PEDIKULOSIS Nanda Earlia
I.
DEFINISI
Infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan oleh Pediculosis oleh Pediculosis (dari (dari family Pediculidae) Pediculidae) dan yang menyerang manusia adalah Pediculus humanus humanus yang bersifat parasit obligat yang artinya harus menghisap darah manusia untuk mempertahankan hidup. Pedikulosis juga sangat mudah untuk menular dengan gejala pruritus yang residif Klasifikasi : 1. Pedikulosis kapitis Infestasi yang disebabkan Pediculus disebabkan Pediculus humanus var. capitis. capitis. yang mengisap darah dikulit kepala, leher dan tengkuk, kemudian hidup di rambut kepala. Sinonim : pediculosis capitis, cooties, head lice 2. Pedikulosis korporis Infestasi yang disebabkan oleh Pediculus oleh Pediculus humanus humanus var. var. humanus humanus yang bersifat transien pada kulit tubuh (punggung, leher, dan bahu) untuk mengisap darah, d arah, kemudian menetap pada serat kapas di sela-sela lipatan pakaian. Sering terjadi pada orang yg jarang mandi atau hidup dalam lingkungan yang rapat serta tidak pernah mengganti bajunya. Sinonim : pediculosis corporis, corporis, body lyce, lyce, clothing lice 3. Pedikulosis pubis
Infestasi yang disebabkan oleh Phthirus oleh Phthirus pubis. pubis. Penyakit yang dapat digolongkan dalam infeksi menular seksual, seksual, menyerang rambut area pubis dan sekitarnya, sekitarnya, juga bagian tubuh lain yang berambut, misalnya jenggot, kumis, kumis, bulu mata, alis mata, aksila, dan tepi batas rambut kepala. Sinonim : Phtirus : Phtirus pubis, , pubic lice, crab lice
II. ETIOPATOGENESIS 1. Pedikulosis kapitis
Kutu Pediculus Kutu Pediculus humanus capitis mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abuabu dan menjadi kemerahan jika telah menghisap darah. betina mempunyai ukuran yang lebih besar (panjang 1,2-3,2 mm lebar lebih kurang setengah panjangnya) 100
daripada yang jantan (sekaligus jumlahnya lebih sedikit). sedikit). Siklus hidupnya melalui melalui stadium telur, larva, nimfa, dan dewasa. Telur (nits (nits)) diletakkan di sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut (makin ke ujung terdapat telur yang lebih panjang). Pada orang yang dadanya berambut terminal, kutu ini dapat melekat pada rambut tersebut dan dapat ditularkan melalui kontak langsung. Penyakit ini lebih menyerang anak-anak dan cepat meluas di lingkungan yang padat seperti asrama dan panti asuhan. Ditambah lagi jika kondisi hygiene tidak hygiene tidak baik (misalnya jarang membersihkan rambut. Cara penularannya melalui perantara, misalnya sisir, kasur, topi, dan bantal. Lebih banyak terjadi di kaum perempuan. Bertahan selama 24 sampai 48 jam. Rasa gatal timbul karena adanya reaksi hipersensitivitas yang diperoleh terhadap antigen dari saliva kutu. Kelainan kulit kepala yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan gatal. Gatal ditimbulkan oleh liur dan eksreta kutu yang dikeluarkan ke kulit kepala sewaktu menghisap darah.
2.
Pedikulosis korporis
Pediculus humanus humanus humanus betina mempunyai ukuran panjang 1,2-4,2 mm dan lebar kira-kira setengah panjangnya, sedangkan jantan relatif lebih kecil. Siklus hidup sama dengan pedikulosis pada kepala. Penyakit ini lebih menyerang dewasa terutama pada orang dengan hygiene buruk, misalnya pengembala karena mereka jarang mandi dan jarang mengganti dan mencuci pakaian, karena itu penyakit ini sering disebut Vagabond. Vagabond. Hal ini disebabkan kutu tidak melekat pada kulit, tetapi pada serat kapas di sela-sela lipatan pakaian dan hanya transien ke kulit untuk menghisap darah. Penyakit ini bersifat kosmopolit, lebih sering pada daerah beriklim dingin karena orang memakai baju tebal dan baju jarang dicuci. Keadaan kumuh padat & tidak tersanitasi. Kutu badan b adan sekitar 30% lebih besar daripada kutu kepala, namun mempunyai morfologi yang sama. Kutudapat ditemukan pada pakaian yang kontak dengan leher, aksila, dan setinggi setinggi pinggang ataupun
tempat tidur tidur yang yang
terkontaminasi. Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan gatal. Gatal ditimbulkan oleh liur dan eksreta kutu yang dikeluarkan ke kulit sewaktu menghisap darah.
101
3.
Pedikulosis pubis
Kutu ini berukuran panjang dan lebar yang sama (1-2 mm) pada betina. Pada jantan ukurannya lebih kecil. Paling sering ditularkan melalui hubungan seksual. Kutu pubis memiliki kecenderungan menyerang laki-laki homoseksual. Paling sering daerah rambut pubis.
Semua kulit yang mengandung rambut harus harus diperiksa (
jenggot, kumis, dan bulu mata)
III. KRITERIA DIAGNOSIS A. KLINIS 1. Pedikulosis kapitis
Pada infestasi pertama, membutuhkan waktu 3-6 minggu sebelum timbulnya pruritus sebagai respon imunologik terhadap komponen iritan dari saliva dan eksreta kutu. Pada infestasi berikutnya pruritus timbul dalam 24-48 jam. Beberapa pejamu dapat asimptomatik atau carier. carier. Ekskoriasi, eritema, krusta, dan skuama pada kulit kepala dan tengkuk sering ditemukan. 2. Pedikulosis korporis
Umumnya hanya ditemukan kelainan berupa gatal dan bekas garukan pada badan (punggung, leher, dan bahu). Klinis berupa pinpoint berupa pinpoint red macule, macule, papula eritematosa, krusta, dan ekskoriasi 3. Pedikulosis pubis
Gejala yang dominan yaitu gatal di daerah pubis dan sekitarnya. Gatal dapat meluas sampai ke daerah abdomen dan dada, yang ditemukan bercak-bercak yang berwarna abuabu-kebiruan yang disebut macula serulae. serulae. Walaupun kutu ini dapat dilihat dengan mata telanjang, kutu ini sulit dilepaskan karena kepalanya dimasukkan ke dalam muara folikel rambut. Gejala lainnya adanya black dot , yaitu bercak-bercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam berwarna cerah (atau putih) setelah bangun tidur. Bercak ini merupakan krusta darah yang disalah artikan sebagai hematuria.
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pedikulosis kapitis
Paling baik memeriksa rambut di bawah mikroskop, dengan menemukan kutu dewasa 102
dalam keadaan hidup, nimfa imatur, atau telur telur berwarna abu-abu dan mengkilat. 2. Pedikulosis korporis
Mencari telur atau bentuk dewasa. Caranya dengan menemukan kutu atau telur pada serat kapas pakaian 3. Pedikulosis pubis
Paling sering menemukan kutu di daerah pubis. Jika kutu (-), nits kadang nits kadang ditemukan di dekat pangkal rambut, alis, bulu mata.
C. DIAGNOSIS BANDING 1. Pedikulosis kapitis
a. Tinea kapitis b. Pioderma (impetigo krustosa) c. Dermatitis seboroik 2. Pedikulosis korporis
a. Alergi obat b. Dermatitis atopik c. Dermatitis kontak d. Viral exanthem e. Skabies f. Penyakit sistemik lainnya (gangguan hepar atau ginjal ) g. Neurotic excoriation 3. Pedikulosis pubis
a. Dermatitis Seboroika. b. Dermatitis kontak c. Piedra d. Dermatomikosis e. Skabies f. Arthropod bites g. Trichomycosis pubis Trichomycosis pubis
103
IV. KOMPLIKASI
Kadang-kadang, pasien dapat mengalami demam, limfadenopati, dan infeksi sekunder.
V. PENATALAKSANAAN
PRINSIP : 1.
Memusnahkan semua kutu
2.
Mencegah resistensi kutu terhadap obat
3.
Mengurangi resiko reinfeksi
4.
Mengatasi infeksi sekunder
Pedikulosis kapitis dan pubis
a. Permetrin 1 % lotion diaplikasikan pada kulit kepala dan rambut yang kering selama 10 menit atau Permetrin 5% krim dioleskan sepanjang malam, malam, kemudian dicuci dengan non-medicated shampoo, shampoo, boleh diberikan untuk usia ≥ 2bulan dan wanira hamil kategori B b. Pyrethrin sinergized 0,33% dioleskan 10 menit pada rambut yang kering k ering atau gel. Caranya: malam sebelum tidur c. Malathion 0,5-1% dalam bentuk lotion atau
rambut dicuci dengan sabun kemudian dipakai losio malathion, malathion, lalu kepala ditutup dengan kain selama 8-12 jam. Keesokan harinya rambut dicuci lagi dengan sabun lalu disisir dengan sisir bergerigi halus dan rapat. Pengobatan diulang seminggu sekali bila masih terdapat kutu. Obat ini paling efektif tetapi sulit didapat. Boleh di berikan berikan untuk usia ≥ 6 tahun dan wanira hamil kategori B d. Carbaryl shampoo 0,5%, 0,5%, dioleskan 8-12 jam e. Lindan shampoo 1%, dioleskan selama 4 menit lalu dicuci f.
yang kering. Boleh Spinosad krim, rinse , dapat dioleskan 10 menit pada rambut yang digunakan untuk usia 4 tahun dan wanita hamil kategori B
g. Ivermection topikal, dioleskan selama 10 menit ; oral 200 µg/kg , diberikan pada hari ke-1,8, dan 15
104
h. Yang mudah didapat di Indonesia adalah krim gama benzene heksaklorida (gameksan) 1%. Cara pemakaian: setelah dioleskan lalu didiamkan 12 jam,
kemudian dicuci dan disisir agar semua kutu dan telur terlepas. Jika masih ada telur, pengobatan diulang secara berkala. i.
Untuk infeksi sekunder, sebaiknya rambut dicukur dan diobati dengan antibiotika sistemik dan/atau topikal, lalu disusul dengan obat yang telah disebutkan sebelumnya dalam bentuk shampo.
j.
Higiene merupakan syarat supaya tidak terjadi residif.
k. Sebaiknya rambut pubis dicukur dan pakaian dalam direbus dan disetrika untuk membunuh telur dan kutu. Mitra seksual juga harus diperiksa dan jika perlu diobati l.
Jika ada infeksi selunder bisa diberikan antibioti sistemik atau topikal.
Pedikulosis korporis a.
Desinfestasi kasur, dengan lice spray karena kutu dapat meletakkan kutunya pada sela-sela matras. Pakaian sebaiknya dibuang. Pasien harus diterapi dari kepala hingga kaki dengan insektisida dan ivermectin ivermectin oral seperti pengobatan untuk skabies.
b.
VI.
Jika ada infeksi selunder bisa diberikan antibiotik sistemik atau topikal.
DAFTAR PUSTAKA 1.
Burkhart CN, Burkhart CG. Scabies,other Mites, and Pediculosis. In: Goldsmith LA,
Katz IS, Gilchrest BA,
Leffel DJ,
Wolff K editors.
Fitzpatrick’s
th
Dermatology in General Medicine.8 ed. New York: Mc Graw-Hill Book CO;2012.p. 2573-78 2.
Morel SD, Burkhart Burkhart CN, Burkhart Burkhart CG. Infestation. Infestation. In:.Bolognia, JL, Jorizzo J rd
L, Schaferr Julie V editors. Dermatology. 3 ed. New York: Mosby;2012.p. 1426-29 3.
Habif P Thomas, Campbell J L, Dinulos JGH, Zug KA. Infestation and bites. In: Habif P Thomas, Campbell J L, Dinulos JGH, Zug KA, editors. Skin disease : rd
diagnosis & treatment. 3 ed. Edinburg: Elsevier ;2011.p. 334-38
105
4.
James WD, Berger TG, Elston DM. Parasitic infestation, stings, and bites. In: James WD, Berger TG, Elston DM, editors. Andrew’s Disease of the skin : th
clinical dermatology. 11 ed. Philadelphia:WB Saunder Co;2011.p.414-47 5.
Stough D, Shellabarger S, Quiring Quiring J, at al. al. Efficacy and safety of spinosad and permethrin
cream
rinses
for
pediculosis
capitis
(head
lice).
Pediatric.2009;124:389-95
106