PEDOMAN KAJI BANDING UPTD PUSKESMAS PALANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN TUBAN UPTD PUSKESMAS PALANG Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No.45 Telepon (0356) 321194 Tuban 62315
BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada periode 2015 – 2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan permberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional; 1) pilar paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembaangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sisstem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum Of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan nasional diolakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah failitas pelayanan kessehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya di wilayah kerjanya. Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan dan dituangkan dalam suatu sistem. Puskesmas menyelenggarakan fungsi ipaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perorangantingkat pertama. Puskesmas Tuban termasuk kategori puskesmas perkotaan yang memiliki karakteritik pelayanan kesehatan yang memprioritaskan pelayanan UKM dengan melibatkan partisipasi masyarakat dengan pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan. Dalam rangka sebagai upaya perbaikan kinerja agar mampu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat maka salah satunya perlu dilakukan Kaji Banding ke Puskesmas yang mempunyai kinerja lebih baik sehingga dapat masukan untuk dilakukan metode ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi). B. Tujuan Pedoman Sebagai Acuan atau Pedoman bagi petugas kesehatan di UPTD Puskesmas Palang Kecamatan Palang dalam melaksanakan Kaji Banding ke Puskesmas yang lebih baik capaian kinerjanya agar bisa memperbaiki capaian kinerja Puskesmas dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. C. Sasaran Pedoman Sasaran pedoman Kaji Banding adalah seluruh Tenaga Kesehatan Puskesmas yang memegang program Pelayanan UKM esensial dan pengembangan serta pelayanan UKP
D. Ruang Lingkup Pedoman Ruang lingkup Pedoman Kaji banding meliputi a. Program Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial : 1. Pelayanan Promosi Kesehatan 2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan 3. Pelayanan KIA – KB yang bersifat UKM 4. Pelayanan Gizi yang berisfat UKM 5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit b. Program Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan : c. Program Upaya Kesehatan Perorangan : E. Batasan Operasional Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Pedoman ini hanya mengatur penyelenggaraan pelayanan UKM esensial pada UPTD Puskesmas Palang F. Landasan Hukum 1. Undang – Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puat Kesehatan Masyarakat 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Sumber daya utama yang diperlukan untuk Upaya Kesehatan Masyarakat UPTD Puskesmas palng adalah Sumber Daya Manusia (SDM Kesehatan). Yang dimaksud dengan kualifikasi SDM, sama halnya dengan job spesifikasi, yaitu minimal golongan / jabatan, masa kerja minimal, pendidikan minimal, pengalaman kerja, nilai performance (kinerjanya), dan standar kompetensi dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan,
jumlah penduduk dan persebarannya, luas wilayah kerja, dan ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja. Kualifikasi Ketenagaan Penanggung program UPTD Puskesmas palang B. Distribusi Ketenagaan Dokter Umum Dokter Gigi SKM Bidan Perawat Sanitarian Pelaksana Gizi Asisten Apoteker Perawat Gigi Petugas Imunisasi Pembantu Bidan Petugas Laboratorium Pekarya Kesehatan Pembantu Loket Administrasi
: 2 orang : 1 orang : 1 orang : 13 orang : 7 orang : 1 orang : 1 orang : 1 orang : 1 orang : 1 orang : 0 orang : 1 orang : 6 orang : 1 orang : 1 orang
BAB III STANDAR FASILITAS A. Denah Gedung dan Ruang Pelayanan Puskesmas Denah Gedung dan Ruang Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat B. Standar Fasilitas Upaya Kesehatan Masyarakat Ketersediaan peralatan kesehatan sangat menentukan terselenggarakannya pelayanan keehatan yang optimal, efektif dan efisien di Puskesmas Peralatan Kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan standar mutu, keamanan, keselamatan, memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan dan diuji serta dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang Standar peralatan Upaya Kesehatan Masyarakat di UPTD Puskesmas Palang mengacu pada standar peralatan puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT A. LINGKUP KEGIATAN 1. Pelayanan Promosi Kesehatan (a) Penyuluhan (b) Pemberdayaan Masyarakat (c) Advokasi (d) Pelatihan kader (e) Pembinaan UKBM 2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan (a) Pengawasan dan pembinaan sarana air bersih (b) Pengawasan dan pembinaan Jamban Keluarga (c) Pengawasan dan pembinaan TTU, TPM, TPP (d) Kunjungan rumah klien / pasien klinik sanitasi (e) Pemicuan STBM 3. Pelayanan KIA & KB (a) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (b) Skrining kesehatan pra sekolah (c) Penyuluhan KIA / KB 4. Pelayanan Gizi (a) Deteksi dini kasus gizi
(b) Pelacakan dan Pelayanan kasus gizi (c) Penyuluhan Gizi (d) Pemantauan status gizi (e) Survei Kadarzi (f) Monitorng Garam iodium (g) KP – ASI (h) Community Feeding Center (CFC) (i) Pemberian suplementasi Gizi (j) Pendampingan kasus gizi buruk dan KP – ASI 5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (a) Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (b) Pencegahan dan pengendalian penyakit menular
B. STRATEGI 1. Indikator Input - Sumber Daya Manusia - Sarana Prasarana - Dana - Pedoman kerja / SOP - Dukungan administrasi 2. Indikator Proses - Pendataan sasaran - Perencanaan kegiatan - Pelaksanaan kegiatan - Monitoring dan evaluasi kegiatan - Pelaporan kegiatan - Perencanaan tindak lanjut 3. Indikator Output - Pelaporan kegiatan - Penilaian kerja
BAB V LOGISTIK Manajemen Logistik Puskesmas Palang adalah suatu pengetahuan serta proses mengenai perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan serta penghapusan material. Tujuan dari manajemen logistik adalah tersedianya bahan setiap saat dibutuhkan, baik menganai jenis jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara efisien Manajemen logistik Puskesmas palang adalah sebagai berikut : A. Perencanaan Kebutuhan Perencanaan kebutuhan Puskesmas menghitung dan merencanakan kebutuhan unit pelayanan Puskesmas baik UKM maupun UKP B. Penganggaran Fungsi berikutnya adalah menghitung kebutuhan unti pelayanan UK dan UKP berdasarkan standar harga yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten tuban sehingga akan diketahui kebutuhan anggaran tersebut. Penganggaran kebutuhan unit pelayanan UKM dan UKP UPTD Puskesma Tuban memanfaatkan dana JKN, BOK dan dana Operasional C. Pengadaan Fungsi berikutnya adalah pengadaan, yaitu semua kegiatan yang dilakukan untuk mengadakan bahan logistik yang telah direncanakan, baik melalui prosedur : 1. Pembelian 2. Produksi sendiri 3. Pemberian dari pihak lain yang tidak mengikat D. Penyimpanan Material logistik Upaya Kesehatan di Puskesmas yang diperoleh dicatat dan disimpan di gudang UPTD Puskesmas Palang untuk didistribusikan sesuai kebutuhan pelayanan. Fungsi penyimpanan ini sangat menentukan kelancaran distribusi, diantaranya untuk mengantisipasi kekoongan material, menghemat biaya, mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga material, serta mempercepat pendistribusian karena materi sudah siap pakai. Prinsip FIFO (First In First Out) diberlakukan di penyimpanan material UPTD Puskesmas Palang E. Pendistribusian Pendistribusian material logistik UKM UPTD Puskesmas Palang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan pelayanan Puskesmas pelaksanaan pendistribusian akan mempengaruhi kecepatan penyediaan material baru. Penanggung jawab pendistribusian adalah penanggung jawab program Puskesmas. Prosedur baku pendistribusian material, meliputi : 1. Pendistribusian langsung kepada sasaran pelayanan
2. Pendistribusian melalui mitra kerja lintas program jejaring dan jaringan UPTD Puskesmas
BAB IV KESELAMATAN SASARAN Keselamatan sasaran adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui praktik yang terbaik untuk mencapai luaran yang optimum (The Canadian Patient Safety Dictionary, October 2003). Keselamatan sasaran menghindarkan sasaran dari potensi masalah dalam pelaksanaan Kaji Banding yang bertujuan untuk membantu sasaran. Tujuan keselamatan sasaran adalah terciptanya budaya keselamatan sasran pelaksana Kaji banding Puskesmas Palang, meningkatnya akuntabilitas (tanggung jawab) penanggung pelaksana Kaji Banding terhadap sasaran, menurunnya KTD (kejadian tidak diharapkan), serta terlaksananya program – program pencegahan, sehingga tidak terjadi pengulangan KTD (kejadian tidak diharapkan). Sasaran pelaksanaan kaji Banding adalah : mengupayakan pelaksanaan kaji banding berjalan sesuai sasaran kegiatan sebagaimana dimaksud meliputi tercapainya hal – hal sebagai berikut : 1) Ketepatan identifikasi sasaran Identifikasi sasaran kegiatan yang akan dilakukan sehingga diperoleh kaji banding yang sesuai dengan permasalahan yang ada di Puskesmas 2) Peningkatan komunikasi yang efektif Komunikasi yang efektif, akurat, lengkap, jelas sehingga didapatkan data yang akurat sebagai bahan pembanding dengan puskesmas sasran kaji banding Peningkatan keamanan sarana untuk kaji banding Memantau lokasi, bangunan dan material logistik yang dapat membahayakan keselamatan sasaran 3) Kepastian tepat-lokasi, tepat-metode, tepat-sasaran Menyusun dan menerapkan standar operasional (SOP) untuk menghindari kesalahan lokasi, metode dan sasaran Kaji Banding 4) Pengurangan risiko psikososial terkait kaji Banding Resiko psikososial seperti bosan, mengantuk, lelah dan pusing dapat terjadi selama pelayanan promosi kesehatan berlangsung. Untuk meminimalisir bahkan menghindari hal tersebut diperlukan komitmen bersama sasaran, memilih metode yang tepat dan memberikan reward 5) Pengurangan risiko sasaran jatuh / terluka Memilih dan memantau lokasi kaji banding untuk menghindari sasaran mengalami cedera baik dalam pelaksanaan Kaji Banding Sistem Keselamatan Sasaran dilakukan dengan melakukan assessment resiko, identifikasi
resiko,
dampak
dan
menyusun
implementasi
mengendalikan atau meminimalkan timbulnya resiko.
solusi
untuk
BAB VII KESELAMATAN KERJA Dalam undang – undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus dilaksanakan si semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan sedikitnya 10 orang. Jika memperhatikan dari isi pasal diatas, maka jelaslah bahwa Puskesmas termasuk dalam ktriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di Puskesmas, tetapi juga terhadap pasien maupun pengunjung Puskesmas. Risk Assement melakukan identifikasi potensi bahaya atau faktor risiko dan dampak atau akibatnya. Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan, meminimaliskan dan bila mungkin mengadakannya.
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu prosuk atau jasa yang diberikan kepada sasaran. Pengendalian mutu pada pelaksaan Kaji Banding diperlukan agar terjaga kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai sasaran. Penjaminan mutu pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan melalui berbagai model manajemen kendali mutu. Salah satu model manajemen yang dapat digunakan adalah model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan berkelanjutan (continuos improvement). Yoseph M. Juran terkenal dengan konsep “Trilogy” mutu dan mengidentifikasikannya dalam tiga kegiatan : 1. Perencanaan mutu meliputi : siapa pelanggan, apa kebutuhannya, meningkatkan produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses untuk suatu produksi, 2. Pengendalian mutu : mengevaluasi kinerj untuk mengidentifikasi perbedaan antara kinerja actual dan tujuan, 3. Peningkatan mutu : membentuk infrastruktur dan team untuk melaksanakan peningkatan mutu Setiap kegiatan dijabarkan dalam langkah – langkah yang semuanya mengacu pada upaya peningkatan mutu Pada kegiatan kaji banding di Puskesmas Palang kegiatan dimulai dari mengidentifikasi capaian program hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan tiap bulan pada program prioritas dan tiap tiga bulan pada penilaian kinerja puskesmas. Program yang kurang dari target akan dilakukan upaya perbaikan. Jika dimungkinkan dilakukan Kaji banding pada Puskesmas yang sudah berhasil memenuhi target sesuai dengan target dan standar mutu puskesmas. Adapun jadwal tahap kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat UPTD Puskesmas Tuban adalah sebagai berikut : Tahap Kegiatan Kaji Banding Puskesmas Palang No 1
Kegiatan Evaluasi capaian kinerja yang
Waktu Desember tahun
Keterangan Penanggung jawab
sebelumnya
2
masih kurang dari target Konsultasi ke Dinas Kesehatan
program Penanggung jawab
terkait dengan rencana kaji banding untuk menentukan 3
puskesmas yang akan dituju Membuat instrumen kaji banding
4
Membuat kerangka acuan kaji
5
banding Membuat surat permohona kaji banding pada puskesmas yang
Juni
Juli Juli Agustus
program
Penanggung jawab program Penanggung jawab program Puskesmas Palang
6
dituju untuk kaji banding Melakukan konfirmasi pada
Puskesmas Palang
puskesmas yang dituju untuk kaji 7
banding Melakukan kaji banding ke
Penanggung jawab
puskesmas setelah mendapat
Agustus
8
persetujuan Membuat rencana tindak lanjut
9
hasil kaji banding Mengevaluasi kaji banding
10
Agustus
Agustus September
Membuat laporan kaji banding
BAB IX PENUTUP
Oktober
program Penanggung jawab program Penanggung jawab program Penanggung jawab program
Kaji Banding dilaksanakan secara terintegrasi yang merupakan hasil analisa capaian program yang melibatkan lintas program untuk mendukung pencapaian Kinerja Puskesmaas yang sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan dalam manual mutu puskesmas. Harapannya semoga panduan Kaji Banding ini dapat digunakan sebagai acuan Petugas Puskesmas dalam upaya peningkatan kinerja di Puskesmas palang sehingga mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal menggunakan prinsip hasil Kaji Banding dengan ATM (Amati Tiru dan Modifikasi)