pembongkaran yang rumit dan perlu perakitan kembali. Contoh kerusakan mayor antara lain gear PTO / differential gear, bearing, cover hydraulik, bolt treansmisi, hidraulik, engine overhaul, radiator, transmisi, dan pecah engine block. Dari data SPK yang masuk pada tanggal 9 April 2011 sampai 5 Agustus 2013 tercatat 346 traktor yang mengajukan SPK dimana 34,54% mengajukan ≥ 100 SPK. Dari data diambil 50 unit traktor teratas yang sering melakukan perbaikan dan perawatan (Lampiran 4). Dari 50 daftar teratas dapat diambil dikatakan bahwa traktor dengan tipe Ford 6640-2WD, Ford 6640-4WD, dan Landini 8860-4WD lebih mendominasi. Persentase dari ketiga tipe traktor berturut – turut 18%, 3%, dan 7% dari total traktor perusahaan (Lampiran 5). Artinya dalam rentang waktu tersebut 32,26% Ford 6640-2WD, 100% Ford 6640-4WD, dan 34,78% Landini 8860-4WD melakukan perbaikan dan perwatan (Tabel 3).
Gambar 39 Persentase jumlah SPK periode 9 April 2011 sampai 5 Agustus 2013
33 Tabel 3 Persentase frekuensi permintaan service traktor (9 April 2011 – 5 Agustus 2013) Tipe Ford 6640-2WD Ford 6640-4WD Landini 8860-2WD Landini 8860-4WD John Deere 5715-4WD John Deere 7520
Jumlah unit masuk Workshop 20 9 6 8 6 1
Total traktor 62 9 54 23 30 12
Presentase (%) 32,26 100,00 11,11 34,78 20,00 8,33
Jumlah SPK belum tentu menyatakan bahwa unit sering mengalami kerusakan karena SPK yang dimasukkan merupakan SPK gabungan antara SPK perbaikan, SPK service, dan SPK penambahan dan perbaikan aksesoris traktor seperti kanopi dan tempat duduk. Selain itu, unit traktor yang mengajukan SPK terendah bisa saja dikarenakan terhambat oleh ketersediaan sparepart sehingga unit tidak dapat beroperasi selama periode pengambilan data. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju kerusakan dan perawatan adalah: (1) keterampilan operator dan mekanik, (2) kondisi lahan, (3) penggunaan dan pemeliharaan traktor, (4) umur dan jenis traktor, dan (5) jumlah unit yang beroperasi. Keterampilan operator dan mekanik merupakan faktor utama dalam menjaga performance dari unit yang bersangkutan. Seorang operator diharapkan mampu memahami dan mengetahui kondisi dan kemampuan mesin yang dioperasikan, yang artinya unit tidak boleh menerima beban yang melebihi batas kemampuannya. Selain itu, mekanik juga diharapkan terampil dalam melakukan perbaikan sehingga kerusakan pada unit tidak akan menjadi semakin parah atau banyak mengalami gangguan dalam pengoperasiannya. PT Indolampung perkasa pada umumnya memiliki topografi lahan datar sampai bergelombang dan sebagian besar memiliki tingkat kemiringan 9 – 15 %, terutama pada daerah yang dekat dengan sungai. Desain unit yang kurang sesuai tentu akan menghambat operasional unit sehingga laju kerusakan bisa lebih tinggi.
34 Selain dari lahan, pengoperasian unit yang berlebih dan tidak diiringi dengan pemeliharaan yang baik tentu akan memperbesar laju kerusakan dari traktor. Unit sebaiknya memiliki waktu operasional yang sesuai dengan umur dan jenisnya. Ford 6640 merupakan unit yang didatangkan pada tahun 1995, 1996, dan 1997 dan Landini 8860 merupakan unit yang didatangkan pada tahun 1995, 1996, 1997, dan 1998. Dapat dikatakan bahwa umur kedua jenis traktor ini adalah sekitar 18 tahun. Jenis traktor juga dapat mempengaruhi laju kerusakan. Jenis unit dapat dilihat dari kategori unit (small dan medium traktor) dan tipe traktor. Dari 50 sample yang diambil 57% merupakan traktor small dan 43% merupakan traktor medium. Jumlah traktor berhubungan dengan lamanya waktu pengoperasian. Semakin optimum jumlah traktor yang beroperasi, maka laju kerusakan unit akan semakin rendah. Dari Tabel 4, 5, dan 6 didapat bahwa divisi III memiliki persentase terendah untuk traktor yang dapat beroperasi. Hal ini disebabkan, jumlah unit yang masih beroperasi harus memenuhi target produksi. Tabel 4 Jumlah traktor siap operasi (Kamis, 15 Agustus 2013) Divisi
Tipe traktor Small Medium Total
I 26 18 44
II 25 10 35
III 11 11 22
IV 29 7 36
Tabel 5 Total traktor PT Indolampung Perkasa tahun 2012
Tipe traktor Small Medium Total
Divisi I 39 27 66
II 32 26 58
III 25 22 47
IV 29 24 53
Tabel 6 Persentase traktor siap operasi (Kamis, 15 Agustus 2013) Tipe traktor Small Medium Total
I (%) 66,67 66,67 66,67
Divisi II (%) III (%) 78,13 44 38,46 50 60,34 46,81
IV (%) 100 29,17 67,92
Prosedur perbaikan Kegiatan perbaikan traktor di PT Indolampung Perkasa dilakukan oleh bagian traktor. Apabila terjadi kerusakan pada traktor, maka operator akan melaporkan kepada pengawas masing- masing divisi. Setelah membuat surat perintah kerja (SPK) oleh user, unit akan masuk ke bagian traktor. Kelengkapan unit dilakukan sebelum unit masuk ke bagian traktor. Daftar kelengkapan dapat
35 dilihat pada Lampiran 6. Selanjutnya mekanik akan melakukan diagnose untuk menentukan status kerusakan dan termasuk kerusakan minor atau mayor. Contoh ceklist kerusakan dapat dilihat pada Lampiran 7. Status kerusakan dapat berupa on repair (OR), waiting repair (WR), dan waiting part (WP). OR merupakan keadaan dimana kegiatan perbaikan dapat dilakukan segera karena proses perbaikan dapat dilakukan dengan cepat. Kerusakan minor masuk kedalam status OR dan paling diprioritaskan untuk diperbaiki. WR adalah keadaan dimana perbaikan traktor akan dilakukan apabila traktor lain telah selesai diperbaiki (antri). WP merupakan keadaan dimana traktor memerlukan sparepart yang baru.
Pengadaan Sparepart Ketersediaan sparepart merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran proses perbaikan . Dengan adanya sparepart, permasalahan yang ada pada unit segera dapat diatasi dan unit dapat segera beroperasi dilapangan. Semakin banyak unit yang beroperasi semakin ringan juga beban bagi setiap unit. Beban yang tidak berlebih akan membuat unit tidak cepat rusak. Dari proses perbaikan yang dilakukan, tidak keseluruhan unit langsung dapat diatasi. Terkadang ada unit yang membutuhkan sparepart baru. Pada status OR dan WR, unit tidak memerlukan sparepart baru. Sedangkan pada WP diperlukan pengajuan permintaan sparepart baru. Pengajuan sparepart dilakukan oleh mekanik melalui bagian administrasi Workshop ke bagian Werehouse. Jika sparepart tersedia di Werehouse maka akan langsung dilakukan perbaikan terhadap unit. Tetapi jika sparepart yang baru tidak tersedia dibagian Werehouse, maka ada dua perlakuan pada unit yakni unit masih dapat beroperasi dengan sparepart lama tetapi dengan batas waktu tertentu (intermediete repair) atau unit benar – benar tidak dapat beroperasi (unit down). Proses perbaikan pada unit IMR dan unit down akan dilakukan jika sparepart baru telah datang.
Pemeliharaan dan Perawatan Traktor Pemeliharaan merupakan proses yang dapat dijadwalkan dengan tujuan agar mesin tetap beroperasi pada efisiensi maksimum, memperpanjang umur mesin, dan untuk menghindari kerusakan dini (O’Callaghan 1998). Kinerja dari sebuah traktor berhubungan langsung terhadap produktifitas dan pendapatan perusahaan. Perawatan dan pemeliharaan yang dilakukan terdiri atas perawatan dan pemeliharaan harian dan berkala. Pemeriksaan dan perawatan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara rutin setiap harinya. Pemeriksaan dan perawatan harian meliputi pemeriksaan dan perawatan sebelum beroperasi, saat mesin dinyalakan, pengoperasian, dan pembersihan unit setelah beroperasi. Kegiatan ini wajib dilakukan oleh operator. PT Indolampung menggunakan sistem pergantian operator sehingga pemeriksaannya dilakukan per hari dan saat pergantian operator berlangsung. Diharapkan dengan melakukan pemeriksaan awal, penanganan masalah yang nanti muncul dapat diantisipasi. Contoh daftar pengecekan unit traktor dapat dilihat pada Lampiran 8.
36 Beberapa kegiatan pemeriksaan sebelum beroperasi antara lain: (1) pemeriksaan level oli, (2) pemeriksaan sistem pendingin, (3) pemeriksaan sistem bahan bakar, (4) pemeriksaan kondisi penyaring udara, (5) pemeriksaan kondisi gemuk, (6) pemeriksaan komponen – komponen lain, dan (7) identifikasi implemen, kondisi lahan, dan pengaturan kecepatan. Pemeriksaan level oli penting dilakukan karena oli berguna untuk melumasi bagian – bagian traktor. Langkah awal yang dilakukan adalah membuka tutup wadah pengisi oli, bersihkan, dan periksa level oli yang ditunjukkan oleh batang penduga level oli (dipstick). Jumlah oli yang ditunjukkan oleh dipstick harus melebihi batas minimal batang dan kurang atau sama dengan batas maksimal level oli. Pemeriksaan level oli dilakukan pada engine, transmisi, front axle, kopling, dan rem. Penggunaan oli tergantung dari kekentalan yang ditandai dengan standar kekentalan dari SAE (Society of Automotive Enginers). Semakin tinggi nilai SAE, semakin kental oli tersebut. Sistem hidraulis dan rem menggunakan oli dengan nilai SAE 10, oli mesin menggunakan oli SAE 30 atau 40, dan oli transmisi SAE 90. Sistem pendingin berguna untuk mencegah kerusakan yang diakibatkan overheating. Beberapa komponen yang perlu diperiksa dalam sistem pendinginan yakni volume dan kondisi air radiator, kondisi radiator, water pump, saluran air pendingin (coolant), termostat, dan tali kipas. Pada radiator, jumlah air harus mencukupi (ditunjukkan oleh batas leher lubang pengisi air). Jika air pengisi dan radiator kotor maka harus dibersihkan dan apabila terjadi kebocoran maka perlu dilakukan peggantian radiator. Penggantian termostat yang rusak dan kekencangan tali kipas juga menentukan efektivitas dari sistem pendingin. Pemeriksaan sistem bahan bakar meliputi pengecekan volume bahan bakar pada tangki bahan bakar, kondisi pompa bahan bakar, saringan bahan bakar, kondisi injeksi, dan nozle. Jumlah bahan bakar traktor tidak boleh kurang karena dapat menyebabkan udara masuk sehingga traktor tidak dapat dihidupkan. Pembersihan dan penggantian saringan bahan bakar perlu dilakukan jika saringan kotor. Penyaringan bahan bakar sebelum dimasukkan ke tangki bahan bakar dapat meminimalisasi frekuensi penggantian saringan bahan bakar. Kondisi dari air cleaner juga menjadi faktor penting untuk menjaga kondisi traktor. Udara yang kotor kemudian masuk ke sistem pembakaran tentu akan mengganggu proses pembakaran. Pemeriksaan saringan udara dilakukan pada komponen air cleaner itu sendiri, kondisi intake manifold, saluran udara, dan kompresor pada turbocharger jika unit dilengkapi turbocharger. Pemeriksaan kondisi gemuk (grease) juga penting dikarenakan gemuk merupakan bahan pelumas yang dapat mencegah keausan pada komponen tertentu. Beberapa komponen yang perlu diperiksa kondisi gemuknya adalah pada kingpen, busi, dan bagian lainnya pada sistem front axle. Kekurangan gemuk pada bagian yang bergesekan akan menyebabkan komponen menjadi cepat aus. Selain itu, beberapa komponen seperti rem, kopling, lampu dan sistem elektrik, tekanan roda, kondisi hidraulik, dan kekencangan baut perlu diperiksa kondisinya. Untuk persiapan di lahan, pengidentifikasian implemen yang akan dibawa, kondisi medan, dan pengaturan kecepatan yang sesuai juga penting diperhatikan.Sedangkan untuk pemeliharaan dan perawatan berkala dilakukan oleh operator dan bagian maintenance untuk bagian tertentu, seperti penggantian filter oli.dan penggantian filter. Kegiatannya didasarkan pada HM (hour meter)
37 dan berbeda – beda tergantung rekomendasi dealer, merk, dan type traktor yang ada. Workshop PT Indolampung Perkasa menerapkan sistem 60 - 100 HM sebelum waktu service, operator harus segera melakukan pengajuan service. Kegiatan service berkala berdasarkan jumlah kegiatanya dibagi menjadi service rutin dan service total. Service rutin meliputi penggantian oli mesin, filter oli mesin, filter water separator, dan filter solar. Service total terjadi jika banyak komponen yang harus diganti (kombinasi service rutin). Kegiatan service total meliputi penggantain oli mesin, oli transmisi, oli differential, penggantian seluruh filter (filter transmisi, water separator, filter hidrolik, dan filter mesin), dan saringan udara. Beberapa contoh kegiatan service berkala pada traktor John Deere dan New Holland ditunjukkan pada Lampiran 9.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan PT Indolampung Perkasa menggunakan tebu yang dibudidayakan di lahan sendiri. Budidaya tebu yang dilakukan meliputi pembudidayaan tebu untuk digiling dan tebu untuk bibit. Beberapa varietas yang dibudidayakan pada musim tanam 2012/2013 diantaranya GP 95-287, GP 95-316, dan TC 09. Kegiatan pemanenan dibagi menjadi tiga massa yakni massa awal, massa tengah, dan massa akhir. Varietas yang dipanen pada massa awal, massa tengah, dan massa akhir berturut–turut adalah GP 95-287, GP 95-316, dan TC 09. Bibit tebu yang ditanam merupakan tebu bibit yang ditanam pada lahan tertentu. Sistem tanam yang dilakukan adalah double row. Sistem budidaya tanaman tebu yang digunakan PT Indolampung Perkasa terdiri dari plant cane, replanting cane, dan ratoon cane. Sistem mekanis banyak diaplikasikan pada proses budidaya tanaman tebu, mulai dari kegiatan persiapan lahan, bajak, penggaruan, pembuatan alur tanam, pembuatan saluran air, sampai kegiatan pemeliharaan. Traktor merupakan unit yang penting dalam budidaya karena sebagian besar kegiatannya dilakukan oleh mesin ini. Pemeliharaan, perawatan, dan perbaikan terhadap traktor perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan pada unit. Pemeliharaan dan perawatan dilakukan secara harian dan berkala. Secara harian dilakukan oleh operator, sedangkan secara berkala dilakukan di Workshop PT Indolampung Perkasa berdasarkan HM. Beberapa kegiatan pemeriksaan sebelum beroperasi antara lain: pemeriksaan level oli, pemeriksaan sistem pendingin, pemeriksaan sistem bahan bakar, pemeriksaan kondisi penyaring udara, pemeriksaan kondisi gemuk, pemeriksaan komponen– komponen lain, dan identifikasi implemen, kondisi lahan, dan pengaturan kecepatan.Perbaikan traktor dan unit lainnya dilakukan di bagian Workshop. Perbaikannya dilakukan pada kerusakan minor dan mayor. Faktor – faktor yang mempengaruhi laju kerusakan dan perawatan antara lain ketrampilan operator dan mekanik, kondisi lahan, penggunaan dan pemeliharaan traktor, dan umur dan jenis traktor. Sparepart merupakan komponen yang penting dalam menjamin kelancaran perbaikan traktor.
38
Saran 1. Perbedaan perawatan terhadap unit lama dan unit baru perlu dilakukan untuk menjaga performance setiap unit. 2. Perlu dilakukan sistem penyediaan sparepart terutama sparepart yang paling sering dibutuhkan. 3. Operator dan mekanik harus merupakan orang yang terlatih dan perlu dilakukan pengawasaan terhadap operator dalam melakukan perawatan unit yang bersangkutan. 4. Perlengkapan bagi mekanik hendaknya memenuhi standar, seperti perlengkapan keselamatan kerja dan tools perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA O’ Callaghan, J.R. 1988. Mechanised System – The Replacement Problem Proceedings. Engineering Advances For Agricultural And Foods. 12 – 15 September 1998. Robinson Collage. Cambridge. Prastowo, B. 1983. Pendekatan Sistem untuk Analisa Mekanisasi Pengolahan Tanah Sawah di Sulawesi Selatan. Tesis. Pasca sarjana. IPB. Bogor Sembiring, E Namaken. Dan I Nengah Swastawa. 1991. Sumber Tenaga Tarik di Bidang Budidaya Pertanian. JICA-DGHE/IPB Project /ADAET : JTA-9a(132)
39 Lampiran 1 Pembagian traktor dan implemen yang dibawa Tipe Traktor MF 390 - 2WD Landini 8860-2WD
Tahun Pengiriman 1993, 1994 1995, 1997
Ford 6640
1996, 1997
John Deere 5715 4WD Fiat 140-90-4WD
2009, 2010
Landini 14500 New Holland TM7020 John Deere 6155 Landini Legend 145
1996 1996 2010, 2011 2011 1997, 1998
Implemen Compactor, leaf tyne, Trailer (rak pipa irigasi, water tank, bucket,dll), compactor, leaf tyne, boom sprayer, terra tyne Trailer (bucket, PMK, pipa irigasi, water tank) , leaf tyne, boom sprayer, compactor, SST, fertilizer applicator, terra tyne Side tipping trailer Trailer, support, remonding, harrow, terra tyne,penarik, fertilizer applicator, bucket Water tank, fertilizer applicator, trailer PMK dan penarik, Side tipping trailer
Side tipping trailer Penarik, leaf tyne, terra tyne, remonding, SST, trailer PMK, fertilizer applicator, MF 680-4WD 2007 Moulboard plough, harrow, remonding, fertilizer applicator Ford TM150 2006, 2007 Moulboard plough, harrow, terra tyne, remonding John Deere 7520 2007, 2008 Harrow, moulboard plough, fertilizer applicator, terra tyne John Deere 7525 2009 Remonding, fertilizer applicator, moulboard plough, terra tyne, John Deere 6155 2011 Side tipping trailer Sumber: Workshop central, PT Indolampung Perkasa
40 Lampiran 2 Form surat perintah kerja (SPK)
41 Lampiran 3 Tata letak Workshop PT Indolampung Perkasa (sumber: Workshop central PT ILP)
42 Lampiran 4 Data 50 traktor terbanyak mengajukan SPK (9 April 2011 sampai 5 Agustus 2013)
TR 186 TR 114
Jumlah SPK Masuk 307 295
TR 126
289
TR 157 TR 169 TR 123 TR 177 TR 182 TR 174 TR 135 TR 088
289 278 272 262 255 249 248 247
TR 127
247
TR 252
246
TR 175 TR 096 TR 171
245 242 240
TR 189
238
TR 131 TR 217 TR 229 TR 191
236 232 231 229
TR 214
227
TR 089
226
TR 173
226
TR 078
225
Kode Unit
TIPE Ford 6640-2WD Ford 6640-2WD Landini 8860-2WD Landini 8860-4WD Ford 6640-4WD Ford 6640-2WD Ford 6640-4WD Ford 6640-2WD Ford 6640-4WD Ford 6640-2WD Ford 6640-2WD Ford 6640-2WD John Deere 57154WD Ford 6640-4WD Ford 6640-2WD Ford 6640-4WD Ford 6640-2WD Ford 6640-4WD Landini 8860-2WD Landini 8860-4WD Ford 6640-2WD Landini 8860-2WD Ford 6640-2WD Ford 6640-4WD Landini 8860-4WD
TR 172 TR 176
Jumlah SPK Masuk 225 224
TR 242
223
TR 231 TR 187 TR 132 TR 100 TR 222 TR 119 TR 163 TR 107
219 217 215 214 214 213 209 205
TR 243
203
TR 103
202
TR 149 TR 048 TR 166
201 195 194
TR 235
193
TR 095 TR 194 TR 224 TR 084
191 191 189 188
TR 241
187
TR 109
184
TR 253
181
TR 116
180
Kode Unit
TIPE Ford 6640-4WD Ford 6640-4WD John Deere 57154WD Landini 8860-4WD Ford 6640-2WD Ford 6640-2WD Ford 6640-2WD Landini 8860-4WD Ford 6640-2WD Landini 8860-4WD Ford 6640-2WD John Deere 57154WD Ford 6640-2WD Landini 8860-2WD Landini 8860-2WD Landini 8860-4WD John Deere 57154WD Ford 6640-2WD Ford 6640-2WD Landini 8860-4WD Landini 8860-2WD John Deere 57154WD Ford 6640-2WD John Deere 57154WD John Deere 7520
43 Lampiran 5 Total traktor PT Indolampung Perkasa yang masih beroperasi
Kategori Small Small Small Small Small Small Small Medium Medium Medium Medium Medium Medium Medium Medium Medium
Tipe traktor Massey Fergusson 390-2WD Massey Fergusson 390-4WD Landini 8860-2WD Landini 8860-4WD Ford 6640-2WD Ford 6640-4WD John Deere 5715 Fiat 140-90 4WD Landini 14500 Landini LEGEND Massey Fergusson 680-4WD Ford TM150 John Deere 7520 John Deere 7525 New Holland TM7020 John Deere 6155
Daya (hp) 70 - 90 70 - 90 70 - 90 70 - 90 70 - 90 70 - 90 70 - 90 140 - 150 140 - 150 140 - 150 140 - 150 140 - 150 140 - 150 140 - 150 140 - 150 140 - 150
Sumber: Workshop PT Indolampung Perkasa Juli 2012
Tahun kirim 1993, 1994 1993, 1994 1995, 1996 1997, 1998 1996, 1997 1997 2009 1995, 1996 1996 1997, 1998 2007 2006, 2007 2007, 2008 2009 2010, 2011 2011
Jumlah 15 4 54 23 62 9 30 30 7 25 19 10 12 16 14 16
44 Lampiran 6 Ceklist serah terima kelengkapan traktor SERAH TERIMA TRAKTOR WSC - DIVISI CHECKLIST KELENGKAPAN No Unit : Tipe Unit : Divisi : Tanggal
Alokasi unit : :
NO
DESCRIPTION
1
Apakah muffler/knalpot ada?
2
Apakah kontak starter ada?
3
Apakah tutup tangki solar ada?
4
Apakah tutup oli mesin ada?
5
Apakah stick oli mesin ada?
6
Apakah tutup oli transmisi ada?
7
Apakah stick atau kontrol oli transmisi ada?
8
Apakah radiator ada?
9
Apakah baterai (accu) ada?
10
Apakah altenator ada?
11
Apakah stater motor ada?
12
Apakah drawbar belakang ada?
a
Bagian atas
b
Bagian bawah
13
Apakah jumlah ban lengkap?
a
Ban depan kanan
b
Ban depan kiri
c
Ban belakang kanan
d
Ban belakang kiri
14
Apakah jumlah baut roda depan lengkap? (6 pcs)
a
Baut roda depan kanan
b
Baut roda depan kiri
15
Apakah jumlah baut roda belakang lengkap? (8 pcs)
a
Baut roda belakang kanan
b
Baut roda belakang kiri
16
Apakah unit bisa distarter?
17
Apakah lampu depan lengkap dan menyala?
a
Kanan
b
Kiri
18
Apakah hydraulic berfungsi dengan baik?
19
Apakah double berfungsi dengan baik?
20
Apakah three point berfungsi dengan baik?
YES
NO
Remarks
45 Lampiran 7 Ceklist kerusakan traktor CEKLIST KERUSAKAN TRACTOR Tanggal : Mekanik : No
Deskripsi
Komponen
Part Number
QTY/Unit
Unit
: Oli ATF
YES
NO
YES
NO
Fiat 140-90 1
Flex Hose
5143839
3
pcs
2
Flex Hose
5119381
2
pcs
3
Flex Hose
5113920
1
pcs
4
Flex Hose
5113924
1
pcs
5
Flex Hose
5141860
1
pcs
6
Flex Hose
19053182
1
pcs
7
Flex Hose
5109879
2
pcs
8
Flex Hose
5113926
4
pcs
9
Flex Hose
5126672
1
pcs
10
Kit Seal
9960040
1
pcs
11
Kit Seal
9960045
1
pcs
12
Gasket Ext
5109460
2
pcs
13
Gasket Int
5109408
2
pcs
14
Gasket
5124437
1
pcs
REKOMENDASI Penggantian Part Top Overhaul General Overhaul
Lampiran 8 Ceklist pemeriksaan harian dan per shift unit traktor
Lampiran 9 Standar HM service traktor Unit / Type John Deere 7520-4WD
New Holland Ford
John Deere 5715
John Deere 7525
New Holland TM 7020
Deskripsi Kegiatan Filter oli mesin Filter bahan bakar
HM 250 500 750 • • • •
•
1000 •
•
•
Filter oli transmisi Filter oli hidrolis Air cleaner inner Air cleaner outer Filter oli mesin
• •
•
•
•
• • • • •
Filter bahan bakar
•
•
•
•
•
• • • • • •
•
•
Fuel water separator Filter oli hidrolis Air cleaner inner Air cleaner outer Engine oil pro Filter oli mesin
• •
•
• •
Filter element
•
•
Filter oli hidrolis Air cleaner inner Air cleaner outer Filter oli mesin
•
•
•
•
• • • •
Filter bahan bakar
•
•
•
•
Filter oli transmisi Fuel water separator Filter oli hidrolis Air cleaner inner Air cleaner outer Filter oli mesin
•
•
•
• • • • • •
Filter bahan bakar
•
•
•
•
Prefuel filter Filter oli hidrolis Air cleaner inner Air cleaner outer
• • •
• •
• • • •
Jenis Oli Mediteran SC 15W-40 Hydratrans / Castrol TFC R HDA 90 R HDA 90 R HDA 90 R HDA 90 Mediteran SC 15W-40 Hydratrans / Castrol TFC R HDA 90 R HDA 90 R HDA 90 R HDA 90 R HDA 90 Mediteran SC 15W-40 Hydratrans / Castrol TFC R HDA 90 R HDA 90 R HDA 90 Mediteran SC 15W-40 Hydratrans / Castrol TFC R HDA 90 R HDA 90 R HDA 90 R HDA 90 R HDA 90 Mediteran SC 15W-40 Hydratrans / Castrol TFC Rored 90 Rored 90 Rored 90 Rored 90
Jumlah (liter) 4 4 2 2 1 1 4 4 2 1 1 2 2 4 4 2 1 1 4 4 2 2 2 1 1 4 4 2 2 1 1