Pelabelan reagensia adalah penamaan yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis reagensia. Pelabelan dapat berupa simbol/tanda-tanda berupa gambar atau tulisan yang menujukkan identitas suatu benda.
2. Tujuan
Pelabelan reagensia di buat untuk memberikan informasi kepada petugas mengenai nama, jumlah dan kondisi reagen, agar diketahui jenis dan perbedaan perlakuan penyimpanan.
3. Kebijakan
SK Kepala UPTD Puskesmas Kadungora Nomor 440/C/ /PKM/2016 tentang Jenis Reagen Esensial dan Bahan Lain Yang Harus Tersedia Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia N0 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Referensi
5. Alat dan bahan
1. Alat tulis 2. Label 3. Reagen
6. Prosedur/ langkah-langkah
1. Pelabelan dilaksanakan oleh petugas laboratorium. 2. Hal-hal yang harus tercantum pada label: - Nama reagen - Tanggal pembuatan - Paraf pembuat reagen - Tanggal penerimaan - Konsentrasi dan pelarut Label wadah juga harus mencantumkan: - Nama bahan - Tanggal diterima - Tanggal dipakai - Sumber dana (JKN, swasta) Tempat penyimpanan masing-masing kelompok bahan tersebut diberi label dengan warna berbeda. Misalnya warna
merah untuk bahan flammable, kuning untuk bahan oksidator, biru untuk bahan toksik, putih untuk bahan korosif, dan hijau untuk bahan yang bahayanya rendah. 7. Bagan Alir 8. Hal-hal yang perlu diperhatikan 9. Unit terkait 10. Dokumen Terkait 11. Rekaman historis perubahan
Ketersediaan reagen esensial di UPTD Puskesmas Kadungora Laboratorium No