JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK ANORGANIK 2 PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMUNIUM KALENG MINUMAN
Tanggal Tanggal Praktikum Praktikum : 27 Maret 2014
DISUSUN OLEH : LILIK JALALUDIN 1112016200074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMUNIUM KALENG MINUMAN
Oleh : Lilik Jalaludin (1112014200074) Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Abstrak :
Kaleng minuman bekas mengandung alumunium. Kaleng
bekas ini lebih sering dibuang ke tempat sampah. Kaleng terbuat dari bahan yang tidak mudah terurai dalam tanah. Oleh karena itu, perlu ada pemanfaatan sampah kaleng bekas ini. Salah satu pemanfaatan kaleng bekas ini adalah untuk pembuatan tawas. Tawas atau alum adalah senyawa yang berbentuk padatan kristal yang sering digunakan untuk menjernihkan air. Selain itu, tawas juga dapat berfungsi sebagai deodorant . Pada praktikum kali ini, praktikan mencoba membuat tawas dengan alumunium kaleng bekas. Metode yang digunakan adalah metode kristalisasi. kenyataan
PENDAHULUAN
Kristalisasi atau penghabluran ialah peristiwa pembentukkan partikel-partikel zat padat di dalam suatu fase homogen. Kristalisasi
dapat
terjadi
sebagai
pembentukkan partikel padat di dalam uap, seperti dalam hal pembentukkan salju, sebagai pembekuan di dalam lelehan cair sebagaimana tunggal
dalam
yang
pembuatan
besar,
atau
kristal sebagai
kristalisasi dari larutan cair. Kristal adalah suatu benda mati yang sangat terorganisasi. Kristal dicirikan oleh
bahwa
pembentuknya
tersusun
partikel-partikel dalam
suatu
susunan tiga dimensi yang beraturan yang disebut kisi (lattice). Akibat dari susunan partikel seperti itu, bila kristal dibiarkan terbentuk tanpa gangguan dari kristal lain atau benda luar, kristal itu akan berupa polihedron yang mempunyai sudut-sudut tajam yang rata, yang disebut muka ( face). Pada banyak proses kristalisasi, kristal dan cairan induk berada pada waktuyang cukup
lama
sehingga
mencapai
keseimbangan, dan cairan induk itu jenuh
pada suhu akhir proses itu (McCabe,
melarutkan material yang mengandung
1999).
Al2O3
Garam alumunium, seperti halnya
hidrat ini amat larut air
garam
asam
sulfat
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
dan bersifat Alat yang digunakan dalam praktikum
delikuesen. Satu ciri utama adalah bahwa larutan
larutan
(Jalaludin, 2005).
logam golongan IIA, mengkristal dari larutannya sebagai hidrat. Sebagian dari
dalam
alumunium
dalam
air
kali ini adalah amplas, neraca o’hauss,
bersifat asam yang dapat diterangkan
gelas
sebagai berikut: karena daya tarik akan
erlenmeyer dan es batu. Sementara bahan
elektron dari ion kecil dengan muatan yang
yang digunakan dalam praktikum adalah
tinggi dari Al 3+, ikatan O – H dalam
kaleng minuman, KOH 20 %, H 2SO4 6 M
molekul
dan air keruh.
ligan
dilepaskan
H 2O
keluar
putus. dari
Proton lengkung
kimia,
tabung
reaksi,
labu
Metode Praktikum
koordinasi. Ligan H 2O yang asli berubah menjadi OH-, sedangkan ion kompleksnya berubah menjadi [Al(H2O)5OH]2+.
Metode
yang
digunakan
oleh
praktikan adalah metode kristalisasi. Ada pun prosedur praktikum kali ini adalah
Bentuk senyawa
alami
dari
alumunium
kebanyakan
diturunkan
sebagai berikut:
dari
berbagai
oksida
Kaleng bekas yang sudah diamplas,
berair
yang
ditimbang sebanyak 2 gram. Kemudian
mengandung jumlah molar yang sama dari
larutan KOH 20 % dimasukkan ke dalam
Al2(SO4)3 dan K 2SO4 mengkristal sebagai
labu
kalium alumunium sulfat, KAl(SO4)2. 12
Selanjutnya kaleng bekas dimasukkan ke
H2O. Garam ini yang dikenal dengan patas
dalam labu erlenmeyer tersebut. Setelah
alum, atau alum, atau tawas, termasuk
itu, didiamkan sehingga kaleng bekas itu
dalam golongan senyawa dengan nama
habis beraksi.
oksida,
Al2O3,
tetrahidrat.
dan
Larutan
alum atau tawas (Petrucci, 1987).
erlenmeyer
Setelah
kaleng
sebanyak
bekas
40
itu
ml.
habis
suatu
bereaksi kemudian dipanaskan dengan hot
senyawa aluminium sulfat dengan rumus
plate sampai baunya hilang. Lalu, larutan
kimia
Al2(SO4).18.H2O.
disaring dan filtratnya didiamkan sampai
tawas
dapat
Tawas
atau
alum
adalah
dilaksanakan
pembuatan dengan
dingin.
Setelah dingin, ditambahkan larutan H2SO4
6
M.
Kemudian
didinginkan
H2SO4 merupakan larutan asam kuat. Setelah
penambahan
terbentuk
Setelah didiamkan selama 1 hari, tawas
putih. Endapan tersebut
ditimbang
o’hauss.
KAl(SO4)3.12 H2O. Selama reaksi, tabung
Terakhir, tawas diuji cobakan pada air
reaksi menjadi panas. Hal ini menunjukkan
keruh.
reaksi berjalan secara eksoterm.
neraca
Reaksi pertama adalah reaksi antara bekas
yang
mengandung
alumunium dan larutan KOH 20 %. Pada reaksi ini, terdapat gelembung-gelembung gas pada labu erlenmeyer dan asap yang keluar
dari
mulut
erlenmeyer.
berwarna
adalah endapan
Adapun persamaan reaksinya adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
kaleng
kristalin
H 2SO4,
dengan es batu. Lalu, didiamkan 1 hari.
dengan
endapan
larutan
Hasil
sebagai berikut. 2
K[Al(OH)4](aq)
+
H2SO4(aq)
Al(OH)2(aq) + K 2SO4(aq) + 2 H2O(aq) 2
Al(OH)3(aq)
+
3
H2SO4(aq)
K 2SO4(aq) + AL2(SO4)3(aq) + 12 H2O(aq)
(asap) yang keluar dari mulut erlenmeyer
2 KAl(SO4)3.12 H2O(s)
asap, reaksi ini menyebabkan tabung reaksi menjadi panas. Hal ini menunjukkan bahwa
reaksi
tersebut
terjadi
secara
eksoterm.
Setelah
direaksikan,
Kemudian
didinginkan pada es agar kristal terbentuk dengan
mudah.
Terakhir,
didiamkan
selama satu hari agar terbentuk kristal tawas secara sempurna.
Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut. 2 Al(s) + 2 KOH(aq) + 6 H2O(aq)
Al2(SO4)3(aq) + 6 H2O(aq)
identifikasi dari persamaan reaksi, gas
adalah gas hidrogen. Selain mengeluarkan
2
Menurut hasil penimbangan, berat tawas yang terbentuk adalah
2
K[Al(OH)4](aq) + 3 H2(g) Kemudian dilakukan pemanasan agar reaksinya berjalan dengan cepat. Setelah itu, disaring dan diambil filtratnya. Filtrat tersebut direaksikan dengan H2SO4 6 M. Pada penambahan larutan ini, diperlukan kehati-hatian karena larutan
Berat Gelas
Berat Gelas
Kimia +
Kimia
Tawas
Kosong
135,48 gram Setelah
100 gram penimbangan,
Berat Tawas
35,48 gram praktikan
melakukan uji koagulasi tawas pada air keruh dalam tabung reaksi. Hasilnya, air keruh tersebut menjadi tidak keruh lagi.
Kotoran air (tanah) mengendap di bagian
Air setelah dimasukkan tawas
bawah tabung reaksi. Hal ini menunjukkan
KESIMPULAN DAN SARAN
bahwa tawas yang dihasilkan memiliki Tawas adalah senyawa yang memiliki
sifat koagulasi yang baik seperti tawas pada umumnya. Berikut gambar percobaan koagulasi tawas.
sifat
koagulasi.
dimanfaatkan
Sehingga
sebagai
sering
penjernih
air.
Pembuatannya sangat mudah, dan dapat memanfaatkan sampah kaleng minuman. Praktikum ini terlihat gampang, tetapi membutuhkan
kehati-hatian.
Karena
larutan-larutan yang digunakan adalah larutan asam atau basa kuat. Oleh karena itu, perlu pemakaian alat pengaman diri, seperti masker dan sarung tangan.
Air sebelum dimasukkan tawas
REFERENSI
Petrucci, Ralph. 1987. Kimia Dasar. Prinsip dan Terapan Modern. Edisi Keempat Jilid 3. Terj Suminar. Jakarta : Erlangga McCabe, Warren, Julian Smith dan Peter Harriott. 1999. Operasi teknik kimia Edisi Keempat. Jilid 2. Terj Jasjfi. Jakarta : Erlangga Jalaluddin dan Tomi Jamaluddin. 2005. PEMANFAATAN KAOLIN SEBAGAI BAHAN BAKU
PEMBUATAN
ADSORPS.pdf.
ALUMINIUM
SULFAT diakses
DENGAN
METODE dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15929/1/sti-nov2005-%20(15).pdf pada tanggal 2 April 2014 Manurung, Manuntun dan Irma Fitria Ayuningtyas. 2010. KANDUNGAN ALUMINIUM DALAM KALENG BEKAS DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBUATAN TAWAS.pdf. diakses dari http://ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/viewFile/2806/1995 pada tanggal 2 april 2014