NAMA
: RAHMAT FAUZI
NPM
: 14510005 (SMT VI PAGI)
MATA KULIAH
: PELABUHAN
PELABUHAN, DERMAGA DAN SEJARAH PELABUHAN GILIMANUK
ujung samudera, sungai, samudera, sungai, atau danau atau danau untuk Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Terkadang
crane dan gudang
berpendingin disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan, sesuai jenis pelabuhannya juga. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang pelabuhan dan fungsi serta penyelengaraannya. Pelabuhan laut digunakan untuk pelabuhan yang menangani kapal-kapal laut. Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang digunakan untuk berlabuhnya kapal-kapal penangkap ikan serta se rta menjadi tempat distribusi dist ribusi maupun pasar ikan. Klasifikasi pelabuhan perikanan ada 3, yaitu:
1.
Pelabuhan Perikanan Pantai
2.
Pelabuhan Perikanan Nusantara
3.
Pelabuhan Perikanan Samudera
Di bawah ini hal-hal yang penting agar pelabuhan dapat berfungsi:
1)
Adanya kanal-kanal laut yang cukup dalam (minimum 12 meter),
2)
Perlindungan dari angin, ombak, dan petir, dan
3)
Akses ke transportasi penghubung seperti kereta api dan truk.
Berdasarkan PP No. 69 Tahun 2001, pelabuhan pelabuhan dibagi menjadi 3 menurut layanan kegiatannya, yaitu:
1.
Pelabuhan laut, yaitu pelabuhan yang melayani kegiatan angkutan laut;
2.
Pelabuhan sungai dan danau, yaitu pelabuhan yang melayani kegiatan angkutan sungai dan danau; dan
3.
Pelabuhan penyebrangan, yaitu pelabuhan yang melayani kegiatan angkutan penyeberangan.
Pelabuhan menurut jenisnya sebagaimana PP No. 69 Tahun 2001 terdiri dari:
1.
Pelabuhan umum yang digunakan untuk melayani kepentingan umum. Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh Pemerintah dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada badan usaha milik negara yang didirikan dengan maksud tertentu. Di Indonesia dibentuk empat badan usaha milik negara yang diberikan wewenang mengelola pelabuhan umum. Keempat badan usaha tersebut adalah P.T. Pelabuhan Indonesia I yang berkedudukan di Medan; P. T. Pelabuhan Indonesia II yang berkedudukan di Jakarta; P.T Pelabuhan Indonesia III yang berkedudukan di Surabaya; P.T Pelabuhan Indonesia IV yang berkedudukan di Ujung Pandang.
2.
Pelabuhan khusus yang digunakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu, baik instansi pemerintah, seperti TNI AL dan Pemda Dati I/Dati II, maupun badan usaha swasta seperti, pelabuhan khusus P.T. BOGASARI yang digunakan untuk bongkar muat tepung terigu atau LNG Arun di Aceh yang digunakan untuk mengirimkan hasil produksi gas alam cair ke suatu daerah dalam NKRI atau luar negeri. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin pemerintah.
Ditinjau dari segi pengusahaannya, pelabuhan dibagi menjadi 6, yaitu:
1)
Pelabuhan ikan Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman yang besar karena kapal - kapal motor yang digunakan untuk menagkap ikan tidak besar. Pelabuhan ikan dibangun disekitar daerah perkampungan nelayan. Pelabuhan ini harus lengkap dengan pasar lelang, pabrik/gudang es, persediaan bahan bakar, dan juga tempat cukup luas untuk perawatan alat - alat penangkap ikan.
2)
Pelabuhan minyak Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluan umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup membuat jembatan perancah atau tambahan yang dibuat menjorok ke laut untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar. Bongkar muat dilakukan dengan pipa - pipa dan pompa.
3)
Pelabuhan barang Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar muat barang. Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuari dari sungai besar. Daerah perairan pelabuhan harus cukup tenang sehingga memudahkan bongkar muat barang. Pelabuhan barang ini bisa digunakan baik Pemintah maupun swasta untuk keperluan transportasi hasil produksinya seperti baja, alumunium, pupuk, batu bara, minyak, dan sebagainya. Sebagai contoh Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatra Utara. Pelabuhan Kuala Tanjung dimiliki oleh P.T. Aluminium Asahan. Selain itu, P.T. Asean dan P.T. Iskandar Muda juga mempunyai pela buhan sendiri.
4)
Pelabuhan penumpang Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang. Pada pelabuhan barang di belakang dermaga terdapat gudang gudang
sedangkan
untuk
pelabuhan
penumpang
dibagun
stasiun
penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang berpergian, seperti kantor imigrasi, duane, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran, dan sebagainya. Barang - barang yang perlu dibongkar muat tidak terlalu banyak sehingga gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran masuk kelaurnya penumpang dan barang, biasanya pada pelabuhan penumpang jalan masuk dipisahkan terhadap jalan keluar. Selain itu pada pelabuhan penumpang, penumpang melalui lantai atas dengan menggunakan jembatan langsung ke kapal, sedangkan barang - barang melalui dermaga.
5)
Pelabuhan campuran Pada umumnya penggunaan fasilitas pelabuhan ini terbatas untuk penumpang dan barang. Untuk keperluan minyak dan ikan biasanya terpisah. Bagi pelabuhan kecil atau masih dalam taraf perkembangan, keperluan untuk bongkar muat minyak juga masih menggunakan dermaga atau jembatan, berguna untuk meletakkan pipa - pipa untuk mengalirkan minyak.
6)
Pelabuhan militer Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan cepat dari kapal - kapal perang dan supaya letak bangunan cukup terpisah. Konstruksi tambatan maupun dermaga hampir sama dengan dengan pelabuhan barang, tetapi situasi dan perlengkapan sedikit berbeda. Pada pelabuhan barang, letak/kegunaan bangunan harus seefisien mungkin, sedangkan pada pelabuhan militer bangunan - bangunan pelabuhan harus terpisah dengan jarak yang lebih jauh.
Dermaga adalah tempat kapal ditambatkan di pelabuhan. Pada dermaga
dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan ke atas kapal. Di dermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan bakar untuk kapal, air minum, air bersih, saluran untuk air kotor /limbah yang akan diproses lebih lanjut di pelabuhan. Hal yang perlu diingat bahwa dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut . Jenis - jenis dermaga berdasarkan jenis barang yang dilayani:
1)
Dermaga barang umum, adalah dermaga yang diperuntukkan untuk bongkar muat barang umum/ general cargo keatas kapal.
2)
Dermaga peti kemas, dermaga yang khusus diperuntukkan untuk bongkar muat peti kemas. Bongkar muat peti kemas biasanya menggunakan crane.
3)
Dermaga curah, adalah dermaga yang kusus digunakan untuk bongkar muat barang curah yang biasanya menggunakan ban berjalan (conveyor belt ). Barang curah terdiri dari barang lepas dan tidak dibungkus/kemas, yang
dapat dituangkan atau dipompa ke dalam kapal. Barang ini dapat berupa bahan pokok makanan (beras, jagung, gandum, dsb.) dan batu bara.
4)
Dermaga khusus, adalah dermaga yang khusus digunakan untuk mengangkut barang khusus, seperti bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan lain sebagainya.
5)
Dermaga marina, adalah dermaga yang digunakan untuk kapal pesiar, speed boat .
6)
Demaga kapal ikan, adalah dermaga yang digunakan oleh kapal ikan.
Perencanaan jenis dermaga disesuaikan dengan kebutahan yang akan dilayani, ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi dan tanah dasar laut, dan tinjauan ekonomis dari konstruksi. Dermaga dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu wharf /quai dan jetty/ pier /jembatan. Wharf adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai. Jetty adalah dermaga yang menjorok ke laut. Kondisi tanah sangat menentukan dalam pemilihan jenis dermaga. Pada umumnya tanah di dekat daratan mempunyai daya dukung yang lebih besar daripada tanah di dasar lautan. Dasar laut umumnya terdiri dari endapan yang belum padat. Ditinjau dari daya dukung tanah, pembuatan wharf atau dinding penahan tanah lebih menguntungkan. Namun, jika tanah dasar berupa karang maka pembuatan wharf akan mahal. Hal ini karena untuk mendapatkan kedalaman yang cukup di depan wharf diperlukan pengerukan. Dalam hal ini pembuatan pier akan lebih murah karena tidak diperlukan pengerukan dasar karang. (Triatmodjo, 1996 : 157 - 159)
PELABUHAN GILIMANUK
Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk sebagai pelabuhan yang menghubungkan dua buah pulau yang cukup padat yaitu pulau Bali dan pulau Jawa merupakan pintu masuk dan keluar yang penting bagi lalu lintas pariwisata maupun ekonomi bagi kedua buah pulau. Bagi pulau Bali sendiri, pelabuhan Ketapang – Gilimanuk merupakan pintu utama bagi lalu lintas barang dan jasa yang masuk dan keluar pulau Bali, baik itu yang berupa komoditas pangan seperti buah dan sayur, komoditas kerajinan, bahkan juga sebagai pintu utama bagi wisatawan yang ingin ke Pulau Dewata selain melalui Bandara Ngurah Rai. Pelabuhan Ketapang - Gilimanuk merupakan BUMN di bawah departemen Perhubungan Republik Indonesia, kegiatan utama dari pelabuhan ini adalah jasa penyeberangan antara pulau Bali dan Jawa yang merupakan bagian dari kegiatan Angkutan Sungai Dan Penyeberangan (ASDP). Sehingga tidak terdapat aktivitas peti kemas barang atau pengepakan barang (cargo) pada pelabuhan ini. Karena pelabuhan ini merupakan pelabuhan yang saling berpasangan, maka apabila ada salah satu pelabuhan yang tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya, akan memberikan dampak bagi aktivitas
pelabuhan
yang
lain
sehingga
mengakibatkan
terganggunya
aktivitas
penyeberangan di wilayah tersebut. Oleh karena itu, perawatan dan pemeliharaan segala bagian dari pelabuhan ini sangatlah perlu dilakukan guna menjaga kelancaran aktivitas penyeberangan antara ke dua pulau ini. Dengan banyaknya kapal yang masuk karena berkembangnya lalu lintas angkutan laut, teknologi, keamanan, meningkatnya penumpang antar pulau, maka kualitas peran dan fungsi pelabuhan perlu ditingkatkan salah satunya dengan cara pengoptimalan pelayanan jasa Terminal Penumpang maupun fasilitas-fasilitas penunjang lain yang terdapat di pelabuhan. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa kepelabuhan, pelabuhan Ketapang - Gilimanuk berusaha sebaik mungkin untuk mengoptimalkan pelayanan jasa Terminal Penumpang yang mengacu kepada standar nasional dan standar internasional. Standar itu terkait dengan kelengkapan peralatan, keamanan, ketersediaan infrastruktur, dan kedalaman alur serta kolam pelabuhan bagi bersandarnya kapal-kapal. Untuk itu perlu penyediaan fasilitas dan pelayanan jasa Terminal Penumpang yang baik agar dapat memberikan kepuasan kepada para pengguna jasanya.
Pengenalan Pelabuhan Gilimanuk
Pelabuhan Gilimanuk mulai mengalami perkembangan dari tahun 1983 sampai 1996. Pelabuhan Gilimanuk merupakan pelabuhan penyeberangan yang dikelola oleh perusahaan BUMN yaitu PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan berada di bawah Departemen Perhubungan. ASDP sendiri adalah singkatan dari Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan. Pelabuhan ini dikelola ASDP karena termasuk ke dalam penyeberangan darat. Pelabuhan ini terletak di desa Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Pelabuhan ini sebenarnya bernama resmi Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk karena operasional pelabuhannya harus bersamaan dan tidak dapat bekerja sendiri-sendiri. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan alami yang tidak perlu dilakukan pendalaman.
Fasilitas Pelabuhan Gilimanuk
Pelabuhan Gilimanuk memiliki luas areal kurang lebih 4 hektar. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di Pelabuhan Gilimanuk antara lain :
Dermaga Movable Bridge (MB) sebanyak 2 buah
Dermaga ponton sebanyak 1 buah
Dermaga Landing Craft Machine (LCM) sebanyak 2 buah
Tempat parkir pengunjung dan tempat parkir siap muat ke dermaga seluas 900 m 2
Terminal Penumpang
Kantor Operasional Pelabuhan
Ruang VIP
Ruang Tunggu
Jembatan Timbang (namun kini tidak dapat beroperasi lagi)
Selain itu terdapat pula fasilitas berupa 34 unit CCTV untuk memonitor keadaan pelabuhan.
Dermaga Pelabuhan Gilimanuk
Pelabuhan Gilimanuk memiliki 5 buah dermaga yang terdiri dari 2 buah dermaga MB, 1 buah dermaga ponton, dan 2 buah dermaga beton (LCM). A.
Dermaga Movable Bridge (MB) Pelabuhan Gilimanuk memiliki dua buah dermaga movable bridge, yaitu dermaga MB I dan MB III. Dermaga Movable Bridge merupakan dermaga yang
dapat digerakkan turun naik dengan bantuan mesin hidrolik. Jadi ketinggian dermaga ini dapat disesuaikan dengan ketinggian landasan kapal. Pada mesin pengendali hidrolik terdapat 3 tombol, yaitu Hidrolic Up (untuk menaikkan dermaga), Hidrolic Down (untuk menurunkan dermaga), dan tombol emergency. Dermaga MB ini dibangun pada tahun 1996. Dermaga ini memiliki kemampuan menahan berat 20 ton.
Gambar 1. Dermaga MB pelabuhan Gilimanuk
Gambar 2. Mesin pengendali hidrolik
Gambar 3. Proses bongkar muatan pada Pelabuhan Gilamanuk
B. Dermaga Ponton Pelabuhan Gilimanuk memiliki sebuah dermaga ponton yaitu Ponton II. Dermaga ponton merupakan dermaga yang terbuat dari drum terapung atau landasan kayu yang dibuat sedemikian rupa. Dermaga ponton ini dibangun pada tahun 1976. Dermaga ini memilki kemampuan menahan berat sebesar 10 ton.
Gambar 4. Dermaga Ponton C.
Dermaga Landing Craft Machine (LCM) Pelabuhan Gilimanuk memiliki dua buah dermaga LCM yaitu, Dermaga LCM IV. Dermaga LCM merupakan dermaga yang terdiri landasan beton tanpa
adanya perangkat tambahan, sehingga kapal dapat menambat tanpa diperlukan adanya perangkat tambahan seperti bolder dan fender. Dermaga ini memiliki kemampuan menahan berat diatas 20 ton. Kapal yang biasa berlabuh disini adalah kapal LCT dan kapal motor penumpang.
Gambar 5. Dermaga LCM
Bolder pada Pelabuhan Gilamanuk
Bolder adalah perangkat pelabuhan untuk menambatkan (tambat) kapal di dermaga atau perangkat untuk mengikatkan tali di kapal. Bolder pada semua dermaga di Pelabuhan Gilimanuk terbuat dari besi cor dan diangker/ ditanamkan pada pondasi dermaga sehingga mampu untuk menahan gaya yang bekerja pada penambatan kapal di dermaga.
Gambar 6. Bolder pada Dermaga Ponton Pelabuhan Gilimanuk
Fender Pelabuhan Gilimanuk
Fender adalah perangkat yang digunakan untuk meredam benturan yang terjadi pada saat kapal merapat ke dermaga atau pada saat kapal yang sedang di tambatkan bergoyang oleh gelombang atau arus yang terjadi di pelabuhan. Fender di Pelabuhan Gilimanuk menggunakan penahan baja dengan lapisan karet dibelakangnya untuk menahan gaya benturan kapal. Lapisan karet ini berbentuk trapesium.
Gambar 7. Fender pada Dermaga MB Pelabuhan Gilimanuk
Sumber : www.google.com