TANAMAN LIDAH BUAYA I. DEFINISI Lidah Buaya atau Aloe vera merupakan sejenis tanaman berduri yang berasal dari daerah kering di Benua Afrika. Menurut sejarahnya, lidah buaya dibawa ke Indonesia oleh bangsa Cina pada abad ke-17. Semula pemanfaatan tanaman tersebut terbatas sebagai tanaman hias, ramuan obat-obat tradisional, dan bahan kecantikan. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan tanaman lidah buaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan. Secara umum, lidah buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri. Berdasarkan hasil penelitian, tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Lidah buaya sering dikenal dengan nama aloe vera atau aloe. Karena penyebarannya yang cukup luas, lidah buaya memiliki nama lokal yang beragam, yang jumlhanya mencapa sekitar 75 nama, di antaranya adalah ghai kunwar, gwar-patha, yaa dam, lou-houey, zambila, dan lain-lain. Kata aloe berasal dari bahasa Arab ”alloeh” yang artinya zat yang pahit dan berkilau, sedangkan kata “vera” dianggap dari bahasa Latin yang bermakna kebenaran. Secara spesifik sebenarnya kata “aloe” menurut badan kesehatan dunia (World Health Organization) digunakan untuk mendefinisikan hasil pengeringan jus daun Aloe vera (L.) Burn. F. Atau A. Ferox Mill dari hasil hibridanya. Aloe vera (L.) Burn. F. Dianggap sinonim dari naman yang sebenarnya, yaitu Aloe barbadensis Mill. Taksonomi tanaman lidah buaya seperti berikut ini : Divisi Sub divisi Klas Famili Ordo Genus Spesies
: Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledoneae : Liliales : Liliaceae : Aloe : Aloe vera
II. MORFOLOGI LIDAH BUAYA Tanaman lidah buaya sangat mudah dikenali. Tanaman menyerupai kaktus tersebut merupakan jenis sukulen atau banyak mengandung cairan. Lidah buaya merupakan tumbuhan yang dapat hidup di tempat yang bersuhu tinggi atau ditanam di pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Ciri-ciri tanaman lidah buaya, antara lain daunnya agak runcing berbentuk taji, tebal, getas, tepinya bergerigi/ berduri kecil; permukaan berbintik-bintik dengan panjang 15-36 cm dan lebar 2-6 cm. a. Batang Tanaman Lidah buaya atau Aloe vera berbatang pendek dan kecil yang dikelilingi oleh pelepah daun. Batangnya tidak terlihat karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya menjadikan anakan. Lidah buaya yang bertangkai panjang juga muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun. Lidah buaya tidak mempunyai cabang. Batang lidah buaya juga dapat disetek untuk perbanyakan tanaman. b. Daun Daun tanaman lidah buaya berbentuk pita dengan helaian yang memanjang. Daun lidah buaya melekat dari bagian bawah batu satu dengan yang lain berhadap-hadapan membentuk struktur khas yang disebut roset. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifat sukulen (banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah atau lendir (gel) yang biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing, permukaan daun dilapisi lilin, dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50 – 75 cm, dengan berat 0,5 kg – 1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling batang bersaf-saf. Pada tepi daun terdapat duri yang tidak terlalu keras, warna daunnya berwarna hijau, dan pada daun yang masih muda terdapat bercak-bercak putih.
c. Bunga Bunga lidah buaya berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunganya berukuran kecil, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga lidah buaya biasanya muncul bila ditanam di pegunungan. d. Akar Akar tanaman lidah buaya berupa akar serabut yang pendekmenyebar ke samping di bagian bawah tanaman. Panjang akar berkisar antara 50–100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya.
III.
SYARAT TUMBUH Lidah buaya dapat tumbuh optimal apabila ditanam atau tumbuh di daerah, sebagai berikut. a. Iklim Tanaman lidah buaya tahan terdapat segala unsur iklim, yaitu suhu, curah hujan, dan sinar matahari. Tanaman ini juga tahan kekeringan, dapat menyimpan air pada daunnya yang tebal, mulut daunnya tertutup rapat sehingga dapat mengurangi penguapan pada musim kering. Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman lidah buaya antara 28°C-32°C. Lidah buaya termasuk tanaman yang efektif penggunaan air, sehingga dapat tumbuh di daerah basah maupun kering. Namun, lidah buaya yang tumbuh di daerah basah rentan terserang cendawan. b. Ketinggian tempat Lidah buaya dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran tinggi sampai daerah dataran tinggi dengan ketinggian 1.500 m di atas permukaan laut, tetapi untuk mendapatkan hasil terbaik sebaiknya lidah buaya dibudidayakan pada daerah yang ketinggiannya kurang dari 1.000 m dpl.
c. Tanah Tanah yang dikehendaki lidah buaya adalah tanah subur, kaya bahan organik, dan gembur. Apabila tanaman ditanam di daerah yang bertanah mineral maupun tanah organik, agar dapat tumbuh dengan baik diperlukan tambahan pupuk. Derajat keasaman atau pH ideal untuk tanaman lidah buaya adalah 5,5 - 6. Tanah yang terlalu asam dapat mengakibatkan tanaman lidah buaya keracunan logam berat, sehingga ujung-ujung daun menjadi kuning seperti terbakar, pertumbuhan terhambat, dan jumlah anakan berkurang. sirkulasi air dan udara selalu dalam keadaan baik sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
IV. JENIS-JENIS LIDAH BUAYA
Karakteristik Tanaman Lidah Buaya
Karakteristik
Aloe barbadensis Miller
Aloe ferox Miller
Aloe perry Baker
Batang
Tidak terlihat jelas
Terlihat jelas (tinggi 3-5 m atau lebih)
Tidak terlihat jelas (lebih kurang 0,5 m)
2.
Bentuk daun
Lebar dibagian bawah, dengan pelepah bagian atas cembung
Lebar di bagian bawah
Lebar di bagian bawah
3.
Lebar daun
6-13 cm
10-15 cm
5-8 cm
4.
Lapisan lilin Pada daun
Tebal
Tebal
Tipis
5.
Duri
Di bagian pinggir daun
Di bagian pinggir dan bawah daun
Di bagian pinggir daun
6
Tinggi bunga (mm)
25-30 (tinggi tangkai bunga 60-100 cm)
35-40
25-30
7
Warna bunga
Kuning
Merah tua hingga jingga
Merah terang
1.
V.
KANDUNGAN GIZI LIDAH BUAYA Senyawa-senyawa kimia lidah buaya disintesis di kulit pelepahnya. Kulit lidah buaya tersusun atas 15-18 lapisan sel yang terletak di antara kloroplas. Lapisan-lapisan tersebut mengandung kristal kalsium oksalat dan magnesium laktat. Kandungan senyawa kimia pelepah lidah buaya lebih dari 200 jenis. Bagian terbesar kandungan jel lidah buaya adalah air (98,5 %) dan kandungan karbohidratnya sebesar 0,3 %. Karbohidrat yang terkandung di dalam jel lidah buaya berupa pektin, hemiselulosa, glukomanan, asemanan, dan derivat manosa. Selain senyawa-senyawa tersebut, jel lidah buaya juga mengandung asam-amino, lipid, sterol (lupeol, camperterol, b-sitoserol), tanin, dan beberapa enzim. Dari beberapa jenis lidah buaya yang dibudidayakan, jenis Aloe barbadensis-lah yang dianggap paling kaya gizi, sehingga jenis tersebut dijuluki Aloe vera sejati. Salah satu indikator penting zat gizi dalam bahan makanan adalah kandungan asam amino. Asam amino merupakan gugus protein yang dalam tubuh memegang peranan penting untuk menjaga metabolisme normal. Bebrapa asam amino yang terkandung dalam lidah buaya termasuk jenis asam amino esensial bagi manusia. Kebutuhan tubuh akan asam amino jenis ini harus didapatkan dari bahan makanan karena tubuh tidak dapat mensitesisnya sendiri atau jumlah produksinya sangat sedikit sehingga tidak memenuhi kebutuhan metabolisme. Kandungan asam amino A.v. barbadensis dan A.v. chinensis dapat dilihat dalam Tabel berikut.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Asam Amino Asam Aspartat Asam Glutamat Alanin Isoleusin*) Fenilalanin*) Treonin*) Prolin Valin*) Leusin*)
Kadar (ppm) Aloe barbadensis 43.00 52.00 28.00 14.00 14.00 31.00 14.00 14.00 20.00
Aloe chinensis 14.37 14.27 1.09 3.72 4.47 5.68 0.07 6.85 8.53
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
VI.
Histidin*) Serin Glisin Metionin*) Lisin*) Arginin Tirosin Triptofan*) Sumber: Edi Wahjono dalam Trubus (2002) *) asam amino esensial
18.00 45.00 28.00 14.00 37.00 14.00 14.00 30.00
5.92 6.35 7.80 1.83 8.27 4.81 3.24 -
MANFAAT LIDAH BUAYA Tanaman lidah buaya memiliki segudang manfaat bagi manusia, antara lain sebagai bahan makanan, bahan kosmetik, bahan industri farmasi, bahan pengobatan tradisional. 1. Sebagai bahan makanan Dewasa ini, banyak industri makanan yang telah memanfaatkan lidah buaya untuk membuat produk-produk seperti nata de aloe, teh lidah buaya, dodol, permen, dan sebagainya. 2. Sebagai bahan kosmetik Sebagai bahan kosmetika, lidah buaya digunakan untuk membuat produkproduk seperti krim cukur, formula pelindung sinar matahari (sun protectin formula), pelembab kulit, pembersih muka, penyegar, masker, lipstik, deodoran, shampoo, dan kondisioner rambut. 3. Sebagai bahan industri farmasi Bagi kegiatan indutri di bidang farmasi, lidah buaya merupakan bahan untuk membuat antibiotik, antiinflamasi dan obat pencahar. 4. Sebagai bahan pengobatan tradisional Dalam ilmu pengobatan tradisional, banyak ramuan menggunakan bahan lidah buaya yang digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyebutkan bahwa lidah buaya dapat dijadikan sebagai obat cacing, luka bakar, bisul, luka bermasalah, amandel, sakit mata, dan keseleo. 5. Mengandung 72 zat yang dibutuhkan oleh tubuh Di antara ke-72 zat yang dibutuhkan tubuh itu terdapat 18 macam asam amino, karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim, hormon, dan zat golongan
obat. Antara lain antibiotik, antiseptik, antibakteri, antikanker, antivirus, antijamur, antiinfeksi, antiperadangan, antipembengkakan, antiparkinson, antiaterosklerosis, serta antivirus yang resisten terhadap antibiotik. Dengan segudang kandungan di dalam lidah buaya, bukan cuma berguna untuk menjaga kesehatan, tetapi juga mampu mengatasi berbagai macam penyakit, seperti menurunkan gula darah pada penderita diabetes dan menurunkan tingginya kolesterol dalam tubuh. 6. Sebagai bahan baku industri pertanian Dalam industri pertanian, lidah buaya dapat digunakan sebagai pupuk, suplemen hidroponik, suplemen untuk media kultur jaringan dan penambah nutrisi pakan ternak.
VII.
KOMPETISI/ DAYA SAING, NILAI EKONOMI dan DATA STATISTIK A. Kompetisi/ Daya Saing Saat ini, persaingan pasar produk lidah buaya belum terasa menyulitkan bagi para petani, dan peluang pasar lidah buaya dianggap besar dengan alasan sebagai berikut. 1.
Lidah buaya segar (setelah dikupas kulitnya) dapat digunakan sebagai obat, bahkan kulitnya pun dapat digunakan sebagai substitusi teh.
2.
Lidah buaya dapat diproses menjadi aneka produk berupa gel, konsentrat/ekstrak, produk-produk makanan dan minuman (nata de aloe, dawet, dodol, dll), atau bubuk yang selanjutnya menjadi bahan baku dalam industri farmasi, kosmetik, dan pupuk daun.
3.
Hingga saat ini pedagang lidah buaya dianggap belum mampu memenuhi permintaan pasar luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Australia secara kontinu.
4.
Pemerintah menganggap lidah buaya sebagai produk unggulan daerah sehingga dapat memberikan jaminan bagi petani mengenai prioritas pengembangannya di masa depan.
B. Nilai Ekonomi Sudah menjadi rahasia umum apabila lidah buaya memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia lidah buaya. Setiap bagian tubuh tanaman lidah buaya dapat menciptakan suatu nilai jual atau nilai ekonomi bagi lidah buaya itu sendiri, seperti : - Gel atau pulp dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman - Kulit lidah buaya dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan teh lidah buaya - Ekstrak lidah buaya dapat dimanfaatkan sebagai bubuk atau powder dan senyawa aktif. Bubuk atau powder dijadikan Spray dried Powder dan Freeze dried Powder. Spray dried Powder dapat dikembangkan di dalam bidang kosmetik, farmasi dan agroindustri, sedangkan Freeze dried Powder dapat dikembangkan di dalam bidang kosmetik, farmasi dan minuman kesehatan. - Konsentrat lidah buaya dapat dikembangkan dalam bidang kosmetik, farmasi dan industri kimia. C. Data Statistik Secara rinci data ekspor lidah buaya dari daerah Pontianak dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel : Ekspor Lidah Buaya dari Pontianak, Indonesia. (Ton) Tujuan
Sep – Des 2000
2001
2002
2003
Total
Malaysia
52.5
206.6
630.1
117.5
1006.7
Hongkong
21.0
92.6
270.0
161.5
545.1
Thailand
0.0
206.5
705.6
278.1
Total
73.5
505.7
1605.7
557.1
1190.2
2742.0
Sumber: Dinas Urusan Pangan Pontianak, 2003
Sedangkan, menurut data dari Badan Pusat Statistik, Perkembangan Produksi Tanaman Biofarmaka menurut Jenis Tanaman (ton), tahun 2008-2010 adalah sebagai berikut :
Jenis
2008
2009
2010
Tanaman
( ton )
( ton )
( ton )
Lidah Buaya
2903
5884
4309
Perkembangan 2008/ 2009
2009/ 2010
(Absolut | %)
(Absolut | %)
2981 | 102,69
-1575 | -26,77
Sumber: Statistik Tanaman Biofarmaka dan Tanaman Hias Indonesia, BPS
VI. TEKNIK BUDIDAYA LIDAH BUAYA Pembiakan lidah buaya dapat dilakukan melalui anakan (umum dilakukan), benih, maupun setek batang. Tanah berdrainase baik, subur dengan bahan organik tinggi dan Pengairan cukup merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pembiakan lidah buaya. A. Pembibitan Anakan yang telah cukup besar, berusia sekitar 1-2 bulan, dipisahkan dari tanaman induk (ditangkarkan). Anakan akan muncul dari tanaman induk pada usia 5-6 bulan. Penjarangan anakan ini sangat penting dilakukan agar tanaman lidah buaya dapat tumbuh besar. Pembibitan dari anakan dapat dilakukan di bedengan atau di polibag. Pembibitan di bedengan dapat dilakukan dengan membuat bedengan berukuran 1-1.5 m x 10 m atau menurut kebutuhan dengan jarak tanam 10 cm x 10 cm. Bedengan harus benar-benar remah agar pertumbuhan akar bibit tidak terganggu. Bibit yang terganggu perkembangan akarnya akibat tanah yang keras tidak akan tumbuh berkembang. Sebelum ditanami bibit, bedengan ditaburi pupuk kandang sebanyak 20 – 40 kg (1-2 karung) per bedeng dan diaduk secara merata. Penaburan kapur pertanian dianjurkan untuk mengurangi serangan cendawan. Penambahan urea sebanyak 7,5 kg per bedeng bisa dilakukan untuk merangsang pertumbuhan bibit. Sedangkan pembibitan di polibag, bisa dilakukan dengan media tanah dicampur pupuk kandang 1 : 1 atau 1 : 2 dan ditambahkan NPK 5 gram per polibag tiap dua minggu. Setelah itu polibag ditaruh di tempat yang cukup teduh namun masih terkena sinar matahari. Saat awal pembibitan merupakan tahap dimana kebutuhan air harus diperhatikan. Bibit mungkin akan berwarna kemerah-merahan karena
belum beradaptasi dengan lingkungan. Dengan pengairan yang cukup, seminggu setelah pembibitan, bibit akan menunjukkan pertumbuhan normal/pulih dari stres lingkungan akibat pemisahan dari induk. Pengairan yang berlebihan harus dicegah karena bibit mudah busuk akibat serangan cendawan pada keadaan lembab. Bibit yang terserang cendawan sebaiknya dibuang agar tidak menular dan tanah disekelilingnya dibuang. B. Penanaman di Lahan Bibit sudah siap ditanaman di lapangan setelah berumur sekitar satu bulan (satu bulan setelah bumbungan/penangkaran). Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah diberi pupuk kandang sekitar 1,5 kg per lubang tanam atau sekitar 20 sampai 30 ton per hektar. Jarak tanam yang dipakai 80 cm x 80 cm atau 80 cm x 70 cm secara zig-zag. Pupuk dasar yang digunakan adalah 10 g urea, 8 g SP-36 dan 9 g KCl per lubang tanaman. Pemberian pupuk susulan dilakukan tiap 3 bulan sebanyak 10 g urea dan 9 g KCl. C. Pemeliharaan Penyulaman di lahan dilakukan setelah tanaman berumur 1-2 MST (minggu setelah tanam), yakni dengan cara mengganti tanaman yang mati atau kurang baik pertumbuhannya dengan tanaman baru. Penyiangan (pembersihan gulma) dilakukan sesuai kebutuhan, yaitu ketika pertumbuhan gulma mulai banyak dan mengganggu tanaman. Penyiangan pada tanaman lidah buaya sangat penting dilakukan karena peertumbuhan gulma yang cenderung pesat dan menganggu tanaman. Daun-daun bagian bawah yang telah berwarna kekuningan dan daun yang terserang penyakit perlu dibuang. Daun dijaga agar tidak sampai tertimbun tanah yang akan menyebabkan busuk akibat serangan cendawan. Pengairan perlu dilakukan ketika lahan terlihat kering (lama tidak turun hujan). Pengairan yang telat akan menyebabkan tanaman layu dan daun berubah warna kuning kemerahan yang memerlukan waktu agar pulih kembali. D. Hama dan Penyakit Hama yang menyerang lidah buaya relatif sedikit. Terkadang ulat atau belalang menyerang daun lidah buaya. Pada keadaan lembab sering juga ditemui
hama yang menyerang akar dan batang lidah buaya, terutama saat pembibitan. Sedangkan
penyakit
yang
menyerang
terutama
busuk
basah
akibat
cendawan/bakteri pada daun. Penyemprotan pestisida hanya dilakukan bila serangan hama dan penyakit cukup mengganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Lidah_Buaya. Diakses tanggal 29 Februari 2012 Anonymous,
2012.
http://www.witular.com/2011/01/manfaat-lidah-buaya-untuk-wajah-
rambut.html. Diakses tanggal 29 Februari 2012 Anonymous, 2012. http://www.scribd.com/doc/48850737/Lidah-buaya. Diakses tanggal 29 Februari 2012 Anonymous,
2012.
http://n1nt1.blogspot.com/2011/04/lidah-buaya-tanaman-ajaib.html.
Diakses tanggal 29 Februari 2012 Anonymous, 2012. http://eritristiyanto.wordpress.com/2010/03/28/mengenal-tanaman-lidahbuaya/. Diakses tanggal 29 Februari 2012 Anonymous,
2012.
(http://bp4kkabsukabumi.net/index.php/Hortikultura/Budidaya-Lidah-
Buaya.html). Diakses tanggal 29 Februari 2012
Badan Pusat Statistik. 2011. Perkembangan Beberapa Indicator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia. Badan Pusat Statistic : Jakarta Purwaningsih, Dyah. 2008. Makalah Prospek Dan Peluang Usaha Pengolahan Produk Aloe vera. Hlm 6. Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Gajah Mada University Press.Yogyakarta. 447 hlm.