PEMBORAN BERARAH (OFFSHORE DRILLING)
KOP
LAPISAN PRODUKTIF
TARGET
Disusun Oleh : IR. KASWIR BADU CEPU, 1997
i
KATA PENGANTAR Pemboran minyak dan gas bumi maupun geotermal merupakan operasi yang sangat vital dalam industri minyak dan gas bumi maupun geotermal. Operasi pemboran merupakan operasi padat modal dan beresiko tinggi. Untuk kelancaran operasi para personal harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang baik. Selain dari itu tentu harus didukung oleh peralatan yang lengkap dan siap pakai. Untuk pembinaan tenaga yang melaksanakan operasi pemboran harus ada alat bantu dalam proses belajar dan mengajar, salah satunya adalah buku bacaan. Buku bacaan mengenai teknik-teknik
yang diperlukan dalam operasi pemboran yang
berbahasa Indonesia dapat dikatakan tidak ada di pasaran. Dalam rangka pengadaan bahan bacaan berbahasa Indonesia ini penulis merasa bertanggung jawa untuk membuatnya. Untuk kali ini penulis membuat buku Teknik Pemboran dengan materi PEMBORAN BERARAH, atau lebih populer dikenal dengan DIRECTIONAL DRILLING. Berhubung keterbatasan waktu penulis membuat secara berjilid. Dan buku ini barulah Jilid I, yang merupakan dasar-dasar tentang Pemboran Berarah.
ii PENGUMUMAN
Bersama ini kami khabarkan bahwa telah terbit Buku-buku Teknik Pemboran sebagai berikut : 1. Teknik Pencegahan Semburan Liar (Well Control) Jilid I 2. Teknik Pencegahan Semburan Liar (Well Control) Jilid II 3. Teknik Pencegahan Semburan Liar (Well Control) Jilid III 4. Teknik Pencegahan Semburan Liar (Well Control) Jilid IV 5. Teknik Pencegahan Semburan Liar (Well Control) Jilid V 6. Teknik Pencegahan Semburan Liar (Well Control) Jilid VI 7. Teknik Pencegahan Semburan Liar (Well Control) Latihan Soal-soal dan kuncinya. 8. Peralatan Pencegahan Semburan Liar (BOP) Jilid I 9. Lumpur Pemboran Jilid I 10. Lumpur Pemboran Jilid II 11. Hidrolika Pemboran Jilid I 12. Hidrolika Pemboran Jilid II 13. Peralatan Pemboran Jilid I 14. Peralatan Pemboran Jilid II 15. Perhitungan Teknik Pemboran Jilid I 16. Perhitungan Teknik Pemboran Jilid II 17. Perhitungan Teknik Pemboran Jilid III 18. Fishing Jilid I 19. Fishing Jilid II 20. Casing Jilid I 21. Cementing Jilid I 22. Pemboran Lurus Jilid I 23. Pemboran Berarah Jilid I 24. Mud Loss Jilid I 25. Pipa Terjepit Jilid I 26. Pemboran Lepas Pantai (Offshore Drilling) Jilid I 27. Latihan Soal Teknik Pemboran Jilid I 28. Latihan Soal Peralatan Pemboran Jilid I iii Bagi anda yang berminat untuk mempunyai buku-buku tersebut diatas dapat menghubungi : IR. KASWIR BADU
Jl. Dumai No. 154 Nglajo Cepu Telp : 0296 422130 HP
: 08155033761
Rek : BNI Cabang Cepu 252000005733.901 Harga buku perbuah adalah Rp. 40,000.Terima kasih atas perhatiannya.
Hormat penulis
iv DAFTAR ISI Hal. DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………….
iv
DAFTAR
GAMBAR
……………………………………………………………………………………… I.
v
PENDAHULUAN
……………………………………………………………………………. 1 II.
PANDANGAN
UMUM
………………………………….. 2.1.
DIRECTIONAL
DRILLING
2
Tujuan
Directional
………………………………………………………… 2.2. Gambaran
Drilling
2
Pemboran
Berarah
…………………………………………………. 10 2.3. Latihan
Soal
Untuk
……………………………………………………….. 2.4. Kunci
Jawaban
ANALISA
II
Bab
II
18 Soal
……………………………………………………… III.
Bab
25
HASIL
………………………………………………………………. 3.1. Gambaran
SURVEY 25
Tiga
Dimensi
………………………………………………………….. 26 3.2. Analisa
Vertikal
……………………………………………………………………..
27
3.3. Analisa
Horizontal
…………………………………………………………………..
33
3.4. Soal Directional Drilling Untuk bab III ………………………………………. 41 3.5. Kunci
Soal
…………………………………………………………………..
Bab
III
43
PENUTUP …………………………………………………………………………………………………. 44 DAFTAR
PUSTAKA
…………………………………………………………………………………….. 45
v DAFTAR GAMBAR Hal Gb.
1.
Reservoir Hidrokarbon Dibawah Lokasi
Perkotaan
……………………………………………………………………. Gb.
2
3
Reservoir Hidrokarbon Dibawah Tebing
Terjal
…………………………………………………………………………. Gb.
3
4
Reservoir Hidrokarbon Dibawah Danau
Atau
Pinggir
Pantai
……………………………………………………….
5
Gb.
4
Pemboran Berarah Untuk Mengelakkan Salt Dome …………………….5
Gb.
5
Pemboran Berarah Untuk Mengelakkan Patahan e ……………………..
6 Gb.
6
Relief
Well
…………………………………………………………………………….. Gb.
7
Side
7
Well
Tracking
…………………………………………………………………. Gb.
8
Sistim
Cluster
Pada
8
Daerah
Yang
……………………………………. Gb.
9
Sistim
Cluster
9 Di
Lepas
…………………………………………………. Gb.
10
Subur Pantai 9
Directional Drilling Menembus Beberapa Lensa Pasir …………………..
10 Gb.
11
Gambaran Tiga Dimensi Dari Titik Lokasi Sampai Ke
Titik
………………………………………………………………………..
Target 11
Gb.
12
Gambaran Vertikal Dari Titik Lokasi Sampai Ke Titik Target
…………………………………………………………………………………… Gb.
13
13
Gambaran Horizontal Dari Titik Lokasi Sampai Ke Titik Target
………………………………………………………………………………….. Gb.
14
16
Gambaran Tiga Dimesi Dari Titik Lokasi Sampai Ke Titik Survey
2
………………………………………………………………………………. Gb.
15
26
Gambaran Vertikal Secara Dua Dimensi Dari Titik Lokasi Sampai
Ke
Titik
Survey
2
………………………………………………………… Gb.
16
28
Gambaran Menyatakan Arah Secara Azimuth …………………………….
34 Gb.
17
Gambaran Menyatakan Arah Secara Kwadran ……………………………
35 Gb.
18
Gambaran Horizontal Sampai Titik Survey 2 Yang Diproyeksikan
ke
Permukaan
……………………………………………………
36
1 I.
PENDAHULUAN
Directional drilling atau disebut juga dengan pemboran berarah adalah pemboran dari permukaan yang diarahkan ke suatu target tertentu dibawah permukaan. Jadi Pemboran ini sengaja disimpangkan dengan sudut tertentu dari sumbu vertikal. Untuk mengarahkan lubang diperlukan peralatan pembelok khusus. Peralatan ini digunakan setelah membuat lubang vertikal sejarak tertentu dari permukaan. Untuk mencegah penyimpangan dari target maka lubang yang telah dibuat harus diperiksa dengan melakukan survey.
Hasil survey dianalisa dengan menggunakan beberapa metoda. Dalam buku ini hanya dibahas satu metoda saja yaitu Backward Method. Metoda yang lainnya akan dibahas dalam buku Directional drilling Jilid II. Untuk menguji penyerapan anda dalam mempelajari buku ini, setiap bab diberikan soal-soal beserta kuncinya dibuat horizontal pada lapisan produktif.
2 II. PANDANGAN UMUM DIRECTIONAL DRILLING Directional drilling adalah pemboran yang diarahkan menuju suatu target tertentu dengan susut kemiringan dan arah tertentu. 2.1. Tujuan Directional Drilling Directional drilling menghabiskan biaya yang lebih besar dan mempunyai perhitungan yang rumit dibandingkan dengan pembuatan sumur vertikal. Tujuan dilakukan pemboran berarah adalah sebagai berikut : -
Alasan lokasi permukaan
-
Alasan Teknis
-
Alasan Ekonomis
Bila reservoir Hidrokarbon berada di bawah :
-
perkotaan,
-
lalu lintas yang ramai,
-
tempat-tempat bersejarah
-
tebing yang terjal
-
laut dekat pantai
-
danau
Kalau dilakukan pemboran vertikal pada perkotaaan, perumahan serta lalu lintas yang ramai, adalah sulit dan memakan biaya yang sangat besar. Karena
harus
dibongkar
untuk
pembuatan
lokasi
pemboran
tentu
akan
mengacaukan daerah yang sudah tertata rapi. Untuk itu sumur tidak dibuat secara lurus, akan tetapi diarahkan dari tempat yang lain menuju target yang harus ditembus. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.
3
PERKOTAAN TITIK LOKASI
RESERVOIR TARGET
Gb.1. Reservoir Hidrokarbon Dibawah Lokasi Perkotaan Tempat-tempat yang bersejarah kalau dibongkar dan dijadikan lokasi pemboran, tentu akan menghilangkan nilai-nilai kesejarahannya.
Oleh sebab itu maka lokasi pemboran tidak dibuat pada lokasi-lokasi yang disebutkan
diatas.
Lokasi
pemboran
dibuat
pada
tempat-tempat
yang
memungkinkan, kemudian pemboran diarahkan ke reservoirnya. Reservoir Hidrokarbon berada di bawah tebing yang terjal, perbukitan, atau daerah yang sulit dijadikan lokasi pemboran. Sehingga jalan yang terbaik adalah mendirikan menara pemboran di tempat yang memungkinkan dan mengarah pemboran ke reservoir hidrokarbon. Gambaran pemboran berarah yang menembus reservoir yang berada dibawah tebing yang terjal dapat dilihat pada gambar 2.
4
Gb.2. Reservoir Hidrokarbon Dibawah Tebing Terjal Reservoir Hidrokarbon berada di bawah danau atau laut ataupun sungai yang masih dekat dengan daratan. Daripada membuat suatu platform, atau pemboran dengan tongkang maka didirikan menara di daratan, dan pemboran diarahkan ke reservoirnya. Untuk jelasnya lihat gambar 3. Bila reservoir hidrokarbon dibawah kubah garam, jangan dibuat sumur vertikal menembus
kubah
garam
tersebut,
karena
dapat
menimbulkan
problema
pemborannya maupun problema lainnya dikemudian hari. Oleh sebab itu dilakukan pemboran berarah menuju reservoir yang kita tuju. Untuk jelasnya lihat gambar 4.
5
GB. 3 RESERVOIR DIBAWAH DANAU ATAU PINGGIR PANTAI
GB. 4 PEMBORAN BERARAH UNTUK MENGELAKKAN SALT DOME Reservoir hidrokarbon di bawah suatu patahan yang aktif jangan dibuat lubang dengan vertikal drilling menembus patahan. Hal ini menimbulkan problema pemboran, dimana akan terjadi lost circulation diwaktu menembus patahan tersebut. Kalau disaat pemboran problemanya dapat 6 diatasi, di kemudian hari akan timbul persoalan lagi, dimana lubang akan tergunting oleh patahan. Untuk jelasnya lihat gambar berikut :
PATAHAN
OIL
GB. 5 PEMBORAN BERARAH MENGELAKKAN PATAHAN Bila suatu sumur mengalami blowout dan terbakar, maka dibuat satu atau dua sumur berarah menuju formasi yang menyebabkan blowout tersebut, dimana melalui sumur yang dibuat ini dipompakan fluida untuk mematikan sumur yang terbakar. Sumur yang dibuat untuk mematikan sumur yang terbakar ini disebut dengan Relief well. Gambaran dari relief well dapat dilihat pada gambar 6.
7 BLOWOUT YANG TERBAKAR
RELIEF WELL
GB. 6 RELIEF WELL Apabila dalam operasi pemboran ada barang-barang jatuh dan tidak dapat terangkat/diankat ke permukaan, ataupun pipa yang terjepit atau putus dan tidak dapat diangkat ke permukaan, kalau diusahakan memancingnya akan memakan waktu yang lama, maka umumnya barang tersebut disemen. Kemudian lubang sumur dibelokkan dan diarahkan kembali menuju reservoir yang akan ditembus. Pembelokan ini disebut dengan side wall tracking. Side wall tracking dilakukan juga untuk membuat casing window. Gambaran dari side wall tracking dapat dilihat pada gambar 7.
8
DISEMEN
BARANG YANG MENGHALANG
SIDE WALL TRACKING
GB. 7 SIDE WALL TRACKING Bila reservoir yang luas dan berada di bawah daerah pertanian atau perkebunan yang subur, sering digunakan sistim cluster. Dimana untuk satu lokasi pemboran satu sumur dibuat vertikal yang lainnya diarahkan ke menuju reservoir yang akan
diproduksikan. Bila satu lokasi permukaan hanya satu sumur, maka akan habis lokasi pertanian yang subur tersebut. Jadi dengan dibornya beberapa sumur pada satu lokasi, akan menghemat pemakaian tanah untuk lokasi pemboran. Sistim claster pada daerah pertahnian dan perkebunan yang sangat subur dapat dilihat pada gambar 8. Bila semua sumur dibuat lurus vertikal di lepas pantai, maka untuk suatu reservoir akan teralalu mahal biaya untuk paltformnya. Selain dari itu akan mengganggu pelayaran kapal. Sehingga untuk satu platform dibuat satu sumur lurus vrtikal danyang lainnya sumur miring berarah menuju reservoir hidrokarbon yang ingin ditembus. Sistim ini juga disebut sistim cluster untuk offshore. Jelasnya lihat gambar 9.
9
GB. 8 SISTIM CLUSTER PADA DAERAH YANG SUBUR
GB. 9 SISTIM CLUSTER DI LEPAS PANTAI Directional drilling digunakan juga untuk menembus beberapa reservoir berbentuk lensa pasir sekaligus. Hal ini dilakukan untuk menghemat biaya pemboran, apabila dibandingkan dengan sumur lurus yang menembus masing-masing lensa pasir 10 tersebut. Gambaran directional drilling menembus beberapa buah lensa pasir dapat dilihat pada gambar 10.
LENSA PASIR
GB. 10 DIRECTIONAL DRILLING MENEMBUS BEBERAPA LENSA PASIR 2.2. Gambaran Pemboran Berarah Gambaran pemboran berarah dapat dilihat secara : -
tiga dimensi
-
vertikal
-
horizontal
2.2.1 Gambaran Pemboran Berarah Secara Tiga Dimensi Untuk melihat gambaran pemboran berarah secara dimensi dari titik lokasi sampai ke titik target dapat dilihat pada gambar 11.
11
K A M
L B
G
J
I
E
D
F
C
Gb.11. Gambaran Tiga Dimensi Dari Titik Lokasi Ke Titik Target
Titik Lokasi Titik lokasi adalah suatu titik dipermukaan tempat didirikan menara. Pada gambar 11 ditunjukkan oleh titik A. Titik Belok Dari titik lokasi lubang dibuat vertikal sampai suatu kedalaman tertentu. Kemudian lubang baru dibelokkan atau diarahkan dengan sudut-sudut tertentu. Titik dimana lubang mulai dibelokkan ini disebut dengant titik belok, yang bahasa drillingnya adalah Kickoff Point (KOP). Pada gambar 11 ditunjukkan oleh titik B. Pada titik belok ini dipasang alat pembelok lubang sampai sudut kemiringan lubang yang diinginkan. 12 Titik belok biasanya dipilih formasi yang lunak dan masih jauh dari titik target. Hal ini dilakukan agar pembelokann lubang masih mudah. Selain dari itu kedalaman titik belok dipilih sebelum kedalaman total dari surface casing yang akan dipasang. Titik Target Titik target adalah suatu titik yang harus ditembus oleh mata bor. Untuk sumur-sumur produksi umumnya berada pada lapisan produktif. Pada gambar 11 ditunjuk kan oleh titik C. Kedalaman Ukur Titik Target Kedalaman ukur disebut juga dengan Measured Depth yang disingkat dengan MD, adalah jarak suatu titik di dalam lubang dengan titik lokasi yang diukur berdasarkan panjang lubang. Kedalaman ukur titik target merupakan kedalaman yang diukur berdasarkan panjang lubang dari titik lokasi sampai ketitik target. Pada gambar 11 ditunjukkan oleh garis yang menghubungkan titik A dengan titik C. Kedalaman Tegak Titik Target Kedalaman titik disebut juga dengan True Vertikal Depth yang disingkat dengan TVD, adalah jark vertikal suatu titik didalam lubang dengan titik lokasi. Kedalaman Tegak titik target merupakan jarak vertikal dari titik lokasi sampai ketitik target. Pada gambar 11 ditunjukkan oleh garis yang menghubungkan titik A dengan titik E.
Penyimpangan Mendatar Penyimpangan mendatar, atau perkisaran horizontal yang disebut juga dengan Drift, atau throw. yang diberi notasi H, adalah jarak horizontal suatu titik di dalam lubang dengan titik lokasi. Penyimpangan horizontal titik target merupakan jarak horizontal dari titik target sampai ketitik lokasi. Pada gambar 11 ditunjukkan oleh garis yang menghubungkan titik C dengan titik E. Sudut Kemiringan Sudut kemiringan disebut juga dengan drift angle, atau inclination. Sudut ini adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu lubang dengan sumbu vertikal. Pada gambar 11, 13 sudut kemiringan titik target merupakan sudut yang dibentuk oleh garis BE dengan garis BC. Arah Arah yang disebut juga dengan direction angle, atau inclination atau azimuth dinyatakan menurut sumbu bumi, utara (N), selatan (S), barat (W), dan timur (E). Sudut arah suatu titik didalam lubang adalah sudut diukur dari titik tersebut terhadap sumbu bumi. Pada gambar 11, sudut arah titik target merupakan sudut yang dibentuk oleh garis EC dengan garis ED. 2.2.2. Gambaran Pemboran Berarah Dipandang Vertikal Gambaran vertikal sumur berarah dari titik lokasi sampai dengan titik target dapat dilihat pada bidang diagonal ALCE, seperti pada gambar 12.
A
L
B
I
E
C
GB. 12 GAMBARAN VERTIKAL DARI TITIK LOKASI SAMPAI KE TITIK TARGET Kedalaman ukur titik target adalah jarak titik lokasi ke KOP ditambah dengan jarak KOP ke titik target. Secara matematis adalah : MDt = KOP + MDt ………………………………….. (1)
14 Dimana : MDt =
Kedalaman ukur titik target dari titik lokasi, pada gambar 12 ditunjukkan oleh garis AC.
KOP =
Kedalaman ukur KOP dari titik lokasi, pada gambar 12 ditunjukkan oleh garis AB.
MDt = Panjang lubang dari titik target ke KOP pada gambar 12 ditunjukkan oleh garis BC Kedalaman Tegak titik target adalah jarak titik lokasi ke KOP ditambah dengan jarak vertikal KOP ke titik target. Secara matematis adalah : TVDt = KOP + TVDt …………………………………………… (2) Dimana : TVDt = Kedalaman tegak titik target dari titik lokasi, pada gambar 12 ditunjukkan oleh garis AE. TVDt = Jarak vertikal dari titik target ke KOP Pada gambar 12 ditunjukkan oleh garis BE. Untuk mencari jarak vertikal dari titik target ke KOP gunakan segitiga siku-siku BEC. Dimana : BE
=
BC cos t
atau TVDt = MDt x cos t
…………………………………………………. (3)
Dimana t adalah sudut kemiringan lubang yang tercatat pada titik target. Dengan menggunakan segitiga siku-siku BEC, penyimpangan mendatar titik target dari KOP dapat dicari sebagai berikut : CE
=
BC sin t
Ht
= MDt x sin α t ……………………………… (4)
atau,
15 Dimana : Ht
=
penyimpangan mendatar titik target dari KOP
Penyimpangan mendatar titik
target dari titik KOP akan sama dengan
penyimpangan mendatar titik target dengan titik lokasi. Contoh Soal Suatu pemboran berarah dibelokkan mulai kedalaman 1000 ft. Kedalaman target adalah 5000 ft, dan kemiringan lubang rata-rata yang dicatat dari titik target adalah 20°. Tentukanlah : a. Kedalaman vertikal titik target dari KOP b. Kedalaman vertikal titik target dari titik lokasi c. Penyimpangan mendatar titik target dari KOP d. Penyimpangan mendatar titik target dari titik lokasi Penyelesaian: a. Kedalaman vertikal titik target dari KOP TVDt = MDt x cos α t =
(5000 - 1000) cos 20o
=
3758.78 ft
b. Kedalaman vertikal titik target dari titik lokasi TVDt
=
KOP + TVDt
=
1000 + 3758.78
=
4758.78 ft
c. Penyimpangan mendatar titik target dari KOP H
t
= MDt x sin αt =
(5000 - 1000) x sin 20°
=
1368.09 ft
d. Penyimpangan
mendatar
titik target
dari titik lokasi
sama dengan
penyimpangan mendatar titik target dari KOP = 1368.09 ft 16 2.2.3. Gambaran Horizontal Gambaran horizontal dari titik lokasi sampai ke titik target pada gambar 11, adalah gambaran pada bidang alas EFCD dan bidang BGIJ yang diproyeksikan kebidang puncak kubus AKLM di permukaan. Titik E berimpit dengan titik B (KOP) dan titik A (titik lokasi). Titik C (target) berimpit dengan titik I dan titik L. Garis CE atau Ht berimpit dengan garis BI dan garis AL. Gambaran dalam bentuk dua dimensi secara horizontal dapat dilihat pada gambar 13. A
K t
M
L
Gb.13. Gambaran Horizotal Antara Titik Lokasi Sampai Ke Titik Target Jarak antara titik target dengan sumbu Utara/Selatan yang melewati titik KOP adalah: Xt
= LM = AL sin Bt = Ht sin Bt …………………………………………………. (5)
Dimana : Xt = jarak antara titik target dengan sumbu Utara/Selatan yang melewati titik KOP Bt
= Sudut arah yang dicatat pada titik target
Jarak antara titik target dengan sumbu Utara/Selatan yang melewati titik Lokasi, sama dengan jarak antara titik target dengan sumbu Utara/Selatan yang melewati titik KOP, yaitu : Xt = Xt 17 Jarak antara titik target dengan sumbu Barat/Timur yang melewati titik KOP adalah: Yt = AM = AL cos Bt = Ht cost Bt …………………………………… (6) Dimana : Yt
=
jarak antara titik target dengan sumbu Barat/Timur yang melewati titik KOP
Bt
=
sudut arah yang dicatat pada titik target
Jarak antara titik target dengan sumbu Barat/Timur yang melewati titik lokasi, sama dengan jarak antara titik target dengan sumbu Barat/Timur yang melewati titik KOP, yaitu: Yt
=
Yt
Contoh Soal Suatu pemboran berarah dibelokkan mulai kedalaman 1000 ft. Kedalaman target adalah 5000 ft, Penyimpangan mendatar antara titik target dengan titik KOP 1368.09 ft. Arah target adalah N70ºE. Tentukanlah : a.
Jarak antara titik target dengan sumbu Utara/Selatan yang melewati titik KOP.
b.
Jarak antara titik target dengan sumbu Utara/Selatan yang melewati titik Lokasi.
c.
Jarak antara titik target dengan sumbu Barat/Timur yang melewati titik KOP.
d.
Jarak antara titik target dengan sumbu Barat/Timur yang melewati titik Lokasi.
Penyelesaian a.
Jarak antara titik target dengan sumbu Utara/Selatan yang melewati titik KOP. Xt
=
Ht sin Bt
=
1368.09 x sin 70º
=
1285.28 ft 18
b. Jarak antara titik target dengan sumbu Utara/Selatan yang melewati titik Lokasi Jarak antara titik target dengan sumbu Utara/Selatan yang melewati titik KOP = 1285.28 ft. c. Jarak antara titik target dengan sumbu Barat/Timur yang melewati titik KOP. Yt
= Ht cos Bt = 1368.09 x cos 70º =
467.91 ft
d. Jarak antara titik target dengan sumbu Barat/Timur yang melewati titik Lokasi sama dengan jarak antara titik target dengan sumbu Barat/Timur yang melewati titik KOP = 467.91 ft 2.3. Latihan Soal Untuk Bab II Pilihlah salah satu jawaban yang benar. 1.
Pemboran yang sengaja disimpangkan dengan sudut tertentu dari sumbu vertikal disebut dengan :
2.
a.
directional drilling
b.
straight hole drilling
c.
horizontal drilling
Khusus mengarahkan lubang diperlukan peralatan pembelok khusus, yang disebut dengan : a.
running tool
b.
fishing tool
c.
deflecting tool
3.
Untuk mengarahkan lubang diperlukan peralatan pembelok khusus, alat ini mulai dijalankan di titik : a.
lokasi
b.
belok
c.
target 19
4.
Pengembangan dari directional drilling adalah horizontal drilling. Pada pemboran horizontal ini, lubang dibuat horizontal :
5.
6.
a.
pada lapisan produktif
b.
sebelum lapisan produktif
c.
sesudah lapisan produktif
Tujuan dari lubang horizontal pada lapisan produktif adalah : a.
mempercepat pemboran
b.
untuk mendapatkan rate produksi yang tinggi
c.
mencegah rangkaian bor terjepit
Bila suatu reservoir minyak berada dibawah perkotaan, pemborannya dilakukan secara :
7.
a.
directional drilling
b.
straight hole drilling
c.
jawaban a dan b benar
Bila reservoir Hidrokarbon berada di bawah danau atau laut ataupun sungai yang masih dekat dengan daratan. Agar menghemat biaya sebaiknya sumur dibuat dari :
8.
a.
Plat form yang ditempatkan di danau vertikal diatas target
b.
Titik lokasi di daratan, kemudian dibelokkan ke target
c.
Jawaban a dan b benar
Bila reservoir hidrokarbon dibawah kubah garam, untuk membuat sumur: a. kubah garam dibor secara vertikal b. kubah garam harus dielakkan c. jawaban a dan b benar
9.
Kalau satu batang drill collar patah dan berada didasar lubang. Usaha yang dilakukan adalah:
a. pancing terus sampai dapat diangkat ke permukaan b. setelah dipancing sampai waktu tertentu dan masih gagal, disumbat dan ditinggalkan saja 20 c. setelah dipancing sampai waktu tertentu dan masih gagal, disumbat dan dilakukan side wall tracking 10.
Operasi casing window termasuk: a. relief well b. side wall tracking c. middle tracking
11.
Sumur yang dibuat berarah untuk mematikan blowout yang terbakar disebut dengan: a. side wall tracking b. relief well c. slime well
12.
Di lepas pantai yang reservoir minyaknya luas, umumnya menggunakan cluster system. Tujuannya adalah: a. mengurangi pemakaian platform untuk menghemat biaya b. agar pelayaran kapal tidak banyak terganggu c. jawaban a dan b benar
13.
Pada cluster system: a. semua sumur adalah straight hole drilling b. satu straight hole drilling dan lainnya berarah c. satu directional drilling dan lainnya straight hole drilling
14.
Pada daerah yang mana terdapat beberapa lensa pasir yang menghasilkan minyak, untuk memproduksikan minyaknya sebaiknya: a. lensa-lensa pasir tersebut dibor secara straight hole drilling b. tidak perlun semua sumur dibuat secara straight hole drilling, sebagian dibuat sumur berarah yang menembus beberapa lensa pasir c. jawaban a dan b benar
15.
Suatu daerah pertanian atau perkebunan yang subur dimana rakyat setempat sangat menggantungkan mata pencariannya pada daerah pertanian atau 21 perkebunan yang subur tersebut. Dibawah daerah tersebut terdapat reservoir minyak yang luas dan cukup besar. Untuk memproduksikan sumur tersebut: a. semua sumur dibuat straight hole drilling b. gunakan cluster system c. daerah yang subur tersebut diatas harus semuanya dijadikan lokasi
16.
Dari titik lokasi sampai KOP lubang dibuat secara: a. directional b. vertikal c. horizontal
17.
Titik pembelokan lubang pertama kali ini disebut dengan a. kick off point b. target c. build up section
18.
Kalau target tidak dalam dan penyimpangan mendatar target besar, maka KOP dibuat: a. dekat ke permukaan b. dekat dengan dasar lubang c. dekat dengan lapisan produktif
19.
Kedalaman yang ditentukan dengan jalan mengukur panjang rangkaian pemboran digunakan disebut dengan: a. measured depth b. true vertikal depth c. drift
20.
Jarak vertikal antara suatu titik didalam lubang dengan titik lokasi disebut dengan: a. measured depth b. true vertikal depth c. penyimpangan mendatar
22 21.
Jarak horizontal antara suatu titik didalam lubang dengan titik lokasi disebut dengan :
22.
a.
measured depth
b.
true vertikal depth
c.
penyimpangan mendatar
True vertical depth : a.
seluruhnya adalah lubang
b.
seluruhnya adalah bukan lubang
c.
sebagian adalah lubang
23. Istilah lain untuk penyimpangan horizontal adalah : a. perkisaran mendatar, drift angle b. horizontal deflection, drift angle c. throw, dan horizontal displacement 24. Sudut yang dibentuk oleh titik didalam lubang dengan sumbu vertikal disebut dengan : a. sudut kemiringan lubang, drift angle b. sudut kemiringan lubang, drift c. sudut kemiringan lubang, drift angle, direction 25. Arah suatu titik didalam lubang disebut dengan : a. drift angle b. drift c. direction 26. Arah suatu titik didalam lubang didapat dari : a. survey b. dihitung c. jawaban a dan b benar
23 27. Untuk membicarakan sudut arah, kita melihat dalam suatu
a. bidang horizontal b. bidang vertikal c. bidang diagonal 28. Untuk melihat gambaran tentang drift angle, kita melihat dalam suatu : a. bidang vertikal dan diagonal b. bidang horizontal c. jawaban a dan b benar 29. Suatu pemboran berarah dibelokkan mulai kedalaman 1000 ft. Kedalaman target adalah 7000 ft, dan kemiringan lubang rata-rata yang dicatat dari titik target adalah 30º. Arah target adalah S45ºW. Jarak vertikal titik target dari KOP : a. 5619.15 ft b. 3000.00 ft c. 5196.15 ft 30. Suatu pemboran berarah dibelokkan mulai kedalaman 1000 ft. Kedalaman target adalah 7000 ft, dan kemiringan lubang rata-rata yang dicatat dari titik target adalah 30º. Arah target adalah S45ºW. a. 6619.15 ft b. 6800.00 ft c. 6196.15 ft 31. Suatu pemboran berarah dibelokkan mulai kedalaman 1000 ft. Kedalaman target adalah 7000 ft, dan kemiringan lubang rata-rata yang dicatat dari titik target adalah 30º. Arah target adalah S45ºW. Jarak horizontal titik target dari KOP a. 5619.15 ft b. 3000.00 ft c. 5196.15 ft
24 32. Suatu pemboran berarah dibelokkan mulai kedalaman 1000 ft. Kedalaman target adalah 7000 ft, dan kemiringan lubang rata-rata yang dicatat dari titik target adalah 30º. Arah target adalah S45ºW.
Jarak Horizontal titik target ke titik lokasi : a. 5619.15 ft b. 3000.00 ft c. 5196.15 ft 33. Suatu pemboran berarah dibelokkan mulai kedalaman 1000 ft. Kedalaman target adalah 7000 ft, dan kemiringan lubang rata-rata yang dicatat dari titik target adalah 30º. Arah target adalah S45ºW. Jarak titik target ke sumbu Utara/Selatan yang melintasi KOP adalah : a. 5619.15 ft b. 2121.32 ft c. 2196.15 ft 34. Suatu pemboran berarah dibelokkan mulai kedalaman 1000 ft. Kedalaman target adalah 7000 ft, dan kemiringan lubang rata-rata yang dicatat dari titik target adalah 30º. Arah target adalah S45ºW. Jarak titik target ke sumbu Utara/Selatan yang melintasi titik lokasi adalah: a. 5619.15 ft b. 2121.32 ft c. 2196.15 ft 35. Suatu pemboran berarah dibelokkan mulai kedalaman 1000 ft. Kedalaman target adalah 7000 ft, dan kemiringan lubang rata-rata yang dicatat dari titik target adalah 30º. Arah target adalah S45ºW. Jarak titik target ke sumbu Barat/Timur yang melintasi KOP adalah : a. 5619.15 ft b. 2121.32 ft c. 2196.15 ft
25 36. Suatu pemboran berarah dibelokkan mulai kedalaman 1000 ft. Kedalaman target adalah 7000 ft, dan kemiringan lubang rata-rata yang dicatat dari titik target adalah 30º. Arah target adalah S45ºW. Jarak titik target ke sumbu Barat/Timur yang melintasi titik lokasi adalah : a. 5619.15 ft
b. 2121.32 ft c. 2196.15 ft 2.4. Kunci Jawaban: 1.
a
13.
b
25.
c
2.
c
14.
b
26.
a
3.
b
15.
b
27.
a
4.
a
16.
b
28.
a
5.
b
17.
1
29.
c
6.
a
18.
a
30.
c
7.
b
19.
a
31.
b
8.
b
20.
b
32.
b
9.
c
21.
c
33.
b
10. b
22.
c
34.
b
11. b
23.
c
35.
b
12. c
24.
a
36.
b
III. ANALISA HASIL SURVEY Dari KOP sampai ke target dilakukan survey untuk jarak-jarak tertentu. Tujuannya agar pemboran tidak meleset dari Dtarget. Analisa hasil survey pada A
buku ini meliputi dua metoda, yaitu : C
B
- backward method - average method 1
- radius Eof curvature
F
Pada bab ini dibahas satu metoda saja yaitu backward method. 26
J
I
3.1. Gambaran Tiga Dimensi 1
Pada gambar berikut diperlihatkan gambaran tiga dimensi antara titik lokasi H
sampai Gke titik survey 2. K
M
L 2
Q
P 2
H
O
GB. 14 GAMBARAN TIGA DIMENSI SAMPAI TITIK SURVEY KEDUA Garis ABH pada gambar 14 adalah measured depth titik survey 1. Garis AB merupakan kedalaman KOP. Sehingga panjang lubang antara titik survey 1 dengan KOP. Jarak vertikal titik survey 1 terhadap titik KOP ditunjukkan oleh garis BJ. Sedangkan jarak vertikal titik survey 1 terhadap titik lokasi ditunjukkan oleh garis AJ. 27 Penyimpangan mendatar titik survey 1 terhadap titik KOP ditunjukkan oleh garis HJ. Penyimpangan mendatar titik survey 1 terhadap titik lokasi ditunjukkan oleh garis HJ juga. Sudut kemiringan lubang yang dicatat pada titik survey 1 adalah sudut yang dibentuk oleh garis BJ dengan garis BH. Sedangkan sudut arah lubang yang dicatat pada titik survey 1 adalah sudut yang dibentuk oleh garis JH dengan garis JG.
Garis ABO pada gambar 14 adalah measured depth titik survey 2. Panjang lubang antara titik survey 2 dengan titik survey 1 ditunjukkan oleh garis HO. Jarak vertikal titik survey 2 terhadap titik survey 1 ditunjukkan oleh garis HQ. Sedangkan jarak vertikal titik survey 2 terhadap titik lokasi adalah panjang garis HQ ditambah dengan garis AJ. Penyimpangan mendatar titik survey 2 terhadap titik survey 1 ditunjukkan oleh garis OQ. Sudut kemiringan lubang yang dicatat pada titik survey 2 adalah sudut yang dibentuk oleh garis HQ dengan garis HO. Sedangkan sudut arah lubang yang dicatat pada titik survey 2 adalah sudut yang dibentuk oleh garis OQ dengan garis NQ. 3.2. Analisa Vertikal Untuk menganalisa secara vertikal dari titik lokasi sampai ke titik survey 2 dapat dilihat pada gambar 15.
28
A
B
F 2
TVD 1
J
MD 1
H1 TTK SURVEY 1
L
H
2 MD 2 TVD 2
R
Q
H2
O
GB.15 GAMBARAN DUA DIMENSI SAMPAI TITIK SURVEY YANG KEDUA 3.2.1 Analisa Vertikal Sampai Titik Survey 1 Panjang lubang antara titik survey 1 dengan KOP adalah : MD 1
=
MD1 - KOP ………………………………… (3-1)
Dimana : MD 1
=
Panjang lubang antara KOP dan titik survey 1
MD1
=
Measured Depth titik survey 1
KOP
=
Kedalaman KOP
Jarak vertikal antara titik survey 1 dengan adalah L TVD 1
=
MD 1
cos α1
……………………………………….(4 -
2) 29 Dimana : TVD 1
=
Jarak vertikal antara titik survey 1 dengan KOP.
α1
=
Sudut kemiringan lubang untuk titik survey 1
Jarak vertikal antara titik survey 1 dengan titik lokasi dan adalah : TVD1
=
KOP + TVD 1
……………………………………. (4-
3) Perkisaran horizontal antara titik survey 1 dengan titik belok adalah sebagai berikut : H1 Dimana :
= MD1
sin α1
…………………………………….. (4-4)
H1
= Jarak horizontal antara titik survey 1 titik belok
3.2.2 Analisa Vertikal Sampai Titik Survey 2 Penganalisaan dari titik survey 1 sampai ketitik survey 2 analog dengan penganalisaan dari titik survey 1 sampai KOP. Panjang lubang antara titik survey 1 dengan titik survey 2 adalah : MD2
= MD2 - MD1 ………………………………………………… (4-4)
Dimana : MD2
= Measured Depth titik survey 2
MD1
= Measured Depth titik survey 1
Jarak vertikal titik True Vertikal Depth dari titik survey 2 sampai ke titik survey 1 adalah : TVD2 = MD2 Cos α2
…………………………………….. (4-5)
Dimana : TVD2 = Jarak vertikal antara titik survey 2 dengan titik survey 1. MD2
= Panjang lubang antara titik survey 2 dengan titik survey 1.
α2
= Sudut kemiringan lubang yang didapat dari survey 2.
30 Jarak vertikal dari titik lokasi sampai ke titik survey 2 adalah : TVD2
=
TVD1 + TVD2
…………………………………… (4-6)
Dimana TVD2 adalah jarak vertikal dari titik lokasi sampai ke titik survey 2. Perkisaran horizontal antara titik survey 2 dengan titik survey 1 adalah sebagai berikut : H2 = MD2 sin α2
………………………………………………. (4-7)
Dimana : H2 = Jarak horizontal antara titik survey 2 dengan titik survey 1.
3.2.3 Analisa Vertikal Sampai Titik Survey ke n Penganalisaan dari titik survey n sampai ketitik survey n-1 analog dengan penganalisaan seperti diatas. Panjang lubang antara titik survey n dengan titik survey n-1 adalah : MDn
=
MDn - MDn-1 ………………………………………………..
(4-
8) Dimana : MDn =
Measured Depth titik survey ke n
MDn-1 =
Measured Depth titik survey ke n-1
Jarak vertikal atau True Vertikal Depth dari titik survey n sampai ke titik survey n-1 adalah : TVDn =
MDn cos αn
……………………………………………
(4-
9) Dimana : TVDn =
Jarak vertikal antara titik survey n dengan titik survey n-1
MDn =
Panjang lubang antara titik survey n dengan titik survey n-1
αn
=
Sudut kemiringan lubang yang didapat dari survey n
31 Jarak vertikal dari titik lokasi sampai ke titik survey n adalah : TVDn =
TVDn-1
+ TVDn ……………………………….
(4-10)
Dimana TVDn adalah jarak vertikal dari titik lokasi sampai ke titik survey n Perkisaran horizontal antara titik survey n dengan titik survey n-1 adalah sebagai berikut : Hn 11_ Dimana :
=
MDn sin αn
…………………………………
(4-
Hn
=
Jarak horizontal antara titik survey n dengan titik survey n-1
Contoh Soal Suatu pemboran berarah mempunyai kedalaman KOP 500 ft. Survey 1 dilakukan pada kedalaman 700 ft dan dihasilkan sudut kemiringan lubang 6º.
Survey 2
dilakukan pada kedalaman 1000 ft dan dihasilkan sudut kemiringan lubang 10º. Survey 3 dilakukan pada kedalaman 1300 ft dan dihasilkan sudut kemiringan lubang 12º. Analisalah secara vertikal dari titik lokasi sampai ketitik survey yang ke 3 secara Backward method ! Penyelesaian Analisa sampai titik survey 1 a. Panjang lubang dari titik survey 1 dengan titik KOP. MD1
= 700 - 500 = 200 ft
b. Jarak vertikal antara titik survey 1 dengan titik KOP. TVD1
=
200 Coc 6º
=
198.90 ft
32 c. Jarak vertikal dari titik lokasi sampai titik survey 1 adalah : TVD1
=
500 + 198.90
=
698.90 ft
d. Jarak Horizontal antara titik survey 1 dengan titik KOP, atau titik lokasi : H1
= 200 sin 6º = 20.91 ft
Analisa sampai titik survey 2 Analisa sampai titik survey 2, analog dengan persamaan-persamaan diatas adalah sebagai berikut :
a. Panjang lubang antara titik survey 2 dengan titik survey 1 adalah : MD2
= 1000 - 700 = 300 ft
b. Jarak vertikal antara titik survey 2 dengan titik survey 1 adalah : TVD2 = 300 Coc 10º =
295.44 ft
c. Jarak Horizontal antara titik lokasi sampai titik survey 2 adalah : TVD2
= 698.90 + 295.44 = 994.34 ft
d. Jarak Horizontal antara titik survey 2 dengan titik survey 1 adalah : H2
=
300 Sin 10º
=
52.09 ft
Analisa sampai titik survey 3 Analisa sampai titik survey 3, analog dengan persamaan-persamaan diatas adalah sebagai berikut :
33 a. Panjang lubang antara titik survey 3 dengan titik survey 2 adalah : MD3
= 1300 - 1000 = 300 ft
b. Jarak vertikal antara titik survey 3 dengan titik survey 2 adalah : TVD3 =
300 Coc 12º =
293.44 ft
c. Jarak vertikal dari titik lokasi sampai titik survey 3 adalah : TVD3
=
994.34 + 293.44 = 1287.78 ft
d. Jarak Horizontal antara titik survey 3 dengan titik survey 2 adalah :
H3
=
300 Sin 12º
=
62.37 ft
3.3. Analisa Horizontal Analisa Horizontal banyak berhubungan dengan : -
penyimpangan horizontal
-
arah
3.3.1. Arah Istilah populer tentang arah dalam pemboran berarah adalah direction. Arah maksudnya adalah arah dari suatu titik di dalam lubang. Arah dinyatakan dengan suatu sudut terhadap sumbu bumi, yaitu sumbu Utara/Selatan atau N/S, dan sumbu Barat/Timur atau W/E. Cara menyatakan arah ada dua cara, yaitu : -
secara azimuth
-
secara kwadran
34 Secara Azimuth Cara menyatakan arah secara azimuth adalah : -
titik nol adalah di titik utara (N)
-
besar sudut dibaca searah dengan jarum jam.
Gambaran membaca arah secara azimuth dapat dilihat pada gambar 16. N
S1
1
W
E
P 2
S2 S
GB. 16 GAMBARAN MENYATAKAN ARAH SECARA AZIMUTH Pada gambar terlihat arah dari survey 1 adalah B1, dan arah untuk survey 2 adalah B2. Secara Kwadran Cara menyatakan arah secara azimuth adalah : -
titik nol adalah di titik utara (N), atau di titik Selatan (S).
-
besar sudut arah tidak boleh lebih besar dari 90º
35 Gambaran membaca arah secara kwadran dapat dilihat pada gambar 17. N
S1
1
W
P
E 2
S2
S
GB. 17 GAMBARAN MENYATAKAN ARAH SECARA KWADRAN
Pada gambar 17 terlihat arah untuk survey 1 adalah N B 1E, dan arah untuk survey 2 adalah SB2W. Pada gambar 15, gambaran secara horizontal sampai titik survey 1 adalah alas kubus atau bidang BHIJ, atau puncak kubus EFCB. Sedangkan gambaran secara horizontal dari titik survey 1 sampai titik survey 2 adalah alas kubus atau bidang HOPQ, atau puncak kubus KLMH. Semua bidang-bidang yang disebutkan tadi kalau diproyeksikan ke permukaan dapat dilihat pada gambar 18.
36 A 1
E
B 2
D
C
GB. 18 GAMBARAN HORIZONTAL SAMPAI TITIK SURVEY KE -2 YANG DIPROYEKSIKAN KE PERMUKAAN Pada gambar 18, Dititik A : berimpit titik lokasi, titik belok (KOP), dan titik J Dititik B : berimpit titik survey 1, titik F, dan titik Q Dititik C : berimpit titik survey 2, dan titik L
Dititik D : berimpit titik H, dan titik K Dititik E : berimpit titik E, dan titik G Garis AB: adalah penyimpangan mendatar titik survey 1 dari titik lokasi Garis BC: adalah penyimpangan mendatar titik survey 2 dari titik 1. 3.3.2 Jarak Antara Titik Survey 1 terhadap sumbu Utara/Selatan yang Melewati KOP --------------------------------------------------------------Jarak antara titik survey 1 terhadap sumbu Utara/Selatan (N/S) yang melewati KOP adalah garis BE. BE
= AB sin B1
X1
= H1 sin B1 ……………………………………………………………..
(4-
12)
37 Dimana : X1
= Jarak titik survey 1 terhadap sumbu Utara/Selatan yang melalui titik belok.
3.3.3
H1
= Penyimpangan horizontal titik survey 1 dari titik belok
B1
= Sudut arah yang dicatat pada titik survey 1
Jarak Antara Titik Survey 1 terhadap sumbu Barat/Timur yang Melewati KOP
---------------------------------------------------------AE
= AB cos B1
Y1
= H1 cos B1
…………………………………………………………… (4-
13) Dimana : Y1
= Jarak titik survey 1 terhadap sumbu Barat/Timur yang melalui titk belok.
H1
= Penyimpangan horizontal titik survey 1 dari titk belok
B1
= Sudut arah yang dicatat pada titik survey 1
3.3.4
Jarak Antara Titik Survey 2 Terhadap Sumbu Utara/Selatan yang Melewati Titik Survey 1
-----------------------------------------------------------------------Jarak antara titik survey 1 terhadap sumbu Utara/Selatan (N/S) yang melewati titik survey 1 adalah garis CD. CD
=
BC sin B2
X2
=
H2 sin B2 ………………………………………………………… (4-
=
Jarak titik survey 2 terhadap sumbu Utara/Selatan yang melalui
14) Dimana : X2
titik survey 1. H2
=
Penyimpangan horizontal titik survey 2 dari titik survey 1
B2
=
Sudut arah yang dicatat pada titik survey 2 38
3.3.5
Jarak Antara Titik Survey 2 terhadap sumbu Barat/Timur yang Melewati titik survey 1
-------------------------------------------------------------------BD
=
BC cos B2
Y2
=
H2 cos B2 ………………………………………………………..
=
Jarak titik survey 2 terhadap sumbu Barat/Timur yang melalui titik
(4-
15) Dimana : Y2
survey 1 H2
=
Penyimpangan horizontal titik survey 2 dari titik survey 1
B2
=
Sudut arah yang dicatat pada titik survey 2
3.3.6. Perkisaran Horizontal Dari Titik Survey Terhadap Titik Lokasi -----------------------------------------------------------------------------------
Perkisaran Horizontal antara titik survey 1 terhadap titik lokasi adalah garis yang menghubungkan titik survey 1 dengan titik lokasi, dan diberik notasi H1. Untuk titik survey 1 sama dengan H1, karena titik belok berimpit dengan titik lokasi. Sedangkan perkisaran horizontal antara titik survey 2 terhadap titik lokasi, dan diberi notasi H2. H2 = 3.3.7
(Y1 +Y2)2 + (X1 + X2)2
………………………
(4-16)
Sudut Arah Dari Titik Survey Terhadap Titik Lokasi
-------------------------------------------------------Sudut arah titik survey 1 dilihat dari titik lokasi adalah B 1, karena titik belok berimpit dengan titik lokasi. Sedangkan sudut arah titik survey 2 dilihat dari titik lokasi (B*2) dapat dicari secara goneometris, 39 (X1 + X2) (B*2) = arc tg -----------------------
……………………………….
(4-
17) (Y1 + Y2) Contoh Soal Suatu pemboran berarah mempunyai kedalaman KOP 500 ft. Survey 1 dilakukan pada kedalaman 700 ft dan dihasilkan arah lubang N24ºE, untuk penyimpangan horizontal 20.91 ft dari KOP. Survey 2 dilakukan pada kedalaman 1000 ft dan dihasilkan arah lubang N32ºE, untuk penyimpangan horizontal 52.09 ft dari titik survey 1. Tentukanlah penyimpangan horizontal titik survey 2 dari titik lokasi, dan arah titik survey 2 dari titik lokasi. Penyelesaian Analisa sampai titik survey 1 a. Jarak antara titik survey 1 terhadap sumbu Utara/Selatan yang melalui KOP.
X1
=
20.91 sin 24º
=
8.50 ft
b. Jarak antara titik survey 1 terhadap sumbu Barat/Timur yang melalui KOP. Y1
=
20.91 cos 24º
=
19.10 ft
Analisa sampai titik survey 2 c. Jarak antara titik survey 2 terhadap sumbu Utara/Selatan yang melalui titik survey 1 X2
=
52.09 sin 32º
=
27.60 ft
d. Jarak antara titik survey 2 terhadap sumbu Barat/Timur yang melalui titik survey 1. Y2
=
52.09 cos 32º
=
44.17 ft 40
Penyimpangan horizontal dari titik survey 2 terhadap titik lokasi -----------------------------------------------------------------------------H2
=
(8.50 + 27.60)2 + (19.10 + 44.17)2
=
7284 ft
Sudut arah dari titik survey 2 terhadap titik lokasi ------------------------------------------------------------(8.50 + 27.60)2 B*2=
arc tg ----------------------- = 29.71º (19.10 + 44.17)2 =
29.71º
Arah dari titik survey 2 terhadap titik lokasi =
N29.71ºE
3.4. Soal Directional Drilling Untuk Bab III
Suatu pemboran berarah mempunyai kedalaman KOP 1000 ft. Survey 1 dilakukan pada kedalaman 1300 ft dan dihasilkan sudut kemiringan lubang 8º, arah lubang N35ºE. Survey 2 dilakukan pada kedalaman 1700 ft dan dihasilkan sudut kemiringan lubang 12º, arah lubang N47ºE. 1.
Panjang lubang dari titik survey 1 dengan titik KOP. a.
297.08 ft
b.
300.00 ft
c.
1297.08 ft
2. Jarak vertikal antara titik survey 1 dengan titik KOP. a. 297.08 ft b.
41.75 ft
c. 1297.08 ft
41 3. Jarak vertikal dari titik lokasi sampai titik survey 1 adalah : a. 297.08 ft b. 997.08 ft c. 1297.08 ft 4. Jarak Horizontal antara titik survey 1 dengan titik KOP adalah : a. 297.08 ft b.
41.75 ft
c. 1297.08 ft 5. Jarak antara titik survey 1 dengan sumbu Utara/Selan yang melalui titik KOP adalah : a. 23.95 ft b. 34.20 ft c. 42.95 ft 6. Jarak antara titik survey 1 dengan sumbu Utara/Selatan yang melalui titik lokasi adalah :
a. 42.95 ft b. 34.20 ft c. 23.95 ft 7. Jarak antara titik survey 1 dengan sumbu Barat/Timur yang melalui titik KOP adalah : a. 23.95 ft b. 34.20 ft c. 42.95 ft 8. Jarak antara titik survey 1 dengan sumbu Barat/Timur yang melalui titik lokasi adalah : a. 42.95 ft b. 34.20 ft c. 23.95 ft 42 9. Jarak Horizontal antara titik survey 1 dengan titik Lokasi adalah : a. 297.08 ft b.
41.75 ft
c. 1297.08 ft 10. Arah titik survey 1 dilihat dari titik Lokasi adalah, a. N47ºE b. N35ºE c. N55ºE 11. Panjang lubang antara titik survey 2 dengan titik survey 1 adalah : a. 297.08 ft b. 300.00 ft c. 400.00 ft 12. Jarak Vertikal antara titik survey 2 dengan titik survey 1 adalah : a. 391.26 ft b. 1688.34 ft c. 1391.26 ft
13. Jarak Vertikal antara titik lokasi sampai titik survey 2 adalah : a. 1391.26 ft b. 1883.16 ft c. 1688.34 ft 14. Jarak Horizontal antara titik survey 2 dengan titik survey 1 adalah : a. 1391.26 ft b.
83.16 ft
c. 1688.35 ft
43 15. Jarak antara titik survey 2 dengan sumbu Utara/Selatan yang melalui titik survey 1 adalah : a. 60.82 ft b. 56.72 ft c. 65.28 ft 16. Jarak antara titik survey 2 dengan sumbu Barat/Timur yang melalui titik survey 1 adalah : a. 60.82 ft b. 56.72 ft c. 65.28 ft 17. Jarak Horizontal antara titik survey 2 dengan titik lokasi adalah : a
123.31 ft
b. 124.31 ft c. 125.31 ft 18. Arah titik survey 2 dari titik lokasi adalah : a. N41º b. N42º c. N43º
3.5. Kunci Soal Bab III 1. b
4. b
13. c
16. b
2. a
5. a
14. b
17. b
3. c
6. c
15. a
18. c
44 PENUTUP Syukur alhamdulillah kami telah dapat menyelesaikan Buku Pemboran Berarah (Directional Drilling) Jilid I ini tanpa halangan yang berarti. Dalam buku ini telah disajikan tentang tujuan pemboran berarah dan analisa hasil survey secara Tangencial Method. Metoda penganalisaan selanjutnya akan dijelaskan dalam Buku Pemboran Berarah Jilid II. Untuk jilid-jilid berikutnya akan disajikan tentang : - Perencanaan Pemboran Berarah - Peralatan Pembelok Lubang - Peralatan Survey Setiap bab telah kami buatkan latihan soal beserta kuncinya. Maksudnya agar pembaca dapat menguji pengetahuannya sendiri setelah mempelajari setiap bab. Sekian, mudah-mudahan Allah Swt memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan buku ini, Amin !! Terima kasih atas bantuan segala pihak dalam menyelesaikan buku ini, dan tak lupa terimakasih atas perhatian pembaca yang budiman.
Cepu, 19 November 1990 Hormat penulis ---------------------------------